Anda di halaman 1dari 11

RUBRIK

SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN)

Untuk membantu memahami tentang materi SKN, silakan jawablah pertanyaan pada kolom jawaban
berikut, jawablah dengan jawaban yg efektif yang memudahkan untuk menangkap maksud dari
masing-masing pertanyaan.

Item Jawaban
Konsep ---------------------------------------------------------------
Sistem Kesehatan Sistem kesehatan nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
Nasional (SKN) kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia
secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya
(Perpres 72/2012 Pasal 1 dan 2).
Pembangunan Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
Kesehatan komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada : 1)
Perikemanusiaan, 2) Pemberdayaan dan kemandirian, 3) Adil dan merata,
serta 4) Pengutamaan dan manfaat.

(KEPMENKES No. 374/MENKES/SK/V/2009).


Peraturan yang Peraturan yang mengatur tentang SKN antara lain:
mengatur tentang  SKN 1982, yaitu KEPMENKES Nomor 99a/MENKES/SK/III/1982 tentang
SKN Berlakunya SKN.
 SKN 2004, yaitu KEPMENKES Nomor 131/MENKES/SK/II/2004 tentang
Sistem Kesehatan Nasional
 SKN 2009, yaitu KEPMENKES RI Nomor 374/MENKES/SK/V/2009, serta UU
36 tahun 2009 Pasal 167 (4) tentang Kesehatan
 SKN 2012, yaitu PERPRES Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional
 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) 2005-2025
 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan ( RPJP-K)
2005-2025
Fungsi SKN SKN memiliki 4 fungsi pokok yaitu :
 Pelayanan kesehatan
 pembiayaan kesehatan
 penyediaan sumber daya
 Stewardship/ regulator
Landasan SKN  Landasan idiil, yaitu Pancasila
 Landasan konstitusional, yaitu UUD 1945, khususnya :
a. Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.
b. Pasal 28 B ayat (2); setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang.
c. Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia.
d. Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan, dan
ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat.
e. Pasal 34 ayat (2); negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memperdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan, dan ayat (3); negara
bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
 Landasan operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan
perundangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan
pembangunan kesehatan.

(KEPMENKES No. 374/MENKES/SK/V/2009).


Asas Pembangunan Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan asas atau mendasarkan
Kesehatan pada :
 Perikemanusian
Pembangunan kesehatan harus berlandaskan pada prinsip
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga kesehatan perlu
berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, dan selalu menerapkan
prinsip perikemanusiaan dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
 Pemberdayaan dan Kemandirian
Setiap orang dan masyarakat bersama dengan pemerintah berperan,
berkewajiban, dan bertanggung-jawab untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, dan
lingkungannya. Pembangunan kesehatan harus mampu membangkitkan
dan mendorong peran aktif masyarakat. Pembangunan kesehatan
dilaksanakan dengan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan
dan kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa dan semangat solidaritas
sosial serta gotong-royong.
 Adil dan Merata
Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa
memandang suku, golongan, agama, dan status sosial ekonominya. Setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan kembang, serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
 Pengutamaan dan Manfaat
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan perorangan atau golongan.
Upaya kesehatan yang bermutu diselenggarakan dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus lebih
mengutamakan pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Pembangunan kesehatan diselenggarakan berlandaskan pada
dasar kemitraan atau sinergisme yang dinamis dan tata penyelenggaraan
yang baik, sehingga secara berhasil guna dan bertahap dapat memberi
manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, beserta lingkungannya. Pembangunan kesehatan diarahkan
agar memberikan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain:
ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, dan masyarakat miskin. Perlu
diupayakan pembangunan kesehatan secara terintegrasi antara Pusat dan
Daerah dengan mengedepankan nilai-nilai pembangunan kesehatan,
yaitu: a) Berpihak pada Rakyat, b) Bertindak Cepat dan Tepat, c)
Kerjasama Tim, d) Integritas yang Tinggi, dan e) Transparansi serta
Akuntabilitas.

(Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang


Pembangunan Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025).
Asas/dasar SKN Dalam penyelenggaraan, SKN perlu mengacu pada dasar – dasar sebagai
berikut :
 Hak Asasi Manusia (HAM)
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasioanl dalam Pembukaan Undang
– Undang Dasar 1945, yaitu untuk meningkatkan kecerdasan bangsa dan
kesejahteraan rakyat, maka setiap penyelenggaraan SKN berdasarkan
pada prinsip hak asasi manusia. Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28 H
ayat 1 antara lain menggariskan bahwa setiap rakyat berhak atas
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi – tingginya tanpa membedakan suku, golongan, agama,
jenis kelamin, dan status social ekonomi. Setiap anak dan perempuan
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
 Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis
SKN akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya apabila terjadi
koordinasi, integrase, sinkronisasi, dan sinergisme (KISS), bai kantar
pelaku, antar subsistem SKN, maupun dengan system serta subsistem lain
di luar SKN. Dengan tatanan ini, maka system atau seluruh sector terkait,
seperti pembangunan prasarana, keuangan dan Pendidikan perlu
berperan Bersama dengan sector kesehatan untuk mencapai tujuan
nasional. Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan
menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah
dan masyarakat, termasuk swasta dengan mendayagunakan potensi yang
dimiliki masing – masing. Kemitraan tersebut diwujudkan dengan
mengembangkan jejaring yang berhasil guna dan berdaya guna, agar
diperoleh sinergisme yang lebih mantap dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya.
 Komitmen dan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi, dukungan, dan
kerjasama yang baik dari para pelaku untuk menghasilan tata
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang baik (good governance).
Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis,
berkepastian hokum, terbuka (transparan), rasional, professional, serta
bertanggung – jawab dan bertanggung – gugat (akuntabel).
 Dukung Regulasi
Dalam menyelenggarakan SKN, diperlukan dukungan regulasi berupa
adanya berbagai peraturan perundangan yang mendukung
penyelenggaraan SKN dan penerapannnya (law enforcement).
 Antisipatif dan Pro Aktif
Setiap pelaku pembangunan kesehatan harus mampu melakukan
antisipasi atas perubahan yang akan terjadi, yang didasarkan pada
pengalaman masa lalu atau pengalaman yang terjadi di negara lain.
Dengan mengacu pada antisipasi tersebut, pelaku pembangunan
kesehatan perlu lebih proaktif teerhadap perubahan lingkungan strategis
baik yang bersifat internal maupun eksternal.
 Responsif Gender
Dalam penyeleneggaraan SKN, setiap penyusunan rencana kebijakan dan
program serta dalam pelaksanaan program kesehatan harus menerapkan
kesetaraan dan keadilan gender. Kesetaraan gender dalam
pembanngunan kesehatan adalah kesamaan kondisi bagi laki – laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak – hak nya sebagai
manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan
pembangunan kesehatan serta kesamaan dalam memperoleh manfaat
pembangunan kesehatan. Keadilan gender adalah suatu proses untuk
menjadi adil terhadap laki – laki dan perempuan dalam pembangunan
kesehatan.
 Kearifan Lokal
Penyelenggaraan SKN di daerah harus memperhatikan dan menggunakan
potensi daerah yang secara positif dapat meningkatkan hasil guna dan
daya guna pembangunan kesehatan, yang dapat diukur secara kuantitatif
dan meningkatnya peran serta masyarakat dan secara kualtatif dari
meningkatnya kualitas hidup jasmani dan rohani. Dengan demikian
kebijakan pembangunan daerah di bidang kesehatan harus sejalan
dengan SKN, waaupun dalam prakteknya, dapat disesuaikan dengan
potensi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat di daerah terutama
dalam penyediaan pelayanan kesehatan dasar bagi rakyat.
(KEPMENKES No. 374/MENKES/SK/V/2009).
Kedudukan SKN Kedudukan SKN meliputi :
 Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Penyelenggaraan Negara. SKN bersama dg
berbagai subsistem lain, diarahkan untuk mencapai Tujuan Bangsa
Indonesia seperti yg tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu
melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yg
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
 Kedudukan SKN terhdap Sistem Nasional lain
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidak
hanya menjadi tanggungjawab sector kesehatan, melainkan juga
tanggungjawab dari berbagai sektor lain terkait yang terwujud dalam
berbagai bentuk sistem nasional. Dengan demikian, SKN harus
berinteraksi secara harmonis dengan berbagai sistem nasional tsb, seperti
:
a. Sistem Pendidikan Nasional
b. Sistem Perekonomian Nasional
c. Sistem Ketahanan Pangan Nasional
d. Sistem Hankamnas, dan
e. Sistem-sistem nasional lainnya
Dalam keterkaitan dan interaksinya, SKN harus dapat
mendorong kebijakan dan upaya dari berbagai sistem nasional sehingga
berwawasan kesehatan. Dalam arti sistem-sistem nasional tsb
berkontribusi positif terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.
 Kedudukan SKN terhadap Sistem Kesehatan Daerah (SKD)
Untuk menjamin keberhasilan pembangunan kesehatan di daerah perlu
dikembangkan SKD. Dalam kaitan ini kedudukan SKN merupakan
suprasistem dari SKD. SKD menguraikan secara spesifik unsur – unsur
upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia
kesehatan, sumber daya obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan
masyarakat dan manajemen kesehatan sesuai dengan potensi dan kondisi
daerah. SKD merupakan acuan bagi berbagai pihak dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah.
 Kedudukan SKN terhadap berbagai sistem kemasyarakatan termasuk
swasta
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan
sistem nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun
dalam berbagai sistm kemasyarakatan. Di pihak lain, berbagai sistem
kemasyarakatan merupakan bagian integral yg membentuk SKN. Dalam
kaitan ini SKN merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang
dipergunakan sebagai acuan utama dalam mengembangkan perilaku dan
lingkungan sehat serta berperan aktif masyarakat dalam berbagai upaya
kesehatan. Sebaliknya sistem nilai dan budaya yang hidup di masyarakat
harus mendapat perhatian dalam SKN. Keberhasilan pembangunan
kesehatan juga ditentukan oleh peran aktif swasta. Dalam kaitan ini
potensi swasta merupakan bagian integral dari SKN. Untuk keberhasilan
pembangunan kesehatan perlu digalang kemitraan yang setara, terbuka
dan saling menguntungkan dengan berbagai potensi swasta. SKN harus
mewarnai potensi swasta sehingga sejalan dengan tujuan pembangunan
nasional yang berwawasan kesehatan.

(KEPMENKES No. 374/MENKES/SK/V/2009).


Subsistem SKN Subsistem SKN meliputi :
 Subsistem Upaya Kesehatan
Subsistem Upaya Kesehatan merupakan tatanan yang menghimpun
berbagai upaya kesehatan masyasrakat (UKM) dan upaya kesehatan
perorangan (UKP) secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya.
a. Upaya Kesehatan Masyarakat meliputi :
– Kegiatan meningkatkan kesehatan di masyarakat.
– Promosi kesehatan, pemberantasan penyakit menular,
kesehatan jiwa, penyehatan lingkungan, dan lainnya.
b. Upaya Kesehatan Perorangan meliputi :
– Kegiatan meningkatkan dan memulihkan kesehatan
perorangan.
– Promosi kesehatan, pengobatan rawat jalan, pengobatan
rawat inap, pemulihan kecacatan perorangan.
 Subsistem Pembiayaan Kesehatan
Subsistem Pembiayaan Kesehatan merupaka tatanan yang menghimpun
berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan sumber
daya keuangan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesmas yang setinggi – tingginya. Terdapat 3 unsur
utama subsistem pembiayaan kesehatan, yaitu:
a. Penggalian dana (asuransi, pajak, bantuan luar negeri)
b. Alokasi dana
c. Pembelanjaan dana
 Subsistem SDM Kesehatan
Subsistem SDM Kesehatan merupakan tatanan yg menghimpun berbagai
upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan, serta pendayagunaan
tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna mencapai
derajat kesehatan masyarakat setinggi – tingginya. Terdapat 3 unsur
utama subsistem SDM kesehatan, yaitu:
a. Perencanaan tenaga kesehatan
b. Pendidikan dan tenaga kesehatan
c. Pendayagunaan tenaga kesehatan
 Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
Subsistem kesehhatan ini meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin :
aspek keamanan, khasiat/kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi alat
kesehatan, dan makanan yang beredar; ketersediaan, pemerataan, dan
keterjangkauan obat, terutama obat esensial; perlindungan masyarakat
dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat; penggunaan obat
yang rasional; serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui
pemanfaatan sumber daya dalam negeri.
 Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan
Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan merupakan tatanan yg
menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh
pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan penerapan iptek,
serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling
mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi
– tingginya. Terdapat 4 unsur utama Subsistem Manajemen dan Informasi
Kesehatan, yaitu:
a. Administrasi kesehatan
b. Informasi kesehatan
c. Iptek kesehatan
d. Hukum kesehatan
 Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
Subsistem Pemberdayaan Masyarakat merupakan tatanan yang
menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok, dan masyarakat
umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya.
Terdapat 2unsur utama Subsistem Pemberdayaan Masyarakat, yaitu:
a. Pemberdayaan perorangan (PHBS untuk individu)
b. Pemberdayaan kelompok dan masyarakat umum
(kelompok di masyarakat termasuk swasta)

(KEPMENKES No. 374/MENKES/SK/V/2009).


Penyelenggaraah ---------------------------------------------------------------
SKN
Nilai-nilai yang Pengelolaan dan penyelenggaraan pembangunan kesehatan dilakukan
diterapkan dlm dengan memperhatikan nilai – nilai :
pengelolaan & Prorakyat
penyelenggaraan Inklusif
SKN Responsif
Efektif
Bersih

(Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012


Tentang Sistem Kesehatan Nasional).
Komponen ---------------------------------------------------------------
penyelenggaraan
SKN
Input (masukan) Input (masukan) dalam SKN meliputi :
 Subsistem sumber daya manusia
 Subsistem pembiayaan kesehatan
 Subsistem sediaan farmasi
 Alat kesehatan dan makanan

(Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012


Tentang Sistem Kesehatan Nasional).
Proses Proses dalam SKN meliputi :
 Subsistem upaya kesehatan
 Subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan
 Subsistem pemberdayaan masyarakat
 Subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan

(Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012


Tentang Sistem Kesehatan Nasional).
Output (luaran) Output (keluaran) dari SKN adalah terselenggaranya pembangunan
kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, bermutu, merata, dan
berkeadilan.

(Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012


Tentang Sistem Kesehatan Nasional).
Lingkungan Lingkungan SKN meliputi :
 Berbagai keadaan yang menyangkut ideologi, politik, ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan
baik nasional, regional maupun global, dan tingkat fisik/alam yang
berdampak terhadap pembangunan kesehatan.
 Pancasila
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Wawasan Nusantara
 Ketahanan Nasional merupakan landasan bagi penyelenggaraan SKN.

(Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012


Tentang Sistem Kesehatan Nasional).

Pelaku Pelaku penyelenggaraan SKN adalah


penyelenggaraan  Masyarakat : LSM, media, orang profesi, akademisi,
SKN masyarakat umum.
 Pemerintah : pusat, provinsi, kabupaten/kota
 Badan legislative : pusat dan daerah
 Badan yudikatif : menegakkan hukum dan peraturan
Pelaku Pelaku penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah :
penyelenggaraan  Individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi tokoh masyarakat,
pembangunan lembaga swadaya masyarakat, media massa, organisasi profesi,
Kesehatan akademisi, praktisi, serta masyarakat luas termasuk swasta, yang
berperan dalam advokasi, pengawasan sosial, dan penyelenggaraan
berbagai pelayanan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan
kemampuan masing-masing.
 Pemerintah, baik Pemerintah maupun Pemerintah Daerah berperan
sebagai penanggungjawab, penggerak, pelaksana, dan pembina
pembangunan kesehatan dalam lingkup wilayah kerja dan kewenangan
masing-masing. Untuk Pemerintah, peranan tersebut ditambah dengan
menetapkan kebijakan, standar, prosedur, dan kriteria yang digunakan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
daerah.
 Badan Legislatif, baik di pusat maupun di daerah, yang berperan
melakukan persetujuan anggaran dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, melalui penyusunan produk-
produk hukum dan mekanisme kemitraan antara eksekutif dan legislatif.
 Badan Yudikatif, termasuk kepolisian, kejaksaan dan kehakiman berperan
menegakan pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang kesehatan.
 Sektor swasta yang memiliki atau mengembangkan industri kesehatan
seperti industri farmasi, alat-alat kesehatan, jamu, makanan sehat,
asuransi kesehatan, dan industri pada umumnya. Industri pada umumnya
berperan besar dalam memungut iuran dari para pekerja dan menambah
iuran yang menjadi kewajibannya.
 Lembaga pendidikan, baik pada tingkat sekolah dasar sampai tingkat
perguruan tinggi, baik milik publik maupun swasta. Sebagian besar
masalah kesehatan berhubungan dengan perilaku dan pemahaman.
Pendidikan memegang kunci untuk menyadarkan masyarakat akan
berbagai risiko kesehatan dan peran masyarakat dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

(Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012


Tentang Sistem Kesehatan Nasional).
Alur Pikir Rencana
Pembangunan
Kesehatan dan
Sistem Kesehatan
Nasional
(Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
Tentang Sistem Kesehatan Nasional).
Gambaran Unsur-
unsur
Pembangunan
Kesehatan dan
Subsistem SKN
serta Tata
Hubungannya dan
Lingkungan
Strategis yang
Mempengaruhi
SKN.

Penjelasan gambar tersebut sebagai berikut :


 Dalam gambar tersebut tampak subtansi unsur-unsur pembangunan
kesehatan pada umumnya meliputi :
a. Derajat kesehatan masyarakat
b. Upaya kesehatan termasuk fasilitas pelayanan kesehatan
c. Pemberdayaan masyarakat
d. Manajemen kesehatan
e. Sumber daya kesehatan
f. Penelitian dan pengembangan kesehatan
g. Lingkungan sehat
 Ketujuh subsistem SKN dalam gambar tersebut termaksud dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a. Subsistem upaya kesehatan termasuk fasilitas pelayanan
kesehatan tampak dalam unsur upaya kesehatan
b. Subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan tampak
dalam unsur penelitian dan pengembangan kesehatan
c. Subsistem pembiayaan kesehatan
d. Subsistem sumber daya kesehatan
e. Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan,
tampak dalam unsur sumber daya kesehatan
f. Subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
tampak dalam unsur manajemen kesehatan.
g. Subsistem pemberdayaan masyarakat tampak dalam unsur
pemberdayaan masyarakat
 Lingkungan strategis yang mempengaruhi pembangunan kesehatan dan
SKN meliputi lingkungan :
a. Fundamen moral kemanusiaan
b. Sosial, agama, dan budaya, termasuk perubahan sosial budaya
c. Politik dan hukum
d. Ekonomi
e. Ilmu dan teknologi
f. Fisik dan biologi
 Unsur lingkungan sehat sebagai salah satu unsur pembangunan
kesehatan dalam gambar tersebut, substansinya terutama terdapat di
subsistem upaya kesehatan dan subsistem pemberdayaan masyarakat.

(Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012


Tentang Sistem Kesehatan Nasional).

Sumber Pustaka :

IKHBAR. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhikinerjapegawaidipuskesmassamatigakecamatan


Samatigakabupatenaceh Barat. Jurnal, 45, 22–29.

Depkes. (2009). Sistem Kesehatan Nasional.

Depkes. (2009). Sistem Kesehatan Nasional.

Skn, D. L. (2012). Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72.

Kementrian Kesehatan RI. (2008). Naskah Akademik UU Rumah Sakit [Academic Review on Hospital
Law]. (December 12), 1–53. Retrieved from
http://www.hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/Naskah_Akademik_RUU_Rumah_Saki
t.pdf

RI, Menkes. (2009). Kepmenkes 2009 SKN.pdf.

Depkes RI. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai