Anda di halaman 1dari 36

 

LAPORAN AKHIR

Sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Tangga


dan Uji coba perangkat K3 dalam upaya menciptakan budaya K3 di
Masyarakat di Wilayah Kelurahan Balearjosari dan Kelurahan Pandanwangi
Kota Malang
 

          

Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan Dan Pembangunan Jawa Timur


Kantor : Perum Karanglo indah i/4 Malang
Telp : 0341 – 414450, 0341 – 414451

2016


 
I. PENDAHULUHAN

1. LATAR BELAKANG

Indonesia telah mempunyai Undang-Undang tentang keselamatan kerja, yaitu UU No.


1/1970. Ruang lingkup UU tersebut mencakup keselamatan kerja di semua tempat kerja,
baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air maupun diudara, yang berada
di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Tempat kerja yang dimaksud adalah
setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga
kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber bahaya sebagaimana dirinci dalam pasal 2. Merujuk definisi
tersebut, rumah tinggal termasuk tempat kerja karena didalamnya terdapat pekerja (PRT),
kegiatan usaha (jasa kebersihan) dan sumber bahaya kerja (alat tajam, bahan beracun,
listrik, api, dsb).

Mungkin sebagian besar masyarakat menganggap bahwa rumah tinggal adalah tempat
yang paling aman, padahal disitu ada bahaya dan resiko yang ditimbulkan akibat kerja.
Banyak kecelakaan kerja yang tidak saja merugikan dan berakibat langsung bagi PRT,
tetapi juga pada majikan dan keluarganya, seperti kebakaran rumah, konsleting listrik,
tabung gas, bahan beracun, senjata tajam, kondisi lantai licin, kriminal (pencurian,
penipuan dan perampokan), dsb. Bagi PRT, kecelakaan kerja akan sangat merugikan,
mungkin akan kehilangan pekerjaan atau pendapatan, karena sampai saat ini belum ada
jaminan perlindungan kesehatan atau kecelakaan kerja.

Sampai saat ini, budaya K3 hanya terbatas pada sektor pekerjaan formal seperti
perkantoran, pabrik-pabrik besar, konstruksi, bengkel dan tempat kerja yang
mendapatkan pengawasan ketenagakerjaan. Namun untuk sektor pekerjaan informal,
seperti UKM, PKL, home industry, pertanian, peternakan, perikanan termasuk rumah
tangga, pelaksanaan dan pengawasan K3 masih menjadi tantangan karena keterbatasan
tenaga dan sumber daya pengawas tenaga kerja. Karena itu perlu didorong untuk
memperluas budaya K3 di masyarakat untuk menghindari kerugian akibat kecelakaan
kerja, salah satunya adalah sektor pekerjaan rumah tangga.

Upaya menciptakan budaya K3 sektor rumah tangga tidak dapat dilakukan secara formal
seperti yang dilakukan pada perusahaan, tetapi perlu pendekatan lain yang bersifat
informal dan partisipatif. Kantor ILO (Organisasi Perburuhan Internasional) sedang
mengembangkan perangkat bernama WIDE (Work Improvement in Domestic
Environment - perbaikan kerja dilingkungan rumah tangga). Pendekatan dan metode
monitoring dilakukan secara mandiri dan perbaikan dilakukan sukarela dengan
menggunakan perangkat checklist (daftar periksa).

2. TUJUAN
Tujuan jangka panjang dari kegiatan uji coba perangkat K3 rumah tangga adalah
menciptakan budaya K3 dilingkungan masyarakat, dengan tujuan khusus sebagai berikut:
 Mensosialisasikan dan melakukan uji coba perangkat K3 sektor rumah tangga
 Mendapatkan umpan balik dan masukan untuk perbaikan lebih lanjut serta
mendokumentasi temuan-temuan terkait tantangan dan praktek terbaik.

 
3. STRATEGI
 Sosialisasi perangkat K3. Sebanyak 30 peserta terdiri dari 15 majikan dan PRTnya
akan diundang dalam lokakarya mini yang. Lokakarya tersebut bertujuan menjelaskan
perangkat K3 rumah tangga (WIDE) melalui pemaparan dan praktek serta proses
diskusi tentang cara menggunakan daftar periksa (checklist) monitoring mandiri.
Fasilitator pelatihan dari ILO dan community organizer yang telah mengikuti training
of trainer tentang K3 sektor rumah tangga.
 Menetapkan aksi perbaikan. Pada akhir sesi lokakarya, majikan dan PRTnya akan
mengidentifikasi poin-poin yang perlu diperbaiki dan mendiskusikan tentang rencana
aksi 3 poin perbaikan dengan prinsip MUDAH dilakukan, berbiaya MURAH dan cara
CERDAS. Rencana aksi ini akan dikumpulkan dan ditindaklanjuti dengan pemantuan
adanya perubahan perbaikan selama proses uji coba.
 Pelaksanaan Monitoring. Berdasarkan rencana aksi yang telah dikumpulkan, tim
monitoring akan melakukan kunjungan atau menanyakan tentang perkembangan
apakah perbaikan telah dilakukan sesuai rencana atau belum? Jika belum dilakukan,
perlu diketahui juga tantangannya atau usulan solusi perbaikan. Monitoring akan
dilakukan dengan form seperti yang tercantum dalam buku panduan.
 Evaluasi. Pada akhir periode uji coba, dokumentasi temuan termasuk tantangan dan
praktek terbaik akan dipresentasikan dalam sebuah lokakarya dan hasilnya akan
dibagikan secara luas untuk menciptakan budaya K3 rumah tangga di masyarakat.

4. OUTPUT
 Perangkat K3 rumah tangga diujicobakan di RW IV Kelurahan Balearjosari dan
Kelurahan Pandanwangi, Kota Malang
 Dokumentasi temuan termasuk umpan balik dan masukan untuk perbaikan

5. PESERTA
Peserta yang akan terlibat dalam kegiatan ini adalah :
Kelurahan Balearjosari Kelurahan Pandanwangi
Disnaker Kota Malang : 1 orang Disnaker Kota Malang : 1 orang
Disnaker Kab Malang : 1 orang Lurah Pandanwangi : 1 orang
Lurah Balearjoasri : 1 orang Ketua RW 8 : 1 orang
Ketua RW IV : 1 orang Ketua RW 7 : 1 orang
PRT : 15 orang PRT dari RW 7 : 10 orang
Pengguna Jasa PRT : 15 orang PRT dari RW 8 : 10 orang
ILO : 1 orang Pengguna Jasa PRT : 10 orang
LPKP : 6 orang LPKP : 6 orang
Jumlah : 41 orang Jumlah : 40 orang

6. WAKTU DAN TEMPAT


Kelurahan Balearjosari Kelurahan Pandanwangi
Hari/Tgl : Minggu, 28 Februari 2016 Hari/Tgl : Minggu, 20 Maret 2016
Jam : 09.00 – 14.00 Jam : 09.00 – 14.00 WIB
Tempat : Balai RW IV Perumahan Tempat : Balai RW 8, Kelurahan
Karanglo Indah, Kelurahan Balearjosari, Pandanwangi, Kecamatan Blimbing
Kota Malang Kota Malang


 
7. AGENDA

JAM Kegiatan PIC


09.00-09.30 Registrasi
09.30-09.40 Pembukaan oleh Disnaker/LPKP Anwar Sholihin
09.40-10.00 Pemaparan: Irfan Afandi (IA)
 Keselamatan & Keshatan Kerja dalam Rumah
Tangga
 Perangkat Monitoring Mandiri
10.00-12.00 Praktek melakukan monitoring (Coffee break) IA/AS/UQ
12.00-13.00 ISHOMA
13.00-14.00 Menyusun Rencana aksi IA/AS
14.00-14.15 Penutup


 
II. PROSES DAN HASIL

1. Kegiatan sosialisasi K3 di Kelurahan Balearjosari


Pada 28 Februari 2016, ILO (International Labour Organization) bersama dengan LPKP
melaksanakan kegiatan sosialisasi yang ditujukan kepada para pekerja rumah tangga dan
majikan khususnya para pekerja rumah tangga yang bekerja di Perumahan Karanglo
Indah. Acara ini bertujuan mensosialisasikan pentingnya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dalam lingkungan kerja khususnya rumah tangga serta melakukan uji coba
pengaplikasian K3 tersebut guna menciptakan budaya K3 pada masyarakat. Kegiatan
dilaksanakan di Balai RW IV Perumahan Karanglo Indah, Kecamatan Blimbing, Kota
Malang.

Kegiatan diawali dengan penyampaian


sambutan dari Bapak Anwar Solihin, selaku
Direktur LPKP. Beliau menerangkan bahwa
pekerja rumah tangga juga merupakan
pekerjaan yang layak dan perlu
mengaplikasikan K3 dalam pekerjaan sehari-
hari. Kemudian acara dilanjutkan dengan
sambutan dari perwakilan Disnakertrans
(Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi)
Kota Malang, Bapak Hendro, yang nantinya
diharapkan bisa membuka kegiatan sosialisasi ini. Bapak Hendro menyampaikan bahwa
selama ini, pengawasan K3 yang dilakukan Disnakertrans lebih difokuskan pada industri-
industri formal, seperti pabrik, hotel, SPBU, dan lain-lain. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya pengawas yang bertugas sehingga terdapat kesulitan untuk melakukan
pengawasan untuk sektor informal misalnya pekerja rumah tangga. Beliau juga
menyinggung mengenai pentingnya K3 pada pekerja rumah tangga. Jika PRT
mengabaikan K3, maka dampaknya akan menjadi sangat besar, meskipun hal tersebut
merupakan hal yang sepele, misalnya, ketika PRT lupa mematikan kompor, maka akan
muncul kemungkinan terjadinya ledakan atau kebakaran.

Memasuki acara inti, Bapak Irfan selaku perwakilan dari ILO, mengawali dengan
memberikan ilustrasi mengenai apa yang dimaksud dengan K3. Bapak Irfan
mengibaratkan K3 adalah “jika berangkat utuh, pulang juga utuh, dan jika berangkat
sehat, maka pulang juga sehat”. Beliau kemudian menambahkan bahwa pengertian K3
sendiri adalah kondisi dimana pekerja terjamin keselamatan dan kesehatannya karena
setiap pekerjaan yang dilakukan memiliki risiko masing-masing. Jika pada umumnya
pengawasan K3 yang dilakukan adalah dengan mencari ‘kesalahan-kesalahan’ dari
lingkungan kerja, maka K3 pada rumah tangga adalah mencari hal-hal baik supaya bisa
dijadikan contoh bagi yang lain.

Sudah banyak sekali contoh mengenai kecelakaan-kecelakaan kerja dalam rumah tangga.
Beberapa diantaranya seperti anak majikan yang mengalami keracunan, kompor meledak
yang kemudian membakar beberapa rumah sekaligus, dan lain lain. Bahkan terdapat
suatu artikel yang menyebutkan bahwa masakan rumah tangga merupakan penyebab
tertinggi dari keracunan. Oleh karena itu, K3 juga perlu diaplikasikan pada rumah tangga.

 
Pada lingkungan kerja manapun, tentunya
terdapat bahaya dan risiko masing-masing,
begitu juga pada lingkungan rumah tangga.
Contoh dari bahaya pada lingkungan
rumah tangga adalah seperti pisau, gas
LPG, listrik, dan lain-lain. Jika tidak
dipahami penggunaannya, maka bahaya
tersebut dapat menjadi suatu risiko.
Misalnya seperti gas yang berisiko
mengalami kebakaran, atau pisau yang
berisiko melukai badan. Maka dari itu,
perlu dilakukan pencegahan atau pengendalian akan terjadinya hal-hal yang berisiko
tersebut. Salah satu upaya pencegahan atau pengendalian yang dapat dilakukan adalah
dengan mengganti barang-barang yang serupa menjadi barang yang lebih aman, atau
menempatkan barang-barang tersebut pada tempat yang aman.

Indonesia telah mengatur keselamatan dan kesehatan kerja dalam perundangan. Beberapa
diantaranya adalah UU No. 23 Tahun 1948 mengenai pengawasan perburuhan, UU No. 1
Tahun 1970 mengenai keselamatan kerja, dan UU No. 3 Tahun 1992 mengenai jaminan
sosial tenaga kerja. Namun undang-undang yang telah disebutkan belum bisa menjangkau
sektor pekerja rumah tangga, karena, sebagian besar pekerjaan PRT merupakan pekerjaan
informal, terdapat keterbatasan pengawasan ketenagakerjaan, serta tempat kerja PRT
terletak pada ranah privasi.

WIDE – Perbaikan Kerja dan K3 di Lingkungan Rumah Tangga


Perbaikan kerja dan pengaplikasian K3 yang dilakukan di lingkungan rumah tangga
terbagi menjadi 3 poin. Poin pertama adalah perangkat monitoring mandiri yang mudah
diterapkan. Dalam hal ini, PRT diharapkan dapat menjadi pengawas bagi diri sendiri.
Poin kedua adalah mendorong pekerja menentukan prioritas dan melakukan perbaikan
secara sukarela. Dalam hal ini, PRT diminta untuk menentukan sendiri tentang perbaikan-
perbaikan yang perlu dilakukan yang kemudian dijadikan sebagai prioritas tindakan.
Kemudian poin terakhir adalah mengembangkan pikiran positif. Monitoring yang
dilakukan tidak difokuskan pada pencarian ‘kesalahan’, namun lebih pada mencari hal-
hal positif dari suatu benda untuk kemudian disebarkan kepada orang lain.

Setiap peserta mendapatkan buku yang merupakan daftar periksa mengenai pembinaan
perbaikan K3 ini. Di dalam buku terdapat daftar-daftar tindakan yang ditujukan pada
majikan serta PRT untuk melakukan monitoring secara mandiri. Tindakan-tindakan
tersebut terbagi dalam beberapa kelompok checklist, yaitu penanganan dan penyimpanan
material, disain tempat kerja, keamanan mesin dan peralatan kerja, lingkungan fisik,
fasilitas kesejahteraan, upah dan manfaat, komunikasi dan hak sukses, serta situasi kerja
pekerja rumah tangga anak. Dalam setiap kelompok checklist, akan terdapat beberapa
pertanyaan dengan pilihan jawaban “YA”, “TIDAK”, dan “PRIORITAS”. Jika
pertanyaan tersebut tidak membutuhkan perbaikan, maka cara menjawab adalah dengan
memberi tanda pada kolom “TIDAK”. Jika mengusulkan ada sesuatu yang perlu


 
diperbaiki, maka memberi tanda pada
kolom “YA”. Kemudian jika ada
perbaikan yang harus segera dilakukan,
maka memberi tanda pada kolom
“PRIORITAS”.
Para peserta (PRT) kemudian diberi tugas
kelompok. Peserta terbagi dalam 4
kelompok. Tugas mereka adalah
berpencar melakukan pemeriksaan dalam
rumah, dan mencari dan mengambil
gambar 3 poin baik yang telah ada dalam
rumah tersebut, serta mencari 3 poin yang
perlu diperbaiki. Setiap kelompok memiliki fokus yang berbeda-beda. Kelompok I fokus
pada checklist A (penanganan dan penyimpanan material), kelompok II fokus pada
checklist B dan C (disain tempat kerja serta keamanan mesin dan peralatan kerja),
kelompok III fokus pada checklist D (lingkungan fisik), dan kelompok IV fokus pada
checklist E (fasilitas kesejahteraan). Tugas kelompok tersebut diberi durasi selama 1 jam.
4 kelompok tersebut disebar pada 2 rumah majikan dan pada kantor LPKP.

Setelah selesai, setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil-hasil temuan mereka.


Kelompok yang melakukan presentasi pertama adalah kelompok III.

A. Hasil diskusi kelompok 3 untuk tiga poin yang baik adalah :


1. Lantai selalu bersih karena setiap hari selalu dipel,
2. Terdapat ruang ventilasi yang cukup di dapur
3. Terdapat refill sabun cuci piring sebagai upaya untuk mengurangi sampah plastik.

Kelompok ini juga menemukan 3 poin yang perlu diperbaiki,


1. Ada dua kamar kotor yang tidak terawat dan tidak memiliki ruang ventilasi,
2. Tidak adanya tempat pembuangan asap dapur,
3. Tabung gas yang tidak menggunakan troli dan alas.

B. Hasil diskusi kelompok 1 untuk tiga poin baik adalah :


1. Terdapat lemari khusus sebagai tempat penyimpanan barang berbahaya,
2. Penyimpanan bahan makanan sudah pada tempatnya yaitu terdapat tudung saji
pada meja makan,
3. Penggunaan pegangan untuk semua kontainer.

Kemudian 3 poin yang perlu diperbaiki adalah

1. Pada beberapa barang belum terdapat label untuk membedakan satu dengan yang
lainnya,
2. Tidak tersedianya tas belanja sendiri,
3. serta belum ada penggunaan roller.


 
C. Hasil diskusi kelompok 2 untuk tiga poin baik yang ditemukan adalah :
1. Saklar yang sudah rapi dan tertutup,
2. Tempat pisau yang sudah rapi dan aman,
3. Mesin cuci yang sudah ditempatkan dengan baik.
Terdapat pula 3 poin yang perlu diperbaiki adalah :

1. Meja setrika yang kurang tinggi,


2. Kabel setrika yang ada sambungannya perlu diganti,
3. Tempat jemuran yang perlu diperbaiki karena sudah tidak layak.

D. Hasil diskusi kelompok 4 adalah untuk tiga poin baik yang ditemukan adalah :
1. Tersedia air minum bagi PRT, makanan bagi PRT juga tersedia dan tercukupi,
PRT tidak menginap sehingga tidak memerlukan kamar khusus,
2. Tempat ibadah yang khusus disediakan untuk PRT (kebetulan pemilik rumah
memiliki agama yang berbeda dengan PRT-nya),
3. Ada kotak P3K yang disediakan jika suatu saat terjadi kecelakaan ringan.

Kelompok 4 hanya menemukan 1 poin saja akan hal yang perlu diperbaiki,
1. Keramik-keramik yang ada perlu dibersihkan.


 
2. Kegiatan sosialisasi K3 di Kelurahan Pandanwangi

Acara sosialisasi keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) rumah tangga dan
uji coba perangkat K3 dalam upaya
menciptakan budaya K3 di masyarakat
dilaksanakan pada hari Minggu, 20
Maret 2016. Acara ini dilaksanakan di
balai RW 08 Kelurahan Pandanwangi
Kecamatan Blimbing, dihadiri oleh
perwakilan dari kelurahan pandanwangi
dan perwakilan dari Disnaker serta
dihadiri oleh para PRT di wilayah RW
08 Pandanwangi. Acara dimulai pada
pukul 9.30 WIB dan berakhir pada pukul
13.00 WIB.

Pembukaan acara dilakukan oleh Bapak Anwar selaku direktur LPKP dengan
menjelaskan sedikit mengenai apa itu K3 dan bagaimana pengimplementasian K3 di
wilayah RT/RW berdasarkan Peraturan Menteri (PERMEN) No 2 Tahun 2015, dimana
pengguna jasa wajib melaporkan keberadaan PRT nya ke pemangku wilayah setempat
yaitu RT, karena RT merupakan LKD yang ada di desa yang memiliki data warga
sehingga hal tersebut juga memudahkan proses pendataan PRT yang bekerja di rumah
warga RT tersebut . Selain itu hal yang paling penting yang disampaikan oleh Bapak
Anwar adalah pentingnya komunikasi antara majikan dan PRT dalam kesepakatan kerja
sehingga dapat menciptakan kondisi kerja yang baik dan menjamin hak PRT dan juga
keselamatan anggota rumah tangga.

Sambutan kedua diberikan oleh perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja (DISNAKER)
Malang Bapak Hendro yang juga menyampaikan pentingnya K3 bagi PRT dan Majikan.
Beliau menyampaikan K3 sebagian besar dilakukan di perusahaan, hotel, pabrik, warung
makan dan perusahaan-perusahaan besar. Namun, K3 juga penting bagi PRT dalam
membantu melindungi dan menghindarkan mereka dari kecelakaan rumah tangga seperti
contohnya kebakaran karena kelalaian mematikan kompor.

Penjelasan mengenai K3 tidak hanya disampaikan oleh Bapak Anwar dan Bapak Hendro
namun juga dijelaskan oleh Bapak Syukur. Beliau menyampaikan K3 dilakukan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja sehingga PRT bisa bekerja dan pulang dengan
selamat. Kecelakaan-kecelakaan dalam rumah tangga yang kerap kali terjadi di
masyarakat contohnya kebakaran, terpeleset, terkena sengatan listrik, dll. Sehingga pada
acara ini dilakukan uji coba perangkat K3 dirumah majikan, sekaligus memberikan
arahan bagi PRT dalam melakukan praktek K3.

Perbaikan dan penerapan K3 dalam rumah tangga menitikberatkan pada 3 poin yaitu:
point pertama adalah diharapkan PRT bisa sebagai pengawas terhadap dirinya sendiri,
point kedua adalah mendorong PRT untuk menentukan prioritas perbaikan secara
sukarela, dan point yang ketiga adalah mengembangkan pikiran yang positif, dimana

 
tindakan K3 yang dilakukan tidak mencari kesalahan tetapi melakukan perbaikan dengan
prinsip mudah dilakukan, biaya murah dan cerdas.

Praktek K3 yang dilakukan oleh PRT


dalam acara ini dilakukan dengan
membagi PRT dalam 4 kelompok
besar. Setelah dibagi menjadi 4
kelompok, PRT di ajak kerumah yang
sudah ditentukan untuk melakukan
praktek K3 tersebut. Kelompok I fokus
pada checklist A (penanganan dan
penyimpanan material), kelompok II
fokus pada checklist B dan C (disain
tempat kerja serta keamanan mesin dan
peralatan kerja), kelompok III fokus
pada checklist D (lingkungan fisik), dan
kelompok IV fokus pada checklist E (fasilitas kesejahteraan). Tugas kelompok tersebut
diberi durasi selama 1 jam. 4 kelompok tersebut disebar pada 2 rumah majikan

Berikut adalah hasil dari uji coba / praktek K3 yang dilakukan oleh para PRT dengan
didampingi tim dari LPKP :

Kelompok 1 – Penanganan dan Penyimpanan Material


Tiga poin baik Tiga poin perbaikan
1. Sudah menggunakan tas ramah 1. Barang perlu diberi label
lingkungan untuk belanja. 2. Kamar anak perlu dirapikan dengan
2. Sudah menggunakan keranjang yang menempatkan barang pada tempatnya
ada pegangannya untuk menata barang. 3. Makanan perlu dituup dengan baik.
3. Pemindahan beban berat dengan cara
lebih aman. Contoh: pemindahan gallon.

Kelompok 2 – Disain Tempat Kerja dan Keamanan Mesin dan Peralatan Kerja
Tiga poin baik Tiga poin perbaikan
1. Stop kontak sudah aman dan terjangkau 1. Kabel listrik perlu diganti
2. Meteran listrik sudah aman 2. Meteran listrik sudah aman
3. Peralatan dapur sudah tertata rapi 3. .Peralatan Dapur sudah tertata rapi

Kelompok 3 – Lingkungan Fisik


Tiga poin baik Tiga poin perbaikan
1. Ruangan dapur sudah tertata rapi, ada 1. Belum tersedia alat pemadam
ventilasi cahaya, dan pencahayaan kebakaran
sudah baik
2. Lantai sudah bersih dan kering
3. Ventilasi alami di ruang tamu sudah ada

Kelompok 4 – Fasilitas Kesejahteraan



 
Tiga poin baik Tiga poin perbaikan
1. Tersedia air minum bersih dan tertata 1. Banyak barang yang belum tertata rapi
rapi di kamar pribadi
2. Tersedia toilet bersih dan fasilitas cuci 2. Tempat peralatan menyapu belum
tangan sudah memenuhi syarat tersedia dengan baik dan benar
3. Tersedia makanan yang bersih dan 3. Tempat mesin cuci perlu diperbaiki
orang leluasa untuk mengambilnya karena belum ada tempat khusus.

 
10 
 
III. RENCANA TINDAK LANJUT

1. Rencana tindak lanjut di Kelurahan Balearjosari

Setelah itu, acara sosialisasi ditutup dengan memberikan selembar kertas pada masing-
masing peserta, yang berisi tentang rencana aksi individual. Para peserta diberi ‘tugas
tambahan’ yaitu menuliskan 3 hal yang dapat diperbaiki di tempat kerja masing-masing
sebagai bentuk pengaplikasian K3 ini. Para peserta diminta untuk mengambil gambar dari
aksi tersebut, sebelum dilakukan perbaikan dan setelah dilakukan perbaikan K3. Prinsip
dari rencana aksi individual tersebut adalah memilih hal-hal yang mudah dilakukan,
murah atau tanpa biaya, dan dengan ide yang cerdas. Hal tersebut ditujukan supaya tidak
memberatkan PRT untuk melakukan K3 dalam lingkungan kerja mereka.

No Kegiatan Penanggung Jawab Waktu


1 Penyusunan rencana aksi individu PRT 2 Maret 2016
menentukan tiga tindakan perbaikan di
tempat kerja selama 1 bulan kedepan
2 Melakukan perbaikan dari tiga rencana PRT 30 Maret 2016
yang sudah dibuat yang dibuktikan
dengan foto sebelum dan sesudah
perbaikan

2. Rencana tindak lanjut di Kelurahan Pandanwangi

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan menyusun rencana aksi yang dilakukan oleh
masing-masing individu dengan mengisi kertas yang sudah diberikan, yang perlu
dituliskan adalah 3 perbaikan yang bisa dilakukan ditempat kerja masing-masing PRT
sebagai bentuk penerapan K3 dalam lingkungan rumah tangga dengan prinsip murah
tanpa biaya, mudah untuk dilakukan dan ide yang digunakan cerdas. Dari rencana yang
sudah dibuat tersebut diambil foto sebelum dilakukan perbaikan dan sesudah perbaikan
dalam penerapan K3.

No Kegiatan Penanggung Jawab Waktu


1 Penyusunan rencana aksi individu PRT 20 Maret s/d 20
menentukan tiga tindakan perbaikan April 2016
di tempat kerja selama 1 bulan
kedepan
2 Melakukan perbaikan dari tiga PRT 20 Maret s/d 20
rencana yang sudah dibuat yang April 2016
dibuktikan dengan foto sebelum dan
sesudah perbaikan

11 
 
IV. HASIL PELAKSANAAN PERBAIKAN K3 DI RUMAH TANGGA

A. Foto-foto sebelum dan sesudah perbaikan dalam pelaksanaan K3 di Kelurahan Balearjosari, Kecamatan
Blimbing, Kabupaten Malang
No Nama PRT Kegiatan Sebelum Sesudah
1 Sunami Penataan
selang

Catatan/Temuan : Setelah pemakaian selang air, biasanya dibiarkan begitu saja diatas lantai halaman
rumah, tetapi Bu Sunami melakukan inisiatif menggulung selang dan menaruhnya di atas kran air agar
selang air bisa tahan lama dan tidak menghalangi ketika anak majikan, majikan dan PRT beraktifitas di
halaman rumah.
Pembersihan
wastafel

Catatan/Temuan : Setelah digunakan bahan dan peralatan diletakkan diatas wastafel, bu sunami
melakukan inisiatif untuk membersihkan wastafel dan menaruh barang pada tempatnya agar wastafel
kelihatan bersih dan barang yang dibutuhkan mudah untuk mencarinya.
Penataan rak
sepatu

Catatan/Temuan : Penempatan sabun cuci yang tidak pada tempatnya, bu sunami berinisiatif
memindahkan sabun cuci dan memfungsikan rak sebagai tempat sepatu agar kelihatan rapi dan ketika
mencari sabun cuci bisa menemukan dengan mudah

12
2 Bu wasini Penataan
mainan anak-
anak

Catatan/Temuan : Setelah digunakan mainan anak-anak berantakan dan berserakan dilantai, Bu Wasini
memiliki inisiatif untuk membereskan dan menempatkan mainan pada tempat yang sudah disiapkan
agar mudah untuk mencarinya serta rumah menjadi kelihatan bersih.
Penataan stop
kontak

Catatan/Temuan : Stop kontak dan saklar dalam kondisi terbuka dan sangat menyulitkan dan
membahayakan bagi siapapun yang mau menggunakan, Bu Wasini berinisiatif memberikan informasi
ini kepada majikan untuk diperbaiki agar mudah digunakan dan tidak membahayakan bagi yang
menggunakannya
Penataan rak
sepatu

Catatan/Temuan : Penempatan sepatu yang tidak pada tempatnya, sehingga bu Wasini berupaya
untuk menata dan meletakkan sepatu pada tempatnya agar rumah kelihatan lebih rapi, bersih dan
enak dipandang mata.

13
3 Jami Penataan
Kamar

Catatan/Temuan : Tempat tidur yang berantakan setelah selesai digunakan, Bu Jami berinisiatif
melakukan penataan kembali agar terlihat rapi dan bersih
Penataan buku

Catatan/Temuan : Setelah selesai membaca, buku tidak dikembalikan dan diletakkan pada tempatnya
sehingga berantakan, Bu Jami berinisiatif untuk menata buku-buku agar mudah untuk mencarinya

Penataan meja
makan

Catatan/Temuan : Meja makan kelihatan berantakan dan makanan tidak tertutup, Bu Jami berinisiatif
merapikan barang-barang yang ada di meja makan dan menutup makanan agar tidak dihinggapi lalat

14
4 Sri Sumanah Pemberian label
pada bumbu
dapur

Catatan/Temuan : Tempat bumbu dapur masih belum ada tulisannya atau label, sehingga Bu Sri
Sumanah memiliki inisiatif untuk memberikan tulisan atau label pada masing-masing tempat bumbu
agar tidak mengalami kesalahan saat mengambil bumbu dapur yang akan digunakan.
Penataan
tempat tidur

Catatan/Temuan : Tempat tidur kelihatan berantakan mulai dari selimut, bantal dan guling yang
berantakan bahkan ada tas yang berada di tempat tidur, sehingga Bu Sri Sumanah berinisiatif untuk
menata dan merapikan tempat tidur agar terlihat lebih rapi dan meletakkan tas pada tempatnya agar
mudah saat mencarinya

Catatan/Temuan : Peletakan sapu dan alat pel lantai setelah selesai digunakan ditempatkan di sudut
dinding rumah, Bu Sri Sumanah berinisiatif meletakkan sapu dan alat pel dengan cara menggantungkan
di dinding agar mudah untuk mencari dan mengambilnya ketika mau digunakan.

15
5 Sumianah Penataan
peralatan
kebersihan

Catatan/Temuan : Peralatan untuk kebersihan lantai terutama alat pel lantai yang awalnya
menggunakan timba yang diperas dengan tangan, Bu Sumianah mengusulkan kepada majikan untuk
diberikan alat pel lantai yang tidak perlu memeras dengan tangan, agar tangan tidak terkena bahan-
bahan kimia yang terkandung dalam sabun lantai

Pemberian
troler pada LPG

Catatan/Temuan : Penempatan tabung LPG 3 Kg langsung bersentuhan dengan lantai, Bu Sumianah


berinisiatif memberikan alas tabung LPG 3 dengan roler, agar tabung LPG tidak bersentuhan langsung
dengan lantai dan dengan adanya roler akan memudahkan jika tabung LPG berpindah tempat

Penyimpanan
makanan di
microwife

Catatan/Temuan : Penempatan makanan ditaruh di atas kompor, Bu Sumianah memiliki inisiatif untuk
menaruh makanan di microwife, agar tidak cepat basi

16
6 Sukamti Penataan
tempat tidur

Catatan/Temuan : Tempat tidur belum tertata dengan baik, sehingga bu Sukamti berinisiatif menata
dan merapikan tempat tidur agar terlihat lebih rapi dan tidur bisa menjadi nyenyak

Pemberian
karet di kamar
mandi

Catatan/Temuan : Lantai kamar mandi terlihat licin, Bu Sukamti berinisiatif mengusulkan kepada
majikan agar lantai tidak licin dan berbahaya dengan memberikan atau menambahkan karpet yang
terbuat dari karet

Catatan/Temuan : setelah digunakan tempat makanan terlihat berserakan diatas meja, Bu Sukamti
berinisiatif melakukan penataan tempat makanan, agar kelihatan rapi dan mudah mencarinya saat
tempat makanan dibutuhkan

17
7 Ngantiani Pemberian alas
pada LPG

Catatan/Temuan : Peletakan tabung LPG 3 Kg langsung bersentuhan dengan lantai, Bu Ngantiani


berinisiatif memberikan alas tabung LPG 3 Kg dengan menggunakan kaleng bekas yang tidak terpakai,
agar tabung LPG 3 Kg tidak bersentuhan langsung dengan lantai sehingga lebih aman dan tabung lebih
awet.

Pemberian label
pada bumbu
dapur

Catatan/Temuan : Sebelumnya tempat bumbu dirumah majikan Bu Ngantiani belum ada labelnya,
untuk memudahkan dalam bekerja Bu Ngantiani berinisiatif memberikan label pada tempat bumbu
agar dalam bekerja lebih efektif dan efisien
Penataan
sepatu di rak
sepatu

Catatan/Temuan : Setiap selesai digunakan sepatu dan sandal selalu diletakkan di lantai di bawah rak
sepatu, Bu Ngantiani memiliki inisiatif untuk menaruh sandal dan sepatu di rak sepatu yang sudah
disediakan oleh majikannya agar lantai kelihatan bersih dan lebih rapi.

18
8 Aspikah Menempatkan
alat-alat
kebersihan

Catatan/Temuan : Setiap selesai digunakan alat-alat yang digunakan untuk membersihkan lantai (sapu,
alat pel) diletakkan di sembarang tempat dan tidak teratur, Bu Aspikah berupaya untuk menata
peralatan untuk membersihkan lantai dengan menggantungkan di satu tempat di rumah agar mudah
untuk mencarinya dan kelihatan lebih rapi sehingga pekerjaan bisa dilakukan lebih efektif dan efisien.

Pemasangan
stop kontak
listrik

Catatan/Temuan : Selama ini pemasangan stop kontak listrik di rumah majikan bu Aspikah selalu lebih
dari satu, tentunya ini sangat berbahaya dan bisa menimbulkan konsleting listrik, Untuk mencegah
terjadinya konsleting listrik dan keamanan bagi penghuni rumah maka Bu Aspikah berinisiatif hanya
memasang satu stop kontak saja

Pemberian label
pada bumbu
dapur

Catatan/Temuan : Tempat bumbu di dapur tidak terdapat label sehingga agak menyulitkan ketika
mengambil salah satu bumbu dapur yang dibutuhkan, kemudian Bu Aspikah berinisiatif memberikan
label pada tempat bumbu agar mudah dalam mencari dan tidak salah dalam menggunakannya
sehingga bekerja akan lebih cepat

19
9 Badriyah Penataan
sepatu pada rak
sepatu

Catatan/Temuan : Sandal dan sepatu berserakan di lantai setiap selesai digunakan, Bu Badriyah
berinisiatif untuk menaruh sepatu dan sandal di rak sepatu yang sudah ada agar kelihatan rapi dan
mudah mencarinya ketika mau digunakan

Penataan meja
tamu

Catatan/Temuan : Di Meja tamu terdapat barang-barang yang tidak pada tempatnya dan terlihat
berserakan, Bu Badriyah berupaya untuk menata meja tamu dan memindahkan barang pada
tempatnya agar meja tamu kelihatan rapi dan mudah untuk mencari barang yang dipindahkan

Penataan
peralatan dapur

Catatan/Temuan : Setelah digunakan peralatan dapur diletakkan di sembarang tempat, sehingga Bu


Badriyah berinisiatif untuk meletakkan dan menata peralatan dapur di tempat yang ada agar ketika
alat-alat dapur tersebut dibutuhkan mudah untuk mencari dan mengambilnya.

20
10 Nganti Pemberian roler
pada LPG

Catatan/Temuan : sebelumnya tabung LPG tidak ada roler sehingga agak berat ketika mau
memindahkan atau mengangkatnya, Bu Nganti berinisiatif mengusulkan kepada majikan agar tabung
LPG diberi roler sehingga tabung tidak bersentuhan langsung dengan lantai dan mudah ketika
memindahkan atau mengangkat tabung.

Penataan obat-
obatan

Catatan/Temuan : Setelah obat selesai digunakan diletakkan sembarangan dengan posisi banyak yang
miring, sehingga jika tutupnya tidak rapat dapat menyebabkan tumpah, Bu Nganti berinisiatif untuk
menata dan merapikan agar obat-obatan tersebut tidak tumpah dan mudah mencarinya jika
dibutuhkan
Penataan
tempat tidur

Catatan/Temuan : Setelah digunakan kondisi tempat tidur berantakan, bantal, guling, selimut, Bu
Nganti melakukan upaya perbaikan dengan menata kembali tempat tidur yang berantakan agar
kelihatan rapi dan bersih.

21
11 Mistiyar Penataan
Tempat tidur

Catatan/Temuan : Kondisi tempat tidur setelah digunakan dibiarkan begitu saja, Bu Mistiyar berinisiatif
untuk menata tempat tidur agar kelihatan rapi dan bersih sehingga lebih nyaman saat akan digunakan
kembali.
Pemberian label
bumbu dapur

Catatan/Temuan : Tempat bumbu dapur belum ada label, Bu Mistiyar berinsiatif memberikan label
pada tempat bumbu dengan tulisan tangan agar tidak mengalami kesalahan saat mengambil bumbu
yang dibutuhkan sehingga bekerja menjadi lebih efisien.
Penempatan
peralatan
mandi pada
tempatnya

Catatan/Temuan : Sikat gigi, pasta gigi, sabun mandi dan sampo setiap selesai digunakan diletakkan di
atas bak kamar mandi, Bu Mistiyar berupaya untuk memindahkan peralatan mandi tersebut dan
menaruh di tempat yang telah ada agar tidak mengotori bak kamar mandi dan kamar mandi kelihatan
lebih rapi

22
B. Foto-foto sebelum dan sesudah perbaikan dalam pelaksanaan K3 di Kelurahan Pandanwangi,
Kecamatan Blimbing, Kabupaten Malang
No Nama PRT Kegiatan Sebelum Sesudah
1 Retno Indra Pelabelan bumbu
Eni dapur

Catatan/Temuan : Tempat bumbu dapur belum ada label untuk membedahkan bumbu satu dengan
yang lainnya, kemudian Bu Retno melakukan inisiatif untuk memberikan tulisan/label pada tempat
bumbu agar ketika beraktifitas didapur dan membutuhkan bumbu dapur tidak mengalami kesalahan
dalam mengambil bumbu sehingga bekerja bisa lebih efektif dan efisien
Penataan
gantungan baju

Catatan/Temuan : Tempat gantungan baju untuk menjemur pakaian setelah digunakan diletakkan
begitu saja kelihatan berantakan, Bu Retno berinisiatif untuk menata gantungan baju lebih tertata agar
saat gantungan baju dibutuhkan untuk menjemur pakaian bisa lebih cepat untuk segera digunakan.
Penataan selang
air

Catatan/Temuan : Selang air setelah digunakan untuk menyiram tanaman diletakkan begitu saja,
kemudian Bu Retno berinisiatif menata dengan menggulung selang agar tidak menganggu anggota
keluarga ketika melakukan aktifitas di halaman.

23
2 Bu Asemah Penataan sepatu
di rak

Catatan/Temuan : Sepatu setelah selesai dipakai diletakkan begitu saja dilantai padahal sudah ada rak
sepatu, Bu Asemah berinisiatif melakukan penataan sepatu di rak yang sudah ada agar kelihatan lebih
rapi dan tidak menganggu ketika lantai digunakan untuk aktifitas.

Penataan rak
piring

Catatan/Temuan : Setelah selesai digunakan dan dicuci, peralatan dapur diletakkan dan dibiarkan
begitu saja, Bu Asemah melakukan penataan terhadap peralatan dapur di rak yang sudah ada agar saat
membutuhkan peralatan tersebut bisa diambil dengan mudah sehingga perkerjaan di dapur bisa
dilakukan dengan mudah.
Penataan obat-
obatan

Catatan/Temuan : Obat-obatan setelah selesai digunakan diletakkan di atas meja dan tidak
dikembalikan lagi ke tempat obat yang sudah ada, Bu Asemah berinisiatif melakukan penataan dengan
menata dan meletakkan obat-obatan ke tempat yang ada agar mudah mengambilnya saat
membutuhkan
24
3 Jumaiyah Penataan sepatu

Catatan/Temuan : Sepatu setelah selesai digunakan diletakkan begitu saja dilantai, Bu Jumaiyah
berinisiatif untuk menata dan menaruh sepatu pada tempatnya yaitu rak sepatu yang sudah ada agar
mudah mencarinya saat sepatu mau digunakan dan lantai kelihatan bersih.
Pemberian
penutup pada
makanan

Catatan/Temuan : Makanan yang ada di meja makan kelihatan terbuka tanpa ada penutup, Bu
Jumaiyah berinisiatif menutup makanan yang ada di meja makan dengan tudung saji, agar makanan
yang ada tidak dihinggapi dan dimasukin lalat atau hewan yang lainnya sehingga makanan bisa lebih
sehat dan higenis.
Penataan tempat
tidur

Catatan/Temuan : Setelah digunakan tempat tidur terlihat berantakan, bantal, guling dan selimut, Bu
Jumaiyah berinisiatif untuk menata bantal, guling dan selimut yang ada di tempat tidur agar kelihatan
lebih rapi dan enak dipandang mata sehingga tidur bisa menjadi lebih nyenyak

25
4 Poppy Penataan sepatu
dan sandal di rak
sepatu

Catatan/Temuan : sepatu dan sandal setelah digunakan diletakkan begitu saja dilantai, Poppy
berinisiatif menata kembali sepatu dan sandal yang telah digunakan ke tempat sepatu yang sudah ada
agar lantai kelihatan bersih
Penataan meja
belajar

Catatan/Temuan : Buku-buku dan topi setelah selesai digunakan oleh anak-anak terlihat berserakan di
atas meja, Poppy berupaya untuk merapikan dan menata buku, topi pada tempatnya, sehingga ketika
dibutuhkan bisa mencari dengan mudah.
Penataan tempat
tidur

Catatan/Temuan : Tempat tidur setelah selesai digunakan terlihat berantakan, poppy berinisiatif untuk
menata kembali agar kelihatan rapi

26
5 Sukarmi Penataan sepatu
dan sandal di rak
sepatu

Catatan/Temuan : Sepatu setelah selesai dipakai diletakkan begitu saja di lantai padahal tersedia rak,
Bu Sukarmi berinisiatif untuk menata sepatu dan sandal yang telah digunakan di rak sepatu yang sudah
ada agar terlihat lebih rapi dan tidak berantakan

Penataan tempat
tidur

Catatan/Temuan : Tempat tidur setelah selesai digunakan terlihat berantakan, kemudian Bu Sukarmi
melakukan penataan tempat tidur agar terlihat lebih rapi

Penataan
peralatan dapur
di rak dapur

Catatan/Temuan : Alat-alat dapur setelah selesai digunakan diletakkan begitu saja, Bu Sukarmi
berinisiatif melakukan penataan terhadap alat-alat dapur tersebut agar ketika saat dibutuhkan dapat
dengan mudah dicari

27
6 Supiani Menutup
makanan dengan
tudung saji

Catatan/Temuan : Ada makanan yang tersisa di atas meja makan dalam keadaan tanpa penutup, Bu
Supiani berinisiatif menutup makanan tersebut dengan tudung saji agar makanan tidak dihinggapi
lalap atau dimasukin binatang yang lain agar makanan yang ada tidak terjangkit bibit penyakit.
Penataan
peralatan dapur

Catatan/Temuan : Setelah selesai digunakan peralatan dapur ditumpuk dan dibiarkan begitu saja, Bu
Supiani berinisiatif menata piring dan peralatan dapur lainnya agar terlihat rapi dan begitu alat-alat
dapur dibutuhkan bisa di cari dengan mudah

Penataan sapu

Catatan/Temuan : Sapu setelah digunakan untuk menyapu lantai diletakkan di pojok rumah, Bu
Supiani berinisiatif untuk menata sapu dengan menggantungkan sapu agar mudah untuk
mengambilnya dan kelihatan rapi

28
7 Muji Pemberian label
Wijayanti pada tempat
bumbu dapur

Catatan/Temuan : Selama ini bumbu dapar sudah diletakkan pada tempat yang memadahi tetapi
belum ada label sehingga besar kemungkinan terjadi kesalahan saat mengambil, Bu Muji wijayanti
melakukan inisiatif untuk memberikan label pada tempat bumbu agar tidak mengalami kesalahan saat
mengambilnya sehingga bekerja bisa lebih efektif

Menutup
makanan dengan
tudung saji

Catatan/Temuan : Makanan yang berada di meja makan setelah selesai dimakan dibiarkan terbuka
begitu saja, Bu Muji Wijayanti berinisiatif untuk menutup makanan dengan tudung saji agar makanan
tersebut tidak dihinggapi lalat atau hewan lainnya yang bisa menimbulkan penyakit

Catatan/Temuan : Tempat tidur setelah selesai digunakan terlihat bantal, guling dan selimut
berantakan, Bu Muji Wijayanti malakukan inisiatif menata tempat tidur agar kelihatan rapi dan bersih
sehingga lebih nyaman untuk digunakan

29
8 Kusmiati Penataan meja TV

Catatan/Temuan : Peralatan musik setelah digunakan ditempatkan di meja TV, Bu Kusmiati berinisiatif
memindahkan alat musik ke tempat yang semestinya agar saat dibutuhkan tidak membahayakan dan
mengenai TV yang ada di meja.

Memindahkan
tempat air di
meja komputer

Catatan/Temuan : Setelah digunakan peralatan air minum diletakkan begitu saja diatas meja
komputer, Bu Kusmiati berinisiatif untuk memindahkan botol dan tempat air minum ke tempat yang
semestinya, agar komputer aman dan tidak mengalami kerusakan jika gelas dan botol air itu tumpah.

Catatan/Temuan : Peralatan dapur terlihat berantakan belum tertata dengan baik, Bu Kusmiati
memiliki inisiatif untuk menata peralatan dapur agar terlihat lebih rapi sehingga ketika mencari
peralatan dapur yang dibutuhkan bisa ditemukan dengan mudah dan melakukan aktifitas memasak
bisa menjadi lebih menyenangkan

30
9 Tining Penataan tempat
Suhartinings tidur
ih

Catatan/Temuan : Tempat tidur setelah digunakan terlihat berantakan, Bu Tining berinisiatif untuk
menata tempat tidur tersebut agar kelihatan rapi dan bersih sehingga tidur bisa lebih nyaman dan
nyenyak.

Penataan dapur

Catatan/Temuan : Peralatan dapur terlihat berantakan, Bu Tining berinisiatif menata peralatan dapur
agar terlihat lebih bersih dan ketika alat tersebut dibutuhkan dan mau digunakan maka mencarinya
akan lebih muda

Catatan/Temuan : sarana bermain setelah digunakan oleh anak-anak dibiarkan begitu saja berserakan
di lantai dan di sofa, Bu Tining berinisiatif untuk menata alat permaianan yang digunakan anak-anak
agar lebih rapi dan bersih serta tidak membahayakan orang lain

31
10 Nurul Penataan bahan-
Hidayati bahan kimia

Catatan/Temuan : Selama ini peletakkan bahan-bahan kimia ada dilantai, Bu Nurul Hidayati berinisiatif
melakukan penataan bahan kimia di tempat yang lebih tinggi agar aman dan tidak terjangkau oleh
anak-anak .

Penempatan
sepatu dan sandal
di rak sepatu

Catatan/temuan : Sepatu dan sandal setelah digunakan dan masuk rumah dibiarkan begitu saja
dilantai, Bu Nurul berinisiatif untuk menata dan meletakkan sepatu, sandal di rak yang sudah ada agar
lantai kelihatan bersih dan tidak mengganggu orang yang beraktifitas.

Catatan/Temuan : Sampah yang dibuang ditempat sampah selama ini tanpa dilapisi tas kresek, Bu
Nurul Hidayati berinisiatif untuk memberikan tas kresek di tempat sampah agar memudahkan dalam
membuang sampah dan lantai tidak menjadi kotor.

32
11 Yuliatin Penataan tempat
seterika

Catatan/Temuan : Tempat seterika yang ada ditempati barang-barang yang semestinya tidak berada di
situ, Bu Yuliatin melakukan inisiatif memindahkan barang-barang tersebut agar leluasa dalam
melakukan seterika sehingga pekerjaan yang dihasilkan akan lebih baik.

Penataan meja
makan

Catatan/Temuan : Diatas meja makan terdapat barang-barang yang semestinya tidak berada disitu, Bu
Yuliatin berinisiatif untuk menata meja makan dengan memindahkan barang-barang yang semestinya
tidak berada di situ agar meja makan kelihatan lebih bersih sehingga tidak mengganggu aktivitas
makan.
Pembersihan
wastafel

Catatan/Temuan : Barang-barang setelah selesai digunakan diletakkan begitu saja di atas wastafel, Bu
Yuliatin berinisiatif untuk memindahkan barang-barang tersebut dan meletakkan pada tempatnya agar
wastafel kelihatan bersih dan bisa digunakan dengan baik

33
12 Winarsih Penataan sepatu
di rak sepatu

Catatan/Temuan : Sepatu setelah selesai dipakai diletakkan begitu saja dilantai, Bu winarsih berinisiatif
untuk menata dan meletakkan sepatu di dalam rak agar ketika dibutuhkan bisa dicari dengan mudah
dan tidak mengotori lantai

Penataan tempat
tidur

Catatan /Temuan : Tempat tidur terlihat berantakan dan banyak mainan berserakan serta ada kabel
listrik, Bu Winarsih berinisiatif untuk merapikan tempat tidur serta memindahkan kabel listrik agar
kelihatan rapi dan bersih serta tidak membahayakan bagi yang menggunakan.
Penataan meja
makan

Catatan/Temuan : Peralatan makan diletakkan begitu saja diatas meja makan setelah selesai
digunakan Bu Winarsih berinisiatif untuk memindahkan peralatan tersebut ke tempatnya, agar meja
makan kelihatan bersih.

34
V. TANTANGAN DAN PELUANG DALAM PELAKSANAAN K3 DI RUMAH TANGGA

Dari hasil uji coba pelaksanaan K3 di dalam rumah tangga di wilayah Kelurahan
Balearjosari dan Kelurahan Pandanwangi Kota Malang ada beberapa tantangan dan peluang yang
dihadapi yaitu :

A. Tantangan dalam pelaksanaan K3 dalam rumah tangga :


1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam rumah tangga masih dianggap belum begitu
penting baik oleh PRT maupun majikan, karena majikan lebih banyak beraktifitas diluar
sehingga kurang memperhatikan tentang K3 di dalam rumah sedangkan bagi PRT yang rata-
rata berpendidikan tidak begitu tinggi memiliki pemahaman yang belum begitu baik tentang
pelaksanaan K3 dalam rumah tangga.
2. Kesadaran PRT tentang penerapan K3 di dalam rumah tangga belum begitu baik, karena
mereka menganggap bahwa dia melakukan kegiatan di rumah majikan sebatas kesepakatan
yang sudah dibuat antara PRT dan majikan.
3. Rumah adalah bagian dari privasi yang dimiliki oleh pemiliknya, sehingga ketika ada hal-hal
yang perlu diperbaiki dalam penerapan K3 dalam rumah tangga maka ada rasa canggung
dan malu bagi PRT untuk mengusulkan kepada majikannya.

B. Peluang dalam pelaksanaan K3 dalam rumah tangga :


1. Dengan semakin berkembangnya teknologi yang ada dalam rumah tangga, maka menuntut
para majikan dan PRT untuk banyak belajar dalam menerapkan K3 agar terhindar dari
bahaya kerja yang disebabkan dari penggunaan alat tersebut.
2. Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan
keselamatan kerja dalam rumah tangga dan adanya beberapa kecelakaan kerja dalam rumah
tangga akibat dari kompor meledak, penggunaan bahan kimia dan alat-alat rumah tangga,
maka mendorong para majikan dan PRT untuk memperhatikan dan menerapkan K3 dalam
rumah tangga.

C. Pendapat PRT dan Majikan tentang penerapan K3 dalam rumah tangga


1. Pendapat PRT tentang pelaksanaan K3 dalam rumah tangga adalah mereka merasa
mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru yang selama ini belum didapatkan dan akan
bekerja secara hati-hati dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
dalam rumah tangga, kegiatan seperti ini berharap tidak hanya dilakukan sekali saja tetapi
bisa dilakukan berulang agar pemahaman PRT tentang K3 lebih baik.
2. Pendapat Majikan tentang pelaksanaan K3 dalam rumah tangga adalah mereka merasa
terbantu karena dengan meningkatnya pengetahuan para PRT maka pekerjaan yang
dilakukan oleh PRT bisa menjadi lebih baik. Dan berharap kegiatan K3 dalam rumah tangga
bisa disosialisasikan lewat pertemuan PKK, jamaah tahlil dan kelompok-kelompok yang ada
diwilayah tersebut.

35

Anda mungkin juga menyukai