u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
P U T U S A N
si
No. 1794 K/Pdt/2004
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai
berikut dalam perkara :
do
gu 1. DIREKSI PERUM. PERHUTANI Cq. KEPALA UNIT PERUM.
PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT, yang berkedudukan di
In
A
Jalan Soekarno Hatta No. 628, Bandung, Pemohon Kasasi I ;
2. PEMERINTAH DAERAH Tk. I PROPINSI JAWA BARAT Cq.
ah
lik
GUBERNUR PROPINSI JAWA BARAT, yang berkedudukan
di Jalan Diponegoro, Bandung, Pemohon Kasasi II ;
3. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Cq. PRESIDEN
am
ub
REPUBLIK INDONESIA Cq. MENTERl KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA, yang berkedudukan di Jalan Gatot
ep
Subroto, Jakarta, Pemohon Kasasi IV ;
k
Ketiganya dalam hal ini diwakili oleh : Ir. Marsanto, MS., Direktur
ah
si
kepada Benemay, SH.,MH., Advokat, Managing Partners pada
Kantor Benemay & Partners Law Office, berkantor di Gedung
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
6. DINDlN HOLIDIN, bertempat tinggal di Kampung Bunianten,
si
Desa Mandalasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten
Garut, Jawa Barat ;
ne
ng
7. ACENG ELIM, bertempat tinggal di Desa Mandalasari,
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat ;
8. MAHMUD, bertempat tinggal di Kampung Maribaya, Desa
do
gu Mandalasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,
Jawa Barat ;
In
A
para Termohon Kasasi juga sebagai para Pemohon Kasasi III
dahulu para Penggugat I sampai dengan VIII/para Terbanding ;
ah
lik
Dan:
1. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Cq. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA, yang berkedudukan di Jalan
am
ub
Merdeka Utara No. 18, Jakarta ;
2. PEMERINTAH DAERAH Tk. II KABUPATEN GARUT
ep
PROPINSI JAWA BARAT Cq. BUPATI KABUPATEN GARUT
k
Pembangunan, Garut ;
R
si
para turut Termohon Kasasi dahulu para Tergugat II dan
V/Pembanding dan turut Terbanding ;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
bahwa berdasarkan Pasal 7 butir b PP. No. 53 Tahun 1999, segala
si
perbuatan hukum Tergugat I dalam mengelola hutan harus mengacu pada
maksud dan tujuan perusahaan, yaitu melestarikan dan meningkatkan mutu
ne
ng
sumber daya hutan dan mutu lingkungan hidup ;
bahwa TERGUGAT I in casu Direksi Perhutani dalam melaksanakan
tugasnya dibebani kewajiban serta pengabdian untuk melestarikan dan
do
gu meningkatkan mutu sumber daya hutan dan mutu lingkungan hidup (vide Pasal
28 jo Pasal 7 PP No. 53 Tahun 1999) ;
In
A
bahwa segala perbuatan hukum TERGUGAT I di dalam menjalankan
manajemen perusahaannya adalah merupakan satu kesatuan, yang dalam hal
ah
lik
ini segala perbuatan hukum PERHUTANI Unit III Jabar dalam mengelola
kawasan hutan Gunung Mandalawangi juga merupakan perbuatan hukum dari
Direksi Perum PERHUTANI (vide Pasal 24 PP No. 53 Tahun 1999) ;
am
ub
bahwa TERGUGAT I dalam mengelola hutan telah mengabaikan
peraturan dan/atau telah menyimpang dari maksud dan tujuan perusahaan,
ep
perbuatan mana telah mengakibatkan luas hutan di Jawa Barat tinggal 8 %
k
si
bahwa tindakan TERGUGAT III dengan mengeluarkan SK Menhut No.
419/KPTS.II/1999 yang amarnya merubah status hutan lindung Mandalawangi
ne
ng
do
gu
lik
ub
hutan tesebut tidak dibenarkan oleh peraturan. Oleh karena itu tindakan
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
hukum, dan sekaligus menunjukkan ketidakmampuan Tergugat I dalam
si
mengelola hutan ;
bahwa selama mengelola hutan Mandalawangi, TERGUGAT I di
ne
ng
samping tidak melakukan reboisasi, merubah hutan primer menjadi sekunder,
juga telah menciptakan lahan kosong, dan lahan garapan pertanian yang
kemudian dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar area hutan Mandalawangi.
do
gu Oleh karena itu perbuatan TERGUGAT I yang telah merubah fisik dan/atau
fungsi hutan dapat dikualifikasikan sebagai perusakan hutan (vide pasal 50 ayat
In
A
(2) UU No. 41/1999) ;
bahwa akibat perbuatan Tergugat I yang telah mengkondisikan hutan I
ah
lik
sekunder di Gunung Mandalawangi yang berstruktur kemiringan lereng 20
sampai 50 derajat tersebut tidak mampu lagi menahan curah hujan, sehingga
pada tanggal 28 Januari 2003, sekitar pukul 21.30 WIB, terjadi longsor di area
am
ub
hutan Mandalawangi dan menghancurkan area pemukiman penduduk yang
berjarak sekitar 2-3 km dari titik longsor ;
ep
bahwa menurut hasil penyelidikan Direktorat Vulkanologi, faktor-faktor
k
si
belum padu; d) kecuraman lereng 20-50 derajat dan bagian bawah relatif
landai; dan e) adanya perubahan tata guna lahan bagian alas bukit dari
ne
ng
do
gu
lik
mengetahui dan mengakui bahwa sejak 6 bulan silam (antara Juli - Agustus
2002), petak V yang berarea 102 ha terdapat 3 titik rawan longsor dan VI yang
m
ub
jatuhnya korban jiwa dan harta benda (vide Pasal 6 UU No. 23 Tahun 1997) ;
R
kawasan pemukiman penduduk yang tertimpa longsor tersebut sudah tidak bisa
M
ng
lagi untuk dijadikan tempat pemukiman, dan oleh karenanya mau tidak mau
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
para penduduk yang berjumlah 1.796 jiwa yang terdiri dari 376 KK harus
si
meninggalkan daerah tersebut dan menempati daerah baru, oleh karenanya
sudah menjadi konsekuensi logis pihak TERGUGAT harus melakukan relokasi
ne
ng
pemukiman penduduk ;
bahwa berdasarkan fakta-fakta di atas, jelas dan nyata perbuatan
TERGUGAT I telah merubah secara langsung atau tidak langsung terhadap
do
gu sifat fisik yang mengakibatkan lingkungan hutan tidak berfungsi sebagaimana
mestinya (vide Pasal 1 butir 14 UU No. 23/1997 Jo. Pasal 50 ayat (2) UU No.
In
A
41/1999) ;
bahwa Tindakan perusakan hutan yang dilakukan oleh TERGUGAT I
ah
lik
seharusnya tidak terjadi jika TERGUGA T II melaksanakan kewajibannya dalam
pengurusan hutan (vide pasal 10 ayat 2 UU No.41/1999), pengelolaan hutan
(vide pasal 21 UU No. 41/1999), dan perlindungan hutan (Vide pasal 48 ayat 2
am
ub
UU No. 41/1999) ;
bahwa perusakan hutan di Mandalawangi yang dilakukan oleh Tergugat I
ep
juga akibat kelalaian TERGUGAT II, TERGUGAT IV, dan TERGUGAT V dalam
k
si
TERGUGAT I tidak lepas dari tindakan TERGUGAT IV dan TERGUGAT V yang
mana seharusnya melaksanakan kewenangannya untuk melakukan upaya
ne
ng
do
gu
sehingga terputusnya jalur lalu lintas Bandung – Garut lewat Japati, oleh karena
itu secara hukum dan kepatutan TERGUGAT I harus bertanggung jawab
ah
lik
ub
besar (yang telah ditebang) yang dapat menampung dan menahan aliran air
ep
penduduk tersebut dan menimbulkan korban jiwa dan harta benda sbb :
es
- Korban jiwa meninggal : 20 orang (11 orang laki-laki dan 9 orang perempuan)
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Rumah Permanen/non permanen hancur : 165 buah
si
- Rumah rusak berat : 67 buah
- Rumah rusak ringan : 44 buah
ne
ng
- Rumah terancam longsor susulan : 104 buah
- Madrasah : 2 buah
- Mesjid : 3 buah
do
gu - Kebun : 25 Hektar
- Sawah : 70 Hektar
In
A
- Kolam : 1 Hektar
- Ternak Domba : 150 Ekor
ah
lik
- Ternak Ayam dan Itik : 5000 Ekor
- Ikan : 3000 Kg
bahwa akibat kejadian longsor dari Gunung Mandalawangi tersebut
am
ub
penduduk yang terkena longsoran Gunung Mandalawangi terpaksa mengungsi
yang hanya mengharapkan bantuan/sumbangan, dan sekarang ini ditampung
ep
dalam posko-posko, yaitu :
k
1) pos I
ah
si
2) pos II
Balai Desa Mandalasari………………………………… 45 KK = 261 Jiwa
ne
ng
do
gu
5) pos V RW. 10 Kp. Pintu (Baetul Mutaqin) …………….. 14.KK = 128 Jiwa
Jumlah………………………………………………………. : 376KK = 1.769 Jiwa
bahwa PENGGUGAT sebagai korban dari perbuatan TERGUGAT I
In
A
lik
ub
ganti rugi bagi PENGGUGAT, maka mekanisme pendistribusian ganti rugi dari
PARA TERGUGAT harus dilakukan secara transparan oleh suatu tim yang di
ka
dalamnya terdiri dari organ Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat dan
ep
pemukiman dan lahan pertanian PENGGUGAT. Oleh karena itu dalam waktu 1
es
(satu) bulan sejak perkara ini diputus, PARA TERGUGAT wajib melakukan
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mekanisme pelaksanaannya harus dilakukan secara transparan dan
si
berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait serta LSM- LSM ;
bahwa kerusakan hutan di Gunung Mandalawangi adalah tanggung
ne
ng
jawab PARA TERGUGAT, oleh karena itu dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak
perkara ini diputus, PARA TERGUGAT wajib melakukan pemulihan kawasan
hutan (vide Pasal 80 UU No. 41 Tabun 1999) serta minimal selama 5 (lima)
do
gu Tahun TERGUGAT I tidak melakukan penebangan, dan mekanisme
pelaksanaannya harus dilakukan secara transparan, melibatkan Pemerintah
In
A
Daerah Garut dan LSM-LSM pemerhati lingkungan ;
bahwa PENGGUGAT sebagai masyarakat korban longsor di
ah
lik
kawasan Gunung Mandalawangi tidak perlu membuktikan kesalahan dari
TERGUGAT I atas terjadinya Iongsor tersebut di atas, karena hal tersebut
merupakan konsekuensi dari TERGUGAT I sebagai pengelola hutan di
am
ub
kawasan Gunung Mandalawangi, yang mana TERGUGAT mempunyai
tanggung jawab mutlak (strict liability) terhadap kejadian longsor tersebut
ep
sebagaimana diatur dalam Pasal 35 UU No. 23 Tahun 1997 tentang
k
si
kepada Pengadilan Negeri Bandung agar memberikan putusan sebagai
berikut :
ne
ng
DALAM PROVISI :
Menyatakan bahwa gugatan Para Penggugat adalah sah sebagai Gugatan
do
gu
lik
ub
dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) bulan sejak perkara ini diputus, dan
ep
LSM-LSM.
R
ng
dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak perkara ini diputus serta pengawasannya
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dilakukan oleh Pemda Daerah Garut dan LSM-LSM pemerhati lingkungan.
si
5. Menghukum TERGUGAT I untuk tidak melakukan penebangan dalam kurun
waktu minimal 5 (lima) tahun sejak perkara ini diputus dan pengawasannya
ne
ng
dilakukan oleh Pemda Kabupaten Garut serta LSM-LSM pemerhati
lingkungan.
6. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar ganti kerugian kepada
do
gu PENGGUGAT sebesar Rp. 50.417.200.000,- dengan perincian sebagai
berikut :
In
A
Kerugian Materil :
Sub Kelompok A :
ah
lik
1) Kehilangan Anggota Keluarga.
21 orang meninggal x Rp. 100.000.000,- = Rp.2.100.000.000,-
2) Kerugian Korban luka ringan/berat (Rawat Inap) 15 orang X Rp.
am
ub
10.000.000,- = Rp. 150.000.000,-
Jumlah Sub Kelompok A = Rp. 2.250.000.000,-
ep
Sub Kelompok B :
k
Rumah :
ah
si
b. Rumah Rusak Berat : 67 Unit x Rp. 50.000.000,- = Rp. 3.350.000.000,-
c. Rumah Rusak Ringan : 44 Unit x Rp. 25.000.000,- = Rp. 1.100.000.000,-
ne
ng
do
gu
Sub Kelompok C :
a. Pertanian/tanaman
1) Padi 70 ha x 6 ton x Rp. 3.000/kg = Rp. 1.260.000.000,-
In
A
lik
b. Peternakan
1) Domba : 150 ekor x Rp. 500.000,- = Rp. 75.000.000,-
m
ub
Sub Kelompok D :
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
f. Masjid 3 unit ………………………………………..= Rp. 300.000.000,-
si
Jumlah Sub Kel. D : Rp.1.662.500.000,-
Sub Kelompok E :
ne
ng
a. Kesempatan mencari nafkah sejak pengungsian 376 KK x 60hr x
Rp.50.000,- = Rp. 1.128.000.000,-
b. Kerugian dalam belajar mengajar/sekolah (perlengkapan sekolah) :
do
gu - Murid SD : Rp. 200.000,- x 276 murid = Rp. 55.200.000,-
- Murid SLTP: Rp. 300.000,- x 51 murid = Rp. 15.300.000,-
In
A
- Murid SLTA : Rp. 400.000,- x 13 murid =Rp. 5.200.000,-
Rp. 75.700.000,-
ah
lik
Jumlah Sub Kelompok E = Rp. 1.203.700.000,-
TOTAL KERUGlAN MATERlIL : Rp. 30.417.200.000,
B. Kerugian Immateriil sebesar Rp. 20.000.000.000,-
am
ub
7. Memerintahkan PARA TERGUGAT untuk membentuk suatu TIM yang su-
sunan Ketua dan keanggotannya terdiri dari unsur pemerintah daerah dan
ep
LSM-LSM dalam rangka mengorganisir pendistribusian ganti rugi kepada
k
TERGUGAT.
ah
si
9. Menyatakan putusan atas gugatan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu
walaupun ada upaya hukum.
ne
ng
do
gu
lik
Eksepsi Tergugat I :
bahwa tindakan Penggugat dalam surat gugatan dengan menyebut dan
m
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- "Longsor" yang dimaksud kebenarannya harus lebih dahulu dibuktikan di
si
muka persidangan; Apakah terbukti benar "longsor" menimpa Desa
Mandalasari dan Desa Karangmulya ;
ne
ng
- “Longsor" yang dimaksud kebenarannya harus lebih dahulu dibuktikan di
muka persidangan ; Apakah terbukti benar "longsor" menimbulkan korban
terhadap manusia, hewan dan harta benda di Desa Mandalasari dan Desa
do
gu Karangmulya ;
- "Longsor" yang dimaksud kebenarannya harus lebih dahulu dibuktikan di
In
A
muka persidangan; Apakah terbukti benar "longsor" menimpa Penggugat
dan para anggota kelompoknya ;
ah
lik
Sehingga dengan demikian, di dalam "surat gugatan" Penggugat tidak berhak
menyatakan diri sebagai "kelompok Para Korban Longsor Gunung
Mandalawangi" melainkan hanya berhak memohon kepada dan agar
am
ub
Pengadilan :
- Menyatakan bahwa Penggugat adalah sah mewakili "Kelompok Para
ep
Korban Longsor Gunung Mandalawangi", dan ;
k
si
sebagaimana "Daftar Anggota Kelompok" yang telah di notifikasi dan
dinyatakan sah sebagai anggota kelompok sesuai ketentuan PERMA Nomor
ne
ng
do
gu
Mandalawangi".
bahwa gugatan Penggugat dalam perkara ini tidak memenuhi
ah
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
d. Posita dari seluruh kelompok baik wakil kelompok maupun anggota
si
kelompok, yang teridentifikasi maupun tidak teridentifikasi yang
dikemukakan secara jelas dan terinci;
ne
ng
e. Dalam satu gugatan perwakilan, dapat dikelompokkan beberapa bagian
kelompok atau sub kelompok, jika tuntutan tidak sama karena sifat dan
kerugian yang berbeda;
do
gu f. Tuntutan atau petitum tentang ganti rugi dikemukakan secara jelas dan rinci,
memuat usulan tentang mekanisme atau tata cara pendistribusian ganti
In
A
kerugian kepada keseluruhan anggota kelompok termasuk usulan tentang
pembentukan tim atau panel yang membantu memperlancar pendistribusian
ah
lik
ganti kerugian karena :
1. Surat Kuasa tertanggal 04 Februari 2003 dari Wakil Kelompok kepada
16 (enam belas) Advokat, Pengacara dan Penasehat Hukum untuk
am
ub
mengajukan gugatan perkara ini adalah tidak sah, alasan hukumnya :
a. sebanyak 7 (tujuh) orang dari 9 (sembilan) orang Wakil Kelompok,
ep
yaitu :
k
- A. Muchyidin
ah
- Uca
R
si
- Esin
- Juhri
ne
ng
- Etik.
- Suryana
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
a. Wakil Kelompok memiliki kejujuran dan kesungguhan untuk
si
melindungi kepentingan anggota kelompok yang diwakilinya ;
b. Hakim dapat menganjurkan kepada wakil kelompok untuk
ne
ng
melakukan penggantian pengacara, jika pengacara melakukan
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kewajiban
membela dan melindungi kepentingan anggota kelompoknya.
do
gu Adanya pernyataan "tidak pernah memberi kuasa" dan "mundur
(tidak menggugat)" dimuka sidang dari 7 (tujuh) orang perwakilan
In
A
kelompok, membuktikan :
- Tidak ada kesepakatan dari Anggota kelompok kepada
ah
lik
Perwakilan kelompok ;
- Tidak ada kesepakatan dari Perwakilan kelompok kepada
Pengacara ;
am
ub
- Tidak ada kehendak yang sungguh-sungguh dari Perwakilan Ke-
lompok untuk mengajukan "Gugatan" sebagaimana perkara ini ;
ep
- Tidak jelas diajukannya "Gugatan" sebagaimana perkara ini untuk
k
si
• Untuk kepentingan perwakilan kelompok, atau :
Sehingga dengan demikian; Karena fakta di muka persidangan
ne
ng
do
gu
masingnya yaitu :
A. Kelompok kerugian luka ringan/berat dan kehilangan anggota
ah
lik
ub
OHIM.
ah
DINDIN HOLIDIN.
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Dipersidangan tanggal 19 Maret 2003, untuk "MASUK" turut berperkara
si
dalam perkara ini sebagai pihak "PENGGUGAT" adalah tidak sah, alasan
hukumnya :
ne
ng
a. Ketentuan sebagaimana dimaksud dan ditetapkan dalam Bab IV Pasal
8 PERMA Nomor 1 Tahun 2002 tentang "Acara Gugatan Perwakilan
Kelompok" hanya mengatur tentang Pernyataan Keluar (anggota
do
gu kelompok). Dengan kata lain, bahwa PERMA tersebut tidak mengatur
tentang Pernyataan MASUK atau PENGGANTIAN (anggota kelompok
In
A
atau wakil Kelompok) sebagai Pihak PENGGUGAT.
b. Hukum Acara Perdata yang berlaku (HIR, RV dan Kebiasaan dalam
ah
lik
acara perdata) bahwa "Masuknya" pihak lain (pihak ketiga) ke dalam
suatu perkara yang sedang dalam proses persidangan, adalah
(dikenal dengan istilah hukum) Intervensi, yang antara lain :
am
ub
- Vrijwaring
- Voeging
ep
- Tussenkomst
k
si
(gugatan insidentil) untuk turut berperkara sebagai pihak dalam
perkara yang sedang dalam proses, melalui prosedur, antara lain :
ne
ng
do
gu
lik
ub
(tertulis) tetap perlu dibuat (ada), hal ini untuk adanya kepastian
hukum tentang "kewenangan (hak dan kewajiban) Penerima Kuasa.
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
yang sebagaimana nomor 1 di atas (menurut hukum) tidak
si
memenuhi syarat untuk dapat dinyatakan Sah sebagai gugatan
perwakilan kelompok.
ne
ng
maka "MASUK-nya Perwakilan Kelompok Baru tersebut" sebagai
Penggugat (penggantian Penggugat) adalah tidak sah, dan gugatan a
quo dalam perkara ini TETAP tidak memenuhi syarat untuk dapat
do
gu dinyatakan Sah sebagai gugatan perwakilan kelompok.
3. Gugatan perwakilan kelompok dalam perkara ini, selain "sangat tidak
In
A
jelas", "membingungkan" dan "sangat tidak mencerminkan kepastian
hukum", juga tidak memenuhi persyaratan-persyaratan formal surat
ah
lik
gugatan sesuai Ketentuan dalam Pasal 3 PERMA Nomor 1 Tahun
2002, alasan hukumnya :
a. Selain berkas perkara tertanggal 18 Februari 2003 yang telah
am
ub
diregistrasi dengan nomor perkara 49/Pdt/G/2003/PN.Bdg. pada
persidangan tanggal 19 Maret 2003 telah diajukan pula (diterima
ep
adanya penyerahan) "berkas perkara (Daftar Anggota Kelompok
k
si
pertanyaan, apakah sebagai tambahan gugatan, atau sebagai
Perubahan/perbaikan gugatan, atau :
ne
ng
do
gu
tersebut"
b. Adanya 2 (dua) berkas perkara yang berbeda subjek dan objek
dalam 1 (satu) perkara selain membingungkan juga sangat tidak
In
A
lik
ub
atau :
ep
eksepsi.
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kelompok).
si
dalam "berkas perkara (Daftar Anggota Kelompok dan Inventarisasi
Kerugian)" yang disampaikan tanggal 19 Maret 2003, disebutkan
ne
ng
antara lain :
A. Kelompok kerugian luka ringan/berat dan kehilangan anggota
keluarga :
do
gu - Kelompok kehilangan anggota keluarga ………………..= 7.
(dalam surat gugatan tgl. 18 Februari 2003 = 21 orang)
In
A
- Kelompok luka berat……………………………………….= 7.
- Kelompok luka ringan…………………………………… = 31.
ah
lik
(dalam gugatan tgl. 18 Feb 2003 luka ringan/berat :
15 orang).
total sub kelompok……………………………………… ...= 45.
am
ub
B. Kelompok kerugian rumah dan tanah, yang diwakili oleh = 70.
(dalam surat gugatan tgl. 18 Februari 2003, rumah hancur 165.
ep
rusak berat 67, rusak ringan 44, rumah terancam 104 = 380.
k
(rumah).
ah
si
(dalam surat gugatan tgl. 18 Februari 2003 = "tidak ada").
D. Kelompok kerugian peternakan dan pertanian = 61.
ne
ng
do
gu
lik
ub
atau :
es
ng
= 2.017.
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
d. Jumlah “objek kerugian" tidak jelas dan tidak pasti, dimana Per-
si
masalahannya sama dengan sub c. di atas.
e. PERMA Nomor 1 Tahun 2002, Pasal 3 sub f mempersyaratkan
ne
ng
tuntutan atau petitum tentang ganti rugi harus dikemukakan secara
jelas dan rinci, sedang dalam perkara ini dalam surat gugatan
tanggal 18 Februari 2003, posita angka 22 menyatakan Kerugian
do
gu Materiil …………….: Rp. 30.417.200.000,-
Kerugian Immateriil : Rp. 20.000.000.000,-
In
A
Total Kerugian ……: Rp. 50.417.200.000,-
dalam "berkas perkara (Daftar Anggota Kelompok dan Inventarisasi
ah
lik
Kerugian)" yang diserahkan di persidangan tanggal 19 Maret 2003,
"tidak ada tuntutan atau petitum tentang ganti rugi ;
Sehingga menjadi pertanyaan, apakah :
am
ub
Total Kerugian TETAP seperti semula : Rp. 50.417.200.000,-, atau :
Total Kerugian "berubah" menjadi : BELUM DIHlTUNG, atau :
ep
Total Kerugian : Rp.50.417.200.000,- "bertambah" + BELUM
k
si
bahwa :
"Tuntutan atau petitum tentang ganti rugi harus dikemukakan secara
ne
ng
jelas dan rinci memuat usulan tentang mekanisme atau tata cara
pendistribusian ganti kerugian kepada keseluruhan anggota
do
gu
lik
ub
kelompok.
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pendistribusian ganti rugi kepada TERGUGAT : pasti "SALAH"
si
karena kata "TERGUGAT" seharusnya ditulis "PENGGUGAT"
(note : tetapi, kalau maksud Penggugat adalah benar seperti
ne
ng
tertulis dalam petitum tersebut, itu Hak Penggugat).
- dalam berkas perkara (Daftar Anggota Kelompok dan/inventarisasi
Kerugian)" yang diserahkan di persidangan tanggal 19 Maret 2003 -
do
gu tidak ada petitum yang "memuat usulan tentang mekanisme atau
tata cara pendistribusian ganti kerugian kepada keseluruhan
In
A
anggota kelompok".
Terjadinya "FAKTA-FAKTA" di persidangan pemeriksaan perkara ini
ah
lik
sebagaimana tersebut di atas : MEMBUKTIKAN, bahwa :
• belum ada kesepakatan "yang sungguh-sungguh" di antara anggota
kelompok dengan perwakilan kelompok untuk mengajukan gugatan
am
ub
perkara ini ;
• belum ada kesepakatan "yang sungguh-sungguh" di antara
ep
perwakilan kelompok untuk mengajukan gugatan perkara ini ;
k
si
untuk mengajukan gugatan perkara ini ;
•
ne
belum ada kesepakatan "yang sungguh-sungguh" di antara Kuasa
ng
do
gu
ini.
sehingga di persidangan terjadi :
In
- perselisihan antara perwakilan kelompok dengan Kuasa Hukum
A
lik
ub
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Nomor 1 Tahun 2002 dan Hukum Acara Perdata) ;
si
Akibat hukumnya bahwa gugatan a quo dalam perkara ini (demi
hukum) dinyatakan tidak SAH sebagai gugatan perwakilan kelompok.
ne
ng
4. Gugatan Penggugat KURANG PIHAK, alasannya :
a. Penggugat mendalilkan bahwa gugatan a quo dalam perkara ini adalah
berlandaskan pada Pasal 37 (1) UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang
do
gu Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jo. Pasal 71 (1) UU Nomor 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan Jo. PERMA Nomor 1 Tahun 2002 tentang
In
A
Acara Gugatan Perwakilan Kelompok, dimana in casu ;
b. Berlandaskan ketentuan sebagaimana dimaksud dan ditetapkan dalam
ah
lik
Pasal 9 ayat (4) UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, menyatakan :
"Keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional
am
ub
pengelolaan lingkungan hidup, sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dikoordinasi oleh Menteri ";
ep
sehingga seharusnya MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Wajib
k
si
bahwa TERGUGAT I menolak keseluruhan dalil-dalil gugatan
Penggugat kecuali yang secara tegas-tegas diakui kebenarannya.
ne
ng
do
gu
lik
(Perum Perhutani).
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 1999 mengatur tentang :
m
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pasal 6 :
si
"Sifat usaha dari Perusahaan adalah menyediakan pelayanan bagi
kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan
ne
ng
prinsip pengelolaan perusahaan dan kelestarian sumber daya
alam".
Pasal 7 :
do
gu "Maksud dan Tujuan Perusahaan adalah :
a. mengelola hutan sebagai ekosistem sesuai karakteristik wilayah untuk
In
A
mendapatkan manfaat yang optimal bagi Perusahaan dan
masyarakat sejalan dengan tujuan Pembangunan Nasional;
ah
lik
b. melestarikan dan meningkatkan mutu sumber daya hutan dan mutu
lingkungan hidup; dan
c. menyelenggarakan usaha dibidang kehutanan yang menghasilkan
am
ub
barang dan jasa yang bemutu tinggi dan memadai guna memenuhi
hajat hidup orang banyak dan memupuk keuntungan ".
ep
c. Kegiatan dan pengembangan usaha diatur dalam Pasal 8 yang
k
menyebutkan :
ah
si
Pasal 7 Perusahaan menyelenggarakan :
a. Pengusahaan hutan yang meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan,
ne
ng
do
gu
lik
ub
Ayat (1) :
ep
Ayat (2) :
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Ayat (3) :
si
Kebijakan pengembangan usaha merupakan arah dalam mencapai
tujuan Perusahaan baik menyangkut kebijakan investasi pembiayaan
ne
ng
usaha, sumber pembiayaannya, penggunaan hasil usaha
perusahaan dan kebijakan pengembangan lainnya".
Ayat (4) :
do
gu Pembinaan sehari-hari sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan dengan memberikan pedoman bagi Direksi dan Dewan
In
A
Pengawasan dan menjalankan kegiatan operasional Perusahaan".
Ayat (5) :
ah
lik
Pedoman sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) disusun
berdasarkan kebijakan pengembangan usaha dimaksud dalam ayat
(2) ".
am
ub
Ayat (6) :
Dalam rangka memantapkan pembinaan dan pengawasan Peru-
ep
sahaan, Menteri Keuangan dan Menteri sewaktu-waktu apabila
k
Pengawas".
R
si
4. Dalam pengelolaan hutan atas kawasan hutan produksi dan lindung
TERGUGAT I tidak atas dasar keinginan TERGUGAT I sendiri, karena
ne
ng
do
gu
lik
ub
membuat :
ep
1. Rencana Umum Perusahaan periode 1990 s/d 2009 yang telah disahkan
ah
Perusahaan. Terakhir untuk periode 2000 s/d 2004 yang telah disetujui
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1998.
si
2. Rencana Lima Tahunan Perusahaan periode 1996 s/d 2000 yang telah
disetujui oleh Menteri Keuangan berdasarkan Nomor : S-595/MK.16/
ne
ng
1996 tanggal 2 Desember 1996.
2. Rencana Kerja Tahunan Perusahaan (RKTP) yang merupakan
gabungan Rencana Teknik Tahunan bersumber dari buku Rencana
do
gu Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH).
Disamping rencana tersebut diatas dalam rangka kelestarian hutan
In
A
TERGUGAT I :
1. Membuat Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan untuk jangka waktu :
ah
lik
10 Tahun yang berisi data potensi dan kondisi hutan serta rencana-
rencana pengelolaan hutan.
2. Menyusun Rencana Tehnik Tahunan yang berupa rencana detail
am
ub
pengelolaan kawasan hutan dalam jangka satu tahun untuk setiap
Kesatuan Pemangkuan Hutan termasuk kawasan hutan Gunung
ep
Mandalawangi sebagai penjabaran Rencana Pengaturan Kelestarian
k
Hutan tersebut.
ah
si
periode Tahun 2002 yang berisi rencana fisik berdasarkan RKTP dan
finansial perusahaan berdasarkan standar biaya, kemudian diusulkan
ne
ng
do
gu
lik
ub
juta Ha (20%) sebelum dikelola TERGUGAT I adalah tidak benar dan tidak
mendasar.
ka
Para Penggugat tidak mengerti dan tidak paham apa yang dimaksud
ep
dengan Hutan dan apa yang disebut kawasan hutan. Berdasarkan Undang-
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
si
alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan".
Pasal 1 ayat (3) :
ne
ng
"Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan
oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan
tetap".
do
gu Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan
Nomor : 419/Kpts-l1/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah
In
A
Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Barat seluas 1.045.071 Hektar. Rincian
fungsi hutan adalah :
ah
lik
a. Kawasan hutan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam : 252.604 Ha
b. Hutan Lindung ……………………………………………….…: 240.402 Ha
c. Hutan Produksi Terbatas……………………………………....: 213.413 Ha
am
ub
d. Hutan Produksi Tetap …………………………………………: 338.071 Ha
Jumlah : 1.045.071 Ha
ep
Kawasan hutan yang masuk dalam pengelolaan hutan oleh TERGUGAT I
k
Luas daratan Propinsi Jawa Barat adalah hanya ± 3,5 juta Ha.
R
si
TERGUGAT I mensomir para Penggugat untuk membuktikan bahwa luas
hutan di Jawa Barat 53 juta Ha dan sekarang hanya ada 8% - nya yaitu ±
ne
ng
do
gu
lik
tidak berdasar sama sekali dan terhadap hal tersebut dapat TERGUGAT I
tanggapi sebagai berikut :
m
ub
5 Pebruari 1916 dengan luas 406,63 ha (empat ratus enam koma enam
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Propinsi (RTRWP) yang
si
telah disahkan oleh Gubernur Jawa Barat dengan Surat Keputusan
Gubernur Jawa Barat Nomor 17 Tahun 1996, maka kawasan hutan
ne
ng
Propinsi Jawa Barat termasuk kawasan hutan Gunung Mandalawangi
diusulkan oleh Gubernur Propinsi Jawa Barat kepada Menteri
Kehutanan untuk ditunjuk menjadi kawasan hutan menurut fungsinya.
do
gu d. Atas usulan angka c tersebut selanjutnya Menteri Kehutanan dengan
Surat Keputusan Nomor : 419/Kpts-ll/1999 telah menunjuk kawasan
In
A
hutan di Propinsi Jawa Barat. Untuk kawasan hutan Mandalawangi
berdasarkan fungsinya menjadi Hutan Lindung seluas ± 217,55 ha dan
ah
lik
Hutan Produksi Terbatas dengan luas ± 189,08 ha.
e. Penunjukan kawasan hutan Gunung Mandalawangi menjadi hutan
Lindung dan Hutan Produksi Terbatas adalah berdasarkan kriteria
am
ub
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1999
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, KEPRES Nomor 32
ep
Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, dan Surat
k
Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung serta Surat Keputusan
R
si
Menteri Pertanian Nomor : 683/Kpts/Um/8/81 tentang Kriteria dan Tata
Cara Penetapan Hutan Produksi.
ne
ng
do
gu
lik
ub
(Tergugat III) sama sekali tidak pernah merubah status kawasan Hutan
Lindung Gunung Mandalawangi menjadi kawasan Hutan Produksi
ka
Terbatas ;
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
diberikan oleh Tergugat III.
si
Dengan demikian jelas terbukti bahwa tidak pernah terjadi adanya
perubahan fungsi atas kawasan hutan Gunung Mandalawangi bukan
ne
ng
kewenangan dari TERGUGAT III melainkan kewenangan pengelola
yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
7. Bahwa dalil para Penggugat angka 10 menyebutkan pada pokoknya
do
gu bahwa TERGUGAT I tidak pernah melakukan reboisasi dan menambah
hutan primer menjadi hutan sekunder. Dalil tersebut tidak benar, dan
In
A
dapat kami jelaskan sebagai berikut :
Kawasan hutan Gunung Mandalawangi seluas 406,63 ha sebagaimana
ah
lik
telah dijelaskan di atas baru ada penunjukan fungsi menjadi hutan
lindung dan 31 hutan produksi terbatas dengan diterbitkannya Surat
Keputusan Menhutbun Nomor : 419/Kpts-lI/1999.
am
ub
Kawasan hutan Gunung Mandalawangi termasuk administrasi
kehutanan Petak 4, 5 dan 6, Resort Polisi Hutan/RPH Kadungora, BKPH
ep
Leles, KPH Garut (sumber titik longsor terjadi dari Petak 5 dan Petak 6
k
si
- Hutan Alam Kayu Lain (HAKL) seluas 26,00 Ha terdiri dari Jenis
Saninten, Huru dll, yang tumbuh cukup rapat. Tumbuhan bawah
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
serta ada tumbuhan tanaman Pinus dan Suren yang tumbuh
si
jarang.
d. Sebelum dan setelah ada Surat Keputusan Menhutbun Nomor
ne
ng
419/Kpts-lI/1999 di lokasi Gunung Mandalawangi TERGUGAT I
tidak pernah melakukan penebangan pohon, yang ada adalah
tindakan perbaikan kondisi hutan yang rusak/gundul akibat
do
gu perambahan kemudian direboisasi dengan tanaman hutan sebagai
data di bawah ini :
In
A
No. Tahun Tanam Luas (ha) Jenis tanaman
1. 1980 28,90 Pinus
ah
lik
2. 1990 25,40 Pinus
3. 1991 35,00 Pinus
4. 1997 85,80 Pinus
am
ub
5. 1998 25,83 Pinus
6. 1999 8,00 Pinus
ep
k
R
melakukan reboisasi dan tidak mengubah hutan primair menjadi
si
hutan sekunder.
ne
ng
do
gu
dilakukan.
Bahwa TERGUGAT I tidak pernah menyewakan tanah kawasan
ah
lik
ub
ep
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Perambahan hutan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya
si
Laporan Kejadian Perambahan Rutan.
10. Bahwa dalil gugatan angka 11 yang menyatakan "sehingga pada
ne
ng
tanggal 28 Januari 2003, sekitar pukul 21.30 WIB, terjadi longsor di
area hutan Mandalawangi dan menghancurkan area pemukiman
penduduk yang berjarak 2-3 Km dari titik longsor". Bahwa bencana
do
gu tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Kadungora merupakan
bencana banjir bandang yang diikuti dengan tanah longsor yang
In
A
merupakan kombinasi antara curah hujan sangat deras, kemiringan
lereng curam dan jebolnya tanggul-tanggul penahan air hujan yang
ah
lik
terbentuk oleh aliran air disertai batu, Lumpur dan bahan perintang
aliran air lainnya.
Bahwa dari data di lapangan terhadap kejadian longsor di lereng
am
ub
Gunung Mandalawangi, Kabupaten Garut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
ep
a. Kelas tanah pada lereng bagian bawah Gunung Mandalawangi,
k
si
umumnya memiliki solum yang tebal bersifat masam dan
bertekstur halus dengan drainase sedang. Sedangkan macam
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
d. Melihat fakta di lapangan terjadinya longsor terdapat di 16 (enam
si
belas) sumber titik longsor yang tersebar di kawasan hutan yang
bertumbuhan baik/rapat di kawasan hutan yang bertumbuhan
ne
ng
rawang dan di tanah milik masyarakat, dengan demikian keadaan
vegetasi/tegakan tidak signifikan mengakibatkan terjadinya
longsor, tetapi karena curah hujan yang di atas rata-rata yaitu 121
do
gu mm per hari (14 kali intensitas hujan normal), disamping jenis
tanah yang rendah dalam kemampuan menahan air dan
In
A
kelerengan yang 40%.
Berdasarkan hal tersebut di atas jelas bahwa bencana yang
ah
lik
terjadi merupakan banjir bandang yang termasuk klasifikasi
bencana alam bukan akibat kelalaian Tergugat I dalam
melakukan pengelolaan kawasan hutan Gunung Mandalawangi,
am
ub
sehingga tidak terdapat hubungan hukum antara kejadian
bencana alam tersebut dengan pengelolaan areal kawasan hutan
ep
oleh TERGUGAT I. Dengan demikian maka terbukti bahwa
k
11. Berkaitan dengan gugatan angka 14, bahwa salah satu penyebab
R
si
longsornya Gn. Mandalawangi adalah adanya perubahan tata
guna lahan bagian atas bukit dari tanaman keras/hutan ke
ne
ng
tanaman musiman.
Bahwa sebagaimana telah dijelaskan di atas, TERGUGAT I tidak
do
gu
lik
ub
membuktikan pernyataannya.
12. Bahwa pernyataan Penggugat dalam angka 15 yang menyatakan
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dinyatakan ditolak.
si
13. Bahwa mengenai relokasi pemukiman korban longsor seba-
gaimana gugatan angka 16 halaman 5, bukan hanya tanggung
ne
ng
jawab maupun konsekuensi para Tergugat tetapi merupakan
tanggung jawab semua pihak. Bahwa kejadian longsor tersebut
adalah bencana alam dan merupakan force majeur maka relokasi
do
gu korban longsor tersebut tidak bisa menjadi tanggung jawab
dibebankan pada Tergugat saja, namun menjadi tanggung jawab
In
A
seluruh lapisan masyarakat atas dasar rasa kemanusiaan.
14. Bahwa dari pernyataaan gugatan Penggugat angka 16 justru
ah
lik
sebaliknya sama sekali tidak ada data-data dan fakta-fakta yang
menunjukkan bahwa Tergugat I telah melakukan perbuatan baik
secara langsung maupun tidak langsung yang mengakibatkan
am
ub
lingkungan tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena
kejadian bencana di Gunung Mandalawangi tersebut adalah
ep
murni bencana alam, Oleh karena itu pernyataan Penggugat yang
k
si
perusakan hutan sebagaimana dinyatakan dalam gugatan angka
16, angka 17 dan angka 18, tetapi TERGUGAT I melakukan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dan harta benda adalah dikarenakan area hutan tersebut hanya
si
ditanami jenis perdu sebagaimana gugatan para Penggugat
angka 20 adalah tidak masuk akal dan tidak berdasar karena
ne
ng
TERGUGAT I tidak melakukan penebangan pohon besar maupun
penanaman pohon jenis perdu. Bahwa yang benar adalah
TERGUGAT I melaksanakan reboisasi dalam rangka rehabiIitasi
do
gu areal hutan bekas perambahan dari masyarakat di sekitar
kawasan hutan di Gunung Mandalawangi, sebagaimana telah
In
A
dijelaskan pada angka 5 di atas.
18. Bahwa karena kejadian tersebut adalah bencana alam, maka
ah
lik
tidak sepantasnyalah TERGUGAT I dibebani menanggung
kerugian baik materiil maupun immateriil sebagaimana
dinyatakan oleh para Penggugat dalam gugatannya angka 21 dan
am
ub
22, oleh karenanya gugatan para Penggugat tersebut harus
dinyatakan ditolak. (vide Pasal 35 ayat (2) Undang-Undang
ep
Nomor 23 Tahun 1997).
k
si
merupakan tanggungjawab para Tergugat serta tidak perlu
adanya mekanisme pendistribusian ganti rugi maupun
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
beracun, bertanggung jawab, secara mutlak atas kerugian yang
si
ditimbulkan, dengan kewajiban membayar ganti rugi secara
langsung dan seketika pada saat terjadinya pencemaran dan/atau
ne
ng
perusakan lingkungan hidup".
Dengan demikian, karena jenis usaha dan kegiatan yang dilakukan
TERGUGAT I tidak termasuk dalam kriteria tersebut Pasal 35 ayat (1)
do
gu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, maka tidak ada relevansinya
terhadap TERGUGAT I diterapkan strict liability, pernyataan
In
A
Penggugat tersebut harus dikesampingkan. Meskipun demikian
sebagai rasa kepedulian atas musibah yang menimpa Desa
ah
lik
Mandalasari dan Desa Karangmulya, TERGUGAT I bersama-sama
dengan Pemda, Muspida dan Masyarakat setempat langsung
melakukan langkah langkah penanggulangan, dengan bentuk :
am
ub
a. Bergabung dengan Tim SAR dalam rangka mencari dan memberi
pertolongan kepada korban yang tertimbun tanah dan bangunan,
ep
serta membantu evakuasi pengungsian.
k
penyebab longsor.
R
si
c. Memberi bantuan berupa alat-alat dan bahan makanan di tempat
penampungan pengungsi.
ne
ng
do
gu
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut para Tergugat II, III dan
IV mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :
ah
lik
Eksepsi Tergugat II :
1. Gugatan bukan merupakan gugatan Class Action :
m
ub
a. Bahwa gugatan yang diajukan oleh kuasa hukum para Penggugat tidak
dapat diajukan dengan menggunakan tata cara gugatan perwakilan
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
perkara a quo jelas terbukti di persidangan Sdr. Muchyidin dkk tidak
si
pernah memberi kuasa kepada para pengacara tersebut kecuali Sdr.
Dedi dan Entin.
ne
ng
- Bahwa karena Sdr. Muchyidin dkk tidak pernah memberikan kuasa
maka hal tersebut membuktikan bahwa Sdr. Muchyidin tidak
mempunyai niat untuk mewakili dan melindungi kepentingan
do
gu keIompok korban tanah longsor.
Hal tersebut disebabkan Sdr. Muchyidin dkk telah memperoleh ganti rugi
In
A
masing-masing sebesar Rp. 6.000.000,-
Sehingga terlihat disini tidak adanya kesungguhan dan kejujuran dari para
ah
lik
wakil kelompok untuk melindungi kepentingan anggota kelompok. Hal
tersebut juga terlihat dalam persidangan berubah-ubahnya para wakil
kelompok dari 9 orang wakil kelompok ternyata 7 orang mengundurkan
am
ub
diri karena merasa tidak pernah memberikan kuasa dan diganti, ditambah
lagi dengan 8 orang perwakilan kelompok. Hal tersebut membuktikan
ep
tidak adanya kesungguhan dari para wakil kelompok dalam mewakili
k
anggota kelompoknya.
ah
si
yang bertentangan dengan kewajiban membela dan melindungi
kepentingan anggota kelompoknya.
ne
ng
do
gu
lik
Yos Faizal Husni, SH harus diganti dan tidak berhak lagi untuk membela
kepentingan para korban longsor gunung Mandalawangi.
m
ub
2. Kompetensi Relatif :
- Gugatan salah alamat :
ka
dan biaya ringan. Maka untuk mencapai tujuan yang dimaksud dalam
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dilakukan di Pengadilan Negeri tempat objek perkara berada dalam hal ini
si
di Pengadilan Negeri Garut tempat terjadinya longsor yang mengakibatkan
kerugian bagi para Penggugat. Hal ini untuk mempermudah pemeriksaan
ne
ng
alat-alat bukti dan objek yang menjadi gugatan dan untuk membuktikan
tentang penyebab dan akibat longsor. Sehingga apabila pemeriksaan
perkara dilakukan di Pengadilan Negeri Bandung akan memakan biaya
do
gu yang mahal, waktu yang lama dan tidak efisien, seharusnya pemeriksaan
dilakukan di Pengadilan Negeri Garut.
In
A
3. Gugatan para Penggugat Kabur (obscuur libel) :
a. Bahwa dalam gugatan semula tanggal 18 Februari 2003 para Penggugat
ah
lik
mengemukakan telah mengalami kerugian baik materiil maupun immateriil
sebesar Rp. 50.417.200.000,- dengan perincian yang terdiri dari sub
kelompok kerugian, yaitu :
am
ub
- Sub Kelompok A (kerugian luka ringan/berat dan kehilangan anggota
keluarga), yang terdiri dari :
ep
Kehilangan anggota keluarga : 21 orang meninggal dan kerugian korban
k
si
- Sub Kelompok B (kerugian rumah dan tanah) yang terdiri dari :
Rumah hancur : 165 unit
ne
ng
do
gu
lik
b. Peternakan, yaitu domba 150 ekor, ayam dan itik 5000 ekor.
- Sub Kelompok D (kerugian fasilitas umum) yang terdiri dari jalan
m
ub
Rp. 1.662.500.000,-
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tanggal 7 Mei dengan merubah nama-nama wakil kelompok dan sub
si
kelompok kerugian yang disebut dalam Daftar Anggota Kelompok dan
Inventarisasi kerugian, yaitu :
ne
ng
A. Kelompok kerugian luka ringan/berat dan kehilangan anggota
keluarga (wakil kelompok Hayati dan Dedi) yang terdiri dari :
7 orang meninggal dunia, 7 orang luka berat dan 31 orang luka
do
gu ringan ;
B. Kelompok kerugian rumah dan tanah (wakil kelompok Entin) yang ;
In
A
terdiri dari tanah dan rumah rusak berat sebanyak 23 unit, hancur 42
unit dan rusak ringan 5 unit.
ah
lik
C. Kelompok kerugian alat rumah tangga/harta benda (wakil kelompok
Oded Sutisna).
D. Kelompok kerugian peternakan dan pertanian (wakil kelompok Ujang
am
ub
Ohim), yang terdiri dari :
- Domba : 45 ekor.
ep
- Ayam dan itik : 634 ekor.
k
si
sukun, tangkil, kapuk, jahe, petai, sawah dan tanah darat rusak.
E. Kelompok kerugian rumah dan tanah Desa Karang Mulya (wakil
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
"Departemen Kehutanan mempunyai tugas membantu Presiden dalam
si
menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan dibidang Kehutanan".
Berdasarkan hal-hal tersebut dan apabila dihubungkan dengan pasal 1
ne
ng
angka 15 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 yang menyebutkan
bahwa yang diserahi tugas dan tanggung jawab dibidang Kehutanan adalah
Menteri Kehutanan. Maka yang dimaksud Pemerintah dalam gugatan a quo
do
gu adalah Menteri Kehutanan sebagai pimpinan Departemen Kehutanan.
Sehingga gugatan a quo seharusnya cukup ditujukan kepada Tergugat III.
In
A
Eksepsi Tergugat III :
Bencana alam tanah longsor yang langsung menimpa pemukiman
ah
lik
penduduk Kampung Bojong jambu, Desa Mandalasari dan Kampung
Bunianten, Desa Karangmulya adalah berasal dari lahan-lahan pertanian
milik masyarakat di wilayah kaki Gunung Mandalawangi, sehingga secara
am
ub
yuridis milik lahan pertanian tersebut juga harus digugat. Oleh karena
ternyata Penggugat tidak menjadikan pemilik lahan pertanian sebagai pihak
ep
Tergugat, maka gugatan menjadi kurang pihak, sehingga sudah cukup
k
si
Eksepsi Tergugat IV :
I. POSITA DAN PETITUM PENGGUGAT SALING BERTENTANGAN SATU
ne
ng
SAMA LAIN.
Bahwa setelah meneliti dan menyimak dengan seksama materi posita
do
gu
Penggugat yang telah diperbaiki sesuai dengan daftar nama kelompok yang
baru, ternyata bertentangan dengan petitumnya, diantaranya :
a. Dalam posita mengenai kelompok kerugian luka ringan/berat dan
In
A
lik
ub
(tujuh) orang.
- Anggota kelompok yang luka berat sebanyak 45 (empat puluh lima)
ka
orang.
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Kampung Bojong Jambu dan Kampung Bunianten Desa Mandalasari,
si
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut disebutkan :
- Rumah rusak berat dan hancur di Kampung Bojong sebanyak 70 unit
ne
ng
dan di Kampung Bunianten sebanyak 7 unit sehingga seluruhnya
berjumlah 77 unit.
Namun dalam petitum disebutkan :
do
gu - Rumah hancur sebanyak 165 unit.
- Rumah rusak berat sebanyak 67 unit.
In
A
- Rumah rusak ringan sebanyak 44 unit.
- Rumah terancam sebanyak 104 unit, sehingga jumlah keseluruhannya
ah
lik
adalah sebanyak 374 unit.
c. Dalam posita mengenai kelompok kerugian alat rumah tangga (harta
benda) dengan wakil kelompok bernama Oded Sutisna, alamat
am
ub
Kampung Bojong Jambu, Desa Mandalasari, Kecamatan Kadungora,
Kabupaten Garut disebutkan :
ep
- Terdapat 65 orang yang mengalami kerusakan alat rumah tangga,
k
si
Namun dalam petitumnya tidak tercantum baik mengenai jumlah, macam
barang maupun besarnya tuntuan ganti kerugiannya.
ne
ng
do
gu
lik
ub
- Jembatan 3 m.
R
- Drainase 60 m.
es
ng
- Madrasah 2 buah.
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Mushola 2 buah.
si
- Mesjid 2 buah.
- Jalan Desa :
ne
ng
- Gang 1.500 m
- Kinnir 200 m
- MCK4buah
do
gu - Lapangan Volly 1 buah.
Namun dalam petitumnya disebutkan :
In
A
- Jalan setapak/ lingkungan : 4,5 Km
- Jembatan 3 m
ah
lik
- Drainase 6 kIn
- Pipa air bersih 7 kIn
- Madrasah 2 buah
am
ub
- Mesjid 3 buah.
f. Dalam posita mengenai kelompok kerugian akibat pengungsian (kesem-
ep
patan mencari nafkah) dengan wakil keIompok bernama Mahmud, alamat
k
si
dan berapa jumlah kerugian yang diderita, namun dalam petitumnya
disebutkan :
ne
ng
do
gu
- Sebanyak 340 orang murid SD, SMP dan SLTA yang mengalami kerugi-
an dalam mengajar/sekolah, perlengkapan sekolah.
Bahwa sesuai dengan yurisprudensi Mahkamah Agung yang berlaku di
In
A
lik
ub
LIBEL)
1. Bahwa Penggugat dalam positanya pada butir 26 Surat Gugatannya
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Lingkungan Hidup :
si
2. Bahwa posita Penggugat aquo adalah jelas obscuur libele, dengan
alasan :
ne
ng
a. Tanggung jawab mutlak (strict liability) baru akan menjadi beban
penanggungjawab usaha atau kegiatan tersebut bila memenuhi 3
unsur, yaitu :
do
gu - Bila kegiatan usaha tersebut menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup.
In
A
- Bila kegiatan usaha tersebut menggunakan bahan berbahaya dan
beracun.
ah
lik
- Dan atau bila kegiatan usaha tersebut menghasilkan limbah bahan
berbahaya dan beracun.
Sedangkan kasus longsor yang terjadi di Gunung Mandalawangi
am
ub
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, aquo bukanlah sebagai
suatu akibat secara langsung maupun tidak langsung dari suatu
ep
kegiatan atau usaha sebagaimana yang disyaratkan oleh pasal 35
k
Lingkungan Hidup.
R
si
b. Belum ada ketentuan perundang-undangan yang secara normatif
mengatur dan mengharuskan adanya asuransi bagi usaha/kegiatan
ne
ng
do
gu
lik
ub
tanggung jawab mutlak yang digunakan dan menjadi dasar serta acuan
Penggugat untuk mengatakan Tergugat I sebagai penanggung jawab
ka
rugi adalah sangat keliru dan salah alamat, karena Tergugat IV tidaklah
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kegiatan dalam hal ini terlihat jelas, substansi gugatan Penggugat a quo
si
sangat mengada-ada, sangat berlebihan dan berkesan terlalu dipaksakan,
namun tanpa didukung atau ditopang oleh aturan perundang-undangan
ne
ng
yang berlaku, sehingga oleh karenanya gugatan Penggugat aquo adalah
obscuur libele.
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat V telah
do
gu menyangkal dalil-dalil gugatan tersebut dan sebaliknya mengajukan gugatan
balik (rekonvensi) yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :
In
A
1. Bahwa dalil-dalil yang telah dikemukakan dalam EKSEPSI maupun dalam
KONVENSI tersebut diatas, dianggap pula dipergunakan kembali dalam
ah
lik
REKONVENSI.
2. Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1978 jo. Keputusan
Menteri Pertanian No. 43/KPTS/HUM/1978 yang dipertegas dengan
am
ub
Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 1999, bahwa Perum Perhutani diberi
hak dalam kewenangan mengelola kawasan hutan Produksi dan Hutan
ep
Lindung di Jawa Barat, in casu kawasan Gunung Mandalawangi Kecamatan
k
si
Kabupaten Garut yaitu Pemerintah Kecamatan Kadungora telah
mengeluarkan Surat No. 322/377/Kec. Tertanggal 19 September 2000 perihal
ne
ng
do
gu
Yang pada pokoknya isi surat tersebut pula ada penyuluhan di lapangan
sehubungan kawasan Gunung Mandalawangi nampak telah dibuka dan akan
ditanami tumpang sari oleh masyarakat.
In
A
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Kabupaten Garut melalui perangkat daerah Pemerintah Kabupaten Garut
si
yaitu melalui Surat No. 520/44/Kec. Tertanggal 16 April 2001 perihal
Penanggulangan Perambahan Gunung Mandalawangi kepada Kepala
ne
ng
Kesatuan Resort Polisi Hutan Kadungora, yang ditandatangani oleh Camat
Kadungora, yaitu Drs. Teddi Iskandar, yang pada pokoknya isi surat tersebut
mohon kiranya pengelolaan lahan Gunung Mandalawangi dapat lebih
do
gu diarahkan sehingga tidak selalu mengakibatkan bencana apabila turun hujan.
6. Bahwa berdasarkan dalil-dalil yang dikemukakan oleh PENGGUGAT DALAM
In
A
REKONPENSI/TERGUGAT V DALAM KONPENSI pada butir 2, 3, 4 dan 5
tersebut diatas adalah tidak benar kerusakan pengrusakan hutan di
ah
lik
Mandalawangi yang dilakukan oleh TERGUGAT I DALAM KONPENSI juga
akibat kelalaian TERGUGAT V DALAM KONPENSI/PENGGUGAT DALAM
REKONPENSI dalam melakukan pengawasan hutan dan TERGUGAT V
am
ub
DALAM KONPENSI/PENGGUGAT DALAM REKONPENSI tidak
melaksanakan kewenangannya.
ep
7. Bahwa TERGUGAT DALAM REKONPENSI/PENGGUGAT DALAM
k
si
sangat merugikan pihak TERGUGAT V DALAM KONPENSI/PENGGUGAT
DALAM REKONPENSI baik secara moril maupun materiil, jadi sangat wajar
ne
ng
do
gu
lik
ub
sebagai berikut :
- Transportasi dan akomodasi sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta
ka
rupiah).
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
KONPENSI/TERGUGAT DALAM REKONPENSI maka TERGUGAT V
si
DALAM KONPENSI/PENGGUGAT DALAM REKONPENSI adalah
berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi Pemerintah
ne
ng
Daerah Kabupaten Garut dan tercemamya nama baik Bupati Kepala
Daerah Kabupaten Garut, maka sepatutnya TERGUGAT DALAM
REKONPENSI/PENGGUGAT DALAM KONPENSI membayar ganti rugi
do
gu immateriil sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) ;
Jumlah kerugian materiil dan immateriil yang harus dibayarkan oleh
In
A
PENGGUGAT DALAM KONPENSI/TERGUGAT DALAM REKONPENSI
ialah sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) yang harus dibayarkan
ah
lik
sekaligus kepada PENGGUGAT DALAM REKONPENSI/TERGUGAT V
DALAM KONPENSI atau sejumlah uang mana yang menurut Majelis Hakim
patut dibayarkan.
am
ub
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat dalam
Rekonvensi menuntut kepada Pengadilan Negeri Klas I Bandung supaya
ep
memberikan putusan sebagai berikut :
k
PRIMAIR :
ah
si
DALAM REKONPENSI untuk seluruhnya ;
2. Menolak gugatan PENGGUGAT DALAM KONPENSI/TERGUGAT DALAM
ne
ng
do
gu
REKONPENSI untuk membayar biaya perkara yang timbul dari perkara ini ;
4. Menghukum PENGGUGAT DALAM KONPENSI/TERGUGAT DALAM
REKONPENSI untuk membayar uang ganti rugi materiil dan immateriil
In
A
lik
ub
SUBSIDAIR :
ep
Dalam peradilan yang baik mohon keadilan yang seadil-adilnya (ex aequo et
ah
bono) ;
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Dalam eksepsi :
si
- Menolak eksepsi dari para Tergugat ;
Dalam pokok perkara :
ne
ng
A. Dalam konpensi :
1. Mengabulkan gugatan perwakilan (class-action) dari para wakil
kelompok masyarakat korban longsor Gunung Mandalawangi Kec.
do
gu Kadungora Kab. Garut untuk sebagiannya ;
2. Menyatakan bahwa Tergugat I (Direksi Perum. Perhutani cq Kepala Unit
In
A
Perum. Perhutani Unit III Jawa Barat), Tergugat III (Menteri Kehutanan),
Tergugat IV (Pemerintah Daerah Tk. I Jawa Barat) dan Tergugat V
ah
lik
(Pemerintah Daerah Tk. II Garut), bertanggung jawab secara mutlak
(strict liability) atas dampak yang ditimbulkan oleh adanya longsor
kawasan rutan Gunung Mandalawangi Kec. Kadungora Kab. Garut ;
am
ub
3. Menghukum Tergugat I, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V
tersebut untuk melakukan pemulihan keadaan lingkungan diareal rutan
ep
Gunung Mandalawangi tempat terjadinya longsor langsung dan seketika,
k
si
dibebankan kepada Tergugat I dan Tergugat III, dengan perintah supaya
dilakukan rehabilitasi hutan dan lahan agar memulihkan,
ne
ng
do
gu
lik
ub
(sepuluh milyar rupiah) yang harus disetor kepada TIM yang akan
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
cara pengalokasian dana ganti kerugian kepada wakil kelompok dan
si
masyarakat korban yang tergabung kedalam anggota kelompok gugatan
perwakilan ini, melalui satu tim/panel yang dikoordinir oleh Badan
ne
ng
Perencanaan Pembangunan Daerah PEMDA TK. II GARUT sebagai
Ketua Tim Perwakilan Bapedalda Pemda Tk. II Garut, Kuasa para Wakil
Kelompok serta 2 (dua) orang perwakilan dari Pusat Studi Lingkungan
do
gu Hidup UNPAD Bandung masing-masing sebagai anggota ;
Keempat : Memerintahkan kepada Gubernur Jawa Barat (Tergugat IV)
In
A
untuk mengeluarkan Surat Keputusan tentang pembentukan Tim tersebut
lengkap dengan tugas dan tanggungjawabnya sebagaimana isi diktum
ah
lik
putusan ini ;
Kelima : Memerintahkan kepada Tim/Panel tersebut untuk melakukan
pemantauan dan melakukan upaya hukum manakala pelaksanaan
am
ub
pemulihan lingkungan tidak sesuai dengan perintah dalam putusan ini
serta mengalokasikan dana ganti kerugian tersebut kepada masyarakat
ep
korban yang tergabung dalam wakil dan anggota kelompoknya yang
k
secara adil dan sesuai dengan bobot dan besarnya kerugian berdasarkan
R
si
jenis kerugian yang dideritanya ;
Keenam : Menetapkan sebagai hukum bahwa manakala pembentukan
ne
ng
do
gu
voorraad) ;
5. Menolak gugatan selain dan selebihnya ;
ah
lik
B. DALAM REKONPENSI :
- Menolak gugatan Rekonpensi seluruhnya ;
m
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Menerima permohonan banding dari Para Pembanding semula Tergugat I,
si
III, IV dan V tersebut ;
- Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 4 September
ne
ng
2003 No. 49/Pdt.G/2003/PN.Bdg., yang dimohonkan banding tersebut
sehingga amar putusannya sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
do
gu - Menolak Eksepsi dari para Tergugat.
DALAM POKOK PERKARA :
In
A
A. DALAM KONPENSI :
1. Mengabulkan gugatan perwakilan (Class Action) dari para Wakil
ah
lik
kelompok masyarakat korban longsor Gunung Mandalawangi, Kec.
Kadungora, Kabupaten Garut untuk sebagian ;
2. Menyatakan bahwa Tergugat I (Direksi Perum Perhutani) cq Kepala Unit
am
ub
III Perum Perhutani Jawa Barat, Tergugat III (Menteri Kehutanan),
Tergugat IV (Pemerintah Daerah TK.I Jawa Barat) dan Tergugat V
ep
Pemerintah Daerah Tk. II Garut), bertanggung jawab secara mutlak (Strict
k
si
3. Menghukum Tergugat I, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V
tersebut untuk melakukan pemulihan keadaan lingkungan diareal hutan
ne
ng
do
gu
lik
yang harus ditanggung oleh Tergugat I dan Tergugat III secara tanggung
renteng, yang apabila akan diserahkan pelaksanaannya kepada
m
ub
(dua puluh miliar rupiah) dengan disetorkan kepada Tim yang akan
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Gunung Mandalawangi tersebut sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh
si
miliar rupiah) yang harus disetorkan kepada TIM yang akan ditetapkan di
bawah ini ;
ne
ng
Ketiga : Menetapkan prosedur pelaksanaan pemulihan lingkungan
kawasan longsor Gunung Mandalawangi, Kec. Kadungora, Kab. Garut
serta tata cara pengalokasian dana ganti kerugian kepada wakil
do
gu kelompok dan masyarakat korban yang tergabung kedalam anggota
kelompok gugatan Perwakilan ini, melalui satu tim/panel yang dikoordinir
In
A
oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemda Tk. II Garut
sebagai ketua tim Perwakilan Bapedalda Pemda Tk. II Garut, Kuasa Para
ah
lik
Wakil Kelompok serta 2 (dua) orang perwakilan dari Pusat Studi
Lingkungan Hidup UNPAD Bandung masing-masing sebagai anggota ;
Keempat : Memerintahkan kepada Gubernur Jawa Barat (Tergugat IV)
am
ub
untuk mengeluarkan Surat Keputusan tentang pembentukan Tim tersebut
lengkap dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana isi dictum
ep
putusan ini ;
k
si
pemulihan lingkungan tidak sesuai dengan perintah dalam putusan ini
serta mengalokasikan dana ganti kerugian tersebut kepada masyarakat
ne
ng
do
gu
secara adil dan sesuai dengan bobot dan besarnya kerugian berdasarkan
jenis kerugian yang dideritanya.
4. Menolak gugatan selain dan selebihnya ;
In
A
B. DALAM REKONPENSI :
- Menolak gugatan rekonpensi seluruhnya ;
ah
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
ternyata dari akte permohonan kasasi No. 32/Pdt/Ks/2004/PN.BDG., yang
si
dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Bandung, permohonan mana diikuti oleh
memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan
ne
ng
Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 25 Mei 2004 ;
bahwa setelah itu oleh para Penggugat/para Terbanding yang pada
tanggal 9 Juli 2004 telah diberitahu tentang memori kasasi dari para Tergugat/
do
gu para Pembanding, namun tidak diajukan jawaban memori kasasi ;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya
In
A
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,
ah
lik
maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh para Pemohon
Kasasi/para Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
am
ub
Alasan-alasan Pemohon Kasasi I :
1. Bahwa Judex Facti telah melampaui batas wewenang dan salah dalam
ep
menerapkan hukum, serta telah lalai dalam memenuhi kewajibannya yang
k
si
Agung, dan perubahannya Undang-Undang No. 5 Tahun 2004, sehingga
putusan Pengadilan Tinggi Bandung nomor 507/PDT/2003/PT.BDG.,
ne
ng
do
gu
berikut :
Pasal 30
Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau pene-
In
A
lik
ub
DALAM EKSEPSI :
ep
menerapkan hukum.
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
langsung mengambil alih pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama
si
tentang eksepsi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi semula
Pembanding/Tergugat I. Judex Facti tingkat banding maupun tingkat
ne
ng
pertama menganggap mengenai persoalan formal dari gugatan sudah
tidak relevan dipertimbangkan lagi, karena hal-hal teknis mengenai
pelaksanaan gugatan class action dapat diperintahkan oleh dan
do
gu karenanya sepenuhnya merupakan diskresi yang ada pada Hakim
(halaman 87, putusan Pengadilan tingkat pertama) ;
In
A
2. Bahwa Judex Facti telah lalai dalam memenuhi ketentuan Pasal 25 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
ah
lik
Kehakiman, yang pada intinya mensyaratkan dalam setiap putusan
harus memberikan alasan dan dasar putusan. Dalam hal ini, Judex Facti
tidak meneliti dengan cermat gugatan Termohon Kasasi semula
am
ub
Terbanding/Penggugat dengan memperhatikan syarat-syarat formal dari
PERMA No. 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok
ep
dalam perkara ini apakah secara formil dan materiil sudah atau belum
k
si
berdasarkan PERMA No. 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan
Perwakilan kelompok, karena Judex Facti tidak memberikan alasan-
ne
ng
do
gu
lik
b. tidak adanya petitum maupun posita gugatan tentang ganti rugi yang
jelas dan rinci, tidak adanya mekanisme atau tata cara
m
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
4. Bahwa Judex Facti lalai memenuhi kewajibannya, karena tidak meneliti
si
dengan cermat syarat-syarat formil maupun materiil gugatan Termohon
Kasasi semula Terbanding/Penggugat terutama tentang wewenang
ne
ng
kuasa dari Termohon Kasasi semula Terbanding/Penggugat. Tindakan
para kuasa hukum wakil kelompok tidak sah sehubungan adanya
pernyataan dari wakil kelompok yang menyatakan tidak pernah
do
gu memberikan persetujuan untuk mengajukan gugatan. Dengan demikian,
kuasa dari para wakil telah melampaui wewenang yang dikuasakan dari
In
A
wakil kelompok. Dan oleh karena itu pula, baik secara formil maupun
secara materiil, maka gugatan yang demikian batal demi hukum.
ah
lik
5. Gugatan kurang pihak (plurium litis consortium), karena Termohon
Kasasi semula Terbanding/Penggugat tidak mengikutsertakan Menteri
Lingkungan Hidup dalam perkara ini. Gugatan Termohon Kasasi semula
am
ub
Terbanding/Penggugat didasarkan pada Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Jo. Pasal 71 ayat
ep
(1) UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan PERMA No. 1
k
si
(4) UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
seharusnya Menteri Negara Lingkungan Hidup diikutsertakan dalam
ne
ng
perkara ini. Adapun bunyi dari pasal tersebut adalah sebagai berikut :
"keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional
do
gu
lik
ub
memberikan alasan-alasan.
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kutipannya sebagai berikut : "..., maka Pengadilan Tinggi dapat
si
membenarkan dan menyetujui pendapat Hakim Tingkat Pertama
yang berdasarkan alasan yang terurai dalam pertimbangan hukum
ne
ng
putusannya tersebut adalah sudah tepat dan benar... ".
2. Bahwa pertimbangan Judex Facti tersebut di atas merupakan
kelalaian, karena tidak memeriksa perkara dengan cermat dan teliti.
do
gu Judex Facti tidak memberikan alasan-alasan untuk mengambil,
membenarkan dan menyetujui pertimbangan Judex Facti tingkat
In
A
pertama. Pertimbangan Judex Facti tersebut merupakan
pertimbangan yang sangat sumir dan mengabaikan kewajibannya
ah
lik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang pada
intinya menyatakan :
am
ub
“....segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan
dasar putusan tersebut,...dan seterusnya".
ep
3. Bahwa berdasarkan Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4
k
dasar hukum harus pula memuat alasan dan dasar dari suatu
R
si
putusan. Termasuk dalam hal ini adalah apabila pengadilan tingkat
banding mengambil pertimbangan dari pengadilan tingkat pertama,
ne
ng
do
gu
lik
ub
PETITUM GUGATAN :
R
I. Primair
es
ng
seluruhnya.
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2. Menyatakan menurut hukum bahwa PARA TERGUGAT telah
si
melakukan perbuatan melawan hukum dan oleh karenanya
patutlah dihukum untuk membayar ganti kerugian.
ne
ng
3. Menghukum PARA TERGUGAT untuk melakukan relokasi
(menyediakan penggantian lahan pemukiman dan lahan
pertanian) selambat-lambatnya dilaksanakan dalam waktu 1
do
gu (satu) bulan sejak perkara ini diputus, dan dilakukan secara
transparan serta berkoordinasi dengan instansi terkait dan
In
A
LSM-LSM.
4. Menghukum PARA TERGUGAT untuk melakukan rehabilitasi
ah
lik
lahan hutan di kawasan Gunung Mandalawangi dan selambat-
lambatnya dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak
perkara ini diputus serta pengawasannya dilakukan oleh Pemda
am
ub
Daerah Garut dan LSM-LSM pemerhati lingkungan.
5. Menghukum TERGUGAT I untuk tidak melakukan penebangan
ep
dalam kurun waktu minimal 5 (lima) tahun sejak perkara ini
k
si
6. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar ganti kerugian
kepada PENGGUGAT sebesar Rp. 50.417.200.000,- dengan
ne
ng
do
gu
Sub Kelompok A :
1. Kehilangan Anggota Keluarga
21 Orang Meninggal x Rp. 100,000,000,- =
In
A
Rp. 2.000.000.000,-
2. Kerugian korban luka ringan/berat (rawat inap) 15 Orang
ah
lik
ub
Sub Kelompok B :
Rumah hancur : 165 unit x Rp. 100.000.000,- =
ka
Rp.16.500.000.000,-
ep
Rp. 3.350.000.000,-
R
Rp. 1.100.000.000,-
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Rp. 2.080.000.000,-
si
Jumlah Sub Kelompok B : Rp. 23.030.000.000,-
- Sub Kelompok C
ne
ng
a. Pertanian/Tanaman
1. Padi : 70 ha x 60 ton x Rp. 3000/kg =
Rp. 1.260.000.000,-
do
gu 2. Jagung : 35 ha x 3 ton x Rp. 1200/kg =
Rp. 126.000.000,-
In
A
3. Kacang Merah : 35 ha x 3 ton x Rp. 7000/kg =
Rp. 735.000.000,-
ah
lik
b. Peternakan
1. Domba : 150 Ekor x Rp.150.000 = Rp. 75.000.000,-
2. Ayam dan Itik : 5000 Ekor x Rp. 15.000 =
am
ub
Rp. 75.000.000,-
Jumlah Sub Kelompok C = Rp. 2.271.000.000,-
ep
- Sub Kelompok D
k
si
c. Drainase : 6 Km = Rp. 600.000.000,-
d. Pipa Air Bersih : 7 Km = Rp. 175.000.000,-
ne
ng
do
gu
lik
lah)
- Murid SD : Rp. 200.000,- x 276 murid =
m
ub
Rp. 55.200.000,-
- Murid SMP : Rp. 300.000,- x 51 murid =
ka
Rp. 15.300.000,-
ep
Rp. 5.200.000,-
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
7. Memerintahkan PARA TERGUGAT untuk membentuk suatu
si
TIM yang susunan ketua dan keanggotaannya terdiri dari
unsur pemerintah daerah dan LSM-LSM dalam rangka
ne
ng
mengorganisir pendistribusian ganti rugi kepada
TERGUGAT.
8. Menyatakan PARA TERGUGAT tunduk dan patuh pada
do
gu putusan ini.
9. Menyatakan putusan atas gugatan ini dapat dilaksanakan
In
A
terlebih dahulu walaupun ada upaya hukum.
10. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar biaya
ah
lik
perkara.
II. Subsidair
Apabila pengadilan mempunyai pertimbangan yang lain,
am
ub
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
2. Judex Facti tidak memberikan alasan-alasan dan dasar-dasar
ep
hukum maupun bukti-bukti yang digunakannya yang menjadi
k
si
perhitungan apa "angka" Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh
milyar rupiah) tersebut diperoleh oleh Judex Facti. Dalam hal
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Kelompok B, Sub Kelompok C, Sub Kelompok D, dan Sub
si
Kelompok E.
4. Bahwa Judex Facti telah melampaui wewenangnya yakni
ne
ng
telah memindahkan dan mengabulkan tuntutan ganti rugi
immateriil sebesar Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar
rupiah) kepada amar putusan tentang "pemulihan
do
gu (recovery)", suatu tuntutan yang tidak diminta sama sekali
oleh Termohon Kasasi semula Terbanding/Penggugat. Judex
In
A
Facti hanya menggunakan adanya "petitum subsidair" yaitu
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). Walaupun
ah
lik
ada tuntutan subsidair, akan tetapi Judex Facti dilarang
menafsirkan tuntutan tersebut dengan kebebasannya untuk
memutuskan suatu perkara.
am
ub
c. Judex Facti salah dalam menerapkan hukum tentang prinsip
tanggung jawab mutlak (strict liability), karena kegiatan
ep
Pemohon Kasasi senlula Pembanding/Tergugat I di Gunung
k
si
Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, melainkan termasuk kegiatan yang
ne
ng
do
gu
lik
ub
berikut :
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
beracun, bertanggung jawab secara mutlak atas
si
kerugian yang ditimbulkan, dengan kewajiban
membayar ganti rugi secara langsung dan seketika
ne
ng
pada saat terjadinya pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup ".
2. Bahwa kegiatan Pemohon Kasasi tidak termasuk kegiatan
do
gu yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun, serta
tidak menghasilkan limbah bahan berbahaya dan
In
A
beracun. Seperti telah dikemukakan Pemohon Kasasi
semula Pembanding/Tergugat I dalam Jawabannya atas
ah
lik
gugatan Termohon Kasasi semula Terbanding/
Penggugat, bahwa kegiatan Pemohon Kasasi semula
Pembanding/Tergugat I berdasarkan Pasal 8, Peraturan
am
ub
Pemerintah No. 53 Tahun 1999 tentang Perusahaan
Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) adalah
ep
sebagai berikut :
k
si
ngutan hasil, pengolahan, dan pemasaran ;
b. Perlindungan dan pengamanan hutan, dan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
manusia,
si
c. adanya tindakan pihak ketiga yang menyebabkan
terjadinya pencemaran dan/atau perusakan
ne
ng
lingkungan hidup ;
4. Bahwa jika Majelis Hakim tingkat banding dan tingkat
pertama memeriksa perkara dengan lebih cermat dan
do
gu teliti, maka peristiwa longsornya Gunung Mandalawangi,
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut merupakan
In
A
bencana alam dalam bentuk banjir bandang yang
disebabkan curah hujan di atas normal dan oleh karena
ah
lik
itu pula merupakan keadaan memaksa (overmacht) di
luar kemampuan manusia yang telah ditetapkan sebagai
bencana nasional. Berdasarkan alasan-alasan ini, maka
am
ub
Pemohon Kasasi semula Pembanding/Tergugat I tidak
dapat dibebankan dengan hukuman ganti rugi.
ep
5. Bahwa ketentuan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang
k
si
hukum/kesalahan yang disebutkan secara terbatas, yaitu
hanya terhadap kegiatan usaha yang menimbulkan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
penerapan hukum karena Pemohon Kasasi semula
si
Pembanding/Tergugat I dihukum dengan ganti kerugian
tanpa diketahui unsur kesalahannya yang menimbulkan
ne
ng
kerugian bagi orang lain. Seperti diketahui dalam doktrin
hukum tentang perikatan seseorang tidak dapat dihukum
untuk membayar ganti kerugian tanpa adanya hubungan
do
gu kausalitas dengan unsur kesalahan atau perbuatan
melawan hukum yang dilakukannya (Vide Pasal 1365
In
A
KUH Perdata).
7. Bahwa oleh karena itu penerapan tanggung jawab mutlak
ah
lik
adalah terbatas, hal ini sejalan dengan Yurisprudensi
Mahkamah Agung R.I. Nomor 2727 K/PDT/1991 dalam
perkara antara H. Adi melawan Pemerintah R.I. dan PT
am
ub
Total Indonesia. Dalam perkara ini Judex Juris tidak
menerapkan prinsip tanggung jawab mutlak (strict
ep
liability), tetapi menerapkan ketentuan Pasal 1365 KUH
k
si
fault) dengan beban pembuktian pada pihak Penggugat.
8. Bahwa lagi pula, tindakan Pemohon Kasasi semula
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
oleh Pemerintah Hindia Belanda berdasarkan
si
Gouvernement Besluit tanggal 5 Februari 1916
dengan luas 406,63 ha C empat ratus enam koma
ne
ng
enam tiga hektar) dengan status hutan tetap yang
dikuasai negara dan belum pernah ada penetapan
fungsi, baik hutan lindung maupun hutan produksi.
do
gu b. Kemudian berdasarkan kriteria sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1999
In
A
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang
ah
lik
Pengelolaan Kawasan Lindung, dan Surat Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 837/Kots/Um/II/80 tentang
Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung
am
ub
serta Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor
683/Kpts/Um/8/81 tentang Kriteria dan Tata Cara
ep
Penetapan Hutan Produksi, kawasan hutan Gunung
k
si
Kehutanan dan Perkebunan Nomor 419/Kpts-II/1999
(“SK MENHUTBUN") yang telah menunjuk kawasan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan melihat kondisi di lapangan serta
si
memperhatikan kriteria berdasarkan ketentuan
perundang-undangan hutan Gunung Mandalawangi
ne
ng
ditetapkan dengan klas hutan, hutan produksi
terbatas, dan oleh karenanya tidak pernah ada
perubahan fungsi kawasan hutan.
do
gu 10. Bahwa tindakan Pemohon Kasasi semula Pembanding/
Tergugat I di kawasan hutan Mandalawangi dengan legalitas
In
A
yang bersumber pada Peraturan Pemerintah R.I. No. 2
Tahun 1978 jo. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1986,
ah
lik
dan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 1999 tidak
menimbulkan kerusakan sama sekali terhadap kawasan
hutan Mandalawangi. Sebaliknya sebelum dan setelah
am
ub
dikeluarkannya SK MENHUTBUN di atas, Pemohon Kasasi
semula Pembanding/Tergugat I justeru telah banyak
ep
melakukan perbaikan kondisi hutan yang rusak dan gundul
k
si
dan sampai tahun 1999 untuk seluas 208,93 ha. Adapun
mengenai penyewaan tanah kawasan hutan kepada
ne
ng
do
gu
lik
ub
Kekuasaan Kehakiman.
1. Bahwa Pemohon Kasasi semula Pembanding/
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Conference on Environment and Development) yang
si
belum merupakan hukum positif yang berlaku di
Republik Indonesia ;
ne
ng
2. Bahwa pertimbangan Judex Facti di atas selain
merupakan kesalahan dalam penerapan hukum, juga
merupakan kelalaian, karena sebelumnya Judex Facti
do
gu sudah mengetahui prinsip kehati-hatian (precautionary
principle) di atas belum menjadi hukum positif yang
In
A
berlaku di Indonesia karena belum diratifikasi, tetapi
dipaksakan untuk diterapkan dalam perkara a quo
ah
lik
dengan alasan untuk mengisi kekosongan hukum
dalam praktek dan adanya pertentangan pendapat
ahli yang saling mengecualikan. Dalam hal ini Judex
am
ub
Facti selain salah dalam menerapkan hukum juga
telah melakukan kelalaian yang dapat mengakibatkan
ep
dibatalkannya putusan perkara a quo ;
k
si
prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) yang
dilandasi oleh prinsip kehati-hatian (precautionary
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan penderitaan akibat perusakan dan atau
si
pencemaran, pasal yang dapat digunakan adalah
Pasal 1365 (KUH Perdata)...".
ne
ng
"...prinsip yang digunakan dalam kedua pasal tersebut
adalah liability based on fault, dengan beban
pembuktian yang memberatkan penderita. Ia baru
do
gu akan memperoleh ganti kerugian apabila ia berhasil
membuktikan adanya unsur kesalahan pada pihak
In
A
Tergugat...”
4. Bahwa akan tetapi Judex Facti menerapkan
ah
lik
precautionaty principle, dan lebih jauh menerapkan
prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) tanpa
memperhatikan ketentuan Pasal 35 Undang-Undang
am
ub
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup secara cermat dan teliti. Hal ini
ep
merupakan kesalahan yang sangat nyata dalam
k
si
E. Judex Facti salah dalam penerapan hukum karena
kegiatan/perbuatan Pemohon Kasasi semula Pembanding/
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
melanggar hukum apabila dalam tindakannya itu tiada
si
cukup anasir-anasir kepentingan negara atau dengan
lain perkataan apabila Pemerintah telah berbuat
ne
ng
sewenang-wenang ".
2. Bahwa berdasarkan yurisprudensi tetap Mahkamah
Agung tersebut di atas, maka keputusan Judex Facti
do
gu untuk mengabulkan gugatan Termohon Kasasi semula
Terbanding/Penggugat merupakan kesalahan dalam
In
A
penerapan hukum, karena semua tindakan-tindakan
Pemohon Kasasi semula Pembanding/Tergugat I di
ah
lik
Gunung Mandalawangi sarat dengan kepentingan
negara Republik Indonesia dan bukan merupakan
kegiatan yang sewenang-wenang, melainkan kegiatan
am
ub
yang telah terprogram dalam program-program
Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Undang-
ep
Undang dan segala hasil-hasil yang diperolehnya
k
si
Negara yang pada akhirnya bertujuan untuk
memberikan kesejahteraan serta kemakmuran bagi
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pembanding/Tergugat I, bersama-sama Tergugat II
si
sampai dengan Tergugat V yang kekuasaannya
termasuk ke dalam bidang-bidang (ranah) kekuasaan
ne
ng
eksekutif yang tidak dapat dicampuri oleh kekuasaan
yudikatif.
Alasan-alasan Pemohon Kasasi II :
do
gu Bahwa Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang
berlaku.
In
A
Bahwa Pasal 30 ayat 1 UU No. 5 Tahun 2004 Tentang Mahkamah Agung
tentang Perubahan atas UU No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
ah
lik
menentukan "Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan
atau penetapan pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan peradilan,
karena :
am
ub
1. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang.
2. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku.
ep
3. Lalai menaati syarat-syarat yang diwajibkan oleh perundang-undangan
k
bersangkutan.
R
si
I. Bahwa putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung
Tanggal 5 Pebruari 2004 No. 507/PDT/2003/PT-BDG yang menguatkan
ne
ng
do
gu
Perum Perhutani Cq. Kepala Unit Perum Perhutani Unit III Jawa Barat),
Tergugat III (Menteri Kehutanan), Tergugat IV (Pemerintah Daerah Tk. I
ah
lik
ub
Bandung pada halaman 96, 97, 98, 99,102 dan 107 yang dikuatkan oleh
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
3. Bahwa Pasal 35 ayat (1) UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
si
Lingkungan Hidup berbunyi sebagai berikut : "Penanggung jawab
usaha dan atau kegiatan yang usaha dan kegiatannya menimbulkan
ne
ng
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, yang
menggunakan bahan berbahaya dan beracun, dan atau
menghasilkan limbah berbahaya dan beracun, bertanggung jawab
do
gu secara mutlak atas kerugian yang ditimbulkan, dengan kewajiban
membayar ganti rugi secara langsung dan seketika pada saat
In
A
terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup.
4. Bahwa adalah fakta Pemohon Kasasi IV/Pembanding IV/Tergugat IV
ah
lik
bukanlah penanggung jawab usaha dan atau kegiatan usaha
sebagaimana dimaksud pasal 35 UU No. 23 Tahun 1997 itu, sebagai
pihak yang harus bertanggung jawab secara mutlak (strict liability)
am
ub
dalam hal kegiatan usahanya menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap Iingkungan hidup.
ep
5. Bahwa dengan demikian jelas dan terbukti putusan Judex Facti
k
si
melanggar hukum yang berlaku.
II. 1. Bahwa Putusan Judex Facti DALAM POKOK PERKARA, DALAM
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
3. Bahwa amar putusan Judex Facti aquo bertentangan dengan pasal 4
si
ayat (1), dan ayat (2) UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah yang berbunyi sebagai berikut :
ne
ng
Ayat (1) :
"dalam rangka pelaksanaan azas desentralisasi dibentuk dan disusun
daerah propinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota yang berwenang
do
gu mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.
In
A
Ayat (2) :
"Daerah-daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing-masing
ah
lik
berdiri sendiri dan tidak mempunyai hierarki satu sama lain.
4. Bahwa sesuai dengan amar putusan Judex Facti di atas DALAM
POKOK PERKARA, DALAN KONPENSI butir ke tiga bagian ketiga dan
am
ub
bagian keempat tim/panel yang akan bertugas untuk memulihkan
lingkungan kawasan longsor di Gunung Mandalawangi, Kec.
ep
Kadungora, Kab. Garut dan akan mengalokasikan dana ganti kerugian
k
si
Perencaan Pembangunan Daerah Pemda Tingkat II Garut sebagai
Ketua Tim, perwakilan Bapedalda Tk II Garut, Kuasa Para Wakil
ne
ng
do
gu
lik
ub
pemerintahan lainnya".
b. Sesuai dengan bunyi pasal 11 ayat (1) UU No. 22 Tahun 1999 :
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian,
si
perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal,
LINGKUNGAN HIDUP, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja.
ne
ng
d. Sesuai pasal 12 UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah : "pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 dan pasal 9 ditetapkan
do
gu dengan peraturan pemerintah.
e. Sesuai dengan pasal 3 ayat (1), ayat (2) dan ayat (5) Peraturan
In
A
pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom yang
ah
lik
merupakan pelaksanaan ketentuan pasal 12 UU No. 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah :
Ayat (1) :
am
ub
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom mencakup
Kewenangan dalam bidang Pemerintahan yang bersifat lintas
ep
Kabupaten Kota serta kewenangan dalam bidang Pemerintahan
k
si
Ayat (2) :
Kewenangan bidang tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mengalokasikan dana ganti rugi, berada di Kabupaten Garut,
si
sehingga dengan demikian terbukti dan tidak terbantahkan tidak
ada kewenangan Gubernur Jawa Barat untuk mengeluarkan surat
ne
ng
keputusan yang (akan) mengatur keberadaan serta tugas fungsi
Tim/Panel a quo.
g. Bahwa pasal 60 ayat 1 (satu) UU No. 41 Tahun 1999 tentang
do
gu kehutanan yang berbunyi :
"Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melakukan
In
A
pengawasan kehutanan. yang dipakai sebagai dasar agar
Tergugat IV/Pembanding IV/Pemohon Kasasi IV mengeluarkan
ah
lik
surat keputusan tentang penunjukan serta penerapan personil dari
Tim/Panel sebagaimana pertimbangan hukum Judex Facti
Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang menguatkan putusan
am
ub
Pengadilan Negeri Bandung yang tercantum pada alinea 2
(dua),halaman 103, alinea pertama halaman 105 dan alinea
ep
pertama halaman 107, Kata "PEMERINTAH DAERAH" harus
k
si
tentang Pemerintahan Daerah, jo pasal 3 ayat 1, ayat 2, dan ayat
5 PP No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan
ne
ng
do
gu
YANG BERLAKU.
h. Bahwa demikian pula pasal 9, pasal 10 dan pasal 11 UU No. 22
ah
lik
ub
103 alinea kedua dan halaman 105 alinea pertama yang dikuatkan
oleh Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung Judex
ka
Daerah.
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bupati Garut (pasal 4 UU No 22 Tahun 1999 tentang
si
Pemerintahan Daerah). Demikian pula lingkup kewenangan
Propinsi bersifat lintas Kabupaten/Kota (pasal 9 UU No. 22 Tahun
ne
ng
1999 tentang Pemerintahan Daerah), termasuk kewenangan
Gubernur Jawa Barat dalam Bidang Lingkungan Hidup yang harus
bersifat lintas Kabupaten/Kota sedangkan faktanya tempat
do
gu terjadinya bencana alam longsor terletak di Kecamatan Kadungora
Kabupaten Garut sehingga jelas tidak ada dasar (kewenangan)
In
A
Gubernur Jawa Barat mengeluarkan SK Pembentukan Tim/Panel
sebagaimana putusan Judex Facti.
ah
lik
Alasan-alasan Pemohon Kasasi III :
Pemohon Kasasi sangat keberatan terhadap pertimbangan Hakim Pengadilan
Tinggi Bandung dan tidak memperhatikan pertimbangan dari Putusan
am
ub
Pengadilan Negeri Bandung yang menimbulkan kesan bahwa Pengadilan
Tinggi Bandung tidak memeriksa dengan cermat Putusan Pengadilan Negeri
ep
Bandung yang dimohonkan banding tersebut.
k
Fakta-fakta hukum :
R
si
a. Bahwa telah terjadi fakta adalah pada hari Selasa malam tanggal 28 Februari
2003 sekitar ± jam 21.00 WIB di Desa Karang Mulya (Kampung Bunianten,
ne
ng
do
gu
lik
ub
(tujuh) hari.
b. Bahwa telah menjadi fakta menurut ketentuan hukum yang berlaku Perum
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kerusakan ekosistem lingkungan, pengelolaan dan pengawasan yang belum
si
optimal dari pihak pengelola, rawan terjadi longsor dan banjir serta reboisasi
yang gagal dilaksanakan. Selain itu sebagaimana diakui oleh pihak Perum
ne
ng
Perhutani bahwa Perum Perhutani telah mengetahui terdapat 8 titik longsor
sejak 6 bulan silam di kawasan Mandalawangi tersebut.
d. Bahwa berdasarkan ketentuan hukum (Pasal 24 PP No. 53 Tahun 1999
do
gu tentang perum Perhutani), bahwa Perum Perhutani adalah pengelola
kawasan hutan di Jawa Barat termasuk di kawasan Rutan Gunung
In
A
Mandalawangi.
Berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas, maka jelas Judex Facti tidak
ah
lik
keliru menerapkan hukum terutama pertimbangan Judex Facti pada halaman 8
paragraf 3 : Menimbang bahwa mengenai putusan yang dapat dilaksanakan
terlebih dahulu (Uitvoerbaar Bij Voorraad) Pengadilan Tinggi memandang tidak
am
ub
terdapat cukup alasan untuk dapat dikabulkan karena tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 180 HIR sehingga hal inipun harus
ep
ditolak ".
k
si
1. Bahwa sebagaimana pertimbangan hukum dalam Putusan Pengadilan
Tinggi Bandung halaman 8 tentang "mengenai putusan yang dapat
ne
ng
do
gu
lik
ub
secara mutlak (strict LiabiIity) atas dampak yang ditimbulkan oleh adanya
longsor kawasan Rutan Gunung Mandalawangi Kecamatan Kadungora
ka
Kabupaten Garut ;
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
lingkungan hidup, yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun,
si
dan/atau menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun,
bertanggungjawab secara mutlak atas kerugian yang ditimbulkan,
ne
ng
dengan kewajiban membayar ganti rugi secara langsung dan seketika
pada saat terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup.
do
gu (2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dapat dibebaskan dari
kewajiban membayar ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1) jika
In
A
yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup disebabkan salah satu alasan di bawah
ah
lik
ini :
a. adanya bencana alam atau peperangan; atau
b. adanya keadaan terpaksa di luar kemampuan manusia;atau
am
ub
c. adanya tindakan pihak ketiga yang menyebabkan terjadinya
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
ep
(3) Dalam hal terjadinya kerugian yang disebabkan oleh pihak ketiga
k
si
Sedangkan dalam Penjelasan Pasal 35 ayat 1 UU No. 35 Tahun 1997
berbunyi bahwa "Pengertian bertanggungjawab secara mutlak/atau strict
ne
ng
Liability, yakni unsur kesalahan tidak perlu dibuktikan oleh pihak Penggugat
sebagai dasar pembayaran ganti kerugian. Ketentuan ayat ini merupakan
do
gu
lik
ub
HIR yang menyangkut perkara acara perdata pada umumnya, hal mana
ep
perkara ini merupakan Lex Spesialis yang (diatur dalam UU tersendiri yaitu
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
langsung dan seketika.
si
5. Bahwa oleh karenanya pertimbangan hakim Pengadilan Tinggi Bandung
adalah tidak tepat karena Hakim Pengadilan Tinggi berasumsi
ne
ng
menggunakan UBV yang berlandaskan pada Hukum Acara Perdata tetapi
perkara menyangkut public yang sifatnya Lex spesialis yang tunduk pada
ketentuan khusus pada perkara ini.
do
gu 6. Bahwa oleh karenanya Hakim Pengadilan Tinggi Bandung tidak dapat
menerapkan ketentuan Hukum Acara Perdata (Pasal 180 HIR jo SEMA No.
In
A
4 Tahun 2003) mengingat :
a. Perkara a quo adalah merupakan lex spesialis yang diatur dalam Pasal
ah
lik
35 UU No. 23 Tahun 1997.
b. Objek perkara a quo adalah lingkungan hidup yang tidak bisa disamakan
dengan objek perkara perdata yang mengharuskan adanya jaminan
am
ub
sebagai pelaksanaan UBV.
Alasan-alasan Pemohon Kasasi IV :
ep
Judex Facti Pengadilan Tinggi Jawa Barat No. 507/PDT/2003/PT.Bdg., tanggal 5
k
si
berdasarkan alasan yang terurai dalam pertimbangan hukum putusannya
tersebut adalah sudah tepat dan benar" menurut pendapat kami adalah tidak
ne
ng
do
gu
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 16 April 2003 telah
menjatuhkan "Putusan Sela", yaitu : Penetapan mengenai sertifikasi kelayakan
gugatan class action, dengan dictum sebagai berikut :
In
A
lik
perkara ini ;
3. Menyatakan sah dan layak bahwa perkara perdata register No.
m
ub
III pada waktu itu secara langsung (setelah penetapan dibacakan) di muka
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
bahwa banding terhadap penetapan tersebut dapat dilakukan bersama dengan
si
banding putusan akhir.
Keberatan terhadap penetapan tersebut adalah sebagai berikut :
ne
ng
1. Eksepsi para Tergugat yang ditolak Majelis Hakim hanya mengenai
"kompetensi relatif', sedang eksepsi selebihnya sesuai dengan penjelasan
Majelis Hakim akan dipertimbangkan dan diputus bersama dengan pokok
do
gu perkara ;
2. Pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama yang menyatakan
In
A
bahwa gugatan a quo dalam perkara ini sah sebagai gugatan perwakilan
kelompok, adalah belum berlandaskan pada pertimbangan juridis formal
ah
lik
yang akan dipertimbangkan bersama dengan pokok perkara, melainkan
hanya berlandaskan pada fakta notoir, antara lain pada pokoknya
berdasarkan kenyataan, bahwa :
am
ub
- Benar telah terjadi longsor di gunung Mandalawangi Kabupaten Garut ;
- Benar telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda ;
ep
- Benar para anggota kelompok selaku Penggugat dalam perkara ini memiliki
k
perwakilan kelompok ;
R
si
3. Eksepsi-eksepsi lainnya, khususnya eksepsi para Tergugat yang menyata-
kan :
ne
ng
do
gu
lik
ub
diatur dalam Hukum Acara Perdata yang berlaku, dst-nya". hal ini
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dan relatif harus dipertimbangkan dan diputus bersama-sama dengan
si
pokok perkara" ;
5. Pemohon Kasasi III/Pembanding III/Tergugat III dalam eksepsinya men-
ne
ng
dalilkan bahwa gugatan kurang pihak dengan alasan bahwa berdasarkan
fakta di lapangan terbukti sebagian besar material longsor justru berasal
dari lahan-lahan pertanian milik masyarakat di kaki Gunung Mandalawangi,
do
gu sehingga secara yuridis masyarakat pemilik lahan tersebut ikut
bertanggung jawab dan harus digugat.
In
A
Oleh karena ternyata masyarakat pemilik lahan-lahan pertanian yang
tanahnya mengalami longsor dan menimpa pemukiman Penggugat/
ah
lik
Terbanding tidak dijadikan Tergugat, maka gugatan menjadi kurang pihak
sehingga seharusnya gugatan dinyatakan tidak diterima.
6. Pada kenyataan pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama dalam
am
ub
putusannya halaman 87, menyatakan :
"Menimbang, bahwa jawaban para Tergugat yang berhubungan dengan
ep
persoalan prosedur serta kelengkapan para pihak sebagaimana dituangkan
k
si
penetapan kelayakan dikeluarkan oleh Pengadilan, mengenai persoalan
formal sudah tidak relevan dipertimbangkan lagi, karena hal-hal teknis
ne
ng
do
gu
HIR.
Atas hal-hal tersebut di atas, maka pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat
ah
lik
ub
pasal 3 Perma Nomor 1 Tahun 2002 Jo. Pasal 136 H.I.R. Oleh karena itu
mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim Agung untuk berkenan
ka
A. DALAM KONPENSI :
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
memerlukan penilaian dan pembuktian, Pemohon Kasasi III/Pembanding
si
III/Tergugat III tanggapi sebagai berikut :
Pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama dalam putusannya
ne
ng
halaman 94 point 3) yang menyatakan "….banjir dan longsor di sekitar
Gunung Mandalawangi tersebut disebabkan antara lain :
- Kerusakan/pencemaran lingkungan.
do
gu - pemanfaatan tanah tidak sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
sebagai kawasan hutan lindung.
In
A
- Adanya kebakaran hutan di kawasan tersebut pada tahun 1997.
- Terjadi perambahan di hutan tersebut.
ah
lik
- ….....dst.
Adalah tidak benar dan jelas-jelas tidak berdasar sama sekali karena :
a. Kerusakan/pencemaran lingkungan yang oleh Majelis Hakim tingkat
am
ub
pertama disimpulkan sebagai penyebab terjadinya bencana alam
banjir bandang dan tanah longsor adalah tidak benar karena tanpa
ep
didasari fakta dan data yang benar dengan alasan :
k
1). Tidak ada pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan fungsi dan
ah
si
lapangan membuktikan bahwa pada kawasan hutan Gunung
Mandalawangi sejak pengelolaannya diberikan kepada Pemohon
ne
ng
do
gu
justru sejak tahun 1980 s/d 1999 telah melakukan reboisasi pada
lahan kosong seluas 208,93 ha dengan tanaman hutan.
Disamping hal tersebut, pemanfaatan tanah yang tidak sesuai
In
A
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
reboisasi dengan melibatkan masyarakat setempat.
si
b. Menurut keterangan ahli (Dr. Chay Asdak) yang juga merupakan
salah satu nara sumber dari tim 11 (sebuah tim yang telah
ne
ng
mengadakan penelitian atas musibah tanah longsor di Garut)
menyatakan bahwa musibah banjir dan tanah longsor di Gunung
Mandalawangi diakibatkan bukan karena adanya kerusakan
do
gu lingkungan, melainkan oleh peristiwa alam siklus 50 tahunan (hal
tersebut diketahui juga oleh masyarakat yang bersangkutan) yang
In
A
pada waktu kejadian terjadi intensitas curah hujan sangat tinggi
yaitu 121 mm/hari atau 14 kali rata-rata normal dimana ada atau
ah
lik
tidak ada hutan tidaklah signifikan menahan banjir dan tanah
longsor.
c. Berdasarkan keterangan ahli DR. Ir. Surono dari Direktorat Mitigasi
am
ub
Bencana Geologi (satu-satunya instansi yang berhak dan
berwenang menurut undang-undang untuk menyatakan bahwa
ep
apabila terjadi suatu peristiwa alam itu murni bencana alam atau
k
si
merupakan bencana alam geologis yang diakibatkan oleh curah
hujan yang ekstrim 121 mm/hari secara terus menerus dan telah
ne
ng
do
gu
lik
ub
dan tanah longsor tersebut adalah murni bencana alam geologis yang
terjadi di luar batas kemampuan manusia.
ka
dst". adalah tidak benar dan tidak berdasar hukum, karena hanya
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
autentik yang diajukan oleh Pemohon Kasasi IlI/Pembanding III/
si
Tergugat III berupa SK Menteri Kehutanan No. 419/Kpts-lI/1999 tentang
penunjukan Fungsi Kawasan Hutan di Propinsi Jawa Barat yang
ne
ng
termasuk di dalamnya menunjuk kawasan Hutan Gunung Mandalawangi
menjadi Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas yang didasarkan
pada hasil padu serasi antara Tata Guna Hutan Propinsi Jawa Barat
do
gu dengan RTRWP.
Fakta yang tidak perlu dibuktikan adalah bahwa kawasan hutan di
In
A
Gunung Mandalawangi seluas : 406, 63 ha memiliki topografi dengan
kelerengan di atas 40% seluas : 217,55 ha dan kelerengan kurang dari
ah
lik
40 % seluas ± 189.08 ha atau ada yang curam dan ada yang datar.
Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 419/Kpts-lI/1999, kawasan
hutan yang memiliki kelerengan 40 % keatas telah ditunjuk fungsinya
am
ub
sebagai Hutan Lindung termasuk di lokasi kejadian longsor sedangkan
pada areal yang kondisinya datar dan memiliki kelerengan kurang dari
ep
40 % telah ditunjuk menjadi kawasan Hutan Produksi Terbatas sesuai
k
si
Dengan demikian pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan bahwa
Gunung Mandalawangi secara keseluruhan statusnya ditetapkan
ne
ng
do
gu
sekali dan tidak benar, fakta hukum yang benar dan tidak perlu
dibuktikan lagi adalah bahwa :
ah
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
hutan yang memiliki kelerengan 40 % keatas telah ditunjuk fungsinya
si
sebagai Hutan Lindung termasuk di lokasi kejadian longsor
sedangkan pada areal yang kondisinya datar dan memiliki
ne
ng
kelerengan kurang dari 40% telah ditunjuk menjadi kawasan Hutan
Produksi Terbatas sesuai dengan kriteria yang ditentukan dalam
Pasal 33 ayat (2) PP No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata
do
gu Ruang Wilayah Nasional.
d. Dikatakan merubah fungsi kawasan hutan, apabila terhadap kawasan
In
A
hutan tersebut telah ditunjuk fungsinya oleh Menteri dengan fungsi
tertentu kemudian dirubah/ditunjuk menjadi fungsi kawasan hutan
ah
lik
yang lain dari fungsi sebelumnya, sedangkan di kawasan hutan
Gunung Mandalawangi sebelum diterbitkan SK. No. 419/Kpts-II/1999
belum pernah ditunjuk fungsinya oleh Menteri.
am
ub
e. Pada kawasan hutan Gunung Mandalawangi belum pernah dilakukan
penebangan tetapi justru telah dilakukan reboisasi oleh Pemohon
ep
Kasasi I/Pembanding I/Tergugat I dengan tanaman hutan (pohon
k
si
maupun de facto di kawasan hutan Gunung Mandalawangi sama sekali
tidak pernah ada perubahan fungsi hutan dari Hutan Lindung menjadi
ne
ng
do
gu
lik
ub
jelas titik longsor tersebut prosentasenya tidak lebih dari 0,25 % dari
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
b. Mengenai adanya kerusakan ekosistem lingkungan tersebut sampai
si
saat ini belum pernah ada hasil penelitian yang dapat membuktikan
bahwa di sekitar kawasan Gunung Mandalawangi telah terjadi
ne
ng
kerusakan ekosistem lingkungan.
c. Mengenai tumpangsari yang dikelola masyarakat setempat terletak di
kawasan Hutan Produksi Terbatas, jauh dari lokasi asal longsor, dan
do
gu tumpangsari tersebut merupakan upaya mengembalikan fungsi
hutan dengan menanam tanaman pokok kehutanan bersama
In
A
tanaman pertanian masyarakat dan menerapkan upaya teknis
konservasi antara lain :
ah
lik
- Jarak tanam 3 X 2 M.
- Larikan tanaman di daerah gelombang harus mengikuti arah kontur.
- Diantara larikan tanaman pokok, ditanami tanaman sela yang tidak
am
ub
terputus, yang berfungsi sebagai teras vegetatif sehingga dapat
menahan erosi dan menyuburkan tanah.
ep
- Pembuatan selokan-selokan pembuangan air (selokan cacingan)
k
si
5. Pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama dalam putusannya
hal 95 point 8) yang menyatakan bahwa "Tergugat I telah mengetahui
ne
ng
sejak 6 bulan silam (Juli - Agustus 2002) terdapat 8 titik rawan longsor
….(P5, P6 dan P7 )" adalah tidak benar karena :
do
gu
lik
dikesampingkan.
c. Bukti Penggugat tersebut telah dibantah oleh Ir. Supena Bratami-
m
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sebelum terjadi bencana banjir dan longsor".
si
6. Pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama dalam putusannya
hal. 95 point 9) yang menyatakan : bencana alam dapat terjadi
ne
ng
disebabkan oleh perbuatan manusia dan bukan kehendak manusia/
perkiraan manusia atau Force Majeur" Pemohon Kasasi III/Pembanding
III/dahulu Tergugat III tanggapi sebagai berikut :
do
gu Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada hari selasa, tanggal
28 Januari 2003 di kawasan Gunung Mandalawangi yang menimpa
In
A
Desa Karangmulya dan Desa Mandalasari, Kecamatan Kedungora,
Kabupaten Garut, adalah merupakan bencana alam yang disebabkan
ah
lik
oleh alam/bukan kehendak manusia atau Force Majeur, sesuai denga
fakta yang ada bahwa :
a. Curah hujan sangat berlebihan yaitu mencapai 121 mm (14 kali di
am
ub
atas rata-rata hujan normal yang berkisar antara 2-21 mm) yang
tercurah secara terus menerus selama 7 jam pada tanggal 28
ep
Januari 2003.
k
si
Regosol atau lempung coklat (tanah liat) berpasir ;
- dengan kemiringan (lereng) bukit/gunung antara 20 % - 50 %
ne
ng
do
gu
lik
ub
tetap berstatus hutan lindung", adalah tidak benar, yang benar adalah :
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pernah ditunjuk fungsinya berdasarkan Goevernement Besluit
si
tanggal 5 Pebruari 1916.
b. Kawasan hutan di Gunung Mandalawangi seluas ± 406, 63 ha
ne
ng
memiliki topografi dengan kelerengan di atas 40 % seluas ± 217, 55
ha dan kelerengan kurang dari 40 % seluas ± 189.08 ha atau ada
yang curam dan ada yang datar.
do
gu c. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 419/Kpts-II/1999, kawasan
hutan yang memiliki kelerengan 40 % ke atas telah ditunjuk
In
A
fungsinya sebagai hutan lindung termasuk di lokasi kejadian longsor
sedangkan pada areal yang kondisinya datar dan memiliki
ah
lik
kelerengan kurang dari 40 % telah ditunjuk menjadi kawasan hutan
Produksi terbatas sesuai dengan kriteria yang ditentukan dalam
Pasal 33 ayat (2) PP No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata
am
ub
Ruang Wilayah Nasional.
d. Dikatakan merubah fungsi kawasan hutan, apabila terhadap kawasan
ep
hutan tersebut telah ditunjuk fungsinya oleh Menteri dengan fungsi
k
si
Gunung Mandalawangi sebelum diterbitkan SK. No. 419/Kpts-II/1999
belum pernah ditunjuk fungsinya oleh Menteri.
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
praktek, secara yuridis jelas sangat tidak beralasan, karena di
si
Indonesia sudah ada hukum positif yang mengatur mengenai
masalah lingkungan hidup dan kehutanan yaitu :
ne
ng
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup ;
- Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan ;
do
gu c. Ketiga syarat "prinsip pencegahan dini" sudah diatur dan ditetapkan
sebagai Undang-Undang, yaitu dalam :
In
A
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, sebagaimana dikutip oleh Majelis Hakim
ah
lik
dalam putusan tersebut, yaitu Pasal : 3, 6, 14, 15, 34, pasal 35,
dan juga :
- Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
am
ub
sebagaimana dikutip oleh Majelis Hakim dalam putusan tersebut,
yaitu Pasal : 43, 45, 48, 60, dan pasal 68 ;
ep
d. Mengenai "pertentangan pendapat" antara para Penggugat dengan
k
si
"Menimbang, bahwa bagaimana bentuk/tanggung jawab terhadap
lingkungan serta siapa yang harus diberikan tanggung jawab, maka
ne
ng
do
gu
lik
ub
kerugian tersebut ;
adalah tidak berdasar hukum sama sekali karena :
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
adalah karena kesalahan pengelolaan (manejemen) para
si
Tergugat, sebaliknya para Tergugat membantah bahwa
Peristiwa yang terjadi adalah "BENCANA ALAM", yaitu : Banjir
ne
ng
Bandang yang diikuti longsoran merupakan Bencana Alam
Murni.
Adalah merupakan materi pokok yang digunakan sebagai dasar
do
gu oleh Penggugat untuk mengajukan gugatan class action dan
menuntut ganti rugi dan mengenai pertanggung jawaban tersebut
In
A
telah diatur secara jelas dalam Pasal 35 ayat (1) dan (2) UU No. 23
Tahun 1997, sehingga hal tersebut merupakan materi pokok
ah
lik
perkara dan persoalan hukum yang wajib diperiksa,
dipertimbangkan, dan diputus oleh Pengadilan.
2). Disamping hal tersebut, Majelis Hakim tersebut juga salah
am
ub
menafsirkan pendapat Saksi Ahli Mas Achmad Santosa, LLM,
yang di bawah sumpah di muka persidangan menjelaskan, bahwa :
ep
- Saksi termasuk salah seorang anggota Team Perumus Undang-
k
Lingkungan Hidup ;
R
si
- Tanggung jawab mutlak (strict liability) diatur dalam Pasal 35,
adalah tentang penggunaan bahan berbahaya atau beracun ;
ne
ng
do
gu
lik
ub
hukum adalah :
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
perbuatan melawan hukum atau tidak, dan ;
si
- Apakah para Tergugat karenanya bertanggung jawab, dan
terkena sanksi dihukum untuk membayar ganti rugi atau tidak,
ne
ng
dan ;
- Apakah peristiwa yang terjadi adalah Bencana Alam Murni atau
bukan.
do
gu 3). Fundamentum petendi gugatan para Penggugat dalam perkara ini
adalah tentang "perbuatan melawan hukum"? dengan menuntut
In
A
agar pengadilan menghukum para Tergugat untuk membayar ganti
rugi, sedangkan pertimbangan Majelis Hakim menyatakan :
ah
lik
".........pembuktian unsur kesalahan (liability base on fault) seperti
dalil gugatan Penggugat agar supaya para Tergugat dinyatakan
telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum menjadi tidak
am
ub
relevan….....";
Pertimbangan Majelis Hakim tersebut bertentangan dengan hukum,
ep
karena dasar hukum gugatan perdata khususnya tentang tuntutan
k
si
- Wanprestasi (ingkar janji) atau ;
- Perbuatan melawan hukum ;
ne
ng
do
gu
lik
ub
hukum, karena :
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
lingkungan sehingga sangat tidak adil apabila semua tanggung jawab
si
hanya dibebankan kepada para Tergugat.
10. Pertimbangan Majelis tingkat pertama dalam putusannya pada halaman
ne
ng
103 -104, yang menyatakan : "Menimbang, bahwa adalah sudah
menjadi fakta notoir dimana longsornya gunung Mandalawangi telah
menimbulkan kerugian……, kerugian mana ternyata sulit sekali dihitung
do
gu secara riil tentang jumlahnya... dst." adalah pertimbangan hukum yang
salah dan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
In
A
berlaku yaitu :
Pasal 3 huruf f. PERMA Nomor 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan
ah
lik
Perwakilan l Kelompok jo Pasal 163 Jo. Pasal 164 H.I.R, yang intinya
menyatakan : Tuntutan atau petitum tentang ganti rugi harus
dikemukakan secara jelas dan rinci, dan wajib/harus dapat dibuktikan
am
ub
secara sah di muka persidangan.
fakta yang terungkap di persidangan adalah :
ep
a. Tidak ada satupun alat bukti (sesuai ketentuan Pasal 163 Jo. 164
k
si
padi sejumlah 70 Hektar. Tetapi keterangan 2 (dua) orang Saksi
Fakta yang diajukan Pembanding I, yaitu : ENOK NURUL MUBIA
ne
ng
do
gu
Hektar.
c. Pada posita dan petitum surat gugatan disebutkan kerugian tanaman
Kacang Merah sejumlah 35 Hektar. Tetapi keterangan 2 (dua) orang
In
A
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Dengan demikian karena ketentuan Hukum Pembuktian sesuai
si
Pasal 163 Jo. 164 H.I.R. tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya
dan para Penggugat tidak mengajukan satupun alat bukti tentang
ne
ng
jenis dan jumlah kerugian secara rinci dan jelas, maka demi hukum
dan sesuai ketentuan hukum bahwa Pengadilan tidak dapat
mengabulkan (wajib menolak) tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh
do
gu para Penggugat ;
Dengan kata lain Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung tidak
In
A
berhak, tidak berwenang dan dilarang oleh ketentuan hukum yang
berlaku untuk secara sewenang- wenang menetapkan jumlah "ganti
ah
lik
rugi" sebesar Rp. 10 milyar sebagaimana putusan perkara ini.
Dengan demikian, maka pertimbangan hukum Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang langsung mengambil alih
am
ub
pertimbangan hukum Pengadilan Negeri Bandung adalah tidak tepat
dan salah dalam menerapkan hukum.
ep
11. Mengenai Judex Facti Pengadilan Tinggi Jawa Barat dalam
k
si
Voorraad) terhadap putusan Pengadilan Negeri Bandung karena
tidak sesuai dan tidak memenuhi ketentuan Pasal 606 a RV dan
ne
ng
do
gu
lik
ub
berpendapat :
mengenai alasan Dalam Eksepsi :
ka
bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena Judex Facti
ep
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mengenai alasan Dalam Pokok Perkara :
si
Untuk Pemohon Kasasi I dan II : Perum. Perhutani dan Pemerintah Daerah
Tingkat I Jawa Barat :
ne
ng
A. bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena Judex Facti
tidak salah menerapkan hukum karena Pengadilan Tinggi dapat mengambil
alih pertimbangan Pengadilan Negeri bila putusan Pengadilan Negeri telah
do
gu tepat dan benar ;
B. bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena Judex Facti
In
A
tidak salah menerapkan hukum karena Judex Facti mengabulkan gugatan
Penggugat didasarkan pada tuntutan ex aquo et bono yang didasarkan
ah
lik
pada hasil pengamatan langsung dengan menyangkutkan rasa keadilan dan
kepatutan ;
C. bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, Judex Facti tidak salah
am
ub
menerapkan hukum, oleh karena berdasarkan fakta-fakta hukum Perum.
Perhutani adalah pengelola kawasan hutan di Jawa Barat termasuk gunung
ep
Mandalawangi dimana telah terjadi bencana tanah longsor yang
k
mengakibatkan korban jiwa dan harta benda penduduk. Dari hasil penelitian
ah
si
pencemaran lingkungan karena pemanfaatan tanah tidak sesuai fungsi dan
peruntukannya, sebagai kawasan hutan lindung. Fakta ini mempunyai
ne
ng
do
gu
lik
ub
unakan oleh hakim nasional, apabila telah dipandang sebagai “ius cogen” ;
ep
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
perbuatannya. Pemohon Kasasi tidak dapat bersandar pada kebijaksanaan,
si
karena akibat dari kebijakan hukum yang merugikan masyarakat, tidak
dapat ditolerir ;
ne
ng
Untuk Pemohon Kasasi III : Menteri Kehutanan Republik Indonesia :
Bahwa keberatan Pemohon Kasasi III tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh
karena Judex Facti tidak salah menerapkan hukum ;
do
gu Untuk Pemohon Kasasi IV : DEDI dan kawan-kawan :
Bahwa Judex Facti tidak salah menerapkan hukum, karena Pasal 180 HIR
In
A
hanya memberi kemungkinan untuk menjatuhkan uitvoerbaar bijvoorraad,
bukan wajib ;
ah
lik
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata
bahwa putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan
hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh
am
ub
para Pemohon Kasasi : DIREKSI PERUM PERHUTANI Cq. KEPALA UNIT
PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT dan kawan-kawan tersebut harus
ep
ditolak ;
k
Kasasi ditolak, maka para Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar biaya
R
si
perkara dalam tingkat kasasi ini ;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004,
ne
ng
do
gu
MENGADILI :
In
A
lik
PERUM. PERHUTANI Cq. KEPALA UNIT PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA
BARAT, 2. PEMERINTAH DAERAH Tk. I PROPINSI JAWA BARAT Cq.
m
ub
dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ;
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
si
Agung pada hari Senin, tanggal 22 Januari 2007 oleh Dr. H. Harifin A Tumpa,
SH.,MH., Ketua Muda yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
ne
ng
Ketua Majelis, Atja Sondjaja, SH., dan I Made Tara, SH., Hakim-Hakim Agung
sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari
itu juga oleh Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota
do
gu tersebut dan dibantu oleh Nani Indrawati, SH.,M.Hum., Panitera Pengganti
dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
In
A
Hakim-Hakim Anggota : Ketua :
ah
lik
Ttd./Atja Sondjaja, SH ttd./
Ttd./I Made Tara, SH Dr. H. Harifin A Tumpa, SH.,MH.,
am
ub
Biaya-biaya : Panitera Pengganti :
1. M e t e r a i………..Rp. 6.000,- ttd./
ep
2. R e d a k s i………..Rp. 1.000,- Nani Indrawati, SH.,M.Hum
k
Jumlah……..Rp. 500.000,-
R
si
==========
Untuk salinan
ne
ng
MAHKAMAH AGUNG RI
an. Panitera
do
gu
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86