Anda di halaman 1dari 53

ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KADAR FORMALIN PADA BUAH

ANGGUR MERAH DI EKS PASAR KOTA CILACAP DENGAN


METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar


Ahli Madya Farmasi Program Studi Diploma Farmasi
di STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Disusun Oleh :
ANNISA META DAYAWATI
107117020

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH
CILACAP
2020

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH


ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KADAR FORMALIN PADA BUAH
ANGGUR MERAH DI EKS PASAR KOTA CILACAP DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh


gelar Ahli Madya Farmasi Pendidikan Diploma 3 Farmasi
di STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Disusun Oleh :
ANNISA META DAYAWATI
107117020

Cilacap, 10 Juni 2020

Pembimbing I Pembimbing II

(apt. Denih Agus Setia Permana, M.Farm) (apt. Ikhwan Dwi Wahyu Nugroho, M.Farm)

ii
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KADAR FORMALIN PADA BUAH


ANGGUR MERAH DI EKS PASAR KOTA CILACAP DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Disusun Oleh :
ANNISA META DAYAWATI
107117020

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji Proposal


Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma 3 Farmasi
di STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Pada Tanggal : 10 Juni 2020


Dewan Penguji :

1. Penguji I : apt. Elisa Issusilaningtyas, S.Farm, M.Sc

2. Penguji II : apt. Denih Agus Setia Permana, M.Farm

3. Penguji III : apt. Ikhwan Dwi Wahyu Nugroho, M.Farm

Mengesahkan
Ketua
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Sarwa, AMK., S.Pd., M.Kes


NP. 10310 96 191

iii
iv
ANALISIS DAN IDENTIFIKASI KADAR FORMALIN PADA BUAH
ANGGUR MERAH DI EKS PASAR KOTA CILACAP DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Annisa Meta Dayawati

ABSTRAK

Formalin (formaldehyde) adalah salah satu zat yang dilarang penggunaannya pada
bahan pangan, formalin bersifat bakterisidal sehingga mampu membunuh semua
mikrobia penyebab busuk. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi
secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel, menekan fungsi sel, dan
menyebabkan kematian sel, sehingga menimbulkan keracunan pada tubuh.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya formalin yang terkandung pada
buah anggur di beberapa pasar Cilacap. Dengan metode pengambilan random
sampling setiap pasar. Pada uji kualitatif penelitian ini menggunakan Tes Kit
Formalin, yang ditandai dengan adanya perubahan warna sampel menjadi warna
ungu maka sampel dikatakan positif. Didapatkan hasil bahwa terdapat 1 sampel
positif formalin yaitu Pasar X pedagang 2. Sedangkan metode uji kuantitatif yang
digunakan pada penelitian ini yaitu spektrofotometri uv-vis, yang diukur pada
panjang gelombang 580nm. Berdasarkan hasil yang didapat dari 6 sampel buah
anggur yang di analisis, dengan uji kuanitatif semua sampel dibawah batas normal
sehingga masih aman dengan kadar tertinggi ada di Pasar X pada pedagang 2
sebesar 17,68ppm dan terendah di Pasar Z pada pedagang 1 sebesar 11,63ppm.
Dengan adanya formalin pada buah anggur maka kita sebagai konsumen harus
lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi buah-buahan agar terhindar dari dampak
formalin.gwefgegfgggbcuwyauyt3trcuwyiur73t2rjhfajgsdugq7wtgeduqwgfugqyf
wgfcfuq
Kata kunci : Formalin, buah anggur, analisis

v
ANALYSIS AND IDENTIFICATION OF FORMALIN LEVELS
IN GRAPE RED FRUITS IN THE MARKET CILACAP CITY
USING SPECTROPHOTOMETRY UV-VIS

Annisa Meta Dayawati

ABSTRACT

Formalin (formaldehyde) is one of the substances that is prohibited for use in


food, formalin is bactericidal so that it can kill all microbes that cause rot. If the
content in the body is high, it will react chemically with almost all substances in
the cell, suppress cell function, and cause cell death, thus causing poisoning to
the body. This study aims to detect the presence of formalin contained in grapes
in several Cilacap markets. With a random sampling method for each market. In
the qualitative test of this study using the Formalin Test Kit, which is
characterized by a change in the color of the sample to purple, the sample is said
to be positive. The results show that there is 1 positive formalin sample, Pasar X
trader 2. While the quantitative test method used in this study is the uv-vis
spectrophotometry, which is measured at a wavelength of 580nm. Based on the
results obtained from 6 grape samples analyzed, with a quantitative test all
samples are below normal limits so that it is still safe with the highest levels in
Market X at trader 2 of 17,68 ppm and the lowest at Market Z at trader 1 of 11,63
ppm. With the presence of formalin in grapes, we as consumers must be more
careful in consuming fruits to avoid the effects of formalin.

Keywords: Formalin, grapes, analysis

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran

Allah S.W.T., yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Analisis Dan

Identifikasi Kadar Formalin Pada Buah Anggur Di Eks Pasar Kota Cilacap

Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis”. Karya Tulis ini merupakan salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan studi guna mencapai derajat Ahli Madya

Farmasi (A.Md., Farm) Program Studi Diploma 3 Farmasi di STIKES Al-Irsyad

Al-Islamiyyah Cilacap.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penelitian dan penyusunan KTI ini

tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, penyediaan fasilitas dan bantuan lainnya

dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Sarwa, AMK., S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKES Al-Irsyad Al-

Islamiyyah Cilacap.

2. Bapak apt.Asep Nurrahman Yulianto, M.Farm, selaku Ketua Program

Studi Diploma 3 Farmasi.

3. Bapak apt.Denih Agus Setia Permana, M.Farm, selaku Dosen Pembimbing

I dan Penguji II yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, arahan,

saran serta waktunya dalam penyusunan KTI ini.

vii
4. Bapak apt.Ikhwan Dwi Wahyu Nugroho, M.Farm, selaku Dosen

Pembimbing II dan Penguji III yang telah banyak memberikan ilmu,

bimbingan, arahan, saran, serta waktunya dalam penyusunan KTI ini.

5. Seluruh Dosen dan Karyawan Prodi D3 Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-

Ialamiyyah Cilacap.

6. Seluruh staf Laboratorium Prodi D3 Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-

Islamiyyah Cilacap, yang membantu jalannya penelitian ini.

7. Bapak dan Ibu tercinta selaku orang tua penulis atas segala doa, dorongan

semangat serta dukungan.

8. Teman-teman seperjuangan yang memberikan semangat serta dukungan.

Tim PBG,Tim Kost, Tim Caub.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan, dukungan dan doanya.

Semoga Alah S.W.T. memberikan balasan atas semua bantuan yang telah

diberikan. Penulis menyadari bahwa KTI ini masih jauh dari

kesempurnaan, sehingga segala bentuk saran dan kritik sangat diharapkan

dan semoga penelitian ini berguna bagi masyarakat dan perkembangan

ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Cilacap, April 2020

Penulis

Annisa Meta Dayawati

107.117.020

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Buah 6
1. Anggur..........................................................................................................6
B. Formalin 7
1. Pengertian Formalin......................................................................................7
2. Penggunaan Formalin...................................................................................8
3. Penggunaan Formalin yang salah.................................................................9
4.Bahaya Formalin............................................................................................9
C. Tes Kit Formalin11
D. Spektro Fotometri UV-Vis ...........................................................................12
E. Profil Pasar 13
1. Pengertian pasar tradisional........................................................................13
2. Kelebihan pasar tradisional.........................................................................13
F. Uji Kualitatf................................................................................................. 14
G. Uji Kuantitatif............................................................................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................16
A. Waktu Penelitian 16
B. Tempat Penelitian 16
C. Subjek Penelitian 16
D. Objek Penelitian 16
E. Cara Kerja 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Kualitatif.....................................................................................................21
B. Uji Kuantitatif ..................................................................................................22

ix
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan .....................................................................................................26
B. Saran ...............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA …......................................................................................27
LAMPIRAN ................ ........................................................................................28

x
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian..................................................................................16
Tabel 4.1 Uji Kualitatif pada sampel buah anggur ...............................................22
Tabel 4.2 Data nilai absorbansi pada larutan standar............................................23
Tabel 4.3 Data nilai absorbansi pada sampel buah anggur....................................24
Tabel 4.4 Kadar formalin pada sampel buah anggur ............................................25

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Buah Anggur........................................................................................6
Gambar 2.2 Struktur Kimia Formalin......................................................................7
Gambar 2.3 Tes uji kit formalin.............................................................................11
Gambar 2.4 Pembacaan Spektrofotometri.............................................................13
Gambar 4.1 Hasil uji kualitatif pada sampel ........................................................21
Gambar 4.2 Reaksi formalin dengan pereaksi schif.............................................. 22
Gambar 4.3 Kurva penentuan panjang gelombang optimum …............................23
Gambar 4.4 Kurva regresi linier.............................................................................24

xii
DAFTAR SINGKATAN

BPS : Badan Pusat Statistika


MSDS : Material Safety Data Sheet
WHO : World Health Organization
IPCS : International Prrogramme on Chemical Safety

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Badan Kesatuan Bangsa ..........................................................29
Dan Politik
Lampiran 2. Surat Badan Perencanaan Pembangunan ……………......................30
Penelitian Dan Pengembangan Daerah
Lampiran 3. Uji Kualitatif..................................................................................... 31
Lampiran 4. Perhitungan larutan baku formalin ..................................................32
Lampiran 5. Pengukuran Kurva Baku ...................................................................33
Lampiran 6. Data panjang gelombang dan absorbansi .........................................34
Lampiran 7. Penetapan kadar formalin pada sampel ............................................35

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim tropis,

sehingga membuat Indonesia menjadi salah satu negara penghasil buah-

buahan. Namun karena populasi masyarakat Indonesia yang begitu besar

sehingga buah-buahan yang dihasilkan oleh para petani Indonesia tidak

mencukupi untuk kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia, sehingga

pemerintah harus melakukan impor buah buahan dari berbagai macam Negara

(Manopo 2014)

Berdasarkan data (Badan Pusat Statistik, 2018) produksi buah lokal

tertinggi di Indonesia pada tahun 2018 yaitu pisang sejumlah 7.162.685 ton

sedangkan terendah yaitu anggur. Pada tahun 2017 produksi buah anggur

sejumlah 11.734 ton sedangkan tahun 2018 sejumlah 10.867 ton, artinya ada

penurunan sejumlah 867 ton.

Buah anggur hijau (Vitis vinifera L.) memiliki masa simpan yang singkat,

anggur akan mengalami penyusutan setelah 3-6 hari penyimpanan pada suhu

ruang. (Ginting 2011). Buah merupakan komoditas yang mudah mengalami

kerusakan seperti mudah busuk dan mudah susut bobotnya. Cara

memperpanjang masa simpan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti

mengatur suhu penyimpanan, pengemasan, pemberian pengawet atau bahan

pelapis (Nurhayati et al. 2014). Perpanjangan umur simpan buah – buahan

menggunakan pengawet banyak dilakukan oleh para produsen buah impor,

1
1
2

tetapi pengawet yang digunakan adalah formalin karena senyawa ini mudah

larut dalam air dan bersifat antimikroba (Putri et al. 2016)

Menurut Observasi, buah-buahan yang dicurigai mengandung formalin

memiliki ciri-ciri tampak lebih menarik, keras ketika dipegang, bagian kulitnya

terlihat kencang dan segar atau kulit luarnya tampak mengkilap meski sudah

berbulan-bulan, namun baunya berbeda dengan bau asli buah tersebut serta

buah yang diberi formalin tidak dihinggapi serangga (Syahrizal 2016)

Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Ketahanan Pangan Kota Kendari

pada tahun 2015, menemukan bahwa terdapat kandungan formalin pada buah

impor apel dan anggur yang dijual di pasar buah lembah hijau Bau-Bau sebesar

2,20 g dalam 1 kilogram untuk buah apel dan 1,20 g dalam 1 kilogram untuk

buah anggur ( Badan Ketahanan Pangan 2015).

Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan

manusia, jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia

dengan hampir semua zat di dalam sel, menekan fungsi sel, dan menyebabkan

kematian sel, sehingga menimbulkan keracunan pada tubuh. Orang yang

mengkonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur

darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah.

Formalin bisa menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau

yang tajam menyesakkan sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata

(Cahyadi 2012).

Formalin (formaldehyde) adalah salah satu zat yang dilarang

penggunaannya pada bahan pangan. Formalin biasanya digunakan sebagai


3

pembunuh hama, pengawet mayat, bahan desinfektan pada industri plastik,

busa, dan resin untuk kertas. Formalin bersifat bakterisidal sehingga mampu

membunuh semua mikrobia penyebab busuk. Oleh karena itu, formalin dapat

menjaga keawetan bahan yang menggunakannya ( Lasaiba et al. 2015).

Analisis formalin pada buah dapat dilakukan dengan uji kualitatif maupun

uji kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan menggunakan Tes Kit Formalin. Test

Kit Uji Residu Formalin ini berupa alat penguji (test kit) kualitatif yang praktis

menggunakan larutan campuran pararosanilin dengan sulfit jenuh pada suasana

asam. Pada uji kuantitatif menggunakan spektrofotometri, pemilihan metode

spektrofotometri UV-Vis karena formaldehid memiliki serapan pada daerah

sinar tampak yaitu berada pada daerah 380nm- 780nm. Dengan demikian kadar

formalin yang sangat sedikit pun dapat teridentifikasi dan terkuantitasi

(Susanti,Sanny 2010).

Pedagang buah memang sudah banyak tersebar di Cilacap, bahkan di

berbagai swalayan, toko buah, serta di pasar. Salah satu alasan saat ini pasar

masih menjadi pusat perdagangan karena disana terdapat berbagai penjual

kebutuhan pokok, selain itu pasar identik dengan harganya yang murah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Dan Identifikasi Kadar Formalin Pada Buah

Anggur Yang Dijual Di Eks Pasar Kota Cilacap Dengan Metode Spektro

Fotometri Uv-Vis.
4

B. Rumusan Masalah

1. Apakah buah anggur yang dijual di beberapa eks pasar Kota Cilacap

mengandung formalin?

2. Berapa kadar formalin pada buah anggur yang dijual di beberapa eks

pasar Kota Cilacap?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi buah anggur yang dijual di eks pasar Kota Cilacap

mengandung formalin.

2. Mengetahui berapa kadar formalin buah anggur yang dijual di eks pasar

Kota Cilacap.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

Untuk mengetahui kandungan formalin pada buah anggur yang

beredar di beberapa eks pasar Kota Cilacap.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat :

Sebagai sumber informasi bagi konsumen buah agar lebih hati-

hati dalam memilih dan mengonsumsi buah-buahan.

b. Bagi BPOM

Sebagai bahan masukan bagi BPOM dalam melakukan

pemeriksaan lebih lanjut terhadap buah anggur.

c. Bagi Peneliti

Sebagai sumber informasi tentang buah anggur agar lebih hati-

hati dalam memilih dan mengonsumsi buah-buahan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Anggur

Gambar 2. 1 Buah Anggur


Sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images

Anggur merupakan tanaman buah berupa merambat yang termasuk ke

dalam keluarga vitaceae. Budidaya anggur di Indonesia umumnya

dilakukan di dataran rendah, yaitu pada daerah-daerah yang memiliki

intensitas penyinaran tinggi. Daerah-daerah sentra budidaya anggur di

Indonesia terdapat di Jawa Timur (Probolinggo, Pasuruan, Situbondo),

Bali dan NTT. Tanaman anggur tergolong tanaman buah tahunan, yaitu

hidup menahun (parenial). Umur tanaman dapat mencapai 20 tahun atau

lebih, dengan pohonnya (cabang-cabangnya). Tanaman anggur berbuah

sepanjang tahun, pohon tanaman anggur tidak dapat tumbuh besar, lingkar

batangnya bervariasi antara 13-15cm, serta tinggi tanamannya tidak

terbatas. Secara morfologis, organ-organ penting tanaman anggur, yaitu

akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Tanaman anggur sudah ditanam

sejak zaman pra sejarah, bahkan tanaman anggur ini diduga sudah seusia

dengan peradaban manusia, oleh karena itu anggur sudah sangat populer di
kalangan masyarakat dunia (Cahyono 2010).

6
7

Adapun taksonomi dari buah anggur adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Klas : Magnoliopsida

Sub klas : Rosidae

Ordo : Rhamnales

Famili : Vitaceae

Genus :  Vitis

Spesies : Vitis vinifera, Vitis labrusca

B. Formalin

Gambar 2. 2 Struktur Kimia Formalin


Sumber : https://www.google.com/imgres
Rumus molekul :O

Berat molekul : 30,03g/mol

Titik leleh/Titik didih : -117°C/-19,3°C (berupa gas)

1. Pengertian Formalin

Formalin merupakan larutan formaldehid 30-50 % dengan methanol

15 % sebagai stabilisernya. Formaldehid merupakan turunan dari methanol

dengan rumus kimia CH2O yang tidak berwarna, mudah terbakar dan

berbau tajam yang larut dalam air, aseton, benzena, dietil eter, kloroform
8

dan etanol, serta bersifat sangat reaktif karena memiliki gugus

karbonil.Formaldehid memiliki berat molekul sekitar 30g/mol dengan

berat jenis 1,05-1,12 g/ml.

Berat molekul formalin adalah 30,03 dengan rumus molekul HCOH,

karena kecilnya molekul ini memudahkan absorpsi dan distribusinya ke

dalam sel tubuh. Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif,dapat

bereaksi dengan gugus NH2 dari protein yang ada pada tubuh membentuk

senyawa yang mengendap (Harmita 2010).

2. Penggunaan Formalin

Formalin biasanya digunakan sebagai pembunuh kuman sehingga

banyak digunakan pada produk pembersih lantai, kapal, gudang dan

pakaian, pembasmi lalat dan serangga lainnya, bahan pembuatan sutera

buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak, bahan pembuat

parfum, bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku, bahan

pencegah korosi untuk sumur minyak, bahan untuk insulasi busa, bahan

perekat untuk produk kayu lapis (playwood). Dalam dunia fotografi

formalin juga digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.

Sementara itu, dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%)

formalin juga digunakan sebagai pengawet berbagai barang konsumen

seperti pembersih keperluan rumah tangga, cairan pencuci piring,

pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan pembersih karpet

(Departemen Perindustrian 2006, h5).


9

3. Penggunaan Formalin yang salah

Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan

manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara

kimia dengan hampir semua zat di dalam sel, menekan fungsi sel, dan

menyebabkan kematian sel, sehingga menimbulkan keracunan pada tubuh.

Selain itu kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan

iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan

mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan). Orang yang

mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing

bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan

peredaran darah. Formalin bisa menguap di udara, berupa gas yang tidak

berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan sehingga merangsang

hidung, tenggorokan, dan mata (Cahyadi 2012).

4. Bahaya Formalin

Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan.

Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : Luka bakar pada kulit, Iritasi

pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia

Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat :

a. Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : seperti iritasi,

alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut

dan pusing

b. Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam

jangka waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata

berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf


10

pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan

kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen

(menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang

mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka

panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh

c. Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan

sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir

hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru.

Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah,

keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat

berkurang. Gangguan head dan kemandulan pada perempuan, Kanker

pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak.

Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata

memerah, rasanya sakit, gatal- gatal, penglihatan kabur, dan

mengeluarkan air mata.

d. Apabila tertelan maka mulut,tenggorokan dan perut terasa terbakar,

sakit menelan, mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi

pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan

darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat

terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan

(Endah 2013).
11

C. Tes Kit Formalin

Test Kit Uji Residu Formalin adalah seperangkat alat untuk pengujian

cepat kandungan formalin pada bahan uji makanan atau minuman.

gambar 2. 3 Tes uji kit formalin


Sumber : https://www.google.com/ur

Tes kit uji residu formalin ini untuk mendeteksi adanya residu formalin pada

makanan berbentuk padat atau cairan. Set test kit terdiri dari; Reagen A

dengan botol volume 10-15 ml yang berisi campuran larutan pewarna

pararosanilin dengan larutan natrium metabisulfit, Reagen B dengan botol

volume 10-15 ml yang berisi larutan Hydrochloric Acid. Reagent A yang

mengandung pararosanilin menurut msds pararosanilin sinonim dari reagent

Schiff, sehingga untuk reaksi senyawanya sama dengan reaksi antara Schiff

dengan formalin. Penambahan pereaksi Schiff adalah sebagai pengompleks

pada spektrofotometri untuk menambah gugus kromofor dalam senyawa

yang terbentuk agar lebih sensitif.

D. SpektroFotometri UV-VIS

1. Pengertian Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan ilmu yang mempelajari tentang

penggunaan spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat yang

digunakan untuk mengukur jumlah cahaya yang ditransmisikan,


12

direflesikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Spektrofotometer menghasilkan sinar dengan panjang gelombang tertentu,

dan fotometer adalah pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau

yang diabsorbsi (Neldawati dkk., 2013).

Metode Spektrofotometer UV-Vis adalah metode analisis yang

digunakan untuk tujuan identifikasi maupun penetapan kadar dari suatu zat

berdasarkan dari nilai serapan maksimum pada panjang gelombang

maksimum tertentu yang khas dimiliki oleh suatu zat tertentu.

Spektrofotometer UV-Vis dapat digunakan untuk informasi baik analisis

kualitatif maupun analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dapat digunakan

untuk mengidentifikasi kualitas obat atau metabolitnya. Data yang

dihasilkan oleh Spektrofotometer UV-Vis berupa panjang gelombang

maksimal, instensitas, pH, dan pelarut sedangkan dalam analisis

kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel)

dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya (Putri 2016).

2. Analisis menggunakan Spektrofotometri

Metode analisis yang digunakan sebelum dibaca di Spektrofotometri

UV-Vis dapat diuji kuantitatif. Analisis kuantitatif dibaca pada daerah

ultraviolet dan cahaya tampak yaitu dengan menentukan panjang

gelombang maksimum dan minimum atau dengan mengukur rasio

absorbansi pada panjang gelombang tertentu dari larutan uji dan larutan

baku (Antoni 2010). Secara sederhana pembacaan spektrofotometri

yaitu:
13

Gambar 2. 4 Pembacaan Spektrofotometri


Sumber : https://www.google.com/
E. Profil Pasar

1. Pengertian pasar tradisional

Pasar tradisional adalah sebuah tempat yang terbuka dimana terjadi

proses transaksi jual beli yang dimungkinkan proses tawar-menawar. Di

pasar tradisional pengunjung tidak selalu menjadi pembeli, namun

pengunjung bisa menjadi penjual, bahkan setiap orang bisa menjual

dagangannya di pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan sektor

perekonomian yang sangat penting bagi mayoritas penduduk di Indonesia.

Masyarakat miskin yang bergantung kehidupannya pada pasar tradisional

tidak sedikit, menjadi pedagang di pasar tradisional merupakan alternatif

pekerjaan di tengah banyaknya pengangguran di Indonesia (Masitoh,

2013). Secara kualitas, pasar tradisional umumnya mempunyai persediaan

barang yang jumlahnya sedikit sesuai dengan modal yang dimiliki pemilik

atau permintaan dari konsumen. Dari segi harga, pasar tradisional tidak

memiliki label harga yang pasti karena harga yang pasti karena harga

disesuaikan dengan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh setiap

pemilik usaha sendiri-sendiri. (Dewi dan Winarni 2011).

Pasar tradisional di pedesaan juga terhubung dengan pasar tradisional

di perkotaan yang biasa menjadi sentral kulakan bagi pedagang pasar –


14

pasar pedesaan dan di sekitarnya. Pasar tradisional merupakan penggerak

ekonomi masyarakat.

2. Kelebihan pasar tradisional

Pasar tradisional juga memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan

pasar modern. Kelebihan tersebut diantaranya adalah:

a. Di pasar tradisional pembeli dapat melakukan tawar menawar harga

dengan pedagang. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Budaya

pasar tradisonal merupakan tempat publik dimana terjadi interaksi

sosial (Masitoh 2013).

F. Uji Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara

wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya

manipulasi, serta jenis data yang dikumpulakan terutama data kualitatif

(Arifin,Zainal 2011)

G. Uji Kuantitatif

Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat

ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode

kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistic (Sugiyono 2012).

1. Preparasi sampel

Preparasi sampel adalah proses persiapan suatu sampel agar layak

untuk di uji di laboratorium, tujuan preparasi untuk mempersiapkan suatu

zat yang akan di analisis di laboratorium.


15

2. Pembuatan larutan baku formalin

Larutan baku dapat dibuat dengan cara penimbangan zatnya lalu

dilarutkan dengan jumlah pelarut yang sudah ditentukan. Larutan baku ini

sangat bergantung pada jenis zat yang ditimbangnya/dibuat.

3. Pembuatan larutan sampel anggur

Pembuatan larutan sampel anggur bertujuan sebagai larutan yang

digunakan sebagai uji kuantitatif dengan 5 seri konsentrasi.

4. Penentuan panjang gelombang maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk

mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer

UV secara optimum karena detektor KCKT yang digunakan untuk

penelitian ini adalah detektor UV.

5. Penentuan kurva kalibrasi

Kurva kalibrasi adalah sebuah metode utama yang digunakan untuk

menentukan konsentrasi suatu zat dalam suatu sampel yang tidak diketahui

dengan membandingkan yang tidak diketahui kedalam seperangkat sampel

standar dari konsentrasi yang telah diketahui.

6. Penetapan kadar formalin

Penetapan kadar formalin digunakan menggunakan rumus Y=bx±a,

penetapan kadar formalin bertujuan untuk mengetahui kadar formalin yang

terkandung pada buah anggur.


BAB III

METODE PENELITIAN
A. Waktu Penelitian

Waktu Kegiatan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah dibagi dalam

tiga tahap, tahap pertama berupa tahap persiapan, tahap kedua berupa

pelaksanaan dan tahap ketiga adalah penyelesaian. Adapun tahap

persiapan sebagai berikut :


Tabel 3. 1 Waktu Penelitian
Tahap Lamanya Kegiatan
Persiapan 1 sampai 29 Februari 2020 Studi Literatur dan
Penyusunan Proposal
Pelaksanaan 7 Maret sampai 16 April 2020 Pengambilan data dan
analisis data
Penyelesaian 17 sampai 30 April 2020 Penyusunan Naskah
KTI

B. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia STIKES Al-Irsyad Al-

Islamiyyah Cilacap. Dengan pengambilan sampel dieks Pasar Kota Cilacap.

C. Subjek Penelitian
Subjek yang diamati dalam penelitian ini adalah sampel buah anggur di eks

Pasar Kota Cilacap.

D. Objek Penelitian

objek variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu kandungan

formalin, dan variabel terikat yaitu kadar formalin.

16
E. Cara Kerja

1. Alat dan Bahan

a. Alat :

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : timbangan

analitik, spektrofotometer ultraviolet-visible dan alat-alat gelas (pyrex).

b. Bahan :

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah anggur.

Bahan kimia berupa : aquades, formaldehida 37%, Tes Kit formalin.

2. Prosedur Penelitian

a. Pengambilan Sampel

Peneliti melakukan pengambilan sampel buah anggur di tiga

Pasar Kota Cilacap terhadap tiga pedagang buah.

b. Preparasi sampel

Preparasi sampel dilakukan dengan menghaluskan sejumlah buah

anggur. Lalu diambil sebanyak 10 gram, tambahkan air hingga volume

25 ml dalam labu ukur, saring dengan kertas saring.

c. Identifikasi Kandungan Formalin

1) Uji Kualitatif

Dengan mengambil sampel buah yang sudah di preparasi,

tambahkan air secukupnya, saring. Ambil 5mL larutan sampel

dimasukan kedalam tabung reaksi, selanjutnya uji kit formalin

dengan menambahkan 4 tetes reagent A, kemudian tambahkan juga

4 tetes reagent B, selanjutanya dikocok dan dibiarkan selama 10

menit.

17
18

2) Analisis Kuantitatif

a) Preparasi sampel

Preparasi sampel dilakukan dengan menghaluskan sejumlah

buah anggur, lalu diambil sebanyak 10 gram, tambahkan air

hingga volume 25 ml dalam labu ukur, saring dengan kertas

saring.

b) Pembuatan larutan baku formalin

Pembuatan Larutan Formalin 1000 ppm, dilakukan dengan

menyiapkan alat dan bahan yang digunakan, kemudian

mengambil 2,7mL formalin lalu dimasukan kedalam labu ukur.

Perhitungan larutan baku formalin terlampir pada halaman 21.

c) Pembuatan larutan sampel anggur

Pembuatan larutan sampel anggur dengan cara

menghaluskan 10 gram buah anggur kemudian tambahkan 25

mL akuades, dan dimasukan kedalam labu ukur lalu di saring,

d) Penentuan panjang gelombang maksimum.

Panjang gelombang maksimum dilakukan dengan

menggunakan spektrofotometri ultraviolet-visibel dengan seri

konsentrasi 100ppm, 300ppm, 500ppm, 700ppm dan 900ppm.

Tujuan penentuan panjang gelombang maksimum agar

mengetahui daerah serapan yang dapat dihasilkan.

e) Penentuan kurva regresi linier : Setelah diperoleh hasil

pengukuran absorbansi dari larutan standar maka absorbansi

dialurkan terhadap konsentrasi larutan standar untuk


19

mendapatkan kurva kalibrasi berupa garis linier.

f) Penetapan kadar formalin

Masing – masing larutan dengan konstentrasi 30 ppm, 35 ppm,

40 ppm, 45 ppm, 50 ppm dimasukkan ke dalam kuvet.

Kemudian dianalisis data dengan spektrofotometri cahaya

tampak (visible) pada panjang gelombang maksimum. Untuk

menghitung kadar formalin dalam sampel, dihitung dengan

menggunakan kurva kalibrasi dengan persamaan regresi linier :

Y= bX±a

Keterangan :

y = Menyatakan absorbansi

x = Konsentrasi

b = Koefisien regresi (menyatakan slope = kemiringan)

a = Tetapan regresi ( menyatakan intersept )

3) Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

data primer, yaitu data yang diperoleh langsung pada saat penelitian.

4) Teknik analisis data

a. Analisis data pada uji kualitatif dilakukam dengan analisis

statistik, dalam bentuk table pada masing-masing pasar yang

positif formalin maupun negatif formalin.

b. Analisis data pada uji kuantitatif dengan hasil kadar formalin

pada sampel yang didapatkan pada masing-masing pasar,


20

kemudian disajikan dalam bentuk table serta di analisis

deskriptif.
21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini tentang buah anggur yang beredar di beberapa pasar,

diantaranya Pasar X, Pasar Y dan Pasar Z. Seiring berkembangnya zaman

tekhnologi, sudah banyak beredar lewat media tentang penggunaan bahan tambah

pangan salah satunya bahan pengawet yang digunakan yaitu formalin, baik pada

tahu, mie, ikan asin, maupun buah. Sampel terdiri dari 2 pedagang yang ada pada

masing-masing pasar yang diambil secara acak.

A. Uji Kualitatif

Uji Kualitatif yang dilakukan pada sampel buah anggur, dengan

menghaluskan buah anggur seberat 5gram ditambah 20ml aquadest dan diuji

dengan tes kit formalin ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi ungu.

Gambar 4.1 Hasil uji kualitatif pada sampel

Sampel yang diujikan dengan pengujian kualitatif ada satu sampel yang

mengandung formalin, yaitu buah anggur dari Pasar X yang dijual oleh pedagang

2. Ini terlihat jelas dengan adanya perubahan warna sampel setelah pengujian

dengan Tes Kit formalin menunjukan adanya perubahan warna sampel menjadi

ungu.

21
22

Tabel 4.1 Hasil uji kualitatif pada sampel

Pasar Pedagang Hasil


1 Negatif
X
2 Positif
1 Negatif
Y
2 Negatif
1 Negatif
Z
2 Negatif
Analisis kualitatif formalin pada sampel buah anggur menggunakan Tes Kit

Formalin, dimana Tes Kit tersebut berisi pereaksi schiff. Formalin bereaksi

dengan [ereaksi schiff menghasilkan warna merah keunguan. Semakin intensif

warna yang tampak, dapat menggambarkan bahwa formalin yang terkandung

dalam sampel semakin banyak. Pembentukan warna dari reaksi antara formalin

dengan pereaksi schiff dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.2 Reaksi Formalin dengan Pereaksi Schiff (Fitriyah Kusumawati 2004)
Dari reaksi diatas dapat djelaskan bahwa fuchsin (C20H20N3.HCl) yang larut

dengan air bila dicampurkan dengan larutan natrium sulfit anhidrat (NaHSO3)

akan terbentuk suatu senyawa disebut sebegai pereaksi schiff.

B. Uji Kuantitatif
1. Penentuan panjang gelombang

Panjang gelombang optimum merupakan suatu panjang gelombang

yang diambil dari absorbansi dengan nilai tertinggi dari sejumlah deret panjang

gelombang pada suatu konsentrasi. Untuk menentukan panjang gelombang

optimum, panjang gelombang pada penelitian ini diukur dari panjang


23

gelombang 400-600 nm dengan kenaikan 5 nm, menggunkan spektrofotometri

Genesys 10s Uv-Vis. Data panjang gelombang terlampir pada lampiran 3.

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam bentuk kurva, yaitu :

.
Gambar 4. 3 Kurva penentuan panjang gelombang optimum

Pada kurva dapat dilihat bahwa panjang gelombang yang paling optimum

antara 400-600nm adalah 580nm, yang ditandai dengan puncak tertinggi yang

diukur pada penelitian ini.

2. Kurva kalibrasi larutan baku formalin

Pada penenlitian ini dilakukan dua kali proses pembuatan larutan, yaitu

proses pembuatan larutan standar dan larutan uji. Pertama ambil formalin 37%

sebanyak 2,72mL, kemudian diencerkan sampai 1000mL. Selanjutnya dibuat lima

seri konsentrasi yaitu (100,300,500,700,900)ppm dan dibaca serapannya pada

panjang gelombang 580nm.

Pada penelitian ini didapatkan data absorbansi pada setiap konsentrasi dari

larutan standar sebagai berikut :

Tabel 4.2 Data nilai absorbansi pada larutan standar

No konsentrasi Absorbansi
1 100 0,117
2 300 0,341
3 500 0,512
4 700 0,673
5 900 0,810
Dari data tersebut dapat dibuat kurva kalibrasi standar formalin pada penelitian ini :
24

Gambar 4. 4 Kurva regresi linier


Pada uji linieritas penentuan regresi dari standar kurva kalibrasi, diperoleh

koefisien korelasi. Hasil dari kurva kalibrasi standar diperoleh nilai korelasi R

sebesar 0,9914 yang menunjukan ada hubungan linier antara konsentrasi yang

diukur dengan absorbansi yang dihasilkan.

3. Penentuan kadar formalin

Penentuan kadar formalin dilakukan pada sampel dilakukan uji

kualitatif penelitian dilanjutkan dengan melakukan uji kuantitatif untuk

mengetahui kadar formalin yang terkandung didalam buah anggur yang dijual.

Dari hasil penelitian yang didapat pada uji kualitatif sampel selanjutnya dilakukan

uji kuantitatif untuk mengetahui kadar formalin yang terkandung, dan didapatkan

data absorban pada sampel dengan tiga kali pengulangan yang disajikan dalam

tabel 4.4

Tabel 4. 3 Data nilai absorbansi pada sampel buah anggur


Pengulangan Absorbansi Rata-
Pasar Pedagang
1 2 3 rata
1 0,871 0,865 0,877 0,871
X
2 1,087 1,076 1,082 1,081
1 1,073 1,079 1,069 1,073
Y
2 0,981 0,977 0,992 0,983
Z 1 0,705 0,713 0,697 0,705
2 0,974
0,977 0,963 0,982
25

Tabel 4.4 Kadar formalin (ppm) pada sampel buah anggur

Pasar Replikasi Rata-


Jumlah
Pedagang Kadar rata
 
1 2 3  
X 1 14,10 14,00 14,20 42,30 14,10
Formalin(ppm)
  2 17,77 17,59 17,69 53,05 17,68
Y 1 17,54 17,64 17,48 52,66 17,55
Formalin(ppm)
  2 16,04 15,97 16,22 48,23 16,07
Z 1 11,85 11,66 11,39 34,90 11,63
Formalin(ppm)
  2 15,79 15,75 16,505 48,04 16,10

Berdasarkan pada tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa pada Pasar X pedagang 1

kadar formalin sebesar 14,10 ppm dan pedagang 2 sebesar 17,68 ppm. Pasar Y

pedagang 1 kadar formalin sebesar 17,55ppm dan pedagang 2 sebesar 16,07 ppm.

Pasar Z kadar formalin sebesar 11,63 ppm dan pedagang 2 sebesar 16,10 ppm.

International Prrogramme on Chemical Safety (IPCS) secara umum ambang

batas aman formalin di dalam tubuh adalah 1mg/l. Pada penelitian ini didapatkan

bahwa sampel buah anggur yang mengandung formalin serta kadar pada semua

sampel buah anggur yang dijual di masing-masing pasar memiliki kadar yang

cukup tinggi, dengan hasil kadar formalin tertinggi pada Pasar X di pedagang 2

sebesar 17,68ppm, dan terendang Pasar Z pedagang 1 sebesar 11,63.


26

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Penelitian identifikasi formalin pada sampel buah anggur peneliti dapat

mengetahui buah anggur yang dijual di beberapa pasar kota Cilacap

mengandung formalin yaitu di Pasar X pedagang ke2.

2. Kadar formalin yang terdapat masing masing sampel cukup tinggi,

dengan kadar tertinggi pada Pasar X pedagang ke2 sebesar17,68 ppm dan

terendah Pasar Y pedagang ke 1 sebesar 11,63ppm

B. Saran

Pemerintah memberikan penyuluhan secara rutin kepada masyarakat

mengenai formalin, pengertian, fungsi, serta dampak negatifnya. Selain itu

pemerintah sebaiknya memberikan tindakan yang tegas pada pedagang yang

terbukti menggunakan formalin. Peran masyarakat juga sangat penting

dengan melaporkan apabila terdapat orang yang membeli formalin secara

berlebihan tanpa mengetahui latar belakang pembeli. Konsumen harus lebih

jeli dalam membeli buah-buahan, sebaiknya membeli dengan melihat ciri

fisik buah tersebut.


27

DAFTAR PUSTAKA
26
Anwar, F., Ali K., 2009. Makan Tepat Badan Sehat. Cetakan I. Jakarta: Penerbit
Hikmah
Antoni, S. 2010. Analisa Kandungan Formalin pada Ikan Asin dengan Metoda
Kecamatan Tampan Pekanbaru. tersedia dalam:
http://repository.uinsuska.ac.id/1343/1/2011_2011289.pdf. <dilihat pada
18 Februari 2020>
Badan Ketahanan Pangan, 2015. Pemeriksaan Buah Impor Apel dan Anggur pasar
Lembah Hijau Bau-bau. Kendari.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2003. Mengenal Formalin. Jakarta; BPOM
Badan Pusat Statistika, 2018. Statistik Tanaman Buah-buahan dan sayuran
Tahunan. Indonesia:BPS
Cahyadi, W., 2012. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, h5.
Cahyono, B., 2010. Cara Sukses Berkebun Anggur Lokal dan Impor. Pustaka
Mina. Jakarta.
Departemen Penindustrian, 2006. Penyalahgunaan Formalin dan Peran
Pemerintah. Jakarta:Departemen Perindustrian RI
Dewi U. dan Winarni F. 2013.Pengembangan Pasar Tradisional Menghadapi
Gempuran Pasar Modern di Kota Yogyakarta
Endah Puspitojati 2013 bahaya penggunaan formalin pada makanan Jurnal Info
Kesehatan. USU. Medan.
Ginting., Erliana dan Yulianti, R. 2012. Perbedaan ka-rakteristik fisik edible dari
umbi-umbian di buat dengan penambahan plasticizier.Pertanian pangan
tanam, 31
Harmita. 2010. Deteksi Formalin Dan Potensi Enose Sebagai Instrument Uji
Formalin.
Kusumawati, dan Ika T. 2004. Penetapan Kadar Formalin Yang Digunakan
Sebagai Pengawet Dalam Bakmi Basah Di Pasar Wilayah Kota Surakarta :
Surakarta:Universitas Muhamadiyah Surakarta
Lasaiba, I., & Kotala, S. (2015). Analisis Kadar Formalin Pada Buah Import di
Kota Ambon, 7, 277–278.
Masitoh, E. (2013). Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional: Studi
Revitalisasi Pasar Piyungan Bantul.Jurnal PMI Vol. X. No. 2, Maret 2013
Manoppo, Glenry. Abidjulu, Jemmy. Wehantouw, Frenly. 2014. “Analisis
Formalin Pada Buah Impor Di Kota Manado”. Pharmacon Jurnal Ilmiah
Farmasi-UNSRAT Vol. 3 No.3 Agustus 2014 ISSN 2302-2493.
Nurhayati; Tirza, Hanum; Azhari, Rangga; Husniati. 2014. Optimasi Pelapisan
Kitosan Untuk Meningkatkan Masa Simpan Produk Buah-buahan Segar
Potong. Vol. 19. No. 2.
Neldawati, Ratnawulan, Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam
Penentuan Kadar Flavanoid Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Padang:
Pillar Physics, Vol 2 Oktober 2013.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012
Tentang Bahan Tambahan Pangan.
28

Putri, Agustiani Dumeva. Pane, Elfira Rosa. Khasinaturi, Vini. 2016. “Uji
Kandungan Formalin pada Pepaya (Carica papaya. L) dan Buah Nenas
(Annas comosus. L) Yang Dijual Di Lingkungan UIN Raden Fatah
Palembang Dengan Metode Spektrofotometri”.
27 Jurnal Biota Vol. 2 No. 1
Edisi 2016.
Susanti, Sanny. 2010. Penetapan kadar formalin pada tahu yang dijual di pasar
ciputat dengan metode spektrofotometri Uv-Vis disertai kolorimetri
dengan pereaksi nash. Jakarta : UIN syarif hidayatulloh.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Syahrizal, Analisis Kuantitatif Formalin Pada Buah Impor Pada Swalayan Kota
Banda Aceh. Aceh: Politekhnik Kesehatan Aceh
WHO, 2018. ‘Kasus Kanker Payudara Paling Banyak Terjadi di Indonesia’
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,( Bandung:
Rosda Karya, 2011) h. 140
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2017/07/18/ee9e7059-e7-
42eb-a6f8-052ee63c7348.jpg?w=700&q=90 <dilihat 3 Maret 2020>
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/57/Formaldehyde-2D.
svg/1200px-Formaldehyde-2D.svg.png <dilihat 3 Mret 2020>
https://s4.bukalapak.com/img/9417375901/w1000/Test_Kit_Formalin_Termurah.j
pg <dilihat 3 Maret 2020>
https://andarupm.co.id/wp-content/uploads/2019/04/cara-kerjaspektrofotometer
<dilihat 3 Maret 2020>
29

Lampiran 1. Surat Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik


30

Lampiran 2. Surat Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian Dan Pengembangan

Daerah
31

Lampiran 3. Uji Kualitatif

Persiapan sampel buah anggur Preparasi Sampel

Sampel + Reagent B Sampel + Reagent A

Hasil uji kualitatif


32

Lampiran 4. Perhitungan larutan baku formalin


Formalin 1000 ppm = 1000 mg/L = 1g/1000mL = 0,1 g/100mL = 0,1 %

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 37% = 1000mL x 0,1%

V1 = 2,7mL

Dari larutan formalin 37%, digunakan 2,70 ml dan diencerkan sampai 1000

mL.
33

Lampiran 5. Pengukuran kurva baku

1) 100ppm
M1 x V1 = M2 x V2
1000 ppm x V1 = 100 ppm x 100 mL
V1 = 10.000/1000
=10 mL
2) 300ppm
M1 x V1 = M2 x V2
1000ppm x V1 = 300ppm x 100mL
V1 = 30.000/1000
= 30 mL
3) 500ppm
M1 x V1 = M2 x V2
1000 ppm x V1 = 500 ppm x 100mL
V1 = 50.000/1000
= 50 mL
4) 700ppm
M1 x V1 = M2 x V2
1000 ppm x V1 = 700 ppm x 100mL
V1 = 70.000/1000
= 70 mL
5) 900 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
1000 ppm x V1 = 900 ppm x 100mL
V1 = 90.000/1000
= 90 mL
34

Lampiran 6. Data panjang gelombang dan absorbansi

Panjang
Absorbansi
Gelombang
500 0.136
505 0.154
510 0.161
515 0.171
520 0.185
525 0.198
530 0.204
535 0.221
540 0.236
545 0.243
550 0.279
555 0.285
560 0.299
565 0.309
570 0.317
575 0.331
580 0.347
585 0.338
590 0.325
595 0.317
600 0.309
35

Lampiran 7. Penetapan kadar formalin pada sampel

Pasar X

Pedagang 1

Replikasi ke-1. Y = bx + a

0,0871 = 0,0611x + 0,0009

0,0871-0,0009 = 0,0611x

0,0862 : 0,0611 = x

14,10 =x

Replikasi ke-2. Y = bx + a

0,0865 = 0,0611x + 0,0009

0,0865-0,0009 = 0,0611x

0,0856 : 0,0611 = x

14,00 =x

Replikasi ke-3. Y = bx + a

0,0877 = 0,059x + 0,008

0,0877-0,0009 = 0,0611x

0,0868 : 0,0611 = x

14,20 =x
36

Lampiran 7. Penetapan kadar formalin pada sampel

Pedagang 2

Replikasi ke-1. Y = bx + a

1,087 = 0,0611x + 0,0009

1,087-0,0009 = 0,059x

1,0861 : 0,0611 = x

17,77 =x

Replikasi ke-2. Y = bx + a

1,076 = 0,0611x + 0,0009

1,076-0,0009 = 0,0611x

1,0751 : 0,0611 = x

17,59 =x

Replikasi ke-3. Y = bx + a

1,082 = 0,0611x + 0,0009

1,082-0,0009 = 0,0611x

1,0811 : 0,0611 = x

17,69 =x
37

Lampiran 7. Penetapan kadar formalin pada sampel

Pasar Y

Pedagang 1

Replikasi ke-1. Y = bx + a

1,073 = 0,0611x + 0,0009

1,073-0,0009 = 0,0611x

1,0721 : 0,0611 = x

17,54 =x

Replikasi ke-2. Y = bx + a

1,079 = 0,0611x + 0,0009

1,079-0,0009 = 0,0611x

1,0781: 0,0611 = x

17,64 =x

Replikasi ke-3. Y = bx + a

1,069 = 0,0611x + 0,0009

1,069-0,0009 = 0,0611x

1,0681 : 0,0611 = x

17,48 =x
38

Lampiran 7. Penetapan kadar formalin pada sampel

Pedagang 2

Replikasi ke-1. Y = bx + a

0,981 = 0,0611x + 0,0009

0,981-0,0009 = 0,0611x

0,9801 : 0,0611 = x

16,04 =x

Replikasi ke-2. Y = bx + a

0,977 = 0,0611x + 0,0009

0,977-0,0009 = 0,0611x

0,9761 : 0,0611 = x

15,97 =x

Replikasi ke-3. Y = bx + a

0,992 = 0,0611x + 0,0009

0,992-0,0009 = 0,0611x

0,9911 : 0,0611 = x

16,22 =x
39

Lampiran 7. Penetapan kadar formalin pada sampel

Pasar Z

Pedagang 1

Replikasi ke-1. Y = bx + a

0,705 = 0,0611x + 0,0009

0,705-0,0009 = 0,0611x

0,7041 : 0,0009 =x

11,52 =x

Replikasi ke-2. Y = bx + a

0,713 = 0,0611x + 0,0009

0,713-0,0009 = 0,0611x

0,7121 : 0,0611 =x

11,66 =x

Replikasi ke-3. Y = bx + a

0,697 = 0,0611x + 0,0009

0,697-0,0009 = 0,0611x

0,6961 : 0,0611 =x

11,39 =x
40

Lampiran 7. Penetapan kadar formalin pada sampel

Pedagang 2

Replikasi ke-1. Y = bx + a

0,977 = 0,0611x + 0,0009

0,977-0,0009 = 0,0611x

0,9761 : 0,0611 =x

15,79 =x

Replikasi ke-2. Y = bx + a

0,963 = 0,0611x + 0,0009

0,963-0,0009 = 0,0611x

0,9621 : 0,0611 =x

15,74 =x

Replikasi ke-3. Y = bx + a

0,982 = 0,0611x + 0,0009

0,982-0,0009 = 0,0611x

0,9811 : 0,0611 =x

16,05 =x

Anda mungkin juga menyukai