Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK PAPER

MATA KULIAH ANTROPOLOGI RUMAH SAKIT

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

Dosen Pengampu :
Safari Hasan, S.IP,M. MRS

Disusun Oleh :

1. Anisa Dwi Cahyaningrum (10820002)


2. Fradilla Oktavial Kevin Litiane (10820007)
3. Humaidi Syaikh Thariq (10820009)
4. Sayidati Melati Putri (10820017)

PROGAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
2021/2022
BAB 2

2.1 Pendahuluan
Secara umum kita sebagai manusia atau makhluk hidup memiliki peran
penting dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Oleh karena
pentinganya berinteraksi atau komunikasi antar sesama yang bertujuan
untuk menjaga hubungan sosial yang baik.
Berbagai macam kelompok sosial tercipta dalam masyarakat misalnya
seperti komunitas, kelompok sosialisasi dan lain-lain dengan masing-
masing memiliki tujuan tertentu. Dalam kelompok sosial juga memiliki
peran masing-masing individu dalam interkasinya . Terkhususnya dalam
lingkup rumah sakit yakni banyak kelompok sosial dalam sebuah
organisasi di rumah sakit yangmemiliki tujuan tertentu.
Dalam kelompok sosial sudah pasti dibutuhkan adanya interaksi atau
komunikasi yang baik dengan tujuan tertentu semisal di lingkup rumah
sakit seperti dengan tujuan pekerjaan antar sesama karyawan rumah
sakit. Ada berbagai macam interaksi yang dapat dilakukan seperti
komunikasi menggunakan telepon atau media sosial selain itu bisa
dengan kontak langsung seperti menyapa, komunikasi (pembicaraan).

2.2 Manusia Sebagai Makhluk Individu


Pengertian individu menurut Sujatmiko Eko pengertian individu
adalah orang seorang; pribadi orang (terpisah dari orang lain). organisme
yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas (tidak
mempunyai hubungan organik dengan sesamanya). Individu merupakan
unit terkecil pembentuk masyarakat. Pada dasarnya setiap makhluk
individu diciptakan oleh Tuhan dengan berbeda dan memiliki keunikan
masing-masing yang membedakan individu satu dengan individu lainnya.
Perbedaannya bisa darinsifat atau ciri khas karakter yang dimiliki oleh tiap
individu.
2.3 Manusia Makhluk Sosial
Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat Yunani kuno
menyatakan dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon
artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk, pada dasarnya selalu ingin
bergaul dalam masyarakat. Karena sifatnya ingin bergaul satu sama lain,
maka manusia disebut sebagai makhluk sosial. 1
Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang senantiasa
hidup dengan manusia lain (masyarakatnya). Dia tidak dapat
merealisasikan potensi hanya dengan dirinya sendiri. Manusia akan
membutuhkan manusia lain untuk hal tersebut, termasuk dalam
mencukupi kebutuhannya. Adanya hal tersebut mendorong sebuah
proses terjadinya interaksi sosial, yang mana manusia tidak dapat
melakukannya sendiri.2
Kamus Besar Bahasa Indonesis (KBBI) menerangkan makhluk sosial
adalah manusia yang berhubungan secara timbal balik dengan manusia
lain. Sedangkan menurut para ahli seperti Elly M.Setiadi, Muhammad
Zuhri, Dr. Johannes Garang, Liturgis, dan Aristoteles. Jadi, kesimpulan
dari para ahli tersebut makhluk sosial adalah makhluk yang tidak dapat
hidup sendiri, di dalam hidupnya manusia saling berhubungan satu sama
lain yang tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh orang lain yang
dikodratkan untuk hidup bermasyarakat serta berhubungan dengan orang
lain.3
Sebagai makhluk sosial ingin tidak ingin akan memerlukan
lingkungannya untuk berinteraksi dengan manusia lain, untuk
mewujudkan lingkungan yang tenang tanpa terganggu oleh berbagai hal
yang dapat merugikan dirinya. Karena terdapatnya lingkungan sosial yang
ramah, peduli, santun, menyayangi, bantu membantu, saling menjaga dan
taat pada aturan yang berlaku disiplin, tertib, menghargai hak-hak asasi
manusia dan sebagainya.

1
Sinta Indi Astuti, Septo Pawelas Arso, and Putri Asmita Wigati, ‘Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada
Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang’, Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan
Di RSUD Kota Semarang, 3 (2015), 103–11.
2
Sinta Indi Astuti, Septo Pawelas Arso, and Putri Asmita Wigati, ‘PROSES PENYELESAIAN PERKARA
PEMBATALAN PERKAWINAN SEPERSUSUAN DAN AKIBAT HUKUM TERHADAP ANAK YANG DILAHIRKAN.’,
Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang, 3 (2015), 103–11.
3
Nursaid Sumaadmaja and Pengertian Manusia, ‘WAWASAN TENTANG MAKHLUK SOSIAL’, 2012, 41–58.
Banyak faktor yang mendorong manusia secara individual
membutuhkan dirinya sebagai makhluk sosial sehingga terbentuknya
interaksi sosial antar manusia dengan yang lainnya. Secara garis besar
faktor-faktor personal yang memengaruhi interaksi manusia terdiri dari
tiga hal yakni:
a. Tekanan emosional.
Keadaan psikologis apakah bahagia, sedih, dan sebagainya.
b. Harga diri yang rendah.
Keadaan seperti ini akan membentuk keadaan psikologis yang
membutuhkan kasih sayang dan moral.
c. Isolasi sosial.
Keadaan semacam ini dimana seseorang akan berupaya
melakukan sebuah interaksi dengan orang yang sepaham atau
sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.4

2.4 Kebutuhan Manusia


Manusia adalah individu yang tidak terlepas dari segala macam
kebutuhan di dalam hidupnya. Kebutuhan manusia terdiri dari tiga
macam, diantaranya adalah :
1. Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan bersifat fisiologis yang
sangat dibutuhkan oleh individu dan wajib untuk dipenuhi.
Kebutuhan primer ini meliputi kebutuhan akan makan, minum,air,
udara, seks, dan rasa aman.
Kebutuhan primer atau biasa yang disebut dengan
kebutuhan pokok manusia dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
a. Kebutuhan sandang
Kebutuhan sandang adalah kebutuhan pakaian yang
diperlukan manusia untuk kehidupan sehari – hari. Pakaian
diperlukan untuk melindungi tubuh dari panas dan dingin.
Kebutuhan papan yaitu tempat tinggal.
b. Kebutuhan pangan

4
Sumaadmaja and Manusia.
Biasa disebut dengan makan adalah kebutuhan paling
utama bagi makhluk hidup. Makanan dan minuman
bertujuan untuk menghasilkan tenaga dan nutrisi. Tenaga
dan nutrisi yang diperoleh berguna untuk melalukan
berbagai aktifitas sehari – hari. Makanan yang sehat dan
bergizi membantu pertumbuhan manusia baik otak maupun
badan.
c. Kebutuhan papan
Kebutuhan papan adalah kebutuhan yang mencangkup
tempat tinggal atau hunia manusia. Manusia membutuhkan
temapat tinggal untuk berteduh datri derasnya hujan dan
teriknya panas selama idup. Hunian yang layak dan bersih
membuat mansia hidup bahagia.5
2. Kebutuhan Skunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan untuk
mempermudah,melengkapkan, mengurangi beban yang di tanggung
dalam hidupnya. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka aturan
kehidupan tidak akan rusak dan tidak menimbuklan kehanuran
diantara mereka berbeda halnya dengan kebutuhan primer jika tidak
terpenuhi maka tidak dapat melangsungkan hidup.
Sedangkan kebutuhan sekunder perlu dipenuhi setelah
kebutuhan primer manusia tersebut telah terpenuhi dengan baik.
Kebutuhan sekunder memang tidak sampai mengancam
kelangsungan hidup, namun jika tidak dipenuhi dapat mengganggu
kegiatan sehari-hari yang dilakukan. Hal ini juga menunjukkan
bahwa meskipun bukan merupakan kebutuhan mendesak, namun
kebutuhan sekunder tetap penting untuk dipenuhi oleh manusia.
Kebutuhan sekunder ini sifatnya subyektif, tiap orang bisa beda
kebutuhannya.

Berbeda dengan kebutuhan primer yang hampir sama pada


setiap manusia, kebutuhan sekunder bisa saja beragam pada
masing-masing individu. Hal ini karena kebutuhan primer merupakan

5
P. Légeron, ‘Self Esteem’, Soins. Psychiatrie, 79, 1987, 25–31.
kebutuhan paling dasar untuk menjalani hidup sebagai manusia,
sedangkan kebutuhan sekunder terbentuk berdasarkan berbagai
faktor. Berikut adalah beberapa hal yang dapat membentuk
kebutuhan sekunder seseorang:

1. Lingkungan
Lingungan adalah salah satu faktor yang menentukan
kebutuhan sekunder seseorang, dimana lingkungan yang
berbeda bisa memunculkan kebutuhan yang berbeda juga.
Misalkan saja bagi seseorang yang tinggal di lingkungan yang
panas memiliki kebutuhan yang besar terhadap kipas angin atau
AC, dan membuat kedua barang itu menjadi kebutuhan
sekunder. Mereka mungkin akan sulit tidur di malam hari karena
terlalu panas, sehingga ketiadaan kedua barang itu jadi
mengganggu kegiatan atau kehidupan mereka.
2. Perkembangan Jaman
Salah satu jenis barang yang statusnya berubah dari
kebutuhan tersier menjadi kebutuhan sekunder seiring dengan
berkembangnya jaman adalah barang elektronik dan komunikasi,
seperti ponsel dan komputer. Lima belas tahun yang lalu, ponsel
masih menjadi barang mewah yang hanya dapat dimiliki oleh
orang-orang kaya saja. Sedangkan sekarang hampir semua
orang memiliki ponsel karena menjadi alat komunikasi yang
penting dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Agama
Faktor penting yang juga menentukan terbentuknya
kebutuhan sekunder individu adalah agama yang dianutnya.
Misalnya bagi kaum Muslim, mereka diwajibkan untuk
menunaikan ibadah shalat sehingga peralatan shalat seperti
mukena dan sarung menjadi kebutuhan sekunder. Atau bagi
umat Kristiani akan menjadikan pohon natal atau memberikan
hadiah natal sebagai kebutuhan sekunder yang perlu dipenuhi
4. Adat Istiadat
Adat atau lebih kepada kebiasaan yang berlaku pada
suatu masyarakat, juga memegang peranan penting dalam
membentuk status kebutuhan sekunder. Bagi masyarakat atau
keluarga yang memiliki kebiasaan untuk selalu berkumpul pada
waktu-waktu tertentu, kegiatan pulang kampung menjadi
kebutuhan sekunder yang harus dipenuhi. Sedangkan bagi
mereka yang tidak memiliki kebiasaan tersebut akan memilih
untuk memenuhi kebutuhan yang lain, dan menjalin hubungan
melalui alat komunikasi yang ada saat ini.6
2.5 Karakteristik Kepribadian
Karakteristik adalah psikologi unik yang menyebabkan respon yang
relatif konsisten dan bertahan lama. Indikator kepribadian meliputi
kemampuan beradaptasi, bersosialisasi, dan kepercayaan diri. Dimana
ketiga indikator tersebut adalah kepribadian yang mencirikan dari diri
seseorang.

Menurut Ujang Sumarwan karakteristik kepribadian digolongkan


menjadi:

1. Perbedaan Individu
Kepribadian menunjukkan karakteristik yang terdalam pada
diri manusia, yang merupakan gabungan dari banyak faktor yang
unik. Karena itu, tidak ada dua manusia yang sama persis. Yang
ada mungkin dua manusia yang memiliki kesamaan dalam satu
karakteristik, tetapi pada karakteristik lainnya mungkin berbeda.
Kepribadian merupakan konsep yang berguna karena
memungkinkan kita untuk menggolongkan seseorang ke dalam
berbagai kelompok yang berbeda atas dasar satu atau beberapa
sifat.
2. Konsisten dan Berlangsung Lama
Suatu kepribadian umumnya sudah terlihat sejak manusia
berumur anak-anak, hal ini cenderung akan bertahan secara
konsisten membentuk kepribadian ketika kita dewasa. Walaupun
6
Mitsubishi Electric, ‘KEBUTUHAN SEKUNDER’, 2021 <https://emea.mitsubishielectric.com/ar/products-
solutions/factory-automation/index.html>.
kepribadian Seseorang mungkin konsisten, perilaku mereka
sering sangat bervariasi karena berbagai faktor psikologis,
sosiobudaya, lingkungan, dan situasional yang mempengaruhi
perilaku.
3. Dapat Berubah
Kepribadian dapat mengalami perubahan pada berbagai
keadaan tertentu. Karena adanya berbagai peristiwa hidup
seperti kelahiran, kematian, dan lain sebagainya. Kepribadian
seseorang berubah tidak hanya sebagai respon terhadap
berbagai peristiwa yang terjadi tiba-tiba, tetapi juga sebagai
bagian dari proses menuju ke kedewasaan secara berangsur-
angsur.
Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri dari tiga unsur
yang saling berinteraksi, yaitu :
a. Id
Id adalah aspek biologis dalam diri manusia yang
ada sejak lahir, yang mendorong munculnya kebutuhan
fisiologis seperti rasa lapar, haus, dan nafsu seks. Id
menggambarkan naluri manusia yang secara biologis
membutuhkan makanan, minuman, dan seks. Manusia
akan secara alami memenuhi kebutuhan tersebut untuk
menghindari tensi dan mencari kepuasan sesegera
mungkin. Inilah yang disebut bahwa unsur Id akan
melakukan prinsip kepuasan (pleasure principle atau
immediate satisfaction).
b. Superego
Superego adalah aspek psikologis pada diri
manusia yang menggambarkan sifat manusia untuk
tunduk dan patuh kepada norma-norma sosial, etika dan
nilai-nilai masyarakat. Superego menyebabkan manusia
memperhatikan apa yang baik dan apa yang 18 buruk
bagi suatu masyarakat dan perilakunya disesuaikan
dengan apa yang baik menurut lingkungan sosialnya.
Superego adalan kecenderungan sifat manusia
yang selalu ingin berbuat baik sesuai dengan norma dan
etika, serta aturan-aturan yang ada di masyarakat.
Superego bisa dianggap sebagai unsur yang berfungsi
untuk mengurangi atau menekan nafsu biologis (Id) yang
ada dalam diri manusia. Ketika kita berbuat kesalahan,
sering kali secara tidak sadar muncul dalam diri manusia
rasa bersalah dan malu. Inilah contoh bagaimana unsur
superego bekerja menekan usnur Id, sehingga kita tidak
mengulangi perbuatan salah kembali. Id dan superego
dianggap sebagai dorongan yang tidak disadari oleh
manusia.
c. Ego
Unsur ketiga dari kepribadian adalah ego, yang
merupakan unsur yang bisa disadari dan dikontrol oleh
manusia. Ego berfungsi menjadi penengah antara id dan
superego. Ego berusaha menyeimbangkan apa yang
ingin dipenuhi oleh id dan apa yang dituntut oleh
superego agar sesuai dengan norma sosial. Ego bekerja
dengan prinsip realitas (reality principle), yaitu ia
berusaha agar manusia dapat memenuhi kebutuhan
fisiologisnya tetapi sesuai dengan aturan baik dan buruk
menurut masyarakat.7
2.6 Perkembangan Diri
Teori perkembangan diri atau bisa disebut juga permulaan diri atau
teori sosialisasi. Teori ini dikembangkan oleh tokoh filsafat di bidang
sosiologi dan psikologis yang berasal dari Amerika Serikat yaitu George
Herbert Mead. Beliau menjelaskan bahwa Sosialisasi adalah proses
dimana manusia belajar melalui cara, nilai dan menyesuaikan tindakan
dengan masyarakat dan budaya, isinnya melihat bagaimana manusia

7
Uswatun Chasanah, ‘Pengaruh Kepribadian Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Mukenah Bordir
(Studi Pada Santri Pondok Pesantren Putri Al-Fathimiyyah Tambakberas Jombang)’, (Doctoral Dissertation, IAIN
Kediri)., 2019, 15–36.
meningkatkan pertumbuhan pribadi mereka agar sesuai dengan keadaan
,nilai, norma dan budaya sebuah masyarakat.8
Teori perkembangan manusia juga bisa implementasikan untuk
rumah sakit. Ketika seseorang akan mendirikan sebuah rumah sakit,
mereka dapat beracuan kepada teori perkembangan ini karena pada
dasarnya perkembangan manusia juga dapat diseruapi oleh
perkembangan pendirian rumah sakit.
Dalam buku Mind, Self, and Society karya George Herbert Mead
yang terbit tahun 1972, menyebutkan tahapan-tahapan perkembangan
diri manusia. Menurut George Herbert Mead tahap-tahap perkembangan
diri manusia adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Pada tahap ini dimulai sejak seorang anak dilahirkan dan
mereka muali mengenal dunia. Pada tahap ini anak mulai sedikit
meniru orang-orang disekitarnya dan mulai dikenalkan dengan mana
dan juga figur dari kedua orang tuanya. Pada tahap ini juga keluarga
mulai mempersiapkan membekali norma-norma sebagai pedoman
pergaulan ketika nanti anak masuk ke dalam masyarakat.
Hubungan teori ini dengan rumah sakit bisa diterapkan ketika
seseorang akan mendirikan sebuah ruamh sakit. pada tahap awal
pendirian rumah sakit, seseorang hendaknya melakukan persiapan
dengan melihat dan membaca keadaan lingkungan dan juga pasar
dari rumah sakit.
Seorang pendiri harus membuat rancangan yang harus
disesuaikan dengan lingkungan tempat rumah sakit tersebut
didirikan sehingga rumah sakit tersebut bisa dengan mudah diterima
oleh masyarakat setempat.
2. Tahap meniru (Play Stage)
Pada tahap meniru anak mulai banyak meniru kegiatan atau
perilaku dari orang-orang disekitarnya. Dalam tahap ini anak juga
sudah mulai mengenal dengan jelas nama dirinya, orang tua, kakak
dan juga orang disekitarnya.

8
Putri Ratna Zunita, ‘Fenomena Pengemis Anak (Studi Kualitatif Proses Sosialisasi Serta Eksploitasi Ekonomi
Pada Pengemis Anak Di Makam Sunan Giri Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik)’, 4.1 (2015), 1–10.
Impelemntasi teori ini dalam rumah sakit adalah ketika suatu
rumah sakit baru berdiri, hendaknya harus bercermin kepada rumah
sakit yang ada di atasnya. Kenapa rumah sakit tersebut bisa banyak
diminati oleh banyak orang, apa kelebihannya sehingga rumah sakit
tersebut bisa menjadi rumah sakit favorite. Petinggi rumah sakit
tersebut harus melakukan banyak pengamatan sehingga diharapkan
rumah sakit yang baru dirintis olehnya tersebut bisa berkembang
seperti rumah sakit yang menjadi cerminnya bahkan melebihi rumah
sakit tersebut.
3. Tahap siap bertindak (Game Stage)
Pada tahap ini kebiasaan anak untuk meniru orang-orang
disekitar sudah mulai berkurang dan digantikan oleh perannya
sendiri. Dari sini anak sudah mulai sedikit mempunyai pendirian dan
mulai bisauntuk menempatkan diri dengan penuh kesadaran. Pada
tahap ini anak sudah mulai berhubungan dengan inividu sebaya di
luar rumahnya.
Implementasi teori ini untuk rumah sakit adalah rumah sakit
sudah mulai bisa merancang inovasi baru seperti mengadakan
pelayanan yang dirumah satik lain belum pernah ada. Misalnya pada
rumah sakit A belum ada pelayanan USG 4D, oleh karena mengikuti
perkembangan zaman rumah sakit B harus mengadakan USG 4D
agar rumah sakitnya lebih unggul dari rumah sakit A.
4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalize Stage)
Pada tahap ini anak sudah dapat bersosialisasi dengan
masyarakat luas. Anak juga sudah mulai bertenggang rasa. Dalam
tahap ini anak sudah dianggap dewasa.
Implementasi teori ini dlaam rumah sakit adalah ketika rumah
sakit sudah berkembang dengan baik, maka tugas ari petinggi
rumah sakit tersebut adalah memikirkan bagaimana cara agar
rumah sakit tersebut dikenal luas oleh masyarakat, tidak hanya
masyarakat tempat didirikannya rumah sakit tersebut tapi juga
masyarakat yang berada jauh dari lokasi rumah sakit tersebut.
Misalnya rumah sakit yang sudah berkembang harus menjadi
rumah sakit rujukan agar banyak dikenal oleh masyrakat luas.
Mengadakan promosi kesehatan di daerah yang terpencil, juga bisa
bekerjasama dengan instansi pemerintah untuk melakukan kegiatan
atau projek bersama.9

Perkembangan manusia tidak terlepas dari peran orang-orang


disekitarnya terutama keluarga. Menurut Mubarak (2009), Keluarga
adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang terikat oleh hubungan
perkawinan, hubungan darah, ataupun adopsi, dan setiap keluarga saling
berinteraksi satu dengan lainnya.10

Menurut Families (2010), menjelaskan fungsi keluarga adalah ukuran


dari bagaimana sebuah keluarga beroperasi sebagai unit dan bagaimana
anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Hal ini mencerminkan gaya
pengasuhan, konflik keluarga, dan kualitas hubungan keluarga.11 Fungsi
keluarga mempengaruhi kapasitas kesehatan dan kesejahteraan seluruh
anggota keluarga. Oleh karena itu perkembangan manusia dipengaruhi
oleh fungsi keluara. Menurut Wirdhana et al (2013), terdapat 8 fungsi
keluarga diantaranya dalah sebagai berikut :
1. Fungsi Keagamaan
Keluarga berfungsi sebagai tempat untuk pertama kali anak
dikenalkan kepercayaan yang dianutnya. Keluarga mengenalkan
siapa Tuhannya dan bagaimana cara naka untuk beribadah kepada
Tuhannya.
2. Fungsi Sosial Budaya
Pada fungsi keluagara sebagai sungsi sosial budaya adalah
keluarga memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengeksplorasi dan mengembangkan kekayaan sosial budaya
bangsa yang berbeda-beda dan beraneka ragam dalam satu
kesatuan.
3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Keluarga berfungsi sebgaai simulator pengembangan rasa cinta
dan sayang yang dicontohkan oleh kedua orang tua kepada anak-

9
Zunita.
10
Wilda Husaini, ‘Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian ASI Ekslusif’, 2017, 4–23.
11
Husaini.
anaknya. Sehingga keluarga berperan penting sebagai penumbuh
rasa cinta dan sayang.
4. Fungsi Perlindungan
Keluarga sebagai tempat perlindungan ketika seorang anak
atau anggota keluarga merasa dieinya terancam.
5. Fungsi Reprosuksi
Fungsi keluarga sebagai merencanakan untuk melanjutkan
keturunan.
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga sebagai sosialisasi dan pendidikan adalah
keluarga mampu memberikan ilmu dan mampu untuk mendidik
keturunannya sesuai dengan dimasa sekarang.
7. Fungsi Ekonomi
Keluarga sebagai fungsi ekonomi adalah keluarga berperan
untuk membiayai danmemncukupi apapun yang dibutuhkan oleh
anggota keluarga lainnya. Mampu memberikan pendidikan formal
kepada anak-anaknya.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Fungsi keluarga sebagai pembinaan lingkungan artinya
keluarga mampu untuk memberikan kemampuan kepada
keluarganya untuk dapat menempatkan diri di lingkungan tempat
dimana dia tinggal.12
Selain fungsi keluarga untuk perkembangan diri, sosialisasi juga
berperan penting untuk perkembangan diri manusia. Menurut Pater L.
Berger (2000), sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk
menjadi anggota yang dapat berpartisipasi di dalam masyarakat.13
Menurut Pater L Berger dan Luckman terdapat 2 jenis sosialisasi,
diantaranya yaitu :
1. Sosialisasi Primer
Sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan
belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi ini
berlangsung pada saat kanak-kanak.

12
Husaini.
13
Astuti, Arso, and Wigati, ‘Anal. Standar Pelayanan Minimal Pada Instal. Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang’.
2. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan
setelah sosialisai primer yang memperkenalkan individu kedalam
kelompok tertentu dalam masyarakat.14
2.7 Alasan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Kehidupan manusia tidak terlepas dari orang-orang disekitarnya.
Manusia selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. oleh karena itu
manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yaitu makhluk yang hidupnya
tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh orang lain.
Menurut Aristoteles (384-322 sebelum masehi) dalam Salam (2002,
hlm. 41) manusia merupakan Zoon Politicon yaitu makhluk sosial artinya
manusia senantiasa berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain,
manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain dan
interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok pada manusia.15
Tanpa bantuan manusia lain manusia tidak dapat hidup dengan
baik, karena manusia adalah makhluk yang ketergantungan dengan
orang-orang disekitarnya. Menurut ridwan Effendi (2010), alasan manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial adalah sebagai berikut :
1. Manusia tunduk pada aturan dan norma sosial.
Ketika manusia hidup di masyarakat, manusia tersebut akan
tunduk kepada aturan, adat istiadat dan juga norma yang berlaku di
masyarakat untuk menghormati dan melestarikan budaya yang ada.
2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain
Semua kegitan dan perilaku manusia selalu mengharapkan
penilaian baik dari manusia lain. Oleh karena itu manusia selalu
berbuat baik di depan manusia lain dengan harapan mendapat
penilaian baik dari mereka.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

14
Sutaryo, ‘Sutaryo, Dasar-Dasar Sosialisasi , (Jakarta: Rajawali Press, 2004), Hlm.156’, 2004, 156.
15
Renia Aderila, ‘HUBUNGAN PEMAHAMAN KONSEP GEOSFER PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SM’,
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 1.1 (2015), 1–64
<http://www.nutricion.org/publicaciones/pdf/prejuicios_y_verdades_sobre_grasas.pdf%0Ahttps://www.coles
terolfamiliar.org/formacion/guia.pdf%0Ahttps://www.colesterolfamiliar.org/wp-
content/uploads/2015/05/guia.pdf>.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial, juga di
dalam dirinya terdapat dorongan untuk berhubungan dan
berinteraksi dengan orang lain untuk mendapatkan kebutuhan yang
dia inginkan. Kebutuhan berteman dengan orang lain umumnya
didasarkan pada kesamaan nasip, tujuan, dan kepentingan.
4. Potensi manusia akan berkembang bila dia bidup di tengah-tengah
manusia.
Sebagai kodrat manusia sebagai makhluk sosial, oleh karena itu
mansuia juga membutuhkan orang lain untuk berkembang. Mislanya
ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain, maka seseorang
tersebut akan mendapatkan ilmu baru atau pengalaman baru yang
bekum pernah mereka dapatkan sebelumnya.16
2.8 Jenis Kelompok Sosial
Jenis-jenis kelompok sosial adalah sebagai berikut :
1. Kelompok sosial teratur
Kelompok sosial teratur adalah jenis kelompok sosial yang
terdapat hubungan timbal balik antar anggotanya, kelompok bersifat
terstruktur dan memiliki pola perilaku tertentu dalam anggota
kelompok tersebut. Contoh dalam lingkup rumah sakit seperti
kelompok para perawat.
2. Kelompok sosial tidak teratur
Kelompok sosial tidak teratur adalah jenis kelompok yang
terbentuk tanpa rencana ,tidak terstruktur dan tidak ada peraturan
tertentu. Contoh di lingkup rumah sakit seperti perawat dengan
apoteker sedang berkumpul atau berinteraksi.17
2.9 Bentuk Kelompok Sosial
Bentuk kelompok sosial adalah sebagai berikut :
1. Ukuran kekuasaan
Yakni beberapa kelompok sosial yang memiliki kekuasaan dan
wewenang terbesar dalam kelompok sosial. Contohnya dalam lingkup

16
Ridwan Effendi, ‘Bahan Belajar Mandiri (BBM) 2 : Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya Dan Teknologi
(PLSBT) Semester 5’, 2010.
17
Pengertian Interaksi Sosial, ‘Interaksi Sosial’, 1–23.
rumah sakit sepertinya wewenang seorang dalam mendiagnosis
pasiennya.
2. Ukuran kehormatan
Yakni individu atau beberapa kelompok sosial yang paling
disegani dan dihormati karena memiliki atau menduduki sosial teratas.
Contohnya di lingkup rumah sakit seperti direktur atau manajer di
rumah sakit.18
2.10 Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan atau komunikasi yang dilakukan
beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu. Proses interaksi sosial
menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap
sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia.
Menurut Soerjono Sukanto, syarat terjadinya interaksi sosial adalah
sebagai berikut :
1. Kontak sosial
Kontak sosial ini merupakan syarat terjadinya interaksi sosial
karena harus adanya kontak hubungan tertentu misal bisa
berhubungan melalui telepon atau media sosial yang lain.
2. Komunikasi
Komunikasi ini menjadi syarat interaksi sosial karena
komunikasi berfungsi untuk menyampaikan informasi tertentu yang
disampaikan melalui pembicaraan. Contohnya seperti komunikasi
antara staff administrasi di rumah sakit.

Terdapat dua bentuk interaksi sosial, diantaranya dalah sebagi berikut :

1. Interaksi sosial langsung (primer)


Yakni interaksi yang dilakukan secara fisik atau dengan bertatap
muka langsung dengan satu sama lain. Contohnya seperti saling
menyapa sesama karyawan di rumah sakit.
2. Interaksi sosial tidak langsung (sekunder)

18
Sosial.
Yakni interaksi yang dilakukan secara tidak langsung atau
menggunakan alat komunikasi tertentu. Contohnya seperti berinteraksi
dengan karyawan lain menggunakan telepon.19

19
Sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Aderila, Renia, ‘HUBUNGAN PEMAHAMAN KONSEP GEOSFER PEDULI


LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SM’, Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952., 1.1 (2015), 1–64
<http://www.nutricion.org/publicaciones/pdf/prejuicios_y_verdades_sobre_grasa
s.pdf%0Ahttps://www.colesterolfamiliar.org/formacion/guia.pdf%0Ahttps://www.c
olesterolfamiliar.org/wp-content/uploads/2015/05/guia.pdf>

Astuti, Sinta Indi, Septo Pawelas Arso, and Putri Asmita Wigati, ‘Analisis Standar
Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang’,
Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota
Semarang, 3 (2015), 103–11

PROSES PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN PERKAWINAN


SEPERSUSUAN DAN AKIBAT HUKUM TERHADAP ANAK YANG
DILAHIRKAN.’, Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan
Di RSUD Kota Semarang, 3 (2015), 103–11

Chasanah, Uswatun, ‘Pengaruh Kepribadian Konsumen Terhadap Keputusan


Pembelian Mukenah Bordir (Studi Pada Santri Pondok Pesantren Putri Al-
Fathimiyyah Tambakberas Jombang)’, (Doctoral Dissertation, IAIN Kediri).,
2019, 15–36

Effendi, Ridwan, ‘Bahan Belajar Mandiri (BBM) 2 : Pendidikan Lingkungan Sosial
Budaya Dan Teknologi (PLSBT) Semester 5’, 2010

Electric, Mitsubishi, ‘KEBUTUHAN SEKUNDER’, 2021


<https://emea.mitsubishielectric.com/ar/products-solutions/factory-
automation/index.html>

Husaini, Wilda, ‘Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian ASI Ekslusif’,


2017, 4–23

Légeron, P., ‘Self Esteem’, Soins. Psychiatrie, 79, 1987, 25–31

Sosial, Pengertian Interaksi, ‘Interaksi Sosial’, 1–23


Sumaadmaja, Nursaid, and Pengertian Manusia, ‘WAWASAN TENTANG MAKHLUK
SOSIAL’, 2012, 41–58

Sutaryo, ‘Sutaryo, Dasar-Dasar Sosialisasi , (Jakarta: Rajawali Press, 2004),


Hlm.156’, 2004, 156

Zunita, Putri Ratna, ‘Fenomena Pengemis Anak (Studi Kualitatif Proses Sosialisasi
Serta Eksploitasi Ekonomi Pada Pengemis Anak Di Makam Sunan Giri
Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik)’, 4.1 (2015), 1–10

Anda mungkin juga menyukai