Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH OLAH KREATIVITAS DAN KEWIRAUSAHAAN

“Pengelolaan Sampah Di Jerman”

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Olah Kreativitas dan Kewirausahaan
Dosen pengampu: Putri Wulandari Atur Rejeki

KELOMPOK III
Anggota:
Astri Nur Rahamawati (120404210050)
Maulida Azizah (180110210001)
Rachma Aulia Putri Kurniawan (120104210010)
Shahiban Muzaki (240110210094)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
akal dan pengetahuan kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun dengan
tepat waktu. Selawat serta salam juga senantiasa kami curahkan kepada junjungan
besar Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan jalan lurus kepada Sang Pencipta
melalui pengetahuan yang sempurna sehingga Baginda Rasulullah menjadi anugerah
terbesar bagi seluruh alam semesta.
Kami bersyukur dapat bekerja sama menyusun dan menyelesaikan makalah ini
dengan lancar. Makalah ini kami tujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Olah
Kreativitas dan Kewirausahaan yang membahas tentang bagaimana cara suatu negara
melakukan pengelolaan sampah dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Putri Wulandari Atur Rejeki, selaku
mentor dalam mata kuliah Olah Kreativitas dan Kewirausahaan yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk memahami secara mandiri materi yang telah diberikan,
sekaligus membimbing kami di tiap kesempatan yang ada. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung lancarnya proses penyusunan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Tentunya kami
menerima semua saran dan kritik yang membangun demi proses penyempurnaan
makalah ini.
Terima kasih atas perhatian dan kesediaan pembaca yang telah meluangkan
waktunya untuk membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi manfaat
bagi banyak orang.

Jatinangor, 18 Oktober 2021

Tim penulis.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................... i


Daftar Isi ..................................................................................................................... ii
BAB I: Pendahuluan .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II: Pembahasan ................................................................................................. 3
2.1. Permasalahan Sampah di Jerman ..................................................................... 3
2.2. Cara Jerman Menangani Permasalahan Sampah .............................................. 3
BAB II: Penutup ......................................................................................................... 7
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 7
3.2. Saran ................................................................................................................. 7
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permasalahan sampah telah menjadi problem di setiap negara yang ada di


dunia. Terbukti produksi sampah meningkat setiap harinya, berbanding lurus
dengan jumlah penduduk bumi (sebagai penghasil sampah) yang meningkat pula.
Berdasarkan data dari ScienceMag, total produksi sampah plastik di seluruh dunia
dari 1950 sampai dengan 2015 cenderung selalu menunjukkan peningkatan dari
tahun ke tahunnya. Total produksi sampah pada tahun 1950 telah mencapai pada
kisaran 2 juta ton pertahun, dan telah mencapai angka 381 juta ton pada tahun
2015. Angka tersebut telah meningkat sebanyak 190 kali lipat, dengan peningkatan
rata-rata sebesar 5,8 ton per tahun. (Zulfan Hakim, 2019)
Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah terbesar di
dunia. Data dari Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan
Beracun (Dirjen PS LBS) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK)
Tuti Hendrawati Mintarsih mengatakan bahwa si tahun 2015 sampai 2016 telah
terjadi peningkatan produksi sampah di Indonesia. Pada tahun 2015 produksi
sampah mencapai 1 ton per harinya dan mencapai 65 ton per hari pada tahun 2016.
(Aziz & Surya Gemilang, 2018). Belum lagi penambahan penduduk yang terjadi
setiap harinya memperparah keadaan sampah yang ada di Indonesia. Maka dari itu
diperlukan diperlukan solusi tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
agar tidak menjadi kerugian bagi bangsa Indonesia.
Beberapa negara telah memiliki solusi tersendiri untuk menyelesaikan
permasalahan sampah di negaranya. Diantara negara-negara yang telah dapat
menyelesaikan permasalahan sampah adalah Jerman. Pada awalnya jerman
merupakan salah satu negara yang memproduksi sampah terbesar di eropa, namun
dengan kebijakannya yang tepat Jerman dapat mengatasinya. Hal tersebut dapat
dijadikan teladan bagi bangsa Indonesia untuk dapat menyelesaikan permasalahan
sampah.

1
Dari berbagai latar belakang diatas, penulis berkeinginan untuk membuat
sebuah makalah yang berjudul “Pengelolaan Sampah di Jerman”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang akan
dijelaskan dalam makalah ini. Masalah-masalah tersebut meliputi
1. Bagaimana permasalahan sampah di negara jerman?
2. Bagaimana cara negara jerman menangani permasalahan sampah tersebut
dengan baik?
1.3. Tujuan
Pembuatan makalah ini ditujukan untuk mengetahui masalah-masalah yang
terdapat dalam pengelolaan sampah, seperti
1. Untuk mengetahui permasalahan sampah di negara jerman.
2. Untuk mengetahui cara negara jerman menangani permasalahan sampah
dengan baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.3. Permasalahan Sampah di Jerman


Negara jerman merupakan negara yang memiliki populasi sebanyak 83,24
juta jiwa pada tahun 2020. Hal tersebut berpengaruh terhadap jumlah sampah yang
dihasilkan oleh negara tersebut. Selain itu menurut Badan Lingkungan Hidup
Jerman (UBA) jerman menduduki posisi puncak di antara negara bagian eropa
pada tahun 2017 sendiri negara jerman menghasilkan sampah kemasan sebanyak
18,7 ton. Dengan banyaknya sampah yang dihasilkan tersebut pimpinan UBA
Krautzberger mengatakan bahwa dengan mengganti bahan lain saja tidak cukup.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah di jerman seperti
gaya hidup modern dapat mempengaruhi jumlah sampah karena dengan gaya
hidup yang modern warga lebih mampu, lebih banyak uang yang dikeluarkan
untuk konsumsi dan lebih banyak produk juga menimbulkan kemasan.
2.2 Cara Jerman Menangani Permasalahan Sampah
Pada abad ke-18 plastik diciptakan untuk pertama kalinya, sejak itu pula
kepopuleran plastik terus meningkat. Produksi dan penggunaan plastik terus
meningkat dari tahun ke tahunnya. Tak terkecuali di jerman. Jumlah penduduk
Jerman yang terbanyak di eropa (saat ini 83,24 juta) mendukung penambahan
produksi plastik di negara tersebut. Tetapi perlahan-lahan laju produksi plastik
terus melambat di iringi dengan perubahan perilaku masyarakatnya yang pada
awalnya menganggap sampah adalah teman, berubah menjadi sampah adalah
ancaman. Hal tersebut tentunya tidak terjadi begitu saja, tetapi adanya sebuah
konstruksi isu plastik menjadi ancaman bagi masyarakat.
Penurunan produksi sampah tersebut disebabkan oleh sekuritisasi yang
dilakukan oleh ENGO (Environmental Non-Governmental Organization), WWF
(World Wide Fund for Nature) dan greenpeace. Sekuritisasi merupakan sebuah
proses pengkonstruksian ide mengenai apa saja yang tergolong dalam
ancaman. Dalam lingkup studi Bahasa, sekuritisasi merupakan sebuah Speech

3
Act. Ketiga organisasi tersebut memiliki perannya masing-masing. ENGO
berperan untuk mengadvokasi pemerintah untuk mengimplementasikan alternatif
peraturan yang ramah lingkungan, memberikan informasi pada publik, sebagai
watchdog pemerintah, dan sebagai kelompok penekan. WWF dan greenpeace
memiliki peran untuk selalu gencar dalam mempublikasikan di media sosial
mengenai isu plastik. Dan pada akhirnya mereka berhasil untuk melakukan
sekutirisasi dibuktikan dengan sebuah gerakan pro-lingkungan besar di Berlin
pada bulan September tahun 2019. Gerakan tersebut diikuti oleh 10.000 masa dan
menyebabkan parlemen jerman melakukan peningkatan pembebanan biaya karbon
dioksida yang awalnya €10/ton menjadi €35/ton. (Hana Wijayanti, 2020).
Kesadaran dari masyarakat yang memiliki pandangan bahwa sampah plastik
adalah ancaman di dukung oleh pemerintah Jerman yang memberlakukan sebuah
kebijakan mengenai manajemen sampah yang baik. Berdasarkan data dari
Eumonia Jerman merupakan negara yang memiliki tingkat daur ulang sampah
terbaik di dunia. Sebanyak 56,1% sampah di jerman yang di daur ulang.
Berdasarkan data tersebut banyak hal yang dilakukan negara jerman untuk
melakukan daur ulang. Undang - Undang pengelolaan limbah jerman mewajibkan
perusahaan untuk menekan produksi sampah seminimal mungkin sehingga
perusahaan menggunakan sistem daur ulang. Sedangkan masyarakat diwajibkan
untuk memilah sampah kedalam 6 jenis dengan warna yang berbeda beda
diantaranya;
1. Tempat sampah berwarna coklat, Tempat sampah ini dikhususkan untuk
sampah organik;
2. Tempat sampah berwarna biru, tempat sampah ini dikhususkan untuk
menampung sampah kertas, buku bekas, koran, majalah dan lain lain;
3. Tempat sampah berwarna hitam, tempat sampah ini di khusus kan untuk
sampah-sampah yang susah untuk di pilah, seperti popok bayi, mainan rusak ,
perabot rumah tangga yang rusak dan juga sisa makanan yang tidak habis;

4
4. Tempat sampah berwarna kuning, tempat sampah ini dikhususkan untuk
sampah sampah kemasan makanan dan minuman seperti kemasan susu,
shampo, kemasan minuman kaleng;
5. Tempat sampah untuk membuang gelas, tempat sampah ini berada di lokasi
lokasi khusus di setiap kawasan pusat. Sebelum dibuang juga mereka
memisahkan nya berdasarkan warna gelas atau botol kaca tersebut; dan
6. Sampah pakaian bekas, mereka menyediakan box khusus yang disediakan
untuk membuang baju bekas yang nanti nya akan di sumbangkan kepada para
pengemis.
Sampah-sampah yang telah dipilah tersebut akan diambil oleh petugas
kebersihan tergantung jadwalnya. Tong sampah berwarna coklat diangkut setiap
satu minggu sekali, tong sampah hitam dua minggu sekali, tong sampah biru empat
minggu sekali dan tong sampah kuning 4 minggu sekali. Ketika petugas
mengangkut sampah, namun ternyata sampah tidak dipilah maka petugas tidak
akan membawanya dan menempelkan stiker peringatan, kemudian pemerintah
juga akan melayangkan surat peringatan kepada penghuni rumah tersebut.
Selain pemilahan sampah menjadi enam bagian ada juga beberapa sampah
yang memiliki nilai jual. Dilansir dari video youtube Adrian Blaster, pemerintah
jerman menyediakan sebuah mesin yang berfungsi untuk menerima dan
menampung sampah dari masyarakat. Dengan begitu masyarakat yang
mengumpulkan atau memasukkan sampah tertentu ke dalam mesin akan
mendapatkan uang. Adapun sampah tersebut yaitu botol plastik (bernilai € 0,25),
botol kaca (bernilai € 0,08) dan kaleng (bernilai € 0,25). Yang menjadi pertanyaan,
darimana asal uang yang diterima oleh masyarakat yang mengumpulkan sampah
tersebut? Uang tersebut merupakan deposit yang dibayarkan oleh masyarakat
ketika membeli barang tersebut, jadi bisa dikatakan bahwa uang tersebut adalah
uang mereka sendiri. Dengan begitu ketika mereka tidak mengumpulkan sampah,
uang mereka tidak akan kembali. Namun dampak positifnya adalah orang-orang
yang tidak mampu/yang hidup di jalanan akan mengumpulkan sampah tersebut
dan mereka akan mendapatkan uang atas hal tersebut.

5
Menteri Lingkungan Hidup Jerman Svenja Schulze mendapat persetujuan
kabinet untuk perlahan lahan menekan penggunaan plastik sekali pakai, mereka
mengajak para warga untuk membawa tas belanja agar bisa dipakai berulang kali
dan juga memperbolehkan menggunakan kantong plastik yang sangat tipis untuk
buah dan sayur. Selain itu Uni Eropa juga berencana untuk melarang peralatan
makan sekali pakai mulai tahun 2021 sebagai bagian dari untuk mengurangi
sampah di lautan.

6
BAB III
PENUTUP

3.3. Kesimpulan
Jerman merupakan salah satu negara dengan kondisi ekonomi terbaik di
benua Eropa, bahkan masuk dalam kategori negara maju di dunia. Negara maju
seperti halnya Jerman, memiliki standar tersendiri dalam menangani kebersihan
lingkungannya, salah satunya yaitu bagaimana cara masyarakat Jerman menangani
sampah plastik.
Kita semua tahu bahwa sampah plastik membutuhkan waktu yang sangat
lama untuk terurai dan akan menimbulkan masalah di kemudian hari, tetapi
pemerintah Jerman punya cara tersendiri untuk mengatasinya dengan cara
mewajibkan masyarakat untuk memilah sampah ke dalam 6 jenis tempat sampah
dengan warna yang berbeda, seperti tempat sampah berwarna coklat yang
dikhususkan untuk sampah organik, tempat sampah berwarna biru yang
dikhususkan untuk menampung sampah kertas, tempat sampah berwarna hitam
yang dikhususkan untuk sampah-sampah yang susah untuk dipilah, tempat sampah
berwarna kuning yang dikhususkan untuk sampah sampah kemasan makanan dan
minuman, tempat sampah untuk membuang gelas yang berada di lokasi-lokasi
khusus di setiap kawasan pusat, dan menyediakan box khusus untuk sampah
pakaian bekas yang nanti nya akan disumbangkan kepada para pengemis.
Selain dengan melakukan pemilahan ke dalam 6 jenis tempat sampah,
pemerintah Jerman juga menyediakan sebuah mesin yang berfungsi untuk
menerima dan menampung sampah dari masyarakat. Dengan begitu masyarakat
yang mengumpulkan atau memasukkan sampah tertentu ke dalam mesin akan
mendapatkan uang.
3.4. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Tentunya, kami akan terus memperbaiki dengan mengacu
pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, kami

7
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas. Sekian
dan terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A., & Surya Gemilang, S. F. (2018). Rancangan Fitur Aplikasi Pengelolaan
Administrasi dan Bisnis Bank Sampah di Indonesia. 208.

DW.(19 Nov. 2019). Produksi Sampah Kemasan Jerman Catat Angka Tertinggi.
Dw.com. Diakses tanggal 18 okt. 2021, dari
https://www.dw.com/id/produksi-sampah-kemasan-jerman-catat-angka-
tertinggi/a-51311037
EMUB.(20 Nov.2020). Pengolahan sampah: Jerman vs Indonesia.em.ub.ac.id. diakses
tanggal 18 okt. 2021,dari https://em.ub.ac.id/pengolahan-sampah-jerman-
vs-indonesia/

Hana Wijayanti, R. (2020). Proses Sekuritisasi Plastik di Uni Eropa: Studi Kasus
Jerman, Perancis, Italia, Britania Raya, Luksemburg dan Irlandia. Journal
of Internatinal Relations, 589-591.

Rahim, M. (2020). Strategi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan. Jurnal Sipil Sains,


10(1).

Zulfan Hakim, M. (2019). Pengelolaan dan Pengendalian Sampah Plastik Berwawasan


Lingkungan. Amanna Gappa, 111.

Anda mungkin juga menyukai