Disusun Oleh:
Nurfadilah ( 01925030 )
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan “Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Kanker Hati.” Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan Laporan Pendahuluan ini
masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun penulisannya.
Dalam proses penyusunan Laporan Pendahuluan ini, tentu saja saya mengalami banyak
permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya Laporan
Pendahuluan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, saya
mengucapkan terima kasih kepada yaitu Bapak Riski Pebrian Pratama,S.Kep.,M.Kes yang
telah membimbing kami dalam proses penyusunan laporan ini.
Penulis
KONSEP DASAR
Menurut Friedman (2010), keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan
oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya
sebagai bagian dari keluarga. Dan Suprahitno mendefinisikan keluarga adalah
individual yang terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal
bersama dalam satu atap (Serumah) dengan peran masing-masing serta keterkaitan
emosional.
2. Tipe-Tipe Keluarga
Perkembangan tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokan. Menurut Suprajitno (2004) secara tradisional keluarga di
kelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota lain
yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenenk, paman-bibi)
Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualis, pengelompokan tipe keluarga selain kedua diatas berkembang
menjadi:
a. Keluarga bentukan kembali (Dyadic Family) adalah keluarga baru yang
terbentuk daro pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
Keadaan ini di Indonesia juga menjadi tren karena adanya pengaruh gaya
hidup barat yang zaman dahulu jarang seklai ditemui sehingga seorang yang
telah bercerai atau ditinggal pasangannya cenderung hidup sendiri untuk
membesarkan anak-anaknya.
b. Orang tua tunggal (Single Parent Family) adalah keluargayang terdiri dari
salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya.
c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried Teenage Mother)
d. Orang dewasa (laki-laki atau peremuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (The Single Adult Living Alone). Kecenderunagn di Indonesia juga
meningkat dengan tidak mau direpotkan oleh pasangan atau anaknya kelak
jika telah menikah. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (The
Non Married Heterosexsual Cohabiting Familly). Biasanya dapat dijumpai
pada daerah kumuh perkotaan (besar), tetapi pada akhirnya mereka dinikahkan
oleh pemerintah daerah (kabupaten atau kota) meskipun usia pasangan
tersebut telah tua demi status anak-anaknya. Keluarga yang dibentuk oleh
pasangan yang berjenis kelamin sama (Gay and Lesbian Family).
3. Tugas Keluarga
Dalam sebuh keluarga ada beberapa tugas yang diambilnya:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing sesuai dengan kedudukannya masing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga (Mubarak dkk,
2012)
4. Funsi Keluarga
Menurut Ali (2010) fungsi keluarga sebagai berikut:
a. Fungsi ekonomi, yaitu diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang
mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber
daya keluarga.
b. Funsi mendapat status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan
dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berada disekitarnya
c. Fungsi pendidikan, yaitu keluarga yang mempunyai peran dan tanggung jawab
yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan
dewasanya.
d. Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan
mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
e. Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan kesehatan yang primer dalam rangka melindungi dan mencegah
terhadap penyakityang mungkin dialami keluarga.
f. Fungsi religious, yaitu merupakan tempat belajar tentang agama dan
mengamalkan ajaran keagamaan
g. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan
yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
h. Fungsi reproduksi, bukan hanya menggembangkan keturunan, tetapi juga
merupakan tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal
(menyeluruh) diantaranya seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks
bagi anak dan yang lainnya.
i. Fungsi afeksi, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada diluar rumah.
5. Struktur Keluarga
Menururt Mubarak (2012), struktur keluarga terdiri dari:
a. Struktur Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka,
melibatkan emosi, konflik selesai da nada hirati kekuatan, komunikasi
keluarga bagi pengirim : mengemukakan pesan, jelas dan berkualitas, meminta
dan menerima umpan balik. Penerima : mendengarkan pesan, memberikan
umpan balik dan valid.
b. Struktur Peran
Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai posisi social yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat
formal atau informa.
c. Struktur Kekuatan
Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol atau
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain, Legitimate Power (hak),
Referent Power (ditiru), Expert Power (keahlian), Reward Power (hadiah),
Coertive Power (paksa) dan Affektif Power.
d. Struktur Nilai dan Norma
Nilai adalah system ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima
pada lingkungan sosial tertentu berarti disini adalah lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan
fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya
sebagian besar fungsi hepar. ( Gips& Willson :1989 )
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna
hepatis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada
fungsi hati. ( Ghofar , Abdul : 2009 )
Ca Hepar atau yang biasa disebut kanker hati adalah Tumor ganas primer
pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau
metastase dari tumor jaringan lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel
kanker berkembang pada jaringan hati.
lain. Tetapi, pada umumnya bersumber dari perut, pankreas, kolon, dan rektum.
Kanker hepar memiliki beberapa stadium perkembangan yaitu;
- Stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar. Stadium
ini pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara normal,
- Stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat lebih
dari satu tumor di hepar.
- Stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke pembuluh
darah di dekat hepar,
- Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun
belum mencapai limfonodus,
- Stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai
limfonodus,
- Stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal paru-paru.
Saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktivitas lagi (Fong,
2002; Bruix dan Sherman., 2005).
3. Etiologi
Kanker hati ( karsinoma hepatoseluler ) disebabkan adanya infeksi
hepatis B kronis yang terjadi dalam jangka waktu lama.(ghofar, Abdul : 2009)
Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan
C, cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor
keturunan. (Fong, 2002).
2. Terjadi pembengkakan
Salah satu gejala yang mungkin muncul pada pasien kanker hati adalah
munculnya pembengkakan. Bukan di sembarang tempat, pembengkakan ini
muncul di perut kanan bagian atas.
Hal ini menandakan bahwa organ liver atau hati Anda membengkak dan
berukuran lebih besar. Selain menyebabkan pembengkakan, gejala kanker
liver ini juga dapat menimbulkan rasa sakit yang akan dialami oleh pasien.
3. Sakit kuning
Perubahan warna kulit, bagian putih mata, dan kuku yang menguning
adalah gejala umum dari penyakit kuning (jaundice). Kondisi ini terjadi akibat
penumpukan garam empedu di kulit karena hati sudah tidak berfungsi dengan
baik.
Biasanya gejala ini muncul disertai dengan munculnya rasa gatal di kulit.
Selain itu, beberapa orang dengan kondisi ini mengalami perubahan warna
urine menjadi pucat atau keputihan.
Bila dilihat secara keseluruhan, gejala kanker liver ini hampir serupa
dengan kanker empedu (kolangiokarsinoma). Hanya saja, gejala jaundice akan
muncul lebih dulu pada orang yang memiliki kanker empedu.
4. Perdarahan
Salah satu ciri atau gejala dari kanker hati primer ini adalah terjadinya
perdarahan. Kondisi ini bisa ditunjukkan dengan mudahnya tubuh Anda
mengeluarkan darah di saat-saat tertentu.
5. Benjolan di perut
Munculnya benjolan keras atau pembengkakan di area bawah tulang
rusuk bagian sisi kanan, menjadi awal tanda kanker hati. Benjolan ini kadang
tidak menimbulkan rasa sakit, tapi akan membuat Anda merasa tidak nyaman.
Jika rasa sakit muncul di area perut kiri atas, itu artinya kanker hati sudah
menyebabkan limpa membengkak.
2. Penumpukan cairan
Gejala kanker hati yang mungkin muncul akibat metastatis adalah
adanya penumpukan cairan atau ascites di dalam perut. Kondisi ini dapat
menyebabkan perut terasa kembung, sehingga memicu rasa mual dan muntah
yang mungkin Anda alami.
Selain itu, hal ini juga dapat mengganggu nafsu makan penderita kanker
hati, sehingga tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dan terjadi
penurunan berat badan secara drastis.
3. Kelelahan
Kelelahan merupakan gejala umum yang dialami semua pasien kanker.
Namun, kelelahan akibat penyakit kanker berbeda dengan kelelahan biasa
yang akan hilang jika Anda sudah beristirahat. Kelelahan akibat kanker
biasanya menetap selama 6 hingga 12 bulan.
4. Payudara membesar pada pria, testis mengecil atau gejala langka lain
Pada kasus tertentu, kanker liver dapat menimbulkan gejala langka,
seperti ginekomastia (payudara pria membesar), testis mengecil dan
hipoglikemia (gula darah rendah). Kondisi tersebut terjadi karena fungsi hati
untuk memproduksi hormon-hormon tertentu mengalami gangguan.
D. Patofisiologi
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel – sel parenkim hati yang
biasa secara langsung disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara tidak
langsung oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik yang
menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan bereaksi tehadap unsur –
unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid sehingga
terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel. Keadaan
ini sering disertai dengan infiltrasisel radang dan pertumbuhan jaringan
fibrosis. Regenerasi sel dapat terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak
terlampau toksik bagi sel –sel hati. Sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis
selanjutnya akan menjadi kanker hati.
Berdasarkan sumber lain patofisiologi Ca. Hepar ada yang menjelaskan bahwa :
1. Hepatoma 75 % berasal dari Sirosis hati yang lama / menahun.
Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan post nekrotik.
2. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati
yang disertai pembesaran hati mendadak.
3. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari
tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 %
kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan
pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga
memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya
kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.
4. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui
Sampai penyebaran tumor yang sangat luas, sehingga tidak dapat
dilakukan reseksi lokal lagi.
E. Pencegahan
Kanker hati tidak dapat dicegah, tetapi Anda bisa melakukan sejumlah langkah di
bawah ini untuk menurunkan risiko terserang kanker hati:
Menjaga berat badan ideal
Menghindari konsumsi minuman beralkohol dan merokok
Menggunakan alat pelindung diri saat terpapar bahan kimia
Melakukan hubungan seksual yang aman
Menjauhi NAPZA
Melakukan vaksinasi hepatitis B
F. Komplikasi
Kanker hati dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, baik akibat
penekanan kanker hati terhadap organ lain, peningkatan kadar hormon yang
diproduksi kanker, maupun kegagalan fungsi hati. Beberapa komplikasi tersebut
adalah:
Anemia atau kekurangan sel darah merah
Perdarahan, seperti mimisan atau gusi mudah berdarah
Asites yang sangat besar hingga menekan pernapasan
Peritonitis, jika asites dibiarkan terlalu lama
Penyumbatan pada saluran empedu
Hipertensi portal yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah
esofagus (varises esofagus)
Sindrom hepatorenal atau penyakit ginjal akibat kerusakan pada hati
Ensefalopati hepatik atau kerusakan otak akibat kerusakan hati
Selain itu, sel kanker hati juga dapat menyebar (metastasis) ke organ lain. Tumbuhnya
kanker di organ lain dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan tambahan,
tergantung pada lokasi kanker yang baru.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Darah lengkap : SGOT, SGPT, LDH, CPK, Alkali Fostatase.
2. Radiologi
- Pemeriksaan barium esofagus
- Foto rongent abdomen
- Arteriografi pembuluh darah seliaka.
- Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dengan kiri
sehingga jika ada kelainan akan terlihat jelas.
- Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
- Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran – ukuran organ abdomen.
H. Penatalaksaan Medis
1. Non Bedah .
a. Terapi Radiasi
Tujuan : Mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman, gejala
anoreksia, panas dan kelemahan.
Pelaksanaan metode radiasi meliputi :
· Penyuntikan
anti bodi berlabel isotop radio aktif secara intravena
yang secara spesifik akan menyerang antigen yang berkaitan dengan
tumor.
· Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk terapi
radiasi interstisil.
b. Kemoterapi
Tujuan : Untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan
memperpanjang kelangsungan hidupnya.
Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajuan setelah
dilakukan reseksi tumor hati. Kemoterapi sistemik dan kemoterapi
infus regional merupakan dua metode yang digunakan untuk
memberikan preparat antineoplastik kepada pasien tumor primer dan
metastasis hati.
Untuk memberikan kemoterapi dengan kosentrasi yang tinggi
kedalam hati melalui arteri hepatika dipasang pompa yang dapat
ditanam. Metode ini menghasilkan pemberian obat dengan cara infus
yang kontinyu, dapat di andalkan dan terkontrol yang dapat
dilaksanakan sendiri dirumah.
c. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di rumah
Tujuan :
· Membantupasien dan keluarganya untuk mengatasi gejala yang dapat
terjadi serta prognosis penyakit tersebut
· Untuk
mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi penanganan
rasa nyeri serta pendekatan terhadap penanganan masalah yang dapat terjadi.
d. Drainase Bilier Perkutan
Digunakan untuk melakukan pintasan saluran empedu yang tersumbat
oleh tumor hati, pankreas atau saluran empedu pada pasien tumor yang
dianggap beresiko. Dengan bantuan fluroskopi, sebuah kateter dimasukan
melalui dinding abdomen dengan melewati lokasi obstruksi kedalam
deudenum. Sebagai hasil prosedur ini pasiem merasa lebih nyaman, dan
kualitas hidup hidup serta kelangsungan hidupnya meningkat. Selama
beberapa hari setelah dipasang kateter tersebut dibuka untuk drainase
eksternal. Cairan empedu yang mengalir keluar di observasi dengan ketat
untuk mengetahui jumlah , warna dan adanya darah serta debris.
Kepada pasien dan keluarganya diberitahukan tentang strategi
penatalaksanaan dan peranan mereka dalam kemoterapi. Mereka diminta
untuk mengkaji sendiri dan melaporkan komlikasi serta efek samping
kemoterapi yang akan digunakan. Oleh karena itu, mereka harus mendapatkan
informasi yang benar tentang kerja kemoterapi dan efek yang di kehendaki
serta yang tidak di kehendaki. Perawat harus menekankan pentingnya
kunjungan tindak lanjut untuk memungkinkan pengkajian yang sering
terhadap respon pasien dan tumor yang diderita setelah dilakukan kemoterapi,
kondisi tempat pompa di pasang dan terjadinya efek yang bersifat toksik.
Pasien didorong untuk melanjutkan kembali semua aktivitas rutinya untuk
menghindari aktivitas yang dapat merusak pompa tersebut.
2. Penatalaksanaan Pembedahan
Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika tumor hepatik primer adalah
setempet atau jika tempat primer dapat dieksisi secara keseluruhan dan
metastasis dapat di batasi. Dengan kemampuan kapasitas pada regenerasi sel-
sel hepar, 90% hepar telah dapat diangkat dengan berhasil. Adanya sirosis
menyebabkan keterbatasan kemampuan hepar untuk beregenerasi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diit TKTP,KH,rendah lemak
Kolaborasi pemberian obat penambah nafsu makan,anti mual/muntah.
Awasi pemeriksaan lab : glukosa serum,albumin,protein total,ammonia.
Diagnosa II
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan natrium/masukan cairan,
penurunan protein plasma,malnutrisi.
Mandiri:
Batasi asupan Na+ dan cairan jika diintruksikan.
Ukur intake dan output,timbang BB tiap hari ,dan catat peningkatan BB> 5 kg/hari
Awasi TD,CVP,dan catat DVJ
Kaji derajat pitting edema
Ukur lingkar abdomen
Dorong untuk tirah baring bila ada asites
Kolaborasi:
Awasi albumin serum dan e- (k+ dan Na+)
Batasi Na+ dan cairan sesuai indikasi
Berikan diuretik = furosemide (lasix),spirolaktan
Diagnosa III
Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru akibat
pengumpulan cairan intra abdomen (asites)
Mandiri:
Awasi frekuensi ,kedalaman dan upaya pernapasan
Pertahankan kepala TT tinggi
Ubah posisi dengan sering ,dorong napas dalam,dan Latihan
Selidiki perubahan tingkat kesadaran
Monitor TTV tiap 2 jam
Anjurkan klien untuk banyak istirahat
Kolaborasi :
Awasi seri AGD,Ro dada
Berikan O2 sesuai indikasi
Siapkan untuk prosedur parasentesis
Diagnosa IV
TUJUAN :
- Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan
sesuai indikasi nyeri.
- Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh minimal
pada AKS.
INTERVENSI :
Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas ( 0-
10) dan tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk
tengkurap dengan dialas bantal pada daerah antara perut dan dada.
Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok punggung.
Kaji tingkat nyeri.
RASIONAL :
Memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi
misalnya : nyeri adalah individual yang digabungkan baik respons fisik dan
emosional.
Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
Kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.
Diagnosa V
TUJUAN :
- Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi kusus.
- Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi / meningkatkan
penyembuhan.
INTERVENSI :
Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan atau
perlambatan penyembuhan.
Mandikan dengan air hangat dan sabun.
Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering
dari pada menggaruk.
Balikkan / ubah posisi dengan sering.
Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan bedak
kecuali seijin dokter.
RASIONAL :
Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi dapat
terjadi dalam area radiasi. Deskuamasi kering dan deskuamasi kering, ulserasi.
Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
Membantu mencegah friksi atau trauma fisik.
Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/ jaringan
yang tidak perlu
https://www.kemkes.go.id/article/view/20072900002/termasuk-silent-killer-hepatitis-
bisa-dicegah-dan-diobati.html
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/apkah-pnyakit-keturunan
https://www.sehatq.com/artikel/gen-dari-orangtua-dapat-picu-penyakit-hati
https://www.alodokter.com/kanker-hati/komplikasi
https://hellosehat.com/kanker/kanker-hati/gejala-kanker-hati/
https://www.alodokter.com/kanker-hati/pencegahan