Anda di halaman 1dari 7

PENYELESAIAN KASUS DENGAN METODE SOAP :

1. Subjektif :

 Jenis kelamin : laki-laki


 Usia : 7 tahun

2. Objektif

 Gejala : mengeluh pusing, merasa


berat di tengkuk belakang, sakit
kepala
 Kebiasaan : menghabiskan waktunya di rumah dengan bermain game jarang berolahraga, dan
anak tersebut gemar jajan gorengan saat pulang sekolah
 Riwayat keluarga : ayahnya mempunyai riwayat obesitas, jantung dan perokok aktif
 Hasil pemeriksaan laboratorium : BMI sebesar 28, kadar trigliserida 190 mg/dL, konsentrasi
LDL130 mg/dL, konsentrasi HDL 30 mg/dL, dan tekanan darah 140/90 mmHg.
 Dokter meresepkan obat berikut :
- Amlodipin 10mg
- Simvastatin 20mg
- Sibutramin HCl 10 mg

3. Assassment

Berdasarkan kasus diatas, pasien didiagnosis oleh dokter menderita penyakit hipertensi dan
hiperlipidemia. Sebelumnya diperlukan dulu assessment untuk memaparkan patofisiologis penyakit yang
diderita oleh pasien dengan melihat hubungannya dengan gejala atau keluhan pasien. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium pada pasien menunjukkan BMI sebesar 28, menurut WHO nilai tersebut
termasuk ke dalam kategori pra-diabet. Hal ini disebabkan oleh karena pasien gemar mengkonsumsi
gorengan serta jarang sekali berolahraga sehingga lemak-lemak jahat yang berasal dari gorengan pada
akhirnya tertimbun di dalam tubuh sehingga menyebabkan berat badan bertambah dan terbentuknya
plak pada pembuluh darah arteri.
Kadar trigliserida mengalami peningkatan yaitu sebesar 190 mg/dL, konsentrasi LDL juga meningkat yaitu
sebesar 130 mg/dL, sedangkan konsentrasi HDL menurun menjadi 30 mg/dL, hasil ini menyatakan
bahwa benar pasien mengalami penyakit hiperlipidemia. Ciri khas dari penyakit hiperlipidemia adalah
pasien mengalami peningkatan konsentrasi trigliserida dan LDL yang diikuti oleh penurunan kadar HDL.

Penyakit hiperlipidemia yang dialami pasien


merupakan penyakit degeneratif, karena
sebelumnya ayah pasien mempunyai riwayat
obesitas, jantung dan perokok aktif. Kadar
kolesterol yang berlebihan di dalam darah akan
menyebabkantumpukan plak yang dapat
menghambat aliran darah arteri pembuluh darah.

Tumpukan plak pada arteri pembuluh darah


dapat menyebabkan saluran arteri
menyempit sehingga terbentuklah bekuan
darah dan komplikasi penyakit hipertensi.
Hiperlipidemia menjadi salah satu komponen
dalam trias sindrom metabolik selain diabetes dan hipertensi. Hal ini dibuktikan dengan pemeriksaan
tekanan darah pada pasien yaitu 140/90 mmHg termasuk ke dalam kategori hipertensi derajat pertama.

Jadi apabila dibuat


skenario
patofisiologis pada pasien diatas adalah sebagai berikut :

Konsumsi makanan kurang sehat dan


mengandung banyak lemak jahat
(gorengan) serta jarang berolahraga

Lemak jahat tertimbun dalam tubuh


dan menyebabkan gemuk

BMI meningkat, kadar trigliserida


meningkat, kadar LDL meningkat,
kadar HDL menurun (hipelipidemia)
Assessment resep yang diberikan dokter menggunakan analisis DRP:

1. Obat tanpa indikasi :

 Sibutramin HCl 10mg  karena pasien masih termasuk ke dalam kategori pra-diabet maka
pemberian sibutramin HCl tidak diperlukan, dimana indikasi sibutramin ini adalah untuk
mengatasi obesitas. Selain itu efek sampingnya memperparah gejala yaitu sakit kepala dan sakit
punggung.

2. Indikasi tanpa obat: -

3. Dosis berlebih :

 Amlodipin 10mg  karena umur pasien diatas 6 tahun maka harusnya dilakukan penurunan
dosis yang diberikan sekitar 2,5 - 5 mg/hari.
 Simvastatin 20mg  karena mempunyai interaksi dengan simvastatin yang dapat menyebabkan
miopati maka dosis harus diturunkan, baiknya 10mg/hari

4. Dosis kurang : -

5. Interaksi obat :

 Interaksi antara amlodipin dengan simvastatin yaitu amlodipin dapat meningkatkan kadar
simvastatin serta dapat menyebabkan miopati yang serius.

6. Efek samping obat

 Amlodipin : Nyeri abdomen, mual, palpitasi, wajah memerah, edema, gangguan tidur, sakit
kepala, pusing, letih.
 Simvastatin : Ruam kulit, alopesia, anemia, pusing, depresi, parestesia, neuropati perifer,
hepatitis, sakit kuning, pankreatitis; sindrom hipersensitivitas (termasuk angioedema) jarang
dilaporkan.
 Sibutramin HCl : Sakit kepala, isomnia, konstipasi, migrain, depresi, hipertensi, takikardia, mulut
kering.

7. Ketidaktepatan pemilihan obat

 Dalam tatalaksana pengobatan hipertensi, pemberian obat hipertensi lini pertama untuk anak-
anak bukanlah amlodipin golongan ACEI, melainkan obat antihipertensi diuretik atau
penghambat adrenergik α atau β.
 Dalam pengobatan hiperlipidemia, obat yang diberikan sudah benar yaitu simvastatin, dimana
simvastatin merupakan pengobatan hiperlipidemia lini pertama golongan statin.
 Sibutramin HCl tidak diperlukan karena BMI pasien masih berada dalam kategori gemuk, bukan
obesitas.

8. Kepatuhan pasien

 Kepatuhan pasien merupakan hal sangat penting dalam mendukung keberhasilan terapi obat,
maka dari itu perlunya peran Apoteker dalam hal memberikan informasi, konseling serta
monitoring penggunaan obat oleh pasien.

4. Plan

Terapi Farmakologi :

a. Obat hipertensi : Furosemid

PIO :

Bentuk sediaan karena pasien adalah anak-anak maka dibuat


sediaan sirup (kocok dahulu sebelum diminum)

Dosis 1-3 mg/kg bb sehari sebelum atau sesudah makan


pada pagi atau siang hari

Peringatan hipotensi, diabetes melitus, gout, sindrom


hepatorenal, hipoproteinemia, bayi prematur,
pasien dengan resiko penurunan tekanan darah,
hati-hati bagi pasien dengan gangguan gijal,
prostat, hati, asam urat, lupus dan diabetes.
Hindari penggunaan obat jika alergi antibiotik
golongan sulfa. Dapat meningkatkan kadar gula
darah, maka pasien harus memeriksa kadar gula
darah secara rutin.

Kontra indikasi gagal ginjal dengan anuria, prekoma dan koma


hepatik, defisiensi elektrolit, hipovolemia,
hipersensitivitas

Indikasi tidak ada interaksi dengan simvastatin

Cara penyimpanan disimpan pada suhu ruang, jauhkan dari


cahayalangsung dan tempat yang lembap.

Info tambahan Jika tanpa sengaja pasien melewatkan jadwal satu


dosis, segera konsumsi dosis yang tertinggal
tersebut begitu pasien ingat. Tapi jika sudah sangat
mendekati jadwal minum obat berikutnya, jangan
mengonsumsi dua dosis sekaligus untuk
menggantikan dosis yang dilewati.

b. Obat hiperlipidemia : Simvastatin

Bentuk sediaan serbuk/tablet

Dosis 20 mg sehari, sebelum atau sesudah makan pada


malam hari

Peringatah jangan mengkonsumsi buah aatau jus anggur


karena dapat meningkatkan kadar simvastatin
dalam darah, hati-hati bagi pasien dengan
gangguan ginjal, hati, hipotiroid, dan nyeri otot.

Kontra indikasi porfiria, penyakit lver, hipersensitivitas, kehamilan,


ibu menyusui.

Cara penyimpanan tidak ada interaksi dengan furosemid

Info tambahan Jika tanpa sengaja pasien melewatkan jadwal satu


dosis, segera konsumsi dosis yang tertinggal
tersebut begitu pasien ingat. Tapi jika sudah sangat
mendekati jadwal minum obat berikutnya, jangan
mengonsumsi dua dosis sekaligus untuk
menggantikan dosis yang dilewati.

Terapi Non-Farmakologi :

 Diet rendah garam yang dikombinasikan dengan buah dan sayuran


 Diet rendah lemak dan makanan mengandung kalium dan kalsium
 Diet rendah karbohidrat
 Olahraga- Istirahat cukup

DAFTAR PUSTAKA

Dharmawan, Bobby S. 2014. Tata Laksana Hipertensi Pada Anak . Jakarta : Divisi Nefrologi KSM
Kesehatan Anak RSUP Fatmawati.

PERKI. 2018. Pedoman Tata Laksana Hiperlipidemia. Jakarta : Perki.

PIONAS. 2015. Furosemid. Tersedia online di pionas.pom.go.id/monografi/furosemid [Diakses pada


tanggal 7 Maret 2017].

PIONAS. 2015. Simvastatin. Tersedia online di pionas.pom.go.id/monografi/simvastatin [Diakses pada


tanggal 7 Maret 2017].

PIONAS. 2015. Amlodipin. Tersedia online di pionas.pom.go.id/monografi/amlodipin [Diakses pada


tanggal 7 Maret 2017].

Anda mungkin juga menyukai