Soap Dislipidemia
Soap Dislipidemia
1. Subjektif :
2. Objektif
3. Assassment
Berdasarkan kasus diatas, pasien didiagnosis oleh dokter menderita penyakit hipertensi dan
hiperlipidemia. Sebelumnya diperlukan dulu assessment untuk memaparkan patofisiologis penyakit yang
diderita oleh pasien dengan melihat hubungannya dengan gejala atau keluhan pasien. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium pada pasien menunjukkan BMI sebesar 28, menurut WHO nilai tersebut
termasuk ke dalam kategori pra-diabet. Hal ini disebabkan oleh karena pasien gemar mengkonsumsi
gorengan serta jarang sekali berolahraga sehingga lemak-lemak jahat yang berasal dari gorengan pada
akhirnya tertimbun di dalam tubuh sehingga menyebabkan berat badan bertambah dan terbentuknya
plak pada pembuluh darah arteri.
Kadar trigliserida mengalami peningkatan yaitu sebesar 190 mg/dL, konsentrasi LDL juga meningkat yaitu
sebesar 130 mg/dL, sedangkan konsentrasi HDL menurun menjadi 30 mg/dL, hasil ini menyatakan
bahwa benar pasien mengalami penyakit hiperlipidemia. Ciri khas dari penyakit hiperlipidemia adalah
pasien mengalami peningkatan konsentrasi trigliserida dan LDL yang diikuti oleh penurunan kadar HDL.
Sibutramin HCl 10mg karena pasien masih termasuk ke dalam kategori pra-diabet maka
pemberian sibutramin HCl tidak diperlukan, dimana indikasi sibutramin ini adalah untuk
mengatasi obesitas. Selain itu efek sampingnya memperparah gejala yaitu sakit kepala dan sakit
punggung.
3. Dosis berlebih :
Amlodipin 10mg karena umur pasien diatas 6 tahun maka harusnya dilakukan penurunan
dosis yang diberikan sekitar 2,5 - 5 mg/hari.
Simvastatin 20mg karena mempunyai interaksi dengan simvastatin yang dapat menyebabkan
miopati maka dosis harus diturunkan, baiknya 10mg/hari
4. Dosis kurang : -
5. Interaksi obat :
Interaksi antara amlodipin dengan simvastatin yaitu amlodipin dapat meningkatkan kadar
simvastatin serta dapat menyebabkan miopati yang serius.
Amlodipin : Nyeri abdomen, mual, palpitasi, wajah memerah, edema, gangguan tidur, sakit
kepala, pusing, letih.
Simvastatin : Ruam kulit, alopesia, anemia, pusing, depresi, parestesia, neuropati perifer,
hepatitis, sakit kuning, pankreatitis; sindrom hipersensitivitas (termasuk angioedema) jarang
dilaporkan.
Sibutramin HCl : Sakit kepala, isomnia, konstipasi, migrain, depresi, hipertensi, takikardia, mulut
kering.
Dalam tatalaksana pengobatan hipertensi, pemberian obat hipertensi lini pertama untuk anak-
anak bukanlah amlodipin golongan ACEI, melainkan obat antihipertensi diuretik atau
penghambat adrenergik α atau β.
Dalam pengobatan hiperlipidemia, obat yang diberikan sudah benar yaitu simvastatin, dimana
simvastatin merupakan pengobatan hiperlipidemia lini pertama golongan statin.
Sibutramin HCl tidak diperlukan karena BMI pasien masih berada dalam kategori gemuk, bukan
obesitas.
8. Kepatuhan pasien
Kepatuhan pasien merupakan hal sangat penting dalam mendukung keberhasilan terapi obat,
maka dari itu perlunya peran Apoteker dalam hal memberikan informasi, konseling serta
monitoring penggunaan obat oleh pasien.
4. Plan
Terapi Farmakologi :
PIO :
Terapi Non-Farmakologi :
DAFTAR PUSTAKA
Dharmawan, Bobby S. 2014. Tata Laksana Hipertensi Pada Anak . Jakarta : Divisi Nefrologi KSM
Kesehatan Anak RSUP Fatmawati.