Anda di halaman 1dari 11

Resume / Journal

Nama : Rizka Putri Armenia

Nim : 2002110940

Matkul : Investasi dan Manajemen Portofolio

Analisis Teknikal

Pasar kapital mempunyai kiprah pada perekonomian suatu negara lantaran menjalankan
fungsi keuangan & fungsi ekonomi. Fungsi keuangan pasar kapital yaitu menaruh
kesempatan dalam pemilik dana buat menerima imbalan (return) sinkron menggunakan jenis
investasi yg dipilih. Fungsi ekonomi pasar kapital yaitu mempertemukan pihak yg memiliki
dana lebih & pihak yg membutuhkan dana. Banyak jenis surat berharga yg diperdagangkan
dalam pasar kapital, galat satunya yaitu saham. Saham merupakan bukti penyertaan kapital
perseorangan atau badan dalam suatu perusahaan. Upaya buat mengantisipasi perubahan
harga saham setiap hari pada pasar kapital yaitu menggunakan cara memakai analisis harga
saham. Analisis harga saham terdiri berdasarkan analisis teknikal & analisis mendasar.
Analisis teknikal merupakan analisis yg mengusut konvoi pasar misalnya konvoi harga &
volume perdagangan.

Analisis mendasar merupakan analisis yg mengusut syarat keuangan suatu perusahaan


menggunakan melihat laporan keuangan perusahaan tadi. Berdasarkan data harga saham
harian maka investor bisa mengetahui & memprediksi harga dalam masa tiba menggunakan
memakai analisis teknikal. Analisis teknikal terdiri berdasarkan berbaga indikator buat
membantu pengambilan keputusan menggunakan beberapa kategori indikator. Beberapa
kategori indikator tadi yaitu indikator buat mengetahui ekspresi dominan yg dipakai buat
mengetahui syarat pasar apakah pada syarat uptrend juga downtrend. Indikator yg bersifat
oscillator yaitu indikator yg dipakai buat memilih kapan membeli & menjual pada pasar
kapital. Indikator dari volume yaitu indikator buat mengetahui apakah pelaku pasar pesimis
atau optimis pada perdagangan pasar kapital. Kategori indikator yg dipakai buat memilih
frekuwensi kapan membeli & menjual merupakan indikator yg bersifat oscillator. Indikator
yg bersifat oscillator terdiri berdasarkan beberapa jenis indikator lainnya diantaranya
merupakan moving avergae convergence divergence (MACD).
MACD merupakan indikator yg mempunyai fungsi buat memilih ekspresi dominan atau pola
yg sedang terjadi pada pasar kapital. MACD adalah indikator yg sangat peka terhadap
keterangan atau data yg baru masuk ke pasar kapital sebagai akibatnya indikator ini pribadi
bisa mengikuti perubahan yg terjadi.’ Saham Saham merupakan galat satu instrument pasar
kapital yg paling generik pada perdagangkan lantaran saham sanggup menaruh taraf laba yg
lebih menarik (Haryani & Sefianto2010:198). Dengan membeli saham dalam suatu
perusahaan, maka investor menginvestasikan dananya dalam perusahaan tadi. Investor yg
mempunyai saham dalam suatu perusahaan, akan menerima return berdasarkan jumlah saham
yg dimiliki. Saham bisa pada perjual belikan dalam pasar kapital sinkron menggunakan
perubahan harga saham setiap hari. Analisis Harga Saham Analisis harga saham terdiri
berdasarkan 2 jenis yaitu analisis mendasar & analisis teknikal. Analisis mendasar merupakan
analisis yg dipakai buat mengetahui syarat suatu perusahaan menggunakan melihat faktor
keuangan perusahaan tadi. Analisis mendasar adalah analisis yg melakukan evaluasi atas
laporan keuangan (Widoatmodjo, 2015:238). Tujuan analisis mendasar yaitu buat mengetahui
sifat-sifat dasar & ciri operasional berdasarkan suatu perusahaan. Pada prinsipnya analisis
mendasar dipakai buat mengetahui apakah suatu harga pada syarat mahal (overvalued) atau
murah (undervalued). Analisis teknikal merupakan analisis yg mengusut konvoi pasar
menggunakan melihat perubahan harga & volume perdagangan. Analisis teknikal merupakan
teknik yg menganalisa fluktuasi harga pada rentang saat eksklusif atau pada hubungannya
menggunakan faktor lain contohnya volume transaksi lantaran itu, analisis teknikal poly
memakai grafik (Wira, 2012:4). Analisis teknikal terdiri berdasarkan banyak sekali kategori
indikator yg berfungsi buat membantu pengambilan keputusan pada perdagangan saham.
Moving Average (MA) Moving Average (MA) merupakan jenis indikator pada kategori
indikator buat mengetahui ekspresi dominan. MA bisa dipakai buat mengetahui pembalikan
arah (reversal), memilih support & resistance, & mengidentifikasi ekspresi dominan. MA
terbagi sebagai 3 jenis indikator yaitu simple moving average (SMA), weighted moving
average (WMA), & exponential moving average (EMA). Cara penggunaan seluruh MA tadi
sama. Perbedaannya masih ada dalam taraf sensivitas yg diberikan masing-masing indikator
menggunakan format periode yg berbeda. Double Crossover Moving Averages Garis MA
menggunakan periode yg lebih pendek akan melekat lebih dekat pada harga saham atau
dikatakan lebih sensitive (Ong, 2012:284). Dari sisi positifnya garis MA ini akan lebih cepat
mengirimkan sebuah frekuwensi pada traders, tetapi pada sisi negatif kadang terjadi
perpotongan yg terlalu tak jarang membentuk frekuwensi buruk (bad signals). Double
crossover moving averages merupakan kombinasi 2 garis MA sekaligus buat saling
konfirmasi atau memperkuat frekuwensi & jua menjadi upaya mengatasi kelemahan dalam
garis MA. Moving Average Convergence Divergence (MACD) MACD merupakan indikator
yg sangat bermanfaat bagi seseorang trader & jua berfungsi buat menampakan ekspresi
dominan yg sedang terjadi (Wira, 2012:83). MACD terdiri berdasarkan 2 garis yaitu garis
MACD & garis frekuwensi. Garis MACD umumnya berwarna biru menggunakan format
EMA 26 – EMA 12. Garis frekuwensi umumnya berwarna merah menggunakan formar EMA
9. MACD bisa membentuk frekuwensi membeli & menjual. Sinyal membeli saat garis
MACD memotong ke atas garis frekuwensi. Dikatakan menjadi frekuwensi menjual saat
garis MACD memotong ke bawah garis frekuwensi. Pengertian Sinyal Membeli Sinyal
membeli merupakan frekuwensi yg menampakan kapan investor membeli atau nir menjual
saham tadi. Sinyal membeli bisa dipengaruhi menggunakan melihat konvoi harga saham
dalam grafik harga saham & jua menggunakan melihat volume permintaan & penawaran.
Dapat dikatakan menjadi frekuwensi membeli bila grafik konvoi harga menunjuk
berdasarkan bawah ke atas dalam titik eksklusif, & didukung menggunakan volume
permintaan lebih mini berdasarkan dalam volume penawaran. Pengertian Sinyal Menjual
Sinyal menjual merupakan frekuwensi yg pertanda kapan investor menjual atau nir membeli
saham tadi. Sinyal menjual bisa dipengaruhi menggunakan melihat konvoi harga saham
dalam grafik harga saham & jua menggunakan melihat volume permintaan & penawaran.
Dapat dikatakan menjadi frekuwensi menjual bila grafik konvoi harga menunjuk berdasarkan
atas ke bawah dalam titik eksklusif, & didukung menggunakan volume permintaan lebih
akbar berdasarkan dalam volume penawaran. Holding Period Santoso (2008) menyatakan
holding period adalah homogen-homogen lamanya investor pada menunda atau memegang
saham suatu perusahaan selama periode saat eksklusif.

Holding period bisa dipakai bila konvoi harga saham diprediksi mengalami kenaikan atau
penurunan yg lebih usang . Jika grafik konvoi harga saham mengalami kenaikan yg relatif
usang maka investor bisa melakukan holding period buat menjual saham yg dimiliki hingga
dalam titik tertinggi. Jika grafik konvoi harga saham mengalami penurunan yg relatif usang
maka investor bisa melakukan holding period buat membeli saham hingga dalam titik
terendah. Investor atau trader saham niscaya tak jarang mendengar analisis teknikal menjadi
galat satu cara buat memprediksi konvoi harga saham. Akan namun, poly jua investor atau
trader yg membeli saham tanpa melakukan analisis terlebih dahulu. Biasanya apajika
misalnya ini, mereka lebih menentukan membeli saham atas rekomendasi kerabat yg sudah
terjun pada global saham lebih dulu. Padahal, pada bertransaksi saham, terutama bagi para
trader, diharapkan pengetahuan pada menganalisis harga. Atas dasar inilah dikatakan
pentingnya mempunyai pengetahuan analisis teknikal buat memprediksi konvoi saham ke
depan berdasarkan konvoi historis harganya.

Analisis teknikal merupakan cara menganalisis konvoi harga aset pada pasar finansial
memakai perangkat statistik, misalnya grafik & rumus matematis. Tujuan mengusut analisis
teknikal adalah supaya investor atau trader bisa menilai syarat pasar ketika ini dari histori
harga pada masa lampau, sekaligus menaruh citra atau prediksi mengenai konvoi pasar pada
masa depan. Analisis teknikal bisa dipakai, baik buat investor juga trader, meskipun tujuan
mereka berbeda. Bagi investor, Analisis teknikal bisa membantu buat memilih kapan ketika
yg sempurna buat membeli suatu saham guna disimpan pada jangka panjang. Sementara, bagi
trader pastinya analisis teknikal dipakai buat memilih saham pilihan yg berpotensi cuan pada
jangka pendek.

Porsi pemakaian analisis teknikal pun akan lebih poly dipakai oleh trader dibandingkan
investor. Analisis teknikal berperan krusial pada pertanda chart harga saham, ekspresi
dominan yg terjadi, support & resistance, dan saat yg sempurna buat menjual juga membeli
menggunakan donasi indikator. Chart: Chart adalah tampilan grafik yg merepresentasikan
konvoi harga saham. Di dalamnya masih ada candle stick yg menampakan konvoi harian
harga saham. Trend: Trend adalah arah kesamaan konvoi harga saham pada periode saat
eksklusif. Terbagi atas ekspresi dominan kenaikan (bullish), penurunan (bearish), & mendatar
(sideways). Support & Resistance: Support adalah batas terendah yg menjaga saham supaya
nir turun kembali. Sementara resistance adalah batas tertinggi yg menjaga harga saham
supaya nir terus naik. Indicators: Indicators sendiri adalah indera bantu buat memilih titik
entry & exit. Indikator yg tak jarang dipakai, yaitu Moving Average, Stochastic, MACD, &
Bollinger Band. Menggunakan analisis teknikal tidaklah sesulit yg dibayangkan. Memang
butuh latihan & saat buat mempelajarinya, namun dari peribahasa, practice makes perfect,
bukan? Semakin poly Anda berlatih, Anda akan semakin mahir memakai analisis teknikal
buat membentuk laba. Berikut langkah pada memulai analisis teknikal: Lakukan login
melalui pelaksanaan POEMS ID atau pun website poems.co.id Klik fitur Chart Ketik saham
yg ingin Anda analisis, contohnya ICBP Analisis tren apa yg terjadi pada saham ICBP
Gunakan indikator stochastic buat memilih apakah saham ini telah relatif murah buat dibeli.
Caranya klik menu Indicators & pilih Stochastic. Terlihat bahwa ke 2 garis biru & merah
belum berada pada area oversold sebagai akibatnya bisa dikatakan harga saham tadi belum
relatif murah buat dibeli. apabila kita berpatokan dalam stochastic, berarti kita perlu wait and
see terlebih dahulu.Momen buat membeli terjadi bila ke 2 garis biru & merah tadi
berpotongan (golden cross) dalam area oversold. Sementara, momen buat menjual terjadi bila
ke 2 garis tadi berpotongan (death cross) dalam area overbought. melihat kecenderungan
investor dalam memilih saham metode analisis harga, yaitu fundamental dan teknis. Survei
menunjukkan bahwa investor cenderung menggunakan dua jenis analisis secara bersamaan,
keduanya fundamental dan teknis. Analisis teknis adalah lebih banyak digunakan oleh
investor di Eropa jika investasi diterapkan dalam jangka pendek. Ketika Analisis fundamental
cenderung digunakan untuk jangka waktu yang lama investasi jangka.

Melalui fenomena ini, Bettman et Al. (2009) menyimpulkan bahwa fundamental dan analisis
teknis bukanlah teknik analisis yang menggantikan satu sama lain, tetapi sebaliknya adalah
bersifat komplementer. Investor perlu melihat dari berbagai aspek dalam menganalisis saham,
sehingga akhirnya memutuskan untuk membeli atau menjual saham. Bettman membangun
model penelitian yang integrasi antara analisis fundamental dan analisis teknis. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk gali potensi keduanya yang saling melengkapi metode analisis.

Studi dilakukan di perusahaan Amerika Serikat pada periode tersebut antara tahun 1983-
2002, menggunakan Buku Variabel Nilai per Saham (BVPS), EPS, Sebelumnya Harga
Saham Periode, Prediksi EPS (FEPS), faktor momentum kenaikan positif ekstrim (DUP) dan
Faktor Momentum negatif ekstrim menurun (Turun). Penelitian Bettman menunjukkan
bahwa integrasi fundamental dan teknis variabel menghasilkan model yang lebih baik
dibandingkan dengan model fundamental atau model teknis sebagian. Integrasi faktor
fundamental dan teknis faktor juga dilakukan oleh Emir et al. (2012) dalam perusahaan
Turki. Sebuah studi serupa oleh Ayodele dkk. (2012), yang mengintegrasikan fundamental
dan faktor teknis untuk memprediksi harga saham, dan kemudian membandingkannya
dengan analisis teknis. Pelajaran ini menghasilkan kesimpulan bahwa integrasi model
memberikan kemampuan prediksi yang lebih baik daripada analisis teknis.

Perbedaan analisis teknikal dan analisis fundamental

Terdapat beberapa perbedaan antara analisis fundamental dan teknikal yang wajib diketahui
investor atau mereka yang baru ingin terjun ke investasi saham. Untuk lebih mudahnya
silahkan lihat dalam tabel berikut ini.
Analisis fundamental saham Analisis teknikal saham

Data kondisi dan pertumbuhan ekonomi, Harga saham, volume transaksi,


Data yang
perkembangan industri, dan data umum pergerakan indeks saham, indikator
dibutuhkan
perusahaan teknikal lainnya

Menentukan kapan kamu melakukan


Tujuan Menentukan apa saham yang harus dibeli
pembelian

Jangka waktu Menengah hingga jangka panjang Jangka waktu pendek

Sudah jelas kan beda analisis fundamental dan teknikal. Sejatinya, analisis teknikal lebih
sering digunakan oleh para trader saham yang memandang saham layaknya sebuah
komoditas.

Mereka akan membeli saham tersebut saat harganya mengalami koreksi dan menjualnya saat
rebound. Jika harga saham itu turun lagi, maka mereka akan terus memantau hingga pada
titik tertentu, mereka akan membeli saham itu kembali dan menjualnya.

Intinya, ambil untung dalam jangka waktu pendek saja atau hit and run. Meski demikian,
investor juga sering kok menggunakan analisis teknikal untuk memaksimalkan keuntungan
mereka. Tertarik mempelajari analisis ini? Ketahui dulu beberapa asumsi yang mendasari dari
analisis ini.

Asumsi dasar analisis teknikal saham

Sederhana saja, asumsi dasar dari analisis ini adalah apapun yang mempengaruhi pergerakan
pasar sudah tercermin dalam riwayat pergerakan pasar sebelumnya. Beberapa asumsi yang
mendasari analisis ini adalah.  

1. Data pasar

Yang dimaksud data pasar adalah semua informasi yang didapat dari segala transaksi yang
ada di BEI. Beberapa komponen yang ada di dalam data pasar ini tentunya adalah:

Harga saham
Tren pergerakan harga saham dari sebuah emiten dalam jangka waktu tertentu. Misalkan,
harga saham BBRI pada tanggal 16 April 2020 adalah 2750, harga ini bisa bergerak naik
turun sesuai dengan posisi demand dan supply yang ada di pasar.

2. Tren

Asumsi yang satu ini menjelaskan bahwa pergerakan harga saham tidak asal naik turun.
Melainkan ada pola atau tren yang akan berlangsung sampai akhirnya berbalik arah.

Arah tren itu sendiri dibagi tiga. Ada tren naik, tren turun, dan ada juga sideways (gak naik
dan gak turun karena masih mencari pergerakan harga baru).

Dari pergerakan ini, akan muncul beberapa keputusan. Apakah itu buy (beli), sell (jual), atau
wait and see (tunggu). 

Dalam buku berjudul The Dow Theory yang dijelaskan oleh Charles H. Dow, tren justru
dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

 Primary Trend : Pergerakan harga dalam jangka waktu lama

 Secondary Trend: Pergerakan harga “yang terjadi selama pergerakan harga primary
trend.”

 Minor trend: fluktuasi harga setiap hari

Perlu dipahami dalam analisis teknikal

Selain tren, maka ada dua hal utama yang wajib kamu ketahui dan pahami baik-baik dalam
analisis teknikal.

1. Chart atau grafik

Jangan keder, pusing, atau langsung menyerah ketika dihadapkan dengan chart atau grafik
ini. Buat investor awam, terutama yang gak pernah belajar statistik waktu kuliah, tentu saja
grafik ini bisa bikin kepala pusing.

Untungnya grafik harga saham itu sendiri sudah tersedia di berbagai situs. Dua situs yang
kerap digunakan investor untuk memantau grafik adalah RTI atau Yahoo Finance, atau bisa
juga di aplikasi tradingmu.
2. Support dan resistance

Istilah ini seringkali dibahas oleh para analis, apa sih garis support dan resistance itu?
Gampangnya, ini adalah level di mana saham bakal memantul. Biar lebih mudah silahkan
lihat gambar grafik di atas ya. 

Support adalah titik terendah harga saham pada suatu masa. Jika harga saham sudah
memasuki titik support maka ada kemungkinan besar dia akan memantul ke atas dan kembali
naik.

Tapi bisa juga ambyar (makin turun) menembus garis support, hingga menemukan
titik support  baru.Sementara itu resistance adalah kebalikan dari support. Ketika mencapai
titik resistance, saham umumnya bakal terkoreksi (mantul ke bawah), tapi jika harganya terus
naik maka dia akan mengalami breakout hingga menemukan titik resistance selanjutnya. 

Biar lebih gampangnya, coba saja cek harga sebuah saham dalam tiga bulan. Setelah itu cari
harga terendah dalam periode terdekat dan harga tertingginya. Harga terendah akan
menjadi support pertama, dan yang tertinggi menjadi resistance pertama.

Indikator analisis teknikal

Indikator bisa dikatakan sebagai formula yang bisa kamu gunakan untuk memberikan sinyal
beli, jual, atau tahan dari saham yang kamu pegang atau amati. Sejatinya, indikator di analisis
teknikal ini luar biasa banyak.

Namun kita akan bahas tiga indikator yang umum digunakan oleh para analis. Tiga indikator
ini terbilang mudah dimengerti buat para pemula.

1. Moving average

Moving average alias MA adalah sebuah indikator teknikal yang digunakan untuk


menganalisis pergerakan harga rata-rata sebuah saham (saat penutupan perdagangan), dalam
hitungan beberapa periode sebelumnya. 

Rumus menghitung moving average itu cukup sederhana. Misalkan: 


Harga saham PT ABC pada tanggal 1 hingga 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12 ditutup di harga
100, 102, 102, 100, 104, 106, 104, 108, 110, 106. Maka, berapa rata-rata harga saham PT
ABC dalam rentang lima hari (MA5)? 

Hasilnya yaitu :

MA5 pertama: (100 + 102 + 102 + 100 + 104) : 5 = 101,6 MA5 kedua : (102 + 100 + 104 +
106 + 104) : 5 = 103,2

Perhitungan ini sejatinya gak bakal terpakai saat kamu melakukan analisis lewat grafik,
karena perhitungannya sudah tersedia. Hal yang patut kamu perhatikan adalah “garis MA-
nya.” MA 10, 30, 200

Dalam indikator analisis teknikal moving average, para pakar sering menggunakan teknik
analisis ini karena sangat mudah, praktis, dan sederhana. Pada intinya, kita akan
membandingkan pergerakan harga saham ini secara 10 hari, 30 hari, dan 200 hari. 

2. Moving Average Convergence Divergence

Ini juga sebenarnya merupakan analisis pergerakan harga saham rata-rata yang pas buat
trading jangka pendek. Indikator ini digunakan untuk mengetahui adanya sinyal beli atau jual
dengan melihat hubungan MA jangka panjang dan pendek seperti yang tertera di atas.

Coba kamu lihat adanya indikator kedua yang terletak di atas indikator jam, itulah indikator
MACD. Garis MACD merupakan garis berwarna pink, sementara itu garis sinyal adalah yang
berwarna hitam.

Ketika MACD menembus garis sinyal ke atas (cross up) maka akan muncul sinyal beli.
Sementar itu jika menembus ke bawah (cross down) akan muncul sinyal jual. Perhatikan juga
histogram yang berwarna merah dan hijau di bawah ya. Bar histogram juga bisa menjadi
sinyal apakah harga saham ini bakal naik atau turun.

3. Stochastic

Selain dua indikator tadi, ada pula indikator stochastic. Mari lihat gambar grafiknya di bawah
sini. Perhatikan garis merah dan hitam yang saling beradu di bawah. Kedua garis itu akan
terus bergerak sesuai dengan fluktuasi harga saham.
Terdapat pula angka 80 di bagian kanan. Area 80 ke atas menunjukkan saham ini
sudah overbought, sementara itu angka 20 ke bawah (yang terututpi angka 9) adalah
area oversold.  Ketika grafik sudah memasuki area oversold, maka itu diartikan saham ini
sudah jenuh jual. Maka harganya kemungkinan bakal berbalik arah ke atas. Sementara itu
ketika memasuki overbought, maka harga cenderung akan menurun. Tentu aja paling seru
kalau beli saat oversold, dan jualnya pas overbought.
DAFTAR PUSTAKA

Asthri, Dian Dwi Parama, and Sri Sulasmiyati. "Analisis Teknikal Dengan Indikator Moving
Average Convergence Divergence Untuk Menentukan Sinyal Membeli Dan Menjual Dalam
Perdagangan Saham (Studi Pada Perusahaan Sub Sekto Makanan Dan Minuman Di Bei
Tahun 2013-2015)." Jurnal Administrasi Bisnis 33.2 (2016): 41-48.

Agustin, Isnaini Nuzula. "The integration of fundamental and technical analysis in predicting
the stock price." Jurnal Manajemen Maranatha 18.2 (2019): 93-102.

https://lifepal.co.id/media/analisis-teknikal-saham-caranya/

Anda mungkin juga menyukai