Anda di halaman 1dari 5

Investasi dan Pasar Modal

1. Pentingnya analisis Teknikal di pasar saham

Analisis teknikal berkaitan dengan mempelajari kinerja sejarah pergerakan harga dengan
mengukurnya kepada pergerakan harga di masa depan.

2. Manfaat Analisis Teknikal

Analisis Teknikal adalah suatu metode meramalkan pergerakan harga saham dan
meramalkan kecenderungan pasar di masa mendatang dengan cara mempelajari grafik harga
saham, volume perdagangan dan IHSG
• Analisis teknikal menilai harga saham berdasarkan refleksi harga di masa lalu dengan membaca
sentimen, tren dan proyeksi yang mungkin terjadi di masa depan.
• Analisis ini juga membantu investor maupun manajer investasi dalam memperkirakan arah
pergerakan harga, membuat batas pergerakan dalam kondisi tertentu dan menunjukkan target arah
beserta risikonya.

3. Analisis Candlestick Pattern

Merupakan metode analisis yang melihat pola-pola berbentuk batang lilin (candlestick) yang
diolah dari harga Open, High, Low dan Close suatu saham.
Open : Harga Transaksi pertama kali
High : Harga Transaksi tertinggi
Low : Harga Transaksi terendah
Close : Harga Transaksi terakhir
Secara umum, beberapa pola yang dibentuk dari candlestick adalah sebagai berikut:

4. Indikator Analisis Teknikal Saham


Ada 7 Indikator Analisis Teknikal Saham:
1. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD berfungsi sebagai indikator momentum yang bisa membaca arah trend. Jika kamu
pakai, alat bantu ini langsung terhubung dengan pergerakan harga saham. 

Pengaturan dasarnya, MACD akan menghitung dengan mengurangi rata-rata pergerakan


eksponensial (EMA) 26 periode dari EMA 12 periode.
Biasanya ada dua garis warna, merah dan biru. Sebenarnya, tergantung kalian ingin memberi warna
apa. Ketika analisis teknikal saham ini memberi informasi garis yang bersilangan antara dua garis
tersebut, itu berarti sebuah sinyal konfirmasi.

Ketika warna merah bersilangan dengan biru, seorang trader saham harian akan mengetahui bahwa
ada dua pilihan yang akan mereka tentukan dengan berhati-hati yaitu:

Menutup transaksi dengan memperoleh capital gain atau;

Tidak membeli saham karena harga sudah terlanjur naik (overbought). 

Sebaliknya, ketika garis biru bersilangan dengan warna merah, kita dapat mengartikannya sebagai
oversold. Trader mengasumsikan hal ini sebagai peluang terbaik mereka untuk membeli saham
favoritnya. Arti oversold yakni harga saham sedang diskon.

2. Stochastic Oscillator
Dalam memakai indikator ini kamu wajib cermati posisi rata-rata yang terjadi pada suatu trend.
Sebenarnya, sama saja dengan MACD. Perbedaannya ada dari segi visualnya. ada satu ruang besar
yang berada di tengah-tengah antara overbought dan oversold.Seorang trader wajib mengetahui
keberadaan garis ini. Apabila garis merah sedang terletak pada area bawah, hal ini memberitahu kita
bahwa sedang oversold yang artinya trader mendapat rekomendasi pembelian.Namun, apabila
garis berwarna biru berada pada area atas, bisa kamu pastikan harga sedang mengalami over
bought.

3. Relative Strength Index (RSI)


Pada RSI, trader hanya akan melihat satu garis pergerakan harga. Pada contoh ini, kita akan beri
warna merah. Pengaturan RSI dasar untuk indikator RSI adalah 14-periode. Itu berarti, setiap 14
candle terakhir atau 14 bar terakhir pada grafik harga. Menggunakan jangka waktu yang lebih
pendek, misalnya 5 periode akan mengakibatkan garis RSI bergerak sensitif. Area support berada
pada 30, area resisten berada pada 70. Seorang trader bisa melakukan transaksi beli ketika garis
merah sudah berada pada area 30. Juga bisa melaksanakan penjualan saham ketika sudah berada
pada garis 70.

4. Moving Average (MA)


Moving average adalah salah satu contoh analisis saham teknikal. Indikator paling akurat
ini memberitahu kapan trend akan berakhir dan juga penentu koreksi.  Gunakan Moving average
ketika trend saham sedang naik atau turun. Hindari memakai pada kondisi sideways. Kalau kamu
punya pengalaman membaca candlestick pattern, akan lebih bagus lagi tentunya.

5. Bollinger Band (BB)


Pemakaian Bollinger Band sering terjadi pada kalangan scalper. Seorang trader yang paham
pemakaian bollinger band, mereka akan membuka posisi buy ketika salah satu garisnya berada pada
area bawah, begitu juga sebaliknya.

Bollinger band adalah analisis teknikal saham yang penamaannya dibuat oleh trader teknis bernama
John Bollinger. Bollinger bands terdiri dari tiga garis:

1. Rata-rata pergerakan sederhana (biasanya default ke rata-rata pergerakan 20 periode)


2. Band atas (biasanya default ke dua standar deviasi di atas rata-rata pergerakan 20
periode)
3. Band yang lebih rendah (biasanya default ke dua standar deviasi di bawah rata-rata
pergerakan 20 periode)

Bollinger band biasanya orang-orang pakai sebagai indikator visual untuk memprediksi volatilitas
yang pada suatu saham. Bollinger band terdiri dari tiga garis: simple moving average, upper band
dan lower band.

6. Volume
Volume memiliki peran penting dalam analisis teknis yang membantu dalam mengkonfirmasi tren
dan pola candlestick. Ini juga menunjukkan berapa banyak saham yang dibeli dan dijual di pasar
pada periode tertentu. Ini membantu kami dalam mengukur bagaimana pedagang lain
mempersepsikan pasar. Salah satu manfaat utama dari volume adalah bahwa hal itu mengarah
pada pergerakan harga saham. Memberikan kita sinyal awal ketika pergerakan harga akan berlanjut
atau berbalik. Oleh karena itu, indikator volume adalah ukuran yang berguna bagi seorang
pedagang.

7. Parabolic SAR
Parabolic SAR adalah indikator teknis yang dikembangkan oleh J. Welles Wilder. Bertujuan untuk
membaca arah pergerakan saham. Indikator tersebut juga disebut sebagai sistem stop and reverse,
yang disingkat SAR.  Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pembalikan dalam pergerakan
harga saham yang sedang diperdagangkan. Ini juga dapat digunakan untuk menyediakan titik masuk
dan keluar. Parabolic SAR berfungsi pada pasar yang sedang trend. Wilder merekomendasikan
pedagang pertama-tama harus menentukan arah trend menggunakan parabolic SAR dan kemudian
menggunakan indikator alternatif untuk mengukur kekuatan trend. Ketika diplot secara grafis pada
grafik, indikator Parabolic SAR ditampilkan sebagai serangkaian titik. Jika muncul di bawah harga saat
ini, parabolic SAR ditafsirkan sebagai sinyal bullish.  Ketika diposisikan di atas harga saat ini, itu
dianggap sebagai sinyal bearish. Sinyal digunakan untuk mengatur stop loss dan target profit.

5. Trading Plan

Trading Plan merupakan rencana bertransaksi dalam instrumen Forex. Trading Plan
ini sangat sederhana, berupa strategi dan hal-hal yang akan dilakukan selama melakukan
Trading.

Persiapan Sebelum Trading

1. Memahami jenis-jenis Trading

Jenis- Jenis Treding

 Trading forex (foreign exchange) → Perdagangan kurs mata uang asing, dimana
trader memilih pasangan mata uang yang tertentu untuk ditransaksikan. Sifat dari
pasar kurs mata uang ini sangat fluktuatif dan merupakan pasar paling likuid di dunia,
sehingga peluang keuntungan yang diperoleh bisa sangat tinggi.
 Trading emas → Trading emas memiliki karakteristik yang hampir sama dengan
trading forex. Perbedaannya terletak pada komoditas yang mendasarinya saja, yaitu
emas. Fluktuasi harga emas dipengaruhi oleh permintaan dan ketersediaan emas di
dunia. Selain itu, ada juga nilai dolar Amerika Serikat yang turut berpengaruh
padafluktuasi harga emas dan memilki hubungan yang cenderung negatif. Jika kita
memilih untuk menjadi trader emas, maka kita juga harus selalu memantau nilai dolar
Amerika Serikat. 
 Trading saham → Aktivitas jual-beli saham atau surat berharga perusahaan untuk
tujuan memperoleh profit dari fluktuasi harga tak menentu dalam periode waktu yang
relatif singkat. Sehingga, sebagai seorang trader saham, Anda harus membuat
keputusan yang tepat dalam waktu singkat untuk memperoleh capital gain.
 Trading kripto → Memperjualbelikan mata uang digital berbasis tenknologi
blockchain, seperti Bitcoin, Dogecoin, Litecoin, dan ribuan koin lainnya. Volatilitas
pasar kripto sangat tinggi dibanding aset-aset lainnya. Setiap negara memiliki regulasi
berbeda terkait mata uang kripto, namun di Indonesia mata uang kripto termasuk
dalam jenis komoditas, bukan alat pembayaran yang sah di Indonesia. Maka dari itu,
perdagangannya diatur di bawah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(BAPPEBTI), satuan badan pengawas di bawah Kementerian Perdagangan.

2. Mempelajari analisis trading dengan aplikasi simulasi trading atau akun demo

Ada dua jenis teknik analisis dalam trading yaitu analisis secara teknikal dan
fundamental. Ada beberapa aplikasi yang menyediakan akun demo untuk digunakan
dalam mempelajari analisis dan mengecek strategi traders, seperti Meta Trader untuk
trading forex dan emas derivatif.

3. Gunakan modal dengan "Cold Money"


Penggunaan modal dalam investasi sebaiknya menggunakan dana untuk
kebutuhan tersier atau dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat. Hal ini
bertujuan untuk meminimalkan risiko yang akan terjadi saat masuk di dunia trading,
sebab selalu ada risiko kerugian baik untuk sebagian atau seluruh dana yang
digunakan, serta dalam waktu yang lama maupun dalam waktu singkat. 
Salah satu aturan yang dapat diterapkan adalah dengan tidak mentransaksikan
lebih dari 30% modal yang dimiliki dalam satu kali transaksi, sehingga potensi
kerugian dapat diminimalisasi. Jika ragu untuk membuka posisi, maka Anda dapat
menerapkan prinsip “wait and see”.
4. Memiliki mindset trader yang profesional

Mindset yang harus dimiliki oleh trader pemula adalah fokus pada proses bukan
pada profit yang diperoleh dan selalu belajar dari kesalahan. Selain itu, perlu
membangun sistem trading yang sesuai dengan karakter diri sendiri melalui proses
perencanaan, kedisiplinan, fokus, dan evaluasi. Memiliki target profit harian juga
sangat penting dalam trading karena hal ini dapat membangun konsistensi dalam diri
supaya tidak serakah dalam menjalankan trading

Anda mungkin juga menyukai