Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

Analisis Teknikal Saham Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Dan


Gudang Garam Tbk (GGRM)

Dosen Pengampu:
Rendi Mirwan Aspirandi, S.E., M.S.A.
Oleh:
Rusmiati 1810421021
Andrean Ali 1810421022

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2021
ANALISIS TEKNIKAL PADA PGAS
Analisa teknikal ialah analisa yang berdasarkan pada data-data
mengenai harga historis yang terjadi pada pasar saham. Dalam penerapan
analisa teknikal, prediksi untuk membeli atau menjual saham dilakukan
dengan melihat grafik historis pergerakan saham. Pengguna analisa
teknikal umumnya disebut dengan trader yang melakukan investasi
secara jangka pendek seperti investasi secara harian. Salah satu pengguna
analisa teknikal yang tersohor ialah George Soros. Analisa teknikal
merupakan metode yang baik untuk menganalisa kondisi pasar yang
sedang terjadi dan berinvestasi dalam kurun waktu yang pendek.
Ada dua jenis analisis teknikal saham, antara lain analisis teknikal
klasik dan analisis teknikal modern.
A. Analisi Teknikal Klasik
Analisis teknikal klasik merupakan analisis yang memperlajari pola
atau pattern dari pergerakan harga saham. Contohnya, mempelajari pola
dari candlestick, menentukan garis support dan resisten, menentukan
trend dari harga saham.
Berikut Contoh garis trend, support dan resisten pada PT. Perusahaan
Gas Negara (PGAS)
1. Garis Trend
Trendline atau garis trend adalah garis yang digambar pada grafik
harga untuk mendeteksi tren dalam suatu time frame. Selain itu,
trendline juga dapat menunjukkan level-level support dan
resistance, sehingga Anda dapat melihat menemukan peluang
trading dengan lebih mudah.

2. Support Dan Resisten


Support adalah tingkat harga tertentu yang diyakini sebagai titik
terendah pada suatu masa. Keberadaan support berfungsi untuk
menjaga supaya harga tidak terlalu jatuh. Sedangkan resistance
merupakan kebalikan dari support. Istilah ini digunakan untuk
menyebut tingkat atau area tertinggi pada suatu masa. Hal ini
membuat aksi jual cukup besar sehingga menghambat harga untuk
bergerak naik. Biasanya, harga akan turun setelah menyentuh
harga resistance.
B. Analisis Teknikal Modern
Analisis teknikal modern sendiri adalah analisis teknikal yang
mempelajari indikator untuk dapat menentukan sinyal beli dan jual.
Contohnya dari analisis ini yaitu, stochastic oscillator, relative strength
index (RSI), relative volume index (RVI), moving average dan MACD.
Analisa teknikal modern tidak mempelajari pola-pola candlestick.
Analisis ini melihat sinyal beli dan jual murni sesuai dengan grafik. Jika
dilihat lebih lanjut, contoh dari analisis teknikal modern yang telah
disebutkan sebelumnya murni menggunakan analisis grafik.
Pada saham PGAS ini hanya menganalisis menggunakan Bollinger
Bands (BB), MACD, RSI dan Stochastic.
1. Bollinger Bands
Bollinger Band adalah salah satu strategi yang paling populer
di kalangan para trader dan investor demi mendapatkan keuntungan
dari transaksi dan investasi yang mereka lakukan. Bollinger Band
digunakan untuk menentukan kondisi pasar suatu aset di mana
biasanya terdapat dua hasil analisis: overbought dan oversold.
Overbought adalah kondisi di mana suatu aset telah mencapai
titik jenuhnya dalam pembelian. Hal ini biasanya didahului oleh tren
kenaikan harga yang signifikan dan kemudian berhenti di satu titik.
Pada titik inilah para trader melepas aset tersebut untuk dijual dan
mengambil profitnya.
Kebalikan dari overbought, oversold adalah kondisi di mana
suatu aset sudah di titik jenuh penjualan, yang merupakan dampak
dari adanya tren penurunan harga yang drastis. Setelah para trader
menjual asetnya untuk mengambil profit, kemudian nilainya akan
semakin menurun dan menuju titik jenuhnya.
2. Moving Average Convergence / Divergence (MACD)
Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah
sebuah indikator dalam analisis teknikal yang menggambarkan
hubungan antara dua moving average dalam sebuah tren harga aset.
Adapun, moving average sendiri merupakan rerata harga, baik
pembukaan atau penutupan perdagangan setiap harinya, yang
digambarkan dalam sebuah garis tren.
3. Relative Strength Index (RSI)
Relative Strength Index (RSI) merupakan salah satu indikator
analisis teknikal yang bisanya digunakan trader dalam mengukur
besarnya volatilitas harga sebuah aset. Indikator ini dilakukan untuk
mengevaluasi apakah aset tersebut terbilang dalam posisi jenuh beli
(overbought) atau jenuh jual (oversold).
4. Stochastic
Stochastic adalah salah satu petunjuk atau indikator dalam
trading yang memiliki fungsi untuk menunjukkan sinyal jual dan
beli melalui dua garis yang berpotongan.Dalam trading, Stochastic
Oscillator (SO) ini ke dalam kelompok indikator jenis momentum,
Indikator Stochastic memiliki dua komponen utama, yaitu kompleks
dan multiguna. Kedua komponen tersebut berperan dalam
memberikan petunjuk mengenai berbagai kondisi yang akan terjadi.
Seperti overbought dan oversold, entry trading, dan divergence.
Pada dasarnya, di dalam indikator stochastic ciptaan dari
George Lane ini terdapat dua level ekstrim. Dua level tersebut
adalah level 80 dan 20. Angka 80 dan 20 dalam level yang bersifat
ekstrim yang ada di stochastic saham adalah sebagai batas
overbought dan oversold. Sederhananya, kondisi overbought pada
indikator stochastic akan terlihat saat grafik menyentuh atau berada
di atas level 80. Jika overbought menunjukkan grafik di level 80
atau di atasnya, oversold menunjukkan sebaliknya. Indikator
stochastic akan menunjukkan kondisi oversold saat grafik berada di
level 20 atau lebih di bawahnya.
Berikut adalah Gambar keempat Indikatot pada PGAS
ANALISIS TEKNIKAL PADA SAHAM GGRM
Menghasilkan cuan atau keuntungan merupakan tujuan utama bagi
seorang trader pada saat melakukan jual beli saham. Bagi trader,
keuntungan bisa didapatkan dalam hitungan menit, jam, minggu, maupun
bulan. Analisa yang digunakan trader dalam memperhitungkan
keuntungan di pasar modal biasanya berjenis teknikal. Analisa teknikal
merupakan suatu analisa yang menggunakan data historis pergerakan
harga saham di masa lalu untuk memperkirakan arah pergerakan harga ke
depan.
Analisa teknikal terbagi atas dua cara penggunaan, yaitu analisa
teknikal tradisional dan analisa teknikal modern. Analisa teknikal
tradisional berpatok pada pola candlestick dan chart pattern yang muncul
dari pergerakan candlestick. Berbeda dengan analisa teknikal tradisional,
analisa teknikal modern menggunakan bantuan indikator sebagai alat
bantu untuk pengambilan keputusan.
Pola candlestick merupakan bagian utama dalam analisa teknikal.
Mengapa dikenal sebagai pola candlestick? Hal tersebut dikarenakan
acuan yang digunakan berbentuk seperti lilin. Berikut adalah pola–pola
yang menunjukan pembalikan arah dan sering dijadikan acuan
oleh trader.
Sementara itu, chart pattern juga termasuk dalam analisa teknikal
tradisional meski di dalamnya lebih banyak memakai candlestick sebagai
acuan. Beberapa chart pattern yang sering dilihat
oleh trader yaitu double top, double bottom, head and shoulder, cup and
handle, inverse head and shoulder, ascending triangle, wedges, dan
lainnya. Selain mengetahui tentang pola candlestick dan chart,
seorang trader juga harus mengetahui berbagai istilah yang dipakai di
pasar modal, salah satunya support dan ressistance. Support merupakan
tingkat harga terendah pada suatu saham yang menjaga agar harga tidak
bergerak lebih rendah dari level tersebut.
Sementara, resistance merupakan level tertinggi suatu harga dalam waktu
tertentu dan menjaga harga tersebut agar tidak naik lebih tinggi lagi.
Terdapat berbagai cara dalam menentukan
area support dan resistance. Trader dapat menggunakan angka psikologis
(100, 500, 1000, 2500, 5000, dst),
menggambar support dan resistance dari historis pergerakan harga yang
menunjukan level terendah dan tertinggi, serta menggunakan bantuan
indikator.
Bantuan indikator pada analisa teknikal modern juga
membuat trader lebih mudah dalam pengambilan keputusan. Selain lebih
praktis, sedikitnya hafalan untuk menerapkan analisa teknikal modern
juga membuat indikator populer di kalangan trader, baik trader pemula
maupun yang sudah andal. Indikator yang sering digunakan di
antaranya moving average, bollinger band, stochastic oscillator, RSI, dan
MACD.
Indikator dapat digunakan melalui sub-menu indicators, kemudian
pilih indikator yang diinginkan.
 Stochastic Oscillator

Terdapat dua area yang perlu diperhatikan di indikator ini


yaitu area oversold (area 20 ke bawah) dan area
overbought (area 80 ke atas). Indikator ini juga memakai
perpaduan dua garis, yaitu garis biru (%K) dan garis merah
(%D). Pemakaian indikator ini cukup mudah, sinyal beli
muncul apabila garis %K memotong keatas garis %D
(golden cross) di area oversold. Sebaliknya, sinyal jual
muncul apabila garis %K memotong ke bawah garis %D
(death cross) di area overbought.
 Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Penggunaan indikator MACD sebetulnya mirip


dengan stochastic. Sinyal beli muncul pada saat garis biru
dan merah berada di bawah titik 0 dan garis biru memotong
ke atas garis merah (golden cross). Sebaliknya, sinyal jual
muncul pada saat kedua garis tersebut berada di atas titik 0
dan garis biru memotong ke bawah garis merah (death
cross). Memahami analisa teknikal mungkin terlihat sulit
pada awalnya. Namun, pengetahuan mengenai analisa
teknikal dapat membantu investor menemukan manuver
yang tepat ketika menghadapi gejolak pasar modal.

Anda mungkin juga menyukai