Anda di halaman 1dari 2

ANALISA LEGAL

TERKAIT PINALTY KEPADA PT. SARANA BAJA PERKASA

Latar Belakang Masalah


Pada tanggal 3l Agustus 2019 terjadi kecelakaan kerja/fatality di area container yard
yang menyebabkan korban meninggal dunia. Terkait itu untuk kepentingan penyidikan
maka alat kerja (Reach Steacker) di sita pihak kepolisian sebagai barang bukti terhitung
dari tanggal 01 September 2019 sampai dengan tanggal 18 September 2019 (shift II),
sehingga reach steacker tidak dapat dipergunakan untuk keperluan kerja PT.LPPPI.

Analisis Kasus
Berdasarkan analisis kasus yang dibuat oleh pihak Safety PT.LPPPI disimpulkan bahwa
kecelakaan kerja/fatality yang mengakibatkan korban jiwa karyawan PT.Sarana Baja
Perkasa (SBP) adalah mumi kesalahan dilakukan oleh karyawan pihak PT. Sarana Baja
Perkasa (SBP), untuk itu seluruh biaya yang timbul dikarenakan kasus tersebut
dibebankan kepada pihak PT.Sarana Baja Perkasa (SBP).

Dasar Pemberian Pinalty/Sanksi


1. Kontrak kerja Pihak Pertama disebut sebagai PT. LPPPI dan Pihak Kedua disebut
sebagai PT.sarana Baja Perkasa dengan dengan No. Kontrak
O43/LPPPIIPOIV/2018, adapun jangka waktu perjanjian terhitung dari 01 February
2019 sampai dengan 31 Januari 2021.

2. Pelanggaran Kontrak :
a) Pasal 10 Ayat 3 huruf c, bertanggungjawab terhadap tindakan pekerja/ operator
obyek sewa dalam implementasi aturan K-3 dan lokasi kerja pihak pertama,
maupun akibat yang ditimbulkannya.
b) Pasal 10 Ayat 3 huruf d, bertanggungjawab terhadap keselamatan kerja
pekerja/operator obyek sewa dan kerugian yang di timbulkan.
c) Pasal 12 Ayat 23, mengganti kerugian pihak pertama akibat perbuatan/ kelalaian
pekerja/ operator obyek sewa.
Tindakan pekerja yang melanggar aturan K-3 yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa,
hal yang ditimbulkan terkait masalah ini adalah disitanya alat kerja reach
steacker sebagai barang bukti sehingga 18 hari alat ini tidak dapat
digunakan.

3. Dasar Perhitungan Pinatty


Pasal 20 Ayat 11, apabila obyek sewa yang disewakan dari pihak kedua (pT.SBp)
tidak dapat dioperasikan akibat kerusakan besar, kerusakan batteray cadangan dan
atau performance avaibility dibawah 96%o, pihak pertama memberikan waktu selama
toleransi jam rusak yang diatur pada Pasal 6 ayat 5 termasuk waktu pergantian
obyek sewa. Jika lebih dari waktu tersebut dan obyek sewa tiOat< bisa
dioperasikan/rusak maka akan didenda sebagai berikut :
a) 1-10 hari : [(Nilai kontrak per unit perbulan/total jam tersedia clalam 1
bulan) x 1.5 x jumlah waktu kcrusakanl
b) 11-20 hari :1(Nilai kontrak per unit perbulan/total jam tersedia dalam 1
bulan) x 2x jumlah waktu kerusakanl

4. Perhitungan Pinalty Sebelumnya


a) t hari s/d 10 hari: Rp.236.402.106/720iamx240x150%: Rp 118.201.053
(Rp.23 6.40 2.10 6: S ewa Alat*BBM+Sewa Operator)
b) 1 1 Hari sl d 20 hari : Rp.23 6.402.106 17 20jamx1 52x200%o: Rp.99 .81 4.222
Total Pinalty: Rp. 218.015.275,-

Kesimpulan
A. Terkait pinalty kepada PT. Sarana Baja Perkasa atas kelalaiannya yang menyebabkan
alat kerja Reach Steacker tidak dapat dipergunakan dikarenakan disita sebagai barang
bukti oleh pihak kepolisian harus tetap diberikan sanksi dengan perhitungan.
1. 1-10 hari : 1(Nilai kontrak per unit perbulan/total jam tersedia dalam I
bulan) x 1.5 x jumlah waktu kerusakanl
2, 11-20 hari :1(Nilai kontrak per unit perbulan/total jam tersedia dalam 1
bulan) x 2x jumlah waktu kerusakanl

B. Nilai kontrak per unit perbulannya yang dijadikan perhitungan sanksi tidak sebesar
Rp.236.402.106,- (Sewa Alat+BBM*Sewa Operator), namun dirubah menjadi Rp.
229.000.000,- (Sewa alat* Sewa Operator) hal ini dikarenakan untuk BBM yang
digunakan alat reach steacker PT.SBP ditanggung oleh PT.LPPPI sehingga ketika
alat tidak berjalan maka pengambilan BBM tidak ada dilakukan.

C. Jadi kesimpulan besaran pinalty/sanksi yang diberikan kepada pihak PT. Sarana Baja
Perkasa adalah sbb:
1" t hari s/d 10 hari = [(Rp.229.000.000,- /720 Jam)x1507ox240Jam l=
Rp.1r4.499.680,-
2. 11 hari s/d 17 hari = [(Rp.229.000.000,-/720 Jam)x200o/oxl52 Jam] :
Rp.96.688.720,-

Total jam pinalty dengan ketentuan Pinalty Rusak 416 Jam - 24 Jam (Toleransi rusak) :
392 Jam.
Total Pinalty
Rp. 114.499.680,- + 96.688.720i = Rp.211.188.400,-

Demikian Putusan Ini Diambil Untuk Dijalankan

Hon Kiem

Anda mungkin juga menyukai