Anda di halaman 1dari 8

DRAF PERJANJIAN TRANSPORTASI BATUBARA

Nomor : ……/TIE-..../TB/III/2019

Pada hari ini, Sabtu, tanggal Dua Puluh Tiga bulan Maret tahun Dua Ribu Sembilan Belas ( 23/03/2019),
yang bertanda tangan dibawah ini :

1. PT.TUAH IBU ENERGI , Perseroan Terbatas berkedudukan di JL.RE Martadinata,Komplek Taman


CitraNo.28,RT05/RW002,BandarAgung,Lahat,Sumatera Selatan.
telp :0812-7329-832 Dalam hal ini diwakili oleh Ike Astrina selaku Direktur, sehingga sah secara
hukum untuk mewakili PT.TUAH IBU ENERGI, selanjutnya disebut sebagai “PIHAK PERTAMA”.

2. ................... , Perseroan Terbatas berkedudukan di.....................telp : ................


Dalam hal ini diwakili oleh ........... selaku Direktur, sehingga sah secara hukum untuk
mewakili ................ , selanjutnya disebut sebagai “PIHAK KEDUA”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut “Para Pihak”,

Para Pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam rangka kebutuhan operasional di lapangan, Pihak Pertama membutuhkan sarana jasa
transportasi untuk pengangkutan batubara Pihak Pertama, untuk hal dimaksud maka Pihak
Pertama menawarkan kepada Pihak Kedua untuk melaksanakan keinginan dimaksud.

2. Selanjutnya Pihak Kedua bersedia untuk menerima pekerjaan pengangkutan batubara sebagaimana
dimaksud oleh Pihak Pertama.
3. Berdasarkan hal tersebut di atas, kedua belah pihak sepakat melaksanakan perjanjian kerjasama
Transportasi Pengangkutan Batubara dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut.

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1. Pihak Pertama dengan ini setuju untuk memberikan pekerjaan jasa pengangkutan dan
pembongkaran batubara (“Pekerjaan”) kepada Pihak Kedua yang menerima dan menyanggupi
Pekerjaan yang diberikan oleh Pihak Pertama untuk mengangkut Batubara DI area tambang PT.
Bukit Asam Tanjung Enim yang Berlokasi di PIT PT. SBS ke penumpukan di Stockpile atas Dump
Hoper atau sesuai arahan pemberi kerja

2. Jarak tempuh adalah lebih kurang 3 – 5,5 km

3. Waktu operasional 24 jam dalam satu hari , 30 hari dalam satu bulan

4. Pihak Kedua sanggup menyediakan armada kendaraan angkutan untuk pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pasal ini dengan jenis Truck Tronton max tahun 2018 bulan 6

5. Specifikasi tambang
- Ban Grif
- AC , Radio , Apar

6. Volume angkutan tidak Terbatas dan menyesuaikan permintaan pemberi kerja

7. Unit wajib bekerja perhari minimal 15 jam

8. Realisasi Pemenuhan unit 7 hari setelah ditandatanganinya kontrak , apabila setelah 7 hari tidak
memenuhi persyaratan maka dinyatakan gagal.

halaman 1 dari 8
9. Pelaksana Pekerjaan menyewakan Dump Truck untuk mengangkut batubara dari lokasi kerja (Pit)
PT SBS ke lokasi penumpukan di stockpile atau dump hoper atau sesuai arahan Pemberi kerja;

10. Melaksanakan Pekerjaan Rehandling dari Temporary Stock ke Dump Hoper sesuai dengan arahan
pengawas pemberi kerja.

11. Pemberi Tugas berhak memeriksa unit Dumptruck yang diserahkan sesuai dengan jenis, spesifikasi
dan perlengkapannya serta menentukan bahwa unit tersebut dapat/tidak dapat diterima.

12. Pelaksana Pekerjaan wajib merawat serta memperbaiki unit Dumptruck tersebut apabila terjadi
kerusakan selama periode masa kontrak, sehingga senantiasa siap untuk dioperasikan.

13. Pelaksana Pekerjaan wajib melakukan uji emisi unit alat setiap 1 (satu) tahun sekali dan
melaporkan hasil uji emisi tersebut pada Pemberi Tugas.

14. Pelaksana Pekerjaan wajib mematuhi ketentuan Upah Minimum Sektor Provinsi (UMSP) Sumatera
Selatan yang telah ditetapkan oleh Gubernur dan memenuhi ketentuan aturan ketenagakerjaan
yang berlaku meliputi antara lain tetapi tidak terbatas pada BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan,
PHK, THR, Uang Makan, Helm, Pakaian Seragam Kerja, Sepatu Kerja dan Tanda Pengenal, dll.

15. Pelaksana Pekerjaan wajib melengkapi unit Dumptruck yang ditawarkan dengan peralatan K3 sesuai
ketentuan yang terdapat pada lokasi kerja Pemberi Tugas

PASAL 2

JANGKA WAKTU PERJANJIAN

1. Kontrak kerja 1 tahun (12 bulan)

2. Evaluasi pelaksanaan kontrak akan dilakukan per 3 bulan

3. Para Pihak sepakat Perjanjian ini berlaku terhitung sejak tanggal Perjanjian ini ditandatangani

4. Perpanjangan jangka waktu Perjanjian ini, dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan Para Pihak.

PASAL 3
BIAYA JASA PENGANGKUTAN

1. Biaya Pengangkutan adalah Rp. 3500/MT (Untuk jarak 3 – 5,5 KM)

2. Pemakaian BBM di tanggung oleh pemberi pekerjaan ( PT. TIE )

3. Proses Pembayaran 15 Hari setelah Dokumen dinyatakan lengkap

PASAL 4
PENETAPAN BERAT PENGANGKUTAN DAN PENALTY (PENGGANTIAN KERUGIAN)

1. Para Pihak setuju dan sepakat berat batubara ditentukan dan didasarkan pada hasil timbangan
stockpile Pihak Pertama di tempat pemuatan (Timbangan Awal), untuk kemudian diperhitungkan
dengan hasil timbangan di stockpile tujuan (Timbangan Akhir).

2. Perhitungan volume muat batu bara di Timbangan Akhir dilakukan oleh perwakilan masing-masing
secara bersama-sama dengan menggunakan jembatan timbang dan akan dinyatakan secara tertulis
serta ditandatangani oleh perwakilan Para Pihak.

halaman 2 dari 8
3. Para Pihak sepakat bahwa tata cara pemeriksaan jumlah/ kuantitas Batubara sebagaimana
dimaksud Pasal 5 ayat (1) Perjanjian ini, diawali dengan memeriksa jumlah/ kuantitas batubara
yang diserahkan Pihak Pertama dengan menggunakan Jembatan Timbangan Awal, untuk kemudian
diperhitungkan dengan hasil timbangan yang diperoleh dari stockpile tujuan. Apabila instalasi
timbangan milik Pihak Pertama belum terpasang dan atau tidak dapat digunakan, maka sementara
waktu sampai dengan timbangan Pihak Pertama dapat digunakan, pengukuran akan dilakukan
dengan menggunakan hasil bucket excavator untuk menentukan volume batubara atau
menggunakan metode perhitungan lainnya yang disepakati oleh Para Pihak.

4. Penalty (penggantian kerugian) juga akan di kenakan kepada Pihak Kedua jika truk atau unit yang
memuat batubara dari lokasi awal tidak sampai ke lokasi tujuan dengan perhitungan Penalty di
kalikan tonase dengan hasil timbangan awal.

PASAL 5
CARA PEMBAYARAN

1. Closing pembayaran akan di lakukan per 30 hari kerja.

2. Pembayaran setiap selesai dilakukan Pengangkutan/Pengiriman dan Pembongkaran Batubara


sebagaimana Termin Pembayaran pada Ayat (1) di atas, dilakukan paling lambat 15 hari kerja
setelah pengecekan penalty atau penyusutan yang sudah di lakukan dan telah dikeluarkan Berita
Acara oleh Para Pihak.

3. Pembayaran dilakukan secara telegraphic transfer (T/T) oleh pihak pertama kepada pihak kedua,
berdasarkan permintaan pihak kedua kepada :

a. Rekening atas nama : ...................


b. Nama Bank : …..................
c. No. Rekening : ....................

4. Pembayaran akan di lunasi oleh Pihak Pertama jika kuantitas pengangkutan sesuai Perjanjian ini
sudah selesai dan setelah invoice diterima dan dinyatakan lengkap serta benar.

5. Pihak Kedua, saat melakukan penagihan wajib melampirkan dokumen sebagai berikut :

a) Invoice yang sudah clean (di check DO dan penalty) asli bermaterai cukup dan ditandatangani
oleh pimpinan yang berwenang.

b) Melampirkan Surat Jalan ( DO ) asli yang didalamnya tercantumkan :

- Nomor Perjanjian.
- Asal tambang/asal muat.
- Tujuan pengiriman/pelabuhan tujuan
- Tanggal Pemberangkatan.
- Nomor Delivery Order (DO).
- Nomor Kendaraan /Nomor Polisi.
- Berat Tonase awal/timbangan stockpile tambang Pihak Pertama, yaitu berat bersih, berat
kotor dan berat kosong.
- Berat Tonase akhir/timbangan stockpile tujuan, yaitu berat bersih, berat kotor dan berat
kosong.
- Perhitungan selisih/loss dan prosentasenya.

c) Sebelum Invoice (Asli) diterima Pihak Pertama, soft-copy file di kirim melalui email terlebih
dahulu kepada Pihak Pertama di alamat email : tuahibuku@gmail.com.

halaman 3 dari 8
6. Rekening bank untuk transaksi pembayaran dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua harus atas
nama Pihak Kedua sesuai yang tertera di dalam Perjanjian ini.

7. Jika transaksi pembayaran ditransfer ke rekening selain atas nama perusahaan dan atau rekening
perseorangan, maka Pihak Kedua wajib melampirkan surat pernyataan yang ditandatangani di atas
materai cukup oleh pimpinan yang berwenang.

PASAL 6
SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pihak Kedua dalam melaksanakan pekerjaannya harus mengikuti prosedur tata tertib dan pedoman
kerja Pihak Pertama. Dalam hal ini Pihak Kedua menyanggupi untuk menyelesaikan pekerjaan yang
telah disepakati bersama.

2. Pihak Kedua harus mengambil langkah-langkah pencegahan dan menanggung segala resiko
kerugian, kerusakan serta kecelakaan pada buruh-buruhnya atau orang lain yang berada disekitar
tempat pekerjaan Pihak Kedua dilakukan.

3. Pihak Kedua wajib melaporkan kepada petugas Pihak Pertama yang bertugas di lapangan agar
Batubara yang tiba dilokasi dapat diukur, dan diperiksa sebelum dibongkar di lokasi yang telah
ditentukan oleh Pihak Pertama.

PASAL 7
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. Pihak Pertama menyediakan Pengawas Hauling (koordinator) Batubara dan akan saling melakukan
koordinasi dengan koordinator Hauling Pihak Kedua untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
pengangkutan batubara.

2. Pihak Pertama melakukan pengawasan, pengamanan dan patroli sepanjang jalan pengangkutan
batubara dari tambang sampai dengan tempat tujuan pengiriman dari Pihak Pertama.

3. Pengawas Pihak Pertama sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dapat memberikan
saran/petunjuk teknis termasuk informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini.

4. Pihak Pertama mendapatkan hak pelayanan pengangkutan sepenuhnya dari Pihak Kedua selama
jangka waktu perjanjian ini.

5. Pihak Pertama bersama Pihak Pemilik Batubara berhak mengatur dan menjadwal jumlah truk yang
beroperasi sesuai dengan kebutuhan Pihak Pemilik Batubara serta kapasitas stockpile yang
tersedia.

PASAL 8
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. Pihak Kedua menjamin bahwa armada yang disediakan beserta peralatan pendukungnya yang
digunakan bukan merupakan sengketa/jaminan hutang dengan Pihak Lain ataupun bukan
merupakan barang hasil sitaan.

2. Pihak Kedua menjamin bahwa Pihak Pertama tidak mendapatkan gugatan dari Pihak manapun
terhadap penggunaan armada dimaksud dan menjamin bahwa armada dimaksud dalam kondisi
layak pakai.

3. Menjamin bahwa armada angkutan yang digunakan berada dalam kondisi layak jalan serta cukup
terpelihara dandilengkapi alat-alat pendukung, serta surat-surat resmi yang masih berlaku sah

halaman 4 dari 8
4. untuk armada angkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku wajib tersedia
bagi tiap alat angkut Pihak Kedua.

5. Menunjuk wakil yang berwenang untuk mewakili Pihak Kedua dalam pelaksanaan pekerjaan di
lapangan (koordinator lapangan).

6. Berkewajiban mematuhi isi perjanjian ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan persyaratan dan
telah ditetapkan dalam perjanjian.
7. Pihak Kedua menyediakan armada angkutan sesuai volume pekerjaan yang dimaksud pada pasal 3
perjanjian ini.

8. Mengasuransikan segala peralatan dan perlengkapan kerja Pihak Kedua yang dipergunakan untuk
pelaksaan pekerjaan dari segala akibat (All Risk Insurance). Segala kerugian yang timbul akibat
tidak diasuransikan peralatan dan atau perlengkapan kerja Pihak Kedua, Pihak Pertama untuk
sekarang dan dikemudian hari dibebaskan dari gugatan dalam bentuk apapun dari Pihak Kedua dan
atau Pihak Ketiga baik didalam maupun diluar pengadilan.

9. Pihak Kedua bertanggung jawab atas segala masalah dari tenaga kerja Pihak Kedua dan
membebaskan Pihak Pertama dari gugatan dalam bentuk apapun juga dari Pihak Kedua, tenaga
kerja Pihak Kedua dan atau Pihak Ketiga baik didalam maupun diluar pengadilan termasuk akan
tetapi tidak terbatas pada penyelesaian hingga tuntas masalah tenaga kerja Pihak Kedua yang
mengalami kecelakaan kerja sebagai akibat pelaksanaan perjanjian ini.

10. Pihak Kedua bertanggung jawab atas keamanan dari peralatan dan perlengkapan kerja Pihak
Kedua dan membebaskan Pihak Pertama dari gugatan dalam bentuk apapun dari Pihak Kedua dan
atau Pihak Ketiga baik didalarn maupun diluar pengadilan yang timbul akibat kelalaian Pihak
Kedua menjaga keamanan tersebut.

11. Segala perijinan dan biaya yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk akan tetapi tidak
terbatas pada biaya oli, biaya service, biaya perbaikan dan penggantian suku cadang peralatan
Pihak Kedua.

12. Semua resikokecelakaan (accident) yang terjadi sehubungan dengan kegiatan hauling menjadi
tanggungjawab Pihak Kedua dan Pihak Pertama dilepaskan dari tanggungjawab.

13. Armada angkutan yang dikoordinir Pihak Kedua wajib mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku
di lokasi tambang/stockpile.

PASAL 9
PENAMBAHAN ATAU PENGURANGAN PEKERJAAN

Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan ditemukan hal-hal yang mengharuskan penambahan
atau pengurangan dari lingkup perjanjian sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1 perjanjian ini,
maka perubahan dari lingkup perjanjian tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Pihak Pertama, dalam bentuk Surat Perintah Kerja (SPK) atau Purchase Order
(PO) Transportir dan volume batubara yang diangkut.

PASAL 10
PERUBAHAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK

1. Pihak Pertama berhak untuk membatalkan dan mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak tanpa
perlu dibuktikan lagi dan tanpa gugatan dalam bentuk apapun dari Pihak Kedua dan atau Pihak
Ketiga baik didalam maupun diluar pengadilan dalam hal :

a. Pihak Kedua tidak mematuhi ketentuan perjanjian ini.


b. Pihak Kedua dan atau tenaga kerja Pihak Kedua berbuat tindak pidana.

halaman 5 dari 8
2. Masing-masing pihak dapat mengakhiri perjanjian ini melalui surat pemberitahuan tertulis kepada
salah satu pihak, apabila :

a. Salah satu pihak mengubah atau menunda sifat atau ruang lingkup operasi bisnisnya yang
mengakibatkan suatu badan/instansi mengambil alih sebagian atau seluruh assetnya.
b. Pemerintah membatalkan ijin usaha salah satu pihak.
c. Salah satu pihak dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri yang berkompeten.

PASAL 11
KECELAKAAN ATAU KERUSAKAN TRUK

Untuk memperlancar Hauling Pihak Pertama dan Pihak Kedua mengurus secara bersama-sama dan
seluruh biaya dibayarkan oleh Pihak Pertama. Pada saat Pihak Kedua mengajukan Invoice biaya
tersebut langsung di Potong

PASAL 12
PENGAWASAN PEKERJAAN

1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua akan menunjuk wakilnya sebagai pengawas pekerjaan, sebagai
wakil masing-masing Pihak yang mempunyai wewenang serta memberikan petunjuk dan
menandatangani Delivery Order/ SKB dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

2. Masing-masing Pengawas Pekerjaan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh pengawas


operasional dan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Para Pihak.

3. Pihak Kedua dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan Perjanjian ini wajib memperhatikan
pengarahan, petunjuk dan keputusan dari pengawas pekerjaan atau pengawas operasional Pihak
Pertama.

4. Sehubungan dengan ayat 3 pasal ini, Pihak Kedua dapat menyampaikan pendapat yang akan
dibicarakan bersama dengan Pengawas Pekerjaan.

5. Pihak Kedua akan melakukan inspeksi berkala, dan tata laksana serta tata cara kerja dan akan
diberitahukan kepada pelaksana pekerjaan pada setiap pertemuan berkala.

PASAL 13
KEADAAN KAHAR

1. Masing-masing pihak tidak bertanggung jawab kepada pihak lainnya dalam hal terjadinya
keterlambatan atau tidak dilaksanakannya kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian ini
sebagai akibat dari Keadaan Kahar/Force Majeure atau peristiwa yang berada di luar kekuasaan
manusia. Yang dimaksud Keadaan Kahar/Force Majeure adalah kejadian-kejadian yang berada di
luar kekuasaan Para Pihak yang secara langsung dan material dapat mengakibatkan terhentinya
atau tertundanya pelaksanaan kewajiban dari Perjanjian ini antara lain namun tidak terbatas pada
bencana alam seperti gempa bumi, epidemik, kebakaran, banjir, dan kejadian-kejadian lain yang
tidak dapat diperkirakan sebelumnya, huru hara, pemogokan, perang, embargo, kelangkaan bahan
baku dan transported, perubahan peraturan pemerintah atau penguasa setempat yang secara
langsung dapat mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian ini.

2. Para Pihak wajib memberitahukan Keadaan Memaksa/Force Majeure tersebut kepada Para Pihak
secara lisan dan atau tertulis paling lambat 2 x 24 jam atau 48 jam setelah terjadinya Keadaan
Kahar/Force Majeure dimaksud atau dapat dibuktikan bahwa pemberitahuan kepada Para Pihak
juga berada diluar kekuasaan Para Pihak yang mengalami. Pihak yang menerima pemberitahuan

halaman 6 dari 8
3. tentang Keadaan Kahar/Force Majeure wajib menyatakan persetujuan atau menolak secara
tertulis dalam jangka waktu paling lambat 2 x 24 jam sejak pemberitahuan diterima. Apabila
sampai batas waktu tersebut pihak yang menerima pemberitahuan tidak memberikan jawaban
maka dianggap menyetujui Keadaan Kahar/Force Majeure tersebut;

4. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh satu pihak sebagai akibat terjadinya Keadaan
Kahar/Force Majeure tersebut bukan merupakan tanggung jawab pihak lainnya;

5. Salah satu pihak dalam Perjanjian ini tidak dapat menuntut pihak lainnya untuk melaksanakan
dan/atau memenuhi isi Perjanjian ini dan/atau menganggap pihak lainnya telah melanggar isi
Perjanjian, apabila pihak lain tersebut tidak dapat melaksanakan dan/atau memenuhi
kewajibannya berdasarkan Perjanjian dan Perjanjian ini, karena adanya keadaan kahar;

6. Apabila keadaan Keadaan Kahar/Force Majeure ini berlangsung secara terus menerus selama lebih
dari 30 (tiga puluh) hari kalender, maka Para Pihak atas kesepakatan bersama dapat mengakhiri
Perjanjian ini dengan terlebih dahulu mengadakan kebebasan dan perhitungan selesai (acquit of de
charge);

7. Apabila keadaan Kahar telah dinyatakan selesai dan kemudian Para Pihak sepakat menerimanya,
maka apabila dipandang perlu Para Pihak akan mengadakan pembicaraan ulang mengenai jadwal
pelaksanaan, dan kelangsungan pelaksanaan Perjanjian sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
telah disepakati dalam Perjanjian ini.Dalam hal terjadi keadaan memaksa (Force Majeure) yang
mengakibatkan pelaksanaan Perjanjian ini menjadi terhambat, tertunda, termasuk tidak dapat
dilaksanakan, maka Perjanjian ini akan ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan keadaan
memaksa yang terjadi dengan berdasarkan pada prinsip menguntungkan Para Pihak.

PASAL 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Dalam hal terjadi perselisihan antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua mengenai pelaksanaan
Perjanjian ini, maka Para Pihak sepakat untuk terlebih dahulu menyelesaikannya secara
musyawarah mufakat.

2. Dalam hal cara musyawarah yang dimaksud di dalam ayat (1) Pasal ini tidak mencapai mufakat,
maka Pihak Kedua sepakat untuk menyelesaikan sengketanya melalui Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan.

3. Selama dalam proses penyelesaian perselisihan berlangsung Para Pihak wajib terus melaksanakan
kewajiban-kewajibannya kepada pihak yang lainnya sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan
berdasarkan Perjanjian ini.

PASAL 15
SURAT MENYURAT

1. Semua surat-surat atau pemberitahuan-pemberitahuan atau pernyataan-pernyataan


(“Pemberitahuan”) yang wajib dan perlu dilakukan oleh masing-masing pihak dalam pelaksanaan
Perjanjian ini harus dilakukan secara tertulis dan disampaikan secara langsung atau melalui
faksimili serta dialamatkan ke alamat Para Pihak atau kepada alamat lain yang akan diberitahukan
dari waktu ke waktu oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain, dengan rincian sebagai berikut :

Pihak Pertama :
PT.TUAH IBU ENERGI
JL.REMartadinata,KomplekTaman CitraNo.28,RT05/RW002,BandarAgung,Lahat,SumatraSelatan.
Attn: Bpk. DONI SOEWARNO
Phone : 081373334461
Fax: ____________________,
Email: tuahibuku@gmail.com

halaman 7 dari 8
Pihak Kedua :
.....................
Attn: ..................
Phone : ...................
Fax: ____________________,
Email: -

2. Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap telah diterima pada hari penyerahan
dengan bukti tandatangan penerimaan pada buku ekspedisi atau buku tanda terima pengirim,
sedangkan pengiriman melalui telex atau faksimili atau surat electronik dianggap telah diterima
pada saat telah diterima kode jawaban (“answerback”) pada konfirmasi pengiriman faksimili.

PASAL 16
PENAFSIRAN, PERUBAHAN DAN TAMBAHAN

1. Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam Perjanjian ini atau belum jelas diatur dalam Perjanjian ini
akan diatur dan dijelaskan lebih lanjut dalam persetujuan tertulis yang ditandatangani Para Pihak
yang berwenang dan menjadi satu kesatuan dan tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

2. Judul yang dinyatakan dalam setiap pasal dalam Perjanjian ini diadakan hanya untuk kemudahan
saja dan tidak dapat dipergunakan sebagai penafsiran ketentuan Perjanjian ini.

3. Semua lampiran dokumen lain yang disebutkan dalam Perjanjian ini termasuk tapi tidak terbatas
merupakan satu kesatuan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. Tanpa adanya lampiran
dan dokumen Perjanjian tersebut, Perjanjian ini tidak akan dibuat dan ditandatangani Para Pihak
dan karenanya harus diparaf halaman demi halaman oleh Para Pihak dan dilekatkan dalam
Perjanjian ini.

Hal-Hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini tetapi diatur oleh hukum atau Peraturan-peraturan
lainnya seperti dalam KUHP Perdata atau Peraturan Pemerintah lainnya atau peraturan-peraturan
lainnya yang berlaku pula bagi Para Pihak sebagaimana layaknya Perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


PT.TUAH IBU ENERGI, ..........................

IKE ASTRINA .................


Direktur Direktur

halaman 8 dari 8

Anda mungkin juga menyukai