Perjanjian ini adalah perjanjian Kerjasama Operasi, merupakan perjanjian kerjasama yang
dilakukan oleh antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA berkaitan dengan pelaksanaan
produksi pemecahan batu / crusher, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur
dalam Perjanjian ini.
Berdasarkan hal-hal yang diterangkan di atas, PARA PIHAK bertindak sebagaimana tersebut
di atas, telah setuju dan sepakat untuk membuat Perjanjian ini berdasarkan syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Lokasi penempatan Mesin dan perangkat pendukung lainnya dari Mobile Stone Crusher
tersebut milim Pihak pertama berada di kampung Bukit Gemurug, Kecamatan Way Tuba,
Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, dengan Kepemilikan Surat Tanah No_______
dengan Ijin Pertambangan No_________
1. Pelaksanaan penghancuran batu / stone crushing akan dilakukan oleh PIHAK KEDUA di
lokasi yang disetujui oleh KEDUA BELAH PIHAK sesuai Pasal 2
2. PIHAK KEDUA akan menyediakan alat kerja dan pendukung sebagai berikut:
a. 1 unit mesin Penghancur Batu / Mobile Stone Crusher dengan kapasitas 40 m3 / jam
b. 1 Unit Wheel Loader
c. Sumber Daya Manusia pengoperasian mesin pemecah batu dan operator alat berat.
d. Spare Part Mesin maupun maintenance selama Mesin Mobile Crusher Menjadi
Tanggung Jawab Pihak kedua
3. PIHAK PERTAMA akan menyiapkan lahan terbuka untuk penempatan Mobile Crusher beserta
alat pendukungnya ( Genset dan lain-lain )
4. PIHAK PERTAMA akan membantu dalam penyediaan solar unruk menunjang operasional
mesin dan loader
5. Apabila PIHAK KEDUA sudah mendatangkan mesin dan karena suatu lain hal sehingga
pelaksanaan penghancuran batu ini batal, maka PIHAK PERTAMA akan mengganti kerugian
PIHAK KEDUA terkait Mobilisasi dan demobilisasi ditambah biaya lainnya sebesar
Rp500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah ). Sebagai jaminan, maka PIHAK PERTAMA
memberikan AJB tanah atau rumah dengan nilai likuidasi Rp500.000.000 (Lima Ratus Juta
Rupiah ) atau lebih.
6. PIHAK PERTAMA akan melakukan supply dan mengantar batu yang siap untuk di produksi /
crusher di lokasi PIHAK KEDUA. Untuk biaya mel truk, angkut truk dan lain-lain menjadi
tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
7. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa spesifikasi batu yang dikirim ke lokasi crusher sesuai
dengan ukuran Hopper Mesin yaitu ukuran diameter 10-35 cm, kandungan lumpur maksimal
15%.
=============== PASAL 4 ===============
KETENTUAN BIAYA, BAGI HASIL DAN CARA PEMBAYARAN
1. Kedua Belah Pihak sepakat bahwa biaya produksi / crusher dengan operasional ( solar dll )
ditambah biaya Sumber daya manusia sebesar Rp.75.000/kubik (Tujuh Puluh Lima Ribu
Rupiah per kubik)
2. Kedua Belah Pihak sepakat bahwa biaya operasional tambang ( solar,sewa exca dll )
ditambah biaya sumber daya manusia sebesar Rp.75.000/kubik (Tujuh Puluh Lima Ribu
Rupiah per kubik), yang dibayarkan pihak pertama pada pihak kedua setiap hari atau
maksimal 3 (tiga) hari dari produksi selesai dilakukan.
3. Kedua belah Pihak sepakat bahwa Total Biaya Operasional tambang dan Operasional Crusher
sebesar Rp 150.000/Kubik
4. Perjanjian Kerjasama , berlaku secara tetap atau fix untuk 1 (satu) tahun. Dan akan ditinjau
setiap tahun atau bila ada kenaikan UMR, BBM dan biaya listrik
5. Sistem pembayaran invoice adalah berdasarkan rekapitulasi data batu yang telah
terverifikasi oleh masing masing perwakilan kedua Belah Pihak di lapangan, setelah mesin
selesai beroperasi setiap harinya.
6. Tidak ada biaya atau pungutan tambahan diluar dari yang telah disepakati oleh KEDUA
BELAH PIHAK. Pembayaran akan dilakukan dengan cara Tunai maupun transfer kepada
Rekening PIHAK KEDUA YAITU,BANK….,NO REKENING….,CABANG….,NAMA….
7. Kedua Belah Pihak sepakat pembeli dari batu hasil produksi dibayar secara deposit atau
angkut bayar, tidak ada sistem pembayaran dari pembeli dalam bentuk Hutang.
8. Kedua Belah Pihak sepakat bahwa selisih hasil penjualan dari Batu tersebut dikurangi biaya
operasional Tambang dan Opersional Crusher akan dibagi rata dengan komposisi 50% pihak
pertama dan 50% Pihak Kedua ( Harga Jual batu terlampir ) pada setiap akhir bulan.
1. Seluruh tanggung jawab operasional dari stone crusher akan ditanggung penuh oleh PIHAK
KEDUA tanpa ada campur tangan dari PIHAK PERTAMA
2. Kedua belah pihak sepakat bahwa Minimal Volume yang akan di Produksi setiap Bulan
sebesar 5.000 m3 ( Lima Ribu Kubik )
3. Bahan Baku batu blondos ( Raw Material ) baik harga maupun volume termasuk angkutan
pengiriman dan ongkos turun naik batu hingga depan atau mulut Crusher menjadi tanggung
jawab Pihak Pertama.
4. Apabila volume Pengiriman dalam bulan berjalan dibawah jumlah minimal yang disepakati
maka perhitungan upah giling tetap dengan volume yang sudah disepakati yakni 5.000 Kubik
per bulan dan Pihak Pertama bersedia Bertanggung jawab untuk tetap membayar upah
giling kepada Pihak Kedua sesuai dengan minimal volume yang telah disepakati
5. Apabila sebelum masa perjanjian berakhir, permintaan pembeli untuk batu split tidak ada
sehingga mesin stone crusher tidak dapat beroperasi dengan minimal volume yang telah
disepakati yakni 5.000 Kubik per bulan. Maka Pihak Pertama bersedia Bertanggung jawab
untuk membayar dengan mengganti kerugian PIHAK KEDUA terkait Mobilisasi dan
demobilisasi ditambah biaya lainnya sebesar Rp500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah ).
6. Para Pihak sepakat bahwa proses kegiatan penggilingan batu dengan ketentuan :
a) Pihak Pertama akan menyediakan bahan baku batu dan melakukan proses pengiriman
bahan baku sampai lokasi hopper crusher.
b) Jam Operasional Produksi dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan jam 17.00 dengan
jam istirahat 1 jam pukul 12.00 ( efektif 8 jam kerja ).
c) Hari kerja yang disepakati adalah hari Senin sampai dengan Sabtu dimana Hari Minggu
seluruh kegiatan diliburkan kecuali Kedua Belah Pihak sepakat membayar upah lembur
kepada karyawan Pihak Kedua.
d) Kegiatan Produksi bahan baku dalam 1 Jam adalah minimal 30 Kubik per jam atau 240
Kubik Per Hari atau 6.000 Kubik perbulan. Atau Minimal 5.000 Kubik perbulan.
e) Penempatan karyawan Pihak Pertama di lokasi crusher menjadi tanggung jawab Pihak
Pertama.
f) Gaji karyawan produksi maupun staf, solar produksi, Tagihan listrik, kerusakan mesin
serta pendukungnya dan alat berat menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
g) Pihak Kedua menjamin kondisi mesin dapat bekerja sesuai target dan bila terjadi target
minimal tidak tercapai dikarenakan adanya kerusakan mesin maka harus dilakukan
perbaikan secepatnya. Namun bila kondisi mesin lebih dari 3 hari tidak dapat diperbaiki
maka pihak kedua wajib mengganti dengan mesin lainnya yang dapat beroperasi atau
memberikan kompensasi serta jalan keluar untuk permasalahan ini.
1. PIHAK KEDUA akan mulai bekerja paling lambat 2 (Dua) Bulan sejak di tanda tangani surat
kerja sama ini dan dana awal sudah diterima PIHAK KEDUA.
2. Kedua belah sepakat untuk bekerja sama dalam jangka waktu 3 ( Tiga ) Tahun atau 36 bulan
terhitung mesin stone crusher sudah dinyatakan produksi oleh kedua belah Pihak
3. Kedua Belah Pihak setuju Perjanjian ini dapat diperpanjang setelah masa perjanjian yang
ditandatangani ini berakhir sesuai kesepakatan
4. Setiap Tahun Kedua Belah pihak sepakat akan melakukan evaluasi bersama dengan waktu
dan tempat akan di tentukan selanjutnya.
==============PASAL 7==============
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
1. Kedua Belah Pihak Sepakat pembagian keuntungan dengan Pola Sebagai Berikut :
Semua Biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing pihak didalam memproduksi split
akan dijumlah Total sebagai Harga Pokok Penjualan
Adapun Biaya awal dan biaya Operasional yang dikeluarkan oleh para pihak yaitu
Pihak Pertama Rp 75.000/m3 dan Pihak kedua Rp 75.000/m3 sesuai Pasal 5 ayat 2
Biaya Tersebut akan dikurangi dari hasil penjualan batu perkubiknya, dan hasil bersih
nya dibagi sesuai kesepakatan 50% pihak Pertama dan 50% pihak kedua ( pasal 5
ayat 8 )
2. Pembayaran hasil penjualan split akan dilakukan dengan cara Tunai maupun transfer
kepada Rekening PIHAK KEDUA YAITU,BANK….,NO REKENING….,CABANG….,NAMA….
3. Pihak Pertama dan Kedua sepakat dan setuju apabila dalam iklim atau musim hujan kegiatan
operasional terhenti karena faktor tersebut maka masing-masing Pihak pertama tidak dapat
dikenakan sangsi atau Pinalti
4. Force majeur atau hal-hal yang menggangu semua kegiatan atau aktifitas kedua belah Pihak
dapat diselesaikan melalui kesepakatan Bersama.
1. Segala pajak-pajak yang timbul dalam rangka pelaksanaan dan yang berhubungan dengan
pekerjaan Penambangan Batu Koral dan Batu Kali akan menggunakan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) PIHAK PERTAMA, sebagaimana yang telah disepakati oleh para pihak, kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian ini.
2. Pajak-Pajak yang timbul dari Operasional Crusher dan penjualan hasil batu split akan
ditanggung oleh PIHAK PERTAMA
A.PIHAK KEDUA
Kewajiban :
a. Menempatkan perangkat mobile crusher yang dalam kondisi siap pakai atau siap
dioperasikan, tidak bermasalah atau dalam kondisi sengketa dengan pihak lain, jelas
asal usulnya dan diperoleh dengan cara legal dan sah
b. Menjamin ketersediaan spare part dan memastikan bahwa bila terjadi kerusakan
teknisi atau petugas crusher siap dan sigap untuk melakukan perbaikan
c. Menjamin kondisi mesin selalu prima dan siap beroperasi
Hak :
Pihak Kedua berhak mendapatkan keuntungan 50% ( Lima Puluh Persen ) dari
kegiatan ini
1. Jangka waktu Kerjasama Operasi berlaku sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini
oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan akan berakhir apabila:
a. Pelaksanaan Objek Operasi telah selesai dengan dibuktikan telah habisnya masa
pelaksanaan Proyek, serta seluruh hak dan kewajiban antara kedua belah Pihak
maupun pihak-pihak diluar Perjanjian ini yang masih berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan Objek Operasi telah terpenuhi semuanya.
b. Telah diselesaikannya hak dan kewajiban Para Pihak dalam Kerjasama ini.
c. Atas persetujuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk mengakhiri Perjanjian ini.
2. PARA PIHAK telah melaksanakan seluruh kewajibannya di dalam Perjanjian ini.
3. PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk mengesampingkan berlakunya pasal 1266 dari Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata sehubungan dengan pengakhiran Perjanjian ini.
1. Sehubungan dan sesuai dengan syarat-syarat dan kondisi dalam Perjanjian ini, dokumen-
dokumen perjanjian, masing-masing PIHAK bersedia untuk memberikan
kepada PIHAK lainnya informasi yang bersifat rahasia yang berhubungan dengan Proyek
yang termasuk namun tidak terbatas pada dokumen-dokumen perjanjian, strategi, angka-
angka dan data lain, informasi, penafsiran, kontrak dan dokumen lain yang terkait dengan
Proyek.
2. Dengan memperhatikan pemberian informasi rahasia yang sebagaimana dimaksud pada ayat
1 di atas, PARA PIHAK menyetujui bahwa informasi rahasia harus dijaga kerahasiaannya dan
tidak boleh diumumkan kepada publik atau diungkapkan kepada siapapun dengan cara
apapun, termasuk dengan cara memfotokopi atau memproduksi, tanpa persetujuan Tertulis
terlebih dahulu dari PIHAK lainnya
1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dibebaskan dari hak dan kewajiban dari Perjanjian
Kerjasama ini apabila terjadi force majeure.
2. Force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi keadaan-keadaan sebagai
berikut:
a. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, longsor dan kejadian-kejadian
lain di luar kemampuan manusia;
b. Huru-hara, seperti kerusuhan sosial, perang dan kejadian lain yang ditimbulkan oleh
manusia namun berada di luar kemampuan PARA PIHAK untuk mengatasinya;
c. Perubahan kebijakan Pemerintah, yang secara langsung ataupun tidak langsung
mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini.
3. Apabila terjadi keadaan memaksa (Force Majeure). PIHAK KEDUA harus memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya dalam 7 (tujuh) hari sejak
terjadi keadaan memaksa, disertai bukti-bukti yang sah, demikian juga pada waktu keadaan
memaksa berakhir
4. Atas permintaan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau menolak secara
tertulis selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari. Apabila Pihak Pertama tidak memberikan
jawaban kepada Pihak Kedua, maka Pihak Pertama dianggap menyetujui adanya keadaan
memaksa tersebut.
5. Bilamana keadaan memaksa itu tidak diberitahukan kepada PIHAK PERTAMA oleh PIHAK
KEDUA, sesuai dengan ketentuan pada ayat (3) Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat
menyatakan bahwa force majeure dianggap tidak pernah terjadi.
1. PARA PIHAK setuju dan sepakat bahwa bahasa yang dipergunakan dalam Perjanjian ini
adalah bahasa Indonesia.
2. Jika diterjemahkan kedalam bahasa Inggris atau bahasa lainnya, dalam hal terjadi
perbedaan penafsiran maka yang akan berlaku adalah Perjanjian yang dibuat dalam bahasa
Indonesia.
3. Perjanjian ini tunduk kepada ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di wilayah negara
Republik Indonesia.
Demikian Perjanjian ini disetujui dan dibuat, serta ditandatangani oleh kedua belah pihak
dengan dihadiri saksi-saksi yang dikenal oleh kedua belah pihak.
Jakarta, ……….
(______________) (_____________)