SPLN d3.016!2!2013 - PHBTR Pasangan Dalam
SPLN d3.016!2!2013 - PHBTR Pasangan Dalam
016-2: 2013
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 0768.K/DIR/2013
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN D3.016-2: 2013
Lampiran Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 0768.K/DIR/2013
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PERANGKAT HUBUNG BAGI
TEGANGAN RENDAH
Bagian 2: Pasangan Dalam
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Distribusi
Standardisasi
Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 227.K/DIR/2012
Daftar Isi
Daftar Tabel
i
SPLN D3.016-2: 2013
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
ii
SPLN D3.016-2: 2013
Prakata
Standar ini merupakan revisi dari SPLN 118-3-1 : 1996. Spesifikasi PHB-TR pada standar
edisi lama tersebut menggabungkan antara PHB Pasangan Luar dan PHB pasangan
dalam, sehingga pada revisi yang baru standar ini dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu:
- SPLN D3.016-1, Bagian 1: PHB-TR pasangan luar;
- SPLN D3.016-2, Bagian 2: PHB-TR pasangan dalam.
Beberapa ketentuan yang diubah dalam standar ini antara lain:
- Penggunaan NH fuse rail atau fuse switch untuk menggantikan sistem NH fuse
konvensional, yang pada riwayat pengoperasiannya sering menimbulkan masalah
termal dan membuat NH fuse link salah kerja;
- Sakelar utama dapat menggunakan fuse switch atau MCCB, disamping LBS yang
selama ini digunakan.
Dengan diterapkannya standar ini, maka SPLN 118-3-1: 1996 dinyatakan tidak berlaku
lagi.
iii
SPLN D3.016-2: 2013
1 Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan perangkat hubung bagi tegangan rendah pasangan
dalam dengan arus pengenal sampai dengan 1000 A, untuk jaringan distribusi tegangan
rendah 400 V, yang melayani pelanggan umum.
Perangkat hubung-bagi tegangan rendah untuk pelanggan khusus (pelanggan potensial)
yang menggunakan jumlah jurusan yang berbeda, tidak ditetapkan pada SPLN ini.
Untuk selanjutnya, istilah perangkat hubung bagi tegangan rendah dalam standar ini
disebut dengan PHB-TR.
2 Tujuan
3 Acuan Normatif
Kecuali disebutkan secara khusus oleh standar ini, maka ketentuan-ketentuan mengacu
pada referensi berikut:
a. SNI IEC 61439-1:2010 Rakitan gawai hubung-bagi dan kendali voltase rendah –
Bagian 1: Ketentuan umum;
b. SNI IEC 61439-2: 2013 Rakitan perangkat hubung bagi dan kendali voltase
rendah Bagian 1: Rakitan perangkat hubung bagi dan kendali daya;
c. IEC 60947-2 (2006-05) Low-voltage switchgear and controlgear – Part 2: Circuit
breakers;
d. IEC 60947-3 (2005-06) Low-voltage switchgear and controlgear – Part 3:
Switches, disconnectors, switch-disconnectors, and fuse combination units;
e. IEC 60269-1:2006+A1:2009 Low voltage fuses – Part 1: General requirements;
f. IEC 60269-2 (2006-11) Low-voltage fuses – Part 2: Supplementary requirements
for fuses for use by authorized persons (fuses mainly for industrial application) –
Examples of standardized systems of fuses A to I;
g. IEC 60410 Sampling plans and procedures for inspection by attributes;
h. SNI 04-6629.3-2006 Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai
dengan 450/750 V, Bagian 3: Kabel nirselubung untuk perkawatan magun;
i. SNI IEC 60502-1 : 2009 Kabel daya dengan insulasi terekstrusi dan lengkapannya
untuk voltase pengenal dari 1 kV (Um = 1,2 kV) sampai dengan 30 kV (Um = 36
kV). Bagian 1: Kabel untuk voltase pengenal 1 kV (Um = 1,2 kV) dan 3 kV (Um =
3,6 kV);
j. SNI 04-3892.1-2006 : Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah-
tangga dan sejenisnya - Bagian 1 : Persyaratan umum;
1
SPLN D3.016-2: 2013
4.1 PHB-TR
PHB-TR yang berfungsi untuk menghubung-bagi daya listrik pada gardu beton/kios.
PHB-TR pasangan dalam pada standar ini didesain tanpa selungkup.
PHB-TR yang berfungsi untuk menghubung-bagi daya listrik pada gardu tiang. PHB-TR
pasangan luar didesain menggunakan selungkup
Gardu distribusi yang seluruh komponen utama seperti transformator, PHB-TM dan
PHB-TR yang terangkai di dalam bangunan sipil dengan konstruksi pasangan batu dan
beton.
Gardu distribusi yang dibuat dari bangunan prefabricated terbuat dari konstruksi
baja, fiber glass atau kombinasinya.
Nilai tegangan rms fase-fase dimana PHB-TR dirancang berdasarkan tingkat insulasinya.
Arus yang dapat dilalukan pada PHB-TR secara kontinu, tanpa menyebabkan kenaikan
suhu yang melebihi batas yang ditetapkan dalam standar ini pada seluruh komponen
terpasang.
2
SPLN D3.016-2: 2013
Kabel daya yang masuk dan keluar pada PHB-TR. Kabel masukan menghubungkan
terminal sekunder transformator distribusi dengan terminal PHB-TR. Kabel keluaran
menghubungkan terminal jurusan PHB-TR dengan kabel jaringan tegangan rendah.
Pengaman berupa fuse switch atau fuse rail yang dilengkapi dengan NH fuse link
terpasang setelah sakelar utama yang berfungsi mengamankan setiap jurusan dan setiap
fase jaringan tegangan rendah.
Fuse holder set vertikal tempat terpasangnya NH fuse link yang dapat difungsikan untuk
membuka dan menutup beban per fase atau tiga fase sekaligus melalui mekanisme tuas
operasinya.
Fuse holder fase tiga tempat terpasangnya NH fuse link, dimana fuse link tersebut dapat
dilepaskan atau dipasang kembali dalam keadaan tanpa beban menggunakan peralatan
penarik (fuse puller).
Terminal yang terpasang pada rangka PHB-TR untuk dihubungkan ke sistem pembumian
gardu.
Konduktor atau bagian konduktif lainnya yang akan bertegangan dalam kondisi operasi,
termasuk konduktor netral, tetapi tidak termasuk konduktor pembumian.
3
SPLN D3.016-2: 2013
Pengujian secara lengkap terhadap prototipe yang mewakili suatu tipe PHB-TR yang
disiapkan oleh pabrikan untuk membuktikan jenis tersebut memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam standar ini. Pengujian jenis dilakukan sebelum diadakan produksi
masal.
CATATAN: Pada SNI IEC 61439-1, uji jenis disebut sebagai uji verifikasi.
Pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap seluruh PHB-TR yang diproduksi untuk
memisahkan yang cacat atau yang menyimpang dari persyaratan standar.
CATATAN: Pada SNI IEC 61439-1, uji rutin disebut sebagai verifikasi rutin
Pengujian yang dilakukan terhadap sampel yang mewakili sejumlah PHB-TR yang akan
diserahterimakan.
Pengujian yang dilakukan terhadap sejumlah sampel PHB-TR baru yang diambil dari
gudang PLN atau pabrikan untuk membuktikan kesesuaian mutunya.
5 Kondisi Pelayanan
AA - BBBB - C - DDDD
4
SPLN D3.016-2: 2013
Contoh : PD-630-4-LBS
Menyatakan: PHB-TR Pasangan Dalam dengan arus pengenal 630 A yang memiliki sirkit
keluaran 4 jurusan, dengan jenis sakelar utama pemutus beban (LBS).
Kapasitas Ketahanan
Arus
Jumlah transformator hubung-singkat
Tipe pengenal
jurusan maksimum 1 detik
[A] [kA]
[kVA]
1 2 3 4 5
PD-630-4-LBS
PD-630-4-MCCB 630 4 400 ≥ 16
PD-630-4-FS
PD-1000-6-LBS
1000 6 630 ≥ 25
PD-1000-6-MCCB
PD-1000-8-LBS
1000 8 630 ≥ 25
PD-1000-8-MCCB
CATATAN: Ketahanan hubung-singkat (Icw = short-time withstand current) dari tipe-tipe PHB-TR
pada kolom 5 diperhitungkan berdasarkan kapasitas maksimum transformator tersebut pada
kolom 4. Berdasarkan ketahanan hubung-singkat ini, menghubungkan keluaran sebuah
transformator dengan dua buah PHB-TR tidak diijinkan.
1)
Kenaikan suhu
Bagian yang diukur
[K]
2) 4)
Terminal untuk kabel eksternal 35
5
SPLN D3.016-2: 2013
Rangka struktur 30
Sambungan busbar 40
3)
Kontak fuse
a) Sistem pegas (spring loaded) 60
b) Sistem baut (bolted) 65
7 Komponen
Jarak bebas dan jarak rambat pada sistem busbar dan komponen:
- Jarak bebas 5,5 mm
- Jarak rambat 6,3 mm
Tegangan pengenal dan tegangan impuls pengenal dari semua komponen terpasang
harus sesuai dengan tegangan operasi PHB-TR tercantum pada butir 6.
Jenis sakelar utama PHB TR adalah sakelar pemutus beban (LBS) atau fuse switch atau
Molded Case Circuit Breaker (MCCB). Karakteristik sakelar utama tercantum pada
Tabel 3.
6
SPLN D3.016-2: 2013
CATATAN 1: Terminal MCCB harus bersifat universal (top-bottom reversible), sehingga kabel
masukan dapat dipasang pada terminal atas maupun terminal bawah.
Jenis pengaman jurusan terdiri dari fuse rail atau fuse switch atau kombinasinya.
Untuk jurusan yang memerlukan buka-tutup satu atau lebih fasenya pada kondisi
berbeban harus menggunakan fuse switch.
Karakteristik fuse rail dan fuse switch tercantum pada Tabel 4.
7
SPLN D3.016-2: 2013
80 A 6,1 W
100 A 7,5 W
125 A 9,6 W
160 A 16,0 W
200 A 18,0 W
250 A 23,0 W
Panjang pisau (blade) kontak Size 1 135 ± 2,5 mm
Pemilihan arus pengenal fuse link untuk proteksi transformator distribusi dan proteksi
kabel jurusan agar disesuaikan dengan kapasitas transformator dan luas penampang
kabel pilin JTR. Contoh pemilihan dapat dilihat pada Lampiran B.
Standar desain dari komponen lain yang digunakan pada PHB-TR adalah:
a) Transformator arus : SPLN D3.014-1;
b) Ammeter : IEC;
c) kWh meter : SPLN/IEC;
d) Kabel : SNI 04-6629-2006;
e) Kotak kontak : SNI 04-3892.1-2006.
CATATAN: Peralatan pada butir a, b dan c bersifat optional.
8 Konstruksi
9
SPLN D3.016-2: 2013
8.1 Rangka
Tinggi tangkai operasi / tuas (handel) adalah 135 cm (untuk LBS/ MCCB) dari dasar
PHBTR, dan mudah dioperasikan.
Satu unit fuse rail atau fuse switch melayani satu jurusan JTR.
Fuse rail atau fuse switch dipasang secara vertikal pada rangka, ketinggian pemasangan
adalah sedemikian, sehingga ketinggian terminal keluaran fuse rail dari dasar PHBTR
400 mm.
Urutan fase dari susunan NH fuse pada satu unit fuse rail atau fuse switch adalah :
- Fase R : atas;
- Fase S : tengah;
- Fase T : bawah.
Setiap unit fuse rail atau fuse switch harus dilengkapi dengan label penanda jurusan.
Fase 50 mm x 5 mm 80 mm x 10 mm
Netral 50 mmx 5 mm 80 mm x 10 mm
Penyambungan antar busbar hanya dapat dilakukan dengan mur-baut yang terbuat dari
baja berlapis logam anti karat atau kuningan.
Penyambungan busbar dengan terminal komponen (sakelar utama dan pengaman
jurusan) harus menggunakan baut asli dari komponen tersebut.
10
SPLN D3.016-2: 2013
Pabrikan harus mencatumkan nilai torsi pengencangan baut (dalam Nm) pada setiap
sambungan busbar pada gambar konstruksi.
Busbar harus terpasang kuat dan ditopang dengan insulasi sehingga tahan terhadap gaya
dinamik dari arus gangguan hubung singkat.
Konstruksi busbar harus dirancang sedemikian, sehingga memudahkan pemasangan
atau penggantian transformator arus, bila terjadi kerusakan.
Busbar harus diberi identifikasi fase dengan huruf L1, L2, L3 untuk fase R, S, T.
8.5 Terminal
Terminal masukan harus dapat menampung dua buah kabel berukuran sampai dengan
240 mm²
Terminal keluaran pengaman jurusan berfungsi sebagai terminal keluaran inti fase
PHB-TR.
CATATAN 1: Jenis kabel masukan adalah NYY atau NYFGbY dengan sistem warna 0, yaitu:
merah, kuning, hitam untuk fase dan biru untuk netral. Sistem warna 1 (hijau-kuning, hitam, biru,
kuning) tidak boleh digunakan.
CATATAN 2: Inti warna merah, kuning dan hitam dari kabel masuk, berturut-turut terhubung
dengan terminal L1, L2, L3.
CATATAN 3: Kabel pilin NFA2X-T tidak boleh dihubungkan langsung ke terminal keluar PHB-TR.
Terminal netral merupakan suatu sistem busbar dengan ukuran dan jenis bahan seperti
tercantum pada butir 8.4 dan Tabel 6.
Sistem busbar netral dipasang horisontal pada rangka PHB-TR, kira-kira 50 mm di bawah
terminal keluaran pengaman jurusan (fuse rail atau fuse switch)
Busbar netral diberi lubang dengan jumlah yang sama dengan jumlah inti netral kabel
eksternal (kabel masuk dan kabel keluar) dan dilengkapi mur, baut dan washer berukuran
M12 atau sama dengan baut terminal pengaman jurusan.
Busbar netral harus dilapis dengan timah atau perak dan diberi penandaan huruf N.
Panjang busbar adalah sedemikian, sehingga seluruh inti netral dari kabel eksternal dapat
dipasang dengan mudah dan tidak bersilangan.
CATATAN: Inti warna biru dari kabel masukan dihubungkan dengan terminal netral.
Terminal pembumian adalah baut kuningan ukuran M14 yang dipasang pada rangka
dengan jarak 240 mm dari dasar PHB-TR dan diberi simbol pembumian.
CATATAN 1: Pada saat PHB-TR dioperasikan, terminal pembumian harus terhubung dengan
sistem pembumian gardu.
11
SPLN D3.016-2: 2013
CATATAN 2: Untuk sistem multi grounding common netral (SUTM 3 fase 4-kawat), terminal
pembumian PHB-TR harus dihubungkan dengan terminal netral PHB-TR dengan konduktor
berukuran minimum 16 mm².
CATATAN 3: Untuk sistem JTM 3 fase 3-kawat, pembumian netral tidak dilakukan pada terminal
pembumian PHB-TR, tetapi pada satu tiang JTR berikutnya.
PHB-TR harus dilengkapi dengan satu kotak-kontak jenis tanam yang mempunyai tutup
dan dipasang pada papan montase.
Arus pengenal kotak-kontak minimum 16 A dan dilengkapi terminal pembumian. Bahan-
bahan isolasi kotak-kotak harus tahan panas.
Terminal pembumian kotak-kontak harus dihubungkan dengan terminal pembumian
PHB-TR dengan kabel berwarna hijau-kuning.
Sumber daya untuk kotak kontak harus diambil dari terminal masukan sakelar utama,
sehingga tetap dapat berfungsi walaupun sakelar utama pada posisi buka.
Kotak-kontak diproteksi dengan pelebur HRC 10 A dengan kapasitas pemutusan
kondisional (Icf) minimum 40 kA yang ditempatkan pada posisi yang mudah dijangkau bila
diperlukan penggantian.
Pengawatan instalasi menggunakan kabel NYAF 2,5 mm² warna hitam dan khusus untuk
netral warna biru.
Setiap kabel harus diberi identifikasi fase sesuai dengan fase sumbernya.
Papan montase adalah tempat kedudukan dari peralatan ukur dan kotak kontak.
Papan montase terbuat dari pelat baja galvanis dengan ketebalan minimum 2 mm.
Bila pada pemesanan (Lampiran A), instrumen ukur dinyatakan diperlukan maka
ketentuan-ketentuan dibawah ini harus dipenuhi, sebagai berikut:
Fasilitas pengukuran arus menggunakan satu set transformator arus yang
dipasangkan pada busbar hubung (lihat gambar 2).
Karakteristik transformator arus yang digunakan, mengikuti ketentuan SPLN
D3.014-1 untuk fungsi pengukuran energi.
Instrumen untuk pembacaan arus adalah salah satu dari dua instrumen berikut:
- kWh meter statik; atau
- Amper-meter maksimum (maximum demand indicator) dengan julat arus yang
sama dengan arus pengenal PHB-TR. Jarum indikator maximum demand dari
amper-meter dapat di-reset dari luar.
Penempatan instrumen adalah sedemikian sehingga tidak mengganggu pengoperasian
sakelar utama dan mudah untuk dibaca.
Pengawatan menggunakan kabel NYAF 2,5 mm2 warna hitam dan setiap kabel harus
diberi identifikasi fase sesuai dengan fase sumbernya. Rangkaian kabel harus diikat
dengan spiral pengikat atau dengan cable duct PVC.
Hubungan pengawatan antara terminal sekunder transformator arus dengan meter ukur
pada pelat montase harus melalui terminal DIN rail yang terpasang pada selungkup.
Susunan terminal pada DIN rail harus digambarkan pada gambar teknik dan ditempatkan
pada rak dokumen pada pintu PHB-TR. Pada instrumen jenis ampere-meter, kabel
12
SPLN D3.016-2: 2013
tegangan untuk hubungan ke kWh meter termasuk HRC fuse nya, harus tetap disediakan
dan terhubung pada terminal DIN rail.
9 Pelat Nama
PHB-TR harus dilengkapi dengan pelat nama yang terbuat dari logam dan dipasang pada
papan montase.
Semua informasi pada pelat nama harus mudah terbaca dan digravir/diembos.
Pelat nama harus ditulis dalam bahasa Indonesia, dengan jenis informasi tercantum pada
Tabel 7.
10 Pengujian
Verifikasi desain adalah verifikasi yang dilakukan terhadap sampel PHB-TR untuk
membuktikan bahwa desain tersebut memenuhi persyaratan standar ini.
Pada dasarnya, verifikasi desain dapat dilakukan dengan salah satu dari cara-cara
berikut:
1. Uji jenis;
2. Verifikasi perbandingan;
3. Verifikasi asesmen.
Pengujian yang dilakukan pada sampel PHB-TR untuk membuktikan bahwa desain dari
sampel tersebut memenuhi persyaratan standar ini.
Uji jenis dilakukan oleh Laboratorium PLN.
Untuk keperluan pengujian jenis, pabrikan harus menyerahkan kepada Laboratorium,
dokumen dan informasi yang terkait dengan PHB-TR yang diuji jenis, antara lain:
a) Merek dan nama pabrikan;
b) Laporan uji jenis dari laboratorium independen atau sertifikat Sistem Pengawasan
Mutu (SPM) dari komponen 7.2 ; 7.3 ; 7,4 dan 7.5;
13
SPLN D3.016-2: 2013
Desain PHB-TR dinyatakan memenuhi persyaratan standar ini, bila sampel uji dapat
memenuhi seluruh mata uji pada tabel 9 kolom 4.
Perbandingan terstruktur dari desain yang diusulkan untuk PHB-TR terhadap referensi
desain yang telah diverifikasi melalui pengujian.
Atas persetujuan dari pabrikan asli (original manufacturer) yang produk PHB-TR nya telah
memenuhi uji jenis sesuai ketentuan butir 10.1.1, pabrikan perakit dapat melakukan
verifikasi perbandingan untuk tipe PHB-TR tersebut.
Mata uji mengikuti lampiran D tabel D1 SNI IEC 61439-1 kolom comparison with a
reference design.
Laporan verifikasi perbandingan dapat dinyatakan setara dengan laporan uji jenis.
Verifikasi desain dari aturan desain baku atau perhitungan yang diterapkan pada satu
sampel PHB-TR untuk menunjukan bahwa desain telah memenuhi persyaratan yang
relevan
Pengujian jenis melalui verifikasi asesmen tidak diberlakukan pada standar ini.
10.1.4 Perubahan Komponen pada PHB-TR yang telah lulus uji jenis
Perubahan merek dan tipe untuk sakelar utama, fuse-switches, fuse rail, isolator
penyangga dan busbar-hubung serta perubahan jarak penempatan isolator pada PHB-TR
yang telah lulus uji jenis, hanya dapat dilakukan bila:
a) Komponen pengganti mempunyai mutu yang sama atau lebih baik, dibuktikan
dengan data-data dari pabrikan komponen;
b) Lulus uji verifikasi oleh Laboratorium PLN. Mata uji verifikasi ditentukan
berdasarkan pengaruh penggantian terhadap mutu PHB-TR keseluruhan.
Merek dan tipe dari komponen-komponen lainnya dapat diubah tanpa uji verifikasi,
sepanjang komponen pengganti telah lulus uji jenis atau mempunyai sertifikat Sistem
Pengawasan Mutu (SPM).
Mata uji rutin tercantum pada tabel 9 kolom 5 dan dilakukan oleh pabrikan.
Kriteria penilaian mengikuti nilai-nilai pada laporan uji jenis terkait.
14
SPLN D3.016-2: 2013
Jumlah
Level Inspeksi maksimum
Jumlah yang
kegagalan
diserahterimakan yang dapat
II I diterima
2 s/d 8 2 2 0
9 s/d 15 3 2 0
16 s/d 25 5 3 0
26 s/d 50 8 5 0
51 s/d 90 13 5 0
91 s/d 150 20 8 0
151 s/d 280 32 13 1
281 s/d 500 50 20 1
501 s/d 1200 80 32 2
1201 s/d 3200 125 50 3
3201 s/d 10000 200 80 5
Level inspeksi yang digunakan adalah Level II. Laboratorium dapat menerapkan Level
Inspeksi I dengan mempertimbangkan rekam jejak suatu pabrikan pada uji serah terima
Level II, namun tidak diperbolehkan ada sampel yang gagal. Dalam hal terjadi kegagalan
pada saat uji level inspeksi I, maka uji serah terima harus menerapkan sepenuhnya
ketentuan level inspeksi II.
Semua sampel yang gagal pada saat penerimaan barang harus diganti dengan barang
baru yang bermutu baik.
15
SPLN D3.016-2: 2013
1) 1) 1) 1)
No Mata uji Metode uji/persyaratan J R S P
1 2 3 4 5 6 7
16
SPLN D3.016-2: 2013
PHB-TR dikonstruksi dengan beberapa tipe, jenis bahan dasar selungkup, jumlah jurusan,
jenis sakelar utama dan meter instrumen.
Beberapa informasi di bawah ini perlu dinyatakan pada saat pemesanan :
Tipe PHB-TR
Jenis
Arus Jumlah
Desain ¹ - pengenal - jurusan - sakelar
utama
2
Bahan selungkup Pelat baja Pelat aluminium
(untuk pasangan luar)
Tidak perlu
17
SPLN D3.016-2: 2013
Sakelar utama PHB-TR dari jenis fuse switch atau MCCB dapat difungsikan untuk
proteksi transformator distribusi, melengkapi proteksi pada sisi primer yang dilakukan oleh
pelebur expulsion yang terpasang pada fuse cutout.
Ada dua kurva yang perlu diperhatikan pada proteksi transformator, yaitu kurva
ketahanan transformator dan kurva arus operasi peralihan (transient) transformator.
Ketahanan transformator distribusi terhadap arus hubung-singkat yang terjadi pada
terminal busing sekunder adalah 2 detik. Untuk transformator dengan tegangan impedans
4% (≤ 630 kVA), arus hubung-singkat yang mengalir pada belitan primer dan sekunder
adalah 25 kali (pu) arus nominal transformator. Dengan durasi 2 detik, maka ketahanan
belitan transformator (didefinisikan sebagai I²t) adalah 1250. Nilai 1250 ini berlaku untuk
arus gangguan s/d 6,3 In, sehingga durasi ketahanan hubung-singkat dapat mengikuti
persamaan:
1250
t .......................................................................................... (1)
I2
Dengan :
t durasi hubung-singkat [detik]
I arus hubung-singkat simetris transformator [pu]
Pada arus gangguan yang lebih rendah, durasi hubung-singkat dapat berlangsung lebih
lama, karena intervensi minyak pendingin akan menghambat kenaikan suhu belitan yang
dibangkitkan arus hubung-singkat. Ketahanan transformator terhadap arus gangguan
yang lebih rendah adalah:
2 pu dengan durasi 30 menit
3 pu dengan durasi 5 menit
4,75 pu dengan durasi 60 detik
Dari nilai-nilai arus-waktu di atas, kurva ketahanan transformator dapat digambarkan
dengan kurva A-B pada gambar B1 dan berlaku untuk transformator s/d 630 kVA.
Selama operasi transformator, akan timbul arus-lebih yang bersifat peralihan. Arus-lebih
ini harus dapat ditahan oleh pelebur atau proteksi (terutama sisi primer), tanpa beroperasi
memutus.
a) Arus awal (inrush ; magnetization inrush current)
Arus inrush timbul bila transformator yang tidak terhubung dengan beban mulai diberi
tegangan (enerjais). Besar arus inrush ditentukan oleh residual magnetik pada inti besi
dan nilai tegangan-sesaat pada waktu transformator dienerjais. Efek termal dari arus
inrush terhadap pelebur sisi primer dapat diperhitungkan setara dengan:
25 pu dengan durasi 0,01 detik
12 pu dengan durasi 0,1 detik
Arus inrush jenis ini tidak mempengaruhi proteksi pada PHB-TR.
b) Arus beban peralihan
Arus inrush jenis lainnya adalah hot load pickup yang timbul bila pasokan daya pada
transformator yang sedang beroperasi, padam akibat gangguan temporer dan kemudian
re-close. Pada kasus ini arus inrush akan terdiri dari dua komponen yaitu arus inrush
18
SPLN D3.016-2: 2013
magnetisasi dan arus peralihan dari beban terhubung (load inrush current). Efek termal
dari hot load pickup diperhitungan setara dengan 12 s/d 15 kali arus nominal dengan
durasi 0,1 detik.
Bila pasokan daya padam dalam waktu yang cukup panjang, akan timbul fenomena cold
load pickup. Arus peralihan ini cenderung berdurasi panjang dan terjadi pada
transformator yang memasok beban residensial dengan daya terpasang mendekati atau
lebih besar dari kapasitas transformator. Cold load pickup dapat berlangsung hingga 30
menit, sejak re-enerjais, karena beberapa beban seperti AC, refrigerator dan heater
umumnya dikendalikan secara termostatik dan on-off secara random satu sama lain.
Akibat hilangnya pasokan daya dalam waktu yang cukup lama, kendali peralatan ini akan
keluar dari batas set-point. Setelah pasokan tersedia, termostat kemudian menghubung
dan peralatan segera menyerap daya.
Efek termal dari arus cold load pick-up diperhitungkan setara dengan :
6 pu dengan durasi 1 detik
3 pu dengan durasi 10 detik
Kurva dari arus-arus peralihan operasi transformator dapat digambarkan seperti kurva C-
D pada gambar A1.
Pemilihan rating arus atau setting proteksi (terutama proteksi sisi primer) dapat dilakukan
dengan mengkaji kurva arus-waktunya. Kurva tersebut harus berada lebih kiri dari kurva
A-B dan lebih kanan dari kurva C-D.
10000
1000
100
C
10
B
waktu [s]
0,1
D
0,01
1 10 100
Arus [pu]
Gambar A1. Kurva ketahanan transformator dan kurva arus operasi peralihan
Kurva proteksi transformator 160 kVA dengan NH fuse link 200 A yang terpasang pada
fuse switch PHB-TR, dikoordinasikan dengan pelebur 10 K pada sisi primer, dapat dilihat
pada gambar A2.
19
SPLN D3.016-2: 2013
10000
1000
gG 200A
75% 10K
K - 10A
100
C
10
B
waktu [s]
0,1
D
0,01
1 4 10 100
Arus [pu]
Sebagai contoh, fuse link gG 200 A dapat memproteksi transformator dengan menutup
semua garis ketahanan transformator. Keberadaan fuse link ini dapat memperbaiki
cakupan proteksi fuse link pada cutout, yang hanya dapat memproteksi untuk arus
gangguan > 4 In.
Bila fuse link sisi primer dikoordinasikan dengan fuse link sisi sekunder, kedua kurva perlu
dipisahkan sejauh 25%. Kurva arus-waktu 75% fuse link sisi primer harus lebih kanan dari
kurva fuse link sisi sekunder (gambar A2). Kurva 75% didefinisikan sebagai kurva waktu
rusak pelebur (time damaging curve). Pemberian jarak 25% dimaksudkan agar semua
gangguan pada JTR, yang telah berhasil diamankan oleh fuse link sisi sekunder, tidak
menimbulkan pengaruh kerusakan pada fuse link sisi primer.
Dengan pola tersebut di atas, arus pengenal fuse link untuk sakelar utama (fuse switch)
pada PHB-TR yang dikoordinasikan dengan fuse link sisi primer, dapat menggunakan
Tabel B1.
Penentuan rating fuse link di atas, lebih mudah dilakukan bila menggunakan fuse link tipe
gTr, jenis yang khusus diperuntukkan bagi proteksi transformator. Rating fuse link jenis ini
dinotasikan identik dengan kapasitas transformator (contoh: gTr 100 kVA)
Tipe MCCB yang dapat digunakan sebagai pengaman transformator dapat dipilih dengan
pola yang sama seperti di atas, yaitu dengan cara mengkaji kurva arus-waktunya.
20
SPLN D3.016-2: 2013
Tabel B1. Rating pelebur sisi primer yang dikoordinasi dengan pelebur NH gG/gL
Fuse link jurusan bertujuan untuk memproteksi kabel JTR dari arus beban lebih dan arus
gangguan hubung-singkat. Arus-lebih yang mengalir pada konduktor kabel dapat
menyebabkan suhu tinggi yang merusak insulasi kabel, sambungan dan tap konektor
yang terpasang pada jurusan JTR tersebut.
Fuse link tersebut dapat memproteksi kabel JTR terhadap beban-lebih bila memenuhi dua
kondisi berikut :
IB ≤ In ≤ Iz
I2 ≤ 1,45 Iz
dengan :
IB = arus operasi kabel
Iz = kemampuan hantar arus (KHA) kabel (lihat Tabel B2)
In = arus pengenal fuse link gG
I2 = arus yang dapat memastikan operasi efektif dalam waktu konvensional dari
peralatan proteksi = untuk fuse link gG adalah arus fusing konvensional (If, lihat
tabel B3)
Jika fuse link dapat memenuhi ketentuan di atas, maka secara praktis dapat memproteksi
kabel terhadap arus gangguan hubung singkat.
CATATAN: Pemutusan fuse link didefinisikan dengan arus dan waktu konvensional seperti
tercantum pada Tabel B3. Nilai pada tabel merupakan konvensi dari arus yang harus dapat diputus
dan arus yang harus dapat ditahan oleh fuse link tanpa beroperasi memutus, serta waktu yang
dikonvensikan.
Sebagai contoh : fuse link dengan arus pengenal (In) = 100 A, harus dapat memutus arus sebesar
160 A (1,6 In) dalam waktu 2 jam, namun fuse link tersebut harus dapat menahan arus 125 A
(1,25 In) selama 2 jam, tanpa beroperasi memutus.
Bila sakelar utama menggunakan LBS, jumlah dari arus pengenal setiap jurusan harus
diperhitungkan agar tidak melebihi arus pengenal transformator.
Berdasarkan ketentuan di atas, arus pengenal maksimum dari fuse link jurusan dapat
ditentukan seperti pada tabel B2.
21
SPLN D3.016-2: 2013
Arus konvensional
Arus pengenal Waktu
fuse link (In) konvensional Non
Fusing
[A] [jam] Fusing
(If)
(Inf)
16 ≤ In ≤ 63 1
63 < In ≤ 160 2
1,25 In 1,6 In
160 < In ≤ 400 3
In > 400 4
22
Pengelola Standardisasi :