Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGARUH MEDIA SOSIAL DIKALANGAN REMAJA


MILENIAL
Dalam Rangka Memenuhi Tugas TMK ke-2 Semester 1
Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Terbuka Tahun Ajaran
2020/21.1(2020.2)

Disusun Oleh:
Dio Ramadhan Damar Putra
NIM: 043270421

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
1. DAFTAR ISI

1. Daftar Isi……………………………………………………………………….2

2. Bagian Pendahuluan

a. Latar Belakang…………………………………………………………3

b. Rumusan Masalah………………………………………………………3

c. Tujuan…………………………………………………………………...4

3. Kajian Pustaka

a. Pengertian Media Sosial………….…………………………………….4

b. Teori Perubahan Sosial………………….……………………………...5

4. Isi

4.1. Pengaruh Media Sosial bagi Perilaku Remaja……………..…………………6

4.2 Dampak Positif Sosial Media ………………………..………….……………….7

4.3 Dampak Negatif Sosial Media ……………………………………………….……..8

4.4 Cara Mengatasi Kecanduan Media Sosial. …………………………………...8

5. Bagian Penutup

a. Kesimpulan…………………………………………………………………9

b. Saran……………………………………………………………………….10

6. Daftar Pustaka…………………………………………………………………………10

2
2. BAGIAN PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Media sosial adalah media digital sebagai tempat terjadinya realitas sosial pada ruang
waktu tak terbatas bagi para penggunanya untuk saling berinteraksi. Para ahli mendefinisikan
pengertian media sosial dengan struktur bahasa yang berbeda, namun tetap dalam makna dan
nilai yang sama. Nilai-nilai yang ada di masyarakat maupun komunitas juga muncul bisa dalam
bentuk yang sama atau berbeda di internet. Pada dasarnya, beberapa ahli menggambarkan
pengertian media sosial tidak terlepas dari apa yang terjadi saat ini di dunia. Dengan satu konten
unik di media, khalayak atau masyarakat dapat tergerak secara masif.
Fungsi media sosial juga tidak terlepas dari pengertian media sosial sosial itu sendiri,
yaitu sebuah media online yang memungkinkan Anda dan para pengguna lain bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan konten yang bermanfaat. Media sosial saat ini
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual yang merupakan bentuk media
sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Saat teknologi internet
dan mobile phone (smartphone) semakin maju, maka pengertian media sosial dan perannya ikut
tumbuh dengan pesat. Saat ini, untuk mengakses instagram misalnya, Anda sudah bisa
melakukan di mana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone.
Demikian cepatnya Anda bisa mengakses media sosial sehingga tanpa disadari telah
terjadi fenomena besar terhadap arus informasi. Karena kecepatannya, media sosial juga mulai
tampak menggantikan peranan media massa konvensional (koran, majalah, TV, dan radio)
dalam menyebarkan berita atau informasi. Sehingga, tak heran banyak orang memahami apa itu
pengertian media sosial. Bahkan, anak-anak kecil yang lahir di era milenial, sudah sangat
familiar dengan pengertian media sosial itu sendiri.

b. Rumus Masalah

Setelah Menyusun latar belakang diatas penulis menemukan beberapa masalah yang
dirusmuskan sebagai berikut:
- Apa pengaruh peran sosial media dalam pembentukan perilaku remaja saat ini?
- Apa saja dampak positif sosial media?
- Apa saja dampak negatif sosial media?
- Apa saja cara mengatasi kecanduan media sosial?

3
c. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, penulis memiliki beberapa tujuan, yaitu:

- Mengetahui seberapa berpengaruhnya peranan sosial media bagi pembentukan perilaku


remaja

- Mengetahui dampak positif sosial media

- Mengetahui dampak negatif sosial media

- Mengetahui cara-cara mengatasi kecanduan media sosial

3. KAJIAN PUSTAKA

a. Pengertian Media Sosial

Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai
sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas dasar ideologi dan teknologi
Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Web 2.0
menjadi platform dasar media sosial. Media sosial ada dalam ada dalam berbagai bentuk yang
berbeda, termasuk social network, forum internet, weblogs, social blogs, micro blogging, wikis,
podcasts, gambar, video, rating, dan bookmark sosial. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam
jenis media sosial: proyek kolaborasi (misalnya, wikipedia), blog dan microblogs (misalnya,
twitter), komunitas konten (misalnya, youtube), situs jaringan sosial (misalnya facebook,
instagram), virtual game (misalnya world of warcraft), dan virtual social (misalnya, second life).
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian
terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial
terbesar antara lain facebook, myspace, plurk, twitter, dan instagram. Jika media tradisional
menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet.
Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi
dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang
cepat dan tak terbatas. Media sosial salah satunya sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan Wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Saat teknologi
internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini

4
untuk mengakses instagram misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan
menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakes media sosial
mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhdap arus informasi tidak hanya di negara-negara
maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak
menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.

b. Teori Perubahan Sosial

Menurut William F. Ogburn perubahan sosial merupakan fenomena kehidupan yang


dialami oleh setiap masyarakat di manapun dan kapan pun. Setiap masyarakat manusia selama
hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan dalam berbagai aspek kehidupannya, yang
terjadi di tengah-tengah pergaulan (interaksi) antara sesama individu warga masyarakat,
demikian pula antara masyarakat dengan lingkungan hidupnya. Apabila Anda membandingkan
kehidupan Anda sekarang ini dengan beberapa tahun atau beberapa puluh tahun yang lalu,
pastilah Anda merasakan adanya perubahan-perubahan itu. Baik dalam tata cara pergaulan
antara sesama anggota masyarakat sehari-hari, dalam cara berpakaian, dalam kehidupan
keluarga, dalam kegiatan ekonomi atau mata pencaharian, dalam kehidupan beragama, dan
seterusnya. Semua yang Anda rasakan itu juga dirasakan oleh orang atau masyarakat lain. Yang
berbeda adalah kecepatan atau laju terjadinya perubahan itu, demikian pula cakupan aspek
kehidupan masyarakat (magnitude) perubahan yang dimaksud. Sebagai contoh, perhatikan
perkembangan kehidupan masyarakat tani di sekitar kita. Dari segi mata pencaharian, dahulu
masyarakat kita sangat didominasi oleh kegiatan pertanian,dan pada umumnya bertempat
tinggal di daerah pedesaan. Para petani mengolah lahan pertaniannya berupa sawah atau kebun
dengan alat-alat yang masih sederhana seperti cangkul, atau bajak yang ditarik oleh hewan untuk
mengolah dan menggemburkan tanah mereka, sehingga waktu yang diperlukan untuk kegiatan
pertaniannya lebih lama. Alat-alat pertanian modern seperti mesin traktor, alat penyemprot hama
dan sebagainya belum dikenal, demikian pula dengan bibit unggul dan pupuk. Karena alat-alat
maupun prosesnya masih sederhana maka tentu saja hasil produksi yang diperoleh sangat
terbatas. Biasanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup keluarga pada petani
itu sendiri, seperti untuk makan minum seharihari, keperluan acara-acara selamatan keluarga,
maupun untuk perbaikan rumah tempat tinggalnya. Inilah yang disebut dengan sistem ekonomi
subsistem, artinya kegiatan ekonomi tradisional yang dilakukan hanya sekedar untuk memenuhi
kebutuhan pokok keluarga seharihari. Kegiatan pertanian subsistem tersebut merupakan
kegiatan keluarga. Semua anggota keluarga yang sudah cukup usia terlibat dalam kegiatan

5
ekonomi keluarga dengan peranan yang diatur menurut jenis kelamin dan usia. Keterampilan-
keterampilan untuk melakukan kegiatan pertanian sifatnya hanya turun-temurun, dan tidak perlu
mengikuti pendidikan formal. Oleh sebab itu pula mereka pada umumnya merasa tidak perlu
mengejar pendidikan yang tinggi, sehingga pada umumnya masyarakat tani mempunyai tingkat
pendidikan yang rata-rata rendah. Selain melakukan pertanian, berbagai kegiatan lainnya juga
mereka lakukan untuk memenuhi keperluan-keperluan praktisnya sehari-hari, seperti perawatan
kesehatan, perbaikan rumah, dan lainlain. Inilah juga yang menyebabkan mereka pada umumnya
mengetahui banyak keterampilan walaupun sifatnya sedikit-sedikit atau biasa juga disebut
generalis.

4. ISI

4.1. Pengaruh Media Sosial bagi Perilaku Remaja

Bagi masyarakat khususnya kalangan remaja, media sosial sudah menjadi candu yang
membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka media sosial. Kalangan remaja yang
mempunyai media sosial biasanya memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya,
serta foto-foto bersama teman. Dalam media sosial siapapun dapat dengan bebas
berkomentar serta menyalurkan pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam
internet khususnya media sosial sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan
kejahatan. Padahal dalam perkembangannya di sekolah, remaja berusaha mencari identitasnya
dengan bergaul bersama teman sebayanya. Namun saat ini seringkali remaja beranggapan
bahwa semakin aktif dirinya di media sosial maka mereka akan semakin dianggap keren
dan gaul. Sedangkan remaja yang tidak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno
atau ketinggalan jaman dan kurang bergaul.
Media sosial merupakan bagian dari internet. Penggunaan internet dapat dikatakan
juga sebagai penggunaan media sosial. Perilaku penggunaan internet dilihat dari intensitas
penggunaan internet menurut Horrigan (2000), yakni frekuensi dan durasi pengguna internet.
The Graphic, Visualization and Usability Center, the Georgia Institute of Technology (Surya
2002) menggolongkan pengguna internet menjadi tiga kategori berdasarkan intensitas
internet yang digunakan:
a. Heavy users adalah pengguna dengan intensitas internet lebih dari 40 jam per bulan;
b. Medium users adalah pengguna dengan intensitas antara 10 sampai 40 jam per bulan; dan
c. Light users adalah pengguna dengan intensitas kurang dari 10 jam per bulan.
6
Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering
memposting kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka
yang mencoba mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap lebih populer di
lingkungannya. Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu
menggambarkan keadaan social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut
memposting sisi hidup nya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam
hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan
berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Para Remaja seharusnya bisa
memahami media sosial yang digunakan dengan lebih bermanfaat. Disamping itu remaja
juga harus bisa berupaya secara mandiri dengan menggunakan pemahaman yang ada untuk
memahami media sosial yang digunakan atau mendiskusikan dengan guru, orangtua, kawan
atau orang yang lebih mengetahui dari mereka.
4.2. Dampak Positif Sosial Media
- Untuk menghimpun keluarga, saudara, kerabat yang tersebar, dengan jejaring sosial ini sangat
bermanfaat dan berperan untuk mempertemukan kembali keluarga atau kerabat yang jauh dan
sudah lama tidak bertemu, kemudian lewat dunia maya hal itu bisa dilakukan.
- Sebagai media penyebaran informasi. Informasi yang up to date sangat mudah menyebar
melalui situs jejaring sosial. Hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa
menikmati informasi tersebut.
-Memperluas jaringan pertemanan. Dengan menggunakan jejaring sosial, kita bisa
berkomunikasi dengan siapa saja, bahkan dengan orang yang belum kita kenal sekalipun dari
berbagai penjuru dunia.
- Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati.
Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial. Pengguna daapat belajar
bagaimana cara beradaptasi,bersosialisai dengan publik dan mengelola jaringan pertemanan.
- Internet sebagai media komunikasi, setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan
pengguna lainnya dari seluruh dunia.
- Media pertukaran data. Dengan menggunakan jaringan situs-situs web para pengguna internet
di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
Sebagai media promosi dalam bisnis. Hal ini memungkinkan para pengusaha kecil dapat
mempromosikan produk dan jasanya tanpa mengeluarkan banyak biaya.
4.3. Dampak Negatif Media Sosial

7
- Susah bersosialisasi dengan orang sekitar. Ini disebabkan karena pengguna sosial media
menjadi malas belajar berkomunikasi secara nyata. Hal ini memang benar sekali, karena saya
mempunyai teman yang sangat aktif di sosial media, dia selalu memposting apa saja yang sedang
dia kerjakan, namun keadaan yang berbeda 180 derajat jika bertemu secara nyata. Orang yang
aktif di soaial media, jika bertemu langsung nyatanya adalah orang yang pendiam dan tidak
banyak bergaul.
- Situs sosial media akan membuat seseorang lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi
tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di
internet. Pernahkah kalian jalan-jalan atau bepergian dengan seseorang, tetapi orang yang kalian
ajak jalan malah asik dengan ponsel dan sosial medianya sendiri?
- Tertinggal dan terlupakannya bahasa formal. Karena pengguna social media lebih sering
menggunakan bahasa informal dalam kesehariannya, sehingga aturan bahasa formal mereka
menjadi terlupakan.
- Mengurangi kinerja. Karyawan perusahaan, pelajar, mahasiswa yang bermain media sosial
pada saat sedang mengerjakan pekerjaannya akan mengurangi waktu kerja dan waktu belajar
mereka.
- Berkurangnya privasi pribadi. Dalam sosial media kita bebas menuliskan dan men-share apa
saja, Sering kali tanpa sadar kita mempublish hal yang seharusnya tidak perlu disampaikan ke
lingkup sosial.
- Kejahatan dunia maya. Kejahatan dikenal dengan nama cyber crime. Kejahatan dunia maya
sangatlah beragam. Diantaranya : carding, hacking, cracking, phising, dan spamming.
- Pornografi. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun
merajalela. Terkadang seseorang memposting foto yang seharusnya menjadi privasi dia sendiri
di sosial media, hal ini sangat berbahaya karena bisa jadi foto yang hanya di postingnya di sosial
media disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
4.4 Cara Mengatasi Kecanduan Media Sosial
-. Batasi penggunaan media sosial Batasi jumlah waktu yang Anda habiskan di media sosial
setiap harinya dengan menggunakan alarm atau stopwatch untuk mengontrol penggunaan sosial
media. Ketika Anda terbiasa untuk membatasi waktu yang digunakan di media sosial Anda telah
mengatur diri sendiri untuk tidak ketergantungan terhadap sosial media.
- Cari informasi lain selain dari media sosial Media sosial digunakan untuk mendapatkan
informasi terbaru, jika Anda menggunakan media sosial untuk itu, maka carilah alternatif lain

8
untuk mendapatkan info. Anda bisa membaca situs berita (bukan dari akun media sosial),
membaca koran, atau menonton berita di televisi.
- Mencari kegiatan yang lebih bermanfaat Mencari kegiatan lain bisa mengurangi intensitas
Anda mengunjungi media sosial. Semakin sibuk Anda, tentu semakin tidak ada waktu banyak
untuk Anda terpaku pada sosial media. Coba alihkan perhatian Anda pada olahraga atau kumpul
bersama orang-orang terdekat.
- Menggunakan media sosial dengan bijak. Bukan berarti mengurangi aktivitas di media sosial
menjadikan media sosial adalah suatu hal yang buruk. Tetap ada manfaat yang didapatkan ketika
Anda menggunakannya dengan bijak. Tetap ada rasa nyaman jika Anda menggunakan media
sosial dengan cerdas. Bagaimana media sosial berdampak tergantung bagaimana Anda
menggunakannya. Tidak semua jenis media sosial harus Anda miliki. Cukup aktif di media
sosial yang memang sering digunakan saja. Ketika Anda mengurangi penggunaan media sosial,
akan ada banyak hal lain yang dapat dilakukan. Misalnya, berkumpul dengan keluarga, teman
dan kerabat terdekat, liburan, membaca buku, atau melakukan hobi lainnya. Anda dapat bebas
bercerita dengan teman dan keluarga tanpa gadget. Acara berkumpul bersama teman dan
keluarga pun jadi lebih bermakna.

5. Bagian Penutup

5.1. Kesimpulan
Dengan semakin berkembang zaman dengan sangat pesat, begitu pula dengan
perkembangan teknologi terutama teknologi komunikasi berbasis internet atau sosial media. Hal
ini pastinya menyebabkan makin mudahnya informasi-informasi yang dapat diterima remaja.
Tanpa ada filter atau pembelajaran tentang manfaat dan bahaya adanya media sosial, hanya akan
membuat perilaku remaja sekarang menjadi buruk karena kebanyakan dari mereka belum bisa
memproses dan memfiltrasi diri mereka terhadap informasi apapun yang berasal dari media
sosial. Ditambah dengan mudahnya budaya asing yang masuk melalui media sosial, membuat
para remaja ini harus semakin lebih selektif dalam memilih informasi-informasi yang harus
mereka serap agar tidak merusak moral dan perilaku mereka sendiri. Dan tentu saja, pihak ketiga
(orang tua ataupun pemerintah) juga harus ikut campur tangan dalam membimbing remaja-
remaja sekarang dalam memfilter informasi yang mereka dapat dari sosial media. Namun,
dibalik itu semua, media sosial tetap memiliki dampak positif terhadap perilaku remaja, salah

9
satunya adalah agar remaja itu sendiri tidak gagap dalam meng-update informasi terbaru secara
terus-menerus.
5.2. Saran
Saran bagi remaja sekarang adalah remaja sekarang harus belajar memfiltrasi diri mereka
dari informasi negatif media sosial dan harus memfilter diri mereka sendiri dari kecanduan
bermain media sosial.

6. Daftar Rujukan

Andres Kaplan & Michael HaenLein, 2010.User Of The World, Unite! The Challenges
and Opportunities Of Social Media, Business Horizons.

Volti, R. (2004). William F . Ogburn , Social Change with Respect to Culture and
Original Nature. Technology and Culture, 45(2), 395–405

Lauer, Robert H. (1993). Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Ritzer, George dan Douglas. (2011). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.

Sztompka, Piotr. (2010). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada.

Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. (2011). Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi, dan Pemecahnya. Jakarta:
Kencana.

http://repository.ut.ac.id/5165/1/fekonisip27485.pdf

Buku Modul MKDU4111 Pendidikan Kewarganegaraan hal 5.21

10

Anda mungkin juga menyukai