Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : DIO RAMADHAN DAMAR PUTRA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043270431

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4316/HUKUM BISNIS

Kode/Nama UPBJJ : 21/ JAKARTA

Masa Ujian : 2020/21.2(2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. A. syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah Perusahaan yang ingin go public adalah:
a. Pembentukan tim IPO internal
Pembentukan tim IPO yang kuat merupakan hal yang cukup penting. Tim ini akan bekerjasama
dengan para profesional yang ditunjuk perusahaan untuk membantu proses IPO, khususnya
dalam mempersiapkan dokumen prospektus. Maka sebaiknya tim internal ini terdiri dari
orangorang yang menguasai aspek keuangan dan legal.
b. Pertimbangkan beberapa hal penting
Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan perusahaan untuk siap go public, di antaranya:
- Berapa kisaran dana yang dibutuhkan perusahaan dari IPO?;
- Berapa persentase kepemilikan publik maksimal yang diinginkan oleh para pemegang saham
pendiri? Sebab semakin besar persentase kepemilikan publik, saham perusahaan akan cenderung
lebih aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sehingga risiko likuiditas bagi investor akan
lebih rendah;
- Untuk suatu grup perusahaan yang memiliki banyak anak usaha dan terdiri dari beberapa lini
bisnis, beberapa hal perlu dipertimbangkan, misalnya perusahaan mana yang akan ditawarkan
sahamnya kepada publik dan apakah perlu ada spin-off, merger, akuisisi, atau divestasi aset
sebelum melakukan penawaran umum?;
- Apakah terdapat ketentuan perizinan dalam peraturan, perjanjian atau hal-hal lainnya yang
perlu ditindaklanjuti atau dilakukan amandemen sebelum IPO?;
- Apakah terdapat permasalahan signifikan, misalnya permasalahan hukum yang dapat
mengganggu kelangsungan usaha perusahaan dan diperkirakan dapat mengganggu proses
IPO?;
- Apakah perusahaan perlu melakukan perubahan atas susunan direksi dan/atau komisaris
perusahaan?
c. Tunjuk profesional eksternal
Selain menyiapkan tim internal, profesional eksternal juga harus dilibatkan dalam persiapan go
public. Beberapa pihak yang terlibat adalah:
- Penjamin Emisi Efek (underwriter) yang akan membantu menawarkan saham perusahaan
kepada investor
- Seorang akuntan, terutama Akuntan Publik yang akan melakukan audit atas laporan keuangan
perusahaan
- Konsultan Hukum yang akan melakukan pemeriksaan dari segi hukum dan memberikan
pendapat hukum
- Notaris yang akan membantu dalam melakukan perubahan Anggaran Dasar, membuat aktaakta
dan perjanjian-perjanjian
- Penilai, apabila perusahaan memiliki aset tetap berupa tanah atau bangunan yang perlu dinilai
oleh penilai independen
- Biro Administrasi Efek yang akan membantu melakukan administrasi kepemilikan saham
perusahaan.
d. Mengadakan RUPS dan mengubah Anggaran Dasar
Dalam tahap persiapan, perusahaan perlu mengadakan RUPS untuk memperoleh persetujuan go
public dari seluruh pemegang saham dan penetapan berapa jumlah saham yang akan ditawarkan
kepada publik. Perusahaan juga perlu melakukan perubahan Anggaran Dasar dari PT tertutup
menjadi PT terbuka.
e. Menyiapkan dokumen-dokumen terkait
Ada beberapa dokumen yang harus disiapkan perusahaan untuk kelengkapan mengajukan
Pernyataan Pendaftaran kepada OJK dan permohonan pencatatan saham kepada Bursa Efek
Indonesia, yakni:
- Profil perusahaan, informasi tentang rencana IPO, underwriter, dan profesi penunjang.
- Pendapat dan laporan pemeriksaan dari segi hukum dari Konsultan Hukum.
- Laporan Keuangan yang diaudit Akuntan Publik.
- Laporan Penilai (jika ada).
- Anggaran Dasar perusahaan terbuka perusahaan yang telah disetujui Menteri Hukum dan HAM.
- Prospektus, berisikan antara lain informasi yang terdapat pada dokumen-dokumen yang telah
disiapkan.
- Proyeksi keuangan.
B. syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah Perusahaan yang ingin go public adalah:
a. Pembentukan tim IPO internal
Pembentukan tim IPO yang kuat merupakan hal yang cukup penting. Tim ini akan bekerjasama
dengan para profesional yang ditunjuk perusahaan untuk membantu proses IPO, khususnya
dalam mempersiapkan dokumen prospektus. Maka sebaiknya tim internal ini terdiri dari
orangorang yang menguasai aspek keuangan dan legal.
b. Pertimbangkan beberapa hal penting
Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan perusahaan untuk siap go public, di antaranya:
- Berapa kisaran dana yang dibutuhkan perusahaan dari IPO?;
- Berapa persentase kepemilikan publik maksimal yang diinginkan oleh para pemegang saham
pendiri? Sebab semakin besar persentase kepemilikan publik, saham perusahaan akan cenderung
lebih aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sehingga risiko likuiditas bagi investor akan
lebih rendah;
- Untuk suatu grup perusahaan yang memiliki banyak anak usaha dan terdiri dari beberapa lini
bisnis, beberapa hal perlu dipertimbangkan, misalnya perusahaan mana yang akan ditawarkan
sahamnya kepada publik dan apakah perlu ada spin-off, merger, akuisisi, atau divestasi aset
sebelum melakukan penawaran umum?;
- Apakah terdapat ketentuan perizinan dalam peraturan, perjanjian atau hal-hal lainnya yang
perlu ditindaklanjuti atau dilakukan amandemen sebelum IPO?;
- Apakah terdapat permasalahan signifikan, misalnya permasalahan hukum yang dapat
mengganggu kelangsungan usaha perusahaan dan diperkirakan dapat mengganggu proses
IPO?;
- Apakah perusahaan perlu melakukan perubahan atas susunan direksi dan/atau komisaris
perusahaan?
c. Tunjuk profesional eksternal
Selain menyiapkan tim internal, profesional eksternal juga harus dilibatkan dalam persiapan go
public. Beberapa pihak yang terlibat adalah:
- Penjamin Emisi Efek (underwriter) yang akan membantu menawarkan saham perusahaan
kepada investor
- Seorang akuntan, terutama Akuntan Publik yang akan melakukan audit atas laporan keuangan
perusahaan
- Konsultan Hukum yang akan melakukan pemeriksaan dari segi hukum dan memberikan
pendapat hukum
- Notaris yang akan membantu dalam melakukan perubahan Anggaran Dasar, membuat aktaakta
dan perjanjian-perjanjian
- Penilai, apabila perusahaan memiliki aset tetap berupa tanah atau bangunan yang perlu dinilai
oleh penilai independen
- Biro Administrasi Efek yang akan membantu melakukan administrasi kepemilikan saham
perusahaan.
d. Mengadakan RUPS dan mengubah Anggaran Dasar
Dalam tahap persiapan, perusahaan perlu mengadakan RUPS untuk memperoleh persetujuan go
public dari seluruh pemegang saham dan penetapan berapa jumlah saham yang akan ditawarkan
kepada publik. Perusahaan juga perlu melakukan perubahan Anggaran Dasar dari PT tertutup
menjadi PT terbuka.
e. Menyiapkan dokumen-dokumen terkait
Ada beberapa dokumen yang harus disiapkan perusahaan untuk kelengkapan mengajukan
Pernyataan Pendaftaran kepada OJK dan permohonan pencatatan saham kepada Bursa Efek
Indonesia, yakni:
- Profil perusahaan, informasi tentang rencana IPO, underwriter, dan profesi penunjang.
- Pendapat dan laporan pemeriksaan dari segi hukum dari Konsultan Hukum.
- Laporan Keuangan yang diaudit Akuntan Publik.
- Laporan Penilai (jika ada).
- Anggaran Dasar perusahaan terbuka perusahaan yang telah disetujui Menteri Hukum dan HAM.
- Prospektus, berisikan antara lain informasi yang terdapat pada dokumen-dokumen yang telah
disiapkan.
- Proyeksi keuangan.

Sumber: Buku Modul Universitas Terbuka EKMA4316 hal 5.38-5.48

2. a. Analisis terhadap pasal yang dilangggar


Berdasarkan kasus diatas ada beberapa pasal yang dilanggar oleh AQUA berdasarkan
Undangundang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Yang pertama adalah pasal 15 ayat (3) huruf b yang berbunyi
‘Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian mengenai harga atau potongan harga tertentu atas
barang dan atau jasa, yang memuat persyaratan bahwa pelaku usaha pemasok yang menerima
barang dan atau jasa dari pelaku usaha pemasok tidak akan membeli barang dan atau jasa yang
sama atau sejenis dari pelaku usaha lain yang menjadi pesaing dari pelaku usaha’. Yang kedua
adalah pasal 19 huruf a yang berbunyi ‘Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa
kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa menolak dan atau menghalangi
pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan’ dan
huruf b yang berbunyi ‘Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri
maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat berupa menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha
pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu’.
b. – Garuda Indonesia.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menjatuhkan denda senilai Rp1 miliar kepada PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk karena terbukti melakukan praktik diskriminasi pemilihan mitra
umrah. Majelis menyatakan bahwa Garuda Indonesia terbukti melanggar pasal 19 huruf d
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat. Perkara yang diawali dari laporan publik tersebut mengangkat dugaan pelanggaran
Pasal 19 huruf d UU No.5/1999, khususnya terkait upaya penutupan akses saluran distribusi
penjualan langsung tiket umrah menuju dan dari Jeddah dan Madinah oleh GIAA melalui program
wholesaler. Hambatan masuk tersebut, menurut majelis, berdampak pada sebagian besar
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) lainnya. PPIU yang ditunjuk oleh GIAA terdiri dari
PT. Smart Umrah (Kanomas Arci Wisata), PT. Maktour (Makassar Toraja Tour), PT. NRA (Nur Rima
Al-Waali Tour), PT. Wahana Mitra Usaha (Wahana), PT. Aero Globe Indonesia, dan PT. Pesona
Mozaik. Pada proses persidangan, Majelis Komisi menilai bahwa tindakan GIAA yang menunjuk
keenam PPIU sebagai wholesaler tanpa melalui proses penunjukan yang dilakukan secara terbuka
dan transparan, tidak didasarkan pada persyaratan dan pertimbangan yang jelas dan terukur.
Menimbang berbagai fakta, penilaian, analisa, dan kesimpulan di atas, para pengadil menyatakan
bahwa PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. terbukti melanggar pasal 19 huruf d UU No. 5/1999,
dan menjatuhkan hukuman berupa denda administratif sebesar Rp1 miliar dan wajib dibayar
selambat-lambatnya 30 hari sejak putusan berkekuatan hukum tetap. Apabila terlambat
melakukan pembayaran denda, GIAA dapat dikenakan denda keterlambatan sebesar 2% (dua
persen) per bulan dari nilai denda.
- PT Angkasa Pura. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memutuskan bahwa PT Angkasa
Pura Logistik melalukan praktik monopoli di Terminal Kargo Bandara Internasional Sultan
Hasanudin, Makassar. Majelis Menyatakan bahwa Terlapor I, terbukti secara sah dan meyakinkan
melanggar Pasal 17 ayat 1 dan 2 UU No.5/1999. Majelis lantas menjatuhkan denda sebesar Rp
6,55 milyar yang harus disetor ke kas negara. Kasus ini bergulir pasca penetapan tarif jasa kargo
dan pos pesawat udara dari Rp 400 menjadi Rp 500 per kilogram. Tarif ini berlaku sejak 1 April
2014. Selain itu, ada juga tarif jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo (regulated
agent) senilai Rp 550 per kilogram. Tarif ini berlaku pada 20 Juli 2015.

Sumber: Sumber: Buku Modul Universitas Terbuka EKMA4316 hal 6.2-6.7


https://kabar24.bisnis.com/read/20210708/16/1415528/terbukti-lakukan-monopoli-
garuda-indonesia-didenda-rp1-miliar
https://nasional.kontan.co.id/news/pt-ap-logistik-didenda-rp-655-m-karena-monopoli

Anda mungkin juga menyukai