0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang ingin melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), meliputi pembentukan tim IPO internal, mempertimbangkan hal-hal penting, menunjuk profesional eksternal, mengadakan RUPS untuk mengubah anggaran dasar, dan menyiapkan dokumen terkait. Dokumen tersebut juga membahas kasus pelanggaran undang-undang persaingan us
Dokumen tersebut membahas syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang ingin melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), meliputi pembentukan tim IPO internal, mempertimbangkan hal-hal penting, menunjuk profesional eksternal, mengadakan RUPS untuk mengubah anggaran dasar, dan menyiapkan dokumen terkait. Dokumen tersebut juga membahas kasus pelanggaran undang-undang persaingan us
Dokumen tersebut membahas syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang ingin melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), meliputi pembentukan tim IPO internal, mempertimbangkan hal-hal penting, menunjuk profesional eksternal, mengadakan RUPS untuk mengubah anggaran dasar, dan menyiapkan dokumen terkait. Dokumen tersebut juga membahas kasus pelanggaran undang-undang persaingan us
UNIVERSITAS TERBUKA 1. A. syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah Perusahaan yang ingin go public adalah: a. Pembentukan tim IPO internal Pembentukan tim IPO yang kuat merupakan hal yang cukup penting. Tim ini akan bekerjasama dengan para profesional yang ditunjuk perusahaan untuk membantu proses IPO, khususnya dalam mempersiapkan dokumen prospektus. Maka sebaiknya tim internal ini terdiri dari orangorang yang menguasai aspek keuangan dan legal. b. Pertimbangkan beberapa hal penting Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan perusahaan untuk siap go public, di antaranya: - Berapa kisaran dana yang dibutuhkan perusahaan dari IPO?; - Berapa persentase kepemilikan publik maksimal yang diinginkan oleh para pemegang saham pendiri? Sebab semakin besar persentase kepemilikan publik, saham perusahaan akan cenderung lebih aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sehingga risiko likuiditas bagi investor akan lebih rendah; - Untuk suatu grup perusahaan yang memiliki banyak anak usaha dan terdiri dari beberapa lini bisnis, beberapa hal perlu dipertimbangkan, misalnya perusahaan mana yang akan ditawarkan sahamnya kepada publik dan apakah perlu ada spin-off, merger, akuisisi, atau divestasi aset sebelum melakukan penawaran umum?; - Apakah terdapat ketentuan perizinan dalam peraturan, perjanjian atau hal-hal lainnya yang perlu ditindaklanjuti atau dilakukan amandemen sebelum IPO?; - Apakah terdapat permasalahan signifikan, misalnya permasalahan hukum yang dapat mengganggu kelangsungan usaha perusahaan dan diperkirakan dapat mengganggu proses IPO?; - Apakah perusahaan perlu melakukan perubahan atas susunan direksi dan/atau komisaris perusahaan? c. Tunjuk profesional eksternal Selain menyiapkan tim internal, profesional eksternal juga harus dilibatkan dalam persiapan go public. Beberapa pihak yang terlibat adalah: - Penjamin Emisi Efek (underwriter) yang akan membantu menawarkan saham perusahaan kepada investor - Seorang akuntan, terutama Akuntan Publik yang akan melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan - Konsultan Hukum yang akan melakukan pemeriksaan dari segi hukum dan memberikan pendapat hukum - Notaris yang akan membantu dalam melakukan perubahan Anggaran Dasar, membuat aktaakta dan perjanjian-perjanjian - Penilai, apabila perusahaan memiliki aset tetap berupa tanah atau bangunan yang perlu dinilai oleh penilai independen - Biro Administrasi Efek yang akan membantu melakukan administrasi kepemilikan saham perusahaan. d. Mengadakan RUPS dan mengubah Anggaran Dasar Dalam tahap persiapan, perusahaan perlu mengadakan RUPS untuk memperoleh persetujuan go public dari seluruh pemegang saham dan penetapan berapa jumlah saham yang akan ditawarkan kepada publik. Perusahaan juga perlu melakukan perubahan Anggaran Dasar dari PT tertutup menjadi PT terbuka. e. Menyiapkan dokumen-dokumen terkait Ada beberapa dokumen yang harus disiapkan perusahaan untuk kelengkapan mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada OJK dan permohonan pencatatan saham kepada Bursa Efek Indonesia, yakni: - Profil perusahaan, informasi tentang rencana IPO, underwriter, dan profesi penunjang. - Pendapat dan laporan pemeriksaan dari segi hukum dari Konsultan Hukum. - Laporan Keuangan yang diaudit Akuntan Publik. - Laporan Penilai (jika ada). - Anggaran Dasar perusahaan terbuka perusahaan yang telah disetujui Menteri Hukum dan HAM. - Prospektus, berisikan antara lain informasi yang terdapat pada dokumen-dokumen yang telah disiapkan. - Proyeksi keuangan. B. syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah Perusahaan yang ingin go public adalah: a. Pembentukan tim IPO internal Pembentukan tim IPO yang kuat merupakan hal yang cukup penting. Tim ini akan bekerjasama dengan para profesional yang ditunjuk perusahaan untuk membantu proses IPO, khususnya dalam mempersiapkan dokumen prospektus. Maka sebaiknya tim internal ini terdiri dari orangorang yang menguasai aspek keuangan dan legal. b. Pertimbangkan beberapa hal penting Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan perusahaan untuk siap go public, di antaranya: - Berapa kisaran dana yang dibutuhkan perusahaan dari IPO?; - Berapa persentase kepemilikan publik maksimal yang diinginkan oleh para pemegang saham pendiri? Sebab semakin besar persentase kepemilikan publik, saham perusahaan akan cenderung lebih aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sehingga risiko likuiditas bagi investor akan lebih rendah; - Untuk suatu grup perusahaan yang memiliki banyak anak usaha dan terdiri dari beberapa lini bisnis, beberapa hal perlu dipertimbangkan, misalnya perusahaan mana yang akan ditawarkan sahamnya kepada publik dan apakah perlu ada spin-off, merger, akuisisi, atau divestasi aset sebelum melakukan penawaran umum?; - Apakah terdapat ketentuan perizinan dalam peraturan, perjanjian atau hal-hal lainnya yang perlu ditindaklanjuti atau dilakukan amandemen sebelum IPO?; - Apakah terdapat permasalahan signifikan, misalnya permasalahan hukum yang dapat mengganggu kelangsungan usaha perusahaan dan diperkirakan dapat mengganggu proses IPO?; - Apakah perusahaan perlu melakukan perubahan atas susunan direksi dan/atau komisaris perusahaan? c. Tunjuk profesional eksternal Selain menyiapkan tim internal, profesional eksternal juga harus dilibatkan dalam persiapan go public. Beberapa pihak yang terlibat adalah: - Penjamin Emisi Efek (underwriter) yang akan membantu menawarkan saham perusahaan kepada investor - Seorang akuntan, terutama Akuntan Publik yang akan melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan - Konsultan Hukum yang akan melakukan pemeriksaan dari segi hukum dan memberikan pendapat hukum - Notaris yang akan membantu dalam melakukan perubahan Anggaran Dasar, membuat aktaakta dan perjanjian-perjanjian - Penilai, apabila perusahaan memiliki aset tetap berupa tanah atau bangunan yang perlu dinilai oleh penilai independen - Biro Administrasi Efek yang akan membantu melakukan administrasi kepemilikan saham perusahaan. d. Mengadakan RUPS dan mengubah Anggaran Dasar Dalam tahap persiapan, perusahaan perlu mengadakan RUPS untuk memperoleh persetujuan go public dari seluruh pemegang saham dan penetapan berapa jumlah saham yang akan ditawarkan kepada publik. Perusahaan juga perlu melakukan perubahan Anggaran Dasar dari PT tertutup menjadi PT terbuka. e. Menyiapkan dokumen-dokumen terkait Ada beberapa dokumen yang harus disiapkan perusahaan untuk kelengkapan mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada OJK dan permohonan pencatatan saham kepada Bursa Efek Indonesia, yakni: - Profil perusahaan, informasi tentang rencana IPO, underwriter, dan profesi penunjang. - Pendapat dan laporan pemeriksaan dari segi hukum dari Konsultan Hukum. - Laporan Keuangan yang diaudit Akuntan Publik. - Laporan Penilai (jika ada). - Anggaran Dasar perusahaan terbuka perusahaan yang telah disetujui Menteri Hukum dan HAM. - Prospektus, berisikan antara lain informasi yang terdapat pada dokumen-dokumen yang telah disiapkan. - Proyeksi keuangan.
Sumber: Buku Modul Universitas Terbuka EKMA4316 hal 5.38-5.48
2. a. Analisis terhadap pasal yang dilangggar
Berdasarkan kasus diatas ada beberapa pasal yang dilanggar oleh AQUA berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Yang pertama adalah pasal 15 ayat (3) huruf b yang berbunyi ‘Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian mengenai harga atau potongan harga tertentu atas barang dan atau jasa, yang memuat persyaratan bahwa pelaku usaha pemasok yang menerima barang dan atau jasa dari pelaku usaha pemasok tidak akan membeli barang dan atau jasa yang sama atau sejenis dari pelaku usaha lain yang menjadi pesaing dari pelaku usaha’. Yang kedua adalah pasal 19 huruf a yang berbunyi ‘Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan’ dan huruf b yang berbunyi ‘Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu’. b. – Garuda Indonesia. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menjatuhkan denda senilai Rp1 miliar kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk karena terbukti melakukan praktik diskriminasi pemilihan mitra umrah. Majelis menyatakan bahwa Garuda Indonesia terbukti melanggar pasal 19 huruf d Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Perkara yang diawali dari laporan publik tersebut mengangkat dugaan pelanggaran Pasal 19 huruf d UU No.5/1999, khususnya terkait upaya penutupan akses saluran distribusi penjualan langsung tiket umrah menuju dan dari Jeddah dan Madinah oleh GIAA melalui program wholesaler. Hambatan masuk tersebut, menurut majelis, berdampak pada sebagian besar Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) lainnya. PPIU yang ditunjuk oleh GIAA terdiri dari PT. Smart Umrah (Kanomas Arci Wisata), PT. Maktour (Makassar Toraja Tour), PT. NRA (Nur Rima Al-Waali Tour), PT. Wahana Mitra Usaha (Wahana), PT. Aero Globe Indonesia, dan PT. Pesona Mozaik. Pada proses persidangan, Majelis Komisi menilai bahwa tindakan GIAA yang menunjuk keenam PPIU sebagai wholesaler tanpa melalui proses penunjukan yang dilakukan secara terbuka dan transparan, tidak didasarkan pada persyaratan dan pertimbangan yang jelas dan terukur. Menimbang berbagai fakta, penilaian, analisa, dan kesimpulan di atas, para pengadil menyatakan bahwa PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. terbukti melanggar pasal 19 huruf d UU No. 5/1999, dan menjatuhkan hukuman berupa denda administratif sebesar Rp1 miliar dan wajib dibayar selambat-lambatnya 30 hari sejak putusan berkekuatan hukum tetap. Apabila terlambat melakukan pembayaran denda, GIAA dapat dikenakan denda keterlambatan sebesar 2% (dua persen) per bulan dari nilai denda. - PT Angkasa Pura. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memutuskan bahwa PT Angkasa Pura Logistik melalukan praktik monopoli di Terminal Kargo Bandara Internasional Sultan Hasanudin, Makassar. Majelis Menyatakan bahwa Terlapor I, terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 17 ayat 1 dan 2 UU No.5/1999. Majelis lantas menjatuhkan denda sebesar Rp 6,55 milyar yang harus disetor ke kas negara. Kasus ini bergulir pasca penetapan tarif jasa kargo dan pos pesawat udara dari Rp 400 menjadi Rp 500 per kilogram. Tarif ini berlaku sejak 1 April 2014. Selain itu, ada juga tarif jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo (regulated agent) senilai Rp 550 per kilogram. Tarif ini berlaku pada 20 Juli 2015.
Sumber: Sumber: Buku Modul Universitas Terbuka EKMA4316 hal 6.2-6.7