Anda di halaman 1dari 7

1. Apa yang membuat perusahaan melepas sahamnya menjadi Go Public?

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan akhirnya melepas sahamnya menjadi Go Public:

a. Perusahaan membutuhkan modal tambahan

Nantinya, modal itu akan digunakan untuk mengurangi beban pinjaman, melakukan
ekspansi perusahaan, membuat perusahaan lebih populer di kalangan investor dan
masyarakat, serta untuk meningkatkan likuiditas perusahaan. Ditambah, perusahaan
tidak perlu meminjam dana dari bank yang proses pengembaliannya dikenakan bunga.

b. Meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan

Dengan go publik, nilai perusahaan berpeluang jauh meningkat di masa depan seiring
dengan kenaikan harga sahamnya. Jika perusahaan dinilai memiliki kinerja yang baik
oleh investor, maka peluang kenaikan saham juga meningkat.

c. Potensi pertumbuhan lebih cepat

Perusahaan bisa saja menggunakan dana internal untuk melakukan ekspansi, tetapi
prosesnya memakan waktu serta jumlahnya terbatas. Berbeda dengan perusahaan
yang memiliki suntikan dana dari saham IPO, ekspansi bisa dilakukan lebih cepat dan
dalam jangka panjang potensi pertumbuhan perusahaan bisa lebih besar.

2. Apa keunggulan dan kekurangan investasi saham IPO?

Dilihat dari kelebihannya, investasi dalam saham IPO dapat dimulai dengan modal yang
terjangkau. Hal ini karena saat saham dilepas melalui IPO, bisa jadi harga saham saat itu
sedang bullish sehingga Anda cukup diuntungkan dari situasi ini. Anda juga bisa mendapat
keuntungan yang lebih tinggi mengingat kondisi Anda saat membeli saham IPO sedang
dibawah. Kedua, Anda dapat bertrading IPO saham dengan lebih mudah dan fleksibel
melalui fasilitas trading saham online. Melalui aplikasi atau platform trading saham online
tersebut, Anda akan mendapat kemudahan baik dalam proses transaksi maupun pemilihan
waktu trading. Namun, sisi minus dari investasi saham IPO adalah Anda tidak bisa sesuka
hati ingin membeli berapa saham. Hal ini karena broker sudah membatasi jumlah penjualan
saham IPO dengan jumlah peminatnya. Biasanya jatah saham dengan pembeli sudah
ditentukan, sehingga bisa saja Anda tidak kebagian. Kedua, Anda tidak bisa membeli saham
IPO secepat ketika Anda membeli saham di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dikarenakan

1
dalam IPO, ada rentang seminggu sebelum withdrawal (penarikan dana) sehingga Anda
perlu menunggu dulu. Membeli saham IPO sama halnya dengan memiliki perusahaan.
Sebagai pemilik, Anda tentu mengharapkan keuntungan dari apa yang Anda investasikan.
Kerugian tentu bukan sesuatu yang diharapkan bagi seorang pemilik perusahaan. Oleh
karena itu, tetaplah melakukan analisis yang matang dari perusahaan yang Anda jadikan
incaran.

3. Apakah ada konsekuensi jika perusahaan melakukan IPO?

Konsekuensi Perusahaan yang Akan Melakukan IPO. Persyaratan untuk pengajuan


perusahaan go public ini telah diatur dalam Direksi BEI Nomor Kep-00001/BEI/01-2014.
Jadi Anda dapat melihat dan memahami secara rinci tentang persyaratan apa saja sebelum
perusahaan Anda menjalankan sistem IPO. Lanjut ke pembahasan utama yaitu konsekuensi
yang akan ditanggung oleh perusahaan yang melakukan IPO.

a. Perusahaan harus siap dengan keterbukaan informasi

b. Setiap perusahaan yang telah go public harus merubah semua tatanan perihal
peraturan perusahaan menjadi lebih formal

c. Wajib untuk menaati peraturan yang dibuat oleh pihak pasar modal

d. Harus siap untuk membangun perusahaan ke arah yang lebih positif

e. Berkewajiban untuk membayar angsuran yang telah dibebankan

Keterbukan ini harus menuntun tujuan bagi perusahaan agar lebih meningKatkan hal
profesionalisme kerja. Selain itu perusahaan juga harus siap dengan pemberitaan yang
mungkin saja akan beredar lantaran perusahaan Anda akan lebih sering tersiar ke publik
luas seperti media massa seperti koran dan televisi.

Konsekuensi yang dibenakankan ini bukan berarti memberatkan ya. Semua bertujuan untuk
menjalankan kewajiban yang memang sudah disepakati sebelumnya. Dengan menjalankan
proses IPO dengan baik, maka bukan tidak mungkin perusahaan Anda dapat masuk dalam
seleksi Bursa Efek Indonesia bahkan berada pada papan atas bursa efek.

4. Bagaimana tahapan-tahapan yang harus dilakukank dalam Initial Public Offering (IPO)?

2
Tahap pertama adalah penelaahan. Penelaahan dilakukan untuk menilai faktor
internal dan eksternal yang akan mempengaruhi kesuksesan dalam melakukan
Penawaran umum perdana. Penelaahan akan membantu memahami posisi
perusahaan, masa depan serta prospek bisnis perusahaan.

Persiapan:

1. RUPS dan Persetujuan pemegang saham


2. Restrukturisasi/perubahan anggaran dasar dari PT tertutup menjadi PT terbuka
3. Penunjukkan Penjamin Emisi beserta lembaga dan profesi penunjang yang telah
terdaftar di OJK
4. Pencarian calon investor, jika dibutuhkan

Pengajuan pendaftaran:

1. Mempersiapkan persyaratan dokumen yang dibutuhkan.


2. Pengajuan dokumen ke OJK
3. Pemeriksaan dan evaluasi oleh OJK
4. Setelah lengkap maka OJK akan mengeluarkan pernyataan efektif.

Penawaran umum:

Pada tahapan ini, efek yang dikeluarkan oleh perusahaan boleh dipasarkan
kepada masyarakat. Mekanisme penawaran umum ini diatur oleh penjamin emisi.
Masa penawaran umum ini paling kurang 1 hari kerja dan paling lama 5 hari
kerja. Setelah berakhirnya masa penawaran umum, perusahaan dapat melakukan
penjatahan saham kepada investor dalam waktu paling lambat 2 hari kerja setelah
penawaran umum.

Listing di bursa efek Indonesia:

3
Pencatatan dilakukan paling lambat 3 hari kerja setelah tanggal penjatahan.
Perusahaan juga wajib melaporkan laporan hasil penawaran umum kepada
Bapepam-LK selambat-lambatnya 3 hari kerja setelah penjatahan saham.

5. Bagaimana strategi investasi saham di Pasar Primer?

Investasi di saham ketika IPO bisa jadi sangat menguntungkan buat investor, namun
pada faktanya tidak selalu demikian. Beberapa saham yang melakukan penawaran
umum bisa saja naik tajam di hari-hari pertama perdagangan di pasar sekunder, namun
setelah itu terjadi penjualan secara besar-besaran yang menyebabkan harga saham
turun tajam dan tidak bangkit lagi. Mengapa bisa demikian? Strategi beli saham yang
baru listing di Bursa Efek Indonesia, berbeda dengan perusahaan yang sudah lama,
karena belum ada histori harga. Oleh karena itu, perlu sekali memahami prospektus
perusahaan, karena track record dari kinerja perusahaan beserta informasi penawaran
umum akan tercantum di sana. Berikut ini strategi jitu ketika memilih saham di pasar
primer yang prospektif buat investasi kamu.

6. Bagaimana sikap value Investor untuk perusahaan IPO?


Beberapa fakta obyektif soal perusahaan baru IPO:

 Volume penjatahan yang belum pasti


 Kinerja perusahaan pra-IPO belum tentu realistis: kinerja tiga tahun pasca
restrukturisasi, struktur aset yang diperbaiki, perusahaan sehat bisa berutang, utang itu
dibayar dari dana IPO, perusahaan buruk bisa menjadi baik, penjualannya kemudian
pasca IPO justru turun, dan kemudian write-off piutang-piutsng bermasalah
 Apalagi kinerja saham pasca IPO di atas, meski sudah setahun, menurut hemat saya,
masih belum mampu memberi alasan logis. Ada perusahaan yang model bisnisnya
tidak jelas, sahamnya bisa naik ratusan persen. Ada perusahaan dengan model bisnis
jelas dari grup terkemuka, tapi sahamnya turun parah (padahal saat IPO publikasinya
jelas, laporan keuangan, tahunan, semua ada)

Kami percaya tidak layak mengejar potensi kenaikan saham dari saham IPO karena banyak
faktor abu-abu. Apalagi, bumbu spekulasinya terlalu tinggi. Sebagai investor nilai, kami tetap
percaya kinerja saham seperti timbangan perusahaan, sama saja bagi IPO atau saham lama.
4
Kami justru senang dengan saham yang sudah terdaftar 5 tahun di bursa karena kinerja
perusahaan dan kredibilitas manajemen justru sudah teruji di sana.

7. Apakah perusahaan yang masih rugi dapat melakukan go public?

Perusahaan yang masih mengalami kerugian dapat melakukan go public dan mencatatkan


sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pencatatan saham akan dilakukan di Papan
Pengembangan. Untuk dapat menarik minat investor, perusahaan yang masih mengalami
kerugian perlu meyakinkan investor dengan prospek yang menjanjikan, yang dituangkan
dalam prospektus.

Go public juga dapat dilakukan perusahaan pertambangan mineral dan batubara yang belum
beroperasi namun telah menyelesaikan eksplorasi, memiliki ijin operasi produksi, memiliki
sertifikat clear and clean dari Dirjen Mineral dan Batubara, memiliki laporan
cadangan mineral/batubara, studi kelayakan, dan memenuhi persyaratan lainnya yang diatur
Bursa Efek Indonesia.

Masing-masing perusahaan memerlukan waktu yang berbeda untuk mempersiapkan go


public. Kebanyakan perusahaan memerlukan waktu antara 3 sampai 12 bulan. Lamanya
waktu yang diperlukan tergantung dari besaran penawaran umum, kompleksitas bisnis dan
struktur perusahaan serta kesiapan laporan keuangan dan proyeksi keuangan,
kebutuhan restrukturisasi sebelum go public, kelengkapan dokumen perusahaan, dll.

8. Kenapa Perusahaan Melakukan IPO?

Jawaban: Ada banyak alasan yang bisa diungkap di balik alasan perusahaan melakukan IPO.
Namun alasan yang paling penting adalah beberapa manfaat berikut:

Mengakses pendanaan dalam jangka panjang. Ini adalah alasan utama untuk IPO. Pemodalan
dari pasar modal bisa dimanfaatkan untuk membiayai ekspansi agar perusahaan makin
tumbuh, untuk membayar utang, atau investasi/akuisisi lainnya. Ada banyak pendanaan
lanjutan pasca IPO, misalnya: right issue, penerbitan surat utang, dan skema lain. Perusahaan
publik akan punya posisi kuat dan lebih disukai dalam pendanaan lanjutan karena telah
terbuka.

5
Memperbaiki tata kelola perusahaan. Ini alasan paling disebut oleh regulator dan pihak luar.
Tata kelola perusahaan makin baik artinya administrasi, evaluasi, dan penilain berjalan
lancar. Dengan IPO perusahaan dipantau oleh publik dan regulator. Kalau ada keterlambatan
pelaporan ada sanksi, bahkan denda. Prosedur berjalan tertib untuk mematuhi aturan dan
regulasi. Hal lain yang bisa dirasakan, IPO bisa mempertahankan keberlangsungan usaha
khususnya untuk perusahaan keluarga di generasi kedua atau ketiga, langkah IPO bisa
membantu menyelamatkan perusahaan agar terus survive.

Meningkatkan citra perusahaan. Menjadi perusahaan terbuka ada harapan perusahaan lebih
sering diliput oleh media, baik cetak atau online. Tanpa mengeluarkan biaya relasi publik
yang besar, citra perusahaan, produknya, kinerjanya, bisa diungkap ke publik sehingga
perusahaan makin dikenal.

Insentif pajak khusus. Untuk perusahaan terbuka yang 40% sahamnya tercatat dan
diperdagangkan di bursa akan perusahaan mendapat insentif pajak 5% lebih rendah dari tarif
pajak Pph Wajib Pajak Badan dalam negeri. (Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2013 Tentang Penurunan
Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri Yang Berbentuk Perseroan
Terbuka)

Meningkatkan nilai perusahaan. Ini adalah manfaat lain yang diincar investor inti perusahaan
itu. Bila sebelumnya nilai perusahaan hanya menjadi milik investor, pasca IPO nilainya bisa
dibayar mahal oleh publik jika perusahaan dianggap bagus dan punya prospek. Investor inti
bisa cashing out atau exit dari investasinya di perusahaan.

Menghindari terkaman oknum dalam rezim pemerintah otoriter. Misalnya, pengesahan


regulasi untuk perusahaan akan dihambat jika saham perusahaan tidak dialihkan ke seorang
oknum dari rezim otoriter. Saya pernah tahu kisah ini pada era orde baru lalu.

9. Apakah perusahaan perlu memenuhi syarat angka minimal tertentu terkait jumlah aset,
ekuitas, penjualan, atau keuntungan?

Jawaban: Tidak ada persyaratan dimaksud. Terkait dengan persyaratan angka-angka dalam
laporan keuangan, perusahaan perlu memenuhi ketentuan batas minimal aset berwujud bersih
atau net tangible asset (NTA) sebesar minimal Rp5 miliar. NTA dihitung dari total aset

6
dikurangi dengan aset tak berwujud, aset pajak tangguhan, total liabilitas dan kepentingan
non pengendali.

10. Berapa dana minimal dan maksimal yang bisa diperoleh melalui go public?

Jawaban: tidak ada batasan dana yang dapat diperoleh dari go public. Dana yang diperoleh
perusahaan akan tergantung dari jumlah saham yang ditawarkan kepada investor dan harga
saham. Perusahaan dapat memperhitungkan kebutuhan dana untuk rencana bisnis perusahaan
dan seberapa banyak pemegang saham pendiri bersedia untuk mengurangi persentase
kepemilikannya.

Anda mungkin juga menyukai