Anda di halaman 1dari 6

Alat Bantu Penangkapan Ikan

Oleh : Budi Santoso, S.St.Pi

Alat Bantu Penangkapan Ikan, yang selanjutnya disebut


ABPI, adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan ikan dalam kegiatan penangkapan
ikan. Alat Bantu Penangkapan Ikan terdiri dari :
1.    Rumpon;
Rumpon  merupakan alat bantu untuk mengumpulkan
ikan dengan menggunakan berbagai bentuk dan jenis
pemikat/atraktor dari benda padat yang berfungsi
untuk memikat ikan agar berkumpul. Rumpon  terdiri
dari: a.rumpon hanyut, merupakan rumpon yang
ditempatkan tidak menetap, tidak dilengkapi dengan
jangkar dan hanyut mengikuti arah arus; dan b.rumpon
menetap, merupakan rumpon yang ditempatkan
secara menetap dengan menggunakan jangkar
dan/atau pemberat, terdiri dari:
1) Rumpon permukaan, merupakan rumpon menetap
yang dilengkapi atraktor yang ditempatkan di kolom
permukaan perairan untuk mengumpulkan ikan
pelagis; dan
2) Rumpon dasar, merupakan rumpon menetap yang
dilengkapi atraktor yang ditempatkan di dasar perairan
untuk mengumpulkan ikan demersal.
2.  Global Positioning System (GPS)
    Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya
sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik.
Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan
sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima
oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk
menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu.
Sistem yang serupa dengan GPS anatara lain GLONASS
Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.

3. Kompas
     Kompas adalah alat navigasi
untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan
medan magnet bumi secara akurat. Kompas
memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat
membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin
yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan
barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam
dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam
menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan
perdagangan maritim dengan membuat perjalanan
jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia
masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk
menentukan arah.
 

4. Sonar
        Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound
navigation and ranging), merupakan istilah Amerika
yang pertama kali digunakan semasa Perang Dunia,
yang berarti penjarakan dan navigasi suara, adalah
sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara
dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan
air lainnya. Sementara itu, Inggris punya sebutan lain
untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection
Investigation Committee).
          Sonar merupakan sistem yang menggunakan
gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan
dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi
obyek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah
laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk
mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi
kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan
penyelaman, dan komunikasi di laut.

 
5. Lampu
Pemanfaatan cahaya untuk alat bantu penangkapan
ikan dilakukan dengan memanfaatkan sifat fisik dari
cahaya buatan itu sendiri. Masuknya cahaya ke dalam
air, sangat erat hubungannya dengan panjang
gelombang yang dipancarkan oleh cahaya tersebut.
Semakin besar panjang gelombangnya maka semakin
kecil daya tembusnya kedalam perairan.

Dengan sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh cahaya dan


kecenderungan tingkah laku ikan dalam merespon
adanya cahaya, nelayan kemudian menciptakan cahaya
buatan untuk mengelabuhi ikan sehingga melakukan
tingkah laku tertentu untuk memudahkan dalam
operasi penangkapan ikan. Tingkah laku ikan kaitannya
dalam merespon sumber cahaya yang sering
dimanfaatkan oleh nelayan adalah kecenderungan ikan
untuk berkumpul di sekitar sumber cahaya.
Untuk tujuan menarik ikan dalam luasan yang seluas-
luasnya, nelayan biasanya menyalakan lampu yang
bercahaya biru pada awal operasi penanggkapannya.
Hal ini disebabkan cahaya biru mempunyai panjang
gelombang paling pendek dan daya tembus ke dalam
perairan relatif paling jauh dibandingkan warna cahaya
tampak lainnya, sehingga baik secara vertikal maupun
horizontal cahaya tersebut mampu mengkover luasan
yang relatif luas dibandingkan sumber cahaya tampak
lainnya.
Setelah ikan tertarik mendekati cahaya, ikan-ikan
tersebut kemudian dikumpulkan sampai pada jarak
jangkauan alat tangkap (catchability area) dengan
menggunakan cahaya yang relatif rendah frekuensinya,
secara bertahap. Cahaya merah digunakan pada tahap
akhir penangkapan ikan
Berkebalikan dengan cahaya biru, cahaya merah yang
mempunyai panjang gelombang yang relatif panjang
diantara cahaya tampak, mempunyai daya jelajah yang
relatif terbatas. Sehingga, ikan-ikan yang awalnya
berada jauh dari sumber cahaya (kapal), dengan
berubahnya warna sumber cahaya, ikut mendekat ke
arah sumber cahaya sesuai dengan daya tembus
cahaya merah. Setelah ikan terkumpul di dekat kapal
(area penangkapan alat tangkap), baru kemudian alat
tangkap yang sifatnya mengurung gerombolan ikan
seperti purse seine, sero atau lift nets dioperasikan dan
mengurung gerakan ikan. Dengan dibatasinya gerakan
ikan tersebut, maka operasi penangkapan ikan akan
lebih mudah dan nilai keberhasilannya lebih tinggi.

Sumber : http://syaifudin.com/alat-bantu-
penangkapan-ikan

Anda mungkin juga menyukai