Anda di halaman 1dari 3

Kisah Rasulullah dan Pengemis Yahudi Buta

REDAKSI

REDAKSI

Minggu, 26 Mei 2019

kasih sayang nabi muhammad

Gurun Pasir. Foto : Ist

KANALINSPIRASI.com – Bagaimana cara berbuat baik kepada semua orang dan memandangnya
dengan kasih sayang, Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladannya. Berkat keluhuran akhlak Nabi
SAW, orang-orang berbondong-bondong masuk Islam dan mengikuti ajarannya.

Dikisahkan, di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta apabila ada orang
yang mendekatinya ia selalu berkata, “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad. Dia itu orang gila,
dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya”.

BACAAN LAINNYA

Ramadhan, Bulan Memperbanyak SilaturahimHikmah Lapar dan Mendidik Nafsu saat Puasa bulan
RAMADHAN

Hari demi hari pengemis Yahudi itu mencela Rasulullah. Kejadian itu terus berlangsung di pojok
Pasar Madinah. Sebagai Nabi yang diberi wahyu, Rasulullah tentu tahu apa yang dilakukan pengemis
Yahudi buta itu.

Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah
kata pun Rasulullah menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu. Saat Rasulullah
menyuapinya, si pengemis Yahudi itu tetap berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama
Muhammad.

Rasulullah SAW menyuapi pengemis Yahudi itu hingga menjelang beliau wafat. Setelah kewafatan
Rasulullah, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari sahabat Nabi, Abu Bakar RA berkunjung ke rumah putrinya Aisyah RA yang juga istri
Rasulullah. Beliau bertanya kepada putrinya, “Anakku, adakah sunnah kekasihku (Nabi Muhammad)
yang belum aku kerjakan?”

Aisyah menjawab ayahnya, “Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu
sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja”. “Apakah Itu?”, tanya Abu Bakar.

“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk
seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana,” kata Aisyah.

Keesokan harinya, Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada
pengemis itu. Abubakar mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya.Ketika
Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, “Siapakah kamu?”. Abu Bakar
menjawab, “Aku orang yang biasa”.

“Bukan!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, jawab si pengemis buta itu.
“Apabila ia datang kepadaku, tangan ini tidak susah memegang dan mulut ini tidak susah untuk
mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu
dihaluskannya makanan itu dengan mulutnya. Setelah itu ia berikan padaku,” kata pengemis itu
melanjutkan perkataannya.

Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku
memang bukan orang yang biasa datang pada mu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang
yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar
cerita Abu Bakar, ia pun menangis sedih dan kemudian berkata, benarkah demikian?

“Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia
mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia. Pengemis Yahudi buta itu
akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar.

Demikian kisah Rasulullah dengan pengemis Yahudi buta yang begitu menyentuh hati. Nabi
Muhammad SAW mengajarkan kepada kita betapa kelembutan akhlak dan budi pekerti yang baik
dapat mendatangkan kebaikan kepada orang lain.
The story of the prophet and the blind Jewish beggar

Many years ago, on the corner of medina's market, al-munaw, there was a blind Jewish beggar. When
anyone approached him, he always said, "o brother, don't go near Muhammad. He is a madman, liar,
and sorcerer. If you approach him, you will be influenced."

Day after day, he denounced the prophet. Each morning the prophet came to him and bring food.
Without saying a word, the prophet fed the beggar. When the prophet fed him, the Jewish beggar kept
telling not to approach a man named Muhammad.

The prophet kept feeding the Jewish beggar until he died. After the prophet passed away, no one else
brought food to the blind Jew beggar.

One day, the prophet's friend Abu Bakar visited the home of his daughter “Aisyah” who was also the
wife of the prophet. He asked his daughter, "My daughter, is there any beloved sunshine I have not
yet done?"

Aisyah answered her father, "Father you have done all the sunnah except one sunnah."

"What is it? ", asked Abu Bakar.

"Every morning the prophet always come to the corner of the market and bring food to a blind jewish
beggar there," said Aisyah.

Next day, Abu Bakar went to the market and bring food to give to give to the beggar. He approached
the beggar and gave him the food. When Abu Bakar started to feed him, the beggar angrily shouted:
"Who are you?" Abu Bakar replied, "I am a man."

"No! , you are not the one who come to me as usual, " replied the blind beggar.

"If he comes to me, my hand can easily hold and my mouth can easily chew. The man who come to
me always feed me, but firstly he will refine the food with his mouth. Then he will give the food to
me." the beggar continued his words.

Abu Bakar could not hold his tears. He cried and said to the beggar, “I am not the one who come to
you as usual. I’m one of his friend. The greatest person has passed away. He is the prophet
Muhammad.”

After hearing Abu Bakar, the Beggar started to cry.

"I always insulted him, maligned him, but he never gets mad with me, he comes at me with food
every morning, he's so noble. Finally, the blind Jew beggar recite syahadah in front of Abu Bakar.

The story of the prophet Muhammad with a blind Jewish beggar was so touching. The prophet taught
us how chastity and good manners can bring good to others.

Anda mungkin juga menyukai