Narator : Alkisah, di sudut pasar Madinah Al-Munawaroh terdapat seorang Pengemis buta
yang merupakan seorang Yahudi. Dia hidup seorang diri namun sangat membenci Rasulullah SAW.
Pengemis buta : “Wahai, Saudaraku! Jangan sekalipun kau dekati, Muhammad. Muhammad itu
seorang penyihir, dia gila, dia adalah pembohong.”
Narator : Begitulah kebiasaan Pengemis buta Yahudi tersebut. Setiap hari dia selalu
mengatakan kepada orang-orang yang menghampirinya tentang Rasulullah SAW adalah seorang
penyihir dan sebagainya. Datanglah seseorang yang memberikan recehan kepada Pengemis buta.
Namun Pengemis buta itu kembali menghasud dengan mengatakan bahwa Muhammad Rasulullah
SAW adalah penyihir.
Pengemis buta : “Saudaraku, Muhammad adalah penyihir. Jangan sekali-kali kau dekati dan
dengarkan perkataan Muhammad, karena kau akan dipengaruhinya.”
Pengemis buta : “Tidak. Tapi aku mendengar dari seseorang bahwa Muhammad adalah orang gila,
pembohong. Maka jangan kau dekati dia.”
Pengemis buta : "Tentu, dia adalah penyihir yang kejam. Jadi, ingatlah kata - kataku. Jangan pernah
kau dekati dia."
Pengemis buta : “Saudaraku, jangan sekalipun kau dekati Muhammad, apalagi mendengarkan
perkataannya. Muhammad adalah pembohong. Muhammad adalah orang gila!”
Pengemis buta : "Muhammad memang seorang pembohong. Kau harus percaya itu!"
#Lampu panggung berganti beberapa detik terang sebagai pertanda siang hari, lalu beberapa detik
redup pertanda malam hari.
Narator : Setiap pagi Rasulullah SAW mendatangi Pengemis buta dan menyuapinya makanan
yang lezat. Rasulullah SAW menyuapi Pengemis buta dengan sangat lembut namun tanpa berkata
apa-apa. Pengemis buta bertanya kepada seseorang yang menghampirinya setiap kali Rasulullah
SAW selesai menyuapinya makan.
Pengemis buta : “Saudaraku, apakah kau mengenal orang yang menyuapiku tadi?”
Saudara 1 : “Tidak!”
Pengemis buta : “Dia menyuapiku dengan makanan yang lezat setiap hari. Mungkin wajahnya pun
tampan setampan hatinya. Tidak seperti Muhammad, dia seorang pembohong, dia seorang
penyihir.”
Narator : Kebiasaan menyuapi makan pagi Pengemis buta Yahudi ini Rasulullah SAW lakukan
di hari-hari menjelang wafatnya. Pada akhirnya Rasulullah sakit dan malaikat maut pun menghampiri
Rasulullah
Rasulullah : “Waalaikassalam ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk
mencabut nyawaku?”
Malaikat Maut menjawab : “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika Rasulullah
izinkan akan saya lakukan. Jika tidak, saya akan pulang. Itu yang di perintahkan kepadaku"
Narator : malaikat maut pun mencabut nyawa Rasulullah, Ketika roh Rasulullah sampai di pusat
perut, Rasulullah berkata,
Kemudian Rasulullah SAW wafat yang berarti kedukaan bagi seluruh umat Islam. Pengemis buta
Yahudi pun tidak bisa lagi menikmati makan pagi yang biasanya Rasulullah SAW bawakan.
Suatu hari sahabat Rasulullah SAW sekaligus mertuanya, Abu Bakar RA mengunjungi Aisyah RA. Abu
Bakar RA hendak bertanya kepada istri Rasulullah SAW tersebut.
Abu Bakar RA : “Ya, Aisyah anakku! Adakah sunnah kekasihku, Rasulullah SAW yang belum aku
kerjakan?”
Aisyah RA : “Wahai ayahku, engkau adalah seorang ahli sunnah, hampir tidak ada satu pun
sunnah Rasulullah SAW yang belum pernah ayah lakukan kecuali satu sunnah saja.”
Aisyah RA : “Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan
makanan untuk Pengemis buta Yahudi yang ada di sana hingga menyuapinya.”
Aisyah RA : "Rasulullah SAW tidak pernah lupa untuk melakukan hal baik di setiap waktu hidupnya,
Ayah."
Abu Bakar RA : "Benar, anakku. Sungguh mulia hati kekasih Allah, Muhammad."
Aisyah RA : "MasyaAllah"
Abu Bakar : "Kalau begitu, aku akan melaksanakan sunah itu. Terima kasih, anakku. Kau telah
memberi tahu ayah."
#Pengemis buta Yahudi masuk lagi ke panggung. Kemudian Abu Bakar RA menyusul dengan
membawa semangkuk makanan.
Narator : Abu Bakar RA pun mulai menyuapi Pengemis buta Yahudi demi mengikuti sunnah
Rasulullah SAW.
Pengemis buta : “Bukan! Kau bukan orang itu. Ia datang kepadaku sambil lebih dulu menuntun
tanganku untuk memegang tangan kanannya sehingga aku tahu kapan aku harus membuka mulut.”
Narator : Abu Bakar RA semakin terharu dengan cerita itu, hingga kemudian menangis.
Abu Bakar RA : “Aku memang bukan orang itu. Aku hanyalah sahabatnya.”
Abu Bakar RA : “Orang mulia itu telah tiada. Dia adalah Muhammad, Rasulullah SAW.”
Narator : Pengemis buta terkejut bukan main. Ia tidak menyangka orang yang selama ini
menyuapinya makanan dengan lembut dan penuh kasih sayang adalah Muhammad Rasulullah SAW.
Pengemis buta : (Menyesal sambil tersedu-sedu.) “Benarkah perkataanmu? Padahal selama ini aku
menghinanya, mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang pembohong, penyihir.”
Pengemis buta : “Aku menyesal telah menghina Muhammad yang ternyata penuh kasih sayang
kepadaku tak pernah sedikit pun berlaku kasar padaku. Padahal aku melecehkan dan menghinanya
di depannya langsung.”
Narator : Begitulah Pengemis buta Yahudi menyesali perbuatannya. Ia sangat menyesal sambil
menangis tersedu-sedu. Hingga kemudian Pengemis buta Yahudi bersyahadat di hadapan Abu Bakar
RA.
Dan kisah Rasulullah SAW dan Pengemis buta Yahudi pun selesai.
Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran penting yakni sifat Rasulullah SAW yang penyabar dan
penyayang kepada setiap orang sekalipun orang tersebut mencela dan menghinanya sehingga
kemudian sifat penyayang Rasulullah SAW membuat Pengemis buta Yahudi malah berbalik
menghormati dan menyayangi Rasulullah SAW. Bukan itu saja Rasulullah SAW juga peduli kepada
seluruh umat Islam
#Seluruh pemain naik ke panggung dan mengucapkan terima kasih kepada penonton.