Anda di halaman 1dari 2

Nabi Muhammad dan Keteladanannya

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.


Hamdan wa syukran lillah
Bapak/Ibu Dewan juri dan kawan- kawan peserta lomba OASIS Cabang lomba Cerita Islami yang
saya sayangi Apa kabar semua? masih semangat?
“ Wahai Kawan semua pada kesempatan yang berbahagia ini saya ingin
menyampaiakan sebuah kisah teladan Nabiallah Muhammad Saw. semoga kisah ini
menjadikan banyak hukmah kepada kita semua.
Sebagai umat muslim, harus memiliki motivator dan panutan kelak menginspirasi rona
kehidupan sehingga mewarnai jalan dakwah kita. Salah satu inspirator seluruh umat muslim
adalah Nabi Muhammad SAW sang motivator handal yang patut untuk dijadikan role
model. Terdapat banyak nilai kehidupan, kebaikan, dan kisah tauladan yang dapat kita
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi pribadi lebih baik.
Inilah kisahnya…..
Pada zaman dahulu ada seorang pengemis yahudi buta yang sangat membenci Nabi Muhammad.
Setiap ada orang yang mendekati ia itu selalu menjelek-jelekkan Nabi Muhammad.
“Muhammad itu gila, pendusta, Muhammad itu penyihirrr,,berhati-hatilah !” Teriak pengemis
buta itu dengan suara yang menggelegar.
Pengemis itu melarang semua orang untuk mendekati Nabi Muhammad Saw. Ia begitu
bersemangat menebarkan kebencian-kebencian itu.
Tahukah kalian, apa yang dilakukan Nabi kita Muhammad Saw?
Setiap pagi Nabi Muhammad selalu menghampirinya untuk menyuapi dirinya makanan. Dengan
lembut beliau memasukkan makanan dengan tangannya dan ketika menerima suapan, pengemis
itu terus berbicara menjelek-jelekkan Nabi Muhammad. Dia tidak mengetahui bahwa Nabi
Muhammad sedang menyuapi didepannya.
“Hei, kau yang selalu datang kepadaku, yang selalu baik kepadaku, janganlah kau dekat-dekat
dengan Muhammad, dia itu tukang sihir, dia itu gila, celakalah jika kau mendekatinya” kata
pengemis itu.
Senyum indah Nabi Muhammad merekah ketika pengemis buta itu berkata demikian. Bencikah
Nabi Muhammad kepada pengemis itu? Tidak. Nabi Muhammad tidak benci dan marah
sedikitpun pada pengemis itu.
Hingga suatu waktu, Nabi Muhammad tidak datang kembali untuk menyuapi pengemis buta itu
dan tergantikan oleh sahabat Rasulullah yaitu Abu Bakar As-Shidiq.

Pengemispun berkata “ Kau bukan yang biasa menyuapiku. Aku hanya ingin dia yang
menyuapiku” Seketika sang pengemis hanya ingin disuapi oleh seseorang sebelumnya dan rasa
nyaman dan sayang mengisi hatinya.
Kemudian satu sahabat terbaik Nabi Muhammad SAW itupun berkata,
“Memang, benar, Aku bukan orang yang biasa datang membawa makanan dan memberimu
suapan atas makanan itu. Aku memang tidak bisa selemah lembut orang itu.” Kata Abu Bakar.
“Ketahuilah bahwa Aku adalah salah satu sahabat orang yang setiap hari menyuapimu tersebut.
Orang yang dulu biasa ke sini dan memberimu makan dan menyuapimu telah wafat. Aku hanya
ingin melanjutkan amalan yang ditinggalkan orang tersebut, karena Aku tidak ingin melewatkan
satu pun amalannya setelah kepergiannya.”
Lalu si pengemis buta Yahudi tersebut terdiam sejenak dan bertanya kepada Abu Bakar “Siapa
orang yang selama ini memberiku makan dan juga menyuapiku?”
“Ketahuilah, bahwa Ia adalah Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang
yang setiap hari kau hinakan dan kau rendahkan di depan orang banyak” Jawab Abu Bakar
kepada pengemis buta itu
Seketika pengemis Yahudi yang buta itu tertegun dan kaget terngiang, tak ada kata yang keluar
dari mulutnya namun tampak bibirnya bergetar. Air mata pengemis buta itu perlahan membasahi
pipinya yang mulai berkeriput tua.
Si pengemis buta tersadar, betapa orang yang selama ini ia hinakan justru memperlakukannya
dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Lantas pengemis tersebut merasa lebih hina dari
apapun yang ada di dunia ini.
Ia seraya berkata
“Selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya, bahkan saat Muhammad ada di sampingku
sedang menyuapi aku. Tapi dia tidak pernah memarahiku. Dia malah dengan sabar melembutkan
makanan yang di masukkan ke dalam mulutku. Dia begitu mulia”. Kata pengemis buta dalam
isakannya.
Lantas seketika saat itu juga, Si Pengemis Yahudi buta segera bersaksi di hadapan Abu Bakar
Ash Shiddiq. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah Muhammadar Rasulullah.’
Kawan- kawan yang saya sayangi.
Itulah salah satu kisah tentang keteladanan Nabi Muhammad Saw. Yang dapat kita contoh
ketabahan, kelembutan dan keikhlasan beliau dalam kebaikan. Semoga dengan kisah ini kita bisa
mengambil Ibrah atau hikmahnya.
Terima kasih dan mohon maaf jika ada tutur kata yang kurang berkenan.
Wassalamualaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai