Anda di halaman 1dari 4

KISAH NABI MUHAMMAD SAW YANG MENGINSPIRASI

Tokoh sejarah yang sangat terkenal terutama di dunia Islam yaitu Nabi Muhammad
SAW. Beliau merupakan tokoh sejarah yang paling utama membawa agama Islam di dunia.
Beliau juga merupakan manusia pilihan yang kisah hidupnya menjadi suri teladan umat Islam di
seluruh dunia. Di mana semua perkataan dan perbuatan beliau merupakan kebaikan yang
membawa petunjuk bagi umat Islam. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam
surat Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut.

‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.” (QS Al Ahzab : 21).

Ada begitu banyak kisah yang menginspirasi dari hidup Rasulullah SAW yang bisa
diteladani umat muslim begitupun oleh saya sendiri. Beberapa perilaku Nabi Muhammad SAW
yang sangat menginspirasi saya adalah pertama, ketika Nabi Muhammad sedang menyebar
luaskan Agama Islam atau berdakwah ke seluruh dunia, banyak yang membenci beliau sampai
menzholimi beliau dan beliau selalu membalasnya dengan lemah lembut serta tidak pernah
marah apalagi zholim terhadap semua manusia di dunia ini.

Lemah Lembut

Nabi Muhammad SAW adalah seorang berhati mulia yang senantiasa lemah lembut
terhadap sesama, bahkan pada seorang yang selalu menghinanya. Dikisahkan dalam sebuah
cerita, suatu hari pernah ada seorang pengemis Yahudi buta yang menetap di sebuah pasar di
Madinah. Bukan hanya mengemis, ia juga selalu berseru sumpah serapah dan menghina Nabi di
hadapan orang-orang yang lewat di pasar tersebut. “Jangan dekati Muhammad! Jauhi dia! Jauhi
dia! Dia orang gila. Dia itu penyihir. Jika kalian mendekatinya maka kalian akan terpengaruh
olehnya.” Pengemis itu hampir setiap hari ditemani oleh seorang di sisinya. Orang tersebut
dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang menyuapinya. Mendengar hinaan tersebut, orang
yang menyuapi si pengemis hanya terdiam dan terus menyuapinya makanan ke hingga habis.
Sampai suatu hari si pengemis buta Yahudi itu tidak lagi ditemani oleh orang yang biasa
menyuapinya. Kemudian datanglah seorang yang lain dan menyuapinya. Orang lain tersebut
ialah Abu Bakar Ash Shiddiq sahabat Rasulullah SAW. Ketika mendengar sumpah serapah
pengemis tersebut kepada nabi, hati dan kepala Abu Bakar mendidih mendengarnya, namun ia
menahan amarahnya. Kemudian si pengemis berkata “Kau bukan orang yang biasa memberiku
makanan,” hardik si pengemis buta.“Aku orang yang biasa,” kata Abu Bakar. “Tidak. Kau
bukan orang yang biasa ke sini untuk memberiku makanan. Apabila dia yang datang, maka tak
susah tangan ini memegang dan tak susah mulutku mengunyah. Dia selalu menghaluskan
terlebih dahulu makanan yang akan disuapinya ke mulutku,” sangkal si pengemis buta kepada
Abu Bakar.

Mendengar perkataan pengemis buta tersebut, Abu Bakar tak kuasa membendung rasa
harunya. Air matanya tumpah tak tertahankan, beliau menangis sampai terisak-isak. “Memang
benar, aku bukan orang yang biasa datang membawa makanan dan memberimu suapan atas
makanan itu. Aku memang tidak bisa selemah lembut orang itu”. “Ketahuilah bahwa Aku
adalah salah satu sahabat orang yang setiap hari menyuapimu tersebut. Orang yang dulu biasa
ke sini dan memberimu makan dan menyuapimu telah wafat. Aku hanya ingin melanjutkan
amalan yang ditinggalkan orang tersebut, karena Aku tidak ingin melewatkan satu pun
amalannya setelah kepergiannya,” lanjut Abu Bakar. Kemudian si pengemis buta tersebut
terdiam sejenak dan bertanya siapa orang yang selama ini memberinya makan dan juga
menyuapinya. Kemudian Abu Bakar menjawab, “Ketahuilah, bahwa Ia adalah Muhammad,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang setiap hari kau hinakan dan kau
rendahkan di depan orang banyak di pasar ini.”

Mendengarnya, si pengemis buta itu tertegun. Kemudian bibirnya bergetar dan air
matanya tumpah membahasi pipinya yang mulai keriput. Si pengemis buta tersadar, betapa orang
yang selama ini ia hinakan justru memperlakukannya dengan lemah lembut dan penuh kasih
sayang. Ia justru malah merasa lebih hina dari apapun yang ada di dunia ini.“Selama ini aku
telah menghinanya, memfitnahnya, bahkan saat Muhammad ada di sampingku sedang menyuapi
aku. Tapi dia tidak pernah memarahiku. Dia malah dengan sabar melembutkan makanan yang
di masukkan ke dalam mulutku. Dia begitu mulia.” Kata pengemis buta dalam tangisnya.
Seketika itu juga, pengemis Yahudi buta itu kemudian masuk Islam. Ia bersaksi di hadapan Abu
Bakar Ash Shiddiq, mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah. Muhammadar
Rasulullah.’ Si pengemis buta memilih memeluk Islam setelah cacian dan sumpah serapahnya
kepada nabi Muhammad SAW dibalas dengan kasih sayang yang tulus.

Tidak Suka Menyimpan Uang

Nabi Muhammad SAW adalah seorang ahli sedekah yang tidak pernah tamak dan
serakah pada harta. Bahkan ia hidup sederhana dan tidak suka menimbun harta atau uang di
rumahnya. Sebagaimana dikisahkan dalam kisah berikut. Saat kondisi kesehatan Rasulullah
SAW semakin memburuk karena sakit yang beliau derita, Beliau bertanya pada Aisyah Ra
tentang uang yang ia titipkan padanya sebelum ia sakit. Beliau lupa pernah menitipkan uang dan
teringat saat sakit. Rasul bertanya dengan suara parau, “Aisyah, dimana uang yang pernah
kutitipkan padamu sebelum sakit?” tolong kau bagikan uang itu di jalan Allah. Karena aku akan
malu bertemu Allah SWT yang dicintai, sedangkan dirumahnya masih ada timbunan dan
simpanan uang.”

Dari kisah tersebut dapat terlihat betapa Rasulullah SAW adalah seorang yang rendah
hati dan tuma'ninah. Meski sedang sakit dan hidup sederhana, Nabi Muhammad SAW tak pernah
ingin menimbun harta atau memakannya hartanya sendiri. Ia senantiasa selalu berbagi dan
mengingat orang lain.

Waspada dan Taat

Nabi Muhammad SAW adalah manusia di muka bumi yang paling taat kepada Allah
SWT. Meski telah dijamin surga, beliau tetap khusu dalam beribadah dan takut pada Allah SWT.
Beliau juga sangat berhati-hati dan waspada pada apa yang beliau lakukan, termasuk pada apa
yang beliau makan dan minum. Pernah dikisahkan dalam sebuah cerita, pada suatu malam
Aisyah RA mendapati Rasulullah SAW tidak bisa tidur dan hanya membolak-balik tubuhnya
diatas ranjang penuh dengan kegelisahan. Ia pun bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa tidak
tidur semalaman?” Rasulullah lalu menjawab, “Hari ini aku menemukan sebuah kurma di
tengah jalan, kemudian aku ambil buah itu dan memakannya karena aku pikir lebih baik
dimakan daripada busuk dan terbuang sia-sia, sekarang aku merasa gelisah karena siapa tahu
jika kurma yang kumakan itu termasuk harta sedekah.”
Dari kisah tersebut kita dapat mengetahui bahwa Rasulullah SAW memiliki sifat yang
hati-hati dan waspada akan sesuatu yang bukan menjadi miliknya. Ia sangat teliti dan tegas
dalam menerapkan hukum, bahkan hanya untuk sebiji kurma yang ditemukannya di jalan. Nah,
itulah tiga kisah hidup Rasulullah yang bisa dijadikan suri teladan bagi semua umat Islam.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah-kisah Rasulullah tersebut dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai