Anda di halaman 1dari 3

Menjenguk orang sakit merupakan kemuliaan yang sangat dianjurkan oleh Baginda Rasulullah Saw.

karena dapat menjadi penghibur bagi orang yang sakit tersebut dan memberi motivasi baginya untuk sembuh.
Islam adalah rahmatan lil ‘alamin, rahmat Islam ini mencakup semua sisi kehidupan, diantaranya rahmat
Islam terhadap orang-orang yang lemah dan sakit.
Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, sebagai wujud peduli kita terhadap sesame
manusia, dan terdapat keutamaan yang agung, serta pahala yang sangat besar, dan merupakan salah satu hak
setiap muslim terhadap muslim lainnya. Diriwayatkan dalam hadis dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Saw.
bersabda:”Beliau Saw. bersabda“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima (1) menjawab salam, (2)
menjenguk orang sakit, (3) mengantar jenazah, (4) memenuhi undangan, dan (5) mendoakan yang bersin”
(HR. Bukhari, no 1240, dan muslim no. 2162)
Selain itu menjenguk orang sakit, ternyata memiliki keutamaan yang sangat luas serta manfaat yang luar
biasa. Salah satu diantarannya yaitu didoakan oleh 70.000 malaikat pada hari itu juga. Dan limpahan rahmat
Allah Swt. yang luas untuk kita. Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah Saw.
bersabda: “Barangsiapa menjenguk orang sakit maka berserulah seorang penyeru dari langit (malaikat),
bagus engkau, bagus perjalananmu, dan engkau telah mempersiapkan tempat tinggal dalam surga“. Namun
sayangnya banyak sekali orang yang tidak menghiraukan hal ini. Bahkan mereka hanya mau menjenguk jika
yang sakit tersebut mengetahui kedatangannya. Sebagian besar orang sudah mengetahui begitu utamanya
menjenguk orang sakit namun mereka tidak paham dengan adab-adab menjenguk orang sakit, sehingga banyak
orang sakit saat dijenguk merasa kurang nyaman dengan kedatangannya. Oleh karena itu selayaknya bagi kita
memahami adab-adab menjenguk orang sakit dan mengamalkannya, semoga kita mendapat hikmah dan
barokahnya.
KISAH RASULULLAH MENJENGUK ORANG YANG SERING MENYAKITINYA
Suatu hari, Rasulullah Saw. akan pergi ke masjid. Seperti biasanya, beliau pun selalu melewati jalan itu
karena konon memang hanya itu jalan satu-satunya. Setiap melewati jalan itu, Rasulullah Saw. dihina,
dicaci, diludahi, bahkan dilempari kotoran oleh seseorang. Nabi Muhammad Saw. berusaha bersabar dan
bersabar.
Malaikat Jibril menawarkan kepada Rasulullah Saw. untuk membalas kelakuan orang itu.
Namun, Rasulullah Saw. berkata,:
“Tak usah ya, Jibril. Sahabat itu belum mengenal Islam. Biarkanlah dia dengan perilakunya.”
Dan terjadilah penghinaan itu terus-menerus.
Namun, hari itu sungguhlah teramat berbeda. Rasulullah Saw. tidak bertemu dengan orang yang biasa
menghinanya. Tak terlihat orang itu duduk dan menunggu Rasulullah Saw. yang biasa lewat jalan itu. Tentu
saja kondisi itu justru mengherankan Rasulullah Saw. Maka, beliau pun berusaha mencari tahu tentang
nasib orang tersebut.
Maka, diketahuilah bahwa orang itu sedang sakit keras. Orang itu tidak bisa bangun dari tidurnya.
Sehari- hari orang itu hanya meringkuk di tempat tidur.
Begitu mendengar kabar itu, Rasulullah Saw. pun bergegas pergi. Beliau pergi untuk menengok orang
yang sedang sakit itu. Sama sekali beliau tidak menghiraukan pengalamannya yang dihina, dicemooh,
dicaci, bahkan disakiti.
Rasulullah Saw. hanya berkeinginan untuk segera bertemu dengan orang itu dan ingin mengetahui
kondisi yang sebenarnya. Setiba di depan pintu rumah orang itu, Nabi Muhammad Saw. segera mengetuk
pintu. Hanya suara lemah yang terdengar. Suara lemah yang menggambarkan bahwa orang yang membalas
salam tersebut dalam keadaan sakit keras. Langsung saja pintu rumah dibukanya. Dan tiba-tiba Nabi
Muhammad Saw. terbelalak ketika melihat kondisi orang itu yang terkulai lemah di ranjangnya.
Ketika mengetahui orang yang menengoknya adalah Rasulullah Saw., orang itu pucat pasi. Keringat
dingin mengucur deras sebagai pertanda rasa ketakutan yang teramat sangat. orang itu ketakutan karena
disangkanya Rasulullah Saw. akan membalas dendam. Semakin Rasulullah Saw. mendekati dirinya, orang
itu semakin pucat pasi.
Ketika sudah berada di sampingnya, tak disangka Rasulullah Saw. meletakkan tangan lembutnya di
dahi orang itu. Lalu, tangan beliau mengusap-usap tangan orang tersebut. Dengan suara lembut,
Rasulullah Saw. bertanya tentang penyakit dan perasaan yang dirasakannya.
Mendengar bahasa halus Rasulullah Saw., orang itu gemetar, perasaannya berkecamuk. Orang itu
tak pernah menyangka bahwa Rasulullah Saw. memiliki watak yang sedemikian mulia. Sama sekali
Rasulullah Saw. tidak menampakkan rasa dendamnya. Justru Rasulullah Saw. memperlihatkan
kepribadiannya yang penyayang dan penyantun. Sungguh perilaku Rasulullah Saw. itu mengetuk hati orang
itu. Tiba-tiba, orang itu mencium tangan Rasulullah Saw. Dengan suara gemetar, orang itu berusaha berkata-
kata :
“Wahai Rasul, ketika engkau akan beribadah, saya selalu mengganggumu. Saya selalu menyakitimu.
Saya selalu berusaha agar kamu tidak dapat beribadah dengan segala caraku. Namun, semua usahaku
ternyata gagal. Hari ini, saya sedang sakit. Tak seorang pun teman-temanku menjengukku. Justru kamu
adalah orang yang pertama menjengukku. Sungguh hatimu teramat mulia. Maka, persaksikanlah wahai
Muhammad, bahwa saya masuk Islam”.

Sumber: http://blogdanupunya.blogspot.com , oleh Mr. D

Anda mungkin juga menyukai