http://www.alquran-sunnah.com/artikel/kategori/akhlak/819-adab-
menjenguk-orang-sakit / 19 januari 2016
Orang yang lama jatuh sakit, maka dia dijenguk dari waktu ke
waktu, dalam hal ini tidak ada batasan waktu tertentu.
Orang sakit yang dapat merasakan kehadiran kita dan yang tidak
dapat merasakan kehadiran kita (misalnya karena pingsan atau
koma), sama-sama memiliki hak untuk dijenguk. Janganlah kita
enggan menjenguknya, dengan alasan, toh…mereka tidak tahu
dijenguk atau tidak…mereka tidak dapat merasakan kehadiran
kita.
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, ‘Anjuran menjenguk orang
sakit tidak hanya ditujukan agar si sakit mengetahui
penjenguknya. Sebab, di balik kunjungan itu ada dukungan moral
kepada keluarganya, harpaan mendapatkan berkah dari doa
penjenguk, sentuhan tangannya kepada si sakit, meniupkan
bacaan mu’awwidzat, dan lain-lain.’ (Fathul baari, 10/119)
JANGAN MENAKUT-NAKUTI!
MENDOAKAN SI SAKIT
Hal ini pernah dilakukan oleh Abu Said al Khudri terhadap kepala
suku yang tersengat serangga. (lihat HR. Muslim no.2201)
“Tidak seorang pun yang akan mati, lalu dibacakan buatnya surat
yasin, kecuali pasti diringankan/dimudahkan kematiannya.”
Keterangan:
PERLUKAH EUTHANASIA?