Bentuk struktur ruang kota apabila ditinjau dari pusat pelayanan (retail) terbagi
menjadi tiga, yaitu (Sinulingga, 2005:103-105)
a) Monocentric City
Monocentric City adalah kota yang belum berkembang pesat, jumlah
penduduknya belum banyak, dan hanya mempunyai satu pusat pelayanan
yang sekaligus berfungsi sebagai Central Bussines District (CBD).
b) Polycentric City
Perkembangan kota mengakibatkan pelayanan oleh satu pusat pelayanan tidak
efisien lagi. Kota-kota yang bertambah besar membutuhkan lebih dari satu
pusat pelayanan yang jumlahnya tergantung pada jumlah penduduk kota.
c) Kota Metropolitan
Kota Metropolitan adalah kota besar yang dikelilingi oleh kota-kota satelit
yang terpisah cukup jauh dengan urban fringe dari kota tersebut, tetapi
semuanya membentuk satu kesatuan sistem dalam pelayanan penduduk
wilayah metropolitan. Adapun model struktur ruang apabila dilihat
berdasarkan pusat-pusat pelayanan diantaranya adalah:
(1) Mono Centered. Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat yang tidak
saling terhubung antara sub pusat yang satu dengan sub pusat yang lain.
(2) Multi Nodal. Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat daan sub-sub
pusat yang saling terhubung satu sama lain. Sub-sub pusat selain
terhubung langsung dengan sub pusat juga terhubung langsung dengan
pusat.
(3) Multi Centered. Terdiri dari beberapa pusat dan sub pusat yang saling
terhubung satu sama lain.
(4) Non Centered. Pada model ini tidak terdapat node sebagai pusat maupun
sub pusat. Semua node memiliki hirarki sama dan saling terhubung antara
satu dengan yang lain.
Sumber: http://www.bbc.co.uk
Berdasarkan nilai tanah atau kriteria status sosial kawasan tempat kediaman,
dalam keadaan biasa, kota membentuk lima zone sepusat sebagai berikut :
a) Daerah Pusat Bisnis (Central Bussiness Distric)
Lapisan ini merupakan pusat bagi segala kegiatan perniagaan dan
perdagangan, pengangkutan serta kegiatan pusat lainnya. Zone pusat niaga
ini terbagi dua :
(1) Inti kota dimana terdapat gedung-gedung, kedai-kedai besar hotel, bank,
restoran, bioskop atau hiburan lainnya, kantor.
(2) Kawasan perniagaan barang yang diselang selingi oleh gedung-gedung
penyimpanan barang yang terletak mengelilingi pusat inti
b) Daerah Transisi (Zone of Transition)
Zone pada lapisan ini banyak dihuni oleh golongan penduduk
berpenghasilan rendah, para migran yang datang dari desa, sehingga
kawasan ini berkembang sebagai kawasan sesak atau slum area.
c) Daerah tempat tinggal para pekerja (zones of Working men’s home)
Perumahan pada zone ini pada umumnya lebih baik serta sudah mulai
teratur. Kebanyakan penghuninya adalah bekas penghuni zone kedua sebagai
pekerja pabrik, buruh dan lain sebagainya.
d) Daerah tempat tinggal kelas menengah (zone of middle class dwellers)
Kawasan ini dihuni oleh kelas menengah yang terdiri dari orang-orang
profesional, pemilik sendiri, pengusaha, para pegawai dsb. Perumahan
penduduknya terdiri dari rumah-rumah pribadi, rumah bangsa rendah dan
terdapat pusat perniagaan kecil untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.
e) Daerah tempat tinggal para penglaju (commuters of zone)
Merupakan bagian terluar dari suatu kota dan merupakan kawasan
perumahan mewah. Pada lapisan ini hanya ditempati oleh mereka yang
mempunyai kendaraan pribadi yang mampu berulang alik ke tempat kerja di
pusat kota, zone ini berkembang sebagai kawasan subur da nada yang
berkembang sebagai kota-kota satelit, tergantung waktu dan luas dan
aktivitas penduduknya. Contoh-contoh negara dengan teori kosentris.
Gambar : Kota Amsterdam
3) Teori Sektor
Sumber : http://www.lewishistoricalsociety.com
Keterangan gambar :
a) Biru : Pusat niaga sekaligus pusar kota (CBD)
b) Ungu : Kawasan industri ringan dan perdagangan
c) Orange : Sektor murbawisma, yaitu tempat tinggal kaum murba atau kaum
buruh
d) Hijau : Kawasan pemukiman kelas menengah
e) Kuning : Kawasan tempat tinggal golongan atas
Dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Pertumbuhan kota
berawal dari pusat pertumbuhan kemudian menjadi bentuk kompleks karena
muncul nukleus-nukleus baru sebagai kutub pertumbuhan, seperti perguruan
tinggi, kompleks industri, dan terminal bus. Dalam teori ini tidak ada urutan-
urutan yang teratur dari zona-zona kota seperti halnya pada teori konsentris dan
sektoral.
Teori konsektoral tipe Amerika Latin dikemukakan oleh Ernest Griffin dan
Larry Ford pada tahun 1980 berdasarkan penelitian di Amerika Latin. Teori ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar. Teori Konsektoral
7) Teori Poros
Teori poros dikemukakan oleh Babcock (1932), yang menekankan pada
peranan transportasi dalam memengaruhi struktur keruangan kota. Teori poros
ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.