Daftar Isi
Teori Kota Konsentrik
Hal ini menunjukkan bahwa pada zona itu, selalu ada transisi antara
bangunan-bangunan pabrik tua menjadi perumahan baru atau area urban
renewal.
Central Business District
Zona ini merupakan zona sentral yang mempunyai harga lahan tertinggi.
Pada zona ini, kegiatan ekonomi umumnya berasal dari sektor tersier dan
memiliki profit yang tinggi.
Zona ini juga memiliki aksesibilitas yang sangat tinggi karena merupakan titik
konvergensi dari berbagai jaringan transportasi baik itu intra-kota maupun
antar-kota.
Zona CBD umumnya memiliki bangunan yang tinggi karena bangunan yang
luas dirasa tidak menguntungkan mengingat harga tanah yang sangat mahal.
Hampir tidak ada perumahan atau apartemen pada zona ini dikarenakan
aktivitas ekonomi yang sangat intens
Zone of Transition
Zona transisi terdiri dari zona mixed use antara residensial dan komersial, selain itu
ia juga umumnya dipenuhi oleh pabrik-pabrik tua. Zona ini sangat dekat dengan
CBD dan memiliki karakteristik yang selalu berubah.
Zona ini umumnya memiliki penduduk yang relatif miskin dan hidup dengan kondisi
yang kurang baik.
Walaupun harga tanah mahal, jarak yang dekat dengan tempat kerja dan kepadatan
penduduk yang relative tinggi membuat biaya tempat tinggal dan transportasi tidak
semahal di wilayah suburban.
Zone of Independent Worker Homes
Zona ini diisi oleh perumahan-perumahan yang memiliki kualitas lebih tinggi dari
zona transisi, umumnya pekerja pabrik yang lebih kaya dan memiliki pangkat lebih
tinggi tinggal di zona ini.
Zona ini memiliki variasi umur dan kualtias bangunan yang cukup tinggi, oleh
karena itu, ia memerlukan redevelopment skala kecil yang terfokus untuk
memperbaiki beberapa areanya.
Karena zona ini lebih dekat dengan pusat kota serta pabrik-pabrik disekitarnya,
biaya transportasinya pun lebih murah jika dibandingkan daerah outer suburbs.
Oleh karena itu, zona ini digunakan umumnya oleh para pekerja pabrik dan pekerja
retail di pusat kota.
Fasilitas publik yang ada pada zona ini umumnya lebih lengkap dan berkualitas lebih
baik.
Peningkatan kualitas hidup ini diiringi dengan meningkatnya waktu dan biaya yang
harus dikeluarkan untuk transportasi, sehingga berpotensi menyebabkan stress
perjalanan.
Commuters Zone
Ini merupakan zona yang paling jauh dari pusat kota, oleh karena itu, zona ini
memiliki biaya dan waktu transportasi ke pusat kota yang paling lama.
Penduduk zona ini umumnya merupakan kelas atas yang dapat membeli rumah
besar, tanah luas, dan dapat menanggung biaya transportasi yang relatif tinggi.
Fasilitas yang tersedia pada zona ini antara lain adalah mall, bioskop, dan taman-
taman besar. Umumnya, pembangunan pada daerah ini dicirikan dengan kepadatan
bangunan dan penduduk yang rendah.
Kritikan yang dilontarkan antara lain adalah argument bahwa model ini tidak dapat
diaplikasikan untuk kota-kota yang berada diluar Amerika Serikat, terutama kota-
kota yang berkembang dalam konteks sejarah yang berbeda.
Selain itu ada pula beberapa poin kritik yang lebih umum terhadap model kota
konsentris ini, yaitu:
Teori kota konsentrik yang dikemukakan oleh Burgess ini sangat bergantung pada
faktor harga tanah dan juga prediksi produktivitas dari lokasi tersebut. Fenomena ini
dikenal dengan nama teori Bid Rent.
Teori Bid Rent
Menurut teori bid-rent, semakin dekat dengan pusat kota maka harga tanah akan
semakin mahal, dan semakin jauh dari pusat kota harga tanah akan semakin murah.
Selain itu semakin dekat dengan pusat kota aksesibilitas lahan semakin tinggi, dan
semakin jauh dari pusat kota aksesibilitas lahan semakin rendah.
Menurut teori ini, golongan paling bawah akan berada di paling pinggir kota-kota
karena hanya dapat membeli tanah di lokasi itu. Di zaman modern seperti sekarang,
asumsi ini menjadi kurang tepat.
Orang golongan bawah cenderung tinggal di dekat pusat kota karena biaya
transportasi yang lebih murah. Sementara orang-orang yang cenderung lebih kaya
berpindah ke pinggir kota dan daerah suburban karena mereka ingin mendapatkan
kondisi hidup yang lebih tenang dan ingin membangun rumah yang lebih luas.
Dalam teori bid rent, terdapat tiga aktor utama yang berkompetisi dalam
mendapatkan harga serta lokasi tanah yang optimal. Ketiga aktor tersebut adalah
Semakin jauh dari daerah inti, sektor manufaktur semakin merugi karena walaupun
harga tanah menjadi sangat murah, kemudahan transportasi dan kedekatan dengan
pasar yang terdapat di zona inti tidak dapat dinikmati.
Residential (Perumahan)
Perumahan selalu ada pada perkotaan, baik itu dekat dengan pusat kota atau jauh
di daerah pinggiran kota, yang membedakan hanya jenis dan kepadatannya saja.
Semakin dekat dengan pusat kota, daerah perumahan semakin padat penduduknya,
hal ini disebabkan oleh harga tanah yang mahal sehingga pembangunan umumnya
terjadi secara vertical.
Contoh perumahan yang ada di dekat pusat kota adalah apartemen, rusun, dan
kondominium.
Di daerah pinggiran kota, karena harga tanah relative murah, mayoritas perumahan
memiliki kepadatan penduduk yang rendah, contoh perumahan yang ada di pinggir
kota adalah landed house (rumah tapak) dan detached house (rumah tunggal yg
terpisah dari rumah lainnya).
Teori Kota Sektoral
Seperti model konsentrik Burgess, model sektoral Hoyt juga mempunyai banyak
sekali kelemahan menurut para kritik, kelemahan-kelemahan tersebut antara lain
adalah:
Transportasi
Model ini dibuat dengan mengacu pada transportasi rel kereta dan tidak
memperhitungkan adanya kendaraan pribadi yang dapat mempermudah transportasi
di daerah pinggiran kota.
Faktor Fisik
Faktor fisik dapat menghambat ataupun menunjang perkembangan sektor-sektor
tertentu, sehingga pada kondisi asli, sektor yang ada tidak seperti yang ada pada
model ini.
Urban Sprawl
Perkembangan kota yang bercorak leapfrog dapat mengganggu pola persebaran
sektor dari model ini. Jika terjadi sprawl bercorak leapfrog, pola kota yang terbentuk
tidak akan sesuai dengan model sektor ini.
Perkembangan Pemukiman Jenis Baru
Model ini juga tidak memperhitungkan adanya edge cities dan boomburb yang mulai
populer pada era 1980an. Semenjak adanya boomburb dan edge cities, CBD mulai
kehilangan perannya sebagai pusat kegiatan karena semakin banyak pusat bisnis
dan komersial melakukan relokasi ke wilayah suburban.
Teori Kota Multiple Nuclei
CBD baru ini menciptakan suatu node baru dalam kota tersebut, oleh karena itu
model ini disebut multiple nuclei. Tujuan utama mereka dalam menciptakan model
ini adalah untuk :
1. Merepresentasikan kompleksitas area urban, terutama yang berukuran
besar
2. Mengembangkan model konsentrik Burgess
Seiring dengan perkembangan dari kota, pusat-pusat transportasi seperti bandara,
pelabuhan dan halte akan dibangun untuk mengurangi biaya transportasi, baik bagi
industri maupun untuk komersial.
Menurut Harris dan Ullman, sebuah kota tidak mungkin hanya mempunyai satu
nukleus inti, umumnya kota mempunyai banyak nukleus-nukleus lainnya yang
bertindak sebagai growth point.
Teori ini didasarkan pada sebuah hipotesa bahwa dengan adanya kendaraan
pribadi, mobilitas penduduk semakin besar.
Jumlah nukleus yang ada pada wilayah kota bervariasi tergantung dengan situasi
kota tersebut dan aspek historis. Model berinti banyak ini umumnya terbentuk ketika:
Zona ini kemudian dikelilingi oleh zona perumahan konsentris yang kualitasnya
menurun seiring bertambahnya jarak dari CBD.
Peraturan ini mencakup hampir semua aspek, mulai dari perlakuan kepada bangsa
Indian hingga lebar jalan (Griffin dan Ford, 1980).
Menurut Law of the Indies, setiap kota wajib memiliki struktur grid yang dibangun
mengelilingi plaza sentral.
Blok yang berlokasi dekat dengan plaza diperuntukan untuk perumahan kaum kaya
dan bangsawan, sementara blok yang jauh dari plaza diperuntukan untuk
perumahan kaum menengah dan bawah.
Seiring berjalannya waktu, Law of the Indies tidak lagi berlaku, pola grid ini hanya
terjadi di wilayah yang memiliki laju perkembangan yang rendah dan mengalami
industrialisasi minim.
Pada wilayah yang memiliki laju pertumbuhan cepat, area sentral ini berkembang
menjadi area CBD. Area-area ini merupakan pusat administratif dan ekonomis dari
suatu kota, namun tidak berkembang banyak sebelum tahun 1930an.
Pada pertengahan abad 20, wilayah CBD mulai berkembang dan organisasi kota-
kota kolonial pada wilayah Amerika Latin mulai dihancurkan. Wilayah plaza sentral
yang stabil berevolusi menjadi CBD bergaya Anglo-Amerika (Griffin dan Ford, 1980).
Hal ini menyebabkan terbentuknya area mixed use yang dipenuhi oleh bisnis,
komersial, industrial, dan perumahan di dekat area CBD.
Pada saat itu, kota-kota Amerika Latin juga sedang mengalami migrasi masuk (in-
migration) dari wilayah rural dan pertumbuhan penduduk yang tinggi karena
pergerakan dari golongan bawah menuju pusat kota untuk mencari pekerjaan.
Jumlah penduduk yang terus meningkat ditambah dengan konstruksi perumahan
yang lambat serta kurangnya lapangan pekerjaan menciptakan wilayah-wilayah slum
serta squatter settlements yang berlokasi di pinggir-pinggir kota.
Karena berada di pinggir kota, wilayah-wilayah ini cenderung memiliki fasilitas yang
sangat buruk.
Seiring dengan waktu dan ekspansi wilayah kota, secara bertahap dibangunlah
fasilitas-fasiltias umum pada pemukiman-pemukiman ini sehingga wilayah ini
menjadi lebih stabil dan kualitas hidup penduduknya meningkat.
Zona tulang punggung ini umumnya dianggap sebagai ekstensi dari CBD dan
merupakan pusat dari berbagai aktivitas komersial dan industrial.
Zona perumahan elit atas adalah lokasi dimana semua rumah-rumah besar yang
dibangun secara profesional ada.
Area ini memiliki fasilitas yang sangat baik jika dibandingkan dengan daerah lain,
namun masih kalah dengan wilayah perumahan elit.
Perumahan pada daerah ini umumnya memiliki kualitas menengah, memiliki ukuran
dan jenis yang beragam, serta kualitas material yang tidak terlalu baik.
Rumah-rumah pada area ini umumnya memiliki tampilan ‘selalu dibangun’ dan
banyak rumah yang terlihat sedang direnovasi atau dibangun (Griffin dan Ford,
1980).
Persebaran infrastruktur seperti jalan raya dan jaringan listrik masih tidak merata
dan hanya terdapat di beberapa tempat.
Zone of Peripheral Squatter Settlements
Zona ini terletak pada pinggiran kota-kota Amerika Latin dan merupakan tempat
dimana penduduk yang termasuk golongan bawah tinggal. Wilayah ini jarang sekali
memiliki infrastruktur dan rumah-rumah disini dibuat sendiri oleh penghuninya
dengan peralatan dan bahan material seadanya.
Umumnya pemukiman zona peripheral yang lebih tua memiliki kualitas bangunan
dan fasilitas yang lebih baik karena warga senantiasa memperbaiki bangunan dan
membangun fasilitas-fasilitas baru.
Pada tahun 1996, Larry Ford mengemukakan beberapa revisi untuk model kota
Amerika Latin. Setelah mengamati perkembangan kota yang semakin kompleks,
Ford merasa bahwa modelnya yang diterbitkan pada tahun 1980 sudah tidak akurat
lagi, oleh karena itu ia melakukan beberapa revisi yaitu:
1. Pada daerah pusat kota dipisahkan antara zona CBD dan Pasar. Kota-
kota sekarang sudah mempunyai perkantoran, mall, dan hotel-hotel di
daerah pusat kota selain pada zona CBD yang asli.
2. Zona tulang punggung (spine) dan perumahan elit sekarang
mempunyai mall pada ujungnya untuk menyediakan barang dan jasa
yang dibutuhkan penduduk kelas atas
3. Banyak kota-kota di Amerika Latin yang sekarang mempunyai pusat
industri yang berlokasi diluar area CBD
4. Mall, edge cities, dan area industrial umumnya dihubungkan
oleh periferico atau jalan raya cincin (ring-road) sehingga pekerja dan
penduduk dapat berpergian antara pusat-pusat tersebut dengan
mudah.
5. Banyak kota Amerika Latin yang sekarang mempunyai perumahan
kelas menengah yang berlokasi dekat dengan perumahan kelas
atas/elit serta fasilitas periferico.
6. Banyak kota Amerika Latin yang mengalami gentrifikasi untuk
melindungi wilayah historisnya. Fenomena ini umumnya terjadi di
wilayah zone of maturity yang dekat dengan CBD dan sektor
perumahan elit.
Model kota Mann didasarkan pada kota Huddersfield, Nottingham, dan Sheffield,
kota-kota berukuran sedang di wilayah Inggris utara.
Garis-garis sektoral dan konsentrik pada model ini mengingatkan kita pada Burgess
dan Hoyt, namun Mann menambahkan arah angin sebagai faktor penentu dari
perkembangan kota.
Pada model ini, penduduk kelas menengah kebawah lebih banyak 3:1 dibandingkan
dengan penduduk kelas menengah keatas, selain itu kepadatan penduduk pada
perumahan zona C dan D juga lebih tinggi dibandingkan dengan area yang lebih
kaya.
Kota ini dibagi menjadi sektor-sektor yang dipengaruhi oleh arah angin, polusi
industri, dan kemampuan mobilitas kelas menengah-keatas untuk mencapai wilayah
kerja walaupun tempat tinggal mereka lebih jauh.
Wilayah konsentrik yang ada pada model ini merupakan representasi dari umur.
Semakin tua umur bangunan, maka semakin dekat dengan pusat kota bangunan
tersebut.
Model ini berkerja dengan baik ketika diaplikasikan ke kota-kota berukuran sedang
yang didominasi oleh mayoritas kaum pekerja (menengah kebawah). Namun
sekarang, model ini sudah tidak valid, karena pertumbuhan pesat dari kaum
menengah keatas, terutama di wilayah Inggris Selatan.
Model kota Lawton didasarkan pada kota Liverpool dan perkembangannya pada
abad ke 19. Dalam sejarah panjangnya, Liverpool telah mengalami periode makmur
maupun periode krisis.
Pada awalnya Liverpool menjadi makmur sebagai kota-pelabuhan yang menyuplai
koloni Inggris di Amerika Utara.
Selain itu Liverpool juga memiliki bisnis pembuatan kapal, tekstil, persenjataan, serta
pemurnian gula yang cukup maju.
Cincin konsentrik yang ada pada model ini merupakan hasil dari fase ekspansi dan
stangansi ekonomi yang terjadi secara siklik.
Ketika ekonomi sedang baik, maka kota akan berkembang ke arah luar (ekspansi),
ketika ekonomi sedang buruk maka perkembangan kota akan mengalami stagnansi
(terhambat).
Siklus ini terjadi berulang-ulang sehingga menimbulkan pola cincin yang cukup
terlihat.
Zona V adalah wilayah pedesaan ataupun areal suburban yang terletak diluar batas
kota, area-area ini umumnya memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan kota
yang ada didekatnya.
Ketika zona V sudah sangat dekat dengan kota, kota tersebut akan menyerap
masuk wilayahnya sehingga membuatnya menjadi sebuah distrik dalam kota
tersebut, seperti zona B.
Model Kota Eropa Hopkinson
Model kota Hopkinson didasarkan pada kota-kota Inggris dan Eropa Barat. Model ini
menggabungkan zona konsentrik dan sektoral.
Pabrik-pabrik yang paling awal didirikan mengelilingi area kota tua yang sekarang
sudah menjadi pusat kota (city core), sedangkan industry yang lebih baru dibangun
dekat dengan jalur kereta api agar transportasi lebih mudah.
Area CBD yang berada di pusat kota umumnya merupakan tempat bersejarah yang
pada zaman dahulu terdapat benteng atau sarana pertahanan lainnya.