Anda di halaman 1dari 4

Nama / Nim : Putri Silvia Natasya / 212030100132

Prodi / kelas : Psikologi / 1A1

Tugas : Resume Aliran Ideaslisme dan Materialiasme

Aliran Idealisme Dan Materialisme


Abstrak
Tulisan ini mengkaji suatu tentang memahami Hakekat manusia dalam perspektif
Idealisme dan Materiaslisme. Dua aliran ini sangat penting untuk dikuasai. Bagaimana sudut
pandang aliran ideaslime tentang manusia, pandangan Plato tentang Idealisme. Kajian aliran
yang bertolak belakang dari idealisme adalah aliran materialisme, ciri khas aliran materialisme ini
tidak percaya dengan hal-hal supranatural, tidak percaya dengan adanya tuhan. Mengkaji adanya
Perbedaan kedua aliran ini.

A. Pendahuluan

Kalau sebelumnya kita membahas tentang bagaimana memahami hakikat


manusia dan sebagaimana di awal tersampaikan sebuah filsafat manusia memahami
manusia itu adalah memahami hakikat manusia secara komprehensif.bagaimana filsafat
memahami manusia itu sendiri dalam perspetik beberapa aliran. Pengetahuan dasar
tentang cara pandang ini akan akan sangat membantu memahami hakekat manusia
secara komprehensif dalam perspentik filsafat.

B. Pembahasan

1. Aliran Idealisme (Menjelaskan Tentang Manusia)

a. Pengertian Idealisme

Aliran Idealisme menjelaskan suatu aliran di dalam filsafat yang pada prinsipnya memahami
bahwa hakikat segala sesuatu, esensi dari segala sesuatu itu ada pada hal yang bersifat Anmaterie, hal
yang bersifat ide, bersifat spiritual, bersifat rohania, oleh karena itu apa yang terjadi secara kasat mata
menurut pandangan idealisme sesungguhnya bukan hakikat alam sebenarnya.

b. Idealisme Menurut Plato

Menurut plato, hakikatnya alam sebenarnya ada di cita-cita bukan alam yang sebagaimana
tampak saat ini, itu bukan alam sesungguhnya tapi cita-cita adanya penciptaan alam (itulah cita-cita
sesungguhnga dalam aliran idealisme). Ketika aliran idealisme melihat stasiun yang ada di benua

[1]
eropa (caladi) tidak di lihat sebagai stasiun bagaimana adanya posto gleger bagunan bukan hakikat
yang sesungguhnya, tapi Representasi/bayangan dari gagasan, bayangan dari ide itu sendiri,
mangkanya esensinya/hakikatnua ada di ide, ketika melihat mobil, kereta api, alat transportasi lain
secara kasat mata apa yang di jangkau oleh indra, itu sesungguhnya dalam sudut pandang idealisme
itu bukan sesuatu yang esensi, bukan sesuatu yang hakikatnya(secara umum gagasan idealisme).

Gagasan idealisme mulai mengakomode beberapa pandangan plato dan juga segel bagaimana
tentang idealisme absolut dan kemudian berkonsenkuensi cara pandang yang berbeda dalam melihat
segala sesuatu, intinya melihat segala sesuatu dalam sudut pandang idealisme berarti melihat di luar,
di balik dari pada hal yang bersifat materi. Idealisme memang tidak berarti tidak mengakui adanya
sesuatu yang bersifat materi, tetapi materi itu pada prinsipnya sesuatu yang sifatnya bayangan, sesuatu
yang bersifat Representasi dari suatu gagasan.

c. Contoh Idealisme

Contoh stasius benua eropa (caladi) yang dibangun pada 1884, jauh sebelum adanya indonesia
secara kenegaraan merdeka, bukan esensi dan hakikatnya dari bangunan tersebut, tapi representasi
dari gagasan. Bagaimana idealisme memandang manusia maka aliran idealisme ini di dalam
memahami hakikat manusia tidak menggangap hakikat dalam pengertian jasmania sebagaimana yang
kita rasakan saat ini. Jasmania yang bisa kita lihat, bisa menjangkau secara indera, dalam idealisme
bukan hakikat yang sesungguhnya tentang manusia (sudut pandang idealisme). Faktanya, ketika jasad
tidak ada kemudian esensi dari pada manusia, kata kan lah sih A, kata kan lah B ketika sudah tidak
ada tapi sesungguhnya dia masih punya hakikat tentang siapa si A, siapa si B(ini lah idealisme di
dalam memandang manusia).

Konsenkuensi apa sebenarnya lebih ditekankan dalam sudut pandang adalah spiritualitasnya,
idealisme, pimikiran maka sejauh mana esensi hakikat manusia itu di lihat dari sejauh mana
keberadaan dia dari pola pikirnya di dalam perkembangannya.

d. Idealisme Terbagi Menjadi 2 Yaitu:

 Idealisme objektif, artinya bahwa hakikatnya segala sesuatu itu terdapat ide yang bersifat
universal, ide yang bersifat makruh akan hakikat segala sesuatu tersebut artinya(ada gagasan
yang lebih luas, dan barang kali sebenarnya ini mau mengatakan ada gagasan yang bersifat
lilahi dalam prespektif agama/ajaran islam dalam proses atas penciptaan segala sesuatu
termasuk manusia sendiri ada idealisme objektif, ada gagasan yang lebih luas tentang
bagaimana proses penciptaan manusia.
 Idealisme Subjektif, adalah ide yang bersifat/berasal dari dirinya/idealisme yang timbul dari
manusia itu sendiri begitu materi yang lain, maka idealisme ini dalam aliran ini di bagi
menjadi 2 tadi ( idealisme objektif dan idealisme subjektif).

[2]
2. Aliran Materialisme

a. Pengertian Materialisme

Aliran ini yang bertolak belakang dari idealisme adalah aliran materialisme memandang
segala sesuatu, hakikatnya segala sesuatu itu berada pada sesuatu yang bersifat indrawi, sesuatu yang
bersifat secara kasat mata, bisa di raba/ bisa di rasakan itu ketika memandang hakikat alam misalnya
(alam ya, apa yang kita rasakan hari ini, apa yang kita lihat di bumi, gunung, langit, bumi). Apa yang
di saksikan oleh mata dan itu lah hakikat objek tersebut dalam sudut pandangan materialisme.

begitu pula dengan gedung yang di caladi yang ada di benua eropa( hakikat dari stasiun
caladi ya itu bukan sebagaimana idealisme ada segala sesuatu ada pada idenya) begitu pula dengan
transportasi ( kereta api, bus, mobil, semuanya ini ya yang bisa kita rasakan, bisa kita lihat, bisa kita
jangkau oleh indera itu lah hakikat dari pada segala sesuatu lebih menekankan pada aspek material.

Aliran materialisme berkembang pada sekitar abad ke 19, semakin berkembang di negara
barat termasuk di prancis, jerman, dengan sambutan yang sukup antusias dari pada pemikir-pemikir
belakang, seiring dengan abad renasains di mana pemikiran yang mengandalkan sudut pandang
epilisme sangat menguat pada saat yang sama cara pandang- pandang yang sifatnya normatif
spiritualis ketika begitu mendapatkan tempat. Makanya generasi abad pencerahan dibarat itu menjadi
generasi yang sekaligus sebagai generasi yang mulai meninggalkan agama, karna agama tidak cukup
mendapatkan tempat sebagai bagian yang bisa di pertanggung jawabkan secara epiris/ secara materi.

b. Ciri Khas Aliran Materialisme

Ciri aliran Materialisme antara lain adalah, tidak percaya dengan hal-hal supranatural, tidak
percaya dengan adanya tuhan, percaya dengan adanya malaikat, ruh, dengan hal-hal yang sifatnya
tidak bisa di jangkau oleh kita dan konsenkuensi dari pada itu dalam sudut pandang umumnya mereka
adalah ateis teologis (tidak percaya tuhan, termasuk tidak percaya agama). Tentu cara pandang ini
pada saat itu di barat mendapatkan pertentangan yang sangat luas dari kalangan gereja, kalangan
akamal karna di anggap sangat bertolak belakang dengan prinsip, nilai yang dimiliki, yang diakui,
yang di yakini oleh ahli agama tersebut tetapi dengan seiring perkembangan ini jauh mendapatkan
tempat, makanya di barat gerakan ateristu menjadi semakin kuat pada saat yang sama gerakan-
gerakan spritualis pasti melemah, tentu ini bukan sesuatu yang tanpa protes, dan kritik.

Dalam sudut pandang aliran ini, bagaimana dia melihat manusia, hakikat manusia dalam
sudut pandang filsafat materialisme berarti hakikat manusia ya yang sekarang bisa di lihat, bicara,
tubuhnya (fisiknya) ada itu lah manusia, begitu sudah meninggal maka sudah tidak ada. Aliran tentu
tidak percaya dengan kehidupan setelah meninggal, karna begitu meninggal ya sudah selesai tidak ada
lagi, makanya ini seiring dengan gaya bersambut dengan cara pandang adrelisme yang cukup menguat

[3]
di barat pada saat masa renaisans tersebut dan sampai sekarang masih terjadi bagaimana agama
katolik, kristen di tinggalkan dan mereka kemudian berlomba-lomba menjadi masyarakat yang
mencoba lebih rasionalis dan pada saat yang sama meninggalkan.

C. Kesimpulan

Jadi memandang manusia tentu tidak memandangnya dari sisi yang sifatnya gagasan, ide
tetapi memandangnya secara posturnya (fisik). Di dalam aliran ini tentu kritikannya, salah satu
kritikannya dari para agamawan, yang melihat manusia seakan-akan hanya berorientasi jangka
pendek yang bersifat duniawi saja dan itu menjadi bagian dari konsenkuensinya. sementara kritik
yang lain dari kaum eksitilalis, dia mengkritik bahwa kalau materialisme di jadikan dasar untuk
melihat manusia ada pada materi, pertanyaannya apakah aliran materialisme bisa di di jawab
bagaimana menjelaskan situasi di saat manusia sedang galau, gelisah, ketakutan, bahaya?

Secara materi sama tetapi ada aspek lain tidak bisa di jelaskan dalam sudut pandang
materialisme tentang bagaimana penjelasan rasa takut, kebahagiaan, kegelisahan, ini menjadi kritik
dari beberapa aliran yang lain termasuk eksitenti masing-masing memiliki cara pandang yang
bertolak belakang idealisme,esensi dari oada hakikat segala sesuatu termasuk manusia ada pada
aspek spiritualnya, kejiwaanya, non materi. Matrealisme, hakikat segala sesuatu itu pada aspek
materinya atau aspek posisinya.

[4]

Anda mungkin juga menyukai