Anda di halaman 1dari 3

Anekdot : “Aku bisa jelaskan!


Story Themes : Adam And Eve serta Serpent (Alkitab Kejadian 2-3 / Kitab Henokh /
Adam, Eve and The Serpent – Elaine Pagels 1989)
Story Concept : Deskripsi - Narasi
Characters : Pencipta, Adam, Hawa dan Serpent

“Aku bisa jelaskan!”

Di suatu tempat yang pernah eksis di permukaan Gaia. Pagi yang cerah, atau bukan? Tidak ada
yang tahu persis kapan Chronos mampir dan membawa Helio atau justru memanggil Selena.
Tempat yang tidak tergambarkan oleh retina. Sungguh kemolekan nan sempurna. Setiap sisinya
dijaga oleh Kerubim yang memegang bilah pedang menyala-nyala. Semuanya tersedia dengan
cuma-cuma. Oh, sungguh kehidupan yang sangat di damba.
Waktu itu, hiduplah dua orang manusia. Namanya Adam dan Hawa. Mereka diberikan akses untuk
berkuasa disana oleh Sang Pencipta. Mereka boleh menamai semua makhluk yang hidup dan
beraga. Mereka boleh bertempat tinggal dan menggunakan semua sumber daya yang ada. Mereka
juga boleh makan semua tumbuhan yang melahirkan biji dan manis rasanya. Namun, ada dua
pohon yang tidak boleh mereka raba, apalagi di cerna buahnya. Kedua pohon menjadi sentral dari
semua tanaman dan entitas lain yang memiliki kehidupan.
Pencipta berkata, “Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Pada saat itu,
baik Adam atau Hawa, menyanggupi perintah Sang Pencipta. Lagi pula, mereka sudah cukup
dengan semua kekayaan yang tidak berkesudahan. Untuk apa mereka cari perkara dan menerima
murka?
Inginnya memang begitu. Namun, hidup tidak seindah yang dipikirkan, bukan?
Ada satu lagi tokoh penting yang juga ambil bagian. Namanya Serpent. Percayalah, kau pasti tidak
ingin tahu artinya apa. Karena Serpent adalah perwujudan nyata dari serigala berbulu domba.
Serpent menguping pembicaraan dari balik semak belukar di dekat pancuran, dimana Hawa sering
bermain bersama para hewan hutan. Serpent menyeringai kecil dan menghampiri Hawa yang
sedang bersenang-senang. Kalian mencari Adam? Oh, dia pasti sedang berjemur di suatu tempat
sambil tiduran.
Hawa melihat Serpent datang dan terpesona dengan mulut menganga. Kalian mungkin berpikir,
Serpent adalah sosok yang jelek dengan wajah penuh codet. Ah, jangan kecewa begitu. Serpent
adalah penggambaran level ketampanan yang diluar nalar manusia. Jadi, jangan heran jika Hawa
lupa diri dan ingin mendua.
Singkat cerita, Serpent berhasil membujuk Hawa untuk melanggar perintah tuannya. Dan memetik
salah satu buah dari pohon pengundang dosa. Hawa juga memetik satu buah lagi dan
memberikannya pada Adam yang baru saja bangun dari tidur siang. Perut lapar dan masih uring-
uringan karena dibangunkan, membuat Adam tidak pikir panjang dan langsung telan. Oke, ini
bagian menariknya. Adam tersentak hebat dan merasa mual mendadak. Hawa juga tidak jauh
berbeda. Sekitar sepuluh detik yang terasa berjam-jam, pasangan hampir fana itu mengalami mode
peralihan. Dari balik pepohonan, Serpent tertawa-tawa kegirangan. Meskipun dia tahu merusak
sebuah rumah tangga bukanlah tindakan bijaksana. Setidaknya, dia senang melihat Adam dan
Hawa menderita.
Setelah Adam dan Hawa sadar dari trans dan mulai normal. Mereka saling tatap satu sama lain.
Adam melihat wajah isterinya dengan penuh minat. Sejak kapan Hawa menjadi begitu cantik dan
menarik? Pupil matanya melebar ketika arah pandangnya turun kebawah, dan semakin kebawah,
dan semakin, oke, kita berhenti sampai disini. Singkatnya, Adam terperangah karena untuk
pertama kali dalam hidupnya dia melihat keindahan yang tidak tergantikan oleh ribuan permata.
Bagaimana dengan Hawa? Dia hanya tersipu malu. Namun, tidak berusaha untuk menutupi apapun
dari tubuhnya. Dia justru menikmati cara Adam menatapnya, nyaris sama seperti ketika Serpent
menatapnya.
Adegan dramatis itu hanya berlangsung sepersekian detik. Sang Pencipta datang dengan
kemarahan luar biasa. Dia melihat Adam dan Hawa yang masih bersemu merah dengan gelagat
aneh. Pencipta berkata, “Apakah yang telah kau perbuat ini?” dengan suara yang menggelegar
dan membuat gentar. Seketika nyali Adam dan Hawa menciut. Mereka ketakutan dan justru saling
menyalahkan.
Pencipta mengambil napas panjang. Kemudian menguliahi Adam, Hawa, serta Serpent yang
kebetulan dipergoki sedang mencuri dengar selama satu jam kemudian. Pencipta menghukum
ketiganya dengan berat. Dia juga mengusir Adam dan Hawa dari tempat tersebut. Melarang
mereka mendekat dan menutup setiap jalan menuju tempat impian yang telah hilang dari
peradaban.
Serpent tidak terima dengan hukumannya dan protes kepada Sang Pencipta, “Tuan, bukankah ini
terlalu kejam? Aku bahkan tidak mencuri satupun buah dari Pohon Pengetahuan. Kedua manusia
itu yang memakannya. Mereka juga hampir memetik buah keabadian milikMu,” sungut-sungut
Serpent kepada Pencipta. Adam dan hanya yang masih patah hati karena dibuang, memilih untuk
tidak ikut-ikutan.
Pencipta mendelik kepada Serpent. “Tidak mencuri katamu? Mencuri isteri orang lain saja kau
berani! Apalagi mencuri milikku di taman ini.”
Serpent terdiam. Adam urung bungkam.
Tunggu sebentar.
Jadi ini bukan perkara pencurian?
Tetapi perselingkuhan?
Mereka semua serentak menoleh kepada Hawa yang cengengesan.
“A-Aku bisa jelaskan!” cicitnya pelan, dengan senyum palsu yang menyebalkan.

Anda mungkin juga menyukai