Anda di halaman 1dari 18

FILTER TESTING UNIT

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat melakukan proses filtrasi terhadap suspensi pada tekanan konstan dan
menerapkan rumus – rumus terpakai yang ada.
2. Mempelajari parameter – parameter yang merupakan variabel terpenting pada
filtrasi seperti konsentrasi suspensi, pressure drop ΔP, dan filter medium.
3. Melakukan perhitungan untuk menentukan cake parameter.
- Porositas cake secara termis maupun secara teoritis.
- Specific cake resistance.
- Filtrat medium resistance dan tebal eqivalen dari filter medium.
4. Menentukan batas kompersibilitas filter cake.

II. ALAT DAN BAHAN

a. Alat – alat yang digunakan :


- Instalasi filtrasi tekanan tetap (Filter Testing Unit, FTU)
- Oven pemanas
- Timbangan
- Timbangan analitik
- Stop watch
- Gunting
- Piknometer
- Ayakan
- Gelas kimia
- Kaca arloji
- Gelas kimia plastik
- Baskom
- Spatula besar
b. Bahan yang digunakan :

- CaCO3
- air bersih
- kertas saring
III. DASAR TEORI

Filtrasi adalah salah satu metoda untuk memisahkan padatan dari larutan
suspense. Dalam hal ini larutan suspense dialirkan melalui medium filter (medium
berpori) sehingga padatan akan tertahan pada permukaan filter sementara filtratnya
akan mengalir melalui pori medium filter. Tentu saja kualitas filtrate hasil filtrasi sangat
bergantung dari pori medium filter yang dipakai.
Proses filtrasi akan mulai bekerja dengan efisien setelah adanya partikel-partikel
yang terkumpul pada medium penyaringnya. Dalam skala kecil, missal di laboratorium,
suspense hanya dituangkan ke kertas saring di atas corong dan gelas beaker. Disini
hanya gaya gravitasi bumi yang dipakai. Untuk mempercepat proses biasanya
digunakan corong Buchner yang menggunakan aliran air untuk menghasilkan vakum.
Dalam skala industry, bentuk-bentuk operasi yang lebih rumit akan dipakai
untuk mengatasi jumlah suspense yang besar dan beraneka ragam. Selama operasi
berlangsung, lapisan partikel padat akan terbentuk semakin tebal dan karenanya perlu
beda tekanan yang lebih besar serta bentuk modifikasi lainnya untuk mendapatkan laju
filtrasi yang tinggi.
Proses filtrasi dipakai mulai dari industry pertambangan sampai industry kimia
yang siap pakai. Pada banyak industry, partikel padatannya yang diperlukan, sedangkan
untuk pengolahan limbah industry, filtratnya yang harus diambil untuk selanjutnya
diolah lagi.
Proses filtrasi bertujuan memisahkan padatan dari campuran fasa cair dengan
driving force perbedaan tekanan sehingga mendorong fasa cair melewati lapisan suport
pada medium filter. Pada proses filtrasi, pemisahan padatan akan tertahan pada medium
penyaring. Sedangkan fasa cair yang melewati medium filter berupa limbah/ hasil
sampingnya. Prosedur filtrasi sederhana dapat diterapkan langsung pada benda padat
yang bentuknya tetap. Sebaliknya, diperlukan perlakuan-perlakuan khusus sebelum dan
sesudah proses filtrasi jika padatan yang akan dipisahkan berupa cairan yang mudah
terdeformasi atau berukuran kecil dan relatif sulit diambil dari suspensi cair.

Pada umumnya, penerapan teknologi filtrasi pada industri kimia telah banyak
mengalami modifikasi. Modifikasi ini terutama dilakukan untuk memperbaiki sifat dan
karakteristik fisika dan kimiawi cake yang terakumulasi pada medium filter. Padatan
cake umumnya dipisahkan dari medium filter dengan penambahan aditif tertentu.
Padatan cake akan membentuk ageregat yang semakin lama semakin besar sehingga
mudah dilepas dari medium filternya. Padatan lain yang biasa ditambahkan adalah filter
aid. Tanpa filter aid akumulasi cake pada medium filter akan sangat sedikit karena
terbawa aliran cross flow yang besar.Pemisahan dapat dilakukan karena adanya media
filtrasi seperti kain, kanvas, pasir.

Pemilihan media filtrasi didasarkan atas :

a. Jumlah padatan yang dipisahkan

b. Tipe padatan

c. Viskositas dari fluida

Pemeriksaan Filtrasi skala pilot plan/industri sebelum pengoperasian. Sebelum


peralatan filtrasi digunakan harus diperiksa dahulu supaya tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan pada waktu beroperasi, misalnya penyaring tidak berfungsi secara
optimum. Fluida mengalir melalui media penyaring karena adanya perbedaan tekanan
yang melalui media tersebut.Pemeriksaan penyaring dilakukan agar dapat beroperasi
pada:

1. Tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring

2. Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring

3. Dan vakum pada bagian bawah

Tekanan di atas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya gravitasi pada cairan
dalam suatu kolom, dengan menggunakan pompa atau blower,atau dengan gaya
sentrifugal. Dalam suatu penyaring gravitasi media penyaring bisa jadi tidak lebih baik
daripada saringan (screen) kasar atau dengan unggun partikel kasar seperti pasir.

Penyaring gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu aliran


cairan kristal kasar,penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair. Kebanyakan
penyaring industri adalah penyaring tekan, penyaring vakum, atau pemisah sentrifugal.
Penyaring tersebut beroperasi secara kontinyu atau diskontinyu, tergantung apakah
buangan dari padatan tersaring tunak (steady) atau sebentar - sebentar.

Sebagian besar siklus operasi dari penyaring diskontinyu, aliran fluida melalui
peralatan secara kontinu, tetapi harus dihentikan secara periodik untuk membuang
padatan terakumulasi. Dalam saringan kontinyu buangan padat atau fluida tidak
dihentikan selama peralatan beroperasi.

 Pengoperasian Peralatan Filtrasi

Penyaring ampas memisahkan padatan dengan jumlah relatif besar sebagai suatu
kue kristal atau lumpur. Seringkali penyaring ini dilengkapi peralatan untuk
membersihkan cairan dari padatan sebelum dibuang. Proses pengoperasiannya sebagai
berikut :

1. Pada permulaan filtrasi pada penyaring kue beberapa partikel padat memasuki
medium pori dan ditahan, tetapi dengan segera mulai berkumpul di permukaan
septum.

2. Setelah periode awal ini padatan mulai terfiltrasi; padatan tersebut mulai
menebal di permukaan dan harus dibersihkan secara periodik.Kecuali
dilengkapi kantong penyaring untuk pembersih gas, penyaring umumnya hanya
digunakan untuk pemisahan padat-cair.

3. Penyaring dapat dioperasikan dengan tekanan di atas atmosfer pada aliran atas
medium penyaring atau tekanan vakum pada aliran bawah.

Beberapa cara pemisahan mekanik fisik dapat diklasifikasikan menjadi sebagai


berikut (Geankoplis,1993) :

1. Filtration

Pemisahan dapat dilakukan karena adanya media filtrasi seperti kain, kanvas,
pasir. Pemilihan media filtrasi didasarkan atas :

a. Jumlah padatan yang dipisahkan

b. Tipe padatan

c. Viskositas dari fluida

2. Settling and sedimentation

Pada settling and sedimantation, partikel dipisahkan dari fluida dengan adanya
perbedaan gaya gravitasi dan densitas dari partikel tersebut.
3. Centrifugal settling and sedimentation

Proses pemisahan partikel dari fluida karena adanya gaya sentrifugal pada
berbagai ukuran dan densitas fluida.

4. Centrifugal filtration

Proses pemisahan yang dilakukan dengan filtrasi tetapi gaya sentrifugal yang
digunakan menyebabkan perbedaan tekanan dapat diabaikan.

5. Mechanical size reduction and separation

Pemisahan dilakukan dengan cara mengubah diameter partikel, kemudian


dipisahkan dengan ayakan.

Operasi filtrasi dijalankan dengan dua cara yaitu :

1. Filtrasi batch

Proses secara batch memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan
biaya yang lebih mahal.

2. Filtrasi kontinu

Proses filtrasi secara kontinu banyak diterapkan pada industri kimia. Analisis
operasi filtrasi ini dibagi dalam 3 tahap, yaitu :

a. Pembentukan cake,

b. Pencucian cake untuk membuang larutan

c. Pelepasan cake dari filter.

Berdasarkan gaya pendorong yang digunakan, dikenal bermacam-macam filter


yaitu gravity filters, plate and frame filter press dan continous rotary vacuum filters
(Brown, 1950). Tipe plate and frame filter press yang paling umum digunakan dapat
dilihat pada Gambar 1.1. Plate and frame filter press jenis ini yang diaplikasikan di
industri umumnya terdiri atas tujuh bagian medium filter dari logam yang saling
menutupi secara renggang dan tempat yang cukup untuk menampung cake sampai
filtrasi selesai.
Gambar 1.1 Plate And Frame Filter Press

Jenis lain adalah rotary vacuum filter. Filter jenis ini banyak digunakan pada
industri skala besar dikarenakan dapat menangani padatan yang sulit difilter, dan
banyak dilengkapi sarana otomatis sehingga tenaga manual yang dibutuhkan tidak
banyak. Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bentuk dari filter jenis ini. Filter ini dilengkapi
drum yang terus berputar. Tekanan di luar drum adalah tekanan atmosferik, tetapi di
dalam drum mendekati vakum. Drum ini dimasukkan ke dalam cairan yang
mengandung suspensi padatan yang akan difilter, lalu drum diputar dengan kecepatan
rendah selama operasi. Cairan tertarik melewati filter cloth karena tekanan vakum,
sedangkan padatan akan tertinggal di permukaan luar drum membentuk cake. Jika cake
akan diambil dari drum, putaran drum dihentikan, drum dikeluarkan dari fasa cair, cake
dicuci, dikeringkan, dan kemudian diambil. Pengambilan padatan dari drum dilakukan
dengan sejenis pisau yang juga bermcam-macam jenis dan disainnya bergantung jenis
cake.

Gambar 1.2 Rotary Vacuum Filter


Pada filtrasi dikenal dua media filter, yaitu :

1. Media primer

Yaitu filter pembantu dapat berupa kain, kanvas, kertas saring .

2. Media sekunder

Yaitu medium filter yang sesungguhnya, yang terbentuk karena adanya


padatan-padatan yang tertahan oleh medium filter primer.

Berdasarkan prinsip kerjanya, filtrasi dapat dibedakan menjadi:

1. Pressure filtration

Merupakan filtrasi yang dilakukan dengan prinsip penekanan. Bentuk


alat tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3 Pressure Filtration Press

2. Gravity filtration

Merupakan filtrasi yang menggunakan gaya gravitasi untuk mengalirkan


cairan.

3. Vacuum filtration

Merupakan filtrasi yang dilakukan dengan prinsip hampa udara untuk


mengalirkan cairan. Alat filtrasi dengan prinsip hampa udara dapat dilihat pada
Gambar 1.4. Filter ini dilengkapi drum yang terus berputar. Tekanan di luar
drum adalah tekanan atmosferik, tetapi di dalam drum mendekati vakum.
Drum ini dimasukkan ke dalam cairan yang mengandung suspensi padatan
yang akan difilter, lalu drum diputar dengan kecepatan rendah selama operasi.
Cairan tertarik melewati filter cloth karena tekanan vakum, sedangkan padatan
akan tertinggal di permukaan luar drum membentuk cake pada proses.

Gambar 1.4 Drum Vacuum Filter

Septum atau medium penyaring pada setiap filter harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut:

• harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan
filtrat yang cukup jernih

• tidak mudah tersumbat

• harus tahan secara kimiawi dan kuat secara fisik dalam kondisi proses
• harus memungkinkan penumpukan cake dan pengeluaran cake secara total
dan bersih.

• tidak mahal.

Dalam industri medium filter yang banyak dipakai adalah kain kanvas. Masing-
masing jenis kanvas dengan ketebalan dan pola anyaman tertentu juga memiliki
kegunaan tertentu. Untuk zat cair yang bersifat korosi digunakan medium filter seperti
kain wol, tenunan logam monel atau baja tahan karat, tenunan gelas, atau kertas. Kain
sintesis seperti nilon, polipropilena, dacron juga tahan secara kimia.

Berdasarkan kompressibilitasnya, cake dapat dibedakan menjadi Compressible


cake dan Non-compressible cake.

1. Compressible cake
Compressible cake adalah cake yang mengalami perubahan struktur karena
adanya tekanan, sehingga ruang kosong dalam cake semakin kecil, akibatnya
penahanan semakin besar dan filtrasi semakin sulit dilakukan. Nilai koefisien
kompresibilitas (s) untuk cake jenis ini adalah 0,1 < s < 0,8. Untuk mengestimasi efek
faktor kompresibilitas, diasumsikan resistansi spesifik α adalah fungsi dari ΔP menurut
hubungan:

α = α '(ΔP)s ....................................... (1)

Nilai α’ dan s mudah ditentukan dengan memplot log α terhadap log ΔP. Jika
nilai s besar umpan harus dipretreatment dengan penambahan filter aid.

2. Non compressible cake


Non compressible cake adalah cake yang tidak mengalami perubahan struktur
karena adanya penekanan. Sebenarnya cake seperti ini tidaka ada, tetapi pada
percobaan ini cake dianggap non compressible karena perbedaan tekanan sangat kecil.
Koefisien kompressibilitasnya adalah nol.

Filtrasi dapat dilakukan dengan cara :

1. Pada perbedaan tekanan konstan, antara P1 dan P2 konstan misalnya pada filter
press.
2. Pada volum konstan, jumlah filtrat yang dihasilkan konstan setiap waktu.
Dalam filtrasi umpan dapat berupa campuran gas-padat atau cairan-padatan.
Diameter padatan bisa sangat halus atau sangat kasar tergantung pada jenis partikel dari
padatan tersebut. Produk yang dihasilkan pada proses filtrasi dapat berupa padatan
maupun cairan. Pada Gambar 1.5 dapat dilihat skematis pemasukan umpan kedalam
media filtrasi untuk proses batch.

Umpan

Filter
P1 cake

Media dL
filtrasi P2

Gambar 1.5 Skematis Pemasukan Umpan pada Proses Batch

Campuran turun dari media filtrasi dikarenakan adanya perbeedaan tekanan


antara kedua sisi media filtrasi sehingga dapat dipisahkan antara cairan dari
padatannya. Pada filtrasi batch laju alir cairan yang akan difiltrasi dapat disusun
menjadi:

dV
v = A dt .............................................................(2)

dengan : v = laju alir filtrat (m/s)

dV/dt = jumlah filtrat yang dikumpulkan selama waktu t (m3/s)

A = luas area filtrasi (m2)

Persamaan yang berlaku pada proses filtrasi adalah persamaan Carman-Kozeny


untuk aliran laminer dalam packed bed, persamaan ini menjelaskan proses mengalirnya
suatu cairan dengan padatan dalam suatu pemisahan secara titrasi. Persamaan tersebut
adalah :

k1 µ v (1 − ε ) 2 S 0
2
− ∆Pc
= .......................................(3)
L ε3

dengan : ΔPc = perubahan tekanan pada cake (N/m2)

L = tebal cake yang terbentuk setelah proses filtrasi (m)

k1 = konstanta (4,17)

µ = viskositas fluida (Pa s)

v = laju alir filtrat (m/s)

ε = porositas

S0 = luas seluruh permukaan partikel padatan per volum wadah (m-1)

Porositas merupakan ruang kosong antara tumpukan partikel, dan tanda negatif
pada perubahan tekanan menunujukkan terdapat penurunan tekanan antara kedua media
filtrasi.

Untuk menentukan berapa banyak filtrat yang terkumpul dapat dihubungkan


(rasio) antara neraca massa dengan tebal cake, sehingga diperoleh :

L A (1-ε) ρp = Cs (V +ε L A)...............................................(4)

dengan : ρp = densitas partikel padatan dalam cake (kg/m3)

Cs = konsentrasi padatan didalam filtrat (kg/m3)

Kemudian disubstitusi persamaan (2) kedalam persamaan (1) dan gunakan


persamaan (3) untuk menghilangkan nilai L, sehingga diperoleh persamaan :

− ∆Pc − ∆Pc
dV
= k (1 − ε ) S 0
2
µ C s V = µ Cs V ...........................................(5)
A dt α
ρp ε A 3
A

dimana nilai α adalah besarnya tahanan yang dihasilkan karena terjadi tumpukan
cake.
k (1 − ε ) S 0
2

α= ...............................................................................(6)
ρp ε 3

untuk tahanan pada media filtrasi (Rm) dapat dianalogkan persamaan (5),
sehingga :

dV − ∆Pc
= .................................................................................(7)
A dt µ Rm

besar tahanan setelah filtrasi dapat dihitung dengan rumus :

− ∆P
dV
A dt
= µ  α C s V + Rm  .............................................................(8)
 A 
 

dimana ΔP = ΔPc + ΔPf , sehingga persamaan (7) dapat dimodifikasi menjadi :

− ∆P
dV
= µα C s .............................................................(9)
A dt (V + Ve )
A

Dari persamaan (8) kita dapat menentukan persamaan dasar untuk filtrasi pada
proses batch dengan kondisi tekanan konstan, yaitu :

dt µα Cs µ
= 2 V + Rm ...............................................(10)
dV A ( −∆P ) A ( −∆P )

dt
= Kp V + B............................................................................(11)
dV

dengan Kp dalam s/m6, B dalam s/m3.

µα Cs
Kp = .............................................................................(12)
A 2 (−∆P )

µRm
B = A ( −∆P ) ..............................................................................(13)

Untuk menentukan nilai Kp dan B dapat menggunakan grafik V versus t/V

Slope = Kp/2

Intercept = B
t/V

Gambar 1.6 Grafik hubungan V terhadap t/V

waktu yang diperlukan selama filtrasi :

dt
= Kp V + B
dV

∫t0 dt = ∫V0 (Kp V + B ) dV

t = Kp/2 V2 + BV.....................................................................(14)

untuk waktu siklus pada proses batch :

t siklus (tc) = waktu filtrasi + waktu bongkar pasang + waktu pencucian

waktu bongkar pasang biasanya ± 20 menit dan waktu pencucian dihitung dengan
rumus:

10% V f
Waktu pencucian = ...........................................(15)
laju pencucian

laju pencucian filtrasi dihitung dengan persamaan (15)

1
Laju pencucian = 4 Kp V + B ...................................................(16)
f

Untuk menghitung nilai cake kering maka dapat menggunakan rumus :

ρCx
W = Cs V = V...............................................................(17)
1 −mCx

dengan : W = berat cake kering (kg)

Cs = konsentrasi slurry didalam filtrat (kg/m3)


Cx = konsentrasi slurry didalam umpan (berat padatan/berat umpan)

M = rasio ampas basah terhadap ampas kering

ρ = densitas fluida (kg/m3)

V = volum filtrat (m3)

Untuk keperluan optimasi jumlah air pencuci yang digunakan, maka ke dalam
slurry ditambahkan zat warna yang mempunyai sifat tidak berkaitan secara permanen
dengan padatannya sehingga mudah dihanyutkan oleh aair pencucinya. Kadar zat warna
dalam cucian yang keluar filter dianalisa untuk mengetahui seberapa jauh operasi
pencucian dilakukan. Operasi pencucian dihentikan jika kadar zat warna dalam air
cucian konstan. Jumlah air pencuci yang digunakan sampai titik ini dicatat sebagai
Vwopt.

Analisa kadar zat warna dalam air cucian dilakukan dengan membandingkan
warnanya dengan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Dalam hal ini
mata berfungsi sebagai detektor warna.

Gambar 1.7 Analisa kadar zat warna secara visual

a. Pengenceran biasa pada luas tabung yang sama


Jumlah zat warna sebelum pengenceran = Jumlah zat warna sesudah pengenceran

CS . A . h S = C W . A . h W

Jika luas tabung sama, maka :

CS . h S = C W . h W
C W = C S . ( h S h W ) ..................................................................(18)

b. Pengenceran berulang
C S) → C S1 → C S2 →

Bila hs = 2 hs0

C s1 = 1 2 C S0

C s 2 = 1 4 C S0 = 1 2 C S1

C s n = (1 2) n C S0 , dimana n = 2x...................................................(19)

Persamaan (18) disubstitusikan ke persamaan (19) sehingga menjadi :

C S0 hs
CW = n . .............................................................................(20)
2 hW

 Penentuan konsentrasi air cucian :

Sampel air cucian yang telah diambil didiamkan semalam. Warna air cucian
dibandingkan dengan warna larutan standar yang konsentrasinya telah diketahui.
Dilakukan pengenceran pada larutan standar sampai warnanya benar-benar sama
dengan larutan sampel. Larutan sampel pada tabung diukur 5 cm dari dasar tabung.
Tinggi larutan standar setelah pengenceran dicatat

Filtrasi adalah contoh khusus mengenai aliran melalui media berpori, khususnya
kasus di mana tahanan terhadap aliran konstan. Dalam filtrasi, tahanan aliran meningkat
sesuai dengan waktu, sesuai dengan pembentukan cake di atas medium filter atau filter
aid. Besaran-besaran utama yang penting adalah laju aliran melalui filter dan penurunan
tekanan melintasi unit tersebut. Dengan berjalannya waktu selama filtrasi, laju aliran
akan berkurang atau penurunan tekanan akan meningkat. Pada proses filtrasi tekanan
tetap, penurunan tekanan dibuat konstan dan laju aliran dibiarkan menurun sesuai
waktu.

 Hukum Darcy
Hukum Darcy menghubungkan laju partikel padatan melalui lapisan berpori
dengan pressure drop yang menyebabkan aliran tersebut.

k . ∆P
v=
µ. L

dimana:

v = laju alir padatan dalam campuran cairannya

k = konstanta proporsionalitas yang umum disebut konstanta permeabilitas Darcy

ΔP = pressure drop pada melalui kedua tebal pelat

L = ketebalan pelat

Μ = viskositas cairan

Analogi dengan Hukum Ohm, laju alir akan berbanding lurus dengan diriving
force berupa potensial ΔP pressure drop, dan berbanding terbalik dengan penghambat
alirannnya (L/k). Namun, Hukum Darcy untuk filtrasi hanya berlaku pada kondisi:

d . v.ρ
<5
µ (1 - ε )

dimana,

d = ukuran partikel yang diasumsikan sama dengan diameter pori yang menahan filter
cake

ρ = densitas cairan

 PRINSIP CAKE FILTRATION

Suspension Setelah feed suspension dialirkan


melalui suatu filter medium, maka zat –
zat padat yang terkandung di dalamnya
masuk ke dalam pori – pori filter
ΛPC Filter medium dan akan terperangkap disitu.
medium
Setelah terkumpul relatif banyak, maka
ΛPF
partikel – partikel padat ini secara
Filter
Filtrat support
berangsur – angsur akan mengambil alih
proses filtrasi yang sebelumnya
dilakukan oleh filter medium.
Dari waktu ke waktu partikel – partikel yang terperangkap menjadi makin
banyak sampai akhirnya proses filtrasi menjadi terganggu karenanya, misalnya terjadi
penurunan tekanan yang sangat besar sehingga tidak ada lagi suspensi yang dapat
melewati filter medium. Keadaan ini digambarkan dengan suatu istilah choking atau
blocking, dimana filter cake, yakni cake yang terkumpul di atas filter medium seakan –
akan menyumbat aliran filtrat sehingga mau tidak mau proses filtrasi harus segera
dihentikan dan filter cake yang terbentuk dikeluarkan. Disini waktu yang dibutuhkan
sejak dari awal proses filtrasi hingga harus dikeluarkannya cake tersebut disebut waktu
filtrasi. Waktu filtrasi biasanya ditetapkan berdasarkan ketebalan cake yang diinginkan
atau ketebalan cake maksimum yang dapat tercapai jauh sebelum choking terjadi.
Sejalan dengan makin banyaknya partikel – partikel yang terperangkap dalam
filter medium, maka terjadi penurunan tekanan, yang mana bersama – sama dengan
berat cake itu sendiri akan gaya yang menekan bidang filter medium. Karena itulah
diperlukan suatu penyangga filter (filter support) untuk menahan gaya ini, yang mana
dapat langsung diletakkan di bawah medium filtrasi. Kemudian untuk menghindari
tingginya penurunan tekanan yang tidak perlu; maka secara umum harus dipilihkan
suatu filter medium yang lebar pori – porinya lebih besar lebih besar dari pada ukuran
partikel terkecil yang seharusnya dapat ikut terfiltrasi. Dengan demikian filtrat yang
keluar pada proses filtrasi tingkat pertama ini sedikit banyak masih mengandung
partikel – partikel padat sehingga perlu dikembalikan lagi ke dalam tangki
penyimpanan suspensi (suspensi storage tanks).

 INCOMPRESSIBLE CAKES
Incompressible Cakes adalah suspensi dengan zat–zat padat yang berukuran
sama besar dan seragam yang hanya tertimbun di permukaan filter cake karena
memiliki porositas yang tidak berubah. Secara umum aliran di dalam pori–pori filter
cake adalah laminar.
Jika diandaikan bahwa porositas filter cake selama proses filtrasi tidak
berubah(walaupun kenyataannya tidak akan begitu) dan aliran di dalam pori–pori cake
tetap laminar, maka pressure drop yang terjadi pada saat terbentuk filter cake setebal l
dapat ditentukan berdasarkan persamaan Carman–Kozeny sebagai berikut :
l dV
p C = rc ⋅ μ ⋅
A dt
Dengan :
Pc = pressure drop yang disebabkan oleh cake setebal l [ Pa ]
Rc = specific cake resistance [ m-2]
µ = viskositas dinamik dari filtrat
l = tebal filtrat cake
A = luas permukaan cake
dV/dt= laju alir filtrat

 FILTER CAKE PARAMETER


Cake parameter yang terpenting adalah porostas cake dan specific cake
resistance. Untuk membahas cake parameter dari filter cake ini, akan didefinisikan
fraksi massa dimana nerupakan perbandingan antara massa zat padat dan fluida murni.
Untuk menghitung parametere cake akan di hubungakan dengan porositas cake, fraksi
massa suspensi dan volume cake. Kecpatan perubahan volume filtrat dapat ditentukan
dengan mengukur (menimbang) filtrat yang terkumpul di dalam tangki penampung
filtrat.

 KOMPRESIBILITAS CAKE
Jika berlaku anggapan – anggapan yang dibuat sebelumnya, bahwa :
• aliran di dalam filter cake dan di dalam filter medum adalah aliran laminar.
• Porositas dari filter cake konstan (penimbunan zat – zat padat hanya terjadi
di / pada permukaan cake), yang mana berarti
• Specific resistance juga konstan
Maka cake yang terbentuk dimasukkan dalam kategori incompressible cake.

Anda mungkin juga menyukai