Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MOH.

IQBAL
NIM : 836675288
TUGAS 1

1. Uraikan pengertian dan strategi metode contoh dari konsep belajar!


Jawaban:
Secara umum pengertian atau definisi strategi pembelajaran adalah suatu usaha
menggunakan strategi yang sistematis yang dilakukan secara efektif untuk mendapatkan
suatu prestasi dan juga keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.
Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman (Dahar, 1989, hal 11).
Contoh proses dalam belajar:
Seorang guru memberikan materi pembelajaran dengan tema saling menghargai. Setelahnya
ia mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok dan meminta mereka untuk membuat
skenario dan bermain peran dengan tema saling menghargai. Kegiatan ini diakhiri dengan
sesi Tanya jawab antara guru dan siswa.
https://pintek.id/blog/strategi-pembelajaran/

2. Seorang guru memiliki kewajiban memahami prinsip-prinsip belajar salah satunya adalah
mengetahui motivasi yang dimiliki oleh siswa dalam mengikuti proses belajar di sekolah.
Uraikan! Berikan contoh.
Jawaban:
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan, semangat untuk anak agar siap belajar dan fokus
dalam belajar. Motivasi juga memiliki peran penting dalam pembelajaran. Seseorang akan
berhasil dalam belajar kalau keinginan untuk belajar timbul dari dirinya sendiri. Motivasi
dalam hal ini meliputi: mengetahui apa yang dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut
harus dipelajari. Kedua hal ini sebagai unsur motivasi yang menjadi dasar permulaan yang
baik untuk belajar.

Motivasi adalah unsur utama dalam dalam pembelajaran dan pembelajaran tidak dapat
berlangsung tanpa adanya perhatian anak, apabila anak memperhatikannya secara spontan
tanpa memerlukan usaha.
https://www.kompasiana.com/nimahtunnadhiroh3246/5e8d1e52097f367210526966/seorang
-guru-harus-tau-prinsip-prinsip-pembelajaran?page=2&page_images=1

3. Ketrampilan intelektual merupakan ketrampilan pikiran yang masuk dalam ranah kognitif.
Uraikan  pernyataan tersebut dikaitkan dengan taksonomi Bloom.
Jawaban:
Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah
dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh
pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan
pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut Bloom merupakan segala
aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah
sampai tertinggi  yang dilambangkan dengan C (Cognitive) (Dalam buku yang
berjudul Taxonomy of Educational Objectives. Handbook 1 : Cognitive Domain yang
diterbitkan oleh McKey New York. Benyamin Bloom pada tahun 1956) yaitu:

♦ C1 (Pengetahuan/Knowledge)

Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah
dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan
urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi.  Tingkatan atau jenjang ini
merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Di
jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja. Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah : mengutip, menyebutkan,
menjelaskan, menggambarkan, membilang, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan,
memberi label, memberi indeks, memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari,
menghafal, meniru, mencatat, mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih, menyatakan,
mempelajari, mentabulasi, memberi kode, menelusuri, dam menulis.

♦ C2 (Pemahaman/Comprehension)

Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi
tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu :

1. Translasi  (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)


2. Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
3. Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).

Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan dengan
memberikan contoh baik prinsip maupun konsep. Kata kerja operasional yang dapat dipakai
dalam jenjang ini adalah : memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan,
merinci, mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah,
mempertahankan, menguraikan, menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali,
mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan,
meramalkan, merangkum, dan menjabarkan.

♦ C3 (Penerapan/Application)

Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi
nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara
menggunakannya secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik dituntut untuk dapat
menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah
diberikan sebelumnya. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapakan, menyesuaikan, mengkalkulasi,
memodifikasi, mengklasifikasi, menghitung, membangun, membiasakan, mencegah,
menggunakan, menilai, melatih, menggali, mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki,
mengoperasikan, mempersoalkan, mengkonsepkan, melaksanakan, meramalkan,
memproduksi, memproses, mengaitkan, menyusun, mensimulasikan, memecahkan,
melakukan, dan mentabulasi.

♦ C4 (Analisis/Analysis)

Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan menguraikan suatu
materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :

1.   Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)


2. Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
3. Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi organisasi)

Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian
menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta serta menemukan hubungan
sebab akibat. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
menganalisis, mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi, mendiagnosis,
menyeleksi, memerinci, menominasikan, mendiagramkan, mengkorelasikan, merasionalkan,
menguji, mencerahkan, menjelajah, membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah,
memaksimalkan, memerintahkan, mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih, dan
mentransfer.

♦ C5 (Sintesis/Synthesis)

Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan


mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik.
Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan
yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak. Di jenjang ini, peserta didik dituntut
menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan
pengetahuan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan, mengkategorikan, mengkode,
mengkombinasikan, menyusun, mengarang, membangun, menanggulangi, menghubungkan,
menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang, merencanakan, mendikte,
meningkatkan, memperjelas, memfasilitasi, membentuk, merumuskan, menggeneralisasi,
menggabungkan, memadukan, membatas, mereparasi, menampilkan, menyiapkan,
memproduksi, merangkum, dan merekonstruksi.

♦ C6 (Evaluasi/Evaluation)

Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk
tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu
ide, kreasi, cara atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk mendapatkan
pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik
dalam analisis dan sintesis. Menurut Bloom paling tidak ada 2 jenis evaluasi yaitu :

1. Evaluasi berdasarkan bukti internal


2. Evaluasi berdasarkan bukti eksternal

Di jenjang ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya melakukan


pembuatan keputusan dan kebijakan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
jenjang ini adalah : membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengarahkan, mengkritik,
menimbang, memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas, menugaskan,
menafsirkan, mempertahankan, memerinci, mengukur, merangkum, membuktikan,
memvalidasi, mengetes, mendukung, memilih, dan memproyeksikan.

https://santisusanti1995.wordpress.com/2013/12/10/taksonomi-bloom-ranah-kognitif-
afektif-dan-psikomotor-serta-identifikasi-permasalahan-pendidikan-di-indonesia/

4. Dari 4 teori belajar yang Anda pelajari, teori mana yang menurut Anda paling mendukung
dengan perkembangan zaman saat ini. Uraikan  contoh dari pengalaman Anda sebagai
pengajar atau pengalaman Anda sehari-hari.
Jawaban:
a. Teori Kognitif
Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20-an. Secara sederhana teori ini
menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari beberapa
proses, seperti pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem solving, analisis,
prediksi, dan perasaan.  Ada juga yang menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu
ibarat komputer. Proses awalnya dimulai dengan input data, kemudian mengolahnya
hingga mendapatkan hasil akhir. Beberapa tokoh yang berperan mengembangkan teori
ini adalah Jean Piaget, Bruner, dan Ausubel. Dalam proses belajar mengajar di sekolah,
contoh penerapan teori kognitif adalah guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka untuk saling bicara serta diskusi
dengan teman-temannya.
b. Teori Behavioristik
Teori yang dianut sejumlah ilmuwan, seperti Gage dan Berliner ini menyatakan bahwa
sebuah pengalaman mampu mengubah tingkah laku (kebiasaan atau proses berpikir)
seseorang sebagai hasil proses belajar dari pengalaman itu sendiri.  Untuk
mengaplikasikan teori ini, seorang guru perlu melakukan beberapa proses, seperti
memberikan dorongan supaya muridnya dapat merasakan rasa ingin tahu, melakukan
stimulus guna memperoleh respons siswa, dan melakukan penguatan (reinforcement)—
pengulangan stimulus dalam bentuk berbeda. Teori behavioristik dinilai terlalu fokus
pada pendidik. Jadi, tantangannya adalah guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan
suatu materi agar siswa tidak bosan. 
c. Teori Humanis
Teori belajar selanjutnya adalah humanistik yang berkembang dari teori behavioristik.
Tokoh dari teori humanis adalah Carl Rogers dan Abraham Maslow. Dilihat dari
definisinya, teori humanis adalah metode pembelajaran yang fokus pada peserta didik
guna mengembangkan potensinya. Ada beberapa faktor yang mendukung teori humanis,
yaitu peran kognitif—pemahaman seseorang tentang ilmu pengetahuan, dan peran
afektif—faktor mental yang membentuk individu. Dengan mengaplikasikan teori
humanis, siswa akan merasa senang selama proses belajar dan bisa menguasai materi
dengan gampang. 
d. Teori Konstruktif
Teori konstruktif sejatinya sudah ada dari dulu, namun masih digunakan sampai
sekarang  karena bersifat efektif dan mampu beradaptasi dengan baik terhadap
perubahan zaman. Lewat teori konstruktif, peserta didik diajak untuk mendalami
pengetahuan secara bebas atau juga bisa memaknainya sesuai pengalaman.  Dalam
praktiknya, siswa akan diberi ruang untuk membuat ide atau gagasan menggunakan
bahasanya sendiri. Dampaknya, lewat penjelasan yang familier, orang lain diharapkan
mampu menerima ide yang disampaikan dan merangsang imajinasinya. 

Menurut saya semua teori tersebut sesuai dengan perkembangan zaman karena memiliki
peran masing-masing.
https://www.akseleran.co.id/blog/teori-belajar/

5. Fase-fase perkembangan siswa harus dipahami oleh guru agar dalam proses pembelajaran
tidak mengalami hambatan psikologis yang mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.
Uraikan perkembangan Bahasa Anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun).
Jawaban:
a. Kelas 1 (6-7 Tahun)
- Bisa mengingat apa yang didengarnya.
- Bisa menulis catatan atau jurnal untuk mengekspresikan diri.
- Mengikuti perintah yang terdiri dari dua sampai tiga tahapan.
- Konsisten mengikuti topik pembicaraan dan bergantian bicara dengan lawan
bicara.
- Tidak ada lagi huruf yang tertukar saat bicara atau menulis.
- Mengenal 100  sight words (membaca kata yang sering digunakan tanpa
mengeja).Menyebutkan kata yang berima dan mengucapkan dengan benar
semua huruf dalam sebuah kata.
b. Kelas 2 dan 3 (7-9 Tahun)
- Mulai memperkaya kosa kata melalui tulisan/bacaan, tapi terkadang salah
menyebut kata yang belum pernah ia dengar sebelumnya.
- Mulai bisa bermain kata dan bisa memahami plesetan, teka-teki, dan humor.
- Bisa berbicara dengan jelas serta menyesuaikan volume suara dengan situasi.
- Bisa merangkum cerita.
- Bisa menganalisis kata, seperti kata dasar dan imbuhan depan/belakang.
- Bisa membaca ulang dan membetulkan kesalahan.
- Sudah jarang melakukan kesalahan dalam mengeja.
c. Kelas 4 dan 5 (9-11 Tahun)
- Bisa menyusun dan menyampaikan pidato singkat dengan isi yang informatif.
- Mengenali makna dan poin-poin inti dari sebuah percakapan atau tulisan.
- Membaca tulisan dengan lantang dan berintonasi.
- Mulai gemar membaca dengan tujuan tertentu, baik untuk hiburan, belajar
sesuatu yang baru, atau mencari informasi.
- Bisa memberikan arahan dengan akurat.
- Bisa menyesuaikan gaya bahasa, gestur tubuh, penggunaan kata, dan nada
bicara dengan situasi dan lawan bicara.
- Mulai banyak menggunakan kiasan.
- Bisa memulai dan mengakhiri obrolan dengan baik.
d. Kelas 6 (11-12 Tahun)
- Memahami kalau cara menyampaikan sesuatu bisa mempengaruhi tanggapan
dari orang lain.
- Bisa mendengarkan informasi lisan secara kritis.
- Bisa menjelaskan sudut pandangnya secara lebih rinci untuk meyakinkan
orang lain.
- Bisa menggunakan jeda saat bicara untuk memberikan penekanan.
- Bisa bernegosiasi dan berdiskusi untuk mengatasi konflik.
https://www.orami.co.id/magazine/perkembangan-bahasa-anak-sd/

Anda mungkin juga menyukai