Anda di halaman 1dari 133

KATA-KATA GHARÎB DALAM

AL-QUR’AN – JUZ 1
Oleh: M. Arsudin

A. Kata-kata Gharîb dalam Juz 1


N Kata Nama
Makna Penjelasan
o Gharîb Surat
QS. Al-
1. ‫َختَ َم‬ Berkata Ucapan Baqarah:
7
QS. Al-
2. ‫ضا‬
ً ‫َمَر‬ Penyakit Sakit Baqarah:
10
QS. Al-
Sekutu Penyembah
3. ‫لِلَّ ِه أَنْ َد ًادا‬ Baqarah:
Allah Allah
22
QS. Al-
Menjadikan Menciptakan
4. ‫بَا ِرئِ ُك ْم‬ Baqarah:
kamu kamu
54
QS. Al-
Bawang Anak yang
5. ‫َو ُف ْو ِم َها‬ Baqarah:
Putih baik
61
Dengan QS. Al-
ِ Dengan
6. ‫ك‬
َ ‫َذال‬ demikian Baqarah:
Sekarang itu
itu 68

1 | Kata-Kata Gharib Dalam Al-


Qur’an-Juz 1
QS. Al-
Tidak ada Tidak
7. َ‫اَّل ِشيَة‬ belangnya loncat-loncat
Baqarah:
71
Kecuali Kecuali
QS. Al-
cerita cerita
8. َّ ‫إِآّل أ ََمايِن‬ bohongan bohongan
Baqarah:
78
belaka yang lalu
QS. Al-
Perbuatan Tingkah
9. ْ‫َما َشَر ُوا‬ Baqarah:
mereka laku mereka
102
10. ‫ف‬ QS. Al-
ٌ ‫لََرءُْو‬
Rahim Janin Baqarah:
‫ّر ِحْي ٌم‬ 143

B. Analisis Kata-kata Gharîb dalam Juz - 1


Dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah: 7, yakni
hati mereka telah di kunci mati oleh Allah Swt.,
sehingga iman tidak dapat menembusnya, begitu
pula pendengaran mereka. Oleh karena itu, mereka
tidak dapat mengambil dalam bentuk tunggal
karena subjek yang di dengar adalah sama.
Sedangkan dalam Al-Qur’an Surah Al-
Baqarah: 10, yakni berupa keraguan dan
kegelapannya melalui Al-Qur’an yang diturunkan-

2
Nya karena setiap menentang mereka semakin
bertambah (siksaan) bagi mereka amat
menyakitkan di akhirat kelak yang rasa sakitnya
sampai menembus ke dalam hati mereka Nafi, Ibnu
Katsir, Abu Amr dan Ibnu Amir membacanya
dengan memakai tasydid yakni Yukazzibun, artinya
disebabkan mereka mendustakan Nabi Saw.1

1 Al-Allamah Asy-Syaikh Muhammad Nawawi Al-Jawi (Banten),


Tafsir Al-Munir Marah Labid, (Bandung: Sinar Baru Algensido Offdet),
2011, hal. 8-11

3
KATA-KATA GHARÎB DALAM
AL-QUR’AN – JUZ 2
Oleh: Hujjatul Aslamiyah

A. Kata-kata Gharîb dalam Juz 2


1. Q.S Al-Baqarah: 143

‫ف َّر ِحْي ٌم وم ا‬ ِ ‫ض ْي َع اِمْيَ انَ ُك ْم ۗ اِ َّن ال ٰلّ هَ بِالن‬


ٌ ‫َّاس لَ َرءُْو‬ ِ ‫وم ا َك ا َن ال ٰلّ ه لِي‬
ُ ُ ََ
‫ يعين صالتكم عند البيت‬-‫كان اهلل ليضيع إميانكم‬
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu yaitu
orang yang meninggal dunia sementara dia Shalat
dengan menghadap ke Baitul Maqdis.2

‫اِمْيَ انَ ُك ْم‬: Iman di sini adalah Shalat mu yang


menghadap Baitul Maqdis.3
 Analisis Q.S Al-Baqarah: 143
Menurut M. Quraisy Shihab dalam tafsir
Al-Misbah Penutup ayat ini menjelaskan bahwa
dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu,
yakni tidak akan menyia-nyiakan iman kamu. Di
sini, kata iman yang di gunakan menunjukkan

2 Abu Abdillah Al-Qurtubi, Tafsir Al-Qurtubi, (Jakarta: pustaka


azzam:2007), hal 368.
3 Mahmud Asy-Syahrawi, Tafsir Perkata, (Yogyakarta: Mutiara
Media:2014), hal 19.

4 | Kata-Kata Gharib Dalam Al-


Qur’an Juz 2
amal saleh khususnya Shalat karena amal saleh
harus selalu di barengi oleh iman, tanpa iman
amal menjadi sia. Firmannya, sesungguhnya
Allah maha pengasih lagi maha penyayang
kepada manusia seakan akan berpesan kepada
kamu muslimin. Ingatlah, hai kaum muslimin,
bahwa tuhan yang kamu sembah adalah tuhan
yang kasih sayangnya melimpah, sehingga tidak
mungkin Dia menyia-nyiakan usaha kamu, lagi
maha penyayang. Dengan demikian, Dia tidak
menguji kamu melebihi kemampuan kamu.
Itulah yang di ajarkan Allah kepada Nabi
Muhammad Saw., dan kaum muslimin jika
saatnya nanti ada perintah mengalihkan kiblat
dari bait al-Maqdis ke Ka ‘bah mekkah. Jawaban
ini sekaligus menyiapkan mental kaum muslimin
menghadapi aneka gangguan serta gejolak
pikiran menyangkut peralihan kiblat, dan
dengan

5
demikian, diharapkan jiwa mereka lebih tenang
menghadapi hal tersebut.4
2. Q.S Al-Baqarah : 144

ۗ ‫ك َشطَْر الْ َم ْس ِج ِد احْلََر ِام‬


َ ‫ٰىها ۖ َف َو ِّل َو ْج َه‬
ِ ‫َفلَنولِّين‬
َ ‫َّك قْبلَةً َتْرض‬
َ َ َُ
‫ۗ ش طَْر الْ َم ْس ِج ِد احْلَ َر ِام‬:
َ Ke arah Masjidil haram atau Ka
‘bah.5
 Analisis Q.S Al-Baqarah: 144
Menurut satu pendapat, ke hadapan Ka
‘bah seluruhnya. Pendapat ini di riwayatkan dari
Ibnu Abbas. Namun Ibnu Umar berkata, “ke
hadapan mizab (pencurian emas) yang ada di Ka
‘bah.” Demikianlah yang di katakan oleh Ibnu
Athiyah. Mizab (pancuran emas) adalah kiblat
penduduk Madinah dan Syam. Di sana pula
terletak kiblat orang-orang Andalusia. Ibnu al-
Qurtubi berkata “Ibnu Juraij meriwayatkan dari

4 Shihab, Quraisy, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, Dan


Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati:2002), hal 417.
5 Mahmud Asy-Syahrawi, Tafsir Perkata, (Yogyakarta: Mutiara
Media: 2014), hal 19.

6
Atha’ dari ibnu Abbas. Bahwa Rasulullah Saw
bersabda,
“Ka ‘bah adalah kiblat bagi penghuni
Masjidil haram, Masjidil haram adalah kiblat
bagi penduduk tanah haram, tanah haram
adalah kiblat bagi penduduk bumi, baik yang
berada di timur maupun di baratnya, dari
umatku”.6
3. Q.S Al-Baqarah: 158
َّ ‫۞ اِ َّن‬
ۚ ‫الص َفا َوالْ َم ْر َوةَ ِم ْن َش َعاۤ ِٕى ِر ال ٰلّ ِه‬
)‫ عالم ة (واح دهتا ش عرية‬- ‫ش عائر‬: Sebagian dari syiar Allah
petanda (keduanya safa dan Marwah).7

‫ش َعاۤ ِٕى ِر ال ٰلّ ِه‬:


َ Tanda-tanda Agama Allah atau tempat-
tempat dalam ibadah haji dan umrah.8
 Analisis Q.S Al-Baqarah: 158
Allah telah mengangkat martabat dua buah
bukit, safa dan Marwa, dan menjadikannya

6 Abu abdillah al-qurtubi, tafsir al-qurtubi, (Jakarta: pustaka


azzam:2007), hal 372.
7 https://tafsirweb.com/suratal-baqarah185.
8 Mahmud asy-sya’rawi, tafsir perkata, (Yogyakarta: mutiara hati :
2014), hal 19.

7
bagian dari manasik haji, sebagaimana dia telah
menjadikan Ka ‘bah sebagai kiblat salat. Maka
barang siapa yang menunaikan ibadah haji
merupakan kewajiban bagi dirinya untuk
melakukan sai (berlari lari kecil) di antara dua
bukit itu tujuh kali. Sebelumnya, sebagian
kalangan muslim sendiri menyangka bahwa sai
itu merupakan bagian dari tradisi jahiliah.
Padahal tidak demikian sesungguhnya. Sai
adalah syiar keislaman. Maka tidak berdosa jika
seseorang melakukan sai di kedua kawasan bukit
itu ketika haji dan umrah. Dan hendaknya orang-
orang yang beriman hendak berbuat kebajikan
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Sesungguhnya Allah maha mengetahui
perbuatan seseorang dan memberi pahala atas
kebaikannya.9
4. Q.S Al-Baqarah: 166

9 https://tafsirq.com/suratal-baqarah158.

8
‫ت هِبِ ُم‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ا ْذ َتَب َّراَ الَّذيْ َن اتُّبِعُ ْوا م َن الَّذيْ َن اتََّبعُ ْوا َو َراَُوا الْ َع َذ‬
ْ ‫اب َوَت َقطَّ َع‬
‫اب‬
ُ َ‫ااْل َ ْسب‬
‫ من كل ما سألتموه – رغبتم‬:‫قال ابن عباس‬: Ibnu Abbas berkata:
Siapa pun bertanya kepadanya yaitu keinginan.10

‫وتقطعت هبم األسباب‬: Terputuslah sebuah hubungan yang


ada di antara mereka ketika di dunia, seperti
hubungan nasab, teman, dan perjanjian.11
 Analisis Q.S Al-Baqarah: 166
Mufasir dan yang lainnya mengatakan
maknanya adalah hubungan yang mereka jalani
selama di dunia entah itu dari sisi kerabat,
sahabat, ataupun yang lainnya. Makna asbab
sendiri adalah tali yang mengikat sesuatu hingga
menariknya. Kemudian setelah itu, segala
sesuatu yang menariknya di sebut dengan sebab.
Sedangkan as-Suddi dan Ibnu Zaid berpendapat

10 Abdul baqi, dkk, mu’jam gharib qur’an (Beirut: darul qalam),


hal 83.
11 Mahmud as-sya’rawi, tafsir perkata, (Yogyakarta:
mutiarahati:2014), hal 20.

9
bahwa makna dan kata asbab adalah pekerjaan
yang mereka lakukan.12
5. Q.S Al-Baqarah: 168
ِ ِ
ٌ‫َّواَل َتتَّبِعُ ْوا ُخطُٰوت الشَّْي ٰط ۗ ِن انَّه لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمبِنْي‬
‫خطوات – من اخلطوواملعىن آثاره‬: Langkah yang berpengaruh
olehnya (setan).13
ِ ‫خطُٰو‬: Jalan, jejak, dan amal perbuatan setan.14
‫ت الشَّْي ٰط ۗ ِن‬ ُ
 Analisis Q.S Al-Baqarah 168
Bacaan dalam mushaf Usmani ini berbeda
dengan yang di baca oleh abu as-Sammal al-
Adawi dan Ubaid bin Umair mereka membaca

‫ اخلط وات‬dan diriwayatkan pula dari ali bin Abi

Thalib, Qatadah, A’raj, Amru bin Maimun, dan

A’masy, mereka membacanya ‫خطوات‬. namun, al-


akhfasy membantah mereka, ia mengatakan jika

12 Abu Abdillah al-qurtubi, Tafsir Al-Qurtubi, (Jakarta: pustaka


azzam:2007), hal 476.
13 Adbul Baqi,dkk,Mu’jam Gharib Al-Qur’an,(Beirut:daarul
qalam), hal 47.
14 Mahmud As-Sya’rawi, Tafsir Perkata, (Yogyakarta:
mutiarahati:2014), hal 20.

10
mereka membaca demikian maka bentuk

tunggalnya adalah ‫ خطيئة‬dari kata ‫ خطا‬kesalahan,

bukan dari kata ‫ اخلطو‬langkah. Al-Qurtubi berkata

yang benar adalah lafaz ini sangat umum,


mencakup segala hal yang tidak ada dalam
sunah dan syariat Islam, yang biasa di sebut
dengan bid’ah dan perbuatan maksiat.15
6. Q.S Al-Baqarah: 182

ۗ ‫صلَ َح َبْيَن ُه ْم فَٓاَل اِمْثَ َعلَْي ِه‬ ِ ٍ ‫اف ِم ْن ُّم ْو‬


ْ َ‫ص َجَن ًفا اَْو امْثًا فَا‬ َ ‫فَ َم ْن َخ‬
‫متجانف – مائل‬: Disengaja, berbelok.

‫جنفا‬: Menyimpang dari kebenaran karena keliru dan


tidak mengerti.16
 Analisis Q.S Al-Baqarah 182
Menurut tafsir Al-Qurtubi, Abu Ubaidah
mengatakan bahwa kata ini tidak jauh berbeda

dengan kata ‫انئ‬AAA‫ الج‬yang maknanya juga

15 Abu abdillah al-qurtubi, tafsir al-qurtubi, (Jakarta: pustak


aazzam:2007), hal 482.
16 Abdul baqi,dkk, mu’jam gharib alquran (Beirut:daarul qalam),
hal 30

11
condong. Dan kata ‫ أجنف‬adalah sebutan untuk
orang yang bungkuk (condong ke depan).
Bacaan ini berbeda dengan bacaan yang di
riwayatkan ali ia mengganti kata ini dengan

membaca ‫حيفا‬ yang artinya berbuat zalim.

Mujahid mengatakan bahwa ayat ini maknanya


adalah barang siapa yang khawatir jika orang
yang berwasiat condong (berat sebelah) dengan
bermaksud untuk memotong sebagian warisan
dari ahli warisnya, dan ia juga berniat untuk
sengaja menyakiti hati mereka, maka inilah
kecondongan yang akan mengakibatkan
perbuatan dosa.17
7. Q.S Al-Baqarah: 196
ِ ِ ِ
ِ ۚ ‫اسَتْي َسَر م َن اهْلَْد‬
‫ي‬ ْ ‫فَا ْن اُ ْحص ْرمُتْ فَ َما‬
‫أحص رمت‬: Terhalang untuk menyempurnakan ibadah
sesudah melakukan ihram.18

17 Abu adbillah Al-qurtubi, tafsir Al-Qurtubi, (Jakarta: pustaka


azzam:2007), hal 619.
18 Mahmud asy-syahrawi, tafsir perkata, (Yogyakarta: mutiara
hati :2014), hal 23.

12
‫ اإلحص ارمن ك ل شئ‬:‫ق ال عط اء‬: Itha berkata: terkeong dari
segala sesuatu.19
 Analisis Q.S Al-Baqarah: 196
Menurut tafsir Al-Qurtubi “tidak ada yang
sulit dalam ayat ini, kami akan menjelaskan ayat
ini dengan sangat jelas. Kami katakan al-ihtishar
adalah terhalang dari arah yang engkau tuju
karena (adanya) hambatan yang global. Yang di
maksud hambatan yang global adalah hambatan
apa pun, dengan uzur apa pun apakah itu
berupa pengepungan musuh, kezaliman
penguasa, sakit atau apa pun.20
8. Q.S Al-Baqarah: 197

ۗ ‫ث َواَل فُ ُس ْو َق َواَل ِج َد َال ىِف احْلَ ِّج‬ ِ ‫فَمن َفر‬


َ َ‫ض فْي ِه َّن احْلَ َّج فَاَل َرف‬
َ َ َْ
‫الرفث – اجلماع‬: Bercampur, hubungan seksual.21

19 Abdul baqi, dkk, mu’jam gharib al-quran, (Beirut: daarul


qalam), hal 38.
20 Abu abdillah Al-Qurtubi, tafsir al-qurtubi, (Jakarta: pustaka
azzam:2007), hal 841.
21 Abdul baqi,dkk, mu’jam gharib al-qur’an (Beirut:daarul qalam),
hal 26.

13
‫فال رفث‬: Maka tidak boleh bersetubuh atau
mengeluarkan kata-kata kotor atau keji.22
 Analisis Q.S Al-Baqarah: 197
Menurut satu pendapat, kata ini terbentuk
dari kata Al-Jadalah yang tak lain adalah tanah.
Dengan demikian, seolah-olah masing-masing
dari dua pihak yang berselisih berperang dengan
lawannya sampai mengalahkannya. Dengan
demikian, dia adalah orang yang memukulkan
kawannya ke tanah. Penyair berkata,
“Sesungguhnya aku pernah merasakan alih demi alih,
dan aku meninggalkan orang yang lemah di atas
tanah,
dalam keadaan berdebu, dimana dia tidak mempunyai
tempat tinggal”.23
9. Q.S Al-Baqarah: 235
ِ ِ ‫َواَل َت ْع ِز ُم ْوا عُ ْق َدةَ النِّ َك‬
ُ ‫اح َحىّٰت َيْبلُ َغ الْكت‬
ۗ ُ‫ٰب اَ َجلَه‬

22 Mahmud asy-sya’rawi, tafsir perkata, (Yogyakarta: mutiara hati:


2014), hal 24.
23 Abu abdillah Al-Qurtubi, tafsir al-qurtubi, (Jakarta: pustaka
azzam:2007), hal 926.

14
‫دة‬AA‫حت ّي يبلغ الكتب اجله – تنقضى الع‬: Sampai habis masa
idah yang di wajibkan atas mereka, kebiasaan yang
sudah berakhir.24
 Analisis Q.S Al-Baqarah: 235
Kalau ketetapan hati melakukan akad nikah
telah dilarang di sini, tentu lebih terlarang
melakukan akad nikah itu sendiri. Karena akad
nikah tidak seharusnya terlaksana tanpa
ketetapan hati. Disisi lain, ayat ini
mengisyaratkan bahwa perkawinan hendaknya
di laksanakan setelah berpikir matang.
Menyangkut segala sesuatu, menyangkut
masalah pasangan, biaya hidup, dan tanggung
jawab perkawinan Jangan berketetapan hati
melakukan akad nikah sebelum sampai
berketetapan menyangkut idah wanita itu pada
akhir masanya. Kalau idah belum selesai, kamu
belum boleh melamarnya secara terang-terangan
atau resmi, tidak juga menetapkan waktu

24 Mahmud Asy-Sya’rawi, Tafsir Perkata, (Yogyakarta: mutiara


hati:2014), hal 27.

15
pelaksanaan akad nikah. Dan ketahuilah, bahwa
Allah mengetahui apa yang ada dalam hati
kamu, yakni apa yang di pikirkan oleh benak
kamu serta yang bergelora dalam jiwamu,
demikian juga bisikan positif atau negatif karena
itu takutlah kepada-Nya, dan upayakanlah agar
tidak terlintas dalam benak kamu hal-hal yang di
larang-Nya, dan ketahui bahwa Allah, di
samping maha pedih siksa-Nya, juga maha
pengampun menutupi kesalahan dan aib
manusia, dan dia juga maha penyantun sehingga
menangguhkan sanksi, padahal dia mampu
menjatuhkannya agar manusia dapat menyesal
dan memperbaiki diri.25
10. Q.S Al-Baqarah: 243

ٌ ‫۞ اَمَلْ َتَر اِىَل الَّ ِذيْ َن َخَر ُج ْوا ِم ْن ِديَا ِر ِه ْم َو ُه ْم اُلُْو‬


ِ ۖ ‫ف َح َذ َر الْ َم ْو‬
‫ت‬

‫الم تر – تر‬: Apakah kamu tidak memperhatikan atau


melihat.
 Analisis Q.S Al-Baqarah: 243
25 Shihab, Quraisy, tafsir Al-Misbah, (Jakarta: lentera hati:2002),
hal

16
Perhatikan dan ketahuilah, hai nabi, sebuah
kisah yang unik. Yaitu kisah tentang suatu kaum
yang meninggalkan kampung halaman dan
melarikan diri dari medan perang karena takut
mati. Mereka berjumlah ribuan orang. Lalu Allah
menakdirkan untuk mereka kematian dan
kekalahan melawan musuh. Sampai akhirnya,
ketika jumlah yang tersisa itu berjuang dengan
semangat patriotisme, Allah menghidupkan
mereka kembali. Sesungguhnya hidup terhormat
setelah mendapatkan kehinaan merupakan
karunia Allah yang patut di syukuri, akan tetapi
kebanyakan orang tidak mensyukurinya.26
B. Tabel Kata-kata Gharîb dalam Al-Qur’an
Juz-2
Kata Nama
No Makna Penjelasan
Gharîb Surat
Dan Allah
Shalatmu
tidak akan Q.S Al-
menghada
1. ‫إميانكم‬ p ke baitul
menyia- Baqarah
nyiakan 143
maqis
imanmu.

26 https://tafsirq.com/suratalbaqarah243.

17
Memalingkan
kamu ke
‫شطر‬ kiblat yang
Ke arah Q.S Al-
kamu sukai.
2. ‫املسجد‬ masjidil
Palingkanlah
Baqarah
haram 144
‫احلرم‬ mukamu ke
masjidil
haram
Tanda Q.S Al-
tanda Baqarah
Sebagian dari
agama 158
syiar allah
allah atau
pertanda
3. ‫شعائر اهلل‬ suatu
keduanya
tempat
(shafa dan
dalam
marwah)
ibadah haji
dan umrah.
Terputuslah
‫وتقطعت‬ sebuah
Terputusla hubungan Q.S Al-
4. ‫هبم‬ h sebuah yang ada di Baqarah
hubungan antara 166
‫االسباب‬ mereka ketika
di dunia.
Jalan, jejek,
‫خطوات‬ dan amal
Langkah- Q.S Al-
5. langkah Baqarah
‫الشيطان‬ perbuatan
syetan 168
syetan.
Menyimpang
dari
Q.S AL-
Disengaja, kebenaran
6. ‫جنفا‬ berbelok karena keliru
Baqarah
182.
dan tidak
mengerti

18
Terhalang
Terkepung Q.S AL-
untuk
7. ‫أحصرمت‬ dari segsla
menyempurn
Baqarah
sesuatu 196
akan ibadah
Bercampur, Maka tidak Q.S Al-
hubungan boleh Baqarah
seksual bersetubuh 197.
8. atau
‫فال رفث‬ mengeluarka
n kata kotor
atau keji.
Sampai habis
‫حىت يبلغ‬
Kebiasaan masa iddah Q.S Al-
9. ‫الكتب‬ yang sudah yang di Baqarah
berakhir wajibkan atas 235
‫اجله‬ mereka.
Apakah
Memperhat Q.S Al-
kamu tidak
10. ‫امل تر‬ ikan atau
memperhatik
Baqarah
melihat 243
an

19
KATA-KATA GHARÎB DALAM
AL-QUR’AN – JUZ 3
Oleh: Mita Haerunnisa

A. Kata-Kata Gharîb Dalam Al-Qur’an - Juz 3


1. Q.S Al-Imran Ayat: 45

‫ت الْ َم ٰلۤ ِٕى َك ةُ مٰي َ ْرمَيُ اِ َّن ال ٰلّ هَ يُبَ ِّش ُر ِك بِ َكلِ َم ٍة ِّمْن ۖهُ امْسُهُ الْ َم ِس ْي ُح‬
ِ َ‫اِ ْذ قَ ال‬
ُّ ‫ِعْي َسى ابْ ُن َم ْرمَيَ َو ِجْي ًها ىِف‬
َ‫الد ْنيَا َوااْل ٰ ِخَر ِة َو ِم َن الْ ُم َقَّربِنْي ۙن‬

ُ‫بِ َكلِ َم ٍة ِّمْن ۖه‬: Menyampaikan satu kabar atau Firman


Allah Swt.
Maksud kabar dari kata Gharîb tersebut ialah
“dengan kalimat kun (jadilah!) dari Allah Swt.”27
 Analisis Q.S Al-Imran Ayat: 45
ٍ ِ ِ ٰ ِ ِٓ ٰ ِ ِ
ُ‫ا ْذ قَا لَت الْ َملئ َكةُ مٰي َْرمَيُ ا َّن اللّهَ يُبَشُِّرك بِ َكل َمة ِّمْنه‬
"(Ingatlah), ketika para malaikat berkata,
Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah
menyampaikan kabar gembira kepadamu
tentang sebuah kalimat (firman) dari-Nya (yaitu

27 Muhammad Asyafrawi tafsir A-Quran perkata (Yogyakarta:


mutiara media 2014), hlm 37.

20 | K a t a - K a t a Gharib Dalam Al-


Qur’an Juz 3
seorang putra)” “yaitu seorang anak yang
keberadaannya melalui sebuah kalimat dari
Allah, yaitu Allah berkata kun (jadilah), maka
jadilah ia.28

‫امْسُهُ الْ َم ِس ْي ُح ِعْي َس ى ابْ ُن َم ْرمَيَ َو ِجْي ًه ا ىِف ال ُّد ْنيَا َوا اْل ٰ ِخ َر ِة َو ِم َن‬

َ ‫الْ ُم َقَّربِنْي‬
“namanya Al-Masih 'Isa putra Maryam,
artinya nama ini masyhur di dunia dan dikenal
oleh orang-orang yang beriman. Menurut sebagian
ulama salaf karena ia juga banyak melakukan
perjalanan. Ada juga yang mengatakan: “karena ia
rata dua telapak kakinya tidak berlekuk.”
Dikatakan juga: “karena jika ia mengusap
seseorang yang mengidap penyakit kronis, maka
dengan izin Allah orang itu akan sembuh”.29

28 Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh tafsir ibnu Katsir juz 3
jilid 1 hlm. 63.
29 Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh tafsir ibnu Katsir juz 3
jilid 1 hlm. 63.

21
2. Q.S Al-Imran Ayat: 46
ِ ِ ٰ ‫وي َكلِّم النَّاس ىِف الْمه ِد و َكهاًل َّو ِمن‬
َ ‫الصلحنْي‬
ّ َ ْ َ َْ َ ُ َُ
‫احلليم‬-‫ الكه ل‬:‫ق ال جماه د‬: Menurut perkataan mujahid
artinya kedewasaan/pubertas
Maksudnya ialah dewasa dan telah sempurna
kekuatannya, yakni setelah diturunkan.30
 Analisis Q.S Al-Imran Ayat: 46

‫س ىِف الْ َم ْه ِد َو َك ْهاًل‬


َ ‫َويُ َكلِّ ُم النَّا‬
Dan dia berbicara dengan manusia
(sewaktu) dalam buaian dan ketika sudah
dewasa “Yaitu ia mengajak ibadah kepada Allah
semata yang tiada sekutu bagi-Nya pada waktu
masih bayi. Yang demikian itu merupakan
mukjizat dan tanda (kekuasaan Allah). Juga pada
waktu sudah dewasa, yaitu ketika Allah
menyampaikan wahyu kepada-Nya.31
3. Q.S Al-Imran Ayat: 11

30 Muhammad Asyafrawi tafsir A-Quran perkata (Yogyakarta:


mutiara media 2014), hlm 37.
31 Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh tafsir ibnu Katsir juz 3
jilid 1 hlm. 63.

22
‫ب اٰ ِل فِْر َع ْو ۙنَ َوالَّ ِذيْ َن ِم ْن َقْبلِ ِه ۗ ْم َك َّذبُ ْوا بِاٰ ٰيتِنَ ۚا فَاَ َخ َذ ُه ُم‬
ِ ْ‫َك َدأ‬
ِ ‫ال ٰلّهُ بِ ُذنُوهِبِم ۗ وال ٰلّهُ َش ِديْ ُد الْعِ َق‬
‫اب‬ َ ْ ْ
ِ ْ‫ َدأ‬: ‫ مثل حال‬: keadaan atau kondisi
‫ب‬

Dalam buku lain di temukan bahwa maksud kata


tersebut ialah “seperti kebiasaan dan tradisi.”32
 Analisis Q.S Al-Imran Ayat: 11

‫ب اٰ ِل فِْر َع ْو َن‬
ِ ْ‫َك َدأ‬

“(keadaan mereka)” seperti keadaan kaum


Firaun “Demikian juga yang di riwayatkan dari
Ikrimah, Mujahid, Abu Malik, Ad-Dhahlak dan
yang lainya. Diantara mereka yang mengatakan
“seperti biasa yang diperbuat oleh para pengikut
Firaun.” Ada juga yang mengatakan “Seperti
yang di perbuat oleh para pengikut Firaun. Dan
ungkapan-ungkapan lainya yang maknanya
tidak jauh berbeda.
ِ ‫وا ل ٰلّهُ َش ِديْ ُد الْعِ َقا‬
‫ب‬ َ

32 Muhammad Asyafrawi tafsir A-Quran perkata (Yogyakarta:


mutiara media 2014), hlm 34

23
"Dan Allah sangat berat hukuman-Nya."
Artinya, hukuman-Nya sangat berat dan siksa-
Nya pun sangat pedih, yang tidak ada seorang
pun yang dapat menolaknya dan tidak ada
sesuatu pun yang luput dari-Nya, bahkan Dia
berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya, Dia
telah menundukkan segala sesuatu, tiada ialah
(yang haq) dan tiada Rabb melainkan Dia.33
4. Q.S Al-Imran Ayat: 7

ِ ‫ت ُه َّن اُُّم الْ ِكت‬


‫ٰب‬ ٌ ‫ت حُّمْ َك ٰم‬
ِ ‫ك الْ ِكت‬
ٌ ٰ‫ٰب مْن هُ اٰي‬
َ ْٓ ‫ُه َو الَّ ِذ‬
َ ‫ي اَْن َز َل َعلَْي‬
ِ‫هِب‬ ِ
َ‫ت ۗ فَاََّما الَّذيْ َن يِف ْ ُقلُ ْو ْم َزيْ ٌغ َفيَتَّبِعُ ْو َن َم ا تَ َش ابَه‬
ٌ ‫َواُ َخ ُر ُمتَ ٰش بِ ٰه‬
ٰ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ‫مْن هُ ابْتغَ اۤءَ الْفْتنَ ة َوابْتغَ اۤءَ تَأْ ِويْل ۚ ِه َو َم ا َي ْعلَ ُم تَأْ ِو ْيلَهُٓ ااَّل اللّ ه‬
‫الر ِس ُخ ْو َن ىِف الْعِْل ِم َي ُق ْولُ ْو َن اٰ َمنَّا بِ ۙ ِه ُك لٌّ ِّم ْن ِعْن ِد َربِّنَ ا ۚ َو َم ا‬
ّٰ ‫َۘو‬
ِ ‫ي َّذ َّكر آِاَّل اُولُوا ااْل َلْب‬
‫اب‬َ ُ َ
‫ َزيْ ٌغ – شك‬: keraguan, kebimbangan

33 Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh tafsir ibnu Katsir juz 3
jilid 1 hlm. 19.

24
Maksud dari ke bimbingan tersebut ialah
penyimpangan dan penyelewengan dari
kebenaran.34
 Analisis Q.S Al-Imran Ayat: 7
ِ ِ‫هِب‬ ِ
ُ‫فَاَ َّما الَّذيْ َن يِف ْ ُقلُ ْو ْم َزيْ ٌغ َفيَتَّبِعُ ْو َن َما تَ َشا بَهَ مْنه‬
“Adapun orang-orang yang dalam hatinya
condong pada kesesatan”, beliau mengatakan
mereka itulah golongan khawarij.35
ٰ ِ
ُ‫َو َما َي ْعلَ ُم تأويله ااَّل اللّه‬
“Padahal tidak ada yang mengetahui
takwilnya kecuali Allah”, Para Qura’ (ahli dalam
bacaan Al-Qur’an) berbeda pendapat mengenai
waqaf (pemberhentian bacaan) disini. Dikatakan
dari ‘Ibnu Abbas’ bahwa waqaf itu pada lafaz
Allah, dia berkata: “Tafsir itu terbagi menjadi
empat macam : yakni tafsir yang tidak sulit bagi
seseorang untuk memahaminya, tafsir yang

34 Muhammad Asyafrawi tafsir A-Quran perkata (Yogyakarta:


mutiara media 2014), hlm 34
35 Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh tafsir ibnu Katsir juz 3
jilid 1 hlm. 9.

25
dimengerti bangsa Arab melalui bahasa sendiri,
tafsir yang dimengerti oleh para ulama, dan
tafsir yang tidak diketahui kecuali melalui Allah
saja.36
Salah satunya ialah takwil yang berati
hakikat sesuatu dan apa yang permasalahannya
dikembalikan kepadanya, jika takwil yang
dimaksud seperti pada surat Al-A’raf ayat 53,
maka waqaf itu adalah pada lafaz Allah :
ٰ ِ
ُ‫َو َما َي ْعلَ ُم تَأْ ِو ْيلَهُۤ ااَّل اللّه‬
Karena hakikat dan esensi segala sesuatu tidak
diketahui secara detail kecuali oleh Allah
semata. Dengan demikian, firman-Nya :

‫الر ِس ُخ ْو َن ىِف الْعِْل ِم‬


ّٰ ‫َو‬
Adalah mubtada (subjek), sedangkan ‫َي ُق ْولُْو َنءامنابه‬
adalah khabar (predikat).37

36 Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh tafsir ibnu Katsir juz 3
jilid 1 hlm. 9-10.
37 Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh tafsir ibnu Katsir juz 3
jilid 1 hlm. 12.

26
ِ ‫وما ي َّذ َّكر اِاَّل ۤ اُولُوا ااْل َ لْبا‬
‫ب‬ َ ُ َ ََ
Oleh karena itu Dia berfirman:
“Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran
kecuali orang yang berakal." Artinya yang dapat
memahami dan merenungi maknanya hanyalah
orang-orang yang berakal sehat dan mempunyai
pemahaman yang benar.
B. Tabel Kata-kata Gharîb dalam Surat Al-
Baqarah Juz 3
Kata Nama
No Makna Penjelasan
ghorib surah
‫بِ َكلِ َم ٍة‬ Sebuah
Al-
1 Firman Allah Imran:
ُ‫ِّمْنه‬
kalimat
45
Al-
2 ‫َك ْهاًل‬ Dewasa Pubertas Imran:
46
Al-
ِ ْ‫َك َدأ‬ Seperti
3 ‫ب‬ keadaan
Tradisi/kebiasaan Imran:
11
Al-
4 ‫َزيْ ٌغ‬ Sesat Keraguan/bimbang Imran:
7

27
KATA-KATA GHARÎB DALAM
AL-QUR’AN – JUZ 4
Oleh: Halimatussadiah

A. Kata-kata Gharîb dalam Al-Qur’an -Juz 4


1. Q.S Al-Imran Ayat 121:
ِِ ِ ِ
َ ‫ٔى الْ ُمْٔو مننْي‬ َ ‫ت ِم ْن َْٔاهل‬
ُُٔ ‫ك ُتَب َّو‬ َ ‫َواذَ َغ َد ْو‬
Artinya: dan ingatlah, ketika engkau
(Muhammad) berangkat pada pagi hari meninggalkan
keluargamu untuk mengatur orang-orang beriman.
ِِ
َ ‫ٔى الْ ُم ْٔو مننْي‬
ُُٔ ‫ ُتَب َّو‬yakni menempatkan orang-orang
mukmin, pada posisi mereka masing-masing, di
sebelah kanan dan sebelah kiri gunung dan posisi-
posisi lain yang telah engkau (Muhammad)
perintahkan.

Menurut jumhur ulama, yang dimaksud


dengan peristiwa tersebut adalah perang Uhud.
Demikian dikata oleh Ibnu Abbas, al-Hasan al-
Bashri, Qatadah, as-Suddi dan yang lainnya.

28 | K a t a - K a t a Gharib Dalam Al-


Qur’an Juz 4
Peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu, bulan Syawal
pada tahun ke 3 Hijriyah.
Sebab terjadinya perang Uhud ini karena
orang-orang Musyrik bermaksud menuntut balas
atas terbunuhnya pemuka-pemuka mereka pada
perang Badar. Di Perang Badar tersebut dapat
diselamatkan unta-unta yang membawa barang
dagangan yang ada bersama Abu Sufyan.
2. Q.S Al-Imran Ayat 152

‫َو ْع َدهُ أِ ْذ حَتُ ُّسَن ْو َن ُه ْم َولََقد صدقكم اهلل‬


Artinya: dan sesungguhnya Allah telah memenuhi
janji-Nya kepada kalian, ketika kalian membunuh mereka
dengan izin-Nya.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Allah telah
menjanjikan kepada kaum mukmin akan beroleh
kemenangan. Menunjukkan bahwa peristiwa ini
terjadi dalam Perang Uhud. Karena jumlah pasukan
musuh mereka terdiri atas tiga ribu personel. Ketika
pasukan kaum muslim menghadapi mereka, maka

29
kemenangan dan keberuntungan berada di pihak
pasukan Islam pada permulaan siang harinya.38

3. Q.S Al-Imran Ayat 172

‫الذين استجابوا هلل والرسول من بعدما اصا هبم القرح‬


Artinya: yaitu orang-orang yang menaati perintah
Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka
(dalam peperangan Uhud).
“sesungguhnya manusia telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu, karena itu
takutlah kepada mereka”. Maka perkataan itu
menambah keimanan mereka, dan mereka
menjawab, “cukuplah Allah menjadi penolong
kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.39

4. Q.S Al-Imran Ayat 103

‫وكنتم على شفا حفرة من النار فأنقذكم منها‬


Artinya: dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkanmu dari padanya.

38 http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-ali-imron-
ayat-152.html?m=1
39 http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-ali-
imron-ayat-172.html?m=1

30
5. Q.S Al-Imran Ayat 181
‫سنكتب ما قالوا وقتلهم االنبياء بغري حق‬
Artinya: kami akan mencatat perbuatan mereka itu
dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan
yang benar.
Ayat ini mengandung ancaman dan
peringatan. Dengan kata lain, begitulah perkataan
mereka terhadap Allah dan demikianlah perbuatan
mereka terhadap utusan-utusan Allah.40
6. Q.S An-Nisa Ayat 6
‫وال تأكلوها اسرافا وبدار أن يكربوا‬
Artinya: dan janganlah kamu memakan harta anak
yatim lebih dari batas kepatutan dan janganlah kamu
tergesa-gesa.

Allah melarang memakan harta anak yatim


tanpa adanya kebutuhan mendesak, Israfani wa
bidaaran artinya: tergesa-gesa (membelanjakannya)
sebelum mereka baligh.

40 http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-ali-imron-
ayat-181.html?m=1

31
7. Q.S An-Nisaa Ayat 3

‫ما طاب لكم من النساء مثىن وثلث وربع‬


Artinya: Maka nikahilah wanita yang kamu sukai
dua, tiga dan empat.
Nikahilah wanita mana pun yang kamu sukai
selain dari anak yatim: jika kamu suka, boleh empat
orang.

8. Q.S An-Nisaa Ayat 6

‫فإذا دفعتم إليهم امواهلم فأشهدوا عليهم وكفى با هلل حسيبا‬


Artinya: dan barang siapa miskin, maka bolehlah ia
makan harta itu menurut yang patut.
Kemudian apabila kamu menyerahkan harta
kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan
saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka.
Dan cukuplah Allah sebagai pengawas (atas
persaksikan itu).
Allah melarang memberikan wewenang
kepada orang-orang yang lemah akalnya dalam
pengelolaan keuangan yang dijadikan Allah sebagai
pokok kehidupan.

32
9. Q.S An-Nisaa Ayat 9

‫فليتقوا اهلل وليقولوا قوال سديدا‬


Artinya: oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.
Dan hendaklah mereka ucapkan kepada orang
yang hendak meninggal (perkataan yang
benar)misalnya menyuruh bersedekah kurang dari
sepertiga dan memberikan selebihnya untuk para
ahli waris hingga tidak membiarkan mereka dalam
keadaan sengsara dan menderita.

10. Q.S An-Nisaa Ayat 12

‫وان كا ن رجل يورث كللة او امرة وله اخ او اخت فلكل وحد‬

‫منهما السدس‬
Yang dimaksud dalam ayat ini adalah, orang
yang hanya memiliki ahli waris dari kaum
kerabatnya saja, tidak ada dari ahli waris pokok
(ayah dan seterusnya) atau ahli waris cabang (anak
dan seterusnya).

33
B. Tabel Kata-kata Gharîb dalam Al-Qur’an Juz
4
KATA NAMA
NO. MAKNA PENJELASAN
GHARÎB SURAT
-‫تبوئ املؤمنني‬
Nabi
:‫توطن املؤمنني‬
Muhammad
:‫قال االعشى‬ Ali
Mengatur mengatur
Imron:
1 ‫وما ّبوا الرمحن‬ orang-orang orang-orang
121 hal.
‫بيتك ىف العلى‬ beriman beriman pada
242
pos
‫باجيا د شرق‬
pertempuran
‫الصفا واحملرم‬
Ali
– ‫تستأصلو هنم‬ Membunuh
Membunuh Imron:
2 mereka dengan
‫قتال حتسوهنم‬ mereka 152 hal.
izin-Nya
36
Orang-orang
Orang- yang berbuat Ali
-‫استجا بوا‬ orang yang kebaikan dan Imron:
3
‫اجابوا‬ menaati bertakwa 172 hal
perintah mendapatkan 31
pahala
Berpegang
.- ‫مثل شفا‬
teguhlah
‫ وهو‬,‫الركيّة‬ Ali
kepada agama
Imron:
4 ‫حرفها شفا‬ Tepi jurang Allah, dan
103 hal.
‫حفرة‬ ingat nikmat
105
Allah yang
telah diberikan
Jangan tergesa-
gesa dalam
‫ مبادرة‬-‫بدارا‬ An-
Tergesa- menyerahkan
5 Nisa: 6
gesa hak anak yatim
hal. 12
sebelum
mereka dewasa

34
‫قال على بن‬ Maka nikahilah
‫احلسني عليهما‬ Kata Ali Ibn perempuan lain
An-
Husain a.s.: yang kamu
6 ‫ يعىن‬:‫السالم‬ Nisa: 3
yaitu dua senangi, dua
‫مثىن او ثالث او‬ hal. 24
atau tiga atau tiga atau
‫رباع‬ atau empat empat
Cukup Allah
yang menjadi
saksi ketika An-
7 - ‫كا فيا حسيبا‬ pengawas kamu Nisa
memberikan hal 35
harta kepada
anak yatim
Hendaklah
:‫قا ل جماهد‬ Kata
berbicara An-
mujahid:
8 -‫سديدا وسدادا‬ dengan tutur Nisa: 9
benar-benar
‫صدقا‬ kata yang hal. 87
benar
‫من مل‬-‫الكاللة‬ Yang tidak
Orang yang An-
.‫يرثه اب او ابن‬ memiliki
tidak Nisa:
9 bapak, anak
‫وهو مصدر من‬ mempunyai 12 hal.
dan
‫تكلله النسب‬ anak dan ayah. 180
keturunan
Mereka kekal Ali
didalamnya Imron:
10 ‫ ثوابا‬-‫نزال‬ Turun
sebagai karunia 198 hal.
dari Allah 203
Mencatat Ali
-‫سنكتب‬ perkataan Imron:
11 mencatat
‫سنحفظ‬ orang-orang 181 hal.
Yahudi 188

35
KATA-KATA GHARÎB DALAM
AL-QUR’AN – JUZ 5
Oleh: Danil Maulana

A. Kata-kata Gharîb dalam Al-Qur’an -Juz 5


1. An-Nisa Ayat 24
Allah SWT. berfirman:

ۚ ‫ٰب اللَّ ِه َعلَْي ُك ْم‬ ِ ِ ‫والْمحص نٰت ِمن الن‬


ْ ‫ِّس ٓاء إِاَّل َم ا َملَ َك‬
َ ‫ت أَمْي ٰنُ ُك ْم ۖ كت‬ َ َ ُ َ ُْ َ
ِِ ِِ ِ ِ ِ
‫ني‬
َ ‫ني َغْي َر ُم ٰس فح‬ َ ‫َوأُح َّل لَ ُك ْم َّما َو َرٓاءَ ٰذل ُك ْم أَ ْن َتْبَتغُوا بِأ َْم ٰول ُك ْم حُّمْص ن‬
ِِ
‫اح َعلَْي ُك ْم‬
َ َ‫يضةً ۚ َواَل ُجن‬ َ ‫ور ُه َّن فَ ِر‬ َ ‫ُج‬ ُ ُ‫استَ ْمَت ْعتُ ْم بِۦه مْن ُه َّن َفئَات‬
ُ ‫وه َّن أ‬ ْ ‫ۚ فَ َما‬
ِ ِ ِ ِ َ ‫ضْيتُم بِِۦه ِم ۢنب ْع ِد الْ َف ِر‬ ِ
‫يما‬
ً ‫يما َحك‬ ً ‫يضة ۚ إ َّن اللَّهَ َكا َن َعل‬ َ ْ َ ‫يما َت ٰر‬ َ‫ف‬
"Dan diharamkan bagimu (wanita-wanita yang
bersuami) untuk dikawini sebelum bercerai dengan suami-
suami mereka itu, baik mereka merdeka atau budak dan
beragama Islam (kecuali wanita-wanita yang kamu miliki)
yakni hamba-hamba sahaya yang tertawan, maka mereka
boleh kamu campuri walaupun mereka punya suami di
negeri perang, yakni setelah istibra' atau membersihkan
rahimnya (sebagai ketetapan dari Allah) kitab manshub
sebagai masdar dari kata Dzaalika; artinya telah ditetapkan
sebagai suatu ketetapan dari Allah (atas kamu, dan

36
dihalalkan) ada yang membaca uhilla bentuk pasif ada pula
ahalla bentuk aktif (bagi kamu selain yang demikian itu)
artinya selain dari wanita-wanita yang telah diharamkan
tadi (bahwa kamu mencari) istri (dengan hartamu) baik
dengan maskawin atau lainnya (untuk dikawini bukan
untuk dizinahi) (maka istri-istri) dengan arti taman (yang
telah kamu nikmati) artinya campuri (di antara mereka)
dengan jalan menyetubuhi mereka (maka berikanlah
kepada mereka upah mereka) maksudnya maskawin
mereka yang telah kamu tetapkan itu (sebagai suatu
kewajiban. Dan kamu tidaklah berdosa mengenai sesuatu
yang telah saling kamu relakan) dengan mereka (setelah
ditetapkan itu) baik dengan menurunkan, menambah atau
merelakannya. (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
akan ciptaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) dalam mengatur
kepentingan mereka." (Q.S. An-Nisa' 4: Ayat 24).

2. An-Nisa Ayat 25
Allah SWT. berfirman:

‫ٰت فَ ِم ْن َّما‬ ِ ‫ٰت الْم ْؤ ِمن‬


ِ ‫ومن مَّل يس تَ ِطع ِمْن ُكم طَ واًل أَ ْن يْن ِكح الْمح‬
ُ ‫صن‬ َ ُْ َ َ ْ ْ ْ ْ َ ْ ْ ََ
ِ ِ ‫ت أَمْي ٰنُ ُكم ِّمن َفَتٰيتِ ُكم الْم ْؤ ِمن‬
‫ض ُك ْم‬ ُ ‫ٰت ۚ َواللَّهُ أ َْعلَ ُم بِ ِإميٰن ُكم ۚ َب ْع‬ ُ ُ ْ ْ ْ ‫َملَ َك‬
‫وف‬ِ ‫ض ۚ فَ انْ ِكحوه َّن بِ ِإ ْذ ِن أَهلِ ِه َّن وءاتُوه َّن أُج وره َّن بِ الْمعر‬ ٍ ‫ِّم ۢنَب ْع‬
ُْ َ َُ ُ ُ ََ ْ ُ ُ
ِ ‫ت أَخ َد ٍان ۚ فَِإذَٓا أ‬ ِ ِ ٍ ِ ٍ ْ‫حُم‬
َ ‫ُحص َّن فَِإ ْن أََتنْي‬ْ ْ ‫صنٰت َغْيَر ُم ٰس ف ٰحت َواَل ُمتَّخ ٰذ‬ َ

37
‫ك لِ َم ْن‬ ِ ِ ‫ٰت ِمن الْع َذ‬
َ ‫اب ۚ ٰذل‬ َ َ ‫صن‬
ِ ‫بِ ٰف ِح َش ٍة َفعلَي ِه َّن نِص ف م ا علَى الْمح‬
َ ُْ َ َ ُ ْ َْ
‫يم‬ ِ ‫خ ِشى الْعنَت ِمْن ُكم ۚ وأَ ْن تَصرِب وا خير لَّ ُكم ۗ واللَّه َغ ُف‬
ٌ ‫ور َّرح‬
ٌ ُ َ ْ ٌَْ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ
"(Dan siapa yang tidak cukup biayanya untuk
mengawini wanita-wanita merdeka) bukan budak (lagi
beriman) ini yang berlaku menurut kebiasaan sehingga
mafhumnya tidak berlaku (maka hamba sahaya yang kamu
miliki) yang akan dikawininya (yakni dari golongan
wanita-wanita kamu yang beriman. Dan Allah lebih
mengetahui keimananmu) maka cukuplah kamu lihat
lahirnya saja sedangkan batinnya serahkanlah kepada-Nya
karena Dia mengetahui seluk-beluknya. Dan berapa
banyaknya hamba sahaya yang lebih tinggi mutu
keimanannya daripada wanita merdeka; ini merupakan
bujukan agar bersedia kawin dengan hamba sahaya
(sebagian kamu berasal dari sebagian yang lain) maksudnya
kamu dan mereka itu sama-sama beragama Islam maka
janganlah merasa keberatan untuk mengawini mereka
(karena itu kawinilah mereka dengan seizin majikannya)
artinya tuan dan pemiliknya (dan berikanlah kepada
mereka upah) maksudnya mahar atau maskawin mereka
(secara baik-baik) tanpa melalaikan atau menguranginya
(sedangkan mereka pun hendaknya memelihara diri)
menjadi hal (bukan melacurkan diri) atau berzina secara

38
terang-terangan (serta tidak pula mengambil gundik) selir
untuk berbuat zina secara sembunyi-sembunyi. (Maka jika
mereka telah menjaga diri) artinya dikawinkan; dalam
suatu qiraat dibaca ah Shanna artinya telah kawin (lalu
mereka melakukan perbuatan keji) maksudnya berzina
(maka atas mereka separuh dari yang berlaku atas wanita-
wanita merdeka) yakni yang masih perawan jika mereka
berzina (berupa hukuman) atau hudud yaitu dengan didera
50 kali dan diasingkan setengah tahun. Dan kepada
mereka ini dikiaskan hukuman bagi budak lelaki. Dan
kawinnya hamba sahaya itu tidaklah dijadikan syarat untuk
wajibnya hukuman, tetapi hanyalah untuk menunjukkan
pada dasarnya mereka itu tidak menerima hukum rajam.
(Demikian itu) maksudnya diperbolehkannya mengawini
hamba sahaya sewaktu tak ada biaya itu (ialah bagi orang
yang takut akan berzina) `anat artinya yang asli ialah
masyaqqat atau kesulitan. Dinamakan zina demikian ialah
karena dialah yang menyebabkan seseorang menerima
hukuman berat di dunia dan siksa pedih di akhirat (di
antara kamu). Ini berarti berbeda bagi orang yang tidak
merasa khawatir dirinya akan jatuh dalam perzinaan, maka
tidak halal baginya mengawini hamba sahaya itu.
Demikian pula orang yang punya biaya untuk mengawini
wanita-wanita merdeka. Pendapat ini juga dianut oleh
Syafii. Hanya dalam firman Allah, ...di antara wanita-

39
wanitamu yang beriman, menurut Syafii tidak termasuk
wanita-wanita kafir sehingga tidak boleh kawin walau ia
dalam keadaan tidak mampu dan takut dirinya akan jatuh
dalam perbuatan maksiat. (Dan jika kamu bersabar) artinya
tidak mengawini hamba sahaya (itu lebih baik bagi kamu)
agar kamu tidak mempunyai anak yang berstatus budak
atau hamba sahaya. (Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang) dengan memberikan kelapangan dalam
masalah itu." (Q.S. An-Nisa' 4: Ayat 25)

Allah SWT. berfirman:

‫إِ ْن جَتْتَنِبُ وا َكبَ ٓائَِر َم ا ُتْن َه ْو َن َعْن هُ نُ َكف ِّْر َعْن ُك ْم َس يِّئَاتِ ُك ْم َونُ ْد ِخ ْل ُك ْم‬
‫ُّم ْد َخاًل َك ِرميًا‬

"(Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara


dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya) yakni
dosa-dosa yang pernah pelakunya mendapat ancaman
seperti membunuh, berzina, mencuri dan lain-lain yang
menurut Ibnu Abbas banyaknya hampir tujuh ratus
macam (niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu) yang
kecil-kecil dengan jalan mengerjakan ketaatan (dan Kami
masukkan kamu dengan pemasukan) dibaca mudkhalan
atau madkhalan yang berarti pemasukan atau ke tempat
(yang mulia) yaitu surga." (Q.S. An-Nisa' 4: Ayat 31).

40
Allah SWT. berfirman:

‫ت أَمْي ٰنُ ُك ْم‬ ِ َّ ِ ِ ‫ىِل مِم‬ ِ


ْ ‫ين َع َق َد‬
َ ‫َول ُك ٍّل َج َع ْلنَا َم ٰو َ َّا َتَر َك الْ ٰول َدان َواأْل َ ْقَربُو َن ۚ َوالذ‬
ٍ ِ َ‫َفئَاتُوهم ن‬
ً ‫ص َيب ُه ْم ۚ إِ َّن اللَّهَ َكا َن َع ٰلى ُك ِّل َش ْىء َش ِه‬
‫يدا‬ ُْ
"(Dan bagi masing-masing) laki-laki dan wanita
(Kami jadikan ahli waris) atau ashabah yang memperoleh
(apa yang ditinggalkan oleh ibu bapak dan karib kerabat)
bagi mereka berupa harta (dan mengenai orang-orang
yang kamu telah berjanji dan bersumpah setia dengan
mereka) `aqadat ada yang pakai alif sehingga menjadi
`aqadat; sedangkan aimaan jamak daripada yamiin berarti
sumpah atau tangan sehingga kalimat itu berarti sumpah
sekutu-sekutu kamu yang telah terikat dalam perjanjian
denganmu di masa jahiliah buat tolong-menolong dan
waris-mewarisi (maka berilah mereka) sekarang (bagian
mereka) dari harta warisan yaitu seperenam (sesungguhnya
Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu) artinya
mengetahui apa pun juga, termasuk hal-ihwalmu. Dan
hukum ini telah dihapus dengan firman-Nya, Dan orang-
orang yang mempunyai pertalian darah, sebagian mereka

41
lebih utama dari sebagian lainnya." (Q.S. An-Nisa' 4:
Ayat 33)

Allah SWT. berfirman:

‫ض‬ٍ ‫ض ُه ْم َع ٰلى َب ْع‬ َ ‫َّل اللَّهُ َب ْع‬ ‫ال َق ٰوم و َن علَى الن ِ مِب‬
َ ‫ِّس ٓاء َا فَض‬ َ َ ُ ّ ُ ‫الر َج‬ ِّ
‫ب مِب َ ا‬ِ ‫ت لِّْلغَْي‬ ِ ِ ‫الص لِ ٰح‬ ِ‫هِل‬ ِ
ٌ ‫ٰت ٰحف ٰظ‬ ٌ ‫ت ٰقنت‬ ُ ّٰ َ‫َومِبَ ٓا أَْن َف ُق وا م ْن أ َْم ٰو ْم ۚ ف‬
‫وه َّن ىِف‬ ِ ٰ ِ
ُ ‫وه َّن َو ْاه ُج ُر‬ُ ُ‫وز ُه َّن فَعظ‬ َ ‫َحف َظ اللَّهُ ۚ َوالّىِت خَتَ افُو َن نُ ُش‬
ۗ ‫وه َّن ۖ فَ ِإ ْن أَطَ ْعنَ ُك ْم فَاَل َتْبغُ وا َعلَْي ِه َّن َس بِياًل‬ ِ ‫الْمض‬
ُ ُ‫اض ِرب‬ْ ‫اج ِع َو‬ َ َ
‫إِ َّن اللَّهَ َكا َن َعلِيًّا َكبِ ًريا‬
"(Kaum lelaki menjadi pemimpin) artinya mempunyai
kekuasaan (terhadap kaum wanita) dan berkewajiban mendidik
dan membimbing mereka (oleh karena Allah telah melebihkan
sebagian kamu atas lainnya) yaitu kekuasaan dan sebagainya (dan
juga karena mereka telah menafkahkan) atas mereka (harta
mereka. Maka wanita-wanita yang saleh ialah yang taat) kepada
suami mereka (lagi memelihara diri di balik belakang)) artinya
menjaga kehormatan mereka dan lain-lain sepeninggal suami
(karena Allah telah memelihara mereka) sebagaimana
dipesankan-Nya kepada pihak suami itu. (Dan wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyu) artinya pembangkangan mereka
terhadap kamu misalnya dengan adanya ciri-ciri atau gejala-

42
gejalanya (maka nasihatilah mereka itu) dan ingatkan supaya
mereka takut kepada Allah (dan berpisahlah dengan mereka di
atas tempat tidur) maksudnya memisahkan kamu tidur ke
ranjang lain jika mereka memperlihatkan pembangkangan (dan
pukullah mereka) yakni pukullah yang tidak melukai jika
mereka masih belum sadar (kemudian jika mereka telah
menaatimu) mengenai apa yang kamu kehendaki (maka
janganlah kamu mencari gara-gara atas mereka) maksudnya
mencari-cari jalan untuk memukul mereka secara aniaya.
(Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar) karena itu
takutlah kamu akan hukuman-Nya jika kamu menganiaya
mereka." (Q.S. An-Nisa' 4: Ayat 34)

Allah SWT. berfirman:

‫َو ْاعبُ ُدوا اللَّهَ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِِۦه َش ْيئًا ۖ َوبِالْ ٰولِ َديْ ِن إِ ْح ٰس نًا َوبِ ِذى‬
‫ب‬ ِ ُ‫ني واجْلَ ا ِر ِذى الْ ُق رىٰب واجْلَ ا ِر اجْلُن‬ ِِ
َ ْ َ ‫الْ ُق ْرىٰب َوالْيَت ٰٰمى َوالْ َم ٰس ك‬
ِ ‫ب بِ اجْلَ ۢن‬ ِ ‫الص‬
َ‫ت أَمْي ٰنُ ُك ْم ۗ إِ َّن اللَّه‬
ْ ‫الس بِ ِيل َو َم ا َملَ َك‬
َّ ‫ب َوابْ ِن‬ ِ ‫اح‬ َّ ‫َو‬
‫ورا‬
ً ‫ب َم ْن َكا َن خُمْتَااًل فَ ُخ‬ُّ ِ‫اَل حُي‬
"(Sembahlah olehmu Allah) dengan mengesakan-Nya
(dan janganlah kamu mempersuatukan-Nya dengan suatu pun

43
juga.) (Dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak) dengan
berbakti dan bersikap lemah lembut (kepada karib kerabat) atau
kaum keluarga (anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang karib) artinya yang dekat kepadamu dalam bertetangga
atau dalam pertalian darah (dan kepada tetangga yang jauh)
artinya yang jauh dari padamu dalam kehidupan bertetangga
atau dalam pertalian darah (dan teman sejawat) teman perjalanan
atau satu profesi bahkan ada pula yang mengatakan istri (ibnu
sabil) yaitu yang kehabisan biaya dalam perjalanannya (dan apa-
apa yang kamu miliki) di antara hamba sahaya. (Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong) atau takabur
(membanggakan diri) terhadap manusia dengan kekayaannya. "
(Q.S. An-Nisa' 4: Ayat 36)

Allah SWT. berfirman:

‫ض عِ ْف َها َويُ ْؤ ِت‬ َ ‫إِ َّن اللَّهَ اَل يَظْلِ ُم ِم ْث َق‬


ُ َ‫ال َذ َّر ٍة ۖ َوإِ ْن ت‬
ٰ ُ‫ك َح َس نَةً ي‬
ِ ِ
‫يما‬
ً ‫َجًرا َعظ‬ ْ ‫م ْن لَّ ُدنْهُ أ‬
"(Sesungguhnya Allah tidak menganiaya) seorang pun
(walau sebesar zarah) artinya sebesar semut yang paling kecil,
misalnya dengan mengurangi kebaikan-kebaikannya atau
menambah kejahatan-kejahatannya (dan sekiranya ada kebaikan
sebesar zarah) dari seorang mukmin; menurut satu qiraat dengan
baris di depan sehingga merupakan Tammah (niscaya Allah
akan melipatgandakannya) dari 10 sampai lebih dari 700 kali
lipat. Menurut satu qiraat tanpa tasydid sehingga menjadi

44
yudhaa`ifuha (dan mendatangkan dari sisi-Nya) di samping
ganjaran yang berlipat ganda itu (pahala yang besar) tak dapat
diperkirakan oleh seorang pun juga. " (Q.S. An-Nisa' 4: Ayat
40)

Allah SWT. berfirman:


‫ٰك ٰرى َحىّٰت‬ ‫الص ٰلوةَ َوأَْنتُ ْم ُس‬ ِ َّ ٓ
َّ ‫ين ءَ َامنُ وا اَل َت ْقَربُ وا‬ َ ‫ٰي أَيُّ َه ا الذ‬
ۚ ‫َت ْغتَ ِس لُوا‬ ‫َت ْعلَ ُم وا َم ا َت ُقولُ و َن َواَل ُجنُبً ا إِاَّل َع ابِ ِرى َس بِ ٍيل َحىّٰت‬
ِ
َ ‫َوإ ْن ُكْنتُ ْم َّم ْر ٰض ٓى أ َْو َع ٰلى َس َف ٍر أ َْو َج ٓاءَ أ‬
‫َح ٌد ِّمْن ُك ْم ِّم َن‬
ً ِ‫ص ع‬
‫يدا طَيِّبً ا‬ ِ
َ ‫ِّسٓاءَ َفلَ ْم جَت ُدوا َم ٓاءً َفَتيَ َّم ُم وا‬ ٰ ِِ
َ ‫الْغَٓائط أ َْو ل َم ْستُ ُم الن‬
ِ ِ ِ ِ
ً ‫فَ ْام َس ُحوا ب ُو ُجوه ُك ْم َوأَيْدي ُك ْم ۗ إ َّن اللَّهَ َكا َن َع ُف ًّوا َغ ُف‬
‫ورا‬
"(Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
dekati Shalat) artinya janganlah sholat (sedangkan kamu dalam
keadaan mabuk) disebabkan minum-minuman keras. Asbabun
nuzulnya ialah orang-orang sholat berjemaah dalam keadaan
mabuk (sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan)
artinya sadar dan sehat kembali (dan tidak pula dalam keadaan
junub) disebabkan bersetubuh atau keluar mani. Ia manshub
disebabkan menjadi hal dan dipakai baik buat tunggal maupun
buat jamak (kecuali sekadar melewati jalan) artinya selagi
musafir atau dalam perjalanan (hingga kamu mandi lebih dulu)
barulah kamu boleh melakukan Shalat itu. Dikecualikannya
musafir boleh melakukan Shalat itu ialah karena baginya ada

45
hukum lain yang akan dibicarakan nanti. Dan ada pula yang
mengatakan bahwa yang dimaksud ialah larangan terhadap
mendekati tempat-tempat Shalat atau mesjid, kecuali sekadar
melewatinya saja tanpa mendiaminya. (Dan jika kamu sakit)
yakni mengidap penyakit yang bertambah parah jika kena air
(atau dalam perjalanan) artinya dalam bepergian sedangkan
kamu dalam keadaan junub atau berhadas besar (atau seseorang
di antaramu datang dari tempat buang air) yakni tempat yang
disediakan untuk buang hajat artinya ia berhadas (atau kamu
telah menyentuh perempuan) menurut satu qiraat lamastum itu
tanpa alif, dan keduanya yaitu baik pakai alif atau tidak, artinya
ialah menyentuh yakni meraba dengan tangan. Hal ini
dinyatakan oleh Ibnu Umar, juga merupakan pendapat Syafii.
Dan dikaitkan dengannya meraba dengan kulit lainnya,
sedangkan dari Ibnu Abbas diberitakan bahwa maksudnya ialah
jimak atau bersetubuh (kemudian kamu tidak mendapat air)
untuk bersuci buat Shalat yakni setelah berusaha menyelidiki
dan mencari. Dan ini tentu mengenai selain orang yang dalam
keadaan sakit (maka bertayamumlah kamu) artinya ambillah
setelah masuknya waktu Shalat (tanah yang baik) maksudnya
yang suci, lalu pukullah dengan telapak tanganmu dua kali
pukulan (maka sapulah muka dan tanganmu) berikut dua
sikumu. Mengenai masaha atau menyapu, maka kata-kata itu
transitif dengan sendirinya atau dengan memakai huruf.
(Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun)."
(Q.S. An-Nisa' 4: Ayat 43)

46
‫‪B. Tabel Kata-kata Gharîb Dalam Juz 5‬‬

‫المتزوجات‬ ‫ٰت‬
‫صن ُ‬‫َوال ُْم ْح َ‬
‫المشيات‪ ،‬وهن الماخوذات من‬ ‫ت‬‫َما َملَ َك ْ‬

‫نساءالكفار في الجهاد‬ ‫أَيْ ٰمنُ ُك ْم‬


‫تطلبوا‬ ‫َت ْبَتغُوا‬
‫اعفاء عن الحرام‬ ‫ين‬ ‫ِِ‬
‫ُّم ْحصن َ‬
‫زانين‬ ‫ين‬ ‫ِِ‬
‫ُم ٰسفح َ‬
‫مهورهن‬ ‫ور ُه َّن‬
‫ُج َ‬ ‫أُ‬
‫غني وسعة‬ ‫طَ ْواًل‬
‫الذنوب الصغيرة‬ ‫َسيِّئَاتِ ُك ْم‬

‫‪47‬‬
KATA-KATA GHARÎB DALAM
AL-QUR’AN – JUZ 6
Oleh: Fahmi

A. Kata-kata Gharîb dalam Al-Qur’an -Juz 6


1. Q.S Al-Ma ’idah ayat 5

‫ٰب ِح لٌّ لَّ ُك ْم‬ ِ ِ َّ


َ ‫ت َوطَ َع ُام الذيْ َن اُْوتُوا الْكت‬ ُ ۗ ‫اَلَْي ْو َم اُ ِح َّل لَ ُك ُم الطَّيِّٰب‬
‫ٰت‬ ِ ِ ِ ‫ۖ وطَع ام ُكم ِح لٌّ هَّل م ۖ والْمحص ن‬
ُ ‫صن‬ َ ‫ٰت م َن الْ ُم ْؤمنٰت َوالْ ُم ْح‬ ُ َ ْ ُ َ ُْ ْ ُ َ َ
‫ٰب ِم ْن َقْبلِ ُك ْم اِ َذٓا اَٰتْيتُ ُم ْو ُه َّن اُ ُج ْو َر ُه َّن‬ ِ ِ َّ ِ
َ ‫م َن الذيْ َن اُْوتُ وا الْكت‬
‫ي اَ ْخ َدا ۗ ٍن َو َم ْن يَّ ْك ُف ْر‬ ْٓ ‫َّخ ِذ‬ ِ ‫ص نِ َغي ر م ٰس ِف ِح واَل مت‬
ُ َ َ ‫نْي‬ ُ َ ْ َ ‫حُمْ نْي‬
ِ
ࣖ ‫ان َف َق ْد َحبِ َط َع َملُهُ ۖ َو ُه َو ىِف ااْل ٰ ِخَر ِة ِم َن اخْل ِٰس ِريْ َن‬ ِ َ‫بِااْلِ مْي‬

“Pada hari ini dihalalkan bagi kalian yang baik-baik. Makanan


(sembelihan) orang-orang yang diberi Al-Kitab itu halal bagi
kalian, dan makanan kalian halal (pula) bagi mereka. (Dan
dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga
kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-
wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang
diberi Al-Kitab sebelum kalian, bila kalian telah membayar
maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan
maksud berzina dan tidak (pula) menjadikan gundik-gundik.
Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima

48
hukum-hukum Islam), maka hapuslah amalannya dan ia di hari
akhirat termasuk orang-orang merugi.”

‫ور ُه َّن‬
َ ‫ُج‬
ُ‫أ‬ : Mas kawin mereka

‫مهورهن‬ : mahar-mahar mereka41

Adapun ‫ور ُه َّن‬


َ ‫ُج‬
ُ‫أ‬ dalam tafsir Ibnu Katsir, ia

adalah jika kamu telah membayar maskawin mereka


yaitu mahar mereka karena mereka memelihara diri dan
tetap mempertahankan kesucian. Maka berikanlah
mahar mereka secara sukarela. Jabir bin Abdullah, ‘Amir
asy-Sya’bi, Ibrahim an-Nakha’i dan al-Hasan al-Bashri
pernah mengeluarkan fatwa: “Jika seorang laki-laki
menikahi seorang wanita, lalu wanita itu berzina
sebelum bercampur dengan laki-laki itu, maka
keduanya harus dipisahkan, dan mahar yang diberikan
pun harus dikembalikan.” Demikian menurut riwayat
Ibnu Jarir, dari mereka.42

2. Q.S Al-Ma ‘idah ayat 26

41 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,


(Bairut: DarulQolam, 1950), hal 2
42 https://alquranmulia.wordpress.com/2014/12/10/tafsir-ibnu-
katsir-surah-al-maa-idah-ayat-5-4

49 | K a t a - K a t a G h a r i b D a l a m A l - Q u r ’ a n
Juz 6
‫ني َس نَةً ۛ يَتِ ُيه و َن يِف اأْل َْر ِ‬
‫ض ۚ فَاَل‬ ‫ِ‬
‫ال فَِإن ََّها حُمََّر َمةٌ َعلَْي ِه ْم ۛ أ َْربَع َ‬
‫قَ َ‬
‫ِ ِِ‬
‫ني‬
‫س َعلَى الْ َق ْوم الْ َفاسق َ‬ ‫تَأْ َ‬

‫‪50‬‬
Allah berfirman: "(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri
itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama
itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang
Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan
nasib) orang-orang yang fasik itu".
‫تَأْس‬: Kamu putus asa43
‫حتزن‬: sedih
Adapun ‫ْس‬
َ ‫ تَ أ‬dalam tafsir Ibnu Katsir, ia adalah
yang demikian itu merupakan hiburan bagi Musa a.s.
dalam menghadapi orang-orang itu. Dengan kata lain:
janganlah engkau berduka cita dan bersedih hati atas
putusan-Ku terhadap mereka dengan hal tersebut, sebab
mereka memang berhak menerimanya.44

3. Q.S Al-Ma ‘idah ayat 2

َّ ‫ين َآمنُ وا اَل حُتِ لُّوا َش َعائَِر اللَّ ِه َواَل‬ ِ َّ


‫الش ْهَر احْلَ َر َام َواَل‬ َ ‫يَا أَيُّ َه ا الذ‬
‫ض اًل ِم ْن‬ ْ َ‫ت احْلَ َر َام َيْبَتغُ و َن ف‬َ ‫ني الَْبْي‬
ِ
َ ‫ي َواَل الْ َقاَل ئ َد َواَل ِّآم‬
َ ‫اهْلَ ْد‬
‫ادوا ۚ َواَل جَيْ ِر َمنَّ ُك ْم َش نَآ ُن‬ ْ َ‫ض َوانًا ۚ َوإِذَا َحلَْلتُ ْم ف‬
ُ َ‫اص ط‬ ْ ‫َرهِّبِ ْم َو ِر‬
‫ص دُّو ُك ْم َع ِن الْ َم ْس ِج ِد احْلَ َر ِام أَ ْن َت ْعتَ ُدوا ۘ َوَت َع َاونُوا‬ ٍ
َ ‫َق ْوم أَ ْن‬
43 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,
(Bairut: DarulQolam, 1950), hal 5
44 https://alquranmulia.wordpress.com/2014/12/10/tafsir-ibnu-
katsir-surah-al-maa-idah-ayat-20-26-12

51
‫الت ْق َو ٰى ۖ َواَل َت َع َاونُوا َعلَى اإْلِ مْثِ َوالْعُ ْد َو ِان ۚ َو َّات ُق وا‬
َّ ‫َعلَى الْرِب ِّ َو‬
‫اب‬ ُ ‫اللَّهَ ۖ إِ َّن اللَّهَ َش ِد‬
ِ ‫يد الْعِ َق‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar


syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-
bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya,
dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu
orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka
mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu
telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum
karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

‫ني‬
َ ‫ ِّآم‬: orang-orang yang mengunjungi
45

‫عامدين‬: sengaja
Adapun dalam Tafsir Al-Mukhtasar kalimat ‫ِّآمني‬
(dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah) maksudnya di sini ialah

45 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,


(Bairut: DarulQolam, 1950), hal 7

52
janganlah kalian mengganggu orang-orang yang hendak
menuju Baitulharam. Makna potongan ayat ini adalah
janganlah kalian menghalalkan darah dan harta mereka,
dan janganlah kalian halangi orang yang menuju Baitul
Haram untuk berhaji, umrah, orang beriman yang ingin
menetap atau berdagang didalamnya.46

4. Q.S Al-Ma ’idah ayat 4

‫ات ۙ َو َم ا َعلَّ ْمتُ ْم‬ ِ ِ


ُ َ‫ك َم اذَا أُح َّل هَلُ ْم ۖ قُ ْل أُح َّل لَ ُك ُم الطَّيِّب‬ َ َ‫يَ ْس أَلُون‬
‫ني ُت َعلِّ ُم و َن ُه َّن مِم َّا َعلَّ َم ُك ُم اللَّهُ ۖ فَ ُكلُ وا مِم َّا‬ ِ ‫ِم َن اجْلَ َوار‬
َ ِ‫ِح ُم َكلِّب‬
ِ ِ
َ‫اس َم اللَّه َعلَْي ه ۖ َو َّات ُق وا اللَّهَ ۚ إِ َّن اللَّه‬ ْ ‫ْن َعلَْي ُك ْم َواذْ ُك ُروا‬ َ ‫أ َْم َس ك‬
ِ ‫س ِريع احْلِس‬
‫اب‬ َ ُ َ
“Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi
mereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan
(buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu
ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya
menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka
makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah
nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya). Dan

46 https://tafsirweb.com/1886-surat-al-Maidah-ayat-2.html

53
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat
hisab-Nya.”

‫ِح‬
ِ ‫اجْلََوار‬: Binatang Buas
‫ذوات االنياب واملخالب كا لكال ب‬ : Hewan-
hewan yang memiliki taring dan cakar seperti anjing
dan elang47
Adapun dalam Zubdatut Tafsir Min Fathul

Qadir kalimat ‫ِح‬


ِ ‫ اجْلَ َوار‬adalah binatang buas yang telah

kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu, di antara


kemuliaan ilmu : bahwa ayat ini menjelaskan tidak
dibolehkan memakan buruan kecuali apa yang
ditangkap oleh binatang buas pintar seperti anjing yang
diajar; lihatlah bahkan binatang menjadi istimewa
dengan ilmu.
5. Q.S Al-Ma ‘idah ayat 3

‫َّم َوحَلْ ُم اخْلِْن ِزي ِر َو َم ا أ ُِه َّل لِغَرْيِ اللَّ ِه‬


ُ ‫ت َعلَْي ُك ُم الْ َمْيتَ ةُ َوال د‬ْ ‫ُح ِّر َم‬
َّ ‫يحةُ َو َم ا أَ َك َل‬
‫الس بُ ُع‬ ِ ِ ِِ
َ ‫به َوالْ ُمْن َخن َقةُ َوالْ َم ْوقُو َذةُ َوالْ ُمَتَر ِّديَةُ َوالنَّط‬
47 Abdul azis al-khudairi. As-siroji fil bayani ghoribil qur’an.
(riyad: majalatul bayani, 1429), hal 39

54
ۚ ‫ب َوأَ ْن تَ ْسَت ْق ِس ُموا بِاأْل َْزاَل ِم‬ ُ ‫إِاَّل َما ذَ َّكْيتُ ْم َو َم ا ذُبِ َح َعلَى الن‬
ِ ‫ُّص‬
‫ين َك َف ُروا ِم ْن ِدينِ ُك ْم فَاَل خَت ْ َش ْو ُه ْم‬ ِ َّ ِ‫َٰذلِ ُكم فِسق ۗ الْي وم يئ‬
َ ‫س الذ‬ َ َ ََْ ٌ ْ ْ
‫ت َعلَْي ُك ْم نِ ْع َميِت‬ ِ ِ
ُ ‫ت لَ ُك ْم دينَ ُك ْم َوأَمْتَ ْم‬ُ ‫اخ َش ْون ۚ الَْي ْو َم أَ ْك َم ْل‬
ْ ‫َو‬
‫ص ٍة َغْي َر‬ َ ‫اض طَُّر يِف خَمْ َم‬ ْ ‫يت لَ ُك ُم اإْلِ ْس اَل َم ِدينً ا ۚ فَ َم ِن‬ ِ
ُ ‫َو َرض‬
‫يم‬ ِ ‫ف إِلِ مْثٍ ۙ فَِإ َّن اللَّه َغ ُف‬ ٍ ِ‫متَجان‬
ٌ ‫ور َرح‬ ٌ َ َ ُ
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,
daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain
Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih
untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu
jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”

ِ ‫ُّص‬
‫ب‬ ُ ‫الن‬: Berhala

55
‫م ا يوض ع للعب ادة من حج ر او غ ريه‬: sesuatu yang
diletakkan untuk ibadah dari batu atau selain-Nya48

Adapun dalam Tafsir Al-Mukhtasar dalam

memaknai kalimat ‫ُّصب‬


ُ ‫ لن‬berhala yang mereka tancapkan
kemudian mereka sembah dan mereka sirami dengan
darah sembelihan. Imam Mujahid berkata: ia adalah
batu yang berada di sekitar Makkah yang dijadikan
tempat menyembelih hewan untuk sesembahan.49

6. Q.S Al-Ma ‘idah ayat 12

‫يل َو َب َع ْثنَ ا ِمْن ُه ُم ا ْثيَن ْ َع َش َر‬ ِ ِ َ َ‫ولََق ْد أَخ َذ اللَّه ِميث‬


َ ‫اق بَيِن إ ْس َرائ‬ ُ َ َ
َ‫الز َك اة‬َّ ‫الص اَل ةَ َوآَتْيتُ ُم‬ َ َ‫نَِقيبً ا ۖ َوق‬
َّ ‫ال اللَّهُ إِيِّن َم َع ُك ْم ۖ لَئِ ْن أَقَ ْمتُ ُم‬
ِ
‫ض ا َح َس نًا‬ ً ‫ض تُ ُم اللَّهَ َق ْر‬ ُ ُ‫َو َآمْنتُ ْم بُِر ُس لي َو َعَّز ْرمُت‬
ْ ‫وه ْم َوأَْقَر‬
‫َّات جَتْ ِري ِم ْن حَتْتِ َه ا‬ ٍ ‫أَل ُ َكفِّر َّن عْن ُكم س يِّئاتِ ُكم وأَل ُْد ِخلَنَّ ُكم جن‬
َ ْ َْ َ َ ْ َ َ
‫السبِ ِيل‬
َّ َ‫ض َّل َس َواء‬ ِ َ ِ‫اأْل َْنهار ۚ فَمن َك َفر بع َد َٰذل‬
َ ‫ك مْن ُك ْم َف َق ْد‬ َْ َ ْ َ ُ َ
“Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian
(dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12

48 Abdul azis al-khudairi. As-siroji fil bayani ghoribil qur’an.


(riyad: majalatul bayani, 1429), hal 39
49 https://tafsirweb.com/1887-surat-al-maidah-ayat-3.html

56
orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku
beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan sholat dan
menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan
kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-
dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam
surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barang
siapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah
tersesat dari jalan yang lurus. ”

‫نَِقيبًا‬: Pemimpin
‫عريفا‬: orang-orang yang bijaksana50

‫يب‬ ِ
Adapun dalam Tafsir Al-Mukhtasar kalimat ً ‫نَق‬
artinya adalah yakni pemimpin kaum yang dipilih
untuk mengatur urusan mereka. Pendapat lain
mengatakan para pemimpin tersebut ditugaskan untuk
menjadikan pengikutnya beriman dan bertakwa kepada
Allah. Dan inilah makna dari pengangkatan mereka.

7. Q.S Al-Ma ‘idah Ayat 13

50 Abdul azis al-khudairi. As-siroji fil bayani ghoribil qur’an.


(riyad: majalatul bayani, 1429), hal 40

57
ِ َ‫ض ِهم ِميثَا َقهم لَعنَّاهم وجع ْلنَ ا ُقلُوبهم ق‬
‫اس يَةً ۖ حُيَِّرفُو َن‬ ِ ِ
ْ َُ ََ َ ْ ُ َ ْ ُ ْ ‫فَب َم ا َن ْق‬
‫اض عِ ِه ۙ َونَ ُس وا َحظًّا مِم َّا ذُ ِّك ُروا بِ ِه ۚ َواَل َت َز ُال‬ ِ ‫الْ َكلِم عن مو‬
ََ ْ َ َ
ِ ِ
ۚ ‫اص َف ْح‬
ْ ‫ف َعْن ُه ْم َو‬ ْ َ‫تَطَّل ُع َعلَ ٰى َخائِنَ ٍة ِمْن ُه ْم إِاَّل قَلياًل ِمْن ُه ْم ۖ ف‬
ُ ‫اع‬
‫ني‬ ِِ ُّ ِ‫إِ َّن اللَّهَ حُي‬
َ ‫ب الْ ُم ْحسن‬
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami
kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu.
Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-
tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa
yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu
(Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka
kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka
maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

‫ َحظًّا‬: Bagian
‫نصيبا‬: bagian
Adapun dalam Tafsir Al-Muyassar maksudnya
ialah Dan mereka tidak mau mengindahkan sebagian
peringatan yang diberikan kepada mereka. Dan kamu
-wahai Rasul- akan senantiasa menemukan
pengkhianatan mereka kepada Allah dan hamba-
hamba-Nya yang beriman. Hanya sedikit saja dari

58
mereka yang menepati perjanjian yang diambil atas
mereka. Maka maafkanlah mereka dan jangan
menghukum mereka. Lupakanlah kesalahan mereka.
Karena sikap itu merupakan sikap yang baik. Dan Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.

8. Q.S Al-Ma ‘idah ayat 27

‫آد َم بِ احْلَ ِّق إِ ْذ َقَّربَ ا ُق ْربَانً ا َفُت ُقبِّ َل ِم ْن‬


َ ْ ‫َواتْ ُل َعلَْي ِه ْم َنبَ أَ ابْيَن‬
‫َّك ۖ قَ َال إِمَّنَ ا َيَت َقبَّ ُل‬ َ َ‫َح ِدمِه َا َومَلْ يَُت َقبَّ ْل ِم َن اآْل َخ ِر ق‬
َ ‫ال أَل َ ْقُتلَن‬ َ‫أ‬
ِ ِ
َ ‫اللَّهُ م َن الْ ُمتَّق‬
‫ني‬
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam
(Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang
dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain
(Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata
Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari
orang-orang yang bertakwa".

‫آد َم‬
َ ْ ‫ابْيَن‬: Kedua putra Adam
51

‫قابي ل وهابيل‬: kisah kedua putra adam (Qobil dan


Habil)

51 Abdul azis al-khudairi. As-siroji fil bayani ghoribil qur’an.


(riyad: majalatul bayani, 1429), hal 41

59
Dikatakan bahwa kurban yang dipersembahkan
Qabil adalah seikat biji-bijian karena ia bekerja dengan
bercocok tanam, ia memilih hasil terburuk dari hasil
tanamnya. Adapun kurban dari Habil berupa kambing
kibas karena ia adalah penggembala, ia memilih dari
kambing terbaiknya. Maka Allah menerima kurban yang
dipersembahkan Habil dan mengangkatnya ke surga
dan tidak menerima kurban dari Qabil. Oleh sebab itu
Qabil dengki terhadap saudaranya Habil, ia berkata
kepadanya: Aku akan membunuh mu. Hal itu
disebabkan kecemburuan dan kedengkiannya.52

9. Q.S Al-Ma ‘idah ayat 41

‫ين يُ َس ا ِرعُو َن يِف الْ ُك ْف ِر ِم َن‬ ِ َّ ْ‫ول اَل حَي زن‬ َّ ‫يَ ا أَيُّ َه ا‬
َ ‫ك الذ‬ َ ُ ْ ُ ‫الر ُس‬
ِ َّ ِ ِ ِِ ِ ِ َّ
َ ‫ين قَ الُوا َآمنَّا ب أَ ْف َواهه ْم َومَلْ ُت ْؤم ْن ُقلُ وبُ ُه ْم ۛ َوم َن الذ‬
‫ين‬ َ ‫الذ‬
ٍ ِ ِ ِ
َ ُ‫ين مَلْ يَ أْت‬
ۖ ‫وك‬ َ ‫آخ ِر‬ َ ‫ادوا ۛ مَسَّاعُو َن ل ْل َك ذ ِب مَسَّاعُو َن ل َق ْوم‬ ُ ‫َه‬
‫اض عِ ِه ۖ َي ُقولُ و َن إِ ْن أُوتِيتُ ْم َٰه َذا‬ ِ ‫حُي ِّرفُ و َن الْ َكلِم ِمن بع ِد مو‬
ََ َْ ْ َ َ
ِ ِ ِ
‫ك‬ ْ َ‫فَ ُخ ُذوهُ َوإِ ْن مَلْ ُت ْؤَت ْوهُ ف‬
َ ‫اح َذ ُروا ۚ َو َم ْن يُِرد اللَّهُ فْتنَتَهُ َفلَ ْن مَتْل‬

52 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah


pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil
Haram

60
ِ ِ َّ ِ‫لَ ه ِمن اللَّ ِه ش يئا ۚ أُوٰلَئ‬
َ ُ‫ين مَلْ يُ ِرد اللَّهُ أَ ْن يُطَ ِّهَر ُقل‬
ۚ ‫وب ُه ْم‬ َ ‫ك الذ‬َ ًْ َ َ ُ
ِ ِ ِ ُّ ‫هَل م يِف‬
‫يم‬
ٌ ‫اب َعظ‬ ٌ ‫ي ۖ َوهَلُ ْم يِف اآْل خَر ِة َع َذ‬
ٌ ‫الد ْنيَا خ ْز‬ ُْ
“Hari Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh
orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya,
yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut
mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum
beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-
orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong
dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang
belum pernah datang kepadamu; mereka merubah perkataan-
perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka
mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di rubah-rubah
oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu
diberi yang bukan ini maka hati-hatilah". Barang siapa yang
Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak
akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah.
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak
mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia
dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. ”

ِ
ُ‫فْتنَتَه‬: Kesesatan
‫ضال لته‬: keburukan53

53 Abdul azis al-khudairi. As-siroji fil bayani ghoribil qur’an.


(riyad: majalatul bayani, 1429), hal 41

61
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Rasul-Nya
agar beliau jangan merasa sedih dan cemas karena
perbuatan orang-orang munafik yang memperlihatkan
kekafirannya dan menampakkan permusuhannya,
karena pada waktunya nanti Allah akan melindungi
beliau dari perbuatan jahat mereka dan
memenangkannya atas mereka serta segenap pembantu
dan pendukung mereka. Ada di antara mereka yang
mengaku beriman dengan ucapan, tetapi hati mereka
tetap ingkar dan tidak beriman; begitu pula halnya
sebagian dari orang-orang Yahudi. Mereka amat senang
mendengar perkataan dari para cendekiawan dan
pendeta, begitu pula orang-orang yang benci kepada
Nabi Muhammad Saw dan tidak pernah bertemu
dengan beliau, terutama mendengar ceramah-ceramah
dan berita-berita bohong yang telah dipalsukan untuk
menjelek-jelekkan Muhammad Saw, dan melemahkan
semangat kaum Muslimin agar meninggalkan ajaran-
ajarannya. Mereka tidak segan-segan mengubah isi kitab
Taurat. Kalimat-kalimatnya mereka pindah-pindahkan,
sehingga yang tempatnya di depan diletakkan di
belakang, dan sebaliknya.

62
Pengertiannya diselewengkan dan sebagainya;
misalnya mengganti hukuman rajam bagi orang yang
berzina dengan hukuman dera dan menghitamkan
mukanya. Mereka berkata kepada utusan mereka sendiri
yang ditugaskan pergi kepada Bani Quraizah untuk
meminta agar mereka menanyakan kepada Nabi Saw.
hukuman terhadap dua orang pemuka yang telah
berzina dan pernah kawin. Mereka berpesan sebagai
berikut, "Kalau Muhammad menjawab bahwa
hukumannya ialah dera dan menghitamkan muka, maka
terima dan ambillah fatwanya itu. Tetapi kalau dia
menjawab dengan selain daripada itu, dan menegaskan
bahwa hukumannya ialah rajam, maka hindarilah dia
dan jangan diterima." Orang-orang yang dikehendaki
Allah dalam kesesatan karena perbuatannya yang
keterlaluan, maka tidak ada suatu petunjuk pun yang
dapat mereka terima meskipun petunjuk itu datangnya
dari Rasulullah saw. Allah tidak akan menyucikan hati
orang munafik dan orang-orang Yahudi karena mereka
berpegang teguh dan tidak mau bergeser sedikit pun
dari kekafiran dan kesesatannya. Di dunia ini orang-
orang munafik .

63
10. Q.S Al-Ma ‘idah ayat 54

َ ‫ين َآمنُوا َم ْن َي ْرتَ َّد ِمْن ُك ْم َع ْن ِدينِ ِه فَ َس ْو‬ ِ َّ


ُ‫ف يَأْيِت اللَّه‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
ِ ٍ ِ َ ِ‫بَِق وٍم حُيِ ُّب ُهم وحُيِ بُّونَ هُ أ َِذلٍَّة َعلَى الْم ْؤ ِمن‬
َ ‫ني أَع َّزة َعلَى الْ َك اف ِر‬
‫ين‬ ُ َْ ْ
‫ض ُل اللَّ ِه‬ ِ ِ
ْ َ‫ك ف‬َ ‫جُيَاه ُدو َن يِف َسبِ ِيل اللَّ ِه َواَل خَيَافُو َن لَ ْو َم ةَ اَل ئِ ٍم ۚ َٰذل‬
ِ ِ ِِ
ٌ ‫يُ ْؤتيه َم ْن يَ َشاءُ ۚ َواللَّهُ َواس ٌع َعل‬
‫يم‬

“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu


yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan
mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap
orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak
takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia
Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan
Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.”

‫أ َِذلٍَّة‬: lemah lembut


‫رمحاء‬: penyayang54
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya serta melaksanakan Syariat-Nya, barang

54 Abdul azis al-khudairi. As-siroji fil bayani ghoribil qur’an.


(riyad: majalatul bayani, 1429), hal 42

64
siapa dari kalian ada orang yang meninggalkan
agamanya dan menggantikannya dengan agama Yahudi
dan Nasrani maupun agama lainnya, maka mereka itu
tidak dapat memudaratkan Allah sedikit pun, dan Allah
akan mendatangkan kaum yang lebih baik dari mereka,
yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-
Nya, mereka mengasihi orang-orang Mukmin dan tegas
terhadap orang-orang kafir, berjihad memerangi musuh-
musuh Allah dan tidak takut kepada siapa pun dijalan
Allah. Kenikmatan tersebut termasuk dari bagian dari
karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang
Dia kehendaki, dan Allah Maha luas karunianya lagi
Maha Mengetahui orang yang berhak mendapatkannya
dari para hamba-Nya.

B. Tabel Kata-kata Gharîb Dalam Al-Qur’an Juz 6

Surah
Kata
No. Makna Penjelasan dan
ghorib
ayat
‫مهورهن‬: Surah
Mas kawin al-
1 ‫ور ُه َّن‬
َ ‫ُج‬
ُ‫أ‬ mereka
mahar-
ma’idah
mahar
mereka ayat 5
Kamu putus Surah
2 َ ْ‫تَأ‬
‫س‬ asa
‫حتزن‬: sedih al-

65
ma’idah
ayat 26
Surah
Orang-orang
‫ني‬ ‫عامدين‬: al-
3 َ ‫ِّآم‬ yang
sengaja ma’idah
mengunjungi
ayat 2
‫ذوات االنياب‬
‫واملخالب كا‬
‫ لكال ب‬: Surah
Binatang Hewan- al-
4 ‫ِح‬
ِ ‫اجْلََوار‬ buas hewan yang ma’idah
memiliki ayat 4
taring dan
cakar seperti
anjing dan
elang
‫ما يوضع للعبادة‬
‫من حجر او‬
‫غريه‬: sesuatu Surah
ِ ‫ُّص‬ al-
5 ‫ب‬ ُ ‫الن‬ Berhala yang
ma’idah
diletakkan
ayat 3
untuk ibadah
dari batu atau
selain-Nya
Surah
‫عريفا‬: orang-
6 ‫نَِقيبًا‬ Pemimpin orang yang
al-
ma’idah
bijaksana ayat 12

66
Surah
al-
7 ‫َحظًّا‬ Bagian ‫نصيبا‬: bagian ma’idah
ayat 13
‫قابيل وهابيل‬: Surah
Kedua putra kisah kedua al-
8 ‫ابْيَن ْ َآدم‬ adam putera adam ma’idah
(Qobil dan ayat 27
Hobil)
Surah
ِ ‫ضال لته‬: al-
9 ُ‫فْتنَتَه‬ Kesesatan
keburukan ma’idah
ayat 41
Surah
10 ‫أ َِذلَّة‬ Lemah ‫رمحاء‬: al-
lembut penyayang ma’idah
ayat 54

67
KATA-KATA GHARÎB DALAM
AL-QUR’AN – JUZ 7
Oleh: Ummu Hanifah

A. Kata-kata Gharîb dalam Al-Qur’an -Juz 7


1. Q.S Al-Maidah ayat 90
ِ ِ ِ
‫اب َوااْل َْزالَ ُم‬
ُ ‫ص‬ َ ْ‫يَآاَيُّ َه ا الَّذيْ َن اََمُن ْوآ امَّنَ ا اخْلَ ْم ُر َوالْ َمْيس ُر َوااْل َن‬
‫اجتَنُِب ْوهُ لَ َعلَّ ُكم ُت ْفلِ ُح ْو َن‬ ِ
ْ َ‫س ِّم ْن َع َم ِل الشَّْيطَان ف‬ ٌ ‫ر ْج‬
ِ

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya


minuman keras, berjudi, berhala, dan mengundi nasib dengan
anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan
setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu
beruntung.”

‫االزالم‬: Anak panah yang membagi kepada suatu


perkara.55
‫االزالم‬: Anak panah yang dipergunakan untuk mengundi
pada masa jahiliyah.56

Adapun ‫االزالم‬ dalam Tafsir al-Qurtubi, ia adalah

Al-Qaddaah (batu api atau geretan). Pembahasan

55 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,


(Bairut: DarulQolam, 1950), hal.80.
56 Mahmud Asy-Syafrowi, Tafsir Al-Quran Perkata, (Yogyakarta:
Mutiara Media, 2014), hal.71.

68
mengenai hal ini juga sudah dikupas pada awal surah
ini. Dikatakan bahwa pada saat itu, seorang lelaki yang
memiliki hajat (maksud) akan datang kepada para
penjaga Ka ‘bah dan Khadim-khadim berhala, kemudian
para penjaga Ka ‘bah itu masuk ke dalamnya dan keluar
dengan membawa panah yang sudah ada tulisannya.
Jika yang keluar itu adalah tulisan, “Tuhan
memerintahkanku,” maka lelaki itu akan melaksanakan
niat dan maksudnya, baik ia suka atau tidak.57

2. Q.S Al-Maidah ayat 103


ِ ‫م ا جع ل اللّه ِمن حَبِ ي ر ٍة واَل س آئِب ٍة واَل و ِص يلَ ٍة واَل ح ٍام و‬
‫لك َّن‬ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َْ ْ ُ َ ََ َ
‫ب َواَ ْكَث ُر ُه ْم اَل َي ْع ِقلُ ْو َن‬ ِ ِ ِ
َ ‫الَّذيْ َن َك َف ُر ْوا َي ْفَت ُر ْو َن َعلَى اللّه الْ َكذ‬
“Allah tidak pernah mensyariatkan adanya Bahirah, Sa’ibah,
Wahilah, dan Ham. Tetapi orang-orang kafir membuat-buat
kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak
mengerti.”

‫حبرية‬: Unta betina untuk sesembahan, yang tidak boleh


diperah air susunya oleh siapa pun.58

57 Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi Jilid 6, terj. Sudi


Rosadi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2014), hal.642.
58 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,
(Bairut: DarulQolam, 1950), hal.11.

69
‫حبرية‬: Unta betina yang telah beranak lima kali dan anak
kelima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah telinganya,
dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh
diambil air susunya.59

Dalam Ash-Shahih disebutkan dari Sa’id bin


Musayyab bahwa Al-Bahiiroh secara bahasa adalah unta
betina yang tidak boleh diambil air susunya, karena ia
dipersembahkan untuk thawaghiit (berhala), maka tak
seorang pun yang boleh memerah susunya.60

3. Q.S Al-Maidah ayat 116

ِ ‫ت لِلن‬
‫َّاس اخَّتِ ُذويِن‬ َ ‫ت ُق ْل‬ َ ْ‫يس ى ابْ َن َم ْرمَيَ أَأَن‬
ِ َّ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬
َ ‫ال اللهُ يَ ا ع‬
َ ُ‫ك َم ا يَ ُك و ُن يِل أَ ْن أَق‬
‫ول‬ َ َ‫ون اللَّ ِه قَ َال ُس ْب َحان‬
ِ ‫وأ ُِّمي إِهَٰل ِ ِمن د‬
ُ ْ ‫َ َ َنْي‬
‫ت ُق ْلتُهُ َف َق ْد َعلِ ْمتَ هُ ۚ َت ْعلَ ُم َم ا يِف َن ْف ِس ي‬ ‫حِب‬
ُ ‫س يِل َ ٍّق إِ ْن ُكْن‬ َ ‫َما لَْي‬
ِ ‫ت َعاَّل م الْغُي‬
‫وب‬ ُ ُ َ ْ‫َّك أَن‬ َ ‫ك ۚ إِن‬ َ ‫َواَل أ َْعلَ ُم َما يِف َن ْف ِس‬
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra
Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:
"Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?". Isa

59 Mahmud Asy-Syafrowi, Tafsir Al-Quran Perkata, (Yogyakarta:


Mutiara Media, 2014), hal.73.
60 Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi Jilid 6, terj. Sudi
Rosadi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2014), hal.799.

70
menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku
mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku
pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa
yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada
pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
perkara yang gaib-gaib.”

Kata ‫ إذ‬disini adalah hubungan.61 Di dalam Al-

Quran Surah Al-Maidah ini kata “ ‫ ”إِ ْذ‬yaitu “Ingatlah”.

Sedangkan dalam bahasa arab yaitu “ ‫ ”ت ذكر‬arti

“Ingatlah”. Dalam ilmu nahwu idz adalah kalimat fi’il


amr, dimana fi’il amr mengandung kata perintah. Maka
disini Allah memerintahkan kepada nabi Isa putra
Maryam untuk mengingat bahwa apakah kamu
menyuruh kepada umatmu untuk menjadikan kamu
dan ibu mu tuhan.62

4. Q.S Al-An’am ayat 9

‫َولَ ْو َج َع ْلنَاهُ َملَ ًكا جَّلَ َع ْلنَأهُ َر ُجاًل َّولَلَبَ ْسنَا َعلَْي ِه ْم َّما َي ْلبِ ُس ْو َن‬
61 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,
(Bairut: DarulQolam, 1950), hal.3.
62 Muhammad Arsudin, Mohammad Faiz, dan Aziz Sadam,
Kalimat Gharib dalam Al-Quran Juz 4,5,6 & 7 (Al-Maidah, Al-An’am & Al-
A’raf), makalah disampaikan dalam pertemuan kuliah, Serang, 19 November
2019.

71
“Dan sekiranya Rasul itu Kami jadikan (dari) malaikat,
pastilah kami jadikan dia (berwujud) laki-laki, dan (dengan
demikian) pasti Kami akan menjadikan mereka tetap ragu
sebagaimana kini mereka ragu.”

‫للبسنا‬: Meragukan.63
‫للبسنا‬: Tentulah Kami jadikan ragu.64

Dalam Tafsir Al-Qurtubi, Az-Zujaj berkata

maksud dari firman Allah ‫ وللبس نا عليهم‬adalah tentulah

Kami meragu-ragukan atas pemimpin-pemimpin


mereka, sebagaimana pemimpin-pemimpin mereka itu
meragu-ragukan kepada bawahan-bawahan mereka.
Mereka berkata kepada bawahan-bawahan mereka,
“Sesungguhnya Muhammad hanyalah manusia biasa.
Tidak ada perbedaan antara kalian dan dirinya.”
Dengan ungkapan inilah mereka membuat bawahan-
bawahan mereka merasa ragu dan sangsi. Allah
kemudian memberitahukan kepada mereka bahwa jika
Allah menurunkan malaikat dalam bentuk sorang lelaki,

63 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,


(Bairut: DarulQolam, 1950), hal.183.
64 Mahmud Asy-Syafrowi, Tafsir Al-Quran Perkata, (Yogyakarta:
Mutiara Media, 2014), hal.76.

72
niscaya mereka akan menemukan cara untuk membuat
keragu-raguan, sebagaimana yang mereka lakukan.65

5. Q.S Al-An’am ayat 25


ِ ِ‫هِب‬ ِ
َ ‫َو ِمْن ُه ْم َّم ْن يَ ْستَ ِم ُع ا ْلي‬
ُ‫ك َو َج َع ْلنَ ا َعلَى ُقلُ ْو ْم اَكنَّةً اَ ْن َي ْف َف ُه ْوه‬
‫َويِف اذَاهِنِ ْم َو ْق ًرا َواِ ْن يََّر ْوا ُك َّل ايَ ٍة اَل يُ ْؤ ِمُن ْواهِبَ ا َحىّت اِذَا‬
ِ ‫ك ي ُق و ُل الَّ ِذين َكفضروا اِ ْن ه َذآ اِآَّل اَس‬
‫اطْي ُر‬ ِ
َ ُْ َْ ْ َ َ َ‫َج آءُ ْو َك جُيَادلُْون‬
ِ
َ ‫ااْل ََّولنْي‬
“Dan di antara mereka ada yang mendengarkan
bacaanmu (Muhammad), dan Kami telah menjadikan hati
mereka tertutup (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan
telinganya tersumbat. Dan kalaupun mereka melihat segala
tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya.
Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk
membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “Ini (Al-Qur’an)
tidak lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu. ”

‫وقرا‬: Tuli.66

65 Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi Jilid 6, terj. Sudi


Rosadi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2014), hal.935.
66 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,
(Bairut: DarulQolam, 1950), hal.228.

73
‫وقرا‬: Sumbatan dan beban pada telinganya.67

Adapun makna ‫ ال وقر‬yaitu Allah meletakkan

sumbatan pada telinga mereka sehingga mereka tidak


dapat mendengarkan hal yang bermanfaat bagi diri
mereka.68

6. Q.S Al-An’am ayat 42

‫الض َّر ِاء‬


َّ ‫اه ْم بِالْبَأْ َس ِاء َو‬
ُ َ‫َخ ْذن‬
ِ
َ ‫لََق ْد أ َْر َس ْلنَا إِىَل ٰ أ َُم ٍم ِم ْن َقْبل‬
َ ‫ك فَأ‬
‫ضَّرعُو َن‬ َ َ‫لَ َعلَّ ُه ْم َيت‬
“Dan sungguh, Kami telah mengutus (Rasul-rasul)
kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa
mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan,
agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan
hati.”

‫البأساء‬: yaitu jamak dari ‫ البؤس‬yang artinya kesengsaraan,


kemiskinan.69

67 Mahmudd Asy-Syafrowi, Tafsir Al-Quran Perkata, (Yogyakarta:


Mutiara Media, 2014), hal.77.
68 http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-anam-
ayat-22-26.html?m=1.
69 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,
(Bairut: DarulQolam, 1950), hal.11.

74
‫البأس اء‬: Kesengsaraan, kefakiran, penyakit dan
70
kelumpuhan.

Makna Firman Allah ‫ بالبأس اء‬adalah dengan

menimpakan musibah harta, sedangkan makna ‫والض ّراء‬


adalah musibah fisik. Inilah pendapat yang dianut oleh
mayoritas mufasir. Namun demikian, terkadang
masing-masing dari kata tersebut di tempat yang lain
(saling bertukar makna).71 Dalam hal ini perlu
dimaklumi bahwa Allah dapat memberikan pelajaran
kepada hamba-hamba-Nya dengan menimpakan
musibah pada harta benda, fisik, atau dengan apa pun.

7. Q.S Al-An’am ayat 65

‫ث َعلَْي ُك ْم َع َذابًا ِّم ْن َف ْوقِ ُك ْم اَْو ِم ْن‬ ِ


َ ‫قُ ْل ُه َو الْ َق اد ُر َع َل اَ ْن َيْب َع‬
‫ض‬ٍ ‫س َب َع‬ ْ
‫أ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ض‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ِ ‫ت اَرجلِ ُكم اَو ي ْلبِس ُكم ِش يعا َّوي‬
‫ذ‬ ِ
َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ ً َ ْ َ َ ْ ْ ُ ْ ْ‫حَت‬
ِ ‫ف ااْل‬
‫يت لَ َعلَّ ُه ْم َي ْف َق ُه ْو َن‬ ُ ‫صِّر‬َ ُ‫ف ن‬ َ ‫اُنْظُْر َكْي‬
“Katakanlah (Muhammad), “Dialah yang berkuasa
mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu

70 Mahmud Asy-Syafrowi, Tafsir Al-Quran Perkata, (Yogyakarta:


Mutiara Media, 2014), hal.78.
71 Syaikh Imam Al-Qurthubi,Tafsir Al Qurthubi Jilid 6, terj. Sudi
Rosadi, (Jakarta:Pustaka Azzam, 2014), hal.1011.

75
atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang
saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu
keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami
menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar
mereka memahami(nya).”

‫شيعا‬: Perceraian.72
‫ش يعا‬: Menjadi bergolong-golongan yang berbeda-beda
Katakanlah (Muhammad) “Dialah yang berkuasa
mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah
kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-
golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan
kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.”
Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-
ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka
memahami (nya).

kecenderungannya.73

Makna ‫ يلبس كم ش يعا‬adalah menguatkan musuh kalian

hingga dapat mengacaukan kalian. Apabila musuh


dapat mencampuri kalian maka musuh itu akan

72 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,


(Bairut: DarulQolam, 1950), hal.109.

73 Mahmud Asy-Syafrowi, Tafsir Al-Quran Perkata, (Yogyakarta:


Mutiara Media, 2014), hal.80.

76
menjadikan kalian ‫ ش يعا‬, yaitu menjadi beberapa

kelompok.

Ada lagi yang mengatakan bahwa maksudnya adalah


menjadikan kalian beberapa kelompok yang sebagian
kalian memerangi sebagian lainnya. Ini akibat
kekacauan perkara mereka dan perpecahan para
pemimpin mereka demi mendapatkan dunia.74

8. Q.S Al-An’am ayat 70

‫ديَن ُه ْم لَعِبً ا َّوهَلْ ًوا َّو َغ َر ْت ُه ُم احْلَي وةُ ال ّد ْنيَا‬ ِ


ْ ‫َوذَ ِر الَّذيْ َن اخَّتَ ُذ ْوا‬
ِ ‫وذَ ِّكر بِ ِه اَ ْن ُتبس ل َن ْفس مِب َ ا َكس بت لَيس هَل ا ِمن دو ِن‬
‫اللّه‬ ُْ ْ َ َ ْ ْ َ َ ٌ َ َْ ْ ّ
ِ ِ
‫ك‬َ ِ‫َويِل ٌّ َّواَل َش فْي ٌع َوإِ ْن َت ْع د ْل ُك َّل َع ْد ٍل اَّل يُ ْؤ َخ ْذ ِمْن َه ا اُولَئ‬
‫اب اَلِْي ٌم مِب َا‬ ِ ‫ِ مِب‬
ٌ ‫الَّ َذيْ َن اُبْسلُ ْوا َا َك َس ُب ْوا هَلُ ْم َش َر‬
ٌ ‫اب ِّم ْن مَح ْي ٍم َّو َع َذ‬
‫َكانُ ْوا يَ ْك ُف ُر ْو َن‬
“Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan
agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah
tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan
Al-Qur’an agar setiap orang tidak terjerumus (ke dalam neraka),

74 Syaikh Imam Al-Qurthubi,Tafsir Al Qurthubi Jilid 7, terj. Sudi


Rosadi, (Jakarta:Pustaka Azzam, 2014), hal.23.

77
karena perbuatannya sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan
pemberi syafaat (pertolongan) selain Allah. Dan jika dia hendak
menebus dengan segala macam tebusan apa pun, niscaya tidak
akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan
(ke dalam neraka), disebabkan perbuatan mereka sendiri.
Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab
yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. ”

‫تبسل‬: Membuka aib.75

‫تبسل‬: Setiap diri terjerumus ke dalam neraka dan


mendorong kebinasaan.76

Maknanya yakni penyerahan diri sendiri kepada


kebinasaan. Yakni agar orang tersebut teringat dan
dapat menyelamatkan dirinya dari azab sebelum
terkepung oleh azab itu sehingga tidak dapat melarikan
diri.77

9. Q.S Al-An’am ayat 82

ِ ِ
َ ِ‫اَلَّذيْ َن َامُن ْوا َومَلْ َي ْلبِ ُس ْوا امْيَ ا َن ُه ْم بِظُْل ٍم اُولئ‬
‫ك هَلُ ُم ااْل َ ْم ُن َو ُه ْم‬
‫ُم ْهتَ ُد ْو َن‬
75 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,
(Bairut: DarulQolam, 1950), hal.15.
76 Mahmud Asy-Syafrowi, Tafsir Al-Quran Perkata, (Yogyakarta:
Mutiara Media, 2014), hal.81.
77 https://tafsirweb.com/2194-surat-al-anam-ayat-70.html.

78
“Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah
orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat
petunjuk.”

‫يلبسوا‬: Mencampurkan.78

‫يلبسوا‬: Mencampuradukkan.79

Yakni yang tidak mencampurnya dengan


kedzaliman. Dan yang dimaksud dengan kedzaliman
disini adalah kesyirikan, karena syirik merupakan
perbuatan menjadikan peribadatan untuk yang berhak
di ibadahi, sedangkan makna zalim adalah menolak
memberikan hak kepada yang berhak dan
80
memberikannya kepada yang tidak berhak.

Ibnu Mas’ud berkata : ketika ayat ini diturunkan,


para sahabat Rasulullah merasa berat menerima ayat ini
dan mereka berkata, “Siapa di antara kami yang tidak
pernah menzalimi dirinya?” Maka Rasulullah SAW
menjawab: “Ayat ini tidak seperti yang kalian kira.

78 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,


(Bairut: DarulQolam, 1950), hal.184.
79 Mahmud Asy-Syafrowi, Tafsir Al-Quran Perkata, (Yogyakarta:
Mutiara Media, 2014), hal.81.
80 https://tafsirweb.com/2206-surat-al-anam-ayat-82.html.

79
Maksudnya adalah seperti perkataan Luqman kepada
anaknya, “Hai anakku, janganlah kamu berbuat syirik
kepada Allah, karena kesyirikan sungguh adalah
kedzaliman yang besar.”81

10. Q.S Al-An’am ayat 96

‫س َوالْ َق َم َر ُح ْس َبنًا‬ َّ ‫اح َو َج َع َل الَّْي َل َس َكنًا َّو‬ ِ ِ


َ ‫الش ْم‬ ِ َ‫ص ب‬ ْ ‫فَ ال ُق ااْل‬
‫ك َت ْق ِد ْيُر الْ َع ِزيْ ِز الْ َعلِْي ِم‬ ِ
َ ‫ذل‬
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk
beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk
perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Maha Perkasa, Maha
Mengetahui.”

‫ف الق االص باح‬: Cahaya matahari dengan siang dan cahaya


bukan dengan malam.82

‫ف الق االص باح‬: Menguak kegelapan malam dengan cahaya


siang hari, atau yang menciptakan pagi hari.83

81 Syaikh Imam Al-Qurthubi,Tafsir Al Qurthubi Jilid 7, terj.


Sudi Rosadi, (Jakarta:Pustaka Azzam, 2014), hal.76.
82 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharib Al-Qur’an,
(Bairut: DarulQolam, 1950), hal.157.
83 Mahmud Asy-Syafrowi, Tafsir Al-Quran Perkata,
(Yogyakarta: Mutiara Media, 2014), hal.83.

80
Firman Allah Swt., ‫“ فالق االصباح‬Dia menyingsingkan
pagi,” adalah na’at (sifat) kepada nama Allah SWT.
maksudnya adalah Dialah Tuhan kalian Yang
menyingsingkan pagi.84

B. Kata-kata Gharîb Dalam Juz 7

Surat
Kata
NO Makna Penjelasan dan
Gharîb
Ayat
Anak panah yang
dipergunakan
Al-
untuk
1 ‫األزالم‬ Anak Panah
mengundi nasib
Maidah
: 90
pada masa
jahiliyah.
Unta betina yang
tidak
boleh diambil air
susunya,
karena ia
Al-
dipersembahkan
2 ‫حبرية‬ Unta Betina
untuk thawaghiit
Maidah
: 103
(berhala),
maka tak seorang
pun yang
boleh memerah
susunya.
3 ‫إذ‬ Hubungan Di dalam Al- Al-
Quran Surah Maidah

84 Syaikh Imam Al-Qurthubi,Tafsir Al Qurthubi Jilid 7, terj.


Sudi Rosadi, (Jakarta:Pustaka Azzam, 2014), hal.713.

81
Al-Maidah ini
kata “ ‫ ” إِ ْذ‬Yaitu
“Ingatlah”.
Sedangkan
dalam bahasa
arab yaitu “
‫ ”تذكر‬arti
“Ingatlah”. : 116
Dalam ilmu
nahwu idz
adalah kalimat
fi’il amr, dimana
fi’il amr
mengandung
kata perintah.
Kami meragu-
ragukan atas Al-
4 ‫للبسنا‬ Meragukan pemimpin- An’am:
pemimpin 9
mereka.
Allah meletakkan
sumbatan
pada telinga
mereka
sehingga Al-
5 ‫وقرا‬ Tuli mereka tidak An’am:
dapat 25
mendengarkan
hal yang
bermanfaat bagi
diri mereka.
Yaitu dengan Al-
6 ‫البأساء‬ Kesengsaraan menimpakan An’am:
musibah harta. 42

82
menjadikan
kalian beberapa
kelompok yang Al-
7 ‫شيعا‬ Perceraian sebagian kalian An’am:
memerangi 65
sebagian
lainnya.
Maknanya yakni
penyerahan
Al-
diri sendiri
8 ‫تبسل‬ Terjerumus
kepada
An’am:
70
kebinasaan.

Yakni yang tidak


mencampurnya
dengan
kedzaliman. Dan
Al-
Mencampurk yang
9 ‫يلبسوا‬ an dimaksud
An’am:
82
dengan
kedzaliman
disini adalah
kesyirikan.
Menguak
kegelapan
Terbit/ malam dengan Al-
10 ‫فالق‬ menyingsing cahaya siang An’am:
kan hari, atau yang 96
menciptakan
pagi hari.

83
KATA-KATA GARIB DALAM AL-
QUR’AN – JUZ 8
Oleh: Danil Maulana

A. Kata-kata Gharîb dalam Al-Qur’an -Juz 5

1. Q.S. Al-An’am: 138


‫جر‬ ِ ٌ ‫و َقلُوا ه ِذ ِه اَنعام َّو ح‬
ٌ ‫رث ح‬ َ ٌَ َ َ
‫و كل ممنوع‬.‫ حرام‬-‫جر‬ ِ ٌ ‫ح‬
ٌ ‫رث ح‬ َ
Hewan ternak dan hasil bumi yang dilarang atau haram
dan semuanya dilarang
Terlarang atau menjadi pantangan : ‫جر‬ ِ
ٌ ‫ح‬

Menurut tafsir Al-Maraghi, ada beberapa ternak dan


makanan dari biji-bijian atau lainnya yang diambil dari
harta mereka, lalu disembahkan kepada sesembahan
mereka sebagai suatu ibadah dan upacara keagamaan,
dan mereka tidak mau menggunakan ternak dan
makanan mereka selain sesembahan. Dan mereka
mengatakan bahwa ternak dan makanan itu pantangan,
yakninya dikhususkan untuk berhala-berhala mereka .
Di dalam tafsir Ath-Thabari menurut Abu Ja’far: mereka
mengharamkan dan menghalalkan segala sesuatu
menurut diri mereka sendiri tanpa izin dari Allah SWT.
kemudian Allah menjelaskan, orang-orang musyrik
yang menyekutukan Allah disebabkan kejahilan mereka

84
berkata kepada hasil tanaman dan binatang ternak
mereka, “inilah binatang ternak dan hasil tanaman yang
di larang, yaitu binatang ternak dan hasil tanaman yang
mereka peruntukkan bagi Allah dan tuhan-tuhan
mereka.” Dikatakan bahwa binatang ternak itu mereka
namakan saibah, washilah, dan bahiroh.

2) Q. S. Al-An’am: 142
َ َ‫َوِم َن االَ َنع ِام مَحُولَةً َّوف‬
‫رش َها‬
Sesuatu yang dibawa olehnya : ‫ ما حيمل عليها‬-‫مَح و لة‬
Unta dan sapi besar yang telah kuat dimuati beban :
‫احلموالة‬

Dan Allah pula yang telah menciptakan binatang-


binatang ternak yang besar-besar, yang diantaranya bisa
dijadikan sebagai alat angkutan. Juga binatang-binatang
ternak yang kecil-kecil seperti anak-anak unta yang
hampir menyentuh tanah karena kecil tubuhnya,
sebagaimana hamparan yang dihamparkan di atas
tanah.

3) Q. S. Al-An’am: 145
ِ ِ ِ ِ ِ
‫وحا‬
ً ‫فس‬ َ َّ‫قُل الَّ اَج ُد يِف َمآ اُح َي ايَل َّ حُمََّر ًما َعلَى طَاع ٍم ي‬
ُ ‫طع ُمهُ االَّ اَن يَ ُكو َن َميتَةً اَو َد ًما َّم‬
Darah yang mengalir : ‫وحا‬
ً ‫فس‬
ُ ‫َد ًما َّم‬

Katakanlah hai Rasul kepada orang-orang yang


mengada-ngadakan kedustaan terhadap Allah tentang
pengharaman apa-apa yang tidak diharamkan atas

85
mereka, yang justru membahayakan mereka. Dan
katakan pula kepada orang-orang selain mereka, dalam
wahyu yang diturunkan oleh Tuhanku kepadaku aku
tidak mendapat suatu makanan yang diharamkan atas
orang yang memakannya, kecuali bila makanan itu
berupa bangkai, yang tidak disembelih menurut syara.
Kata-kata bangkai disini mencangkup binatang yang
mati dengan sendirinya dan yang semisalnya, atau
darah yang mengalir. Yakni darah yang mengalir seperti
halnya darah yang mengalir dari binatang yang
disembelih. Jadi tidak termasuk darah kental, seperti
halnya hati dan limpa .

4) Q. S. Al-An’am: 113
‫ضوهُ َولِيَقرَتِ قُوا َما ُهم ُّمقرَتِ فُو َن‬ ِ ِ ِ ِ َّ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ين الَ يُؤ منُو َن بِاالَخَر ِة َولرَي‬
َ ‫َولتَصىَن الَيه اَفئ َدةُ الذ‬
Supaya mereka melakukan dosa-dosa : ‫لِتَصىَن اِلَ ِيه‬

Sebagian dari setan itu mengilhamkan perkataan palsu


pada sebagian lainnya supaya mereka dapat
memperdayakan orang-orang mu’min yang menjadi
pengikut Nabi. Sehingga mereka dapat menggoda
mereka dapat melaksanakan agama dan upaya hati
orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat
cenderung kepada kata-kata dusta itu. Karena kata-kata
dusta inilah yang sesuai dengan keinginan nafsu
mereka, lantaran mereka memang condong untuk
menyukai syahwat yang diantaranya adalah perkataan
yang memesonakan kebatilan yang dipalsukan.

86
5) Q. S. Al-An’am: 113
‫ضوهُ َولِيَقرَتِ فُوا َما ُهم ُّمقرَتِ فُو َن‬ ِ ِ ِ ِ َّ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ين الَ يُؤ منُو َن بِاالَخَر ِة َولرَي‬
َ ‫َولتَصىَن الَيه اَفئ َدةُ الذ‬
Menurut Abdullah (Bukhari) - ‫ ليكتس بوا لِيَقرَتِ فُ وا‬yaitu
mendapatkan
Supaya mereka mau mengerjakan (apa yang syaiton
kerjakan) : ‫لِيَقرَتِ فُوا‬
Abu Ja’far berkata: Allah SWT. menjelaskan, “Agar
orang-orang kafir itu mengusahakan sesuatu yang
mereka usahakan.” Adapun sebagian mengatakan
bahwa makna ‫ يقرتف‬adalah menuduh dan berpura-pura.

6) Q. S. Al-A’raf: 4
َ َ‫َو َكم ِّمن قَريٍَة اَهل‬
‫كن َها فَ َجآ ءَ َها بَأ ُسنَا َبيَاتًا‬
Malam hari :‫اي ليال َبيَاتًا‬
Siksa: ‫البأس‬
Serangan terhadap musuh di waktu malam, dan
penimpaan terhadap mereka ketika lalai: ‫البيت‬
Dan banyak negeri yang kami hancurkan karena negeri-
negeri itu tidak memenuhi para Rasul mereka tentang
apa yang dibawa oleh Rasul- rasul itu dari sisi Tuhan.
Dan kehancuran mereka kadang ketika mereka sedang
tidur malam, seperti kaum Luth. Terkadang ketika
mereka enak-enakkan tidur siang seperti kaum Nabi
Syuaib. Dan masing-masing dari dua waktu itu, adalah
saat untuk beristirahat dan bersantai yang tidak
disangka akan terjadi kehancuran atau siksaan. Jadi
sepatutnya kemewahan hidup itu dianggap sebagai

87
tanda bahwa dirinya pun patut mendapat siksa karena
siksa patut diduga kapan saja. Jadi ayat tersebut
menjelaskan sindiran tentang terperdayanya orang-
orang kafir Quraisy yang membanggakan kekuatan,
kekayaan, keperkasaan dan keluarga mereka, dan
menganggap bahwa semua itu termasuk bukti-bukti
bahwa Allah meridhai mereka.

7) Q. S. Al-A’raf: 55
‫ين‬ ِ ُّ ِ‫اُدعوا ربَّ ُكم تَضُّرعا َّو حفيةً اِنَّه الَحُي‬
َ ‫ب املُعتَد‬ ُ َُ ً َ َ ُ
Lembut juga jelas: ً‫من االخفاء ُحفيَة‬
Dengan suara yang lembut (bisik-bisik) atau di dalam
hatimu: ً‫ُحفيَة‬

Oleh beberapa ulama, hal ini diterangkan secara panjang


lebar. Katanya, bahwa merendahkan diri dengan suara
keras asal tidak terlalu keras adalah baik saja ketika
dalam keadaan sendirian, dan aman dari penglihatan
orang lain pada orang yang berdoa itu, dan aman dari
pendengaran mereka dan suara orang yang berdoa
sehingga suaranya yang keras itu tidak mengganggu.

8) Q. S. Al-A’raf: 38
‫َّار ُكوا فِ َيها مَجِ ًيعا‬ ِ
َ ‫َحىَّت اذَااد‬
Semuanya berkumpul:‫َّار ُكوا‬ ِ
َ ‫ اذَااد‬- ‫اجتمعوا‬
Saling menyusul di dalam neraka dan mereka bertemu
di dalamnya: ‫َّار ُكوا‬
َ ‫فيها اد‬

88
Maksud ayat, sehingga apabila mereka telah berturut-
turut masuk ke dalam neraka dan berkumpul
seluruhnya di sana, maka berkatalah orang yang
terkemudian dari masing-masing, yaitu para pengikut
dan bawahan mereka, kepada orang-orang terdahulu
kedudukannya, yaitu para komandan dan pemimpin.
Sedang yang dimaksud perkataan dari orang-orang
yang terkemudian masuk ke dalam neraka kepada
orang-orang yang terdahulu, adalah mengenai keadaan
dan kesesatan mereka, dimaksudkan bukannya mereka
mengucapkan kata-kata ini benar-benar kepada orang-
orang yang terdahulu masuk ke dalam neraka, karena
orang-orang yang terkemudian itu tidaklah berbicara
kepada orang-orang yang terdahulu.

9) Q. S. Al-A’raf: 54
ِ َ‫رض يِف ِست َِّة اَيَّ ِام مُثَّ استَوى َعلى اال‬
‫رش‬ ِ َّ ‫اِ َّن ربَّ ُكم اللّه ُ الَّ ِذي خلَق‬
َ َ‫السموت واال‬ َ َ ُ َ
Menurut mujahid ‫ استَوى‬diatas Arsy: ‫ عال على العرش‬-‫ استَوى‬:‫قال جماهد‬
Istiwa artinya menguasai dengan cara yang layak bagi
ِ َ‫استَوى َعلى اال‬
keagungan dan kebesaran-Nya: ‫رش‬

Sesungguhnya Allah SWT. benar-benar bersemayam


pada singgasana-Nya. Setelah terbentuk kerajaan-Nya
ini Dia mengendalikan urusan-Nya dan mengatur
tatanannya sesuai dengan takdir yang merupakan akibat
dari hikmah-Nya.

89
10) Q.S. Al-A’raf: 41
ٍ ‫اد َوِمن فَوقِ ِهم َغ َو‬
‫اش‬ ٌ ‫َّم ِم َه‬
َ ‫هَلُم َّمن َج َهن‬
ٍ ‫َغ َو‬
Sesuatu yang ditutupi: ‫ ما ُغ ُشوا به‬-‫اش‬
ٍ ‫َغ َو‬
Penutup seperti selimut: ‫اش‬
Jamak dari gasiyah, yaitu sesuatu yang menutupi dan
menyelimuti sesuatu yang lain, seperti selimut dan lain-
lain: ‫الغََو ِاشي‬

Mereka mempunyai kasur-kasur yang terletak di bawah


dan diatas neraka api jahanam. Mereka mempunyai
selimut-selimut dari api Jahanam pula yang menutupi
mereka. Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang jahat
dan dzalim yang telah mendarah daging dengan sifat
kejahatan dan kedzalimannya adalah orang-orang kafir.

90
KATA-KATA GHARÎB DALAM
AL-QUR’AN – JUZ 9
Oleh: Danil Maulana

A. Kata-kata Gharîb dalam Al-Qur’an -Juz 5

1.. MELACAK AYAT-AYAT GHARÎB


Q.S. AL-‘A’RAF

(92). ‫اَلَّ ِذ يْ َن َك َّذ بُ ْو ا ُش َعْيبًا َكاَ ْن مَّلْ َي ْغَن ْوا فِْي َها‬
‫ َكاَ ْن مَّلْ يسكنوا‬- ‫َكاَ ْن مَّلْ َي ْغَن ْوا‬
‫ َك اَ ْن مَّلْ َي ْغَن ْوا‬: Mereka tidak pernah tinggal dengan senang di
negeri mereka.
‫ َكاَ ْن مَّلْ يسكنوا‬: mereka tidak pernah bergerak
Maksudnya, seakan-akan mereka yang di timpa azab
itu, tidak pernah mendiami kota, mereka ingin mengusir
Rasul dan para pengikutnya dari kota itu.

ِ ‫فَ َكيف ءاس علَى َقوٍم‬


(93). ‫كف ِر يْ َن‬ ْ َ َ َ َ ْ
‫اس – احز ُن‬
‫ اس‬: Aku bersedih hati.
‫ احز ُن‬: saya berduka cita atau bersusah hati.
Kenapa aku harus bersedih memikirkan kaum yang
telah ingkar terhadap ke Esaan Allah dan mendustakan

91
rasul-Nya. Ketika azab itu menimpa kaum Nabi Syu’aib,
lalu dia pergi meninggalkan mereka, dengan penuh
kesedihan ia berkata :” wahai kaumku, aku telah
menyampaikan risalah Tuhanku kepadamu, dan aku
telah melaksanakan tugasku terhadapmu, dan aku telah
memberikan nasihat yang cukup kepadamu, namun
kamu membelakangi ke semuanya itu, maka mengapa
aku harus bersedih hati terhadap orang-orang kafir.
(107). ٌ‫صا ُه فَِإ َذا ِه َي ثُ ْعبَا ٌن ُّمبِنْي‬
َ ‫فَأَ لْقى َع‬
‫الث ْعبَا ٌن – احلية الذ كر منها‬
ُ
‫ الثُ ْعبَا ٌن‬: Ular yang sebenarnya atau besar.
‫ احلية الذ كر منها‬: hidup untuk berdzikir hanya kepadanya.
Kata ‫الث ْعبَا ٌن‬
ُ yang digunakan dalam arti ular yang panjang
lagi lincah, sedang kata hayyah dalam arti tumpukan
badan ular yang menyatu dan menakutkan.

ِ ‫اهلل و‬
ِ ِ ِ ِ
(131). ‫لك َّن أَ ْكَث ُر ُه ْم الَ َي ْعلَ ُم ْو َن‬ َ ‫أَآَل إمَّنَا طئُر ُه ْم عْن َد‬
‫طئُِر ُه ْم – حظهم‬
‫ طئِ ُر ُه ْم‬kata benda ‫ طئِر‬perbuatan, kesialan, burung,
unggas , ramalan, pertanda nasib baik atau buruk
.dalam ayat ini berarti nasib sial.
ًّ ‫ َح‬,‫ظ‬
‫ حظهم‬: berasal dari kata ‫ظ‬ ُّ َ‫ حَي‬, ‫ظ‬
َّ ‫ َح‬yang artinya mereka
mempunyai nasib yang baik, beruntung.
‫ طئِ ُر ُه ْم‬berarti kesialan mereka adalah ketetapan Allah
yang diturunkan kepada mereka.

92
Sesungguhnya apa pun yang menimpa mereka baik
keberuntungan maupun kemalangan, sebenarnya telah
ada keputusan dan takdirnya disisi Allah.
)160(. ‫ت ِمْنهُ اثْنَتَا َع ْشَر َة َعْينَا‬
ْ ‫فَا ْنبَ َج َس‬
‫ت – ا نفجرت‬
ْ ‫ا ْنبَ َج َس‬
‫ت‬
ْ ‫ ا ْنبَ َج َس‬: maka memancarlah.
‫ ا نفجرت‬: mengalir air itu , mengalir.
Kata ‫ت‬
ْ ‫ ا ْنبَ َج َس‬merupakan kata kerja masa lalu ( madi), dan
bentuk mudari’ darinya adalah tanbajisu. Sedang arti
dari inbajasat adalah memancar atau keluar ( untuk air).
Selain inbajasat , kata kerja lain yang mempunyai makna
serupa adalah ‫(ا نفج رت‬yang terdapat antara lain pada
surat al-Baqarah : 60). Antara keduanya terdapat
perbedaan makna. Bila inbajasat berarti memancar atau
keluar sedikit demi sedikit. Maka infajarat maknanya
memancar atau keluar dengan deras.

ِ ِ
ْ ‫ُخذ ال َْع ْف َو َوأْ ُم ْر بِال ُْع ْرف َوأ َْع ِر‬
(199). َ ‫ض َع ِن اجْل هلنْي‬
‫العرف – العروف‬
Kata ‫ الع رف‬al-'urf sama dengan kata ma’ruf, yakni
sesuatu yang dikenal dan dibenarkan oleh masyarakat,
dengan kata lain adat istiadat yang didukung oleh nalar
yang sehat serta tidak bertentangan dengan ajaran
agama. Ia adalah kebijakan yang jelas dan diketahui
semua orang serta diterima dengan baik oleh manusia
normal. Ia adalah yang disepakati sehingga tidak perlu
didiskusikan apalagi diperbantahkan.

93
‫ العروف‬: mengenal sesuatu, mengetahui

(200). ‫ اِنَّه مَسِ ْي ٌع َعلِْي ٌم‬, ‫َّك ِمنَالشَّْيط ِن نَْزغٌ فَا ْستَعِ ْذ بِااهلل‬ ِ
َ ‫َوا َّما يَْنَز َغن‬
‫َّك – يستخفنك‬
َ ‫َيْنَز َغن‬
‫َّك‬
َ ‫ َيْنَز َغن‬: Menggoda dan memalingkan kamu.
‫ يستخفنك‬: ketakutan
Kata ‫َّك‬َ ‫ َيْن َز َغن‬terambil dari kata nazagha yang berarti
menusuk atau masuknya sesuatu ke sesuatu yang lain
untuk merusaknya. Alat yang dimasukkan kecil
bagaikan jarum. Dari sini ia bisa diartikan bisikan halus
atau rayu dan godaannya untuk memalingkan
kebenaran.
ِ ‫وإِخو نُهم مَيُُّد و َنهم ىِف الْغَي مُثَّ الَ ي ْق‬
(202). ‫صُر ْو َن‬ ُ ِّ ُْ ْ ُْ ْ َ
‫مَيُُّد ْو نَ ُه ْم – يَُزيُِّن ْو َن‬
‫ مَيُُّد ْو َن ُه ْم‬: Syaitan membantu mereka dengan kesesatan.
‫ يَُز ِّيُن ْو َن‬: mengelokkan.
Kata ‫ مَيُ ُّد ْو نَ ُه ْم‬terambil dari kata imdad yang berarti
mendukung dan membantu atau mengulur tali.
Penggunaan kata yang digunakan untuk hal-hal positif
terhadap rayuan setan yang berdampaknya negatif
untuk mengisyaratkan bahwa setan sering kali
menampilkan diri sebagai seorang penasihat yang
bermaksud baik.
Q.S AL-ANFAL

َّ ‫ قُ ِل اأْل َ ْن َفا ُل لِ ِله َو‬, ‫ك َع ِن اأْل َْن َفأ ِل‬


(1). ‫الر ُس ْو ِل‬ َ َ‫يَ ْسَئلُ ْو ن‬

94
‫اأْل َْن َفأ ِل – املغا من‬
‫ اأْل َْن َفأ ِل‬: Harta rampasan perang.
‫ املغا من‬: Harta rampasan.
Jamak dari nafal ( huruf fa pakai sukun), artinya
melebihi dari yang wajib. Nafal disini ialah ganimah
(harta rampasan perang). Ada juga yang mengatakan
ganimah itu segala sesuatu yang diperoleh sebagai
rampasan perang, baik dengan cara susah payah atau
tidak, sebelum ada kemenangan atau sesudahnya.
ِ ‫ فَ ُذو ُقو اا لْع َذ‬,ً‫ص ِديَّة‬
(35).‫اب مِبَا ُكْنتُ ْم تَ ْك ُفُر ْو َن‬ ِ ِ ِ
َ ْ ْ ْ َ‫صاَل تُ ُه ْم عْن َد الَْبْيت االَّ ُم َكاءً َّو ت‬
َ ‫َو َما َكا َن‬
‫ص ِديَّةً – الصفري‬ْ َ‫ت‬
ً‫ص ِديَّة‬
ْ َ‫ ت‬: Tepuk tangan.
‫ الصفري‬: bersiul dengan kedua bibirnya.
Kata ً‫ص ِديَّة‬
ْ َ‫ ت‬terambil dari kata shadada yang berarti
“berpaling”. Agaknya , hal tersebut karena yang
bertepuk tangan mempertemukan kedua telapak
tangannya lalu kedua telapak dipisahkan dan ditarik ke
belakang seakan-akan berpaling setelah pertemuan,
demikian berulang-ulang. Ibnu Abbas mengatakan
bahwa orang-orang lelaki dengan perempuan campur
jadi satu , tawaf bersama-sama dalam keadaan telanjang,
jari-jari mereka dijalankan lalu ditiup hingga
mengeluarkan bunyi siulan sambil bertepuk tangan.
Ringkasnya salat dan tawaf yang dilakukan orang-orang
musyrik hanyalah bermaksud main-main dan senda
gurau saja , baik yang dimaksud mengganggu
Rasulullah Saw dalam salat , tawaf dan bacaannya yang
baik atau bukan.

95
B. ANALISIS AYAT-AYAT GHARÎB

Q.S AL-‘A’RAF
 Ayat 92 ‫ َك اَ ْن مَّلْ َي ْغَن ْوا‬: Mereka tidak pernah
tinggal dengan senang di negeri mereka.
Jadi seolah ada orang yang menanyakan apa akibat
ancaman mereka terhadap Nabi Syu’aib dan para
pengikutnya, “sungguh akan kami usir kamu hai
Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari
kota kamu” dan apa akibat ancaman mereka terhadap
sesama mereka, “sungguh jika mengikuti Syu’aib tentu
kamu akan menjadi orang-orang yang merugi”.
 Ayat 93 : ‫ اس‬: aku bersedih hati
Kenapa aku harus bersedih memikirkan kaum yang
telah ingkar terhadap keesaan Allah dan mendustakan
Rasulnya. Dan kenapa aku mesti sakit hati atas
kehancuran mereka, setelah aku beri peringatan dan aku
curahkan segala usahaku untuk memberi petunjuk dan
menyelamatkan mereka, namun mereka tetap memilih
sikap yang mengakibatkan kehancuran. Dan yang patut
bersedih hati hanyalah orang yang tidak menunaikan
kewajibannya untuk memberi nasehat dan peringatan.
 Ayat 107 ‫ الثُ ْعبَ ا ٌن‬: Ular yang sebenarnya atau
besar.
Di lemparkanlah tongkatnya Musa yang ada ditangan
kanannya ke hadapan Firaun. Ternyata tongkat itu
berubah menjadi ular yang nyata, yakni ular yang
sebenarnya, terang dan jelas tanpa diragukan tentang

96
keadaannya sebagai ular yang betul-betul ular, bukan
ular palsu.
 Ayat 131 ‫ طئِ ُر ُه ْم‬kesialan mereka adalah
ketetapan Allah yang diturunkan kepada mereka.
Ternyata kebanyakan kaum Firaun itu tidak mengerti
hikmah kebijakan, Allah dalam mengatur alam semesta
ini , dan juga tidak tau sebab-sebab keberuntungan dan
kemalangan , bahkan tidak menyadari bahwa apa pun
yang terjadi dialam ini, semuanya adalah dengan
kehendak dan pengaturan Allah jua.
 Ayat 160 ‫ت‬ْ ‫ ا ْنبَ َج َس‬maka memancarlah
Dan kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya
meminta air padanya, yang kemudian memintanya
kepada Kami untuk mereka. Kami wahyukan. “pukullah
batu itu dengan tongkatmu”. Dan Musa pun memukul
batu itu. Setelah dia pukul, maka terbitlah dari batu itu
dua belas mata air sesuai dengan bilangan suku-suku
Bani Israil.
 Ayat 199 Kata ‫ العرف‬al-'urf sama dengan kata
ma’ruf, yakni sesuatu yang dikenal dan dibenarkan oleh
masyarakat.
Al-Amru Bil Ma’ruf ( menyuruh kepada yang Ma’ruf) .
Al-Ma’ruf berarti sesuatu yang diakui baik oleh hati. Hai
senang kepadanya dan merasa tentram. Tidak
diragukan lagi, bahwa suruhan ini didasarkan pada
pertimbangan kebiasaan yang baik pada umat, dan hal-
hal yang menurut kesepakatan mereka berguna bagi
kemaslahatan mereka.

97
 Ayat 200 ‫َّك‬
َ ‫ َيْن َز َغن‬Menggoda dan memalingkan
kamu
Jika setan membangkitkan nafsu yang ada padamu
untuk melakukan kejahatan dan kerusakan baik karena
amarah atau syahwat, sehingga dia bikin kamu
terpengaruh lalu bergerak untuk melakukannya,
sebagaimana binatang terpengaruh bila terkena besi
yang menusuk-nusuk tubuhnya sehingga ia makin
mempercepat larinya.
 Ayat 202 ‫ مَيُ ُّد ْو َن ُه ْم‬Syaitan membantu mereka
dengan kesesatan
Yakni setan-setan membantu mereka dalam
menyesatkan sehingga menjadi bala bantuan bagi
mereka. Orang-orang jahat dari kalangan manusia
disebut teman-teman syetan, karena mereka menerima
godaan para syetan dan mengikutinya.
Q.S AL- ANFAL
 Ayat 1 ‫ اأْل َْن َفأ ِل‬: Harta rampasan perang
Harta rampasan perang yang diperoleh setelah
memerangi musuh agama yang kafir. Dalam konteks ini,
mereka berkata bahwa empat perlima dari harta
rampasan perang dibagi kepada para pejuang, sedang
seperlima dibagi oleh Rasul/panglima perang sesuai
kebijaksanaannya, baik untuk orang tertentu maupun
untuk kemaslahatan umum.
 ً‫ص ِديَّة‬
ْ َ‫ ت‬: Tepuk tangan
bahwa dalam melakukan tawaf, seorang musyrik
meletakkan tangannya yang satu pada tangan satunya
lagi. Ibnu Abbas mengatakan “Adalah orang-orang

98
Quraisy bertawaf sekeliling Ka ‘bah bertelanjang, bersiul
dan bertepuk tangan.

KATA- KATA GHARÎB JUZ 9

ِ ‫ح ِقيق على أَ ْن الّ أَ ُقو َل علَى‬


(105). ‫اهلل إِالَّ احْلَ َق‬ َ ْ َ ٌْ َ
ِ
‫َحقْي ٌق – َح َق‬
‫ َح ِقْي ٌق‬:
bahwa perkataan Nabi Musa as memuat akidah tentang
keesaan Tuhan, yakni bahwa alam semesta ini
mempunyai Tuhan yang Maha Esa dan juga memuat
akidah tentang kerasulan yang mendapat dukungan
dari Allah Ta ’ala berupa pemeliharaan dan petunjuk
dari Allah dalam menyampaikan risalah.
(116). ‫اسَتْر َهُب ْو ُه ْم‬ ِ ‫ َفلَ َّما أَلْ َق ْوا َس َحُر ْوا أَعْنُيَ الن‬، ‫قَا َل اَلْ ُق ْوا‬
ْ ‫َّاس َو‬
‫اسَتْر َهُب ْو ُهم – من الر هبة‬
ْ
‫اسَت ْر َهُب ْو ُهم‬
ْ : Mereka menjadikan orang-orang itu takut
Menimbulkan rasa takut dan ngeri dalam hatinya.
Maksudnya bahwa setelah tukang-tukang sihir itu
melemparkan tali dan tongkat mereka sepuas-puasnya,
mereka menyulap mata para penonton, termasuk Nabi
Musa a.s.
(117). ‫ف َما يَأْ فِ ُك ْو َن‬ ِ
ُ ‫ فَِإ َذا ه َي َتْل َق‬، ‫صا َك‬
َ ‫َواَْو َحْينَا إِىل ُم ْوسى أَ ْن أَل ِْق َع‬
‫َّم‬
ُ ‫قف – َتْل َق ُم – َتْلق‬
ُ ‫َتْل‬
‫قف‬
ُ ‫ َتْل‬: Menelan dengan cepat secara bulat-bulat

99
Bahwa yang dimaksud tongkat Musa menelan yang
mereka sulap ialah bahwa tongkat yang sudah berubah
menjadi ular itu datang kepada hasil sulapan dan
memperlihatkan kepada orang banyak mengenai
kepalsuannya dan menjelaskan hakikat dari sulapan
yang sebenarnya dengan cepat.
ٍ ‫ص‬ ِ ‫والض َفا ِدع والدَّم ءا‬ ِ
(133). ‫لت‬ َّ ‫يت ُّم َف‬ َ َ َ َ َّ ‫فَأ َْر َسْلنَا َعلَْيه ُم ا الطُّْو فَا َن َواجْلََر َاد َوالْ ُق َّم َل‬
‫ يُشبه صغار احلم‬،‫القمل – احلُ ْمنَا ُن‬
ّ
‫القمل‬
ّ : kutu, ada juga yang mengatakan ulat.
Kutu yakni lalat kecil. Dalam Taurat diterangkan bahwa
nyamuk dan lalat adalah termasuk sepuluh tulah yang
diberikan Tuhan kepada Firaun dan kaumnya, supaya
mereka melepaskan Bani Israil bersama Musa.
(139). ‫هىؤ آلَ ِء ُمتََّب ُر َّما ُه ْم فِْي ِه َوبَا ِط ٌل َّما َكا نُ ْوا َي ْع َملُ ْو َن‬
ُ ‫إَ َّن‬
‫ُمتََّب ُر – خسران‬
‫ ُمتََّب ُر‬: Dibinasakan dan dihancurkan
Bahwa kepercayaan yang mereka anut itu akan
dihancurkan, yaitu penyembah berhala. Musa memberi
tahu mereka (Bani Israil), bahwa agama orang-orang
tersebut akan binasa, tidak ada sesuatu pun yang
bertahan darinya.
ِ ِ
(149). ‫ضلُّ ْوا‬ ُ ‫َولَ َّما ُسق َط يِف أَيْد يْ ِه ْم َو َراَْوا أَن‬
َ ‫َّه ْم قَ ْد‬
‫سقط – كل من ندم فقد سقط يف يد ه‬
‫ سقط‬: Mereka sangat menyesali perbuatannya
Dan tatkala mereka sangat menyesali dan makin
bertambah sedih mengingat kelakuan mereka dalam
menunaikan perintah Allah, di samping menyadari

100
bahwa mereka benar-benar telah sangat sesat dengan
menyembah kepada anak lembu itu.
(163). ‫ت اِ ْذ تَ أْ تِْي ِه ْم ِحْيتَ ا‬ ِ ‫الس ب‬ ِ ِ
ْ َّ ‫ ا ْذ َي ْع ُد ْو َن ىِف‬، ‫ت َحاض َرةَ الْبَ ْح ِر‬
ِ
ْ َ‫َو ْس َئْل ُه ْم َع ِن الْ َقْريَ ة الَّيِت ْ َك ا ن‬
‫نُ ُه ْم َي ْو َم َسْبتِ ِه ْم ُشَّر ًعا‬
‫شرعا – شوارع‬
‫ ش رعا‬: Banyak bermunculan (terapung-apung) di
permukaan air
Ketika ikan-ikan datang kepada mereka mengapung
diatas permukaan air pada saat mereka harus
menghormati hari Sabtu dengan meninggalkan kerja
dan hanya dikhususkan untuk beribadah saja, sebagai
cobaan dan ujian dari Allah untuk mereka.
ٍ ‫واَ َخ ْذ نَا الَّ ِذ يْن ظَلَموا بِع َذ‬
ٍ ‫اب بَئِْي‬
(165). ‫س مِب َا َكا نُ ْوا َي ْف ُس ُق ْو َن‬ َ ُْ َ َ
‫س – شد يد‬ ِ
ٍ ‫بَئْي‬
‫س‬ٍ ‫ بَئِْي‬: Yang keras dan menyakitkan
Sedang orang-orang yang menganiaya diri mereka,
Kami hukum dengan siksaan yang keras , dikarenakan
keterlaluan mereka dalam berbuat kefasikan yang
sampai menjadi kebiasaan dan kelakuan.
ِ ‫ولكنَّه اَ ْخلَ َد اِىَل ااْل َْر‬
(176). ُ‫ض َواتَّبَ َع َهوىه‬ ِ ‫ولَو ِشْئنَا لَر َفعنه هِب ا‬
َ ْ َ َْ
‫اخلد – قعد وثقاعس‬
‫ اخلد‬: Cenderung kepada dunia dan merasa puas
dengannya

Cenderung kepada dunia dan merasa puas dengannya


Orang itu cenderung dan lebih condong kepada dunia,
dan seluruh perhatian dalam hidupnya dia arahkan

101
untuk menikmati kelezatan-kelezatan jasmani, dan tidak
dia arahkan kepada kehidupan rohani sama sekali,
namun tak puas-puas juga.
ِ
ُ ‫َوالَّذ يْ َن َك َّذ بُ ْوا بِايتنَا َسنَ ْستَ ْد ِر ُج ُه ْم ِّم ْن َحْي‬
(182). ‫ث الَ َي ْعلَ ُم ْو َن‬
‫ كقوله تعاىل – فأتا هم اهلل من حيث مل حيتسبوا‬, ‫َسنَ ْستَ ْد ِر ُج ُه ْم – نأ تيهم من مأ منهم‬
‫ َسنَ ْس تَ ْد ِر ُج ُه ْم‬: Kami akan menarik mereka secara perlahan-
lahan menuju kebinasaan dengan memberikan nikmat
dan penangguhan waktu

‫ َسنَ ْس تَ ْد ِر ُج ُه ْم‬menarik secara berangsur-angsur setahap demi


setahap. Yakni aku panjangkan masa untuk mereka, aku
beri tangguh mereka dan aku tunda siksaan bagi
mereka.
Q.S. AL-ANFAL
(24). ‫استَ ِجُب ْوا لِ ِله َولِ َّلر ُس ْو ِل اِذَا َد َعا ُك ْم لِ َما حُيْيِْي ُك ْم‬
ْ
‫استَ ِجُب ْوا – اجا بوا‬ ْ
‫لِ َما حُيْيِْي ُك ْم – يصلحكم‬
‫لِ َم ا حُيْيِْي ُك ْم‬: Yang mewariskan kepadamu kehidupan abadi
dalam kenikmatan yang kekal selama-lamanya.
Sesungguhnya Rasul menyeru kalian dengan perintah
Tuhannya, supaya melaksanakan apa yang memberimu
kehidupan rohani, seperti pengetahuan tentang sunah-
sunah Allah pada makhluknya, hikmah dan keutamaan
yang mengangkat derajat jiwa manusia dan
meningkatkannya ke tingkat-tingkat kesempurnaan,
sehingga memperoleh kedudukan yang dekat di sisi
Tuhan yang mendapat Ridha-Nya di akhirat kelak.

102
(30). ‫ك الَّ ِذ يْ َن َك َفُر ْوا لِيُثْبُِت ْو َك اَْو َي ْقُتلُ ْو َك اَْو خُيْ ِر ُج ْو َك‬ ِ
َ ِ‫َوا ْذ مَيْ ُكُر ب‬
‫لِيُثْبُِت ْو َك – ليحبسوك‬
‫ لِيُثْبُِت ْو َك‬: Untuk menyekap kamu atau mengikat kamu
dengan ikatan yang kuat
Sesungguhnya mereka telah mencapai kata sepakat
untun membencanai kamu dengan salah satu dari tiga
perkara, dipenjarakan, supaya kamu tidak bisa bertemu
dengan orang banyak dan tidak bisa mengajak mereka
masuk Islam, atau dibunuh dengan cara yang
bahayanya tidak memberatkan mereka.

ِ ‫ فَ ُذو ُقو اا لْع َذ‬,ً‫ص ِديَّة‬


(35).‫اب مِب َا ُكْنتُ ْم تَ ْك ُف ُر ْو َن‬ ِ ِ ِ
َ ْ ْ ْ َ‫صاَل ُت ُه ْم عْن َد الَْبْيت االَّ ُم َكاءً َّو ت‬
َ ‫َو َما َكا َن‬
‫ وليس هذا من ذوق الفم‬, ‫ذُ ْو ُق ْو ا – با لشروا وجربوا‬
‫ ذُ ْو ُق ْو ا‬: mencicipi sesuatu
Asy-Syafrowi menulis bahwa kata mencicipi berbeda
dengan kata memakan. Yang pertama sekedar mencoba
atau mengambil/mendapat sedikit. Ini berarti bahwa
siksa yang mereka rasakan sewaktu ucapan ini
disampaikan kepada mereka barulah pendahuluan
bagaikan seseorang yang mencicipi sesuatu, dan belum
lagi memakan dan mengambil semua apa yang
seharusnya dia terima.

KATA-
QUR’AN
NO KATA MAKNA PENJELASAN
SURAT
GHARÎB
1. ‫َكاَنْ لَّ ْم‬ ‫َكاَنْ لَّ ْم‬ Maksudnya, Q.S.
‫يَ ْغنَ ْوا‬ ‫يسكنوا‬ seakan-akan AL-‘AR
mereka yang di AF : 92

103
timpa azab itu,
tidak pernah
mendiami kota,
mereka ingin
mengusir Rasul
dan para
pengikutnya dari
kota itu
Kenapa aku
harus bersedih
memikirkan
Q.S AL-
kaum yang telah
2. ‫اس‬ ُ‫احزن‬ ‘ARAF :
ingkar terhadap
93
keeasaan Allah
dan mendustakan
rasul-Nya
3. ‫ق‬
ٌ ‫َحقِ ْي‬ ‫ق‬
َ ‫َح‬ bahwa perkataan Q.S. AL-
Nabi Musa as ‘ARAF :
memuat akidah 105
tentang keesaan
Tuhan, yakni
bahwa alam
semesta ini
mempunyai
Tuhan yang
Maha Esa dan
juga memuat
akidah tentang
kerasulan yang
mendapat
dukungan dari

104
Allah Ta’ala
berupa
pemeliharaan dan
petunjuk dari
Allah dalam
menyampaikan
risalah
ular yang
panjang lagi
lincah, sedang
Q.S.
‫الحية الذ كر‬ kata hayyah
4. ٌ‫الثُ ْعبَا ن‬ AL-‘AR
‫منها‬ dalam arti
AF : 107
tumpukan badan
ular yang menyat
dan menakutkan
Menimbulkan
rasa takut dan
ngeri dalam
hatinya.
Maksudnya
bahwa setelah
tukang-tukang
Q.S.
‫ست َْر َهبُ ْو‬
ْ ‫ا‬ sihir itu
5. ‫من الر هبة‬ AL-‘AR
‫هُم‬ melemparkan tali
AF : 116
dan tongkat
mereka sepuas-
puasnya, mereka
menyulap mata
para penonton,
termasuk Nabi
Musa as

105
Bahwa yang
dimaksud
tongkat Musa
menelan yang
mereka sulap
ialah bahwa
tongkat yang
sudah berubah
menjadi ular itu
Q.S.
datang kepada
6. ُ‫تَ ْلقف‬ ‫تَ ْلقَ ُم – تَ ْلقَّ ُم‬ AL-‘AR
hasil sulapan dan
AF :117
memperlihatkan
kepada orang
banyak mengenai
kepalsuannya
dan menjelaskan
hakikat dari
sulapan yang
sebenernya
dengan cepat
Sesungguhnya
apapun yang
menimpa mereka
baik
keberuntungan Q.S.
7. ‫طئِ ُر ُه ْم‬ ‫حظهم‬ maupun AL-‘AR
kemalangan, AF :131
sebenarnya telah
ada keputusan
dan takdirnya
disisi Allah

106
Kutu yakni lalat
kecil. Dalam
taurat
diterangkan
bahwa nyamuk
dan lalat adalah
، ُ‫الح ْمنَا ن‬
ُ termasuk sepuluh Q.S.
8. ‫الق ّمل‬ ‫يُشبه صغار‬ tulah yang AL-‘AR
‫الحم‬ diberikan Tuhan AF : 133
kepada Fir’aun
dan kaumnyya,
supaya mereka
melepaskan Bani
Israil bersama
Musa
Bahwa
kepercayaan
yang mereka anut
itu akan
dihancurkan,
yaitu penyembah
berhala . musa
Q.S.
memberi tahu
9. ‫ُمتَبَّ ُر‬ ‫خسران‬ AL-‘AR
mereka (Bani
AF : 139
Israil), bahwa
agama orang-
orang tersebut
akan binasa,
tidak ada
sesuatupun yang
bertahan darinya

107
Dan tatkala
mereka sangat
menyesali dan
makin bertambah
sedih mengingat
kelakuan mereka
dalam
‫كل من ندم‬ menunaikan
Q.S.
10 perintah Allah,
‫سقط‬ ‫فقد سقط في‬ AL-‘AR
. disamping
‫يد ه‬ AF : 149
menyadari bahwa
mereka benar-
benar telah
sangat sesat
dengan
menyembah
kepada anak
lembu itu
memancar atau Q.S.
11
َ ‫ا ْنبَ َج‬
ْ‫ست‬ ‫ا نفجرت‬ keluar ( untuk AL-‘AR
.
air). AF : 160
12 ‫شرعا‬ ‫شوارع‬ Ketika ikan-ikan Q.S.
. datang kepada AL-‘AR
mereka AF : 163
mengapung
diatas permukaan
air pada
saatmereka harus
menghormati
hari sabtu dengan
meninggalkan

108
kerja dan hanya
dikhususkan
untuk beribadah
saja, sebagi
cobaan dan ujian
dari Allah untuk
mereka
Sedang orang-
orang yang
menganiaya diri
mereka, Kami
hukum dengan
siksaan yang
keras , Q.S.
13
‫س‬
ٍ ‫بَئِ ْي‬ ‫شد يد‬ dikarenakan AL-‘AR
.
keterlaluan AF : 165
mereka dalam
berbuat kefasikan
yang sampai
menjadi
kebiasaan dan
kelakuan
14 ‫اخلد‬ ‫قعد وثقاعس‬ Orang itu Q.S.
. cenderung dan AL-‘AR
lebih condong AF : 176
kepada dunia,
dan seluruh
perhatian dalam
hidupnya dia
arahkan untuk
menikmati

109
kelezatan-
kelezatan
jasmani, dan
tidak dia arahkan
kepada
kehidupan rohani
sama sekali,
namun tak puas-
puas juga
menarik secara
berangsur-angsur
‫نأ تيهم من مأ‬ setahap demi
‫ كقوله‬, ‫منهم‬ setahap. Yakni
aku panjangkan Q.S.
15 ْ َ ‫سن‬
‫ستَ ْد‬ َ ‫تعالى – فأتا‬
masa untuk AL-‘AR
. ‫ِر ُج ُه ْم‬ ‫هم هللا من‬ mereka, aku beri AF : 182
‫حيث لم‬ tangguh mereka
‫يحتسبوا‬ dan aku tunda
siksaan bagi
mereka
16 ‫العرف‬ ‫االعروف‬ sesuatu yang Q.S.
dikenal dan AL-‘AR
dibenarkan oleh AF : 199
masyarakat,
dengan kata lain
adat istiadat yang
didukung oleh
nalar yang sehat
serta tidak
bertentangan
dengan ajaran

110
agama
menusuk atau
masuknya
sesuatu ke
sesuatu yang lain
untuk
merusaknya. Alat
yang dimasukkan Q.S.
17
‫يَ ْنزَ َغنَّك‬ ‫يستخفنك‬ kecil bagaikan AL-‘AR
.
jarum. Dari sini AF : 200
ia bisa diartikan
bisikan halus
atau rayu dan
godaannya untuk
memalingkan
kebenaran
18 ‫يَ ُم ُّد ْو نَ ُه ْم‬ َ‫يَيُ َزيِّنُ ْون‬ mendukung dan Q.S.
. membantu atau AL-‘AR
mengulur tali. AF : 202
Penggunaan kata
yang digunakan
untuk hal-hal
positif terhadap
rayuan setan
yang
berdampaknya
negatif untu
mengisyaratkan
bahwa setan
sering kali
menampilkan diri

111
sebagai seorang
penasiaht yang
bermaksud baik
Jamak dari nafal
( huruf fa pakai
sukun), artinya
melebihi dari
yang wajib.
Nafal disini ialah
ganimah (harta
rampasan
perang). Ada
juga yang Q.S. AL-
19
‫اأْل َ ْنفَأ ِل‬ ‫المغا نم‬ mengatakan ANFAL
.
ganimah itu :1
segala sesuatu
yang diperoleh
sebagai rampasan
perang, baik
dengan cara
susah payah atau
tidak, sebelum
ada kemenangan
atau sesudahnya.
20 ‫ستَ ِجبُ ْوا‬
ْ ‫ا‬ ‫اجا بوا‬ Sesungguhnya Q.S. AL-
. ‫لِ َما يُ ْحيِ ْي ُك ْم‬ ‫يصلحكم‬ Rasul menyeru ANFAL
kalian dengan : 24
perintah
Tuhannya,
supaya
melaksanakan

112
apa yang
memberimu
kehidupan
ruhani, seperti
pengetahuan
tentang sunah-
sunah Allah pada
makhluknya,
hikmah dan
keutamaan yang
mengangkat
derajat jiwa
manusia dan
meningkatkanny
a ke tingkat-
tingkat
kesempurnaan,
sehingga
memperoleh
kedudukan yang
dekat di sisi
Tuhan yang
mendapat ridha-
Nya diakhirat
kelak
21 َ‫لِيُ ْثبِت ُْوك‬ ‫ليحبسوك‬ Sesungguhnya Q.S. AL-
. mereka telah ANFAL
mencapai kata : 30
sepakat untun
membencanai
kamu dengan

113
salah satu dari
tiga perkara,
dipenjarakan,
supaya kamu
tidak bisa
bertemu dengan
orang banyak dan
tidak bisa
mengajak mereka
masuk Islam,
atau dibunuh
dengan cara yang
bahayanya tidak
memberatkan
mereka
yang bertepuk
tangan
mempertemukan
kedua telapak
tangannya lalu
kedua telapak
Q.S. AL-
22 ً‫َص ِديَّة‬ dipisahkan dan
ْ ‫ت‬ ‫الصفير‬ ANFAL
. ditarik ke
: 35
belakang seakan-
akan berpaling
setelah
pertemuan,
demikian
berulang-ulang
23 ‫ُذ ْو قُ ْو ا‬ ‫با لشروا‬ bahwa siksa yang Q.S. AL-
. , ‫وجربوا‬ mereka rasakan ANFAL

114
sewaktu ucapan
ini disampaikan
kepada mereka
barulah
pendahuluan
bagaikan
seseorang yang
‫وليس هذا‬
mencicipi : 35
‫من ذوق الفم‬
sesuatu, dan
belum lagi
memakan dan
mengambil
semua apa yang
seharusnya dia
terima.

115
‫‪KATA-KATA GHARÎB‬‬ ‫‪DALAM‬‬
‫‪AL-QUR’AN – JUZ 10‬‬
‫‪Oleh: Danil Maulana‬‬

‫‪A. Kata-kata Gharîb dalam Al-Qur’an -Juz 5‬‬

‫‪Q.S. Al-Anfal : 30‬‬

‫وك أ َْو خُيْ ِر ُج َ‬


‫وك ۚ َومَيْ ُك ُرو َن‬ ‫ين َك َفُروا لِيُثْبِتُ َ‬
‫وك أ َْو َي ْقُتلُ َ‬ ‫وإِ ْذ مَيْ ُكر بِ َّ ِ‬
‫ك الذ َ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬
‫َومَيْ ُكُر اللَّهُ ۖ َواللَّهُ َخْيُر الْ َماك ِر َ‬
‫ين‬

‫‪: Untuk menawan kamu‬لِيُثْبِتُ َ‬


‫وك‬

‫‪Q.S. Al-Anfal : 35‬‬


‫اب مِب َا‬ ‫ت إِاَّل م َك اء وتَ ِ‬
‫وما َكا َن صاَل ُتهم ِعْن َد الْبي ِ‬
‫ص ديَةً ۚ فَ ُذوقُوا الْ َع َذ َ‬
‫ُ ًَ ْ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُْ‬ ‫ََ‬
‫ُكْنتُ ْم تَ ْك ُفُرو َن‬

‫‪: Mencicipi sesuatu‬فَ ُذوقُوا‬

‫‪Q.S. Al-Anfal : 61‬‬


‫يع‬
‫الس م ُ‬ ‫َُُ‬ ‫ْ ْ َ ََ ْ َ‬ ‫َوإِ ْن َجنَ ُح وا لِ َّ‬
‫لس ْل ِم فَ اجنَح هَل ا وَتو َّكل علَى اللَّ ِه ۚ إِنَّه ه و َّ ِ‬
‫يم‬‫ِ‬
‫الْ َعل ُ‬
‫‪َ : Mereka cenderung‬جنَ ُحوا‬

‫‪116‬‬
‫‪Q.S. Al-Anfal : 67‬‬
‫َس َر ٰى َحىَّت ٰ يُثْ ِخ َن يِف اأْل َْر ِ‬
‫ض ۚ تُِري ُدو َن‬ ‫ِ‬
‫َم ا َك ا َن لنَيِب ٍّ أَ ْن يَ ُك و َن لَ هُ أ ْ‬
‫ِ‬ ‫الد ْنيا واللَّه ي ِر ُ ِ‬
‫يد اآْل خَرةَ ۗ َواللَّهُ َع ِز ٌيز َحك ٌ‬
‫يم‬ ‫ض ُّ َ َ ُ ُ‬ ‫َعَر َ‬
‫‪: Kebesaran dan kekuatan‬يُثْ ِخ َن‬

‫‪Q.S. At-Taubah : 52‬‬

‫صو َن بِنَا إِاَّل إِ ْح َدى احْلُ ْسَنَينْي َ‬


‫قُ ْل َه ْل َتَربَّ ُ‬

‫‪: Yang terbaik‬احْلُ ْسَنَينْي َ‬

‫‪Q.S. At-Taubah : 57‬‬


‫َّخاًل لََولَّْوا إِلَْي ِه َو ُه ْم جَيْ َم ُحو َن‬ ‫ٍ‬
‫لَ ْو جَيِ ُدو َن َم ْل َجأً أ َْو َمغَ َارات أ َْو ُمد َ‬
‫‪: Secepatnya atau sesegera mungkin dan tidak ada‬جَيْ َم ُحو َن‬
‫‪yang dapat menghalangi mereka untuk secepatnya tiba‬‬
‫‪di tempat tersebut‬‬

‫‪Q.S. At-Taubah : 60‬‬


‫ني َعلَْي َه ا َوالْ ُم َؤلََّف ِة ُقلُوبُ ُه ْم‬‫ِِ‬ ‫ات لِْل ُف َق ر ِاء والْمس اكِ ِ‬
‫ني َوالْ َع امل َ‬ ‫إِمَّنَا َّ‬
‫الص َدقَ ُ َ َ َ َ‬
‫يض ةً ِم َن اللَّ ِه ۗ‬
‫الس بِ ِيل ۖ فَ ِر َ‬ ‫ني َويِف َس بِ ِيل اللَّ ِه َوابْ ِن َّ‬ ‫ِ‬ ‫الرقَ ِ‬
‫اب َوالْغَ ا ِرم َ‬ ‫َويِف ِّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫يم‬
‫يم َحك ٌ‬‫َواللَّهُ َعل ٌ‬

‫‪117‬‬
‫‪َ :‬والْ ُم َؤلََّف ِة‬ ‫‪Mereka yang hatinya terpikat kepada Islam‬‬
‫‪namun belum berhak mendapatkan pertolongan‬‬

‫‪Q.S. At-Taubah : 70‬‬


‫ِِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ين ِم ْن َقْبلِ ِه ْم َق ْوِم نُ ٍ‬ ‫َّ ِ‬ ‫هِتِ‬
‫يم‬
‫ود َو َق ْوم إ ْب َراه َ‬
‫وح َو َع اد َومَثُ َ‬ ‫أَمَلْ يَ أْ ْم نَبَ أُ الذ َ‬
‫ات ۚ أََتْتهم رس لُهم بِالْبِّينَ ِ‬
‫ات ۖ فَ َم ا َك ا َن‬ ‫اب م ْدين والْم ْؤتَِف َك ِ‬ ‫وأ ْ ِ‬
‫ُْ ُ ُ ُْ َ‬ ‫َص َح َ َ َ َ ُ‬ ‫َ‬
‫اللَّهُ لِيَظْلِ َم ُه ْم‪َ ،‬و ٰلَ ِك ْن َكانُوا أَْن ُف َس ُه ْم يَظْلِ ُمو َن‬
‫‪: Negeri yang buminya dibalikkan‬والْمؤتَِف َك ِ‬
‫ات‬ ‫َ ُْ‬

‫‪Q.S. At-Taubah : 79‬‬


‫ين اَل‬ ‫ِ َّ ِ‬ ‫ني يِف َّ‬ ‫ِِ‬ ‫زو َن الْمطَِّّو ِع ِ‬ ‫ين َي ْل ِم‬ ‫َّ ِ‬
‫الص َدقَات َوالذ َ‬ ‫ني م َن الْ ُم ْؤمن َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫الذ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫جَيِ ُدو َن إِاَّل‬
‫ُج ْه َد ُه ْم َفيَ ْس َخُرو َن مْن ُه ْم ۙ َس خَر اللَّهُ مْن ُه ْم َوهَلُ ْم َع َذ ٌ‬
‫اب‬
‫يم‬ ‫ِ‬
‫أَل ٌ‬
‫‪ُ :‬ج ْه َد ُه ْم‬ ‫‪Hasil jerih payah yang sedikit untuk kehidupan‬‬
‫‪sehari-hari orang miskin‬‬

‫‪Q.S. At-Taubah : 88‬‬


‫هِلِ‬ ‫الرس ُ َّ ِ‬
‫اه ُدوا بِأ َْم َوا ْم َوأَْن ُف ِس ِه ْم ۚ َوأُو ٰلَئِ َ‬
‫ك‬ ‫ين َآمنُوا َم َعهُ َج َ‬ ‫ول َوالذ َ‬ ‫لَك ِن َّ ُ‬
‫ِٰ‬
‫ك ُه ُم الْ ُم ْفلِ ُحو َن‬
‫ات ۖ َوأُو ٰلَئِ َ‬
‫هَلُ ُم اخْلَْيَر ُ‬

‫‪118‬‬
‫ات‬
ُ ‫اخْلَْيَر‬: Kebaikan

119
 Analisis Kata Gharîb

Q.S. Al-Anfal: 30

Makna lafazh ‫ لِيُثْبُِت ْو َك‬adalah untuk menawan

kamu. Contohnya: ُ‫أَْثبَتُ ه‬, artinya aku telah menawannya.

Qatadah berkata, “Lafazh َ ْ‫و‬AAAAAُ‫ لِي ُْثبِت‬adalah


‫ك‬ untuk
menangkap kamu dalam keadaan terikat” Diriwayatkan
dari Qatadah dan Abdullah bin Katsir bahwa artinya
adalah untuk memenjarakan kamu.
Q.S. Al-Anfal: 35

Kata ‫( ذُ ْو ُق ْوا‬rasakan) digunakan juga untuk arti

mencicipi sesuatu, Asy-Syafrowi menulis bahwa kata


mencicipi berbeda dengan kata memakan. Yang pertama
sekedar mencoba atau mengambil/mendapat sedikit. Ini
berarti bahwa siksa yang mereka rasakan sewaktu
ucapan ini disampaikan kepada mereka barulah
pendahuluan bagaikan seorang yang mencicipi sesuatu,
dan belum lagi memakan dan mengambil semua apa
yang seharusnya dia terima.
Q.S. Al-Anfal: 61

120
Kata (‫ح ْوا‬
ُ َ‫ ) َجن‬janahu terambil dari kata ‫ َجنَ اح‬janah
yakni sayap. Burung apabila bermaksud turun menuju
ke suatu arah yang ia menggunakan sayapnya, dengan
mencenderungkan kearah yang ia tuju. Dari sini, kata
janahu berarti mereka cenderung. Tetapi kecenderungan
itu harus disertai dengan kesungguhan, sebagaimana
keadaan burung yang menuju kearah yang dituju itu,
bahkan perlunya kesungguhan tersebut dikukuhkan lagi

dengan kata ِّ ِ‫)ل‬


(‫لس لَ ِم‬ lis-Silmi yakni untuk perdamaian,

bukan (‫الس ْل ِم‬


ِّ ‫ )اِىَل‬ila as-silmi/kepada perdamaian.
Sementara ulama membatasi pengertian izin
melakukan perdamaian ini bagi kelompok non-muslim
tertentu, bahkan ada yang membatasi perjanjian
perdamaian tidak boleh melebihi sepuluh tahun karena
perjanjian Hudaibiyah, yakni perdamaian yang ditanda
tangani Nabi saw. dengan kaum musyrikin, berbatas
sepuluh tahun saja. Pendapat-pendapat tersebut tidak
sepenuhnya didukung oleh banyak ulama kontemporer.
Perdamaian adalah dambaan setiap manusia selama
perdamaian tersebut adil. Karena itu pula tidak ada
halangan bagi kaum muslimin bukan saja menerima

121
tetapi juga menawarkan perdamaian selama ada
kemaslahatan yang dapat diraih.
Q.S. Al-Anfal: 67

Kata (‫)يُثْ َخ ْن‬ yutskhan/terambil dari kata (‫)ثَ َخ َن‬


tsakhana yang maknanya berkisar pada dua hal yang
bertolak belakang. Yang pertama kebesaran dan
kekuatan dan yang kedua kelemahan. Secara umum, ia
sering kali dikaitkan dengan luka. Dari sini, kata
tersebut ada yang memahaminya dalam arti
melumpuhkan atau melemahkan musuh atau dalam arti
kemantapan dan kekukuhan kekuasaan dalam wilayah.
Q.S. At-Taubah: 52

Kata ِ ‫ احْلُس َنَينْي‬adalah bentuk jamak muannats dari


ْ
kata ‫ألح َس ن‬
ْ ْ‫( ا‬yang terbaik). Bentuk tunggal dari kata

ِ ‫ احْلُس َنَينْي‬adalah ‫ُس ىَن‬ sedangkan bentuk jamaknya adalah


ْ

‫اْحلُسْىَن‬. Perbedaan kedua kata ini adalah bentuk jamaknya


yang hanya dapat disebutkan dengan menggunakan alif

lam ma’rifah. Makna ِ ‫( احْلُس َنَينْي‬dua hal yang terbaik)


ْ
adalah menjadi syahid atau mendapatkan harta

122
rampasan perang. Makna ini disampaikan oleh Ibnu
Abbas, Mujahid, dan para ulama lainnya.
Q.S. At-Taubah: 57

Kata ‫َو ُه ْم جَيْ َم ُح و َن‬ maksudnya adalah secepatnya

atau sesegera mungkin dan tidak ada yang dapat


menghalangi mereka untuk secepatnya tiba di tempat
tersebut. Makna ayat ini secara keseluruhan adalah,
kalau saja mereka dapat menemukan tempat-tempat
yang disebutkan pada ayat tersebut, maka mereka akan
bergegas secepat mungkin pergi ke tempat itu untuk
menghindar dari kaum muslim.

Q.S. At- Taubah: 60


Yang dimaksud dengan “yang dilunakkan
hatinya mualaf” adalah mereka yang hatinya terpikat
kepada Islam namun belum berhak mendapatkan
pertolongan. Tujuannya adalah memperbaiki hubungan
dengan dirinya dan keluarganya. Seperti Abu Sufyan
bin Harb, Uyainah bin Badr, Al Aqra bin Habis, dan
para pembesar kabilah lainnya seperti mereka.

123
Ada beberapa pendapat dalam riwayat ini:
Muhammad bin Sa’d menceritakan kepadaku, dia
berkata: pamanku menceritakan kepadaku, dia berkata:
Ayahku menceritakan kepadaku dari ayahnya, dari Ibnu

Abbas, tentang firman Allah SWT., ‫“ َوالْ ُم َؤلََّف ِة ُقلُ وبُ ُه ْم‬Yang
dilunakkan hatinya (mualaf),” bahwa mereka adalah
orang-orang yang datang menemui Rasulullah SAW.
Ketika itu mereka telah masuk Islam, dan Rasulullah
SAW memberikan bagian zakat kepada mereka. Mereka
pun mendapatkan kebaikan dari zakat tersebut. Mereka
berkata, “ini agama yang baik”. Namun jika mereka
tidak diberikan maka mereka akan mencela dan
meninggalkannya.

‫“ َوالْ ُم َؤلََّف ِة ُقلُ وبُ ُهم‬Yang dilunakkan hatinya (mualaf),”

Bahwa maksudnya adalah mereka yang dibujuk untuk


masuk Islam.
Q.S. At-Taubah: 70
ِ ‫( والْمؤتَِف َك‬negeri
‫ات‬
Maksud dari ُْ َ yang buminya

dibalikkan) menurut Qatadah, negeri itu adalah negeri


kaum Nabi Luth, karena mereka diazab dengan cara
dibalikkan tanah tempat tinggal mereka.

124
Ada pula yang berpendapat bahwa makna dari ‫الْ ُم ْؤتَِف َكات‬
adalah semua umat yang dihancurkan oleh Allah.
Q.S. At-Taubah: 79

Kata ‫ اْجلُ ْهد‬pada lafazh ‫ ُج ْه َدهُم‬bermakna hasil jerih

payah yang sedikit untuk kehidupan sehari-hari orang

miskin. Kata ‫ اجْلُ ْه َد‬sama maknanya dengan kata ‫اجْلُ ْهد‬,


seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya.

Sedangkan kata ‫ َي ْل ِم ُز ْو َن‬bermakna mencela, seperti yang

telah kami sampaikan sebelumnya.


Q.S. At-Taubah: 88

Kata ‫ات‬
ُ ‫ اخْلَ َري‬artinya sesuatu yang akan dianugerahkan

kepada orang-orang yang jihad di jalan Allah. Selain itu,

ada yang berpendapat bahwa kata ‫ات‬


ُ ‫ اخْلَْي َر‬adalah bentuk
jamak dari ‫خْي َرة‬,
َ yang bermakna kebaikan. Maksudnya

adalah kebaikan yang akan bermanfaat bagi diri mereka


didunia dan akhirat.

125
Tabel Ayat-ayat Ghorib Dalam Juz 10
Qur’a Kata
N Ju
n Ghori Makna Penjelasan
o z
Surat b
Al- Untuk Untuk
1 10 Anfal َ ُ‫لِيُثْبِت‬
‫وك‬ menawan mereka
: 30 kamu menahanmu
Al-
Mencicipi Maka
2 10 Anfal ‫فَ ُذوقُوا‬
sesuatu rasakanlah
: 35
Al-
Mereka Mereka
3 10 Anfal ‫َجنَ ُحوا‬
cenderung condong
: 61
Ia
Al- Kebesaran memecahbel
4 10 Anfal ‫يُثْ ِخ َن‬ dan ah /
: 67 kekuatan melumpuhk
an
At-
Yang Dua
5 10 Tauba َ ‫احْلُ ْسَنَينْي‬
terbaik kebaikan
h : 52
6 10 At- ‫ جَيْ َم ُحو َن‬Secepatnya Mereka lari
Tauba atau secepat-
h : 57 sesegera cepatnya
mungkin
dan tidak
ada yang
dapat
menghalan
gi mereka
untuk
secepatnya

126
tiba di
tempat
tersebut
Mereka
yang
hatinya
terpikat
kepada
At- islam
Dan para
7 10 Tauba ‫َوال ُْم َؤلََّف ِة‬ namun
muallaf
h : 60 belum
berhak
mendapatk
an
pertolonga
n
Negeri
At- ‫َوال ُْم ْؤتَِف َكا‬ Dan negeri
yang
8 10 Tauba ِ yang telah
‫ت‬ buminya
h : 70 musnah
dibalikkan
Hasil jerih
payah yang
sedikit
At-
untuk Kesanggupa
9 10 Tauba ‫ُج ْه َد ُه ْم‬
kehidupan n mereka
h : 79
sehari-hari
orang
miskin
At-
10 10 Tauba ‫ات‬
ُ ‫اخْلَْيَر‬ Kebaikan Kebaikan
h : 88

127
Daftar Pustaka

Al Qurthubi, Syaikh Imam, Tafsir Al Qurtubi,

Cet 1, Jakarta: Lentera Hati, 2002

Ath- Thabari dalam Jami’ Al Bayan (9/149) dan

Ibnu Athiyyah dalam tafsirnya (6/275)

Ath-Thabari dalam Jami’ Al Bayan (9/148) dari

Qatadah

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan

Terjemahannya. Jakarta : PT. Kumudasmoro Grafindo

Semarang. 1994

Ibnu Abu Hatim dalam tafsirnya (6/1823) dan

As-Suyuthi dalam Ad-Durr Al Mantsur (4/223)

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misba,. Pesan,

kesan dan Keserasian Al-Qur’an.

Al-Allamah Asy-Syaikh Muhammad Nawawi Al-Jawi

(Banten), Tafsir Al-Munir marah labid, (Bandung: Sinar Baru

Algensido Offdet), 2011, hal. 8-11

128
DAFTAR PUSTAKA

Abdul azis al-khudairi. As-siroji fil bayani ghoribil

qur’an. (riyad: majalatul bayani, 1429),

Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Gharîb Al-

Qur’an, (Bairut: DarulQolam, 1950),

https://alquranmulia.wordpress.com/2014/12/10/tafsir-

ibnu-katsir-surah-al-maa-idah-ayat-5-4

https://alquranmulia.wordpress.com/2014/12/10/tafsir-

ibnu-katsir-surah-al-maa-idah-ayat-20-26-12

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di

bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin

Humaid, Imam Masjidil Haram

129
DAFTAR PUSTAKA

Arsudin, Muhammad, Mohammad Faiz, dan

Aziz Sadam Husein. 2019. Kalimat Garib dalam Al-

Quran Juz 4,5,6 & 7 (Al-Maidah, Al-An’am & Al-A’raf).

Makalah.

Asy-Syafrowi, Mahmud. 2014. Tafsir Al-Quran

Perkata. Yogyakarta: Mutiara Media.

Fuad, Muhammad Abdul Baqi. 1950. Mu’jam

Garib Al-Quran. Beirut: Darul Qolam.

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-

surat-al-anam-ayat-22-26.html?m=1.

https://tafsirweb.com/2194-surat-al-anam-ayat-

70.html.

https://tafsirweb.com/2206-surat-al-anam-ayat-

82.html.

130
Imam, Syaikh Al-Qurthubi. 2014. Tafsir Al

Qurthubi Jilid 6. Terj. Sudi Rosadi. Jakarta: Pustaka

Azzam.

Imam, Syaikh Al-Qurthubi. 2014. Tafsir Al

Qurthubi Jilid 7. Terj. Sudi Rosadi. Jakarta: Pustaka

Azzam.

DAFTAR PUSTAKA

Asy-Syafrowi, Mahmud, 2014, Tafsir Al-Qur’an Perkata,


Yogyakarta: Mutiara Media
Fuad Muhammad Abdul Baqi, 1950 Mu’jam Gharîb
Qur’an, Beirut: Darul Qolam
Ja’far Abu Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami’ Al-
Bayan an Ta’wil Ayat Al-Qur’an terj. Tafsir Ath-Thabari,
Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, cet. kedua, 2014
Mustofa Ahmad Al-Maraghi, terj. Tafsir Al-Maraghi,
Semarang: PT. Karya Toha Putra

131
DAFTAR PUSTAKA

Asy-Syafrowi, Muhammad. Tafsir Al-Qur’an Per

kata. Yogyakarta: Mutiara Media. 2014

Mustafa, Ahmad Al-Maragi. Tafsir Al-Maragi.

Semarang: CV. Toha Putra Semarang.1986

Abdul, Muhammad Ghoffar. Lubaabut tafsir min Ibnu

Katsir. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i. 2004

Fuad, muhammad Abdul Baqi. Mu’jam Gharîb Al-

Qur’an. Bairut: Darulqolam.1950

Yunus, Muhammad. Kamus Arab Indonesia. Jakarta:

PT Mahmud Yunus WA Dzurriyah. 2010

Mandiriabadi. Al-Qur’an Dan Tafsirnya. Jakarta:

Widya Cahaya. 2011

Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lantera

Hati. 2002

132
Asy-Syaukan, Al-Imam i Muhammad Ali bin

Muhammad. Tafsir Fathil Qodir jilid 2, terj, Amir Hamzah.

(Jakarta: Pustaka Azam, 2012

133

Anda mungkin juga menyukai