Anda di halaman 1dari 10

Fenomena Hijrah dalam Pandangan Al-Qur’an

Lutfiatur Rohmah (1804026122)


Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, UIN Walisongo

Dewasa ini kata “Hijrah” berkembang seiring dengan perkembangan zaman.


Di Indonesia,kata Hijrah tidak lagi diartika dengan perpindahan Nabi dari Mekkah ke
madinah, kini makna Hijrah semakin luas.1Saat ini terminologi hijrah dikatakan
sebagai Islam yang kekinian. Gerakan keagamaan berupa hijrah menjadi salah satu
bentuk transformasi agama yang diimplementasikan kedalam perubahan perilaku
agama dalam wadah aktivitas kelompok.2Ada beberapa contoh mengenai munculnya
fenomena gerakan sosial ini, misalnya trend fashion di kalangan muslim, seperti
Hijabers bagi kalangan perempuan, untuk kalangan laki-laki biasanya mereka
memelihara jenggot, celana di atas mata kaki atau biasa disebut dengan celana
cingkrang dan lain sebagainya.fenomena merupan suatu hal yang memiliki dampak
besar bagi individu yang mengikutiya. Melihat fenomena yang terjadi saat ini, maka
perlu mengkaji kembali bagaimana makna hijrah dalam padangan al-Qur’an secara
orisinil yang termuat dalam ayat-ayatnya.

Term Hijrah dan Tafsir Kontekstual Atasnya

Hijrah tidak bisa dimaknai secara tekstual saja, melainkan harus dimaknai
secara kontekstual juga. Secara bahasa hijrah diartikan dengan “meninggalkan”, jika
diaplikasikan dengan kehidupan seseorang, hijrah diartikan dengan berpindahnya
seseorang dari perkara yang buruk menuju perkara yang baik. Hal ini seperti dalam
QS. Al-Baqarah: 218

1
Andi Hikmawati Yunus,Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Menstranformasikan Diri sendiri Secara
Spiritual di Kalangan Mahasiswa,Jurnal Emik,Volume 2 Nomor 1,Juni 2019,hal.89.
2
Mila Nabila Zahara,Dada Wildan,& Siti Qamariyah, (2020), Gerakan Hijrah Identitas Untuk Muslim
Milenial di Era Digital,indonesia Journal of Sosiology,Education,and Development 2 (1) hal.54
ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬
‫ك يَرْ جُوْ نَ َرحْ َمتَ هّٰللا ِ ۗ َوهّٰللا ُ َغفُوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم‬
َ Sِ‫ول ِٕٕى‬ ‫اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َوالَّ ِذ ْينَ هَا َجرُوْ ا َو َجاهَ ُدوْ ا فِ ْي َسبِ ْي ِل ِ ۙ ا‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah


dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwasanya hijrah dalam konteks ini tidak
diartikan dengan berpindahnya dari suatu tempat ke tempat yang lain. Menurut Buya
Hamka, hijrah merupakan ibadah tingkat tinggi karena seseorang yang telah
berhijrah berarti ia telah merelakan seluruh kehidupan di jalan Allah.

Kata hijrah disebutkan sebayak 31 kali dalam 17 Surah dengan 19 bentuk


kata.3 Secara mendetail sebagai berikut:

Ragam Derivasi Terulang Nama Surah


Yuhaajiruu 3 Q.S. al-Nisa’: 89 dan
disebut 2 kali dalam Q.S.
al-Anfal: 72.
Yuhaajir 1 Q.S. al-Nisa: 100
Haajaruu 9 Q.S. al-Anfal: 72,74 dan
75, al-Taubah: 20 al-
Baqarah: 218, Ali Imran:
195, Al-Nahl: 41, 110,
serta al-Hajj: 58
U-hjuruuhuuna 1 Q.S. an-Nisa’: 34
U-hjurni 1 Q.S. Maryam: 46
U-hjurhum 1 Q.S. al-Muzammil: 10
Al-Muhaajiriina 5 Q.S. al- Taubah: 117, al-
Nur: 22, Al-Ahzab: 6, al-
Taubah: 100, al-Hasyr: 8
Tahjuruuuna 1 Q.S. al-Mu’minun: 67
3
Muhammad Fuad Abdu Al-Baqi’,Al-Mu’jam Al-Mufahras li al-Fazh Al-Qur’an al-Karim (Kairo: Dar al-
Hadits ,1991),hal.730.
Muhaajiraati 1 Q.S. al-Mumtahanah: 10
Muhaajir 2 Q.S. al-Nisa’: 100, Q.S.
al-Ankabut: 26
Mahjuur 1 Q.S. al-Furqan: 30
Haajarnaa 1 Q.S. al-Ahzab: 50
Haajara 1 Q.S. al-Hasyr: 9
Hajran 1 Q.S. al-Muzzamil: 10
Tuhaajiruu 1 Q.S. al-Nisa’: 97
U-hjur 1 Q.S. al-Mudatsir: 5

Istilah hijrah di kalangan masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Kata
itu berasal dari Bahasa Arab yaitu ha-ja-ra, yah-ju-ru, hij-ran yang bermakna
memutuskan hubungan.4 Kata tersebut lawan kata dari al-washal (sampai atau
tersambung). Makna dari hajrah dan hijranan adalah membiarkan atau terkait dengan
sesutau meninggalkan. Hijrah merupakan kosa kata serapan dari bahasa Arab yang
ada di Kamus Besar Bahasa Arab (KBBI). Ada tiga makna yang tercatat di kosa kata
tersebut,1) dimaknai dengan perpidahan Nabi Muhammad dan para Sahabatnya dari
kota Makkah ke Kota Madinah, 2) menyingkir sementara dari suatu tempat ke tempat
lain utuk keselamata,kebaikan dan sebagainya, 3) perubahan sikap atau perilaku
kearah yang lebih baik.5

Para Ulama’ mengemukakan arti Hijrah secara syar’i dengan berbagai


definisi. Sebab banyaknya makna yang terkandung didalam kata tersebut, maka dari
itu mereka memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap makna hijrah.
Sedangkan makna hijrah menurut pandangan Ulama’ atau Mufasir adalah sebagai
berikut: pendapat yang pertama yang dikemukakan oleh M.Quraish shihab adalah,
yang dinamakan hijrah adalah meniggalkan sesuatu karena terdapat dorongan
ketidaksenangan terhadap tempat yang dulunya tidak baik menuju kesuatu tempat
4
Mahmud Yunus,Kamus Arab-Indonesia,cet 9,(Jakarta Hidakarya Agung,1990),hal.478
5
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Departemen
Nasional,2008),hal.523
yang menjadi lebih baik. Seperti pindahnya Nabi Muhammad beserta para
Sahabatnya dari Makkan ke Madinah karena tidak senang dengan perlakuan Orang-
orang di Mekkah.6

Pendapat kedua menurut Ibu Arabi, Ibnu Hajar Al-Asqalani, dan Ibnu
Taimiyah, hijrah adalah perpindahan dari negeri Kafir atau kondisi peperangan
(darul kufri wal harbi) ke negeri Muslim (daarul islam) yang dimaksud dengan Negri
kaum kafir menurut beliau adalah negeri yang dikuasai atau pemerintahannya
dijalankan oleh orang-orag kafir dan hukum yang dilaksanakan hukum mereka.
Sedangkan yang dimaksud dengan negeri Muslim adalah negeri yang dikuasai atau
pemeritahanya dijalankan oleh orang-orang Islam dan hukum yag ditetapkan adalah
Hukum Islam walaupun penduduknya mayoritas kafir.7

Pendapat ketiga Ibnu Arabi menambahkan dari uraian yang terdapat pada
pendapat pertama dengan ditinjau dari beberapa aspek: 1) meninggalkan negeri yag
diperangi menuju negeri Islam; 2) meninggalkan negeri yang dihuni oleh orang-orang
ahli bid’ah; 3) meninggalkan negeri orang-orang yang melakukan hal-hal haram
menuju sesuatu yang halal, merupakan kewajikan orang Muslim; 4) melarikan diri
demi keselamatan jiwa; 5) meninggalkan negeri yang terkena wabah, khawatir
terkena penyakit di negeri yang sedang terkena wabah; 6) melarikan diri demi
keselamata harta.

Hijrah tidak harus diartikan secara fisik, namun para sufi memaknai hijrah
dengan meninggalkan sesuatu yang buruk atau sesuatu yang menjerumuskan ke hal
yang tidak baik menuju ke jalan yang lebih baik atau diridai Allah. Pendapat ini dapat
dikategorikan sebagai hijrah syari’ah 8
6
M.Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan,Kesan dan keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentra
Hati,2020),hal.66
7
Nurul Hidayat , Hijrah dalam Prespektif Al-qur’an (Studi Tafsir Tematik),(Skripsi UIN Sulthan Thaha
saifuddin ,2020),Jambi,hal.14
8
Ahmad Sami’un Jazuli ,Hijrah dalam Pandangan Al-Qur’an ,cet.I (Jakarta : Gema Insani,2006),hal.15
Fenomena hijrah apabila dilihat pada masa kini bukanlah suatu hal baru.
Terlebih pasca datangnya Islam, hijrah menjadi sebuah istilah baru yang diadopsi
menjadi istilah keagamaan. Jika hijrah pada zaman Nabi dikaitkan dengan
perpindahan secara geografis, maka konteks hijrah saat ini dikaitkan dengan sikap
keberagamaan atau religiusitas.

Fenomena hijrah pada masa kini lebih kepada perubahan sikap, mengikuti
kajian-kajian agama, gaya hidup dan cara berpakaian yang menurutnya sesuai dengan
“syari’at Islam”. Hijrah pada masa kini dikonotasikan dengan bertaubat dan
cenderung dengan perubahan sikap perubahan fashion seperti memakai gamis, jilbab
“syar’”", memakai cadar dan lain-lain bagi perempuan. Sedangkan bagi laki-laki
mereka biasanya memanjangkan jenggot, memakai celana di atas mata kaki atau
disebut dengan istilah celana cingkrang itulah simbol keagamaan sebagai wujud
keagamaan bagi mereka untuk berhijrah. Konten-konten di medsos mereka
cenderung sama, yakni ceramah ustadz-ustadz yang terkenal di media sosial seperti,
ustadz Abdul Somad (UAS), ustadz Adi Hidayat (UAH), ustadz Hanan Attaqi, ustadz
Khalid Bassalamah dan lain-lain. Kontennya biasanya diisi dengan motivasi untuk
memperbaiki diri agar jodohnya didekatkan, motivasi untuk tidak pacaran,dan juga
termasuk untuk nikah muda.

Selain cara berpakaian dan mendengarkan ceramah-ceramah ustadz “milenial”


atau ustadz “hijrah”, mereka juga menghindari penggunaan bahasa Inggris dalam
berinteraksi di media soaial. Seperti dalam bahasa goodluck, get well son, than you
dan sebagainya. Kemudian mereka menggantinya dengan bahasa Arab, sebab bahasa
Arab dianggap sebagai “bahasa Islami”. Idola mereka pun ikut berpidah yang asal
mulaya suka K-poop, BTS dan sebagainya kini berpindah kepada para ustadz
“hijrah”. Akhirnya generasi Hijrah milenial tidak hanya memindahkan gaya hidup
yang dulu ke gaya hidup yang sekarang (yang diyakini jauh lebih baik dan Islami),
tetapi juga bagian dari fenomena sosial untuk memperkuat identitas sebagai generasi
hitz zaman now versi Islami.9

Hijrah tidak hanya dimaknai dengan berubahnya cara berpakaian atau


penampilan saja,namun hijrah juga harus dibarengi degan berubahnya sikap dan
perilaku yang sesuai dengan agama,yaitu berdasarkan pada Al-qur’an dan
Hadits.sebagaimana yang ada pada sabda Rasulullah SAW, bahwa; “sesungguhnya
yang paling aku cintai diantara kalian dan yang paling dekat tempat duduknya dengan
aku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya”.(HR
Tirmidzi).Rasulullah merupakan suri teladan yang paling baik,sehingga Allah
memerintahkan pada kita untuk mengikuti Nabi Muhammad SAW. “Sesungguhnya
telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik” (QS. Al-Ahzab;21).oleh
sebab itu,dengan menuntut ilmu manusia dapat belajar mengenai akhlak yang baik
sebagaimana yang telah Nabi Muhammad SAW contohkan.10

Tujuan mempelajari Ilmu Al-qur’an dan Hadits adalah,supaya dalam


memahami agama Islam tidak menjadi kaku.sebab ditakutkan apabila ada
kesalahfahaman dengan golongan tertentu yang diangggap menyimpang.karena hijrah
bukan hanya menutup aurat saja,namun juga dibarengi dengan perubahan akhlak
yang baik.

Hijrah memiliki eksistensi yang besar dan mulia dalam al-Qur’an. Ia


memerintahkan berhijrah dengan lafadz yag bermacam-macam, kalimat yang
berbeda-beda dan susunan yang variatif.11

Ibadah yang berdekatan dengan Hijrah adalah sabar. Seperti dalam firman
Allah dalam Q.S. al-Nahl: 110:
9
Nurul Hayat,Hijrah dalam Perspektif Al-Qur’an ( Studi Tafsir Tematik),(Jambi,2020),hal.24.
10
Andi Hikmawati Yunus,Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Menstranformasikan Diri sendiri Secara
Spiritual di Kalangan Mahasiswa,Jurnal Emik,Volume 2 Nomor 1,Juni 2019,hal.94
11
Ahad Samiun jazuli,Hijrah dalam PandanganAl-Qur’an,hal.26
ِ ‫ك ِم ۢ ْن بَ ْع ِدهَا لَ َغفُوْ ٌر ر‬
ࣖ ‫َّح ْي ٌم‬ َ ‫ثُ َّم اِ َّن َربَّكَ لِلَّ ِذ ْينَ هَا َجرُوْ ا ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما فُتِنُوْ ا ثُ َّم َجاهَ ُدوْ ا َو‬
َ َّ‫صبَرُوْ ۚا اِ َّن َرب‬

Kemudian Tuhanmu (pelindung) bagi orang yang berhijrah setelah menderita


cobaan, kemudian mereka berjihad dan bersabar, sungguh, Tuhanmu setelah itu
benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Sabar dapat dikatakan hijrah, sebab dengan bersabar seseorang dapat


menerima ujian maupun cobaan yang diberikan Allah dengan Tabah, atau dengan
bersabar seseorang dapat menahan diri atau membatasi jiwa dari suatu keinginan
demi sesuatu yang lebih baik.

Ayat selanjutnya yang berkenaan dengan hijrah yaitu jihad, jihad yang
dimaksud di sini adalah menundukkan dirinya untuk taat kepada Allah. Jihad ini
sering disadingkan dengan hijrah dalam firman Allah Q.S. al-Baqarah: 218:
ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬
‫ك يَرْ جُوْ نَ َرحْ َمتَ هّٰللا ِ َۗوهّٰللا ُ َغفُوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم‬
َ Sِ‫ول ِٕٕى‬ ‫اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َوالَّ ِذ ْينَ هَا َجرُوْ ا َو َجاهَ ُدوْ ا فِ ْي َسبِ ْي ِل ِ ۙ ا‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah


dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Ayat ini menujukkan bahwasanya urgensi hijrah dan jihad memiliki kesamaan
dalam tujuan dan harapan. Maksudnya, hijrah tidak lepas dari jihad, sehingga untuk
berhijrah diperlukan tekad dan usaha yang kuat dalam prosesnya.
Maka bisa disimpulkan bahwa hijrah merupakan berpindahnya seseorang dari
perkara yang buruk menuju perkara yang baik, kata hijrah ditemukan dalam al-
Qur’an sebanyak 31 kali dalam 17 Surah dengan 19 bentuk kata.

Fenomena Hijrah di Indnesia pada masa kini dikonotasikan dengan bertaubat


dan cenderung dengan perubahan sikap, perubahan fashion seperti memakai
gamis,jilbab syar’i, memakai cadar dan lain-lain, bagi perempuan,sedangkan bagi
laki-laki mereka biasanya memanjangkan jenggot,memakai celana diatas mata kaki
atau disebut dengan istilah celana cingkrang itulah simbol keagamaan sebagai wujud
keagamaa bagi mereka untuk berhijrah.

Hijrah sebenarnya bukan hanya sekedar mengubah gaya hidup saja, namun
hijrah juga dimaknai secara luas dengan cara mengerjakan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah seperti; melaksanakan ibadah, bersabar atas ujian yang telah
diberikan, serta dibutuhkan tekad dan usaha yang kuat dalam prosesnya yang tidak
instan. Oleh karena itu, fenomena hijrah yang kerap dijumpai saat ini secara umum
dapat dipandang sebagai sesuatu yang baik, namun dalam realitanya masih terlalu
mementingkan hal-hal yang sifatnya kulit dan hal-hal substansial yang sebenarnya
ruh dari hijrah itu sendiri masih belum mendapatkan porsi yang maksimal.

Daftar pustaka

Al-Baqi, Muhammad Fuad Abd. Al-Mu’jam Al-Mufahras li al-Fazh Al-Qur’an al-


Karim. Kairo: Dar al-Hadits. ,1991

Hidayat, Nurul. “Hijrah dalam Prespektif Al-qur’an (Studi Tafsir Tematik)”. Skripsi.
UIN Sulthan Thaha Saifuddin. 2020

Jazuli, Ahmad Sami’un. Hijrah dalam Pandangan Al-Qur’an. Cet.I. Jakarta : Gema
Insani., 2006.

Shihab, M. Quraisy. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an.


Jakarta: Lentra Hati. 2020.

Tim Penerjemah. Al-Qur’an dan Tafsirannya. Jakarta: Departemen Agama RI. 1985.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Departemen Nasional., 2008.
Yunus, Hikmawati Andi. “Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Menstranformasikan Diri
sendiri Secara Spiritual di Kalangan Mahasiswa”. Jurnal Emik,Volume 2
Nomor 1. 2019.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Cet. 9. Jakarta Hidakarya Agung. 1990.

Zahra, Mila Nabila, Dada Wildan,& Siti Qamariyah. “Gerakan HijrahHijrah Identitas
Untuk Muslim Milenial di Era Digital”. Indonesia Journal of Sosiology,
Education and Development 2 (1). 2020.

Anda mungkin juga menyukai