Hijrah tidak bisa dimaknai secara tekstual saja, melainkan harus dimaknai
secara kontekstual juga. Secara bahasa hijrah diartikan dengan “meninggalkan”, jika
diaplikasikan dengan kehidupan seseorang, hijrah diartikan dengan berpindahnya
seseorang dari perkara yang buruk menuju perkara yang baik. Hal ini seperti dalam
QS. Al-Baqarah: 218
1
Andi Hikmawati Yunus,Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Menstranformasikan Diri sendiri Secara
Spiritual di Kalangan Mahasiswa,Jurnal Emik,Volume 2 Nomor 1,Juni 2019,hal.89.
2
Mila Nabila Zahara,Dada Wildan,& Siti Qamariyah, (2020), Gerakan Hijrah Identitas Untuk Muslim
Milenial di Era Digital,indonesia Journal of Sosiology,Education,and Development 2 (1) hal.54
ٰۤ ُ هّٰللا
ك يَرْ جُوْ نَ َرحْ َمتَ هّٰللا ِ ۗ َوهّٰللا ُ َغفُوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم
َ Sِول ِٕٕى اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َوالَّ ِذ ْينَ هَا َجرُوْ ا َو َجاهَ ُدوْ ا فِ ْي َسبِ ْي ِل ِ ۙ ا
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwasanya hijrah dalam konteks ini tidak
diartikan dengan berpindahnya dari suatu tempat ke tempat yang lain. Menurut Buya
Hamka, hijrah merupakan ibadah tingkat tinggi karena seseorang yang telah
berhijrah berarti ia telah merelakan seluruh kehidupan di jalan Allah.
Istilah hijrah di kalangan masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Kata
itu berasal dari Bahasa Arab yaitu ha-ja-ra, yah-ju-ru, hij-ran yang bermakna
memutuskan hubungan.4 Kata tersebut lawan kata dari al-washal (sampai atau
tersambung). Makna dari hajrah dan hijranan adalah membiarkan atau terkait dengan
sesutau meninggalkan. Hijrah merupakan kosa kata serapan dari bahasa Arab yang
ada di Kamus Besar Bahasa Arab (KBBI). Ada tiga makna yang tercatat di kosa kata
tersebut,1) dimaknai dengan perpidahan Nabi Muhammad dan para Sahabatnya dari
kota Makkah ke Kota Madinah, 2) menyingkir sementara dari suatu tempat ke tempat
lain utuk keselamata,kebaikan dan sebagainya, 3) perubahan sikap atau perilaku
kearah yang lebih baik.5
Pendapat kedua menurut Ibu Arabi, Ibnu Hajar Al-Asqalani, dan Ibnu
Taimiyah, hijrah adalah perpindahan dari negeri Kafir atau kondisi peperangan
(darul kufri wal harbi) ke negeri Muslim (daarul islam) yang dimaksud dengan Negri
kaum kafir menurut beliau adalah negeri yang dikuasai atau pemerintahannya
dijalankan oleh orang-orag kafir dan hukum yang dilaksanakan hukum mereka.
Sedangkan yang dimaksud dengan negeri Muslim adalah negeri yang dikuasai atau
pemeritahanya dijalankan oleh orang-orang Islam dan hukum yag ditetapkan adalah
Hukum Islam walaupun penduduknya mayoritas kafir.7
Pendapat ketiga Ibnu Arabi menambahkan dari uraian yang terdapat pada
pendapat pertama dengan ditinjau dari beberapa aspek: 1) meninggalkan negeri yag
diperangi menuju negeri Islam; 2) meninggalkan negeri yang dihuni oleh orang-orang
ahli bid’ah; 3) meninggalkan negeri orang-orang yang melakukan hal-hal haram
menuju sesuatu yang halal, merupakan kewajikan orang Muslim; 4) melarikan diri
demi keselamatan jiwa; 5) meninggalkan negeri yang terkena wabah, khawatir
terkena penyakit di negeri yang sedang terkena wabah; 6) melarikan diri demi
keselamata harta.
Hijrah tidak harus diartikan secara fisik, namun para sufi memaknai hijrah
dengan meninggalkan sesuatu yang buruk atau sesuatu yang menjerumuskan ke hal
yang tidak baik menuju ke jalan yang lebih baik atau diridai Allah. Pendapat ini dapat
dikategorikan sebagai hijrah syari’ah 8
6
M.Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan,Kesan dan keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentra
Hati,2020),hal.66
7
Nurul Hidayat , Hijrah dalam Prespektif Al-qur’an (Studi Tafsir Tematik),(Skripsi UIN Sulthan Thaha
saifuddin ,2020),Jambi,hal.14
8
Ahmad Sami’un Jazuli ,Hijrah dalam Pandangan Al-Qur’an ,cet.I (Jakarta : Gema Insani,2006),hal.15
Fenomena hijrah apabila dilihat pada masa kini bukanlah suatu hal baru.
Terlebih pasca datangnya Islam, hijrah menjadi sebuah istilah baru yang diadopsi
menjadi istilah keagamaan. Jika hijrah pada zaman Nabi dikaitkan dengan
perpindahan secara geografis, maka konteks hijrah saat ini dikaitkan dengan sikap
keberagamaan atau religiusitas.
Fenomena hijrah pada masa kini lebih kepada perubahan sikap, mengikuti
kajian-kajian agama, gaya hidup dan cara berpakaian yang menurutnya sesuai dengan
“syari’at Islam”. Hijrah pada masa kini dikonotasikan dengan bertaubat dan
cenderung dengan perubahan sikap perubahan fashion seperti memakai gamis, jilbab
“syar’”", memakai cadar dan lain-lain bagi perempuan. Sedangkan bagi laki-laki
mereka biasanya memanjangkan jenggot, memakai celana di atas mata kaki atau
disebut dengan istilah celana cingkrang itulah simbol keagamaan sebagai wujud
keagamaan bagi mereka untuk berhijrah. Konten-konten di medsos mereka
cenderung sama, yakni ceramah ustadz-ustadz yang terkenal di media sosial seperti,
ustadz Abdul Somad (UAS), ustadz Adi Hidayat (UAH), ustadz Hanan Attaqi, ustadz
Khalid Bassalamah dan lain-lain. Kontennya biasanya diisi dengan motivasi untuk
memperbaiki diri agar jodohnya didekatkan, motivasi untuk tidak pacaran,dan juga
termasuk untuk nikah muda.
Ibadah yang berdekatan dengan Hijrah adalah sabar. Seperti dalam firman
Allah dalam Q.S. al-Nahl: 110:
9
Nurul Hayat,Hijrah dalam Perspektif Al-Qur’an ( Studi Tafsir Tematik),(Jambi,2020),hal.24.
10
Andi Hikmawati Yunus,Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Menstranformasikan Diri sendiri Secara
Spiritual di Kalangan Mahasiswa,Jurnal Emik,Volume 2 Nomor 1,Juni 2019,hal.94
11
Ahad Samiun jazuli,Hijrah dalam PandanganAl-Qur’an,hal.26
ِ ك ِم ۢ ْن بَ ْع ِدهَا لَ َغفُوْ ٌر ر
ࣖ َّح ْي ٌم َ ثُ َّم اِ َّن َربَّكَ لِلَّ ِذ ْينَ هَا َجرُوْ ا ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما فُتِنُوْ ا ثُ َّم َجاهَ ُدوْ ا َو
َ َّصبَرُوْ ۚا اِ َّن َرب
Ayat selanjutnya yang berkenaan dengan hijrah yaitu jihad, jihad yang
dimaksud di sini adalah menundukkan dirinya untuk taat kepada Allah. Jihad ini
sering disadingkan dengan hijrah dalam firman Allah Q.S. al-Baqarah: 218:
ٰۤ ُ هّٰللا
ك يَرْ جُوْ نَ َرحْ َمتَ هّٰللا ِ َۗوهّٰللا ُ َغفُوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم
َ Sِول ِٕٕى اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َوالَّ ِذ ْينَ هَا َجرُوْ ا َو َجاهَ ُدوْ ا فِ ْي َسبِ ْي ِل ِ ۙ ا
Ayat ini menujukkan bahwasanya urgensi hijrah dan jihad memiliki kesamaan
dalam tujuan dan harapan. Maksudnya, hijrah tidak lepas dari jihad, sehingga untuk
berhijrah diperlukan tekad dan usaha yang kuat dalam prosesnya.
Maka bisa disimpulkan bahwa hijrah merupakan berpindahnya seseorang dari
perkara yang buruk menuju perkara yang baik, kata hijrah ditemukan dalam al-
Qur’an sebanyak 31 kali dalam 17 Surah dengan 19 bentuk kata.
Hijrah sebenarnya bukan hanya sekedar mengubah gaya hidup saja, namun
hijrah juga dimaknai secara luas dengan cara mengerjakan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah seperti; melaksanakan ibadah, bersabar atas ujian yang telah
diberikan, serta dibutuhkan tekad dan usaha yang kuat dalam prosesnya yang tidak
instan. Oleh karena itu, fenomena hijrah yang kerap dijumpai saat ini secara umum
dapat dipandang sebagai sesuatu yang baik, namun dalam realitanya masih terlalu
mementingkan hal-hal yang sifatnya kulit dan hal-hal substansial yang sebenarnya
ruh dari hijrah itu sendiri masih belum mendapatkan porsi yang maksimal.
Daftar pustaka
Hidayat, Nurul. “Hijrah dalam Prespektif Al-qur’an (Studi Tafsir Tematik)”. Skripsi.
UIN Sulthan Thaha Saifuddin. 2020
Jazuli, Ahmad Sami’un. Hijrah dalam Pandangan Al-Qur’an. Cet.I. Jakarta : Gema
Insani., 2006.
Tim Penerjemah. Al-Qur’an dan Tafsirannya. Jakarta: Departemen Agama RI. 1985.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Departemen Nasional., 2008.
Yunus, Hikmawati Andi. “Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Menstranformasikan Diri
sendiri Secara Spiritual di Kalangan Mahasiswa”. Jurnal Emik,Volume 2
Nomor 1. 2019.
Zahra, Mila Nabila, Dada Wildan,& Siti Qamariyah. “Gerakan HijrahHijrah Identitas
Untuk Muslim Milenial di Era Digital”. Indonesia Journal of Sosiology,
Education and Development 2 (1). 2020.