Anda di halaman 1dari 7

Nama : Wiyandani Niela Shonia Yandari

Nim : 15.401.19.010
Prodi : DIII Kebidanan

Biografi Ir. Soekarno.

Nama lengkap : Ir soekarno


Nama panggilan : Bung Karno
Nama kecil : Kusno
Tempat, tanggal lahir : Blitar, 6 juni 1901
Agama : Islam
Nama istri : 1. Fatmawati
2. Hartini
3. Ratna Sari Dewi
Nama anak : 1. Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati,
Guruh (dari Fatmawati)
2. Taufan, Bayu (dari Hartini)
3. Kartika (dari Ratna Sari Dewi)
Pendidikan : 1. HIS di Surabaya
2. Hoogere Burger School (HBS)
3. Technische Hoogeschool (THS) di Bandung
Meninggal : 21 juni 1970
Dimakamkan : Blitar, Jawa Timur

Bung Karno adalah nama popular dari Ir. Soekarno. Lahir pada 6 juni 1901 di
Blitar, Jawa Timur. Ketika Ir. Soekarno masih kecil, Ir. Soekarno tidak tinggal
bersama kedua orang tuanya yang berada di Blitar. Ir. Soekarno tinggal bersama
dengan kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.
Ir. Soekarno bahkan sempat mengenyam sekolah di sana walau tidak sampai
selesai, karena harus ikut bersama dengan orang tuanya yang pada waktu itu
pindah ke Mojokerto. Di Mojokerto, Ir. Soekarno kemudian di sekolahkan di Eerste
Inlandse School dimana ayahnya juga bekerja disitu sebagai guru. Akan tetapi
kemudian Ir. Soekarno dipindahkan pada tahun 1911 ke ELS yang setingkat sekolah
dasar untuk dipersiapkan masuk di HBS yang ada di Surabaya. Setelah tamat dan
bersekolah di HBS tahun 1915 Ir. Soekarno kemudian tinggal di rumah Haji Oemar
Said Tjokroaminoto atau HOS Cokroaminoto yang merupakan sahabat dari ayah Ir.
Soekarno. Dari sanalah Ir. Soekarno kenal dengan dunia perjuangan yang
membuatnya menjadi pejuang sejati.
Biografi Ir. Soekarno : Momen Bersejarah 17 Agustus 1945

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Moh Hatta


memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dimana pada
tanggal ini juga diperingati sebagai hari Kemerdekaan Indonesia yang juga membuat
Ir. Soekarno diangkat menjadi presiden pertama Indonesia. Dalam biografi Ir.
Soekarno, Ir. Soekarno berhasil membentuk pancasila dengan timnya sebagai dasar
Negara Indonesia.
Dengan proklamasi kemerdekaan ini juga membuat kawannya Mohammad
Hatta dinobatkan sebagai wakil presiden pertama Indonesia mendampingi Ir.
Soekarno. Diluar sosoknya sebagai bapak Bangsa Indonesia, tidak banyak orang
yang tahu jika Ir. Soekarno pernah menikah sebanyak Sembilan kali. Kharisma yang
luar biasa dimiliki oleh Ir. Soekarno melalui penuturan orang-orang yang dekat
dengannya membuat wanita cantik terkesima dan kemudian dijadikan istri Ir.
Soekarno. Beliau tertarik dengan wanita yang sederhana dan sopan. Salah satu
istrinya Fatmawati pernah bertanya pada presiden Ir. Soekarno mengenai wanita
yang berpenampilan seksi. Beliau menjawab bahwa wanita yang berpenampilan
sopan dan sederhana lebih menarik dan lebih Ir. Soekarno sukai.
Masa kecil Ir. Soekarno

Ir. Soekarno lahir di Blitar tanggal 6 juni 1901 dengan nama Kusno
Sosrodihardjo. Masa kecil presiden Ir. Soekarno bersama kedua orang tuanya di
Blitar tidak dihabiskan dalam waktu lama. Ayahnya adalah Raden Soekemi
Sosrodihardjo yang merupakan seorang gurudi Jawa, tepatnya di Surabaya.
Sedangkan ibunya adalah Ida Ayu Nyoman Rai yang asalnya dari Buleleng, Bali.
Selanjutnya beliau tinggal dengan kakeknya yang bernama Raden Hardjoko yang
ada di Tulung Agung, Jawa Timur. Beliau sempet sekolah disana meski tidak hingga
selesai lantaran kembali ikut orang tuanya ke Mojokerto.
Pendidikan Ir. Soekarno

Saat di Mojokerto, Ir. Soekarno menyekolahkan Ir. Soekarno di tempat sang


ayah menjadi guru. Tetapi di tahun 1911 ayahnya memindakan Ir. Soekarno ke
sekolah ELS atau Europeesche Lagere School yang bertujuan agar nantinya Ir.
Soekarno bisa mudah masuk ke HBS atau Hogere Burger School yang ada di
Surabaya. Tamat sekolah di Hogere Burger School di tahun 1915, Ir. Soekarno
selanjutnya tinggal bersama Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau kini banyak yang
lebih mengenal dengan nama H.O.S Cokroaminoto dimana beliau ini adalah teman
dari ayah Ir. Soekarno yang juga dikenal pendiri serikat islam.
Biografi Ir. Soekarno tentang pendidikan masih terus berlanjut dimana saat di
rumah Cokroaminoto, Ir. Soekarno yang masih muda pun mulai belajar dalam dunia
politik. Ir. Soekarno muda juga belajar untuk pidato dengan cara melakukannya
sendiri di kamarnya di depan cermin. Di sekolahnya, Hogere Burger School, Ir.
Soekarno pun memperoleh banyak sekali ilmu terkait banyak hal. Setelah
menyelesaikan pendidikan di Hogere Burger School di tahun 1921, kemudian
Soekarno pindah ke Bandung lalu tinggal bersama Haji Sanusi yang kemudian
melanjutkan sekolah ke THS atau Technische Hooge School di jurusan teknik sipil
dimana saat ini sudah menjadi ITB lalu kemudian bisa lulus di tanggal 25 mei 1926
sehingga mendapatkan gelar Insinyur atau Ir.

Biografi Ir. Soekarno di masa pergerakan Nasinonal


Pada masa pergerakan Nasional dimana di tahun 1926 Ir. Soekarno muda
mendirikan Algemene Studie Club yang ada di Bandung. Ternyata organisasi ini
menjadi awal mula mendirikannya Partai Nasional Indonesia dimana didirikan di
tahun 1927. Selanjutnya aktivitas Ir. Soekarno di Partai Nasional Indosenia pun
menyebabkannya ditangkap oleh Belanda pada desember 1929 lalu memunculkan
pledoi fenomenal saat itu yaitu Indosenia menggugat. Ir. Soekarno kemudian
dibebaskan saat 31 desember 1931. Selanjutnya Ir. Soekarno bergabung dengan
partai Indoesia atau Partindo pada juli 1932 dimana partai ini adalah pecahan Partai
Nasional Indonesia. Karena aktivitasnya ini, Ir. Soekarno pun kembali ditangkap
pada agustus 1933 lalu diasingkan ke Flores. Pada kondisi ini, Ir. Soekarno pun
hampir dilupakan para tokoh Nasional karena lokasinya yang jauh dan terasing.
Meski begitu, semangat Ir. Soekarno pun tidak pernah runtuh meski dalam
pengasingan yang bisa tersirat dari setiap surat ke Ahmad Hassan yang merupakan
guru Persatuan Islam. Biografi Ir. Soekarno masih berlanjut dalam masa
pengasingan yang dipindahkan ke provinsi Bengkulu di tahun 1938. Ir. Soekarno
pun bisa bebas di masa penjajahan Jepang di tahun 1942.
Biografi Ir. Soekarno di masa penjajahan Jepang

Ketika awal masa penjajahan Jepang di Indonesia sekitar tahun 1942-1945,


pemerintahan Jepang masih belum memperhatikan tokoh dari pergerakan
Indosenia. Hal ini bisa terlihat dari Gerakan 3A yang tokohnya adalah Shimizu dan
Mr. Syamsuddin dimana mereka berdua kurang popular. Tapi pada akhirnya pada
masa pemerintahan Jepang, tokoh Indonesia ini kemudian mulai diperhatikan lalu
dimanfaatkan juga mulai dari Ir. Soekarno, Moh Hatta dam masih banyak lagi
beserta organisasinya, sehingga diusahankan bisa menarik perhatian dari penduduk
Indonesia.
Masih berlanjut biografi Ir. Soekarno saat masa penjajahan Jepang dimana
disebutkan ragam organisasi mulai dari Jawa Hokokai, BPUPKI, Pusat Tenaga
Rakyat ( Putera ) hingga PPKI dengan tokoh mulai dengan Ir. Soekarno, Moh Hatta,
Ki Hajar Dewantara, hingga K.H Mas Mansyur dan tokoh yang lainnya yang aktif
dalam aktivitas pergerakan nasional. Akhirnya, para tokoh nasional ini kemudian
bekerja sama bersama pemerintahan Jepang dalam mencapai kemerdekaan
Indonesia. Meski begitu, tetap ada yang melakukan gerakan bawah tanah yaitu Amir
Sjarifuddin dan Sutan Syahrir, mengingat mereka menganggap jika Jepang
merupakan fasis berbahaya.
Ir. Soekarno di antara para pemimpin dunia

Di tahun 1943, Hideko Tojo yang merupakan Perdana Menteri Jepang


mengundang para tokoh Indonesia yakni Ir. Soekarno, Moh Hatta, hingga Ki Bagoes
Hadikoesoemo menuju Jepang dan langsung diterima oleh Kaisar Hirohito. Bintang
kekaisaran yaitu Ratna Suci pun diberikan kepada ketiga tokoh tersebut oleh Kaisar
Hirohito. Penganugerahan ini pun menjadikan pemerintahan pendudukan Jepang
kaget lantaran karena adanya penganugrahan bintang itu maka ketiga tokoh dari
Indonesia tersebut sudah dianggap sebagai keluarga dari Kaisar Jepang.
Namun saat agustus 1945 beliau kembali diundang Marsekal Terauchi yang
merupakan pimpinan angkatan darat di wilayah Asia Tenggara di daerah Vietnam
dimana menyatakan jika proklamasi Indonesia adalah urusan dari rakyat Indonesia.
Tetapi karena banyaknya Ir. Soekarno berhubungan dengan pemerintahan Jepang
dan badan organisasi Jepang menjadikan Ir. Soekarno pun justru dituduh Belanda
sudah bekerja sama dengan pihak Jepang misalnya dalam kasus romusha.
Biografi Ir. Soekarno di masa perang revolusi
Menjelang persiapan proklamasi kemerdekaan RI, Ir. Soekarno pun mulai
mempersiapkan segalanya bersama para tokoh Nasional. Setelah sudah BPUPKI
selesai, terbentuklah panitia kecil yang beranggotakan 8 orang resmi dan panitia
kecil yang beranggotakan sembilan orang dimana disebut panitia sembilan dan
menghasilkan piagam yang dikenal dengan Piagam Jakarta dan juga PPKI. Ir.
Soekarno dan Moh Hatta pun mendirikan Negara Indonesia yang berdasar
Pancasila beserta UUD 1945.
Menjelang pembacaan teks proklamasi, Presiden Ir. Soekarno menyatakan
jika meskipun beberapa tokoh bekerja sama dengan pihak Jepang, namun
sebetulnya rakyat Indonesia tetap mengandalkan kekuatannya sendiri dalam
mengusahakan kemerdekaan. Dalam biografi Ir. Soekarno, disebutkan jika beliau
amat aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan misalnya dengan merumuskan
Pancasila, UUD 1945 hingga dasar pemerintahan Indonesia hingga perumusan
naskah proklamasi kemerdekaan. Beliau sempat juga dibujuk untuk bisa menyingkir
ke Rengasdengklok sehingga ada peristiwa Rengasdengklok yang selalu disebutkan
dalam sejarah bangsa Indonesia.
Setelah pertemuannya dengan Marsekal Terauchi di Vietnam, maka terjadilah
peristiwa Rengasdengklok di tanggal 16 agustus 1945 dimana Ir. Soekarno dan Moh
Hatta yang dibujuk pemuda menyingkir ke asrama pasukan PETA di
Rengasdengklok. Tokoh pemuda pembujuk Ir. Soekarno dan Moh Hatta diantaranya
adalah Soekarni, Wikana, Singgih hingga Chairul Saleh. Pemuda ini menuntut Ir.
Soekarno dan Moh Hatta untuk bisa segara memproklamasikan kemerdekaan RI
lantaran Indonesia sedang terjadi kevakuman kekuasaan.
Kevakuman kekuasaan ini sebetulnya terjadi lantaran Jepang sudah
mengaku menyerah dan pasukan sekutu pun belum tiba. Meskipun begitu Ir.
Soekarno dan Moh Hatta tetap menolak karena alasannya adalah masih menunggu
kejelasan dari penyerahan Jepang. Alasan lain ini adalah karena Ir. Soekarno
sedang menunggu tanggal tepat yaitu 17 agustus 1945 dimana saat itu sedang
bertepatan bulan Ramadhan dimana diyakini sebagai bulan turun wahyu untuk kaum
muslim yaitu al-quran sehingga proklamasi pun tetap dilakukan di tanggal 17
agustus 1945.
Selanjutnya di tanggal 18 agustus 1945, PPKI kemudian mengangkat
presiden dan wakil presiden RI yang pertama yaitu Ir. Soekarno dan Moh Hatta.
Pengangkatan ini kemudian dikukuhkan di tanggal 29 agustus 1945 oleh KNIP. Baru
sebentar jadi presiden, Ir. Soekarno di tanggal 19 september 1945 sudah mampu
menyelesaikan masalah tanpa adanya pertumpahan darah yang ada di lapangan
Ikada. dimana ada 200 ribu lebih rakyat Jakarta yang berencana bentrok dengan
pasukan Jepang dengan senjata yang masih lengkap.
Provokasi yang terus terjadi di Jakarta masa itu membuat kondisi
pemerintahan cenderung sulit. Karena itu presiden Ir. Soekarno memutuskan
memindah ibu kota yang awalnya di Jakarta kemudian dipindah ke Yogyakarta yang
diikuti oleh wakil presiden beserta pejabat tinggi lain. Kedudukan presiden Ir.
Soekarno berdasar UUD 1945 saat itu adalah selaku kepala pemerintahan namun
juga kepala Negara. Namun selama adanya revolusi saat itu, sistem
pemerintahannya berubah menjadi semi presidensiil dimana presiden Ir. Soekarno
adalah kepala Negara lalu Sutan Syahrir menjadi perdana menteri yakni kepala
pemerintahannya. Hal ini adalah jalan agar Indonesia menjadi Negara yang lebih
demokratis.
Biografi Ir. Soekarno di masa kemerdekaan

Setelah pemerintahan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, presiden Ir.


Soekarno diangkat sebagai presiden Republik Indonesia Serikat sedangkan Moh
Hatta sebagai Perdana menterinya. Lalu jabatan presiden RI diberikan kepada Mr
Assaat dimana dikenal sebagai RI Jawa-Yogya saat itu. Meskipun begitu, karena
tuntutan Indonesia yang ingin Indonesia kembali menjadi Negara kesatuan, maka 17
agustus 1950 RIS diubah kembali menjadi RI dan Ir. Soekarno kembali menjadi
presiden RI. Saat itu Indonesia sedang mengalami jatuh bangun kabinet dimana
presiden Ir. Soekarno kurang percaya pada sistem multipartai dan menyebut
sebagai penyakit kepartaian.
Selain itu, presiden Ir. Soekarno juga memberikan banyak gagasan di dunia
internasional karena keprihatinan pada nasib bangsa di Asia-Afrika yang banyak
belum merdeka dan belum memiliki hak menentukan nasib sendiri. Hal ini juga yang
mejadikan presiden Ir. Soekarno mengambil inisiatif mengadakan Konferensi Asia
Afrika di tahun 1955 saat di Bandung. Di Konferensi tersebut, para pemimpin Negara
ini kemudian membicarakan berbagai macam persoalan mulai dari ketimpangan,
kekhawatiran kemunculan perang nuklir, dan ketidak adilan badan-badan
internasional dalam hal pemecahan konflik.
Bersama dengan presiden Gamal Abdel Nasser ( Mesir ), Josip Broz Tito
(Yugoslavia ), U Nu (Birma), Mohammad Ali Jinnah ( Pakistan ), dan Jawaharlal
Nehru ( India ), presiden Ir. Soekarno mengadakan konferensi Asia Afrika dan
membuahkan Gerakan Non Blok. Atas jasanya ini, banyak Negara dikawasan Asia
dan Afrika yang bisa mendapatkan kemerdekaan. Meskipun begitu tak sedikit juga
yang mengalami konflik panjang lantaran ketidak adilan.
Masa jatuhnya presiden Ir. Soekarno

Meskipun banyak sekali jasa dari presiden Ir. Soekarno, namun beliau juga
mengalami masa jatuh dimulai sejak beliau berpisah dengan wakil presiden Moh
Hatta di tahun 1956 karena pengunduran diri Moh Hatta dari dunia politik Indonesia.
Belum lagi dengan banyaknya pemberontakan dari separatis dan terjadi di wilayah
Indonesia. Puncak pemberontakan ini terjadi dengan adanya G 30 SPKI dimana
menjadikan presiden Ir. Soekarno tidak mampu memenuhi impiannya untuk
menjadikan bangsa Indonesia sejahtera serta makmur.
Setelah itu Ir. Soekarno mengalami pengucilan yang dilakukan oleh presiden
pengganti yaitu Soeharto. Ir. Soekarno yang sudah tua kerap sakit dan akhirnya
wafat di tanggal 21 juni 1970 di Jakarta tepatnya di Wisma Yaso. Jenazah beliau
dikuburkan di Blitar.
Penghargaan yang diperoleh Ir. Soekarno

Semasa hidup, Ir. Soekarno memperoleh banyak penghargaan mulai dari


gelar Doktor Honoris Causa yang didapat dari 26 universitas dari dalam dan luar
negeri. Beliau juga mendapatkan penghargaan berupa bintang kelas satu yakni The
Order of the Supreme Companions yang diberikan Thabo Mbeki yakni Presiden
Afrika Selatan karena mampu mengembangkan solidaritas secara internasional
demi bisa melawan bentuk penindasan dari Negara maju.

Anda mungkin juga menyukai