uteri yang baik terjadi pada ibu yang melakukan mobilisasi dini.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan mobilisasi dini pada ibu
post partum dengan proses involusi uteri. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
semakin baik mobilisasi dini yang dilakukan ibu post partum akan semakin baik pula
Penelitian ini sejalan dengan pendapat Sinsin (2005) dengan judul Pengaruh mobilisasi dini
terhadap proses involusi uteri di RSKIA Kota Bandung penelitian menunjukkan terdapat
hubungan antara mobilisasi dini dengan proses involusi uteri dengan hasil t hitung = 3,080 >
Involusi uteri adalah perubahan uterus setelah persalinan, yang berangsur-angsur kembali
seperti ke keadaan semula, yang sama dengan kondisi dan ukuran dalam keadaan tidak
hamil (Saleha, 2009). Proses involusi uteri yang baik sangat di pengaruhi oleh pergerakan
yang di lakukan oleh ibu post partum salah satunya adalah mobilisasi dini ( Saifudin, 2008).
Involusi uteri yang baik adalah setelah 6 jam persalinan dan bila ibu sudah BAK tinggi fundus
Dari penelitian ini juga di dapatkan 67,4% involusi uteri yang kurang baik dialami oleh ibu yang
tidak melakukan mobilisasi dini, salah satu penyebab involusi uteri tidak baik adalah tidak
dilakukan nya gerakan setelah persalinan. Menurut Soelaiman (2008) ibu post partum setelah 2
jam harus belajar menggerakkan badan nya agar sirkulasi darah ke dalam uterus yang
mengakibatkan jaringan otot kekurangan zat- zat yang di perlukan, sehingga ukuran jaringan
oleh ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini, Menurut Saifudin (2002) hal ini dikarenakan
ibu post partum masih merasa takut untuk melakukan gerakan setelah melahirkan mereka
khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan bila mereka bergerak dan ini akan
menyebabkan terhambatnya proses involusi uteri, Menurut Anwar (2007) mobilisasi harus
dilakukan sesuai tahapan dan sesuai dengan kemampuan ibu sehingga tidak menimbulkan
pada ibu yang melakukan mobilisasi dini, hal ini terjadi karena mobilisasi dini pasca
persalinan sangat membantu tubuh melakukan adaptasi dengan baik terutama pada proses
involusi uteri. Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan mobilisasi dini
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semakin baik mobilisasi dini yang
dilakukan ibu post partum akan semakin baik pula proses involusi uteri. Involusi uteri adalah
semula, yang sama dengan kondisi dan ukuran dalam keadaan tidak hamil (Saleha, 2009).
Proses involusi uteri yang baik sangat di pengaruhi oleh pergerakan yang di lakukan oleh ibu
post partum salah satunya adalah mobilisasi dini ( Saifudin, 2008). Involusi uteri yang baik
adalah setelah 6 jam persalinan dan bila ibu sudah BAK tinggi fundus turun menjadi 2 jari
Penelitian ini sejalan dengan pendapat Sinsin (2005) dengan judul Pengaruh
mobilisasi dini terhadap proses involusi uteri di RSKIA Kota Bandung penelitian
menunjukkan terdapat hubungan antara mobilisasi dini dengan proses involusi uteri dengan
hasil t hitung = 3,080 > t table = 1,701, dan P= 0,005 < α = 0,05.
Dari penelitian ini di dapatkan juga 67,4% involusi uteri yang kurang baik dialami
oleh ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini, Menurut Saifudin (2002) hal ini dikarenakan
ibu post partum masih merasa takut untuk melakukan gerakan setelah melahirkan mereka
khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan bila mereka bergerak dan ini akan
menyebabkan terhambatnya proses involusi uteri, Menurut Anwar (2007) mobilisasi harus
dilakukan sesuai tahapan dan sesuai dengan kemampuan ibu sehingga tidak menimbulkan
Penelitian ini sejalan dengan pendapat Sinsin (2008) yang mengatakan salah satu
tujuan mobilisasi dini adalah untuk memperlancar proses involusi uteri, sedangkan
ketidaklancaran proses involusi dapat berakibat buruk pada ibu nifas seperti terjadi
perdarahan yang bersifat lanjut dan mobilisasi dapat menurunkan resiko kematian ibu
setelah proses persalinan. Penelitian ini sejalan dengan pendapat Soelaiman (2008) yang
mengatakan bahwa mobilisasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin membimbing
ibu post partum bergerak dan turun dari tempat tidurnya untuk segera buang air kecil, dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2005) yang mengatakan
ibu yang melakukan mobilisasi dini proses involusi uterinya lebih cepat dari pada ibu yang
tidak melakukan mobilisasi dini karena dengan mobilisasi dini akan meningkatkan sirkulasi
darah dan mencegah resiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltic sehingga
mencegah distensi abdominal dan konstipasi. Menurut Henry (2009) apabila ibu post partum
mau melakukan mobilisasi dini setelah 2 jam persalinan hal itu akan memperlancar proses
involusi uteri.
Menurut Carpenito (2007) Mobilisasi dini memiliki fungsi penting dalam masa
nifas, pergerakan ringan yang harus dilakukan secara bertahap, sesegera mungkin dalam
waktu 2 jam pertama pasca melahirkan. Makin cepat dilatih akan makin baik involusi uteri,
kegagalan dalam involusi disebut subinvolusi, Subinvolusi sering di sebabkan oleh infeksi
dan tertinggalnya sisa plasenta dalam uteri sehingga proses involusi tidak berjalan dengan
normal atau terlambat, bila subinvolusi uteri tidak ditangani dengan tidak baik, akan
mengakibatkan perdarahan yang berlanjut atau post partum hemorrhage dengan demikian
sangat dianjurkan ibu post partum melakukan mobilisasi dini agar subinvolusi dapat
dihindari.
Dari hasil beberapa penenlitian diatas sangat disarankan dan di anjurkan pada ibu
post partum untuk segera bergerak 2 jam setelah persalinan ibu tidak perlu memaksakan
keadaan nya untuk bergerak bila ibu mampu maka ibu harus segera melakukan gerakan
mobilisasi dini secara bertahap dan bisa juga dibantu dengan keluarga.