Anda di halaman 1dari 5

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar (75,6%) proses involusi

uteri yang baik terjadi pada ibu yang melakukan mobilisasi dini.

Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan mobilisasi dini pada ibu

post partum dengan proses involusi uteri. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa

semakin baik mobilisasi dini yang dilakukan ibu post partum akan semakin baik pula

proses involusi uteri.

Penelitian ini sejalan dengan pendapat Sinsin (2005) dengan judul Pengaruh mobilisasi dini

terhadap proses involusi uteri di RSKIA Kota Bandung penelitian menunjukkan terdapat

hubungan antara mobilisasi dini dengan proses involusi uteri dengan hasil t hitung = 3,080 >

t table = 1,701, dan P= 0,005 < α = 0,05.

Involusi uteri adalah perubahan uterus setelah persalinan, yang berangsur-angsur kembali

seperti ke keadaan semula, yang sama dengan kondisi dan ukuran dalam keadaan tidak

hamil (Saleha, 2009). Proses involusi uteri yang baik sangat di pengaruhi oleh pergerakan

yang di lakukan oleh ibu post partum salah satunya adalah mobilisasi dini ( Saifudin, 2008).

Involusi uteri yang baik adalah setelah 6 jam persalinan dan bila ibu sudah BAK tinggi fundus

turun menjadi 2 jari bawah pusat ( Varney’s 2007).

Dari penelitian ini juga di dapatkan 67,4% involusi uteri yang kurang baik dialami oleh ibu yang

tidak melakukan mobilisasi dini, salah satu penyebab involusi uteri tidak baik adalah tidak

dilakukan nya gerakan setelah persalinan. Menurut Soelaiman (2008) ibu post partum setelah 2

jam harus belajar menggerakkan badan nya agar sirkulasi darah ke dalam uterus yang

mengakibatkan jaringan otot kekurangan zat- zat yang di perlukan, sehingga ukuran jaringan

otot-otot tersebut menjadi kecil.


Dari penelitian ini di dapatkan juga 67,4% involusi uteri yang kurang baik dialami

oleh ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini, Menurut Saifudin (2002) hal ini dikarenakan

ibu post partum masih merasa takut untuk melakukan gerakan setelah melahirkan mereka

khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan bila mereka bergerak dan ini akan

menyebabkan terhambatnya proses involusi uteri, Menurut Anwar (2007) mobilisasi harus

dilakukan sesuai tahapan dan sesuai dengan kemampuan ibu sehingga tidak menimbulkan

hal-hal yang tidak diinginkan seperti perdarahan abnormal.


Hasil penelitian ini didapatkan bahwa 75,6% proses involusi uteri yang baik terjadi

pada ibu yang melakukan mobilisasi dini, hal ini terjadi karena mobilisasi dini pasca

persalinan sangat membantu tubuh melakukan adaptasi dengan baik terutama pada proses

involusi uteri. Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan mobilisasi dini

pada ibu post partum dengan proses involusi uteri.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semakin baik mobilisasi dini yang

dilakukan ibu post partum akan semakin baik pula proses involusi uteri. Involusi uteri adalah

perubahan uterus setelah persalinan, yang berangsur-angsur kembali seperti ke keadaan

semula, yang sama dengan kondisi dan ukuran dalam keadaan tidak hamil (Saleha, 2009).

Proses involusi uteri yang baik sangat di pengaruhi oleh pergerakan yang di lakukan oleh ibu

post partum salah satunya adalah mobilisasi dini ( Saifudin, 2008). Involusi uteri yang baik

adalah setelah 6 jam persalinan dan bila ibu sudah BAK tinggi fundus turun menjadi 2 jari

bawah pusat ( Varney’s 2007).

Penelitian ini sejalan dengan pendapat Sinsin (2005) dengan judul Pengaruh

mobilisasi dini terhadap proses involusi uteri di RSKIA Kota Bandung penelitian

menunjukkan terdapat hubungan antara mobilisasi dini dengan proses involusi uteri dengan

hasil t hitung = 3,080 > t table = 1,701, dan P= 0,005 < α = 0,05.

Dari penelitian ini di dapatkan juga 67,4% involusi uteri yang kurang baik dialami

oleh ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini, Menurut Saifudin (2002) hal ini dikarenakan

ibu post partum masih merasa takut untuk melakukan gerakan setelah melahirkan mereka
khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan bila mereka bergerak dan ini akan

menyebabkan terhambatnya proses involusi uteri, Menurut Anwar (2007) mobilisasi harus

dilakukan sesuai tahapan dan sesuai dengan kemampuan ibu sehingga tidak menimbulkan

hal-hal yang tidak diinginkan seperti perdarahan abnormal.

Penelitian ini sejalan dengan pendapat Sinsin (2008) yang mengatakan salah satu

tujuan mobilisasi dini adalah untuk memperlancar proses involusi uteri, sedangkan

ketidaklancaran proses involusi dapat berakibat buruk pada ibu nifas seperti terjadi

perdarahan yang bersifat lanjut dan mobilisasi dapat menurunkan resiko kematian ibu

setelah proses persalinan. Penelitian ini sejalan dengan pendapat Soelaiman (2008) yang

mengatakan bahwa mobilisasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin membimbing

ibu post partum bergerak dan turun dari tempat tidurnya untuk segera buang air kecil, dan

untuk mencegah komplikasi serta mempercepat proses involusi uteri.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2005) yang mengatakan

ibu yang melakukan mobilisasi dini proses involusi uterinya lebih cepat dari pada ibu yang

tidak melakukan mobilisasi dini karena dengan mobilisasi dini akan meningkatkan sirkulasi

darah dan mencegah resiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltic sehingga

mencegah distensi abdominal dan konstipasi. Menurut Henry (2009) apabila ibu post partum

mau melakukan mobilisasi dini setelah 2 jam persalinan hal itu akan memperlancar proses

involusi uteri.

Menurut Carpenito (2007) Mobilisasi dini memiliki fungsi penting dalam masa

nifas, pergerakan ringan yang harus dilakukan secara bertahap, sesegera mungkin dalam

waktu 2 jam pertama pasca melahirkan. Makin cepat dilatih akan makin baik involusi uteri,

fungsi aliran darah normal akan mencegah tromboemboli.


Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Barbara ( 2005) bila uteri mengalami

kegagalan dalam involusi disebut subinvolusi, Subinvolusi sering di sebabkan oleh infeksi

dan tertinggalnya sisa plasenta dalam uteri sehingga proses involusi tidak berjalan dengan

normal atau terlambat, bila subinvolusi uteri tidak ditangani dengan tidak baik, akan

mengakibatkan perdarahan yang berlanjut atau post partum hemorrhage dengan demikian

sangat dianjurkan ibu post partum melakukan mobilisasi dini agar subinvolusi dapat

dihindari.

Dari hasil beberapa penenlitian diatas sangat disarankan dan di anjurkan pada ibu

post partum untuk segera bergerak 2 jam setelah persalinan ibu tidak perlu memaksakan

keadaan nya untuk bergerak bila ibu mampu maka ibu harus segera melakukan gerakan

mobilisasi dini secara bertahap dan bisa juga dibantu dengan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai