Anda di halaman 1dari 3

35 - Savira Ariyani Aulia – XI MIPA 3

Sekolah Baru Yang Indah


Udara masih begitu dingin ketika akhirnya aku mulai menghabiskan masa liburan panjang kemarin.
Hari ini adalah hari dimana aku harus mulai lagi rutinitas seperti biasa sebagai seorang pelajar.

Tahun ini aku lulus dari sekolah menengah pertama atau yang sering disingkat SMP. Lulus dengan
hasil memuaskan aku akhirnya menghabiskan masa liburan panjang yang bertepatan dengan libur
hari raya dengan hati yang sangat gembira. Lama, aku sampai lupa berapa hari tapi yang jelas libur
telah usai dan aku harus melanjutkan sekolah.

Lulus SMP aku melanjutkan ke SMA terdekat di daerahku dengan beberapa teman lain. Aku
termasuk beruntung bisa masuk di sekolah tersebut. Banyak teman –teman lain yang tidak terima.

Setelah berbagai persiapan yang dilakukan akhirnya hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Hari
ini aku mulai mengikuti acara mos atau orientasi siswa. Aku sangat senang, sekolahku sangat indah
berbeda dengan sekolah yang dulu.

Bangunan sekolahnya besar dan bagus, di bagian depan ada tingkat untuk ruang laboratorium
bahasa dan perpustakaan. Ada lapangan basketnya, halaman sekolahnya asri dengan taman yang
dipenuhi bunga mengelilingi bagian depat kelas.

Tiga hari mengikuti mos aku tidak banyak bicara selain menikmati suasana sekolah yang nyaman.
“Hei, jangan melamun terus,nanti bukunya diambil orang loh.”,ucap salah satu teman menyapaku.

“Eh,iya....kamu siapa?’

“Aku satu kelas dengan kamu, masa kamu lupa.....”

“Iya aku ingat tapi maksudku kita belum kenalan, aku Dewi”

“Oh,iya aku Ratna....aku mau kekantin kamu mau ikut tidak ?’

“Oh iya, aku ikut....”

Senang rasanya mendapat banyak teman baru, Ratna adalah salah satu teman sekelasku. Ada
banyak teman lain yang baru aku kenal, mereka kebanyakkan baik – baik, cantik , dan ganteng lagi.

Setelah masa mos selesai kami mulai mendapatkan pelajaran seperti biasa di sekolah. Hari itu hari
senin ketika kita pertama kali kita mulai belajar di SMA. Mata pelajaran pertama, tiba – tiba aku
merasa takut, “kok gurunya seperti itu ya...” bisikku kepada teman sebangku.

“ Memang kenapa sih?” jawab Ratna.

“ Itu, seram, sepertinya bapak itu galak...” ucapku lagi.

Aku sempat takut sekali melihat penampilan guru pertama itu. Bayangkan saja, badanya tinggi besar,
hitam, matanya tajam dan yang paling memebuat aku takut adalah kumisnya yang sangat tebal.

Karena sangat takut aku bahkan sampai merinding dan gemetar, “aduh bagaimana ini...”,ucapku
lirih.

“Sudah, diam jangan ribut dulu, belum tentu bapak itu galak.” Jawab Ratna sambil melotot ke aku.
Akhirnya aku serius memperhatikan bapak itu. Ternyata benar, setelah berkenalan dan memberikan
pelajaran bapak itu tidak galak. Suaranya lembut dan terlihat sabar. Akhirnya, pelan – pelan rasa
takut ku pun hilang.

Begitulah hari pertama yang menegangkan ternyata tidak seperti yang aku takutkan sebelumnya.
Pengalaman hari ini pertama masuk sekolah itu membuatku tidak takut lagi ketika melihat guru lain
yang tampak galak.

-Tamat-

Unsur Intrinsik Cerpen “ Sekolah Baru yang Indah “

1.Tema: Persahabatan

2. Latar:

a. Tempat : Sekolah
b. Suasana :
- Bahagia (Lulus dengan hasil memuaskan aku akhirnya menghabiskan masa liburan
panjang yang bertepatan dengan libur hari raya dengan hati yang sangat gembira.).
- Khawatir /Takut (Aku sempat takuk sekali melihat penampilan guru pertama itu).
c. Waktu :
- Pagi (Udara masih begitu dingin ketika akhirnya aku mulai menghabiskan masa
liburan panjang kemarin).

3. Alur: Maju

4. Tokoh:

 Dewi ( Protagonis )
 Ratna ( Protagonis )

5. Penokohan:

 Arin : Ceria, Penakut, suka berteman.


 Ratna : Ceria, Bijak.

6. Sudut Pandang: Sudut pandang orang pelaku utama

7. Gaya Bahasa: Pengarang menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pembaca

8.Moral : Jangan menilai seseorang dari penampilanya.

Unsur Ekstrinsik Cerpen “ Sekolah Baru yang Indah “

1. Latar belakang masyarakat

Penulis menjumpai beberapa fenomena di masyarakat tentang hari pertama di sekolah, sehingga ia
merasa terinspirasi untuk membuat cerpen ini.
2. Latar belakang penulis

Fenomena ini diadaptasi penulis dari pengalaman penulis saat memasukki sekolah baru, sehingga ia
termotivasi unutk membuat cerpen ini.

3. Nilai – nilai yang terkandung di dalam cerpen

 Agama : kita harus bersyukur dengan apa yang kita peroleh.


 Sosial : kita harus saling mengingatkan.
 Moral : kita tidak boleh menilai seseorang dari penampilanya.
 Budaya : kita harus saling menyapa.

Anda mungkin juga menyukai