Makalah KB
Makalah KB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh
pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan
menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada
pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah
berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil
menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan
pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :
1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan seksual
dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat kecil.
2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan)
selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai
keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat suntik dan jangka pemakaiannya
bias dalam jangka panjang.
3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah
kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak
mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan
dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas
dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR
diangkat.
5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada alat vital laki-laki saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat
efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara umum.
1
6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau memasang
cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang
perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien apabila kehamilan akan terjadi
resiko kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)?
2. Apa Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)?
3. Siapa Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)?
4. Apa Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)?
5. Apa Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)?
6. Apa Dampak Program Keluarga Berencana (KB)?
7. Apa Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)?
8. Apa Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)?
9. Bagaimana Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB)?
10. Apa Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB)?
11. Apa Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB)?
C. Tujuan
1. Mengetaui Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)
2. Mengetahui Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)
3. Memahami Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)
4. Mengetahui Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)
5. Mengetahui Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)
6. Mengetahui Dampak Program Keluarga Berencana (KB)
7. Mengetahui Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)
8. Memahami Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)
9. Mengetahui Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB)
10. Memahami Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB)
11. Memahami Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet
need) menjadi 6%.
4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.
4
2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga
sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam
mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3. Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan
menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat
menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.
4. Pendekatan kualitas (quality approach).
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan
penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah
mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
program KB nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional.
Strategi ini diterapkan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon pasangan usia
subur (PUS) di Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk berkb. Berdasarkan hasil survei
tersebut respon pus terhadap KIE kb terbagi dalam 3 kelompok:
15% pus langsung merespon ya untuk ber kb.
15% - 55% pus merespon raguragu untuk ber kb.
30% pus merespon tidak untuk ber kb.
Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon kemendesakkannya untuk
scepatnya menurunkaj TFR dan membudayakan NKKBS sebagai normaprogram KBN .
Selain itu, Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
Strategi dasar
Strategi operasional
Strategi Dasar
a. Meneguhkan kembali program di daerah
b. Menjamin kesinambungan program
5
Strategi operasional
a. Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
b. Peningkatan kualitas dan prioritas program
c. Penggalangan dan pemantapan komitmen
d. Dukungan regulasi dan kebijakan
e. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
6
jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi penduduk tahun 2015 yang diperkirakan
sekitar 248 juta jiwa.
Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan penduduk
dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari kebijakan
kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di daerah pada era
otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk mewujudkan keserasian
kependudukan di berbagai bidang pembangunan. Dengan terkendalinya jumlah
penduduk, maka akan tercipta generasi yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan
pembangunan Indonesia yang berkualiatas.
2. Pengaruh negatif Program KB
Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki pengruh
yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa penggunaan AKDR,
implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat, maka biaya yang harus di keluarkan
pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat untuk kontrasepsi di Indonesia dapat
dikatakan cukup tinggi.
Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka dapat
mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat dikatakan jumlah usia lanjut
akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga biaya yang juga harus dikeluarkan
pemerintah untuk kesejahteraan para Usila juga meningkat.
7
berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas
akan dapat melanjutkan pembangunan.
Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang
berwawasankependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu :
Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan
peningkatan kualitas penduduk.
Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal dilakukan dengan
mengarahkan pembangunan pada penurunan kematian ibu dan bayi dengan
menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui penggunaan kontrasepsi.
Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia dalam hal
kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk merencanakan kehidupan
berkeluarga.
Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari sepenuhnya akan
hak dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber daya manusia yang tangguh.
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan
mendapatkan tiga manfaat utama optimal baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:
1. Manfaat Untuk Ibu:
a. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
b. Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
c. Menjaga kesehatan ibu
d. Merencanakan kehamilan lebih terprogram
e. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam
jangka waktu yang terlalu pendek.
f. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu
yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta
melakukan kegiatan lainnya.
8
d. Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
e. Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
f. Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
9
dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI
(Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung
apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
4. Pendidikan KB.
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan,
dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.
10
dari perempuan yang beranggapan dengan vasektomi justuru akan meningkatkan peluang
suami untuk tidak setia pada pasangan karena tidak meninggalkan jejak.
Keterlibatan pria didefinisikan sebagai partisipasi dalam proses pengambilan keputusan
KB, pengetahuan pria tentang KB dan penggunaan kontrasepsi pria. Dari defenisi di atas
dapat disimpulkan bahwa partisipasi pria tidak hanya dalam hal pemakaian alat kontrasepsi
saja, tapi juga dalam hal pengambilan keputusan berKB oleh istri ataupun dengan
pengetahuan yang dimiliki oleh pria tentang KB digunakan untuk membantu
mensosialisasikan program-program KB. Keterlibatan pria dalam KB diwujudkan melalui
perannya berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat kontrasepsi serta
merencanakan jumlah anak dalam keluarga. Untuk merealisasikan tujuan terciptanya
Keluarga Berkualitas 2015, Partisipasi pria dalam Keluarga Berencana adalah tanggung
jawab pria dalam kesertaan ber-KB, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi
dirinya, pasangan atau keluarganya. Dalam hal ini dinyatakan bahwa keterlibatan pria dalam
program KB dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Penggunaan metode
kontrasepsi pria merupakan satu bentuk partisipasi pria secara langsung, sedangkan
keterlibatan pria secara tidak langsung misalnya pria memiliki sikap yang lebih positif dan
membuat keputusan yag lebih baik berdasarkan sikap dan persepsi, serta pengetahuan yang
dimilikinya.
11
Dengan demikian, program KB menjadi pilihan yang sangat tepat guna membatasi
jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan menunda masa perkawinan dini agar
dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. Selain itu, cara lain yang dapat
dilakukan untuk mengimbangi ledakan jumlah penduduk adalah penambahan dan penciptaan
lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan, mengurangi
kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, dan meningkatkan produksi.
Dengan beberapa cara tersebut ancaman ledakan jumlah penduduk bisa diminimalisir
sehingga angka kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin. Jika angka
kemiskinan dan pengangguran berkurang otomatis kesempatan dan akses masyarakat
terhadap kesehatan dan pendidikan benar-benar dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia dan
pada gilirannya kesejahteraan yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini akan terwujud.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
bangsa di mana pada saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan di segala bidang,
termasuk untuk mengatasi berbagai masalah kependudukan seperti pertumbuhan penduduk
yang tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas sumber daya manusia yang
relatif rendah.
Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb meliputi:
Pendekatan Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan koordinasi aktif (active
coordinative approach), Pendekatan integrative (integrative approach), Pendekatan kualitas
(quality approach), Pendekatan kemandirian (self rellant approach), Pendekatan tiga dimensi
( three dimension approach).
Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang meliputi: Pelayanan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta
KB, Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah dan Pendidikan KB.
Dari program KB juga memiliki dampak terhadap pencegahan kelahiran, semisalkan
dampak pada ibu, dampak pada anak, maupun dampak pada suami. Secara umum Program
keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak;
Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga;
Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem
pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bahan pelajaran bagi para pembaca.
Dan semoga apa yang kami susun ini dapat dijadikan sebagai panduan pembelajaran untuk
kedepannya.
Kami mohon maaf dan bagi para pembaca apabila ada kekurangan atau hal yang kurang
berkenan dalam penulisan makalah ini.Kami mengharapkan kritik dan sarannya untuk
membangun makalah ini agar lebih baik lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/
http://tppkkkec-tirto.blogspot.com/2011/11/3-manfaat-utama-program-keluarga.html
http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html
http://minirukmini.blogspot.com/2013/05/persepsi-dan-partisipasi-masyarakat.html
http://sofiatussholeha.blogspot.com/2013/06/program-kb-di-indonesia.html
14