Anda di halaman 1dari 16

Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

PENERAPAN BALANCE SCORECARD SEBAGAI TOLAK


UKUR PENGUKURAN KINERJA PADA HOTEL ELRESAS
LAMONGAN

*) Mohamad Rizal Nur Irawan


Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan
Jl. Veteran No. 53A Lamongan
Telp. (0322) 324706, Faks. (0322) 324706
rizalirawan@unisla.ac.id / rijalunisla@gmail.com

ABSTRAK

Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif diciptakan suatu metode


pendekatan Balance Scorecard. Rumusan Masalah untuk mengetahui penerapan
Balance Scorecard sebagai tolak ukur pengukuran kinerja pada Hotel Elresas
Lamongan dan variabel apa yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja.
Populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan, karyawan, pelanggan dan data
pada Hotel Elresas Lamongan. Sampel sebanyak 100 responden, teknik
pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi, studi kepustakaan
dan kuisioner. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji
Validitas dan Uji Reliabilitas, Regresi Linier Berganda, Uji t dan Uji F. Hasil
perhitungan Balance Scorecard yang meliputi perspektif pertumbuhan dan
perkembangan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan, dan
perspektif keuangan menunjukan bahwa hasil penelitian di Hotel Elresas
Lamongan adalah baik. Hasil persamaan Regresi Linier Berganda Y=8,025-
0,244(X1)+0,530(X2) +0,258(X3)+0,282(X4). Variabel yang paling dominan
adalah variabel Perspektif Proses Bisnis Internal dengan t hitung tertinggi 9,588.

Kata kunci : balance scorecard, kinerja.

PENDAHULUAN tepat, dan komperhensif dapat


Menetapkan metode Balance memberikan pemahaman kepada
Scorecard para manajer perusahaan manajer tentang performa bisnis.
akan mampu mengukur bagaimana Memasuki era globalisasi
unit bisnis mereka melakukan perdagangan antar negara, pimpinan
penciptaan nilai saat ini dengan tetap hotel di Indonesia perlu
mempertimbangkan kepentingan- memfokuskan strategi perencanaan,
kepentingan masa yang akan datang. pengorganisasian, pengoperasian dan
Balance Scorecard merupakan suatu pengendalian sehingga siap dengan
sistem manajemen, pengukuran, dan daya saing di tingkat global, di era
pengendalian yang secara cepat, tersebut konsumen dapat bebas

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1069


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

memilih hotel mana yang mampu aspek keuangan saja, tetapi juga
memberikan pelayanan memuaskan, dinilai dari aspek non keuangan.
profesional dengan harga bersaing LANDASAN TEORI
sehingga strategi dan kinerja hotel Sistem Pengukuran Kinerja
pun harus berorientasi pada Kinerja dapat diartikan sebagai salah
keinginan pelanggan tersebut. Untuk satu usaha yang dilaksanakan oleh
itu diterapkan Balance Scorecard manajemen dalam suatu lembaga
yang diharapkan menjawab tuntutan atau untuk mengevaluasi secara
dan tantangan zaman. kuantitatif hasil dari transaksi yang
Hotel Elresas Lamongan telah di laksanakan oleh bagian suatu
merupakan salah satu Hotel di lembaga pada periode tertentu,
Lamongan yang berusaha pengukuran kinerja dilakukan
memberikan pelayanan penginapan dengan menetapkan ukuran kinerja
secara profesionalisme dan setiap bagian pusat pertanggung
meningkatkan mutu terus menerus. jawaban tersebut.
Memaksa pihak Hotel Elresas Balance Scorecard
Lamongan untuk selalu memperbaiki Balance Scorecard digunakan untuk
kinerjanya, agar dapat menambah menyeimbangkan usaha para
kepercayaan pengunjung atas eksekutif ke kinerja keuangan dan
pelayanan Hotel Elresas Lamongan. non keuangan. Dari hasil tersebut
Kepercayaan ini sangatlah penting, menyimpulkan bahwa untuk
mengingat pengunjung merupakan mengukur kinerja eksekutif dimasa
pengguna jasanya. yang akan datang, diperlukan ukuran
Melihat fenomena tersebut di yang komprehensif yang mencakup
atas, maka perlu digunakan alternatif empat perspektif: perspektif
pengukuran kinerja Hotel Elresas pertumbuhan dan pembelajaran,
Lamongan dengan menggunakan perspektif proses bisnis internal,
Balance Scorecard yang lebih perspektif pelanggan, dan perspektif
komprehensif, akurat, terukur karena keuangan. Menurut Mulyadi
dalam menilai kinerja suatu (2014:1) Balanced Scorecard
organisasi tidak hanya dinilai dari merupakan alat manajemen
kontemporer yang didesain untuk

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1070


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

meningkatkan kemampuan perspektif ini dalam tiga prinsip


perusahaan dalam melipatgandakan yaitu :
kinerja keuangan luar biasa secara a. People
berkesinambungan. Menurut AB Tenaga kerja pada perusahaan
Susanto (2014:308) Balanced dewasa ini lebih lanjut dituntut
Scorecard adalah sebuah perangkat untuk dapat berfikir kritis dan
strategis (strategic tools) untuk melakukan evaluasi terhadap
mengevaluasi kinerja perusahaan proses dan lingkungan untuk
terhadap sasaran-sasaran yang telah mendapatkan usulan perbaikan.
ditetapkan sebelumnya. Dari Dalam kriterianya dengan
pengertian tersebut dapat sumber daya manusia ada dua
disimpulkan bahwa Balance hal yang perlu ditinjau dalam
Scorecard adalah suatu alat ukur menerapkan Balance
kinerja suatu perusahaan yang Scorecard :
diturunkan dari visi dan strategi a. Tingkat Perputaran Karyawan
perusahaan yang memberikan (Retensi Karyawan)
gambaran dari segi keuangan yang Retensi karyawan adalah
pengukurannya mencakup 4 (empat) kemampuan perusahaan
perspektif yaitu : (1) pertumbuhan untuk mempertahankan
dan perkembangan, (2) proses bisnis pekerja-pekerja terbaiknya
internal, (3) pelanggan, serta (4) untuk terus berada dalam
keuangan. organisasinya.
Perspektif Balance Scorecard b. Produktivitas Karyawan
1. Perspektif Pertumbuhan dan Produktivitas merupakan
Pembelajaran hasil dari pengaruh rata-rata
Tujuan dimasukkannya dari peningkatan keahlian dan
kinerja ini adalah untuk semangat inovasi, perbaikan
mendorong perusahaan menjadi proses internal, dan tingkat
organisasi belajar (learning kepuasan pelanggan.
organization) sekaligus
mendorongnya pertumbuhan 2. Perspektif Proses Bisnis
(Mulyadi: 2014). Tolak ukur Internal

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1071


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

Dalam perspektif proses bisnis para pelanggan yang telah


internal, perusahaan harus membeli produk-produknya
mengidentifikasi proses internal dalam bentuk layanan pasca
yang penting dimana perusahaan transaksi.
harus melakukan dengan sebaik- 3. Perspektif Pelanggan
baiknya. Masing-masing Suatu produk atau jasa dikatakan
perusahaan mempunyai mempunyai nilai bagi
seperangkat proses penciptaan konsumennya jika manfaat yang
nilai yang unik bagi diterima relatif lebih tinggi
pelanggannya. Secara umum daripada pengorbanan yang
Kaplan dan Norton membaginya dikeluarkan oleh pelanggan
menjadi tiga prinsip dasar yaitu : tersebut untuk mendapat produk
a. Inovasi atau jasa itu. Dalam perspektif
Pengukuran kinerja dalam pelanggan terdapat dua kelompok
proses inovasi selama ini perusahaan, yaitu :
kurang mendapat perhatian Kelompok-kelompok pengukuran
dibandingkan pengukuran inti pelanggan yaitu :
kinerja yang dilakukan dalam a) Kemampuan Mempertahankan
proses operasi. Pelanggan (Customer
b. Operasi Retention)
Tahap ini merupakan tahap Tingkat kemampuan
akhir dimana perusahaan perusahaan untuk
secara nyata berupaya untuk mempertahankan hubungan
memberikan solusi kepada dengan konsumennya yang
para pelanggannya dalam mungkin seberapa besar
memenuhi kebutuhan dan perusahaan mempertahankan
keinginan langganan dan pelanggan lama.
kebutuhan mereka. b) Kemampuan Mendapatkan
c. Layanan paska jual Konsumen Baru (Customer
Dalam tahap ini perusahaan Aquicition) Tingkat kemampuan
berupaya memberikan perusahaan demi memperoleh dan
manfaat tambahan kepada menarik konsumen baru dalam pasar.

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1072


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

1) Tingkat Kepuasan Konsumen memiliki potensi untuk


(Customer Satiffation) berkembang biak.
Merupakan suatu tingkat 2. Bertahan (Sustain Stage)
kepuasan konsumen terhadap Sustain stage suatu tahap dimana
kriteria kinerja atau nilai tertentu perusahaan masih melakukan
yang diberikan oleh perusahaan. investasi dengan
2) Tingkat Protabilitas Konsumen mempersyaratkan tingkat
(Customer Profitability) pengembalian yang terbaik.
Mengukur seberapa besar 3. Menuai (Harvest)
keuntungan yang berhasil Tahap ini merupakan tahap
diperoleh perusahaan dari kematangan (mature), suatu tahap
penjualan kepada konsumen atau dimana perusahaan melakukan
segmen pasar. panen terhadap investasi yang
4. Perspektif Keuangan dibuat pada dua tahap
Menurut AB Susanto (2014:309) sebelumnya. Perusahaan tidak lagi
Ukuran kinerja keuangan melakukan investasi lebih jauh
menunjukan apakah strategi, sasaran kecuali hanya untuk pemeliharaan
tinggi, inisatif strategi dan peralatan dan perbaikan fasilitas,
implementasinya mampu tidak untuk melakukan ekspansi
memberikan kontribusi dalam atau membangun suatu
menghasilkan laba bagi perusahaan. kemampuan baru.
Mengidentifikasi tiga tahapan dari Indikator Pelayanan Penginapan
siklus kehidupan bisnis yaitu : Hotel
1. Pertumbuhan (Growth) Indikator-indikator pelayanan
Growth adalah tahap pertama dan hotel dapat digunakan unuk
tahap awal dari siklus kehidupan mengetahui tingkat pemanfaatan,
bisnis. Pada tahap ini suatu mutu, dan efisiensi pelayanan hotel.
perusahaan memiliki produk atau Indikator-indikator tersebut
jasa yang secara signifikan bersumber dari sensus harian
memiliki tingkat pertumbuhan menginap, yaitu :
yang baik sekali atau paling tidak

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1073


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

1. BOR (Bed Occupancy Ratio = fasilitasnya juga di peruntukkan


Angka Penggunaan Tempat bagi masyarakat umum.
Tidur) Permasalahan di Hotel
BOR adalah “The rasio of patient Elresas saat ini yaitu harus tetap
service day to inpatient bed count meningkatkan kualitas pelayanan,
day in a period under kinerja karyawan serta
consideration”. memaksimalkan laba setiap
Rumus : BOR = (Jumlah hari periode, agar Hotel Elresas dapat
pelayan Hotel /(Jumlah tempat berdaya saing dan mampu
tidur X Jumlah hari dalam satu menciptakan sumber daya manusia
periode)) X 100% yang tangguh dan beriman. Hotel
2. BTO (Bed Turn Over= Angka Elresas Lamongan merupakan
Perputaran Tempat Tidur) salah satu Hotel di Lamongan yang
BTO adalah frekuensi pemakaian berusaha memberikan pelayanan
tempat tidur pada satu periode, penginapan secara profesionalisme
berapa kali tempat tidur dipakai dan meningkatkan mutu terus
dalam satu satuan waktu tertentu menerus. Memaksa pihak Hotel
.idealnya dalam satu tahun, satu Elresas Lamongan untuk selalu
tempat tidur rata-rata dipakai 40- memperbaiki kinerjanya, agar
50 kali. dapat menambah kepercayaan
Rumus : BTO = Jumlah pengunjung atas pelayanan Hotel
pelanggan / jumlah tempat tidur. Elresas Lamongan. Kepercayaan
ini sangatlah penting, mengingat
Hotel
pengunjung merupakan pengguna
Pengertian Hotel jasanya.
adalah Pengertian hotel adalah
sebuah bangunan, perusahaan atau METODE PENELITIAN
usaha yang menyediakan jasa inap Jenis Penelitian
dan juga menyediakan makanan Agar penelitian ini lebih
dan minuman bagi tamu yang terarah serta sesuai dengan tujuan
datang serta mempunyai fasilitas yang diinginkan, penulis
jasa lainnya. Yang mana semua menggunakan jenis penelitian

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1074


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

kuantitatif dan kualitatif untuk kuisioner, test, dan wawancara


mengolah data-data yang diperoleh terstruktur (Sugiyono, 2012:6).
dari lokasi penelitian. Menurut Populasi
Sugiyono (2012:7) penelitian Menurut Sugiyono (2016:80) adalah
kuantitatif dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
metode penelitian yang berlandaskan subyek atau obyek yang mempunyai
pada filsafat positivesme, digunakan kualitas dan karakteristik tertentu
untuk meneliti pada populasi atau yang ditetapkan oleh peneliti untuk
sampel tertentu. Menurut Sugiyono dipelajari dan kemudian ditarik
(2012:7) kesimpulannya.Populasi dalam
Penelitian kualitatif adalah penelitian ini adalah Pimpinan,
metode penelitian yang berlandaskan karyawan, pelanggan dan data yang
pada filsafat postpositivisme, ada pada Hotel Elresas Lamongan.
digunakan untuk meneliti pada Sampel
kondisi obyek alamiah, (sebagai Menurut Sugiyono (2012:80)adalah
lawannya adalah eksperimen) bagian dari jumlah dan karakteristik
dimana peneliti adalah sebagai yang dimiliki oleh populasi.
instrument kunci, teknik Pengambilan sampel digunakan
pengumpulan data dilakukan secara untuk sekedar penaksiran, sampel
gabungan, analisis data bersifat dalam penelitian ini adalah
induktif/kualitatif, dan hasil Pimpinan, karyawan, pelanggan dan
penelitian kualitatif lebih data yang ada pada Hotel Elresas
menekankan makna dari pada Lamongan yang berjumlah 100
generalisasinya. responden.
Penelitian ini juga dapat Metode Analsis Data
digolongkan sebagai metode survei, Analisis data adalah proses
yaitu metode yang digunakan untuk penyederhanaan data ke dalam
mendapatkan data dari tempat bentuk mudah dibaca dan
tertentu yang alamiah (bukan diinterprestasikan. Data ini
buatan), tetapi peneliti melakukan mencakup tentang pelaksanaan
perlakuan dalam pengumpulan data, pelayanan, persaingan, strategi dan
misalnya dengan mengedarkan lain lain (Sugiyono, 2013:60).

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1075


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

Metode Analisis Data dalam sedangkan pada tahun selanjutnya


penelitian ini adalah perhitungan yaitu tahun 2018 menurun menjadi
Balance Scorecard, Uji Validitas, Uji 79.220.167, sedangkan pada retensi
Realibilitas dan Regresi Linear karyawan menunjukan hasil yang
Berganda. 7,14% pada tahun 2017 dan 3,33%
KEADAAN UMUM DAERAH tahun 2018, dalam perspektif
PENELITIAN pertumbuhan dan pembelajaran
Hotel Elresas adalah Hotel menunjukan hasil yang kurang baik
keluarga yang dikelola secara syariah yaitu belum mampu menaikan hasil
yang terletak di jantung kota pendapatan perusahaan dan
Lamongan, dengan posisi strategis perusahaan belum mampu menjaga
ini menjadikan Hotel Elresas sebagai kesejahteraan karyawannya.
tujuan peristirahatan yang nyaman Untuk perspektif proses bisnis
dan mudah menjangkau ke berbagai internal, pada proses inovasi tahun
tempat baik tempat hiburan, 2017 tidak mampu menyediakan
perkantoran, maupun perbelanjaan. inovasi sehingga mendapatkan 0%
Kehadiran Hotel Elresas sendiri selanjutnya pada tahun 2018 mampu
dalam sejarahnya tidak terlepas dari menambah inovasi bagi perusahaan
upaya perjuangan bisnis dari salah menjadi 33,33%, untuk proses
satu putra Lamongan yakni Bapak operasi dihitung menggunakan BOR
Haji Syamsyuri (Almarhum) pada (Bed Occupancy Ratio) pada tahun
tahun 2014. 2017 hasil yang diperoleh 2,36% ,
pada tahun 2018 hasil yang diperoleh
HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu 2,38%. Selanjutnya
Pengukuran Kinerja Hotel Elresas menggunakan BTO (Bed Turn Over)
Lamongan dengan menggunakan pada tahun 2017 mampu
Balance Scorecard mendapatkan hasil 31,94% per tahun
Pada perspektif pertumbuhan dan meningkat menjadi 38,89% pada
dan pembelajaran pada tahun 2017 tahun 2018.
setiap karyawan dalam satu tahun Pada perspektif berikutnya
mampu mendapatkan rata-rata yaitu perspektif pelanggan, pada
81.020.625 dalam satu tahun tahun 2017 sebesar 26,98%

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1076


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

sedangkan pada tahun 2018 tingkat Analisa Data


akuisisi pelanggan yaitu 29,41% dan 1. Uji Validitas
selanjutnya retensi pelanggan pada Hasil perhitungan uji validitas
tahun 2017 sebesar 73,02% Prespektif Pembelajaran dan
sedangkan pada tahun 2018 sebesar Pertumbuhan (X1) dengan item
73,68% yang terakhir pada tingkat X1.1 = 0,767 item X1.2 = 0,630
pelanggan komplain pada tahun 2017 item X1.3 = 0,427 lebih besar dari
mendapatkan rata-rata 0,381% per r tabel jadi dapat disimpulkan
tahun dan turun menjadi 0,21% pada bahwa semua instrument dalam
tahun 2018. variabel produk adalah valid, hal
Selanjutnya perspektif ini dibuktikan dengan nilai
keuangan, dalam perspektif masing-masing item rhitung > rtabel.
keuangan Rasio Rentabilitas pada Hasil perhitungan uji validitas
profit margin pada tahun 2017 Prespektif Proses Bisnis Internal
mendapatkan profit sebesar 83,32% (X2) dengan item X2.1 = 0,679
sedangkan pada 2018 mengalami item X2.2 = 0,876 item X2.3 =
kenaikan menjadi 77,63%, 0,795 lebih besar dari r tabel jadi
sedangkan pada ROA (Return On dapat disimpulkan bahwa semua
Asset) pada tahun 2017 mencapai instrument dalam variabel produk
presentasi 26,41% dan mengalami adalah valid, hal ini dibuktikan
peningkatan pada tahun 2018 yaiu dengan nilai masing-masing item
30,46%. Pada Rasio Likuiditas rhitung > rtabel.
current ratio pada tahun 2017 Hasil perhitungan uji validitas
mendapat hasil 165,71% dan pada Prespektif Pelanggan (X3) yaitu
tahun 2018 mendapat hasil 168%, dengan item X3.1 = 0,248 item X3.2
quick ratio pada tahun 2017 = 0,798 item X3.3 = 0,832 item
mendapat hasil 155% dan pada tahun X3.4 = 0,784 lebih besar dari r
2018 mendapat hasil 161,25%, yang tabel jadi dapat disimpulkan
terakhir yaitu cash ratio pada tahun bahwa semua instrument dalam
2017 mendapat hasil 145,99% dan variabel produk adalah valid, hal
pada tahun 2018 mendapat hasil ini dibuktikan dengan nilai
151,63%. masing-masing item rhitung > rtabel.

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1077


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

Hasil perhitungan uji validitas koefisien alpa diatas 0,60 maka


Prespektif Keuangan (X4) dengan dapat disimpulkan bahwa alat
item X4.1 = 0,845 item X4.2 = ukur tersebut dikatakan reliabel.
0,783 item X4.3 = 0,865 lebih 3. Regresi Linier Berganda
besar dari r tabel jadi dapat Hasil perhitungan regresi
disimpulkan bahwa semua berganda menghasilkan
instrument dalam variabel produk persamaan sebagai berikut:
adalah valid, hal ini dibuktikan Y = 8,025 +0,244X1 + 0,530X2 +
dengan nilai masing-masing item 0,258X3 - 0,282X4, yang
rhitung > rtabel. diartikan sebagai berikut :
Hasil perhitungan uji validitas a = 8,025 artinya konstanta yang
Kinerja (Y) dengan item Y1 = menyatakan bahwa jika
0,528 item Y2 = 0,957 item Y3 = variabel bebas yaitu
0,729 lebih besar dari r tabel jadi Perspektif Pertumbuhan dan
dapat disimpulkan bahwa semua Perkembangan (X1),
instrument dalam variabel produk Perspektif Proses Bisnis
adalah valid, hal ini dibuktikan Internal (X2), Perspektif
dengan nilai masing-masing item Pelanggan (X3), dan
rhitung > rtabel. Perspektif Keuangan (X4)
2. Uji Reliabilitas konstan, maka kinerja
Hasil perhitungan uji sebesar 8,025.
reliabilitas variabel Perspektif b1 = 0,244 artinya koefisien regresi
Pembelajaran dan Pertumbuhan Perpektif Pembelajaran dan
0,680 Perspektif Bisnis Internal Pertumbuhan (X1) diperoleh
0,816 Perspektif Pelanggan sebesar 0,244 dengan tanda
sebesar 0,756 Prespektif positif. Hal ini apabila
Keuangan sebesar 0,838 dan Perspektif Pembelajaran dan
Kinerja sebesar 0,751. Dari Pertumbuhan dinaikkan
masing-masing variabel diperoleh sebesar 1 satuan, maka
koefisien alpa lebih besar dari Kinerja akan meningkat
0,60 untuk instrumen yang berupa sebesar 0,244 dengan
alat tes atau angket, apabila asumsi variabel lain yang

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1078


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

mempengaruhi dianggap 0,282 dengan tanda


konstan (a, X2, X3, dan X4 = negative. Hal ini apabila
0). Perspektif Keuangan
b2 = 0,530 artinya koefisien dinaikkan sebesar 1 satuan,
regresi Perpektif Proses maka Kinerja akan
Bisnis Internal (X2) mengalami penurunan
diperoleh sebesar 0,530 sebesar -0,282 dengan
dengan tanda positif. Hal ini asumsi variabel lain yang
apabila Perspektif Bisnis mempengaruhi dianggap
Internal dinaikkan sebesar 1 konstan (a, X1, X2, dan X3 =
satuan, maka Kinerja akan 0).
meningkat sebesar 0,530
dengan asumsi variabel lain
yang mempengaruhi 4. Uji t
dianggap konstan (a, X1, X3, Perhitungan uji t dapat dilihat
dan X4 = 0). hasilnya nilai thitung Perspektif
b3 = 0,258 artinya koefisien Pembelajaran dan Pertumbuhan
regresi Perpektif Pelanggan (X1) = 2,818 > ttabel 1,984 ,
(X3) diperoleh sebesar 0,258 Perspektif Proses Bisnis Internal
dengan tanda positif. Hal ini (X2) = 9,588 > ttabel 1,984 ,
apabila Perspektif Perspektif Pelanggan (X3) =
Pelanggan dinaikkan 4,464 > ttabel 1,984 , Perspektif
sebesar 1 satuan, maka Keuangan (X4) = -5,400 < ttabel -
Kinerja akan meningkat 1,984 , dan sehingga H0 ditolak
sebesar 0,258 dengan dan H1 diterima. Hal ini
asumsi variabel lain yang menunjukkan bahwa Perspektif
mempengaruhi dianggap Pertumbuhan dan Pembelajaran
konstan (a, X1, X2, dan X3 = (X1), Perspektif Proses Bisnis
0). Internal (X2), Perspektif
b4 = -0,282 artinya koefisien Pelanggan (X3), dan Perspektif
regresi Perpektif Keuangan Keuangan (X4) secara parsial
(X4) diperoleh sebesar - mempunyai pengaruh yang

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1079


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

signifikan terhadap kinerja pada beberapa kesimpulan diantaranya


Hotel Elresas Lamongan. sebagai berikut:
5. Uji F Berdasarkan perhitungan
Uji F pada perhitungan diatas Balance Scorecard dan analisis data
diketahui bahwa Fhitung sebesar Perspektif Pertumbuhan dan
(45,851) > Ftabel (2,700) dengan Pembelajaran, Perspektif Proses
tarif signifikan a = 0,05, Bisnis Internal, Perspektif Pelanggan
sehingga H0 ditolak dan H1 dan Perspektif Keuangan pada
diterima. Dapat disimpulkan Kinerja di Hotel Elresas Lamongan.
bahwa secara simultan variabel Penerapan metode Balance
bebas bahwa Perspektif Scorecard dapat digunakan untuk
Pertumbuhan dan Pembelajaran mengetahui bagaimana kinerja suatu
(X1), Perspektif Proses Bisnis perusahaan. Dengan hasil penelitian
Internal (X2), Perspektif yang didukung jurnal dari Sutri
Pelanggan (X3), dan Perspektif Handayani (2012) yang menyatakan
Keuangan (X4) berpengaruh bahwa penerapan perhitungan
secara nyata terhadap Kinerja. dengan menerapkan Balance
Sehingga menyatakan bahwa Scorecard pada PDAM Kabupaten
variabel bahwa Perspektif Lamongan dapat untuk mengukur
Pertumbuhan dan Pembelajaran kinerja perusahaan.
(X1), Perspektif Proses Bisnis Berdasarkan perhitungan
Internal (X2), Perspektif Balance Scorecard jumlah skor pada
Pelanggan (X3), dan Perspektif Hotel Elresas Lamongan yaitu 7
Keuangan (X4) secara bersama- skor. Dengan hasil penelitian yang
sama berpengaruh signifikan didukung jurnal dari Ade Afrizal
terhadap kinerja pada Hotel (2013) pada Hotel Panorama
Elresas Lamongan. Tanjungpinang mendapatkan total
skor yaitu 6. Maka kinerja Hotel
SIMPULAN Panorama Tanjungpinang dan Hotel
Berdasarkan hasil penelitian yang Elresas Lamongan dapat dikatakan
telah dilakukan maka dapat ditarik baik.

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1080


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

Berdasarkan perhitungan analisis Balanced Scorecard (Studi


data Perspektif Proses Bisnis Internal Kasus Pada PT Bank Jateng
lebih dominan sebagai tolak ukur Cabang Utama Semarang).
pengukuran kinerja pada Hotel Skripsi. Semarang :
Elresas Lamongan. Karena nilai Perpustakaan FEB Universitas
thitung lebih besar dari perspektif Diponegoro.
lainnya dengan hasil t hitung 9,588 >
Astono, Arif Tri. 2013. Pengukuran
t tabel 1,984.
Kinerja PT Asuransi Jasindo
DAFTAR PUSTAKA
Semarang dengan Pendekatan
AB Susanto. 2014. Manajemen Balanced Scorecard (Studi
Strategik Komprehensif. kasus pada Karyawan PT
Jakarta: Erlangga. Asuransi Jasindo Semarang).
Skripsi.Semarang :
Ade Afrizal. 2013. Analisis Kinerja
Perpustakaan FISIP
Perusahaan dengan
Universitas Diponegoro.
Pendekatan Balanced
Scorecard (Studi Kasus pada Awan Febrianto. 2016. Analisis
Hotel Panorama Pengukuran Kinerja
Tanjungpinang). Skripsi. Perusahaan dengan Metode
Tanjungpinang. Pendekatan Balanced
Scorecard (Studi Kasus Pada
Aurora, Novella. 2010. Penerapan
Koperasi Simpan Pinjam
Balanced Scorecard Sebagai
(KSP) Lohjinawe Rembang).
Tolok
Skripsi :Universitas
Ukur Pengukuran Kinerja:
Diponegoro.
Studi Kasus Pada RSUD
Tugurejo Didyk. 2010. Analisis Kinerja Hotel
Semarang. Skripsi. Semarang Pita Maha A Tjampuhan
: Universitas Diponegoro. Resort &
Spa dengan Menggunakan
Arsenia, Laksmita Venda. 2011.
Metode Balanced Scorecard.
Analisis Pengukuran Kinerja
Skripsi. Bali : Universitas
Perusahaan Dengan Metode
Udayana.

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1081


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

Hikmat, Mahi. 2011. Praktis Moeheriono. 2012. Pengukuran


Penulisan Naskah Iklan. Kinerja Berbasis
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Kompetensi. Jakarta : Raja
Utama. Grafindo Persada.

Kumalasari, Y.S. 2010. Evaluasi Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi


Terhadap Kinerja Unit Penelitian Kualitatif.
Usaha Syariah pada Bank Bandung : PT Remaja.
Konvensional dengan Rosdakarya.
Perspektif Balance
Mulyadi. 2014. Sistem Terpadu
Scorecard. Skripsi :
Pengelolaan Kinerja
Universitas Diponegoro.
Personal Berbasis Balanced
Lailiyah, S. 2012. Pengukuran Scorecard. Yogyakarta:
Kinerja Rumah Sakit Sekolah Tinggi Ilmu
dengan Balanced Manajemen YKPN.
Scorecard (Studi Kasus pada
Mulyadi. 2014. Balance Scorecard
Rumah Sakit Umum Daerah
Sebagai Inti Sistem
Ngudi Waluyo
Manajemen Strategik.
Wlingi). Skripsi. Yogyakarta.
Jakarta : Prima Nusantara
Makhijani, Naresh dan Creelman, Manajemen.
James. 2012. Menciptakan
Mulyadi, 2015, Akuntansi
Balanced Scorecard untuk
Manajemen : Konsep,
Organisasi Jasa Keuangan.
Manfaat dan Rekayasa,
Jakarta: Erlangga.
edisi 3, Jakarta, Salemba
Mashuri Achmad, 2013. Penerapan Empat
Balance Scorecard Sebagai
Novanditya, Indra. 2013.
Tolak Ukur Pengukuran
Pengukuran Kinerja
Kinerja (Studi Kasus Pada
Rumah Sakit Umum Daerah Perusahaan dengan
Dr. Soegiri Lamongan) Menggunakan Pendekatan
Balanced Scorecard (Studi
Kasus pada Perusahaan

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1082


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

Vulkanisir Ban CV Roda Mas Sugiyono. 2012. Metode


Jaya,Semarang). Skripsi. PenelitianKuantitatif,
Semarang : Perpustakaan kualitatif dan R & D.
FISIP Universitas Diponegoro. Bandung : Alfabeta.

Prakosa, Yuniarsa A. 2013. _______. 2013. Metode


“PengukuranKinerja Penelitian Kombinasi
Perusahaan dengan (Mixed Methode).
Pendekatan Balance Bandung : Alfabetha
Scorecard (Studi Kasus Pada
Suhardiman, Ivan 2012. Penerapan
PT Waskita Karya)”. Skripsi
Balanced Scorecard Sebagai
Fakultas Ekonomi Universitas
Tolak Ukur Kinerja Instansi
Diponegoro.
Pemerintah (Studi Kasus
Robert s. Kaplan. 2013. The pada bidang Kesejahteraan
Balance Scorecard. Jakarta Sosial, Dinas Sosial dan
:Erlangga. Tenaga Kerja Kota
Tanjungpinang). Skripsi
Sapardianto. 2013. Analisis
Tanjungpinang : Universitas
Pengukuran Kinerja
Maritim Raja Ali Haji.
Perusahaan dengan Konsep
Balanced Scorecard (Studi Sutri Handayani. 2012. Analisis
Kasus pada PT Trustco Penilaian Kinerja dengan
Insan Mandiri Samarinda). Pendekatan Balanced
e-J Administrasi Bisnis. Scorecard (Studi Kasus pada
PDAM Kabupaten
Sarjono, H. 2010. Penerapan
Lamongan). Skripsi.
Metode Balanced Scorecard
Lamongan.
Sebagai Suatu
Sistem Pengukuran Kinerja Syamsiyah. 2013. Analisis
pada PT. Dritama Pengukuran Kinerja
Brokerindo, Jakarta Timur. Organisasi dengan Metode
Jakarta. Balanced Scorecard (Studi
Kasus pada KSU Karyawan

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1083


Volume 4 No 3 Oktober 2019 p-ISSN:2502-3780, e-ISSN:2621-881X

Pemerintah Kota Semarang).


Skripsi. Semarang :
Perpustakaan FISIP
Universitas Diponegoro.

Wahyuni, Sri. 2011. Analisis


Balance Scorecard Sebagai
Alat Pengukuran Kinerja
Pada PT. Semen Bosowa
Maros. Skripsi. Makasar :
Universitas Hasanudin.

Zudia, M. 2010. Analisis Penilaian


Kinerja Organisasi dengan
Menggunakan Konsep
Balance Scorecard Pada PT
Bank Jateng Semarang.
Skripsi: Universitas
Diponegoro.

Jurnal penelitian Ilmu Manajemen (JPIM) 1084

Anda mungkin juga menyukai