Anda di halaman 1dari 25

BUKU PEGANGAN SISWA DAN GURU

TEKNIK PENYIARAN

DESAIN PRODUKSI

DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom

= TEKNIK BROADCASTING =
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM PERTELEVISIAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI
October 23, 2013

DINAS PENDIDIKAN. KAB. MOJOKERTO


SMK NEGERI 1 PUNGGING
2013/2014

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


A. PELAKSANAAN PRODUKSI SIARAN TELEVISI
Sebelum kita bergerak melangkah membangun sebuah tim produksi
mata acara televisi kita kenali dulu apa saja yang bisa ditampilkan di layar
kaca. Program Mata Acara televisi berbagai macam jenisnya, kita amati
dahulu satu-persatu.

a) Film Dokumenter (Documentary Film).


Dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan
dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film
dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi,
pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.Intinya
film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin.

Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari


film dokumenter misalnya dokudrama (docudrama).Dalam dokudrama,
terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan
cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara
kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak
berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap jadi pakem pegangan.
October 23, 2013

b) Film Cerita Pendek (Short Film).


Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit.Di
banyak Negara seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat,
film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian
memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh
para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai
dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun
demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk
memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke
rumah-rumah produksi atau saluran televisi.

c) Film Cerita Panjang (Feature – Length Film).


Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-
100 menit.Film yang diputar di bioskop umunya termasuk dalam
kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan
berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi
hingga 180 menit.
October 23, 2013

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


FILM-FILM JENIS LAIN
d) Profil Perusahaan (Corporate Profile).
Berkaitan dengan kegiatan Film diproduksi untuk kepentingan institusi
tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misal
tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat
bantu presentasi.

e) Iklan Televisi (TV Commercial)


Film ini diproduksi untuk Kepentingan penyebaran informasi, baik
tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan
layanan masyarakat atau Public Service Announcement/PSA). Iklan
produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan ‘secara
eksplisit’ artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang suatu
produk tersebut.
October 23, 2013

Sedangkan iklan produk terhadap fenomena sosial yang diangkat


sebagai topik iklan tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat
menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap
fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk
secara implisit.

f) Program Televisi (T V Programme)


Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum,
program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita.
Jenis cerita ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan
kelompok non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV
series), film televisi/FTV (popular lewat saluran televisi SCTV) dan film
pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu.
Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV
quiz, talkshow dan liputan/ berita.

g) Video Klip (Music Video)


Pada dasarnya video klip adalah sarana bagi para produser musik
untuk memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan
pertama kali lewat saluran televisi MTV 1981. Di Indonesia, video klip
ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan
October 23, 2013

seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip


tumbuh sebagai aliran dan industry tersendiri. Beberapa rumah
produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core
business) mereka. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip
diproduksi tiap tahunnya. (Heru Effendy, Membuat Fim itu Gampang)

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


B. TAHAPAN PRODUKSI SIARAN TV.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam memproduksi siaran Televisi :
1. PRA PRODUKSI (PRE PRODUCTION)
Sebelum memproduksi sebuah mata acara yang dilaksanakan di
luar studio (out door) atau dalam studio (in door), tim produksi
haruslah memiliki tempat atau kantor sebagai base camp. Semua
Treatment atau skenario dan usulan nama program hingga proses
produksi dilakukan di dalam rapat pra produksi.
Usulan biasanya didiskusikan semua tim produksi, usulan
dalam bentuk proposal diserahkan oleh produser atau penggagas mata
acara kepada Eksekutif Produser. Setelah itu proses presentasi dan
diskusi serta fokus utama tujuan sebuah acara harus disampaikan.
Presentasi dilaksanakan agar produksi yang diproduksi mempunyai
acuan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) . Naratama Sutaradara
mata acara televisi menulis, Dalam mengekplorasi berbagai ide kreatif
yang dapat tertuang dan diproduksi secara apik. Menganalisis target
penonton, jam tayang, posisi stasiun televisi, dan studi komparasi
October 23, 2013

terhadap kompetitor acara di stasiun televisi lain.


Hal menarik, dalam setiap presentasi mata acara, para produser
selalu ditanya goal yang akan dicapai tetang program yang dibuat.
Pemain menuntut, efek apa yang akan didapatkan, setelah penonton

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


menyaksikan tayangan yang buat. Tidak hanya itu, tujuan utama
memunculkan tematik harus dijelaskan pula. Bobot atau kekuatan tema
yang diproduksilebih diutamakan. Bahkan tidak mempersoalkan
berapa banyak yang akan menonton. Seperti contoh tema tentang isu
pribumi dan non pribumi bagi ethnis Tionghoa dijadikan tema utama
dalam tayangan infotainment paparazzi. Padahal jelas biasanya
infotainment menyangkut gossip selebritis hingga kawin – cerainya.
Namun pemain mangangkat tema yang ke luar dari isu infotainment
pada umunya yang seragam di tiap stasiun televisi.
Persiapan Pra Produksi di antaranya mempersiapkan tim di
luar tim inti yang akan menunjang produksi. Diantaranya
mempersiapkan Desain Produksi.
Pengertian desain produksi adalah sebuah rancangan produksi
yag dipersiapkan untuk memproduksi sebuah mata acara. Tidak
berbeda jauh dengan film, desain produksi siaran televisi setidaknya
harus memperhatian hal-hal sebagai berkut ;
 Jenis mata acara apa yang akan diproduksi ?
 Naskah ini punya siapa ?
 Menggunkan format video apa ?
 Bagaimana memulai Shooting ?
 Seluk beluk anggaran.
 Dari mana dananya ?
 Mempersiapkan crew.
 Menyusun tim produksi.
 Mempersiapkan pemeran atau pengisi acara.
October 23, 2013

Perkembangan yang terjadi di dunia pertelevisian kian menarik


adalah kegiatan kreativitas yang sudah tidak menentu.Orientasi laba
tujuan utama pemilik modal secara ekonomi, regulasi pemerintah yang

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


kunjung menuai polemik tetang penyiaran, serta lembaga kontrol yang
memang tak berdaya.Harus dilawan dengan tayangan yang berkualitas.
Menuntut kecerdasan sang kreator televisi dalam memproduksi mata
acara televisi. Kini kreator televisi dituntut lebih dapat menggali
pelbagai tayangan yang harus mencerdasarkan penonton. Baik hiburan
maupun berita.
Sunardian Wirodono dalam buku berjudul Matikan TV-Mu
berpandangan, Berbagai bentuk materi siaran, apalagi yang berjenis
hiburan seperti sinetron, kuis, infotainment, atau reality show sering
lepas dari norma-norma kepatutan sebuah karya kreatif, yang
semestinya juga harus bertanggung jawab pada tumbuhnya eksplorasi
masyarakatnya. Munculnya berbagai kritik dan keluhan sebagian
masyarakat mengenai kualitas tayangan program televisi di Indonesia
menunjukan hal itu dengan jelas. Misal, banyak sinetron yang bukan
saja rendah kualitas tematik, setting sosial, serta miskin dalam
pendalaman materi. Apalagi, rendahnya kreativitas pihak produser itu
bergabung dengan rendahnya sensibilitas pihak pengelola
televisi.Kedua hal tersebut menjadi faktor yang paling berpengaruh
terhadap rendahnya kreativitas para pekerja kreatif.

C. JENIS TAYANGAN MATA ACARA TELEVISi


a) News, Jenis acara televisi banyak, sebut saja program News. Ini
sebuah identitas khusus sebuah stasiun televisi. Stasiun televisi
swasta nasional maupun lokal menempatkan siaran berita paling
utama. Berlomba menyajikan tayangan berita dengan perbedaan
October 23, 2013

angle (sudut pandang) sajian. Askurifai Baksin pakar komunikasi


dari Universitas Islam Bandung menyebutkan tayangan berita
televisi terfokus pada spot news berita singkat. Liputan 6 pagi, siang,
petang dan malam serta Liputan 6 terkini mengedepankan berita

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


Straight News secara Spot News. Begitu pula Metro TV dengan
Metro Pagi, Metro Siang, Metro Hari Ini dan Metro Malam. Belum
lagi Head Line News terfokus pada berita singkat. Banyak lagi, ada
Buletin Pagi, Buletin Siang, Buletin Malam dan Seputar Indonesia
(RCTI), Fokus (Indosiar) dll. Berbeda di Trans TV, Berita yang lebih
mengedepankan In Depth Reporting. Trans TV mengemas sajian
berita dengan tayangan Investigasi di program Reportase Sore.
Format Berita televisi yang mengedepankan Aktualitas dan
Faktualitas, biasanya dilengkapi dengan Feature News, Sport News.
Kini bertambah lagi bagiannya, yaitu Jurnalisme Kuliner yang
termasuk pada segment Feature News.

b) Drama Fiksi, dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario,


Elizabeth Lutters membagi drama ke beberapa jenis drama fiksi.
Pengertiannya adalah, jenis cerita fiksi yang bercerita tentang
kehidupan dan perilaku manusia sehari-hari. Jenis cerita drama jika
mengikuti teori Aristoteles, hanya digolongkan menjadi tragedy,
komedi, dan gabungan antara tragedy dan komedi.

c) Drama Tragedi, adalah cerita yang berakhir dengan duka laraatau


kematian. Sedangkan Drama Komedi, terbagi menjadi beberapa
jenis a.l :
 Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari
para pemain, melainkan karena situasinya.
 Komedi Slapstic, Cerita lucu yang diciptakan dengan adegan
October 23, 2013

menyakiti para pemainnya, atau dengan gerak vulgar dan kasar.


 Komedi Satire, Cerita lucu yang penuh sindiran tajam.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


 Komedi Farce, Cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja
menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan gerak laku
lucu

D. PENGGOLONGAN JENIS-JENIS ACARA SIARAN


Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan acara siaran :
a) Menurut unsur acara siaran
- Siaran kata (news features, dramas, talks and discussions, etc.)
- Siaran seni suara (serious music, light music, dance, variety, etc.)

b) Menurut tujuan acara siaran


Berikut ini adalah penggolongan jenis-jenis acara siaran (menurut
UNESCO) :
 Siaran pemberitaan dan penerangan (News and Information
Programmes)
- Warta berita (straight news)
- Reportase (current affairs)
- Penerangan umum (general information)
- Pengumuman (public service)
 Siaran pendidikan (Educational Programme)
- Siaran anak-anak
- Siaran remaja
- Siaran sekolah
- Siaran pedesaan
- Siaran keluarga berencana
October 23, 2013

- Siaran agama
- Ruangan wanita
- Pengetahuan umum

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


 Siaran kebudayaan (Culture Programme)
- Sastra (literature)
- Kesenian daerah (folklore)
- Apresiasi seni (art appreciation)

 Siaran hiburan (Entertainments)


- Musik daerah (local music)
- Musik indonesia (national music)
- Musik asing (foreign music)
- Hiburan ringan (light entertainment)

 Siaran lain-lain (Miscellaneous)


- Ruangan iklan (commercial spot announcement)
- Pembukaan / penutup siaran (opening/closing tune)

2. PRODUKSI.
Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka pelaksanaan
produksi dimulai. Pengarah acara memimpin jalannya produksi
bekerjasama dengan kru dan artis yang terlibat. Masing-masing kru
melaksanakan tugasnya seperti rehearsal yang telah dilakukan
sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada.
Apabila program acara bukan live show maka semua shot dicatat
oleh bagian pencatat dengan menyertakan timecode, isi adegan, dan
tanda bagus atau tidak. Catatan ini nantinya akan berguna saat proses
October 23, 2013

editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap akhir shooting


hari itu juga untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sudah
bagus. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan
gambarnya.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


E. PRINSIP KERJA STASIUN TV
Cara kerja stasiun TV dimulai dari Departemen Programming.
Departemen inilah yang merencanakan dan menentukan program apa
yang akan ditayangkan, pada jam berapa & siapa saja target
pemirsanya. Lalu program itu apakah harus dibuat sendiri secara
inhouse, outsource, dibeli dari PH lokal atau harus di import dari luar
negeri. Jika dibeli dari luar negeri, program itu berupa cassete atau
berupa siaran langsung (live).
Bila program-program itu telah dipilih dan jadwal
penayangannya telah ditentukan, maka bagian Sales & Marketing yang
akan memasarkan / menjualnya kepada calon pemasang iklan. Slot-slot
waktu yang tersedia untuk iklan kemudian diberi harga (rate card),
sedangkan jenis iklan yang ditawarkan bisa berupa video, graphic,
animasi, running text, iklan built in / blocking time. Itu semua
tergantung dari kesepakatan antara kedua belah pihak (pemasang iklan
dan operator stasiun TV).
Jika program harus dibuat sendiri secara in house, maka bagian
Produksi kemudian akan menyusun crew, membuat jadwal dan
memproduksi program itu sesuai target waktu yang telah ditentukan.
Produksinya bisa dikerjakan didalam studio / diluar studio, tergantung
dari jenis program apa yang sedang dibuat. Setelah jadi (dalam
bentuk pita cassete / file hardisk) langkah berikutnya adalah
proses Pasca Produksi (Editing, Graphic & Quality Control). Apabila
telah lolos dari Quality Control berarti program ini telah siap tayang &
program tersebut kemudian dikirim ke Playout untuk dimasukkan ke
October 23, 2013

dalam daftar tunggu (Play List). Nantinya, pada jam, menit dan detik
yang telah ditentukan, program ini akan tayang sendiri secara otomatis
berdasarkan perintah dari software On Air Automation.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


On Air Automation bekerja berdasarkan data entry yang
dimasukkan oleh bagian Traffic.Jika fasilitasnya tersedia, bisa juga data
itu berisi kapan running text, graphic atau animasi iklan harus tampil
bersama-sama dengan program (fasilitas ini disebut dengan Secondary
Event). Bagian Traffic biasanya berada dibawah Sales dengan tujuan
agar memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap penayangan
iklan.Sebab hal ini berakitan erat dengan masalah tagihan &
pembayaran iklan. Traffic / pengaturan lalu lintas program & iklan ini
cukup rumit, karena melibatkan banyak pihak (Programming, Sales,
Finance & Teknik) sehingga diperlukan software khusus untuk
membantu mempermudah teknis operasionalnya.
Ketika semuanya sudah tersusun rapih dan kemudian di run,
maka Playout akan secara otomatis menayangkan program dan iklan
itu secara berurutan sesuai jadwal yang telah tersusun dalam Play List.
Sinyal audio & video yang keluar dari Playout kemudian dipilih oleh
Master Switcher untuk selanjutnya dikirim ke Pemancar untuk
dipancarkan. Dibutuhkan sebuah alat yang berfungsi untuk
menyalurkan sinyal dari Studio ke Pemancar, yang disebut
dengan STL (Studio to Transmitter Link) sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar diagram di bawah ini.
October 23, 2013

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


Gambar diagram prinsip kerja stasiun televisi.

Dalam menyusun urutan program sering kali terdapat slot waktu


untuk siaran langsung (live), baik yang berasal dari dalam atau luar
studio. Sementara itu siaran langsung biasanya waktunya sering tidak
pasti, dalam arti bisa maju atau mundur beberapa menit atau detik.
Oleh karena itu didalam software On Air Automation umumnya telah
tersedia fasilitas yang mampu menyesuaikan maju mundurnya waktu
penayangan program siaran langsung ini.
Siaran langsung dari luar studio umumnya menggunakan
jalur Fiber Optic, Satelit atau Microwave Link sebagai sarana untuk
mengirimkan sinyal dari lokasi ke studio. Sinyal-sinyal yang berasal
dari luar ini dipilih melalui Routing Switcher dan kemudian harus di
sinkronkan terlebih dahulu dengan standar sinyal eksisting yang ada
didalam studio.Perangkat yang berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal
October 23, 2013

video ini disebut Frame Synchronizer.Selanjutnya, untuk mengukur


kualitas sinyal-sinyal dari luar itu digunakan peralatan video
monitoring berupa Waveform dan Vectorscope.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


Didalam siaran berita sering kali disisipi dengan laporan
langsung dari lokasi. Maka sinyal dari lokasi ini harus dikirim terlebih
dahulu ke studio, kemudian digabungkan dengan pembaca berita
(terkadang disisipi text dan gambar-gambar graphic), baru kemudian
diteruskan ke Master Switcher untuk disisipi logo, running text / iklan
animasi (bila ada) dan selanjutnya output dari Master Switcher dikirim
ke Pemancar.
Jika ukuran Studio itu cukup besar maka bisa digunakan untuk
memproduksi program-program hiburan seperti talk show, kuis,
kontes / live music atau acara-acara lain yang agak kolosal. Tapi itu
semua tergantung dari visi & misi dari stasiun TV itu sendiri.
Studio sering pula digunakan untuk keperluan rekaman (taping).
Hasil rekamannya kemudian diproses dijajaran Pasca Produksi untuk
menjalani proses editing. Misalnya gambar-gambar yang tidak perlu
harus dibuang, suara yang lemah diperkuat atau yang terlalu kuat
dikurangi, kemudian diberi tulisan atau graphic agar tampilannya lebih
menarik atau diberi sisipan suara (dubbing atau voice over) bila perlu.
October 23, 2013

Setelah proses itu semua selesai kemudian materinya diserahkan ke


bagian Quality Control untuk diperiksa kualitasnya. Bila telah lolos
Quality Control, barulah dikirim ke Play Out untuk dimasukkan ke
dalam daftar tunggu (Play List). Pada waktu yang telah ditentukan,

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


program ini kemudian akan tayang sendiri secara otomatis atas
perintah software On Air Automation.

E. PRINSIP KERJA ON AIR AUTOMATION.


Dahulu sewaktu teknologi komputer belum secanggih saat ini,
mesin perekam dan pemutar video masih didominasi oleh mesin-mesin
pemutar pita magnetik atau yang sering disebut dengan VTR (Video
Tape Recorder). Dengan demikian satu-satunya alat pemutar video
untuk On Air adalah VTR. Maka sistem otomatisasi siaran dibangun
dari keberadaan VTR ini. Gambar 1 memperlihatkan mekanisme kerja
dari sistem otomatisasi siaran yang secara garis besar cara kerjanya
adalah sebagai berikut :
 Departemen Program menyusun jadwal siaran. Kemudian
Departement Sales menyelipkan beberapa iklan di antara program-
program yang telah disusun itu. Data-data yang berisi tentang
jadwal siaran ini (traffic file) disimpan ke dalam Floppy Disk lalu
diserahkan ke team On Air.
 Selanjutnya team On Air memasukkan traffic file itu ke dalam
komputer Media Preparation dan sekaligus memasukkan cassete-
cassete ke dalam VTR sesuai dengan data-data yang tercantum di
traffic file itu.
 Tepat pada waktunya, komputer On Air Controllerakan
mengeluarkan perintah kepada VTR nomor satu misalnya, untuk
memutar cassete yang sudah dimasukkan ke dalamnya. Perintah ini
October 23, 2013

tepat pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan. Dalam selang
waktu yang telah ditentukan, tepat pada jam menit dan detik yang
telah ditentukan, VTR tersebut secara otomatis akan berhenti
memutar cassete.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


 Terlihat bahwa waktu merupakan parameter yang sangat vital
dalam sistem otomatisasi siaran. Demikian pula dengan VTR,
dimana Time Code merupakan parameter yang sangat menentukan.
Sebab hanya berdasarkan Time Codeinilah content di dalam pita
magnetik itu dapat diidentifikasi. Parameter Time Code ini juga
sangat presisi. Ketelitiannya adalah 1/25 detik atau satu frame
sesuai standar sinyal video PAL yang terdiri dari 25 frame (gambar)
dalam satu detik. Jadi sistem otomatisasi siaran disusun
berdasarkan jam tayang dan Time Code ini.
 Setelah VTR-1 berhenti, pada saat itu pula VTR-2 diperintah oleh
On-Air Controller untuk memutar iklan misalnya. Dan pada saat
yang samaMaster Switcher mendapat perintah agar inputnya
dipindah dari Video-1 ke Video-2. Selang beberapa menit kemuidan,
setelah beberapa iklan selesai ditayangkan, VTR-2 akan mendapat
perintah berhenti, dan VTR-1 mendapat perintah putar lagi untuk
melanjutkan program yang tadi terpotong oleh iklan. Demikian
seterusnya hingga VTR-3 dan VTR-4 mendapat gilirannya masing-
masing.
 Setelah selesai siaran, cassete yang tidak diperlukan lagi harus
dikeluarkan dan diganti dengan cassete lain sesuai data-data yang
tertera di dalam traffic file. Jadi meskipun siaran ini kelihatanya
sudah berjalan secara otomatis, tetapi cara mengeluarkan dan
memasukkan cassete masih dilakukan secara manual. Oleh karena
itu sistem otomatisasi sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 1
belum sepenuhnya bekerja secara otomatis. Masih diperlukan satu
October 23, 2013

mekanisme lagi yang mampu mengeluarkan dan memasukkan


cassete itu secara otomatis dari dan ke dalam VTR.
 Apabila seluruh materi program dan iklan semuanya sudah
ditayangkan, lalu jam siaran telah berakhir, maka komputerON-Air

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


Controller akan mengeluarkan dukumen berupa file yang sering
disebut dengan As Run Log. File ini merupakan satu-satunya bukti
siar yang menyatakan bahwa program dan iklan sudah ditayangkan
pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan. File ini kemudian
bisa diprint (oleh Departemen Sales) sebagai lampiran invoice yang
ditujukan kepada para pemasang iklan.
 Bila hendak melakukan siaran langsung, baik dari dalam studio
maupun dari luar studio, maka Master Switcher dapat diubah dari
mode otomatis ke mode manual, sehingga inputnya bisa
dipindahkan secara manual ke Video-5 yang berasal dari dalam
Studio atau Live Feed.
 Terkadang siaran langsung waktunya sedikit bergeser. Misalnya
direncanakan tepat jam 19.00.00 WIB, tapi karena satu hal bergeser
sedikit menjadi 19.00.25 WIB, maka dengan sendirinya ada waktu
kosong sejenak yang harus diisi. Nah di sinialh Still Store
dibututuhkan, yaitu untuk menampilkan gambar diam (still) untuk
mengisi kekosongan itu, sedangkan CG (Character Generator) bisa
digunakan untuk menambahkan tulisan ke dalam gambar diam itu.
 CG dan Still Store ini bisa juga dioperasikan secara otomatis.
Misalnya setiap program yang akan dipotong oleh iklan diisi dengan
gambar diam bertuliskan: "kami akan kembali". Atau lima menit
sebelum satu program beralih ke program lain akan muncul running
text berisi tulisan: "ikuti program ABCD kami lima menit lagi". Dan
lain sebaginya.
October 23, 2013

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


Gambar (1) Diagram On Air Automation semi manual menggunakan mesin VTR

VTR yang digunakan untuk On Air umumnya jumlahnya


terbatas. Oleh karena itu bagi stasiun TV kecil yang memiliki jam siaran
terbatas (2 hingga 4 jam siaran perhari misalnya), sistem On Air
Automation seperti diperlihatkan dalam gambar 1 sudah cukup
memadai. Tetapi untuk stasiun TV besar dengan 24 jam siaran per hari
misalnya, akan membutuhkan waktu persiapan yang lebih panjang.
Materi-materi yang disiapkan ini harus direncanakan untuk siaran
October 23, 2013

hingga 3 atau 4 hari ke depan. Dengan Jamlah jam tanya yang demikian
panjang sistem On Air Automation dalam gambar 1 sudah tidak sesuai
lagi untuk digunakan. Sistem robotik lah yang kemudiaan menjadi
solusinya.

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


Dalam sistem robotik, terdapat beberapa rak yang mampu
menampung puluhan dan bahkan lebih dari seratus cassete. Dengan
demikian materi-materi program dan iklan bisa disiapkan untuk
rencana siaran beberapa hari ke depan. Dalam prakteknya, setiap
cassete akan diberi label (Bar Code) dengan kode-kode yang unik
sebagai identitasnya. Berdasarkan kode-kode yang unik ini sistem
robotik akan mampu mengenali identitas cassete itu dan bila sudah
cocok, maka lengan robot akan mengambilnya dari rak cassete dan
kemudian memasukkannya ke dalam VTR. Lengan Robot nantinya juga
akan mengeluarkannya dari VTR setelah cassete itu selesai diputar, dan
akhirnya mengembalikan lagi ke tempatnya semula. Jika cassete ini
sudah tidak dibutuhkan lagi maka operator dapat mengeluarkanya dari
rak, lalu menggantinya dengan cassete baru yang berisi program-
program berikutnya.
Gambar 2 memperlihatkan salah satu produk sistem
otomatisasi siaran robotik. Sistem ini bisa siaran sendiri secara
otomatis paling tidak selama 2 x 24 jam penuh tanpa perlu
memasukkan / mengeluarkan cassete. Tapi setelah itu, bila hampir
semua cassete sudah diputar, harus segera diganti dengan yang baru
secara manual.Jadi meskipun kelihatannya sudah fully automatic tapi
sentuhan manusia masih tetap diperlukan.
October 23, 2013

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


Gambar (2)Salah satu contoh produk On Air Automation robotic buatan Odetics
tipe TCS90

Seiring dengan makin berkembangan teknologi komputer maka


sistem On Air berbasis pita magnetik dan mekanik-robotik ini secara
perlahan-lahan mulai ditinggalkan.Sebab semua fungsi-fungsi itu sudah
dapat digantikan oleh komputer dan software otomation yang semakin
baik kualitasnya. Kapasitas hardisk yang semakin besar, kemampuan
mikroprosesor yang makin tinggi dan teknologi jaringan yang sudah
mencapai orde Gigabit perdetik (Gbps) adalah tiga komponen utama
yang membuat teknologi On Air Automation menjadi berbasis data /
file digital. Namun demikian secara konseptual tiga komponen utama
On-Air Automation ini masih tetap sama, yaitu:
 Rak-rak cassete digantikan oleh On Air Video Storage yang berfungsi
sebagai penyimpan materi
October 23, 2013

 VTR digantikan oleh Play Out Server yang berperan sebagai pemutar
materi siaran.
 Device Controller digantikan oleh Gigabit Ethernet sebagai
penghubung antar perangkat

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


Selain berfungsi sebagai penghubung, Gigabit Ethernet
sekaligus juga berfungsi sebagai sarana untuk melakukan transfer file
dari satu Storage ke Storage lain. Misalnya dari Centralized Editing
Storage ke On-Air Video Storage, atau dari On-Air Video Storage ke Play
Out Server dan sebaliknya. Dengan demikian mobilisasi cassete atau
tape sama sekali tidak ada di sini, sehingga sistem seperti ini disebut
dengan Tapeless Environment.
Materi siaran dalam bentuk file video selanjutnya oleh Play Out
Server dikeluarkan lagi menjadi sinyal video digital (atau analog)
sesuai kebutuhan. Oleh karena itu di dalam Playout Server selalu
terdapat Video Card yang berfungsi untuk mengubah file menjadi sinyal
video. Teknologi Video Card juga sudah sedemikian mapan sehingga
cukup mudah ditemukan di pasaran dengan berbagai ragam pilihan.
Inilah satu point penting lain yang mendorong sistem otomatisasi
siaran berbasis file semakin berkembang.
Kelebihan lain dari sistem ini adalah: Logo, CG dan Graphic bisa
dijadikan satu di dalamnya. Hal ini mudah dipahami mengingat Logo,
CG dan Graphic sejak dari awal keberadaannya adalah sebuah sistem
yang berbasis pada manipulasi data untuk diolah menjadi sinyal video.
Jadi cukup dengan mengintegrasikan software aplikasinya ke dalam
satu unit Playout Server, maka lengkap sudah perangkat yang
dibutuhkan untuk siaran.Komputer pembangkit Logo, CG dan Graphic
yang semula merupakan komputer-komputer yang berdiri sendiri
menjadi tidak diperlukan lagi, karena semuanya sudah menyatu dalam
satu sistem otomatisasi siaran. Dengan demikian jumlah perangkat di
October 23, 2013

meja Operator On Air menjadi banyak berkurang.


Integrasi Logo, CG dan graphic ke dalam satu sistem ini
membuat Master Switcher tidak banyak bermanfaat. Sebab pada
mulanya Master Switcher dibutuhkan justru untuk menampilkan Logo,

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


CG dan Graphic itu bersama-sama dengan sinyal video input (proses ini
disebut dengan Superimpose). Hal ini bisa dilakukan karena di dalam.
Master Switcher terdapat rangkaian Video Mixer yang berfungsi
untuk mencampur (superimpose) sinyal-sinyal input itu sedemikian
rupa sehingga sinyal-sinyal itu bisa tampil secara bersamaan dengan
komposisi sesuai keinginan. Namun berhubung fungsi superimpose ini
sudah diambil alih oleh sistem otomatisasi siaran maka tinggal fungsi
switch-nya saja yang diperlukan. Lagi pula fungsi switch dalam hal ini
hanyalah sebagai switch emergency saja. Oleh karena itu fungsinya bisa
digantikan oleh Routing Switcher atau Video Switch biasa yang tidak
ada rangkaian Video Mixer di dalamnya.
October 23, 2013

Gambar (3) Contoh diagram On Air Automation dari produk Miranda, iTX

Untuk stasiun-stasiun TV kecil dengan budget yang terbatas,


sistem otomatisasi siaran sebagaimana yang diperlihatkan pada
gambar 3 terkadang dinilai masih cukup rumit dan mahal. Itulah
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
sebabnya kini banyak juga beredar di pasaran produk-produk On Air
Automation yang lebih sederhana dan lebih murah, diantaranya adalah:
 Vidinoma
 Cinegy, Cinegy Air
 Playbox, AirBox
 MagicSoft, MagicSoft Playout
 Stream Labs, Tele Info
 Vector3, Vectorbox DSX

3. POST PRODUCTION / PASCA PRODUKSI


Pasca Produksi merupakan sebuah tahapan akhir dari dari
sebuah produksi siaran televisi, namun di dalam tahap pasca produksi
ini terdapat beberapa proses lagi di antaranya :
 Editing
Merupakan penggabungan dari beberapa scene yang telah
dishooting pada saat tahap produksi,yang mana disusun dan
disesuaikan dengan naskah .
 Mixing
Merupakan rangkaian dari proses editing ,yang mana dalam tahap
ini hasil editing di beri sound,atau suara baik berupa beck sound
maupun narasi.
 Revew
Memutar ulang hasil produksi,yang mana bertujuan untuk dikaji
ulang kembali ,guna mengantisipasi akan terjadinya kesalahan-
October 23, 2013

kesalahan pada saat tahap-tahap sebelumnya.


 Revisi

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING


Memperbaiki dan menyempurnakan hasil produksi yang ada,apabila
terdapat perubahan-perubahan yang dihasilkan dari proses revew
di atas.
 Hasil Akhir
Merupakan proses finalisasi hasil dari sebuah produksi siaran yang
mana hasil tersebut memang sudah benar-benar layak untuk On Air
atau layak siar.
 On Air
Proses penyiaran hasil produksi siaran melalui stasiun penyiaran.
October 23, 2013

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Anda mungkin juga menyukai