Anda di halaman 1dari 152

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PEMIKIRAN DAN ALASAN


PEMILIHAN JUDUL

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan, yang


memiliki dedikasi yang tinggi dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
terutama dengan sesama manusia. Namun terkadang banyak di antara manusia
melalaikan akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai mitra Allah dalam
perwujudan sikap kasih terhadap sesama manusia dan cenderung memiliki
sikap yang acuh tak acuh. Kasih menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan
oleh setiap manusia. Manusia cenderung membeda-bedakan siapa yang harus
mereka kasihi dan dianggap sebagai sesamanya. Hal ini menjadi realita yang
sangat mendasar dalam kehidupan manusia khususnya dikalangan umat
Kristiani.

Perjanjian Baru ditulis oleh para Rasul dengan pimpinan Allah dan
gerakan dari Roh Kudus, kemudian dua puluh tujuh kitab itu diakui oleh
Gereja, dan pada awal abad kedua disebut sebagai Alkitab Perjanjian Baru
atau disingkat menjadi PB.1 Injil adalah suatu hasil unik dari agama Kristen
perdana dan dengan sendirinya harus dipegang sebagai kekhasan dari unsur
khusus dalam iman umat Kristen perdana. Dalam artian bahwa sebuah “Injil”
terdiri dari unsur-unsur berikut : suatu pengungkapan kisah historis tentang
kematian dan kebangkitan Yesus yang menjadi intisari pewartaan Gereja
perdana, kisah ini didahului suatu pengantar dengan beberapa cerita tentang
pelayanan publik Yesus.2 Injil Lukas adalah salah satu Injil dari ketiga Injil
Sinoptik: Matius, Markus dan Lukas.3 Ketiga Injil ini mempunyai hubungan
yang sangat dekat dalam isi dan pengungkapan kata-katanya. Oleh sebab itu

1
Tjandra Lukas, Latar Belakang Perjanjian Baru (3) Sastra, (Malang :Literatur SAAT,
2010), 137.
2
Herman Hendrickx CICM, Satu Yesus Empat Injil, (Jakarta: Penerbit Obor, 1994), 51.
3
David Imam Santoso, Theologi Lukas, (Malang: Literatur SAAT, 2010), 29.

Fakultas Teologi UKIT


2

ketiganya disebut kitab-kitab Injil Sinoptik.4 Pada umumnya orang


berpendapat bahwa Injil Markus ditulis terlebih dahulu, kemudian Injil
Matius dan Lukas. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa Lukas
memperoleh banyak bahan dari Markus.5 Lukas mengemukakan bahwa Yesus
sebagai Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah untuk Israel dan seluruh umat
manusia, bahwa Yesus telah diberi tugas oleh Roh Tuhan untuk menyiarkan
Kabar Baik dari Allah kepada orang miskin, lemah, terhina, termarginalkan,
Kabar Baik ini penuh dengan perhatian terhadap orang-orang dengan
berbagai kebutuhan.6 Lukas menulis kitabnya sesuai dengan konteksnya.
Berkaitan dengan itu, kehidupan umat dituntut untuk mau hidup dan
berdasarkan pada kasih terhadap Kristus dan pengaplikasiannya kepada
sesama.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata sesama menunjuk pada


arti sama-sama (satu golongan): kita harus menyayangi dalam hal ini
makhluk hidup.7 Sesama di sini mengandung arti siapapun orang yang ada di
sekitar, tanpa membeda-bedakan dan memisahkan kuantitas dan kualitas
hidup manusia dan seberapa pengaruhnya. Sesama dalam bahasa Yunani
plhsi,on (plesion) mengandung arti sesama manusia, tetangga, di dekat dan
teman, orang terdekat. 8

Kasih adalah sebuah kata yang sangat luas dan dalam artinya dalam
kehidupan selaku orang percaya. Kasih bukan hanya sebatas kata tetapi perlu
ditindak lanjuti sebagai wujud konkret pemaknaannya. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kasih berarti perasaan sayang, cinta, suka, dan lain
sebagainya.9 Kasih adalah perintah yang dimandatkan Tuhan bagi setiap umat
yang percaya kepadaNya. Dalam 2 Yohanes 1:6a Tuhan memerintahkan
umatNya untuk saling mengasihi. “dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita

2
Merril C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2013), hlm. 171.
5
David Imam Santoso, 29.
6
Lukas Adi S, Smart Book of Christianity : Perjanjian Baru,( Yogyakarta: Penerbit
ANDI, 2012), 8.
7
Kbbi.we.id diakses : Senin, 23 Maret 2019/19.00 WITA
8
Barclay M, Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia Untuk Perjanjian Baru, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2015), 135.
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Media Pustaka Phoenix, 2008), 426.

Fakultas Teologi UKIT


3

harus hidup menurut perintahNya”. Berhubungan juga dengan hal itu kasih
itu adalah tindakan. Kasih atau cinta harus dibuktikan melalui tindakan atau
perbuatan. Firman Tuhan berkata, “Anak-anakku, marilah kita mengasihi
bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan
dalam kebenaran” (1 Yohanes 3:18).

Dalam bahasa Yunani, kasih dikenal dengan istilah αγαπε (agape)


yang memiliki arti kasih, perjamuan kasih10, terlebih dari itu agape adalah
kasih yang tertinggi “kasih Allah”.11 Dan kemudian dalam teks Lukas 10:25-
37 dipakai avgaph,seij (agapeseis) dari akar kata avgapa,w (agapaō) yang
memiliki arti mengasihi, menyatakan kasih, mencintai, menyukai,
merindukan.12 Hal yang menarik yang coba diungkapkan melalui teks dalam
Lukas 10:25-37 yakni kasih terhadap sesama manusia, bukan hanya terhadap
golongan atau kelompok tertentu saja tetapi kasih yang bersifat menyeluruh
tanpa memandang dari golongan dan status apa saja. Terlebih kasih yang
dimunculkan dalam bagian teks ini adalah kasih agape, kasih lebih dahulu
kepada Allah yang adalah Tuhan dan Juruselamat.

Berbicara mengenai kasih terhadap sesama manusia adalah suatu hal


yang sebenarnya menjadi persoalan dan tantangan tersendiri dalam kehidupan
orang percaya yang terkadang gagal dan tak mampu melakukan perintah ini.
Orang Kristen kembali menggumuli dan merenungkan apakah sudah benar-
benar mengasihi dan melakukan kebaikan kepada setiap orang. Hal itu pun
menjadi tantangan tersendiri bagi umat Tuhan untuk melakukan perintah
untuk saling mengasihi ini. Maka dengan melihat konteks yang ada, maka
perlu untuk melihat dan mendalami kembali kasih terhadap sesama ini,
sebagai wujud penginterpretasian kasih Yesus Kristus kepada umatNya yang
akan dijadikan sebagai landasan atau kerangka berpikir manusia dalam hal
mengasihi sesama.

10
Barclay M, Newman Jr, 1.
12
Barclay M, Newman Jr, 1.

Fakultas Teologi UKIT


4

Melalui perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus kepada seorang


ahli Taurat yang ingin mencari tahu, bahkan dikatakan ingin mencobai Yesus.
Injil Lukas ini memberikan beberapa penekanan dalam hal kehidupan sosial
masyarakat yang terpinggirkan dan tidak terhitung. Sama seperti penulis Injil
Matius, penulis Injil Lukas pun mempergunakan bahan-bahan dari Injil
Markus. Namun Lukas menyadur Injil Markus, sehingga etikanya
mempunyai tekanan yang tentunya berbeda, yaitu pada pemeliharaan dan
perhatian terhadap orang yang miskin dan diperas. Ciri khas Lukas ini
menjadi nampak sejak penampilan Yesus yang pertama. Hal ini sangat jelas
dalam teks Lukas 10:25-37.13 Lukas 10:25-37 ini merupakan perumpamaan
dimana perumpamaan adalah suatu bentuk dari pengajaran. Dean Inge telah
mengatakan, “hampir semua pengajaran berisi perbandingan antara yang
tidak dikenal dengan yang dikenal, antara yang asing dengan yang telah
dikenal”.14

Lukas menulis Injil dengan berdasarkan pada situasi jemaat yang


imannya semakin lesu sedang menghadapi persoalan Parousia,
menggambarkan situasi dan kondisi jemaat pada masa kepenulisan Injil ini.
Selain itu komunitas Lukas sedang menghadapi beberapa persoalan yang
mencirikan generasi kekristenan pada waktu itu (80/85 SM), diantaranya
pengharapan tentang kedatangan Tuhan dimana orang-orang Kristen yang ada
dalam komunitas Lukas ini, ada yang mengharapkan kedatangan Tuhan
segera tiba sementara yang lain imannya semakin lesu dan terus
mempertanyakan tentang kapan tibanya hari kedatangan Tuhan itu (Lukas
17:20-21; Kisah Para Rasul1:6-8). Persoalan yang kedua, berkaitan dengan
kekayaan dan kemiskinan. Pada masa ditulis Injil Lukas banyak orang kaya
dan terkemuka yang telah menjadi Kristen, yang selanjutnya menimbulkan
persoalan di dalam jemaat. Banyak di antara mereka yang egois dan tamak
(Lukas 12:13-15; 16:14-15), serta mengabaikan orang miskin (Lukas 18:9).
Karena ketamakan itu, maka mereka berada di dalam bahaya, di mana mereka

13
Henk Ten Napel, Jalan Yang Lebih Utama Lagi: Etika Perjanjian Baru
,(Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2006), 85.
14
A.M.Hunter, Menafsirkan Perumpamaan-perumpamaan Yesus, (Jakarta:BPK
Gunung Mulia, 2001), 3.

Fakultas Teologi UKIT


5

jatuh dari imannya (Lukas 8:14; 9:25). Dipersoalkan juga mengenai


hubungan Gereja dan Negara, Lukas menggambarkan persinggungan antara
Yesus dan wakil pemerintah Roma yang mencerminkan hubungan Gereja
dengan pemerintah Roma pada masanya. Lukas ingin memelihara kebebasan
orang Kristen di mata pemerintah. Kebebasan itu dibutuhkan untuk
kehidupan , peribadahan dan misi mereka. Sungguh pun demikian, sikapnya
ini tidak dapat menghindarkannya dari kata-kata yang kritis terhadap
pemerintah.15 Dalam situasi yang ada pada jemaat ini, maka perlu dilihat
mengenai orang miskin, orang-orang yang membutuhkan pertolongan yang
benar-benar layak untuk dibantu sebagai wujud kasih Tuhan.

Lukas mempunyai serentetan kisah yang menarik mengenai orang-


orang kafir Samaria16 yang seringkali tidak terlalu diperhatikan. Padahal
Samaria adalah daerah di antara Galilea (Utara) dan Yudea (Selatan) yang
penduduknya seringkali dibenci oleh orang-orang Yahudi karena perbedaan
agama dan budaya. Bagian Lukas 10:25-37 ini mengisahkan mengenai Orang
Samaria yang Murah Hati, di mana ada seorang ahli Taurat datang dan
bertanya kepada Yesus tentang “siapakah sesamaku manusia?”. Dalam
menjawab pertanyaan itu Yesus memberikan suatu perumpamaan tentang
seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho, yang dalam perjalanannya ia
dipukul dan dirampok habis-habisan, sehingga tergeletak di tengah jalan.
Pada saat itulah ada seorang Samaria (bukan Yahudi) yang baik hati yang
menolong orang itu, dengan membalut luka-lukanya, menaikkan orang itu ke

15
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru:Sejarah. Pengantar dan Pokok-pokok
Teologisnya, (Bandung:Bina Media Informasi, 2010), 293.
16
Orang Samaria. Akar dari orang Samaria adalah penduduk Israel Utara yang pada
tahun 722 SM ditaklukkan oleh bangsa Asyur. Kebijakan Asyur saat itu adalah membuang
sebagian penduduk Israel Utara ke tempat lain, dan memasukkan penduduk bangsa-bangsa lain ke
daerah Israel Utara. Hal itu dilakukan untuk mencegah pemberontakan. Orang-orang Samaria
kemudian dianggap sebagai pencampuran antara orang-orang Israel dan penduduk bangsa lain
yang ditaruh di sana. Pada saat orang-orang Yahudi yang berasal dari Kerajaan Yehuda kembali
dari pembuangan, mereka mulai merumuskan kembali identitas Yahudi dan disertai berbagai
peraturan keagamaan. Mereka kemudian menekankan kembali kemurnian darah Yahudi, sehingga
memandang negatif orang-orang Samaria. Hubungan keduanya semakin diperburuk ketika pada
tahun 128 M, Yohanes Hirkanus, yang menjadi pemimpin orang Yahudi waktu itu menghancurkan
bait Suci orang Samaria di bukit Gerizim dalam rangka memperluas daerah Yudea. Karena itu,
hubungan antara orang Yahudi dan orang Samaria yang penuh ketegangan terus berlanjut. Diakses
dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Orang_Samaria , (Jumat, 2 Agustus 2019/Pukul 19:00
WITA)

Fakultas Teologi UKIT


6

atas keledai tunggangannya sendiri, lalu membawanya ke tempat penginapan


dan merawatnya. Sebagai suatu perumpamaan, cerita mengenai orang
Samaria yang baik hati dimaksudkan untuk menentang suatu pola pikir yang
salah tetapi diterima, sehingga nilai-nilai dari Kerajaan Allah dapat masuk ke
dalam sistem yang ketat. Hal ini dilakukan dengan menunjukkan seorang
Samaria, anggota dari kelompok yang dihina dan dicemooh oleh orang-orang
Yahudi, melakukan pelayanan kasih yang dihina dari oleh para pemimpin
agama Yahudi. Ini mengejutkan dan bagi banyak orang Yahudi tidak dapat
dipercaya dan diterima.17 Sikap yang ditunjukkan oleh orang Samaria adalah
tindakan dari rasa keprihatinan terhadap kesejahteraan orang lain tanpa
memikirkan kepentingan pribadi dan seringkali melibatkan pengorbanan yang
tidak sedikit, bisa dikatakan penuh dengan kesungguhan dan kerelaan iman.
Bukan hanya itu saja tetapi orang Samaria ini turut merasakan situasi dan
perasaan sama seperti yang dirasakan oleh seseorang yang dirampok itu. Oleh
karena itu Lukas 10:25-37 adalah sebagai perumpamaan yang
menggambarkan cinta kasih yang tak terbatas, bahkan cinta kasih terhadap
orang yang dibenci sekalipun.

“Siapakah sesamaku manusia?”. Yesus menegaskan pertanyaan itu


sebab pertanyaan itu mengasumsikan pengelompokkan mendasar di antara
manusia berdasarkan etnisitas atau agama. Pengelompokkan seperti itu
mempengaruhi sikap terhadap orang lain. Yang termasuk dalam kelompok
ditolong. Yang di luar kelompok tidak ditolong. Itulah kecenderungan yang
mendasar pada manusia. Seharusnya setiap orang menjadi sesama bagi siapa
saja sebagai sama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Setiap orang harus menemui
orang lain sebagai sesama dalam perjumpaan yang konkret. Secara tidak
langsung, Yesus mau mengatakan, “Perluaslah lingkaran sesamamu menjadi
siapa saja, sama halnya seperti seorang yang dalam kesusahan akan
mengharapkan pertolongan dari siapa saja yang dapat menolongnya!”.
Sehingga pertanyaan “siapakah sesamaku manusia?” bisa menjadi “apakah
aku sudah menjadi sesama bagi orang lain”. Apakah aku menjadi sesama bagi

17
Dianne Bergant, Robert J.Karris, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru
,(Yogyakarta:Kanisius, 2002), 135.

Fakultas Teologi UKIT


7

yang terdiskriminasi? Apakah aku menjadi sesama bagi yang sedang


ketakutan? Apakah aku menjadi sesama bagi yang dilecehkan martabatnya?
Apakah aku menjadi sesama bagi yang menderita?.

Perintah “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” adalah


sebuah perintah yang menjangkau keluar melampaui lingkaran teman-teman
sebangsa dan sesama orang Kristen yang sering dijumpai. Perintah ini
merupakan panggilan untuk menunjukkan belas kasihan kepada semua orang
yang tidak beruntung yang terbaring di jalan ke Yerikho dalam kehidupan
manusia. Dan perintah ini merupakan tangisan untuk bangsa-bangsa yang
makmur untuk meringankan penderitaan dan penindasan yang dialami oleh
banyak orang.18

Untuk itu menjawab akan bagian teks Lukas 10:25-37 sebagai acuan
bagi kehidupan berjemaat dan bergereja sebagai keutuhan Gereja Masehi
Injili di Minahasa (GMIM) yang merupakan sebuah institusi yang didalamnya
memiliki keterpanggilan untuk menjawab kebutuhan hidup berjemaat dan
melakukan apa yang menjadi tugas bersama, kesejahteraan dan membangun
iman bersama menjadi suatu Gereja yang benar-benar mewartakan kabar baik
dan merangkul orang-orang yang belum sepenuhnya percaya menjadi benar-
benar percaya. Dalam sebuah Gereja tentunya juga memiliki jemaat yang
terpanggil bersama untuk melakukan kehendak dan perintah Tuhan. Namun
tak dapat dipungkiri juga, warga jemaat memiliki berbagai karakter, sikap,
cara berpikir dan bertindak yang berbeda yang terkadang menimbulkan
situasi yang sulit dalam suatu keutuhan. Hal ini pulalah yang dapat dilihat
dalam konteks GMIM yang memiliki jemaat yang berbeda suku, bahasa,
budaya, dan kehidupan sosial yang tak mungkin sama. Ada yang hidup
dengan kelebihan dan ada juga yang hidup dalam kekurangan finansial. Akan
tetapi walaupun di tengah perbedaan yang ada di antara jemaat GMIM,
melalui Firman Tuhan warga GMIM diajak untuk hidup dalam keutuhan,
kedamaian, dan solidaritas yang tinggi. Terlebih khususnya lagi dalam hal
mengasihi sesama di tengah perbedaan yang dijumpai ini.
18
Simon Kistemaker, Perumpamaan-perumpamaan Yesus, (Malang : Literatur SAAT,
2010), 190.

Fakultas Teologi UKIT


8

Kasih dan sesama menjadi kedua hal yang saling berkaitan satu
dengan yang lain. Namun ketika kasih tidak mampu diwujudkan dan
dinyatakan dalam kehidupan bersama sebagai sesama manusia, maka hal
itupun perlu untuk dipertanyakan. Sebagai suatu persekutuan yang ada dalam
satu jemaat yakni Jemaat GMIM Markus Kinilow. Dalam kehidupan
berjemaat, warga jemaat telah menerima pengajaran dan pemberitaan Injil
melalui para hamba Tuhan yang melayani jemaat dengan jumlah 12 kolom.
Warga jemaat benar-benar sudah banyak mendengarkan bahkan merenungkan
akan hal mengasihi sesama dalam kehidupan bersama dan di tengah
perbedaan yang ada. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa secara teori
mereka telah mengetahui ajaran tentang kasih. Tetapi penerapan kasih masih
diragukan untuk dilakukan. Yang dimaksud disini “ajaran tentang kasih benar
mereka sudah pahami, tetapi realitas untuk melakukan kasih belum cukup
terdorong untuk melakukannya kepada siapapun”, sama halnya dengan Imam
dan seorang Lewi dalam cerita perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus.
Mereka adalah orang-orang yang benar-benar tahu akan hukum taurat dan
mereka selalu mengatakan kebenaran itu di depan umatNya bahkan mereka
adalah orang-orang yang dikhususkan untuk melayani di bait Allah, tetapi
prinsip mengasihi dan melakukannya tidak mereka laksanakan, melainkan
mereka hanya memikirkan dan mengkontekskan diri dalam kepentingan diri
sendiri. Begitu halnya juga dengan ahli Taurat yang ingin mencobai Yesus
dengan rumusan pertanyaan-pertanyaannya antara lain mengenai “siapakah
sesamaku manusia?” secara tidak langsung bagian Lukas 10:25-37 ini ingin
mengatakan bahwa sang ahli Taurat terbukti dengan lancar bisa mengutip
dengan benar hukum yang utama yakni:

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan


segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan
segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri” (Lukas 10:27).

Namun ternyata ketika diminta untuk menerapkan apa yang


diketahuinya dia kemudian berkelit, sambil berkata “siapakah sesamaku

Fakultas Teologi UKIT


9

manusia?” katanya untuk membenarkan diri. Dalam kehidupan sehari-hari,


bisa jadi seseorang sudah mendengar bahkan memahami kebenaran itu. Dan
mungkin saja sudah mendengarnya secara berulang-ulang. Namun pada
prakteknya tidak pernah melakukannya. Yang terjadi adalah selalu mencari
alasan dan mencari pembenaran.

Kasih terhadap sesama manusia, seringkali menjadi hal yang sangat


sulit untuk dilakukan oleh manusia termasuk orang-orang yang sudah
dipercayakan menjadi hambaNya dalam kehidupan berjemaat, namun ditemui
dan diamati bahwa munculnya sikap acuh tak acuh terhadap orang-orang
yang membutuhkan pertolongan. Kebanyakan hanya memperhatikan dan
membantu orang-orang yang dianggap sebagai “satu kelas/satu golongan
tertentu saja”. Sikap milih memilih menjadi hal yang sangat memiluhkan
dalam satu keutuhan jemaat. Kalimat “siapakah sesamaku manusia?” menjadi
pengertian yang sangat sempit dalam kehidupan jemaat GMIM Markus
Kinilow.

Selanjutnya kembali ditekankan bahwa setiap warga jemaat memang


sudah bahkan seringkali mendengarkan pengajaran mengenai kasih baik
secara verbal maupun non verbal, dalam perenungan secara tertulis maupun
secara lisan. Tetapi apakah benar-benar mereka sudah memahami dan tahu
betul akan inti persoalan bahwa kasih tidak hanya terhadap komunitas atau
dalam lingkungan saja tetapi juga kasih memiliki perspektif yang sangat luas.
Seperti sama halnya dengan seorang imam, orang Lewi yang ada dalam teks
Lukas 10:25-37 mereka sudah tahu dan bahkan orang-orang yang memahami
benar ajaran tentang kasih, tetapi penerapan mengenai kasih yang luas/ tak
terbatas ini sangat sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, ajaran Yesus
mengenai perumpamaan yang ada dalam Lukas 10:25-37 menjadi acuan
untuk kembali mengkontekstualisasikan kasih yang sesungguhnya kepada
siapapun.

Untuk itu dalam menyikapi situasi yang terus berlangsung dan


mengalami perkembangan saat ini, maka penulis perlu untuk membaca,
mengkaji, menganalisis dan menafsir kembali teks Lukas 10:25-37 mengenai

Fakultas Teologi UKIT


10

kasih terhadap sesama manusia dalam perumpamaan orang Samaria yang


murah hati. Pada akhirnya, dapat mencapai suatu pemaknaan yang nyata dan
terarah sekaligus dapat memberikan serta menyajikan kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan, sehingga dapat dipakai sebagai suatu acuan bagi
banyak orang terlebih khusus bagi yang membaca/ mendengar karya ilmiah
ini.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka karya


ilmiah/ skripsi ini disusun secara “sistematis” melalui kerja “hermeneutik”
dengan judul:

“Kasih Terhadap Sesama Manusia”

Suatu Kajian Hermeneutik Lukas 10:25-37 dan Maknanya Bagi

Jemaat GMIM Markus Kinilow Wilayah Kakaskasen

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa hal yang


diidentifikasikan sebagai masalah:

1. Adanya pemahaman yang keliru oleh Ahli Taurat mengenai


“siapakah sesamaku manusia?” dalam teks Lukas 10:25-37.
2. Kurangnya pemahaman yang benar mengenai kasih terhadap
sesama manusia dalam kisah orang Samaria yang murah hati yang
seharusnya dijadikan contoh.
3. Kurangnya pemberlakuan kasih oleh jemaat akhirnya
menyebabkan kasih tidak dapat terealisasikan dan diejawantahkan
dengan baik.

1.3 FOKUS MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,


maka penulis memfokuskan karya ilmiah ini pada kasih terhadap sesama

Fakultas Teologi UKIT


11

manusia sesuai dengan teks Lukas 10:25-37 dan maknanya bagi Jemaat
GMIM “Markus” Kinilow Wilayah Kakaskasen.

1.4 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan fokus masalah di atas, perumusan masalahnya adalah


bagaimana pemahaman kasih terhadap sesama manusia sesuai teks Lukas
10:25-37 dan maknanya bagi Jemaat GMIM “Markus” Kinilow Wilayah
Kakaskasen?

1.5 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan bertujuan :

1. Untuk mengetahui kasih terhadap sesama manusia berdasarkan


pertanyaan “siapakah sesamaku manusia?” dalam Lukas 10:25-37.
2. Untuk mencari tahu makna dari kasih terhadap sesama manusia
menurut Lukas 10:25-37 bagi pembaca mula-mula.
3. Untuk menemukan makna yang tepat sesuai teks Lukas 10:25-37
dalam kehidupan orang percaya yang mengalami masalah,
khususnya bagi Jemaat GMIM Markus Kinilow Wilayah
Kakaskasen.

1.6 MANFAAT PENELITIAN

1. Memperoleh pemahaman yang tepat bagi pembaca tentang hal


kasih terhadap sesama manusia.
2. Sebagai dasar acuan jemaat untuk mengasihi sesama manusia,
sesuai teks Lukas 10:25-37.
3. Memberikan sumbangsih akademis kepada Fakultas Teologi
sebagai dapur teologi; untuk mampu mengasihi sesama manusia.
4. Memberikan sumbangsih praksis kepada Jemaat GMIM Markus
Kinilow Wilayah Kakaskasen untuk mengasihi, bukan hanya
kepada Allah tetapi juga kepada sesama manusia.

Fakultas Teologi UKIT


12

1.7 METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian merupakan suatu kegiatan berupa pengumpulan,


pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan
objektif guna memecahkan suatu persoalan/permasalahan atau menguji suatu
hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Penelitian dilakukan
tidak hanya dilakukan oleh seorang ahli dalam bidang tertentu, namun semua
orang yang berkepentingan, baik itu dosen, mahasiswa, guru, siswa, maupun
orang awam sekali pun boleh melakukannya dan dapat disebut sebagai
peneliti. Penelitian memiliki berbagai metode, satu di antaranya yaitu metode
kualitatif. Metode kualitatif termasuk metode baru dalam dunia penelitian
karena popularitasnya masih belum terlalu lama. Metode ini bertujuan untuk
memahami situasi tertentu, bukan mencari sebab akibat seperti penelitian
kuantitatif. Menurut Mardilis, metode adalah suatu cara atau teknik yang
dilakukan dalam proses penelitian. Penelitian dimengerti sebagai upaya dalam
bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan
prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan
kebenaran.19

Ada beberapa definisi tentang istilah penelitian kualitatif menurut para


ahli. Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kirk
dan Miller (1986:9) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang bergantung dari pengamatan pada
manusia. David Williams (1995) menulis bahwa penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode
alamiah, dan dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara alamiah. Denzin dan
Lincoln (1987) menyatakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang
terjadi, dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

19
Mardilis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,
1990), 24.

Fakultas Teologi UKIT


13

Jane Richie menyatakan penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan


dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku,
persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.

Menurut beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa


penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang hal yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Penelitian ini menghasilkan
prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara
kuantifikasi lainnya. Penelitian ini didasarkan pada upaya membangun
pandangan mereka yang diteliti dengan rinci, dibentuk dengan kata-kata dan
gambaran holistik. Penelitian kualitatif ini metode yang biasa dimanfaatkan
adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.20

Selanjutnya melalui metode kualitatif ini, maka penulis akan


melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data akan diperoleh melalui
observasi dan wawancara. Observasi yang dimaksud di sini adalah observasi
langsung. Observasi ini dilakukan dengan cara formal dan informal untuk
mengamati kegiatan pokok.21 Selanjutnya, wawancara mendalam. Teknik
pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara secara mendalam. Wawancara merupakan salah satu bentuk
komunikasi yang bersifat verbal atau lisan, agar dapat memperoleh informasi
yang jelas sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis akan menggunakan


pendekatan literatur dalam kajian pendekatan Hermeneutik sebagai suatu cara
penyusunan laporan di bidang Biblika. Dan salah satu pendekatan yang akan
digunakan dalam karya ilmiah ini yakni : kritik historis. Kritik historis
merupakan salah satu cara penafsiran Alkitab yang menggunakan perspektif
sejarah sebagai alat utama untuk menemukan arti dan makna yang terkandung

20
Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), 3.
21
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah
dan Teknik-teknik Teoritisasi data, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 8.

Fakultas Teologi UKIT


14

dalam suatu teks Alkitab.22 Ada tiga asumsi dasar dalam pendekatan historis
kritis: Alkitab sebagai buku sejarah yang perlu diselidiki kebenarannya,
penelitian ilmiah terhadap Alkitab harus terlepas dari lingkungan, fungsi
analisa tidak hanya menyangkut keputusan terakhir tetapi harus menyangkut
teks buku-buku Alkitabiah.23 Tujuan Historis Kritis untuk menemukan arti dan
makna dari sebuah teks dengan mengutamakan dari sudut pandang sejarahnya
secara kritis dan sistematis serta menjaga agar penafsir-penafsir tidak
memaksa teks dari kebudayaan yang asing atau masa-masa yang lebih awal
dari kebudayaan seseorang kedalam horizon pengertian masa kini.24

Berdasarkan metode yang telah dipaparkan di atas, maka selanjutnya


penulis melakukan kerja hermeneutik terhadap teks Lukas 10:25-37 secara
umum melalui pendekatan analisis historis umum Lukas dan teks khusus
Lukas 10:25-37. Selanjutnya, penulis melakukan kerja hermeneutik terhadap
teks Lukas 10:25-37 melalui studi literatur. Seperti dalam teks Lukas 10:25-37
untuk menemukan pemaknaan akan kasih terhadap sesama manusia.
Selanjutnya penulis akan melakukan wawancara dengan maksud untuk
memperoleh bahan-bahan apa saja yang akan dimasukkan dalam karya
ilmiah/skripsi ini. Melalui wawancara penulis dapat dengan mudah mencari
tahu masalah-masalah berkaitan dengan judul ini.

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

BAB I Bagian pendahuluan yang memberi gambaran umum mengenai


seluruh pembahasan penulisan karya ilmiah ini. Bagian ini berisi
latar belakang pemikiran dan alasan pemilihan judul, identifikasi
masalah, fokus masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

22
Jhon H. Hayes & Carl R.Holladay, Biblical Exegesis, (Atlanta : Jhon Knox Press,
1982), 53.
23
Agus Jetron Saragih, Exegese Naratif, (Medan: P3M STT.AS, 2006), 29.
24
Robert M.Grannt & Bavid Tracy, Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1988), 173.

Fakultas Teologi UKIT


15

Latar belakang pemikiran ini terkait dengan masalah-masalah


mengenai siapakah sesamamu manusia. Identifikasi masalah
menjelaskan tentang masalah-masalah yang ada dalam teks
kemudian mengkaji masalah sesuai dengan objek penelitian.
Masalah-masalah tersebut difokuskan dengan fokus masalah
dengan menentukan pokok tertentu untuk dikaji lebih mendalam
oleh penulis. Selanjutnya akan dibuat rumusan masalah berupa
kalimat tanya yang nantinya akan dijawab melalui studi
kepustakaan dan penelitian yang lebih lanjut. Kemudian
dilanjutkan dengan tujuan penelitian yang menjelaskan maksud
dari pembuatan karya ilmiah ini, dan dilengkapi juga dengan
manfaat penelitian yang menjelaskan bagi siapa karya ilmiah ini
dibuat dan kegunaannya. Di bab 1 ini juga ditulis mengenai metode
penelitian dan yang terakhir sistematika penulisan.

BAB II Bagian isi yang memberikan kajian berupa uraian/ analisis teks
hermeneutik Injil Lukas 10:25-37 dengan menjelaskan latar
historis secara umum yang berisi mengenai penulis, waktu
penulisan, tempat penulisan, penerima (komunitas Lukas), situasi
penulisan, maksud dan tujuan penulisan,. Selanjutnya latar historis
secara khusus teks Injil Lukas 10:25-37, yang berisi mengenai latar
belakang teks, kritik teks (terjemahan dan analisis kritik teks),
tafsiran (pembagian pokok pikiran dan uraian tafsiran) dan makna
teologi yang memberikan kesimpulan berupa pesan bagi pembaca
mula-mula.

BAB III Bagian ini membahas mengenai relevansi pemaknaan Injil Lukas
10:25-37 bagi Jemaat GMIM Markus Kinilow, wilayah
Kakaskasen. Dengan menjelaskan konteks jemaat secara umum
dan dalam kaitannya juga dengan topik penelitian. Kemudian
menjelaskan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan
beberapa anggota jemaat maupun pelayan khusus dan menganalisa

Fakultas Teologi UKIT


16

hasil wawancara yang telah diperoleh. Selanjutnya memberikan


makna yang sesuai dengan “kasih terhadap sesama manusia”.

BAB IV Bagian ini merangkum keseluruhan bagian dan dijelaskan dalam


bentuk kesimpulan yang di dalamnya menerangkan berbagai hal
mulai dari bab I, bab II dan III. Selanjutnya berdasarkan
kesimpulan tersebut maka penulis menyertakan saran-saran yang
berkaitan dengan hasil kajian penelitian yang diperoleh.

Fakultas Teologi UKIT


17

BAB II

KAJIAN KITAB LUKAS 10:25-37

2.1 Konteks Historis

2.1.1 Penulis

Lukas tidak menyebutkan dirinya sebagai penulis Injil ini, tetapi


tradisi gereja mula-mula merujuk tulisan ini kepadanya. Lukas adalah seorang
tabib (Kolose 4:14) dan rekan misi Rasul Paulus.25 Tradisi-tradisi yang
mengaitkan Injil ketiga dengan seseorang yang bernama Lukas berasal dari
abad ke-2 SM. Kanon Muratoria dan Prakata anti Marcion pada Injil Lukas,
serta Ireneus, Clemens dari Aleksandria, Origenes dan Tertullianus,
semuanya menyebut Lukas sebagai penulisnya. Tetapi ketetapan tradisi-
tradisi tidak dapat dipastikan. Keterangan dalam Perjanjian Baru pada
kenyataannya lebih bermanfaat di dalam menentukan kitab Injil tersebut.

Menurut Paulus, penulis Injil Lukas adalah seorang dokter, dan


memang sering dikemukakan bahwa penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul
menunjukkan pengetahuan khusus tentang bahasa kedokteran, serta perhatian
di dalam melakukan diagnosa penyakit. Pokok ini telah sering diberikan
penekanan terlalu banyak, padahal mungkin sekali beberapa istilah-istilah
kedokteran yang dipakai itu dikenal juga oleh orang cerdas lainnya di dunia
Romawi. Tetapi ada satu dua tempat di dalam Injilnya di mana Lukas
kelihatannya memperlihatkan sikap lebih memahami pekerjaan dokter
ketimbang Markus. Gaya bahasa Yunani tulisan-tulisan tersebut memang
memberi kesan penulis mungkin seorang penutur asli bahasa Yunani.

Menurut tradisi, penulis Injil Lukas adalah Lukas yang merupakan


rekan sekerja Rasul Paulus. Akan tetapi, pada perkembangan selanjutnya
pendapat mengenai penulis Injil Lukas menjadi beragam. Berdasarkan

25
George W.Knight, The Illustrated Bible Handbook:Pendamping Studi Alkitab
Sehari-hari, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 286.

Fakultas Teologi UKIT


18

kesaksian diperoleh dari Kanon muratori, Irenaeus, Klemens dari


Aleksandria, Origenes dan Tertullianus, umumnya berpendapat bahwa
penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul adalah orang yang sama yaitu
Lukas. Pendapat ini muncul dengan melihat bagian pendahuluan pada Injil
Lukas dan Kisah Para Rasul yang sama-sama ditujukan kepada Teofilus.
Selain itu, ditemukan beberapa kesamaan linguistik dan teologis sehingga
menimbulkan kesan keduanya berasal dari satu penulis yang sama. Namun,
dalam Injil Lukas sendiri sebenarnya tidak dicantumkan nama penulisnya
(anonim).26

Pengarang Lukas nyatanya bukan saksi mata hal ikhwal Yesus, sebab
ia memakai bahan dari orang lain. Dari bab tentang sumber-sumber injil-injil
para pembaca ingat bahwa penginjil ini mempergunakan tiga macam bahan,
yaitu Markus, Q dan “L”. Pada umumnya Lukas tidak mengubah urutan
perikop-perikop, yang ia temukan dalam sumber-sumbernya. Jadi, bahan
Markus, sejauh diambil alih oleh Lukas, muncul dalam urutan yang sama.
Memang ada pengecualian, umpamanya Lukas 6:12-16/Markus 3:13-19,
sedangkan Lukas 6:17-19/Markus 3:7-12, di mana urutan Markus dibalikkan;
tetapi hal ini juga berlaku sehubungan dengan bahan Q.27

Dari beberapa pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa


penulis Injil Lukas adalah seorang yang mengerti dengan dunia kedokteran
yang bisa dikatakan sebagai seorang tabib, seorang penutur asli bahasa
Yunani dilihat dari gaya bahasanya, namun belum dapat dipastikan siapa
penulis Injil ini (anonim).

2.1.2 Tempat Penulisan dan Waktu Penulisan

Karena si pengarang menulis untuk para pembaca Yunani, barangkali


paling baik ia tidak menulisnya di Palestina atau Siria.28 Dapat dikatakan juga

26
Bambang Subandrijo, Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 1, (Bandung : Bina
Media Informasi, 2010), 103,120-128.
27
B.F.Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2016), 255-257.
28
Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru:Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-
masalahnya,(Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2015),194.

Fakultas Teologi UKIT


19

Injil Lukas ditulis di luar Palestina untuk umat Kristen bukan Yahudi. Di
mana umat ini sudah jauh dari Yesus , hal inilah yang menyebabkan penulis
Lukas ingin meyakinkan umatnya bahwa iman mereka di tengah
ketidakpastian akan kedatangan kembali Tuhan yang tertunda mempunyai
dasar yang kuat.29 Waktu penulisannya mungkin dalam generasi Kristen
ketiga, sekitar tahun 80/85 M.30

Tidaklah mungkin memastikan waktu yang tepat kapan penulis Lukas


menyelesaikan kitab Injilnya. Oleh karena ia memasukkan dalam kitabnya
sendiri bahan-bahan dari Injil Markus, ia rupanya menulis teks akhir dari
kitabnya itu setelah Injil Markus ditulis dan diedarkan. Jadi, waktu yang
berikan kepada Lukas sedikit banyaknya bergantung pada waktu yang
diberikan kepada Markus. Ada yang mengemukakan pendapat bahwa penulis
Injil Lukas menunjukkan pengetahuan tentang jatuhnya Yerusalem ke tangan
orang Roma pada tahun 70 M (Lukas 21:5-24), dan kalau itu benar maka
harus disimpulkan bahwa kitab Injil tersebut selesai ditulis setelah kejadian
itu. Tetapi para ahli lainnya tidak melihat alasan untuk mendukung pendapat
ini, dan memberikan waktu yang lebih awal bagi Injil itu, beberapa dari
mereka mengatakan antara tahun 57-60 SM.31

Tentang waktu penulisan Injil Lukas, dalam bukunya Donald Guthrie


memberikan beberapa alasan : sebagian besar theolog memilih Injil Lukas
ditulis pada tahun 90M karena alasan berikut : (1) karena Lukas dianggap
memakai Injil Markus, wajar jika Injil Lukas ditulis setalah Markus. Hal ini
menetapkan terminus a quo32 sekitaran tahun 68M, (2) perbandingan Markus
13:14 dengan Lukas 21:20 menunjukkan bahwa penulis Lukas mengganti
“pembinasa keji” dengan catatan pengepungan Yerusalem oleh para tentara.
Penulis Lukas dianggap sengaja mengubah catatan Markus karena pada saat
menulis, ia sudah tahu persis apa yang terjadi dengan Yerusalem. Dengan

29
J.Bili Kii, Panduan Membaca Injil Lukas, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), 14.
30
Samuel Benyamin Hakh, 292.
31
John Drane, Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis Teologis, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia), 213.
32
Terminus a quo artinya “batas dari mana” adalah yang paling awal.

Fakultas Teologi UKIT


20

kata lain, hal ini merupakan vatacinium ex eventu33, dan mengharuskan Injil
Lukas ditulis setelah tahun 70 M, (3) fakta bahwa penulis Injil Lukas menulis
setelah beberapa penulis lain dianggap menuntut interval setelah 70 M,
karena tidak ada bukti bahwa ada “banyak” Injil yang telah ditulis
berdekatan, dan karena Injil Matius umumnya dianggap ditulis pada tahun 90
M, maka Injil Lukas pun harus demikian. 34

Fitzmyer dalam buku Pelayanan dalam Perjanjian Baru karya David


L.Bartlett menunjukkan bahwa Lukas dan Kisah Para Rasul ditulis setelah
kejatuhan Yerusalem, ini sekedar usulan, dan sebelum kumpulan surat Paulus
(mendekat akhir abad pertama), karena Lukas tidak memperlihatkan
pengetahuan tentang bahan dalam surat-surat itu. Fitzmyer menerka tanggal
penulisan sekitar 80-85 SM (Zaman Bersama).35

Namun dapat diperkirakan waktu sebenarnya penulisan Injil Lukas


ini adalah sekitar tahun 80/90 SM dalam generasi Kristen ketiga. 36

2.1.3 Penerima

Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna


menyediakan suatu catatan yang lengkap dan cermat "tentang segala sesuatu
yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat" (Kis 1:1-
2). Lukas yang menulis dengan ilham Roh Kudus, menginginkan agar
Teofilus dan para petobat bukan Yahudi serta orang-orang lain yang ingin
mengetahui kebenaran akan mengetahui dengan pasti kebenaran yang tepat
yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan (Luk 1:3-4). Kenyataan
bahwa tulisan Injil Lukas ini ditujukan kepada orang-orang bukan Yahudi
tampak dengan jelas di seluruh kitab Injil ini; misalnya, ia merunut silsilah
Yesus sebagai manusia sampai kepada Adam (Luk 3:23-38) dan tidak hanya

33
Vatacinium ex eventu artinya ramalan setelah kejadian. Para penulis Injil menghasilkan
tulisan-tulisan dan perkataan, dan mengatakan bahwa itu semua berasal dari mulut Yesus telah
meramalkan apa yang akan terjadi.
34
Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru Volume 1, (Surabaya: Momentum, 2012),
105
35
David L.Bartlett,Pelayanan dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2011), 148.
36
Willi Marxsen, 194.

Fakultas Teologi UKIT


21

sampai Abraham seperti yang dilakukan oleh Matius (bd. Mat 1:1-17). Dalam
kitab Lukas, Yesus dengan jelas terlihat sebagai Juruselamat yang ilahi-insani
yang menjadi jawaban Allah bagi kebutuhan segenap keturunan Adam akan
keselamatan. Penulis Kitab ini tidak menulis yang pasti kepada siapa Injil ini
ditulis, yang pasti penulis kitab ini tahu persis bagaimana keadaan komunitas
Lukas yang sedang menghadapi beberapa persoalan, yakni : pertama ,
pengharapan tentang kedatangan Tuhan, kedua: yang Lukas hadapi berkaitan
dengan kekayaan dan kemiskinan yang mulai terlihat pada masa Lukas
menulis Injil ini, ketiga : hubungan Negara dan Gereja. Penulis Lukas juga
memiliki keprihatinan terhadap orang miskin dan kepada orang-orang
golongan bawah yang termarginalkan termasuk kaum perempuan. 37

2.1.4 Situasi Penulisan

Sangatlah penting untuk memahami dan mengerti bagaimana situasi


penulisan Injil Lukas dengan maksud menemukan gambaran umum keadaan
dan situasi komunitas Lukas saat Injil Lukas ini ditulis serta memahami
keadaan sosial.

Situasi komunitas Lukas yakni sedang menghadapi beberapa


persoalan yang mencirikan generasi kekristenan pada waktu itu (80/85 SM),
diantaranya pengharapan tentang kedatangan Tuhan di mana orang-orang
Kristen yang ada dalam komunitas Lukas ini, ada yang mengharapkan
kedatangan Tuhan segera tiba sementara yang lain imannya semakin lesu dan
terus mempertanyakan tentang kapan tibanya hari kedatangan Tuhan itu
(Lukas 17:20-21; 19:11; 21:8; Kis. 1:6-8). Persoalan yang kedua, berkaitan
dengan kekayaan dan kemiskinan. Pada masa ditulis Injil Lukas, banyak
orang kaya dan terkemuka yang telah menjadi Kristen, yang selanjutnya
menimbulkan persoalan di dalam jemaat. Banyak di antara mereka yang egois
dan tamak (Lukas 12:13-15; 16:14-15), serta mengabaikan orang miskin
(Lukas 18:9). Karena ketamakan itu, maka mereka berada di dalam bahaya, di
mana mereka jatuh dari imannya (Lukas 8:14; 9:25). Dipersoalkan juga

37
Samuel Benyamin Hakh, 293-295.

Fakultas Teologi UKIT


22

mengenai hubungan Gereja dan Negara, Lukas menggambarkan


persinggungan antara Yesus dan wakil pemerintah Roma yang mencerminkan
hubungan gereja dengan pemerintah Roma pada masanya. Lukas ingin
memelihara kebebasan orang Kristen di mata pemerintah. Kebebasan itu
dibutuhkan untuk kehidupan , peribadahan dan misi mereka. Sungguh pun
demikian, sikapnya ini tidak dapat menghindarkannya dari kata-kata yang
kritis terhadap pemerintah. 38

Penulis Injil Lukas hidup pada masa ketika orang banyak pada
umumnya menganggap hina orang-orang miskin. Pandangan yang muncul
pada waktu itu adalah orang yang miskin berarti tidak berkenan pada Allah.
Pandangan seperti inilah yang ditolak oleh penulis Lukas. Oleh karena itu,
bila dibandingkan dengan penulis-penulis Injil yang lain, penulis Lukaslah
yang banyak memberikan perhatian terhadap kehidupan kaum miskin.39

2.1.5 Maksud dan Tujuan Penulisan

Penulis Injil Lukas menyatakan bahwa dia telah “menyelidiki segala


peristiwa itu dengan saksama asal mulanya dan mengambil keputusan untuk
membukukannya dengan “teratur” (1:3) tentang peristiwa Yesus. Kitab ini
ditulisnya bagi Teofilus, sahabatnya atau mungkin juga seorang terhormat
yang mendukung pewartaannya.40

Donald Guthrie juga mencatat bahwa Injil Lukas ini didedikasikan


kepada seorang bernama Teofilus, yang disebut sebagai “yang mulia”
kra,tiste kratiste, sebuah gelar yang mengindikasikan tingkatan sosial.
Menurut sebagian Teolog, Teofilus adalah nama samaran bagi semua “yang
mengasihi Allah,” tetapi mengingat karakter formal dari prolog Injil Lukas,
dan praktik umum pada masa itu untuk mengaitkan sebuah karya dengan
pribadi yang terhormat, jauh lebih alamiah untuk menafsirkan Teofilus
sebagai pribadi yang nyata. Ia jelas adalah orang non-Yahudi dan tampaknya

38
Samuel Benyamin Hakh, 293.
39
C.Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru. (Penerbit: Kanisius,1984) ,78
40
LAI,Alkitab Edisi Study, (Jakarta:LAI,2015), 1561.

Fakultas Teologi UKIT


23

juga sudah mendapatkan pengajaran yang mendasar. Jika Lukas 1:4 memang
berarti seperti ini. Hal ini menunjukkan bahwa Injil Lukas khususnya ditulis
bagi semua orang yang berasal dari kategori atau golongan serupa. 41

Lukas juga menujukan Injilnya kepada pembaca-pembaca Yunani


(atau orang bukan Yahudi). Pengulangan dan penekanan Injil ini adalah
ungkapan-ungkapan yang berkaitan dengan manusia, dari permulaan sampai
akhirnya menunjukkan bahwa Injil diperuntukkan bagi semua orang. 42

Injil Lukas merupakan Injil yang memberitakan kabar baik mengenai


kehadiran Yesus bagi semua orang, lebih menonjolkan sifat-sifat
kemanusiaan Tuhan Yesus dan kemudian dinyatakan dalam ajaranNya. Lukas
lebih menitikberatkan bahwa Yesus memperhatikan orang-orang lemah,
miskin dan sesat. Maksud dan tujuan penulisan Injil Lukas ini , sebagai
jawaban penulis Injil karena terharu hatinya karena kesusahan dan
kesengsaraan yang dilihatnya, karena komunitas Lukas yang ada pada saat itu
khususnya orang-orang yang termarginalkan seperti perempuan dan orang-
orang miskin mendapat tempat yang paling bawah dan terendah dalam
tatanan kehidupan komunitas Lukas, itulah maka Injil ini ditulis. Berdasarkan
kalimat pembukaan, penulisan Injil Lukas dimaksudkan untuk
memberitahukan Teofilus tentang kebenaran dari segala sesuatu yang telah
diajarkan kepadanya.43 Ciri khas Lukas ini menjadi nampak sejak penampilan
Yesus yang pertama. Hal ini sangat jelas dalam teks Lukas 10:25-37.44

Penulis Injil Lukas juga hendak menuliskan sebuah sejarah untuk


meyakinkan orang-orang, terutama para penguasa bahwa kekristenan
merupakan agama yang sah dan tidak perlu dicurigai. Ini dapat menemukan
di dalamnya kisah-kisah yang berisi perdebatan antara kekristenan dengan
pihak penguasa. Satu hal yang diistimewakan Lukas ialah perhatian terhadap
orang yang menderita, yang miskin dan yang berdosa. Misalnya hanya Lukas

41
Donald Guthrie, 87-88.
42
Walter M. Dunnet, Pengantar Perjanjian Baru¸( Malang : Gandum Mas, 2013), 20.
43
S. Wismoady Wahono, Di sini Kutemukan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016),376.
44
Henk ten Napel, 85.

Fakultas Teologi UKIT


24

yang menceritakan perumpamaan tentang Dirham dan anak yang hilang


(Lukas 15:8-32). Perhatian Lukas adalah orang-orang yang hina.45

Melalui tulisannya, penulis Injil Lukas ingin menolong para


pembacanya untuk memahami iman Kristen lebih baik lagi dengan cara
menceritakan tentang kehidupan pelayanan dan pengajaran Yesus.Untuk itu
dia memberikan perhatian secara khusus terhadap fakta-fakta historis tentang
Yesus dengan mempelajari dan menggunakan data-data dari laporan-laporan
yang dibuat orang lain.46

2.1.6 Keistimewaan/Kekhasan

Seperti layaknya kitab-kitab bahkan kitab Injil lainnya yang memiliki


keistimewaan, Injil Lukas memiliki ciri-ciri khas yang membuatnya menjadi
unik dan istimewa, antara lain :

a) Suatu ciri yang menonjol dalam Injil Lukas adalah kabar baik
tentang Yesus berlaku bagi semua orang. Injil Lukas
mengungkapkan perhatiannya bahwa Allah menunjukkan kasih
yang menembus sampai kepada golongan-golongan masyarakat
yang paling rendah, dan menandakan bahwa itulah berita dari
kehidupan dan pengajaran Yesus. Lukas memuat kehidupan dan
pelayanan Yesus sebagai catatan paling lengkap. Lukas juga
memuat mengenai pemberitaan Yesus menyangkut orang-orang
bukan Yahudi, serta Lukas menceritakan tentang perhatian khusus
Yesus bagi bangsa-bangsa lain, bahkan orang Samaria yang sangat
dibenci dan tolak oleh orang Yahudi. Di seluruh kitab Injil Lukas,
Yesus ditampilkan secara khas sebagai sahabat orang-orang yang
dianggap rendah oleh masyarakat.47

45
E. Duyverman, Pembimbing Kedalam Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK Gunung
Mulia, 2003), 55.
46
John Drane, 376.
47
John Drane, 214-215.

Fakultas Teologi UKIT


25

b) Lukas menceritakan kelahiran Tuhan Yesus sedemikian panjang,


sebabnya ialah karena Lukas terutama menonjolkan kemanusiaan
Tuhan Yesus yang sejati. Untuk itu menceritakan panjang lebar
cerita kelahiran, masa bayi dan masa kanak-kanak Tuhan Yesus.
Sedangkan Matius menceritakannya secara singkat, sebab bagi
Matius hal itu adalah penggenapan nubuat saja, padahal bagi Lukas
yang menarik ialah semua seluk beluk cerita kelahiran sampai
masa kanak-kanak itu.48
c) Luke alone inludes a typical biographical childhood story
foreshadowing the adult. Artinya Lukas saja sudah menjadi
gambaran khas cerita masa kecil bagi orang dewasa. 49
d) Hanya dalam Injil Lukas saja yang memuat mengenai kisah
perumpamaan orang Samaria yang murah hati dan perumpamaan
anak yang hilang yang merupakan kisah yang khas Lukas, artinya
kisah-kisah itu tidak terdapat dalam kedua penginjil yang lain.50
e) Lebih dari Injil lain, Lukas juga menekankan Roh Kudus dalam
kehidupan dan pelayanan Yesus (Lukas 4:14 ; 10:21) dan
memotret Yesus sebagai seorang pendoa (Lukas 3:21; 6:12; 9:29;
22:39-46).51

2.1.7 Sumber Kitab

Dalam buku karangan Stefan Leks dicantumkan bahwa Lukas


memanfaatkan bahan yang ada dalam kitab Injil lain yakni Matius dan
Markus, tetapi juga ada bahan khusus yang tidak ditemukan ataupun dijumpai
dalam Injil lain termasuk Matius, Markus dan juga Yohanes. Bahan khusus
itu antara lain, mengenai kisah-kisah “masa kanak-kanak” yang diungkapkan
melalui Lukas pasal 1-2, tetapi juga banyak kisah mukjizat yang terkandung

48
J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab, (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
1996), 183
49
Richard A.Burridge,Four Gospels One Jesus?,(London: Society for Promoting
Christian Knowledge, 2005), 105
50
Jan Fokkelman, Di balik Kisah-kisah Alkitab, (Jakarta:BPK Gunung Mulia,2012), 277
51
George W.Knight, 287

Fakultas Teologi UKIT


26

dalam Injil Lukas (Lukas 7:1-17, 13:10-17, 14:1-6, 17:12-19), dalam kisah-
kisah pertobatan (7:36-50, 19:1-10), dalam kisah mengenai Herodes (13:31-
33), dalam kisah-kisah penampakan Yesus yang bangkit (24:12-35, 36-53).
Bahan khusus Lukas juga terdapat dalam ajaran Yesus terutama dalam
perumpamaan-perumpamaan. Lukas mengolah secara sangat khas tradisi pra-
Injili, yang berusaha menyusun narasi secara teratur dengan susunan yang
terencana secara rapi. Dan keteraturan itu membuat Injil Lukas menjadi khas
dan menarik dibandingkan dengan Matius dan Markus. 52

Injil Lukas memiliki kesamaan yang umum dengan Matius dan juga
Markus karena ketiga Injil ini memuat mengenai peristiwa-peristiwa yang
menceritakan mengenai perjalanan dan kehidupan dari Yesus. Lukas
mempergunakan Injil Markus dari suatu sumber pembicaraan yang khusus.
Pengarang Lukas menggunakan Markus, Q dan agak banyak bahan khusus
sebagai sumbernya. Akan tetapi tujuannya seperti halnya tujuan penulis
Matius, bukan semata-mata menambahkan jumlah bahan, melainkan dengan
sengaja mengubah dan menyunting tradisi-tradisi yang diturunkan. Sebagai
bahan dasarnya Lukas mengambil kerangka Markus, khususnya dari pasal 1-
13, dan bahan ini masih dapat ditelusuri dalam Lukas 3-21. Lukas
mengawalinya dengan suatu bagian pengantar (pasal 1-2) yang sebelumnya
disusun dari berbagai tradisi. Suatu ciri khas dari bahan khusus dalam Lukas
ini adalah tema yang cukup sering dijumpai yaitu kasih Yesus yang
menyelamatkan orang-orang berdosa, miskin dan yang tersisihkan.53

Hipotesis dua sumber mengatakan bahwa para pengarang Matius dan


Lukas memanfaatkan Injil Markus dan sebuah kumpulan ucapan-ucapan
Yesus yang hipotesis dan dikenal sebagai "Q". Hipotesis dua sumber adalah
sebuah penjelasan tentang hubungan di antara tiga Injil yaitu Matius, Markus,
dan Lukas. Hipotesis ini mengatakan bahwa ada dua sumber bagi Injil Matius
dan Injil Lukas: yaitu Injil Markus dan sebuah kumpulan ucapan-ucapan
Yesus yang hipotesis yang disebut Q. Hipotesis dua sumber muncul pada

52
Stefan Leks, Tafsir Injil Lukas, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003), 21-22.
53
Willi Marxsen, 186.

Fakultas Teologi UKIT


27

abad ke-19 sebagai jawaban kepada masalah sinoptik, pertanyaan tentang


hubungan antara ketiga injil satu sama lain, yang telah menjadi pusat
perhatian para pakar Alkitab sejak abad sebelumnya. Jawaban yang diajukan
oleh hipotesis dua sumber ialah bahwa Markus adalah injil pertama yang
ditulis, dan bahwa Matius dan Lukas mengandalkannya dan sebuah kumpulan
ucapan-ucapan Yesus yang kini telah hilang. Kekuatan hipotesis dua sumber
adalah kemampuan penjelasannya mengenai bahan-bahan yang sama-sama
dimiliki dan tidak dimiliki di dalam ketiga injil, serta kesulitan-kesulitan
dengan alternatif-alternatifnya; kelemahannya terletak dalam perkecualian-
perkecualian kepada pola-pola ini, dan dalam sifat yang hipotesis dari
kumpulan ucapan-ucapan Yesus yang diajukannya. 54

2.1.8 Isi dan Struktur Kitab55

Adapun isi dan struktur dari kitab Lukas adalah sebagai berikut:

I. Pengantar (1:1-4)
II. Kisah-kisah Masa Kecil (1:5-2:52)

- Pemberitahuan tentang Kelahiran Yohanes


Pembaptis ( 1:5-25)
- Pemberitahuan Kepada Maria ( 1:26-38)
- Maria Mengunjungi Elisabeth (1:39-56)
- Kelahiran Yohanes ( 1:57-80)
- Kelahiran Yesus (2:1-20)
- Penyunatan dan Penyerahan Bayi Yesus (2:21-40)
- Yesus di Yerusalem Saat Berusia Dua Belas Tahun
( 2:41-52)

54
https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis_dua_sumber, diakses Sabtu, 15 Juni
2019/Pukul: 11:00 WITA.
55
Donald Guthrie, 109-111.

Fakultas Teologi UKIT


28

III. Persiapan bagi Pelayanan Juruselamat (3:1-4:13)

- Misi Yohanes Pembaptis ( 3:1-20)


- Baptisan Yesus ( 3:21-22)
- Silsilah Tuhan Yesus ( 3:23-38)
- Pencobaan di Padang Gurun ( 4:1-13)

IV. Pelayanan di Galilea ( 4:14-9:50)

a. Awal Mula (4:14-44)

- Yesus ditolak di Nazareth ( 4:16-30)


- Mukjizat di Rumah Ibadat di Kapernaum ( 4:31-37)
- Penyembuhan Ibu Mertua Petrus ( 4:38-39)
- Penyembuhan Lain (4:40-41)
- Yesus Mencari Tempat Sunyi dan Kemudian
Mengajar (4:42-44)

b. Pemanggilan Para Murid (5:1-6:16)

- Mukjizat Penangkapan Ikan dan Simon Dipanggil (


5:1-11)
- Penyembuhan Orang Sakit Kusta dan Orang
Lumpuh (5:12-26)
- Lewi Dipanggil (5:27-32)
- Perihal Berpuasa (5:33-39)
- Perihal Sabat (6:1-11)
- Pemanggilan Kedua Belas Rasul (6:12-16)

c. Khotbah di Padang (6:17-49)

- Pengantar (6:17-19)
- Ucapan Bahagia (6:20-23)
- Ucapan Celaka (6:24-26)
- Ucapan-ucapan Lain (6:27-49)

Fakultas Teologi UKIT


29

d. Di Kapernaum dan Wilayah Sekitarnya (7:1-8:56)

- Penyembuhan Hamba Perwira Kapernaum (7:1-10)


- Penyembuhan Anak Janda Nain (7:11-17)
- Pertanyaan Yohanes Pembaptis Tentang Yesus
(7:18-23)
- Kesaksian Yesus Tentang Yohanes (7:24-30)
- Penilaian Yesus Tentang GenerasiNya (7:31-35)
- Pengurapan Oleh Wanita Berdosa (7:36-50)
- Perempuan Yang Melayani Yesus (8:1-3)
- Perumpamaan Penabur Kasih, Penafsirannya;
Alasan dan Pemakaian Perumpamaan Secara Benar
(8:4-18)
- Sanak Saudara Yesus Yang Sejati (8:19-21)
- Rangkaian Mukjizat (8:22-56) : Peredaan Angin
Ribut, Pemyembuhan Orang Geresa Yang Dirasuk
Roh Jahat, Perempuan Yang Sakit Pendarahan , dan
Anak Perempuan Yairus.

e. Peristiwa Yang Berpusat Pada Kedua Belas Murid (9:1-


50)

- Misi mereka (9:1-6)


- Reaksi Herodes Kepada Yesus (9:7-9)
- Kembalinya Kedua Belas Murid dan Yesus
Memberi Makan Lima Ribu Orang (9:10-17)
- Pengakuan Petrus di Kaisarea Filipi (9:18-21)
- Syarat-syarat Pemuridan (9:23-27)
- Pemuliaan (9:28-36)
- Penyembuhan Anak Yang Diguncang Roh Jahat
(9:37-43)
- Pemberitahuan Kedua Tentang Penderitaan Yesus
(9:44-45)

Fakultas Teologi UKIT


30

- Perdebatan Tentang Siapa Yang Terbesar (9:46-48)


- Sikap Yesus Terhadap Seorang Yang Bukan
MuridNya Tetapi Mengusir Setan (9:49-50)

V. Dari Galilea Menuju Yerusalem (Luk 9:51-19:27)

a. Yesus dan Orang Samaria (9:51-10:37)

- Desa di Samaria Menolak Yesus (9:51-56)


- Ujian Kepada Murid Yang Ingin Mengikut Yesus
(9:57-62)
- Pengutusan Ketujuh Puluh Murid (10:1-20)
- Ucapan Syukur Yesus dan Ucapan Berkat Atas Para
Murid (10:21-24)
- Pencobaan Ahli Taurat dan Perumpamaan Orang
Samaria Yang Murah Hati (10:25-37)

b. Tentang Nilai Doa dan Saat Teduh (10:38-11:13)

- Maria dan Marta (10:38-42)


- Doa Bapa Kami (11:1-4)
- Teman di Tengah Malam (11:5-13)

c. Yesus dan Orang Farisi (11:14-54)

- Kontroversi Beelzebul (11:14-23)


- Kembalinya Roh Jahat (11:24-26)
- Ucapan Bahagia Atas Ibu Yesus (11:27-28)
- Yesus Menegur Orang SezamanNya Yang Mencari
Tanda (11:29-32)
- Ucapan Tentang Pelita (11:33-36)
- Yesus Mengecam Orang Farisi dan Ahli Taurat
(11:37-54)

d. Nasihat Yesus Bagi Para Murid (12:1-53)

Fakultas Teologi UKIT


31

- Dorongan Untuk Bersaksi Tanpa Takut (12:1-12)


- Perumpamaan Orang Kaya Yang Bodoh (12:13-21)
- Hal Kekhawatiran (12:22-34)
- Tentang Kewaspadaan dan Tanggung Jawab (12:35-
48)
- Peringatan Bahwa Yesus Akan Membawa
Pemisahan Ke Dalam Kehidupan Berkeluarga
(12:49-53)

e. Berbagai Ucapan dan Peristiwa (12:54-19-27)

- Tentang Menafsirkan Tanda-tanda Zaman (12:54-


56)
- Tentang Perkara Hukum (12:57-59)
- Contoh Bencana Untuk Menekankan Perlunya
Pertobatan (13:1-9)
- Penyembuhan Wanita Yang Bungkuk dan
Perdebatan Tentang Sabat (13:10-17)
- Perumpamaan Biji Sesawi dan Ragi (13:18-21)
- Hal Kerajaan Yang Sedang Datang (13:22-30)
- Yesus Meninggalkan Galilea (13:31-33)
- Ratapan Terhadap Yerusalem (13:34-35)
- Yesus Makan di Rumah Orang Farisi (14:1-24) :
Penyembuhan Wanita Yang Sakit Busung Air
(14:1-6); Hal Memilih Tempat Terendah (14:7-14);
Perumpamaan Perjamuan Besar (14:15-24)
- Ucapan Tentang Pemuridan (14:25-35) : Harga
Pemuridan (14:25-33); Ucapan Tentang Garam
Yang Tawar (14:34-35)
- Perumpamaan Tentang Domba Yang Hilang,
Dirham Yang Hilang, Anak Yang Hilang dan
Bendahara Yang Tidak Jujur (15:1-16:13)
- Peringatan Tentang Kemunafikan Farisi (16:14-18)

Fakultas Teologi UKIT


32

- Orang Kaya dan Lazarus (16:19-31)


- Pengajaran Tentang Penyesatan, Pengampunan, Ima
dan Pahala (17:1-10)
- Penyembuhan Sepuluh Orang Kusta (17:11-19)
- Pengajaran Tentang Akhir Zaman (17:20-37)
- Perumpamaan Janda Yang Gigih, dan
Perumpamaan Orang Farisi dan Pemungut Cukai
(18:1-14)
- Yesus Memberkati Anak-anak (18:15-17)
- Pemimpin Yang Kaya (18:18-30)
- Pemberitahuan Ketiga Tentang Penderitaan Yesus
(18:31-34)
- Peristiwa di Yerikho (18:35-19:27) : Orang Buta
Disembuhkan ; Zakheus Menjamu Yesus;
Perumpamaan Sepuluh Uang Mina

VI. Di Yerusalem (19:28-21:38)

a. Yesus Masuk Ke Yerusalem (19:28-38)


b. Nubuat Kehancuran Yerusalem (19:39-44)
c. Penyucian dan Pengajaran di Bait Allah (19:45-48)
d. Otoritas Yesus Ditantang (20:1-8)
e. Perumpamaan Penggarap Kebun Anggur (20:9-19) dan
Pertanyaan Tentang Pajak, Kebangkitan dan Anak
Daud (20:20-44)
f. Peringatan Agar Waspada Kepada Ahli Taurat (20:45-
21:4)
g. Pengajaran Tentang Eskatologi (21:5-36)
h. Ringkasan Pelayanan di Yerusalem (21:37-38)

VII. Narasi Penderitaan dan Kebangkitan (22:1-24:53)

a. Persiapan (22:1-13)
b. Penetapan Perjamuan Terakhir (22:14-20)

Fakultas Teologi UKIT


33

c. Prediksi Tentang Pengkhianatan (22:21-23)


d. Para Murid Berdebat Tentang Siapa Yang Terbesar
(22:24-30)
e. Prediksi Penyangkalan Petrus (22:31-34)
f. Peristiwa Dua Pedang (22:35-38)
g. Di Getsemani (22:39-46)
h. Penahanan, Pengadilan dan Penyaliban (22:47-23:49)
i. Penguburan (23:50-56)
j. Kebangkitan, Penampakan di Jalan Menuju Emaus dan
di Yerusalem (24:1-49)
k. Kenaikan Yesus ke Sorga (24:50-53).

2.2 Konteks Literer

2.2.1 Latar Belakang Teks

Yesus memberi kuasa kepada para muridNya dan mempersiapkan


mereka menghadapi penderitaan yang akan menimpaNya. Perhatian Yesus
terarah pada Yerusalem. Segala perkataan dan perbuatan Yesus di sepanjang
perjalanan menuju Yerusalem memiliki maksud tertentu. Dengan itu Ia
mempersiapkan para muridNya untuk memahami kematian yang harus di
jalaniNya. Mereka juga dibimbingNya agar kelak dapat melanjutkan
pekerjaan yang telah Ia lakukan. Dalam perjalananNya ke Yerusalem, Yesus
berjumpa dengan banyak orang. Ada yang memahami ajaranNya dan
memutuskan untuk mengikutiNya. Ada juga yang tidak memahami ataupun
tidak bersedia melakukan apa yang menjadi tuntutan bagi seorang pengikut
Yesus.56

Lukas mempunyai serentetan kisah yang menarik mengenai orang-


orang kafir Samaria yang seringkali tidak terlalu diperhatikan. Padahal
Samaria adalah daerah di antara Galilea (Utara) dan Yudea (Selatan) yang
penduduknya seringkali dibenci oleh orang-orang Yahudi karena perbedaan

56
LAI, Alkitab Edisi Study,1685.

Fakultas Teologi UKIT


34

agama dan budaya. Bagian Lukas 10:25-37 ini mengisahkan mengenai Orang
Samaria yang Murah Hati, di mana ada seorang ahli Taurat datang dan
bertanya kepada Yesus tentang “siapakah sesamaku manusia?” Dalam
menjawab pertanyaan itu Yesus memberikan suatu perumpamaan tentang
seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho, yang dalam perjalanannya ia
dipukul dan dirampok habis-habisan, sehingga tergeletak di tengah jalan.

Pada saat itulah ada seorang Samaria (bukan Yahudi) yang baik hati
yang menolong orang itu, dengan membalut luka-lukanya, menaikkan orang
itu ke atas keledai tunggangannya sendiri, lalu membawanya ke tempat
penginapan dan merawatnya. Sebagai suatu perumpamaan, cerita mengenai
orang Samaria yang baik hati dimaksudkan untuk menentang suatu pola pikir
yang salah tetapi diterima, sehingga nilai-nilai dari Kerajaan Allah dapat
masuk ke dalam sistem yang ketat. Hal ini dilakukan dengan menunjukkan
seorang Samaria, anggota dari kelompok yang dihina dan dicemooh oleh
orang-orang Yahudi, melakukan pelayanan kasih. Ini mengejutkan dan bagi
banyak orang Yahudi tidak dapat dipercaya dan diterima.57

Yang ditekankan disini orang Samaria tersebut tidak melakukan


perbuatan kasih dan kemurahan atas dasar timbal balik. Dia dapat saja
meminta “orang yang disamun” ini membayar kembali jumlah uang yang
telah dia keluarkan untuk kesembuhannya. Dia bahkan tidak tahu apakah
“orang ini” akan mengungkapkan terimakasih atas bantuan yang sudah
diberikan dengan tulus ini sesudah melihat siapa yang merawatnya. Perbuatan
orang Samaria ini menggambarkan pengorbanan yang tulus dalam hal uang,
harta milik, resiko kesehatan, keamanan, dan banyak waktu untuk
menunjukkan kasih dan perhatian yang sungguh-sungguh. Dia memenuhi
hukum emas. 58

57
Dianne Bergant, Robert J.Karris, 135.
58
Simon Kistemaker, 187.

Fakultas Teologi UKIT


35

2.2.2 Kritik Teks

2.2.2.1 Perbandingan Naskah Terjemahan

1. NASKAH TERJEMAHAN VERSI BIBLE WORKS GREEK


LXX/BNT (BGT)
25
Kai. ivdou. nomiko,j tij avne,sth evkpeira,zwn auvto.n le,gwn , Dida,skale(
ti, poih,saj zwh.n aivwn, ion klhronomh,swÈ
26
o` de. ei=pen pro.j auvto,n, evn tw/| no,mw| ti, ge,graptaiÈ pw/j avnaginw,skeijÈ

27
o` de. avpokriqei.j ei=pen, avgaph,seij ku,rion to.n qeo,n sou evx o[lhj Îth/jÐ
kardi,aj sou kai. evn o[lh| th/| yuch/| sou kai. evn o[lh| th/| ivscu,i? sou kai. evn
o[lh| th/| dianoi,a| sou( kai. to.n plhsi,on sou w`j seauto,

28
ei=pen de. auvtw/| , ovrqw/j avpekri,qhj , tou/to poi,ei kai. zh,sh|Å

29
o` de. qe,lwn dikaiw/sai e`auto.n ei=pen pro.j to.n VIhsou/n, kai. ti,j evsti,n
mou plhsi,onÈ

30
~Upolabw.n o` VIhsou/j ei=pen, a;nqrwpo,j tij kate,bainen avpo.
VIerousalh.m eivj VIericw. kai. lh|stai/j perie,pesen( oi] kai. evkdu,santej
auvto.n kai. plhga.j evpiqe,ntej avph/lqon avfe,ntej h`miqanh/Å
31
kata. sugkuri,an de. i`ereu,j tij kate,bainen evn th/| o`dw/| evkei,nh| kai. ivdw.n
auvto.n avntiparh/lqen.

32
o`moi,wj de. kai. Leui,thj Îgeno,menojÐ kata. to.n to,pon evlqw.n kai. ivdw.n
avntiparh/lqenÅ
33
Samari,thj de, tij o`deu,wn h=lqen katV auvto.n kai. ivdw.n evsplagcni,sqh(
34
kai. proselqw.n kate,dhsen ta. trau,mata auvtou/ evpice,wn e;laion kai.
oi=non( evpibiba,saj de. auvto.n evpi. to. i;dion kth/noj h;gagen auvto.n eivj
pandocei/on kai. evpemelh,qh auvtou/Å
35
kai. evpi. th.n au;rion evkbalw.n e;dwken du,o dhna,ria tw/| pandocei/ kai.
ei=pen, evpimelh,qhti auvtou/( kai. o[ ti a'n prosdapanh,sh|j evgw. evn tw/|
evpane,rcesqai, me avpodw,sw soiÅ

Fakultas Teologi UKIT


36

36
ti,j tou,twn tw/n triw/n plhsi,on dokei/ soi gegone,nai tou/ evmpeso,ntoj
eivj tou.j lh|sta,
37
o` de. ei=pen o` poih,saj to. e;leoj metV auvtou/Å ei=pen de. auvtw/| o` VIhsou/j \
poreu,ou kai. su. poi,ei o`moi,wjÅ

2. NASKAH TERJEMAHAN VERSI BAHASA INDONESIA


MASA KINI

25
Kemudian seorang guru agama tampil untuk menjebak Yesus. Ia
bertanya, “Bapak Guru, saya harus melakukan apa supaya dapat
menerima hidup sejati dan kekal?”

26
Yesus menjawab, “Apa yang tertulis dalam Alkitab? Bagaimana
pendapatmu tentang hal itu?”

27
Orang itu menjawab, “ „Cintailah Tuhan Allahmu dengan sepenuh
hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segala kekuatanmu, dan
dengan seluruh akalmu,‟ dan „Cintailah sesamamu seperti engkau
mencintai dirimu sendiri.‟ ”

28
“Jawabanmu itu benar,” kata Yesus. “Lakukanlah itu, maka engkau
akan hidup.”

29
Tetapi guru agama itu mau membenarkan diri. Ia bertanya, “Siapa
sesama saya itu?”

30
Yesus menjawab, “Ada seorang laki-laki turun dari Yerusalem ke
Yerikho. Di tengah jalan ia diserang perampok, dirampas segala yang
dimilikinya, dipukul setengah mati, lalu ditinggalkan tergeletak di
jalan dengan luka parah.

31
Kebetulan seorang imam berjalan juga di jalan itu. Ketika dilihatnya
orang itu, ia menyingkir ke seberang jalan, lalu berjalan terus.

32
Begitu juga dengan seorang Lewi yang berjalan di situ; ketika
dilihatnya orang itu, ia mendekatinya untuk mengamatinya. Tetapi ia
pun menyingkir ke seberang jalan, lalu berjalan terus.

Fakultas Teologi UKIT


37

33
Tetapi kemudian seorang Samaria yang sedang bepergian, lewat
juga di situ. Ketika dilihatnya orang itu, sangat terharu hatinya karena
kasihan.

34
Maka didekatinya orang itu lalu membersihkan luka-lukanya dengan
anggur dan mengobatinya dengan minyak, kemudian membalut luka-
luka itu. Sesudah itu, ia menaikkan orang itu ke atas keledainya
sendiri, lalu membawanya ke sebuah losmen dan merawatnya.

35
Keesokan harinya ia mengambil dua keping uang perak dan
memberikannya kepada pemilik losmen itu serta berkata, „Rawatlah
dia, dan kalau ada ongkos-ongkos lain, akan saya bayar nanti apabila
saya kembali ke mari.‟

36
Kemudian Yesus mengakhiri cerita itu dengan pertanyaan ini, “Dari
ketiga orang itu yang manakah, menurut pendapatmu, yang bertindak
sebagai sesama dari orang yang dirampok itu?”

37
Guru agama yang ditanyai itu menjawab, “Orang yang telah
menolong orang itu.” “Nah, pergilah dan perbuatlah seperti itu juga!”
kata Yesus.

3. NASKAH TERJEMAHAN VERSI NEW KING JAMES


VERSION

25
And behold, a certain lawyer stood up and tested Him, saying,
"Teacher, what shall I do to inherit eternal life?"

26
He said to him, "What is written in the law? What is your reading [of
it]?"

27
So he answered and said, "`You shall love the LORD your God with
all your heart, with all your soul, with all your strength, and with all
your mind,' and `your neighbor as yourself.'"

28
And He said to him, "You have answered rightly; do this and you
will live."

Fakultas Teologi UKIT


38

29
But he, wanting to justify himself, said to Jesus, "And who is my
neighbor?"

30
Then Jesus answered and said: "A certain [man] went down from
Jerusalem to Jericho, and fell among thieves, who stripped him of his
clothing, wounded [him], and departed, leaving [him] half dead.

31
"Now by chance a certain priest came down that road. And when he
saw him, he passed by on the other side.

32
"Likewise a Levite, when he arrived at the place, came and looked,
and passed by on the other side.

33
"But a certain Samaritan, as he journeyed, came where he was. And
when he saw him, he had compassion.

34
"So he went to [him] and bandaged his wounds, pouring on oil and
wine; and he set him on his own animal, brought him to an inn, and
took care of him.

35
"On the next day, when he departed, he took out two denarii, gave
[them] to the innkeeper, and said to him, `Take care of him; and
whatever more you spend, when I come again, I will repay you.'

36
"So which of these three do you think was neighbor to him who fell
among the thieves?"

37
And he said, "He who showed mercy on him." Then Jesus said to
him, "Go and do likewise."

4. TERJEMAHAN VERSI NEW INTERNATIONAL VERSION

25
On one occasion an expert in the law stood up to test Jesus.
“Teacher,” he asked, “what must I do to inherit eternal life?”

26
“What is written in the Law?” he replied. “How do you read it?”

Fakultas Teologi UKIT


39

27
He answered, “ „Love the Lord your God with all your heart and
with all your soul and with all your strength and with all your mind‟ ;
and, „Love your neighbor as yourself.”

28
“You have answered correctly,” Jesus replied. “Do this and you will
live.”

29
But he wanted to justify himself, so he asked Jesus, “And who is my
neighbor?”

30
In reply Jesus said: “A man was going down from Jerusalem to
Jericho, when he was attacked by robbers. They stripped him of his
clothes, beat him and went away, leaving him half dead.

31
A priest happened to be going down the same road, and when he saw
the man, he passed by on the other side.

32
So too, a Levite, when he came to the place and saw him, passed by
on the other side.

33
But a Samaritan, as he traveled, came where the man was; and when
he saw him, he took pity on him.

34
He went to him and bandaged his wounds, pouring on oil and wine.
Then he put the man on his own donkey, brought him to an inn and
took care of him.

35 e
The next day he took out two denarii and gave them to the
innkeeper. „Look after him,‟ he said, „and when I return, I will
reimburse you for any extra expense you may have.‟

36
“Which of these three do you think was a neighbor to the man who
fell into the hands of robbers?”

37
The expert in the law replied, “The one who had mercy on
him.”Jesus told him, “Go and do likewise.”

Fakultas Teologi UKIT


40

5. TERJEMAHAN VERSI LEMBAGA ALKITAB INDONESIA-


TERJEMAHAN BARU

25
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai
Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh
hidup yang kekal?"

26
Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat?
Apa yang kaubaca di sana?"

27
Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu
dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri."

28
Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian,
maka engkau akan hidup."

29
Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus:
"Dan siapakah sesamaku manusia?"

30
Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke
Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja
merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang
sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.

31
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat
orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

32
Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat
orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.

33
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke
tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh
belas kasihan.

Fakultas Teologi UKIT


41

34
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia
menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan
orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke
tempat penginapan dan merawatnya.

35
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik
penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih
dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.

36
Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah
sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"

37
Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan
kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah
demikian!"

2.2.2.2 Analisis Kritik Teks

Ada 5 naskah terjemahan Alkitab yang digunakan oleh penulis untuk


membandingkan teks Lukas 10:25-37 yaitu dari versi Terjemahan Baru yang
dikeluarkan oleh LAI, versi BGT Greek LXX/BNT, versi BIMK, versi NKJV
dan juga versi NIV. Dari kelima versi Alkitab yang digunakan ditemui
perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan di dalamnya. Di mulai dari
ayat 25 bahasa asli Yunani menggunakan kata “Kai. ivdou. nomiko,j tij
avne,sth” kai idou nomikos tis aneste (perhatikanlah adapun seorang ahli
hukum “agama Yahudi” datang), LAI-TB memulainya dengan “pada suatu
kali berdirilah seorang ahli Taurat”, versi BIMK memulainya dengan
“kemudian seorang guru agama tampil”, sedangkan versi NKJV
menggunakan kata “And behold, a certain lawyer stood up”( dan lihat,
seorang pengacara berdiri) dan NIV menggunakan kata “On one occasion an
expert in the law stood up” (pada satu kesempatan, seorang ahli hukum
berdiri), TB dan NIV menggunakan kata awalan yang sama “pada”.
Selanjutnya bahasa aslinya menggunakan kata “evkpeira,zwn”ekpeirazon
yakni menjebak, BIMK menggunakan kata “menjebak”, NIV dan NKJV

Fakultas Teologi UKIT


42

“menguji”, serta TB “mencobai”. Dapat dilihat juga dalam ayat 25 adanya


kesamaan terjemahan versi NKJV, NIV, “to inherit eternal life” (akan
mewarisi hidup kekal) sedangkan TB “memperoleh hidup yang kekal”,
BIMK menambahkan kata “hidup sejati” serta bahasa aslinya “akan
menerima hidup kekal.

Pada ayat 26 bahasa asli memulainya dengan “o` de. ei=pen pro.j auvto,n”
ho de eimen pros auton (Ia lalu berkata kepada dia). NKJV memulai dengan
kalimat “He said to him” (dia berkata kepadanya), sedangkan NIV langsung
pada kalimat pertanyaan “what is written in the law?” ( hukum apa yang
tertulis), terjemahan BIMK “Yesus menjawab”, TB “jawab Yesus
kepadanya”. Terlihat bahwa NKJV, BIMK, TB, dan bahasa asli versi BGT
Greek LXX/BNT mengawali dengan kalimat bahwa Yesus akan melakukan
percakapan dengan “ahli Taurat” sedangkan NIV langsung kepada inti
pertanyaan yang akan dikatakan Yesus. Dalam ayat ini versi BGT Greek
LXX/BNT atau bahasa aslinya memakai kata “pw/j” pros (bagaimana) dalam
rangkaian ayat ini kata “pw/j” pros merupakan sebuah kata keterangan.NKJV
menggunakan kata “what” (apa) begitu juga dengan TB, sedangkan
terjemahan NIV memakai kata “how” (bagaimana) sama seperti terjemahan
BIMK tetapi di sini BIMK menambahkan kata “pendapatmu”, kata yang
merujuk untuk mendapat tanggapan langsung dari orang yang dimintai
keterangan. Dalam versi BGT Greek LXX/BNT atau bahasa aslinya memakai
kata “pw/j” pros (bagaimana) dalam rangkaian ayat ini kata “pw/j” pros
merupakan sebuah kata keterangan.

Selanjutnya ayat 27 bahasa aslinya “o` de. avpokriqei.j ei=pen” ho de


apokriteis eimen (dia lalu menjawab/berkata). LAI-TB menggunakan kalimat
“jawab orang itu”, terjemahan versi BIMK “orang itu menjawab”, NIV
langsung kepada kalimat “he answered” (dia menjawab) dan NKJV “so he
answered and said” (jadi dia menjawab dan berkata) terjemahan versi NKJV
ini menambahkan kata “said” yang menandakan bahwa ahli Taurat akan
bertutur langsung terhadap pertanyaan yang dilemparkan oleh Yesus
kepadanya. Ketika membaca bagian selanjutnya dari ayat ini dapat ditemukan

Fakultas Teologi UKIT


43

persamaan terjemahan dari beberapa versi, namun terlebih dahulu harus


dilihat pula dari versi teks asli “avgaph,seij Ku,rion to.n qeo,n sou” agapeseis
Kurion tov Theon sou (kasihilah Tuhan Allahmu itu) dari teks asli ini
sebenarnya pada kata “avgaph,seij” agapeseis yang adalah kata kerja indikatif
future aktif orang ke-II tunggal dari akar kata avgapa,w agapao sudah merujuk
kepada kasih yang tertinggi yakni kasih agape (kasih kepada Allah).
Selanjutnya baru didapati persamaan dimulai dari LAI/TB “kasihilah Tuhan,
Allahmu” terjemahannya sama seperti NIV “love the Lord your God”
(kasihi/cintai Tuhan Allahmu), begitu juga dengan versi BIMK “cintailah
Tuhan Allahmu”. Berbeda dengan membaca versi dari NKJV, sebenarnya
NKJV ini memberikan penekanan pada terjemahannya yakni “you shall”
diterjemahkan menjadi “kamu harus” penekanan yang terlihat langsung pada
saat membaca teks NKJV “you shall love the Lord your God” (kamu harus
mengasihi/mencintai Tuhan Allahmu). Pada bagian selanjutnya dalam ayat ini
kelima teks pembanding menyiratkan kelanjutan jawaban dari ahli hukum ini
mulai dari : segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan, segenap akal budi,
dan berujung pada kalimat “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri” terjemahan aslinya “kai. to.n plhsi,on sou w`j seauto,n” kai ton
plesion sou hos (dan sesamamu seperti dirimu sendiri) menekankan kepada
kehidupan sesama. terjemahan LAI/TB yang mengandung maksud sama
seperti terjemahan versi BIMK. Sedikit berbeda dengan terjemahannya NIV
dan NKJV, keduanya menggunakan kalimat “your neighbor as yourself”
(tetanggamu seperti dirimu sendiri), NIV dan NKJV menggunakan kata
“neighbor” yang mengindikasikan semua yang ada dan didekat tanpa
membedakan.

Dalam ayat 28, dalam bahasa aslinya “ei=pen de. auvtw/| , ovrqw/j
avpekri,qhj” eimen de autoi, hortos apekrites (lalu berkata kepada dia, engkau
telah menjawab dengan benar), sepertinya teks bahasa aslinya lebih
menggunakan kata-kata terperinci untuk mengungkapkan ayat ini, yang
menandakan Yesus membenarkan apa yang dikatakan oleh ahli Taurat.
LAI/TB menggunakan kata yang dimulai dengan “kata Yesus kepadanya”
sama seperti terjemahan versi NKJV “and He said to him” (dan Dia berkata

Fakultas Teologi UKIT


44

kepadanya) hanya saja NKJV menggunakan kata “dan” pada awalan ayat ini.
Berbeda dengan terjemahan versi NIV yang langsung pada kata “ you have
answered correctly” (jawabanmu benar) sama seperti versi BIMK
“jawabanmu itu benar”, keduanya memulai langsung pada tanggapan Yesus.
Selanjutnya pada ayat ini, di bagian terakhir mengenai perintah Yesus, teks
aslinya “tou/to poi,ei kai. zh,sh|” touto poiei kai zesei(lakukanlah ini, maka
engkau akan hidup), hanya ada perbedaan sedikit LAI/TB menerjemahkan
“perbuatlah” dan keempat versi lainnya menerjemahkan “lakukanlah”.dalam
LAI/TB “perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup”, versi NIV dan
NKJV “do this and you will live” (lakukanlah ini dan kamu akan hidup),
versi BIMK “lakukanlah itu, maka engkau akan hidup”.

Selanjutnya ayat 29, kelima teks pembanding sama-sama


menggunakan kata “membenarkan”, bahasa asli BGT “dikaiw/sai” dikaiosai
(membuktikan benar). dalam versi BIMK dan LAI/TB, “justify” dalam
terjemahan NIV dan NKJV. Dalam ayat ini ditemui banyak kesamaan versi
dalam menerjemahkan teks ini, dalam bahasa asli “e`auto.n ei=pen pro.j to.n
VIhsou/” eauton eimen pros tov Iesou (ia bertanya kepada Yesus), dalam
LAI/TB “berkata kepada Yesus” sama seperti terjemahan NKJV “said to
Jesus” (berkata kepada Yesus), terjemahan NIV “so he asked Jesus” (jadi dia
bertanya kepada Yesus”, versi BIMK “Ia bertanya”, sebenarnya hampir
tidak ada perbandingan antara terjemahan dari kelima versi ini.

Ayat 30, versi bahasa asli“~Upolabw.n o` VIhsou/j ei=pen” upolabon ho


Iesous eimen (Yesus menjawab). Bagian ini merupakan penekanan bahwa
Yesus akan memulai penceritraan (bisa dikatakan Yesus akan menjawab
pertanyaan yang ditanyakan kepadaNya). Pada versi LAI/TB langsung
dimulai dengan “jawab Yesus” diikuti dengan penceritraan dari Yesus
sebagai suatu perumpamaan, sama halnya dengan versi BIMK menggunakan
kata “Yesus menjawab”, versi NIV “in reply Jesus said” (sebagai jawaban
Yesus berkata), “then Jesus answered and said” (kemudian Yesus menjawab
dan berkata). Adapun perbedaan dari lima versi ini dalam ayat 30, dilihat dari
bahasa asli/bahasa Yunaninya yakni “a;nqrwpo,j” anthropos dengan kata

Fakultas Teologi UKIT


45

benda nominative maskulin tunggal dari akar kata a;nqrwpoj antropos yang
memiliki arti laki-laki (dewasa), maskulin menandakan berjenis kelamin laki-
laki. LAI/TB menuliskan “adalah seseorang” tanpa menyebutkan apakah
seseorang itu perempuan atau laki-laki, versi NKJV “a certain (man)”
(seorang pria tertentu) dengan menandakan sebuah kekhususan penekanan
pada (pria/man), versi BIMK menuliskan “Ada seorang laki-laki”, sedangkan
versi NIV yang lebih langsung menuliskan terjemahannya “a man” (seorang
laki-laki/pria).

Menarik juga dalam ayat ini, ditemui perbedaan yang secara langsung
terlihat dalam lima versi ini, bahasa aslinya “perie,pesen” periemesen(jatuh ke
antara). LAI/TB menerjemahkan “jatuh ke tangan”, versi BIMK “diserang”
, NKJV “fell among” (jatuh di antara), NIV “he was attacked” (dia
diserang). Dilihat dari kelima versi ini, ada perbedaan yang mana, ada yang
menuliskan seseorang ini “diserang” dan ada yang menuliskan “jatuh di
antara”.

Selanjutnya, di ayat 30 di tuliskan mengenai kondisi orang yang turun


dari Yerusalem, bahasa Yunaninya “evkdu,santej” ekdusantes (menelanjangi),
LAI/TB menerjemahkan “merampoknya habis-habisan”, versi BIMK
“dirampas segala yang dimilikinya”, versi NKJV dan NIV “stripped” (yang
menanggalkan). Dari kelima versi ini menunjukkan orang yang turun dari
Yerusalem dalam kondisi yang buruk , sudah dirampok habis-habisan, bahkan
bisa dikatakan tidak ada yang tersisa.

Ayat 31. Pada ayat ini versi bahasa Yunani “sugkuri,an” sugkurian
(kebetulan), LAI/TB menggunakan kata “kebetulan” dalam kalimat
“kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu”. BIMK menggunakan
kata “kebetulan”, NIV “chance” dan NKJV menggunakan kata “happened”.
Selanjutnya bahasa aslinya menggunakan kata “kate,bainen” katebainen
(turun) , turun disini dimaksudkan turun dari YerusalemBagian LAI/TB
menggunakan kata “turun melalui” NIV “going down”(turun), NKJV
“came down” (turun), BIMK menggunakan kata “berjalan juga”.
Selanjutnya dalam versi bahasa aslinya “avntiparh/lqen” antiparelten (lewat

Fakultas Teologi UKIT


46

dari seberang jalan) LAI/TB digunakan kata “ia melewatinya dari seberang
jalan”, BIMK menggunakan kata yang berbeda “ia menyingkir ke seberang
jalan, lalu berjalan terus”, dalam pemikiran bisa dikatakan terjemahan
BIMK ini menandakan bahwa seorang imam dengan jelas tidak
mempedulikan orang yang teraniaya ini dengan penekanan pada kata
“menyingkir”, NIV dan NKJV “he passed by on the other side” (dia lewat di
sisi lain).

Ayat 32. Pada ayat ini versi bahasa yunani “o`moi,wj” homoios
(demikian juga) yang merujuk pada kata keterangan dalam teks Yunani,
LAI/TB menggunakan kata “begitu juga”, BIMK “demikian juga”, NIV
menggunakan kata “so too” (begitu juga) dan NKJV “likewise” (juga). Ada
bahasa aslinya “kata. to.n to,pon evlqw.n” kata ton topon elton (datang ke
tempat itu), kemudian “datang ke tempat itu” versi LAI/TB, BIMK
“berjalan disitu”, NKJV “arrived at the place” (tiba ditempat itu), versi NIV
“came to the place” (datang ke tempat itu), terlihat bahwa dalam kelima versi
ini ada persamaan dalam menjelaskan suatu situasi tempat dalam teks. Bagian
ini lebih menekankan bahwa seorang Lewi bukan hanya saja melihat orang
yang sekarat ini tetapi dia datang ke tempat itu, bisa saja mungkin dapat
dikatakan “menghampiri” dalam penjelasan beberapa teks/versi dengan
perbandingan dari 5 versi, dalam teks/terjemahan asli “kai. ivdw.n
avntiparh/lqen” kai idon antiparelten (dan ketika melihat, lewat dari seberang
jalan), LAI/TB menggunakan kata “ketika ia melihat orang itu, ia
melewatinya dari seberang jalan”, versi NIV “saw him, passed by on the
other side” (melihatnya, lewat dari sisi lain), versi NKJV menggunakan kata
“came and looked, and passed by on the other side” (datang dan melihat,
dan lewat di sisi lain), BIMK menggunakan kata yang lebih tajam “ketika
dilihatnya orang itu, ia mendekatinya untuk mengamatinya. Tetapi ia pun
menyingkir ke seberang jalan, lalu berjalan terus”. Versi BIMK ini lebih
mempertajam sikap dari seorang Lewi dengan kata-katanya.

Ayat 33. Pada ayat ini bahasa yunaninya “Samari,thj de, tij o`deu,wn
h=lqen katV auvto.n” Samarites de tis odeuon elten kat auton (lalu ada seorang

Fakultas Teologi UKIT


47

Samaria, sedang mengadakan perjalanan datang kepada dia).LAI/TB


menggunakan kata-kata “lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam
perjalanan, ke tempat itu”, kemudian BIMK menggunakan kata “tetapi
kemudian seorang Samaria yang sedang bepergian, lewat juga di situ”,
selanjutnya terjemahan versi NKJV “but a certain samaritan, as he
journeyed, came where he was” (tapi orang Samaria, yang dalam
perjalanan, datang ke tempat dia ), versi NIV “but a Samaritan as he
traveled, came where the man was” (Tetapi seorang Samaria ketika dia
bepergian, datang ke tempat orang itu).Terlihat dari kelima versi ini
diungkapkan bahwa ada seorang Samaria yang datang menghampiri orang
yang ditindas itu.

Selanjutnya, dalam bahasa asli “evsplagcni,sqh” esplagkhniste dari


akar kata “splagcvizomai” splagkhizomai yang memiliki arti “hatinya
tergerak oleh belas kasihan”, kata esplagkhnisthe yang berkonotasi dengan
terjungkirbaliknya usus-usus dengan gelora perasaan iba yang sangat
mendalam. dalam terjemahan LAI/TB digunakan kata “tergeraklah hatinya”,
versi BIMK digunakan kata “sangat terharu hatinya”, versi NIV digunakan
“took pity” (merasa kasihan), versi NKJV digunakan kata “had compassion”
(berbelas kasih). Teks Yunani sangat mendalam penggalian maknanya.
Berbeda dengan empat versi lainnya, yang hanya mengungkapkan saja kata
yang dapat dikatakan belum terlalu dalam.

Ayat 34. Dalam ayat ini versi bahasa aslinya “kai. proselqw.n” kai
proselton (kemudian datang mendekati) , LAI/TB menggunakan kata “Ia
pergi kepadanya”, terjemahan BIMK “maka didekatinya orang itu”, NIV
“he went to him” (dia pergi kepadanya), NKJV “so he went to him” (jadi dia
pergi kepadanya) , semua terjemahan dari berbagai versi ini menunjuk bahwa
orang Samaria datang dan mendekati orang yang terluka itu.

Selanjutnya, dalam bahasa Yunani “kate,dhsen ta. trau,mata auvtou/


evpice,wn e;laion kai. oi=non” katedesen ta traumata auton epikheon elaion kai
onion (membalut luka-lukannya, menyiramkan minyak zaitun dan anggur)
dari bahasa aslinya lebih diperinci lagi mengenai minyak yang diberikan

Fakultas Teologi UKIT


48

kepada orang yang tertindas ini yakni “minyak zaitun” dengan menyiramkan
atau menuangkan. Dikatakan dalam LAI/TB “membalut luka-lukannya,
sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur ”, BIMK
“membersihkan luka-lukanya dengan anggur dan mengobatinya dengan
minyak, kemudian membalut luka-luka itu”. Dari dua versi ini terlihat ada
perbedaan, di mana dalam terjemahan dituliskan pertama “membalut luka-
lukanya” kemudian “menyiraminya dengan minyak dan anggur”, sedangkan
versi BIMK terjemahannya dituliskan”membersihkan luka-lukanya”
“menyirami anggur” dan kemudian “mengobatinya dengan minyak”. Dua
cara yang berbeda, yang disampaikan oleh terjemahan LAI/TB dan BIMK.
Kemudian versi NIV dan NKJV “bandaged his wounds, pouring on oil and
wine”(membalut lukanya, menuangkan minyak dan anggur), dalam versi NIV
dan KJV ini penyampaian kata-katanya cukup mudah dan singkat
dibandingkan terjemahan LAI/TB dan BIMK.

Ayat 35. Bahasa aslinya “kai. evpi. th.n au;rion evkbalw.n e;dwken du,o
dhna,ria tw/| pandocei” kai epi ten aurion ekbalon hedoken duo denaria toi
pandokhei (lalu pada esok harinya, ia mengeluarkan dan memberikan dua
dinar itu pada pemilik penginapan). Pada ayat ini terlihat jelas dalam teks
perbedaan khususnya dalam versi terjemahan NKJV menggunakan kata
“when he departed” (ketika dia pergi) yang tidak dapat ditemukan dalam
terjemahan NIV, LAI/TB, BIMK, dan juga bahasa aslinya. Keempat versi
lainnya langsung pada “keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada
pemilik penginapan itu” versi LAI/TB, “the next day he took out two denarii
dan gave them to the innkeeper” (hari berikutnya dia mengeluarkan dua
dinar dan memberikannya kepada pemilik penginapan)versi NIV, “keesokan
harinya ia mengambil dua keping uang perak dan memberikannya kepada
pemilik losmen itu”. Dalam terjemahan versi NIV digunakan kata “repay”
(membayar kembali), NKJV “reimburse” (membayar kembali), bahasa
yunani “avpodw,sw” apodoso (akan membayar), BIMK “bayar nanti”,
LAI/TB “akan menggantinya”.

Fakultas Teologi UKIT


49

Ayat 36. Versi bahasa aslinya “ti,j tou,twn tw/n triw/n plhsi,on dokei/
soi gegone,nai tou/ evmpeso,ntoj eivj tou.j lh|sta,j” tis touton ton trion plesion
dokei soi gegonenai tou emtesontos eis tous leistas (pendapatmu siapakah
dari tiga telah menjadi sesama yang jatuh ke- tengah-tengah penyamun-
penyamun itu).Pada versi LAI/TB digunakan kata-kata “siapakah di antara
ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang
yang jatuh ke tangan penyamun itu?”, versi BIMK menambahkan kalimat
“kemudian Yesus mengakhiri cerita itu dengan pertanyaan ini”, versi NIV
“which of these three do you think was a neighbor to the man who fell into
the hands robbers” (yang mana dari ketiganya menurutmu adalah sesama
bagi pria yang jatuh ke tangan perampok), versi NKJV “so which of these
three do you think was neighbor to him who fell among the thieves” (jadi
yang mana dari ketiganya menurutmu adalah sesama baginya yang jatuh di
antara para pencuri). Terlihat dari teks ini perbedaan yang mencolok ada
pada versi BIMK.

Ayat 37. Pada ayat ini versi bahasa aslinya o. ho “Ia” merujuk pada
ahli Taurat/ahli hukum, LAI/TB menggunakan kata “orang itu”, BIMK
menggunakan kata “guru agama”, NIV menggunakan kata “the expert in the
law” (ahli dalam hukum), NKJV menerjemahkan “he” (dia).

Dalam bahasa aslinya “o` poih,saj to. e;leoj metV auvtou” ho poiesas to
heleos met autou (ia orang yang telah menunjukkan belas kasihan
kepadanya), LAI/TB “orang yang telah menunjukkan belas kasihan
kepadanya”, BIMK “orang yang telah menolong orang itu”, NIV “the one
who had mercy on him” (orang yang mengasihani dia), NKJV “he who
showed mercy on him”(yang menunjukkan belas belas kasihan padanya”.

2.2.3 Tafsiran

2.2.3.1 Jenis Sastra

Injil Lukas disusun dengan kosa kata yang bisa dikatakan bervariasi
bahkan “kaya” dalam rangkaian Perjanjian Baru. Mulai dari gaya bahasa yang

Fakultas Teologi UKIT


50

dikupas berdasarkan tema, bahasa Yunani yang dipakai lebih bermutu.


Namun juga Lukas sering memakai “semitisme” yaitu gaya bahasa Yahudi
walaupun tulisannya dalam bahasa Yunani terutama ditemui dalam ucapan-
ucapan Yesus. Penulis Injil Lukas lebih senang menggunakan ungkapan-
ungkapan Perjanjian Lama Yunani (Septuaginta). Tidak hanya itu, Lukas
berusaha dengan jelas menulis mulai dari membuka perikop-perikopnya
dengan pengantar serta menutupnya dengan suatu kesimpulan dan sering
memperkenalkan perumpamaan yang berpasangan ataupun ucapan-ucapan
yang berpasangan.

Seni tulis yang ditampakkan oleh Lukas dalam catatan-catatannya


menyatakan keadaan yang nyata dan konkret secara sederhana yang justru
mempercantik narasinya (Lukas 2:7, 7:12, 8:42), dalam menciptakan
ketegangan dramatis (cerita anak dari Nain, tentang wanita berdosa, tentang
penyamun yang bertobat, tentang pertemuan di Emaus, dalam
membentangkan perumpamaan). Lukas menggunakan bahasa halus setiap
kali ia berbicara tentang Yesus. Lukas berusaha menyelidiki semua fakta
dengan teliti. Lukas memperkenalkan “peristiwa Yesus” dengan iman,
sehingga “peristiwa Yesus” bukan hanya sebatas sejarah saja tetapi dalam
pemaknaannya. 59

Kisah orang Samaria yang murah hati (Lukas 10:25-37) merupakan


rangkaian dari perumpamaan yang diceritakan oleh Yesus, yang menjelaskan
bagaimana manusia hidup dalam kasih, walaupun di tengah perbedaan yang
ada. Hidup dengan penuh belas kasihan. Namun ternyata orang yang mengerti
hukum Taurat pun belum mampu melakukan kasih terhadap sesama, sesama
bukan sebatas sebangsa saja tetapi semua orang yang membutuhkan
pertolongan.

59
Stefan Leks, 22-23.

Fakultas Teologi UKIT


51

2.2.3.2 Kata-kata Kunci

Kata-kata kunci yang digunakan untuk menafsir Injil Lukas 10:25-37


yakni ahli Taurat, sesama, guru, hukum Taurat, kasih, orang Samaria,
belas kasih.

- Ahli Taurat nomiko,j (nomikos) : Kata benda nominative


maskulin tunggal dari kata nomiko,j (nomikos) yang berarti ahli
hukum (agama Yahudi) : yang berhubungan dengan hukum.
Terjemahan : Ahli Taurat.
- Sesama plhsi,on : Kata keterangan dari akar kata plhsi,on yang
memiliki arti = dekat, tetangga, sesama, sesama bangsa.
Terjemahan : Sesama
- Guru dida,skale (didaskale): kata benda vokatif maskulin
tunggal dari kata dida,skaloj (didaskalos) akar kata
dida,skalia (didaskalia) : perbuatan, mengajar, ajaran, doktrin.
Terjemahan : Mengajar
- Hukum Taurat no,mw| (nomōi) : kata benda datif maskulin
tunggal dari kata no,moj (nomos) yang berarti hukum, kaidah,
peraturan, hukum Taurat, kitab Taurat, Alkitab.
Terjemahan : Hukum Taurat
- Kasih avgaph,seij (agapeseis) kata kerja orang ke-2 aktif
indikatif tunggal avgapa,w (agapaō) yang berarti kasih.
Terjemahan : dia sedang mengasihi.
- Orang Samaria: Samari,thj (Samarites) kata benda
nominative maskulin tunggal, dari kata Samari,thj (Samarites)
yang berarti orang Samaria.
Terjemahan : Orang Samaria
- Belas Kasih evsplagcni,sqh (esplagkhnisthe) :kata kerja orang
ke-3 aorist pasif indikatif tunggal, dari kata splagcni,zomai
(splagkhnizomai) yang berarti tergeraklah hati oleh belas
kasihan.
Terjemahan : Hatinya telah tergerak oleh belas kasihan.

Fakultas Teologi UKIT


52

2.2.3.3 Pembagian Pokok-pokok Pikiran

Kasih menghasilkan hidup yang kekal (25-29)


Kasih yang diwujudkan secara nyata (30-37)

2.2.3.4 Uraian Tafsiran Teks Lukas 10:25-37

Pasal 10:25-29

“Kasih menghasilkan hidup yang kekal”

Ayat 25

Naskah asli : Kai. ivdou. nomiko,j tij avne,sth evkpeira,zwn auvto.n le,gwn,

Dida,skale( ti, poih,saj zwh.n aivwn, ion klhronomh,swÈ

LAI (TB) : Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk
mencobai Yesus, katanya : “Guru, apa yang harus
kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal ?”

“Berdirilah”. Tidak ada petunjuk lokasi maupun waktu. Yang jelas


Lukas menempatkan teks ini pada awal perjalanan Yesus menuju Yerusalem,
pada tahap awal suatu periode pendidikan yang lebih dalam yang diberikan
Yesus kepada para pengikutNya.60 Kata “berdiri” dalam ayat ini dapat berarti
“bangkit dari tempat duduknya”, sehingga beberapa penafsir membayangkan
suatu kejadian dalam sebuah rumah ibadat. Tetapi dapat juga diterjemahkan
seorang ahli Taurat “tampil ke muka”. Pertanyaan yang diajukannya adalah
sama dengan yang terdapat dalam Lukas 18:18. Bagaimana istilah “hidup
yang kekal” diartikan oleh ahli Taurat itu, harus diingat bahwa “hidup kekal”
bukanlah pertama-tama berkenaan dengan “kuantitas” hidup itu tetapi dengan
“kualitasnya”. Kekal aivwn, ion (aiōnion) kata sifat akusatif feminim tunggal
dari kata aivw,nioj, (aiōnios).Dengan perkataan lain : istilah “hidup kekal”
bukanlah pertama-tama berarti suatu hidup tanpa akhirnya, tetapi suatu hidup

60
Stefan Leks,Tafsir Injil Lukas, 295.

Fakultas Teologi UKIT


53

yang mutunya lebih tinggi, yakni hidup yang sejati seperti yang diperoleh
dengan cara hidup dalam persekutuan dengan Allah. 61

Seorang ahli (hukum) Taurat. Ahli Taurat : nomiko,j nomikos (Kata


benda nominative maskulin tunggal dari kata nomiko,j nomikos). Dikalangan
masyarakat Yahudi, seorang ahli Taurat merupakan pakar di dalam ajaran
62
religius tentang Hukum Musa dan bukan seorang pengacara di pengadilan.
Di sini maupun di tempat lain, Lukas menggunakan istilah Y : nomikos
(artinya : ahli hukum), padahal para penulis Injil lain biasanya memakai kata
Y : grammateus. Ahli hukum ialah orang awam yang terpelajar di bidang
hukum Yahudi (berdasarkan Kitab Suci maupun tradisi). Kebanyakan ahli
hukum Yahudi termasuk partai Farisi. Mencobai . Kata yang sama muncul
dalam Lukas 4:2 tentang Yesus dicobai iblis. Menurut Markus 12:28, ahli itu
bersikap baik, tidak mencobai Yesus sehingga Yesus malah mengujinya
(Lukas 12:34). Tetapi dalam Matius 22:35, sama seperti dalam teks ini, ahli
itu bersikap tidak baik. Namun, sikap negatifnya jangan dilebih-lebihkan.
Sebab mungkin saja ia hanya seorang sombong atau penggemar dalam
perdebatan. Ahli Taurat tersebut sedang menguji Yesus untuk melihat apa
jawaban Yesus atas sebuah pertanyaan yang menjebak.63

Untuk memperoleh hidup yang kekal. Merupakan pokok perdebatan


yang lagi hangat dalam agama. Kata asli mewarisi (= memperoleh) mengacu
kepada berkat-berkat yang diberikan Allah kepada umat pilihanNya.
Ungkapan hidup yang kekal dalam Perjanjian Baru biasanya dipakai dalam
arti “hidup zaman yang akan datang”. Kata kekal : aivwn, ion aiōnion ( kata
sifat akusatif feminis tunggal dari kata aivw,nioj, aiōnios) yang memiliki arti
berarti yang tiada awal, yang tiada awal dan akhir, yang tiada akhir, diartikan
juga sebagai masa tanpa akhir melainkan sebagai zaman yang terakhir.
Bertanya tentang cara mewarisi hidup yang kekal, tidak jauh berbeda dengan
mempertanyakan cara memasuki Kerajaan Allah, itulah yang dilakukan oleh

61
B.J.Bolland,P.S.Naipospos, Tafsiran Alkitab Injil Lukas, (Jakarta:BPK Gunung
Mulia, 2015), 270-271.
62
Charles F.Pfeiffer,Everett F. Harrison., Tafsiran Alkitab Wycliffe, (Malang: Gandum
Mas, 2013), 320.
63
Stefan Leks, Tafsir Injil Lukas, 296.

Fakultas Teologi UKIT


54

ahli Taurat kepada Yesus ketika dia menanyakan hal yang demikian.64 Dalam
konteks ini yang dimaksudkan oleh ahli Taurat itu adalah kehidupan sejati,
ketika Mesias memerintah sepenuhnya.65

Eternal life means life that is proper to the age to come. It denotes the
life that will never end but in the Christian understanding of it, the more
important thing is that it is life of a particular quality, that life that is the gift
of God. Artinya Kehidupan kekal berarti kehidupan yang pantas untuk zaman
yang akan datang. Hal ini mengartikan kehidupan yang tidak akan pernah
berakhir, tetapi dalam pemahaman orang Kristen, hal yang lebih penting
adalah kehidupan dari kualitas tertentu, yaitu kehidupan yang merupakan
karunia Allah.66

Ayat 26

Naskah Asli : o` de. ei=pen pro.j auvto,n, evn tw/| no,mw| ti, ge,graptaiÈ pw/j
avnaginw,skeijÈ

LAI (TB) : Jawab Yesus kepadanya : “Apa yang tertulis dalam


hukum Taurat ? Apa yang kaubaca di sana ? “

The questioner was a lawyer and it was highly appropriate that Jesus
simply referred him to the law. He answered with a combination of passages
which Jesus himself also used to sum up the Law’ requirements. Artinya
Penanya adalah seorang pengacara dan sangat tepat bahwa Yesus hanya
menyebut dia sebagai ahli Hukum. Ia menjawab dengan kombinasi ayat-ayat
yang Yesus sendiri juga gunakan untuk meringkaskan tuntutan hukum.67

Bagaimana Yesus mengarahkan si ahli Taurat itu kepada hukum ilahi


dan menyuruhnya mengikuti arahnya. Walaupun Ia mengetahui jalan pikiran
dan niat hatinya. Ia tidak menjawab pertanyaan itu menurut kata hatinya
sendiri, tetapi menurut hikmat dan kebaikan yang terkandung dalam

64
Stefan Leks, Tafsir Injil Lukas, 296.
65
LAI, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, (Jakarta:Lembaga Alkitab
Indonesia,2015) , 363.
66
Leon Morris, The Gospel According to Luke, (Surabaya: Momentum, 2007), 205
67
Leon Morris, 205

Fakultas Teologi UKIT


55

pertanyaan yang diajukannya itu. Yesus menjawabnya dengan sebuah


pertanyaan : Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kau baca di
sana?. Ahli Taurat itu datang dengan maksud untuk lebih mengenalNya.
Namun yang terjadi justru sebaliknya. Yesuslah yang akan mengajari dia dan
membuatnya mengenal dirinya sendiri. Yesus berbicara kepadanya seperti
kepada seorang ahli hukum, seorang yang memang mengenal hukum dengan
baik. Hal-hal yang telah dipelajarinya dalam bidang pekerjaannya itulah yang
akan menjelaskan kepadanya. 68

Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Ini berarti bahwa


seseorang akan “memperoleh hidup yang kekal” apabila orang itu mengikuti
apa yang dikatakan dalam hukum Taurat (nomo nomo). Kata benda maskulin
dative tunggal dari akar kata no,moj yang memiliki arti = Kitab Taurat/ hukum
Taurat, yang dimaksud dengan hukum Taurat ialah hukum atau peraturan-
peraturan yang diberikan Allah kepada orang Israel melalui Nabi Musa.
Terjemahan BIMK dalam Alkitab mungkin akan dapat membuat pembaca
mengira bahwa yang dimaksud adalah Alkitab yang kita pakai sekarang, yaitu
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Padahal bukan demikian. Oleh karena
itu mungkin lebih baik mempertahankan istilah seperti hukum Taurat atau
“hukum yang diberikan Allah melalui nabi Musa”.

Apa yang kau baca di sana? Terjemahan BIMK : Bagaimana


pendapatmu tentang hal itu? Sesuai dengan itu maka pada ayat berikut “ahli
Taurat” itu mengucapkan kata-kata yang tertulis dalam Ulangan 6:5 dan
Imamat 19:18.69Dapat disimpulkan juga bahwa pertanyaan ahli hukum
ditanggapi Yesus dengan dua pertanyaan. Pertanyaan pertama mengacu
kepada perintah-perintah Allah yang harus ditaati dan dilaksanakan. Dan
melalui pertanyaan yang kedua ini Yesus mempertanyakan paham ahli Taurat
sehubungan dengan perintah-perintah Allah. Dengan cara ini Yesus mendesak
ahli Taurat untuk menentukan dan menyatakan sikapnya sendiri.70

68
Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry: Injil Lukas 1-12, (Surabaya: Momentum,
2009), 364.
69
LAI, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, 364.
70
Stefan Leks. 297.

Fakultas Teologi UKIT


56

Ayat 27

Naskah Asli : o` de. avpokriqei.j ei=pen, avgaph,seij ku,rion to.n qeo,n sou evx
o[lhj Îth/jÐ kardi,aj sou kai. evn o[lh| th/| yuch/| sou kai. evn o[lh|
th/| ivscu,i? sou kai. evn o[lh| th/| dianoi,a| sou( kai. to.n plhsi,on
sou w`j seauto,nÅ

LAI (TB) : Jawab orang itu : “ Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan


segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Tentang rumusan “kasih kepada Allah”, dalam ayat 27 terdapat empat


kata (hati, jiwa, kekuatan, akalbudi) yang juga terdapat dalam Markus 12:30.
Dalam Matius 22:37 terdapat tiga kata (hati, jiwa, akalbudi). Latar
belakangnya adalah bahwa dalam Ulangan 6:5 dipergunakan tiga kata Ibrani
(hati, jiwa, kekuatan) yang kata pertamanya dapat diterjemahkan dalam dua
kata dalam bahasa Yunani, yaitu kardia kardia (kata benda feminim genetif
tunggal dari kata kardi,a kardia yang berarti hati, pusat) dan dianoia dianoia
(kata benda datif feminim tunggal, dari kata dia,noia dianoia yang artinya
daya pikir, jalan pikir). Akibatnya dalam Septuaginta, kata pertama dari
Ulangan 6:5 itu, menurut beberapa naskah diterjemahkan dengan kardia
(jantung atau hati), menurut naskah-naskah lain dengan dianoia (kegiatan
rohani, pikiran, isi hati, atau akal budi). Ternyata bahwa istilah-istilah itu
tidak dapat dipisahkan satu sama lain secara tegas. Oleh karena itu, tidak
boleh menekankan perbedaannya, misalnya mengatakan: “Janganlah kita
hanya mengasihi Allah dengan hati kita, tetapi juga dengan akalbudi kita”.
Manusia adalah satu kesatuan dari tubuh, jiwa, roh, akalbudi, perasaan,
kemauan, dan seterusnya. Orang percaya harus mengasihi Allah dengan
segenap keberadaannya.71

Kasihilah dalam bahasa Yunani avgaph,seij agapeseis (kata kerja


orang ke-2 aktif indikatif tunggal avgapa,w agapaō ) yang jika diartikan dia

71
B.J.Bolland,P.S.Naipospos, 269-270.

Fakultas Teologi UKIT


57

sedang mengasihi. Dalam BIMK kata yang sama diterjemahkan menjadi


cintailah, yang dimaksud dengan kasih atau cinta dalam Alkitab terutama
mengandung kesetiaan yang sungguh-sungguh. Kalau “kasih” atau :cinta”
ditujukan terhadap sesama, maka yang dimaksud ialah peduli akan
kebutuhannya, bukan sekedar perasaan, tetapi dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari. Jadi, dalam mengungkapkan maksud kata ini, penerjemah bisa
memilih istilah yang mendukung makna tersebut.72

Sesamamu manusia : perintah kedua yang disebut dalam ayat ini


ialah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Dalam bahasa
Yunaninya yang dikatakan ialah kasihilah sesamamu tanpa kata manusia.
Istilah manusia yang ditambahkan dalam TB dapat menyiratkan manusia atau
orang pada umumnya. BIMK menerjemahkannya : cintailah sesamamu
seperti engkau mencintai dirimu sendiri. Dalam perikop ini, Tuhan Yesus
memang memberikan hal yang baru tentang makna sesama, yang sangat
berbeda dengan pengertian orang Yahudi pada waktu itu. Karena itu TB juga
tidak salah. Seperti dirimu sendiri : lebih jelas seperti dalam BIMK seperti
kau mencintai dirimu sendiri.73 Dalam ayat ini dapat disimpulkan bahwa
seluruh kewajiban manusia , pertama kewajiban kepada Allah dan kemudian
kepada sesama manusia. 74

The lawyer clearly had a deep insight into the Scriptures when he
could sum up the law in this way. The neighbor (o, plesion ho plesion) means
more than the person who lives nearby (which is o, phrioikoj ho perioikos,
used, for example, in 1:58). There is the thought of community , of fellowship.
Artinya Pengacara itu jelas memiliki pemahaman yang mendalam mengenai
Alkitab ketika dia dapat menghitung hukum dengan cara ini. Tetangga (o,
plesion ho plesion) berarti lebih dari sekedar orang yang tinggal di dekat

72
LAI, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, 364.
73
LAI, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, 365.
74
Jamest Montgomery Boice, Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus “The
Parables of Jesus”, (Surabaya : Yakin, 1983), 169.

Fakultas Teologi UKIT


58

(yang adalah o, phrioikoj ho perioikos , yang digunakan, sebagai contoh pada


1:58). Ada pemikiran tentang komunitas, persekutuan. 75

Ayat 28

Naskah Asli : ei=pen de. auvtw/| , ovrqw/j avpekri,qhj , tou/to poi,ei kai. zh,sh|Å

LAI (TB) : Kata Yesus kepadanya : “Jawabmu itu benar; perbuatlah


demikian, maka engkau akan hidup.”

Dalam ayat ini Yesus membenarkan jawaban ahli hukum. Biarpun


sikapnya terhadap Yesus tidak terpuji, ia menyadari bahwa kedua hukum
kasih itu tidak terpisahkan satu sama lain. Pengetahuan ahli Taurat tepat
sekali; tinggal pelaksanaannya. Bila kasih terwujud dalam hidupnya, maka ia
pasti akan mewarisi kehidupan kekal.76 Pembenaran Yesus atas apa yang
dikatakan orang itu, sepakat dengan apa yang kedua belah pihak setuju dalam
hal ini. Orang-orang yang berbuat baik akan mendapatkan pujian yang sama,
demikian pula orang-orang yang mengatakan hal yang baik.

Sejauh ini semuanya berjalan dengan benar, namun masih ada bagian
tersulit yang harus dikerjakan : “perbuatlah demikian , maka engkau akan
hidup. Engkau akan mewarisi hidup yang kekal.” Upaya ahli Taurat itu untuk
menghindari keyakinan yang sekarang akan diterapkan di dalamnya. Ketika
Yesus berkata, perbuatlah demikian , maka engkau akan hidup, orang ini
mulai menyadari bahwa Yesus bermaksud memancing pengakuannya bahwa
dia belum melakukan hal ini, dan itulah sebabnya mengapa ada pertanyaan
tentang apa yang harus dilakukannya.77

The kind of love is our response to God’s love for us, not the cause of
his acceptance of us. Jesus is not commending a new system of legalism
somewhat different from the old one, but pointing to the end of could keep
and so merit eternal life. Jesus is telling him that eternal life is not a matter of
keeping rules at all. To live in love is to live the life of the kingdom of God.

75
Leon Morris, 205.
76
Stefan Leks, 298.
77
Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry: Injil Lukas 1-12, 366.

Fakultas Teologi UKIT


59

Arndt points out that the saying “recognizes the importance of the realm of
the soul and spirit; if that area is sound, the whole person is well”. Our
attitude to God determines the rest. If we really love him we love our
neighbor too. Artinya Jenis kasih adalah tanggapan terhadap kasih Allah bagi
umat , bukan penyebab ia menerima umat. Yesus tidak memuji sistem baru
dari hukum yang agak berbeda dari yang lama, tetapi dengan menunjuk ke
akhir dapat terus dan begitu bermanfaat seumur hidup. Yesus mengatakan
kepadanya bahwa kehidupan kekal bukanlah soal menaati peraturan sama
sekali. Untuk hidup dalam kasih adalah untuk menjalankan kehidupan
Kerajaan Allah. Arndt menunjukkan bahwa pepatah “ mengakui pentingnya
alam jiwa dan roh; jika daerah itu bersuara, seluruh orang baik-baik saja”.
Sikap kita kepada Allah menentukan yang lain. Jika kita benar-benar
mencintai Dia kita mencintai sesama kita juga. 78

Ayat 29

Naskah Asli : o` de. qe,lwn dikaiw/sai e`auto.n ei=pen pro.j to.n VIhsou/n, kai.
ti,j evsti,n mou plhsi,onÈ

LAI (TB) : Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata


kepada Yesus : “Dan siapakah sesamaku manusia?”

Dalam ayat 29 ini lebih menekankan bagian yang kedua, yakni


tentang kasih kepada sesama plhsi,on plesion (kata keterangan dari akar kata
plhsi,on yang memiliki arti = dekat, tetangga, sesama, sesama bangsa) . Kata
Ibrani dari Imamat 19:18 dapat diterjemahkan dengan teman/kawan atau
saudara (dalam arti luas) dan kata itu disamakan orang Yahudi dengan teman
sebangsa. Terjemahannya dengan “sesama manusia”, sebenarnya adalah
terlalu luas, jika dipandang dari sikap yang lazim di antara kaum Yahudi.
Menurut Imamat 19:34 termasuk juga ke dalamnya orang asing tertentu, yaitu
penduduk bukan-asli yang biasanya termasuk kepada golongan yang lemah
secara sosial dan yang harus diberi perlindungan. Dalam zaman Yesus istilah
penghabisan itu masih dipersempit artinya oleh orang-orang Yahudi menjadi:
penduduk yang bukan-asli yang dengan melalui sunat dan baptisan telah
78
Leon Morris, 206.

Fakultas Teologi UKIT


60

masuk agama Yahudi. Pada waktu itu belum ada timbul suara-suara yang mau
memperluas pengertian “sesama” itu kepada sesama manusia dengan tidak
membedakan antara golongan sendiri dan “orang-orang luar”. Tetapi soal
siapa yang betul-betul dimaksud dalam Imamat 10:18,34 barangkali pada
waktu itu sedang dipercakapkan oleh rabi-rabi Yahudi. Jadi dapat dimengerti
mengapa ahli Taurat itu mengemukakan pertanyaan yang kedua.

Ada tertulis bahwa ahli Taurat itu mau “membenarkan” dirinya sendiri.
Mungkin saja maksudnya : ia mau memperlihatkan bahwa ia tidak bertanya
begitu saja dan bahwa pertanyaannya itu bukanlah pertanyaan yang bodoh.
Bukankah ia seorang “ahli teologi” yang tahu soal-soal mana yang timbul
dalam lapangan penafsiran Kitab Suci ? Jadi sekarang ia mengajukan
pertanyaannya yang kedua, yang maksudnya : “Tetapi sampai kepada
siapakah berlaku perintah/ suruhan dari Imamat 19:18 itu ?” Siapakah yang
dimaksudkan di sana dengan istilah “sesama” atau “teman” atau “saudara” itu
? Jadi sebenarnya ahli Taurat itu tidak mengenal pengertian “sesamaku
manusia”. Berdasarkan pandangannya yang picik, ia mengemukakan
pertanyaan yang picik : sampai kepada siapakah berlaku perintah untuk
mengasihi orang-orang lain ? Untuk menjawab pertanyaan itu maka Yesus
menceritakan perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati.79 Untuk
membenarkan dirinya. Sadar bahwa dirinya telah terjebak oleh kata-katanya
sendiri, sebab dia tidak menaati Taurat, si ahli mulai berdalih tentang definisi.
Orang Yahudi yang ketat tidak akan mengakui orang bukan Yahudi sebagai
sesamanya. 80

But the lawyer would not let it rest there. He wanted to justify himself.
His basic attitude was still wrong : he had not understood the implication of
his own words. So he went on to ask, And who is my neighbor? He saw that it
meant more than the man next door. But how much more ? There were
different ideas among the Jews on this point, but they all seem to be confined
to the nation Israel; idea of love towards mankind had not reached them. As
we approach the parable we must bear in mind that is told to the lawyer in
79
B.J.Bolland,P.S.Naipospos, 270-271.
80
Stefan Leks, 298-300.

Fakultas Teologi UKIT


61

answer to the question, “who is my neighbour?” not, “What must I do to be


saved?” Artinya Tetapi ahli Taurat (ahli Hukum) tidak akan membiarkan itu
berhenti di sana. Dia ingin membenarkan dirinya. Sikap dasarnya masih salah.
Dia tidak memahami implikasi dari kata-katanya sendiri. Jadi dia bertanya,
dan siapa tetanggaku (sesamaku)? Dia melihat bahwa itu berarti lebih dari
orang sebelah. Tapi berapa banyak lagi ? Ada gagasan yang berbeda di antara
orang-orang Yahudi mengenai hal ini, tetapi mereka semua tampakanya
terbatas pada bangsa Israel ; Ide cinta terhadap umat manusia tidak tercapai.
Sewaktu kita mendekati perumpamaan itu, kita harus mengingat apa yang
dikatakan kepada pengacara itu sebagai jawaban atas pertanyaan, “siapakah
sesamaku?” bukan, “apa yang harus aku lakukan agar diselamatkan?”81

Kesimpulan pokok pikiran “kasih menghasilkan hidup yang kekal”


(ayat 25-29), dalam bagian ini dapat di simpulkan bahwa adanya kasih yang
dicerminkan dalam teks ini khususnya bagian ayat ini mulai dari penegasan
Yesus kepada sang Ahli Agama ketika dia menanyakan apa yang harus
diperbuat untuk mendapatkan hidup yang kekal. Penekanan disini adalah
bahwa untuk mendapatkan hidup yang kekal haruslah mengikuti perintan
Tuhan untuk mengasihi Yesus sendiri dan juga sesama manusia, karena
dengan hal itu dalam memperoleh hidup yang kekal.

Pasal 10:30-37

“Kasih yang diwujudkan secara nyata”

Ayat 30

Naskah Asli : ~Upolabw.n o` VIhsou/j ei=pen, a;nqrwpo,j tij kate,bainen avpo.


VIerousalh.m eivj VIericw. kai. lh|stai/j perie,pesen( oi] kai.
evkdu,santej auvto.n kai. plhga.j evpiqe,ntej avph/lqon avfe,ntej
h`miqanh/Å

81
Leon Morris, 206

Fakultas Teologi UKIT


62

LAI (TB) : Jawab Yesus : “Adalah seorang yang turun dari


Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-
penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan,
tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi
meninggalkannya setengah mati.

Jesus did not answer the question directly but told a story. The traveler
in the story is clearly a Jew, but no stress is put on this; he is called simply a
man. It is the need of the neighbor and not this nationality that is important.
Artinya Yesus tidak menjawab pertanyaan itu secara langsung tetapi
menceritakan sebuah kisah. Penjelajah dalam cerita jelas orang Yahudi, tapi
tidak ada yang menekankan ini; dia disebut hanya seorang pria. Ini adalah
kebutuhan dari sesama/tetangga dan bukan kebangsaan yang penting. 82

Adalah seorang (tij a;nqrwpo,j tis anthropos). Kata benda + kata sifat
maskulin nominative tunggal, yang menekankan bahwa ada sebuah penjelasan
mengenai siapa yang dimaksud dalam ayat ini. Sekalipun kisah Yesus disebut
perumpamaan, mungkin saja kisah ini memang pernah terjadi. Namanya tidak
dicatat , tetapi barangkali seorang Yahudi yang sedang dalam perjalanan.

Turun dari Yerusalem ke Yerikho. Secara harafiah memang benar,


sebab Yerusalem terletak 2.600 kaki di atas permukaan laut, dan Yerikho
hampir 1.300 kaki di bawah permukaan laut. Jelasnya berbelok-belok dan
sempit, melingkar turun sepanjang jalan berbatu yang banyak jurang, di mana
para perampok dapat bersembunyi dengan mudah.83

Selanjutnya di gambarkan disini bahwa ia jatuh ke tangan penyamun,


ungkapan ini menunjukkan bahwa orang itu tidak berdaya sama sekali
menghadapi perampok-perampok itu (TB : Penyamun, BIS :Perampok, NIV :
rubbers) jalan menuju Yerikho melintasi wilayah gurung yang sepi, sehingga
sering diganggu oleh para perampok (dalam terjemahan BIS). Di katakan
disini bukan hanya merampoknya habis-habisan evkdu,santej ekdusantes

82
Leon Morris, 206-207
83
Charles F.Pfeiffer,Everett F,Harrison., 321.

Fakultas Teologi UKIT


63

(kata kerja aorist aktif partisip nominative jamak, dari kata evkdu,w ekduo yang
berarti merampok habis-habisan) yang jika diartikan setelah merampok, tetapi
juga pejalan yang tidak bernama itu ditelanjangi, lalu dihajar dan ditinggalkan
dalam keadaan nyaris mati. Dapat diduga bahwa setelah dipukul, ia pingsan
sehingga tampa seperti mayat.84

Ayat 31

Naskah Asli : kata. sugkuri,an de. i`ereu,j tij kate,bainen evn th/| o`dw/|
evkei,nh| kai. ivdw.n auvto.n avntiparh/lqen.

LAI (TB) : Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia
melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

Dalam ayat 31 ini digambarkan kebetulan ada seorang imam turun


melalui jalan itu. Imam i`ereu,j iereus (kata benda nominative maskulin
tunggal, dari kata i`ereu,j iereus yang berarti imam, imam besar).Ungkapan ini
menunjukkan bahwa imam itu juga berjalan dari Yerusalem menuju ke
Yerikho, sama dengan orang yang dirampok. Hal yang tersirat ini dapat
dimasukkan dalam terjemahan, misalnya “kebetulan ada seorang imam turun
dari Yerusalem ke Yerikho melalui jalan itu”. Seluruh ungkapan ini dapat
dibuat menjadi sebuah kalimat penuh. Tetapi dijelaskan di sini ia melewatinya
dari seberang jalan. Tidak dapat dipastikan mengapa imam itu menghindar
dari orang itu. Imam mungkin menyangka bahwa orang itu sudah mati,
sehingga untuk menjaga agar dia jangan menjadi najis karena menyentuh
mayat, maka ia menghindar ke seberang jalan. Atau ada berbagai alasan lain,
tetapi pada dasarnya dia hanya mementingkan dirinya sendiri, dan tidak peduli
kepada orang yang kena rampok tersebut. Terjemahannya dapat juga dibuat :”
Ketika ia melihat orang itu, ia menghindar dan melewatinya dari seberang
jalan.” Kalau jalan yang dimaksud adalah jalan yang sempit, tentu tidak dapat

84
Stefan Leks, 300.

Fakultas Teologi UKIT


64

dikatakan melewatinya dari seberang jalan. Kalau demikian maka cukup


dikatakan “ia menghindar sejauh mungkin dan melewatinya.”85

In this conflict it was ceremonial purity that won the day. Not only did
he not help, he went to the other side of the road. He deliberately avoided and
possibility of contact. Other factors may have weighed with him, such as the
possibility that the robbers might return, the nature of his business, and so on.
Artinya Dalam konflik ini, upacara adat yang dimenangkan. Tidak hanya dia
tidak membantu, dia pergi ke sisi lain jalan. Dia sengaja menghindari
kemungkinan kontak apapun. Ada faktor-faktor lain yang mungkin
membuatnya khawatir, seperti kemungkinan bahwa perampok-perampok itu
mungkin kembali, ciri khas bisnisnya. 86

Ayat 32

Naskah Asli : o`moi,wj de. kai. Leui,thj Îgeno,menojÐ kata. to.n to,pon evlqw.n
kai. ivdw.n avntiparh/lqenÅ

LAI (TB) : Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu: ketika
ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.

Seorang Lewi Leui,thj Levites (kata benda nominative maskulin


tunggal, dari kata Leui,thj Levites yang berarti orang Lewi) . Orang Lewi87
melayani di Bait Suci.

Much the same happened when a Levite came by. He also was a
religious personage interested in helping a man in need. But he also was a
man interested in ceremonial purity. He also thought it better not to get
involved. And he also passed by on the other side. Artinya Hal yang sama
terjadi sewaktu seorang Lewi datang. Ia juga adalah seorang Tokoh religius
yang tertarik membantu pria yang membutuhkan. Tetapi dia juga seorang pria

85
LAI, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas,367.
86
Leon Morris,207.
87
Lewi, adalah nama sebuah suku Israel. Orang-orang dari suku ini bertanggung jawab
membantu imam untuk menyelenggarakan ibadah di Bait Allah di Yerusalem.

Fakultas Teologi UKIT


65

yang tertarik pada kemurnian adat. Dia juga berpikir lebih baik untuk tidak
terlibat. Dan dia juga lewat di sisi lain. 88

Dalam ayat ini tampaknya ada sedikit perbedaan dalam TB, dikatakan
seorang Lewi datang ke tempat itu, ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya
dari seberang jalan. Dalam BIMK, dikatakan bahwa seorang Lewi yang
berjalan di situ, ia mendekatinya untuk mengamatinya, tetapi kemudian
menyingkir ke seberang jalan. Dari bahasa Yunaninya, Lukas ingin
menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap “imam” dan “orang Lewi” yang
disebutkan cerita ini. Sikap orang Lewi itu lebih jelek, karena setelah
mendekati orang itu dan melihat keadaannya, dia menghindar dan pergi. Baik
imam maupun orang Lewi itu tidak berusaha untuk menolong orang tersebut.
Mereka mungkin berpikir bahwa dia sudah mati, sehingga mereka tidak mau
mengotori diri dengan menyentuh mayat.89 Orang Lewi itu adalah seorang
yang mempunyai pertama-tama keamanan diri. Ia pun tidak mengambil resiko
untuk menolong orang lain. 90

Ayat 33

Naskah Asli : Samari,thj de, tij o`deu,wn h=lqen katV auvto.n kai. ivdw.n
evsplagcni,sqh(

LAI (TB) : Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam


perjalanan, ke tempat itu: dan ketika ia melihat orang itu,
tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

The audience would have expected a priest and a Levite to be followed


by an Israelite layman. They would almost certainly now be anticipating an
anti-clerical twist to the story. Jesus introduction of the Samaritan was thus
devastating. In view of the traditional bitterness between Jew and Samaritan,
a Samaritan was the last person who might have been expected to help. But
this man had compassion on the sufferer. He attended to him as best he could

88
Leon Morris, 207.
89
LAI, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, 367.
90
William Barclay,Pemahaman Alkitab Setiap Hari Lukas, (Jakarta:BPK Gunung
Mulia, 1996), 201.

Fakultas Teologi UKIT


66

on the spot. Artinya Para pendengarnya akan mengharapkan seorang Imam


dan seorang Lewi yang akan diikuti oleh seorang awam Israel. Mereka pasti
hampir mengantisipasi gerakan anti-(bersifat kegerejaan) untuk cerita ini.
Dengan demikian, Yesus memperkenalkan diri orang Samaria. Mengingat
kegetiran tradisional antara orang Yahudi dan Samaria, orang Samaria adalah
orang terakhir yang mungkin diharapkan untuk membantu. Tapi orang ini
kasihan pada si penderita. Dia selalu menjaganya sebaik mungkin.91

Seorang Samaria Samari,thj Samarites (kata benda nominative


maskulin tunggal, dari kata Samari,thj Samarites yang berarti orang Samaria)
.Orang Samaria92 dihina oleh orang Yahudi sebab mereka merupakan
keturunan dari orang bukan Yahudi dan karena cara beribadat orang Yahudi
ortodoks. Mereka beribadah di Gunung Gerizim dan bukan di Yerusalem,
serta memiliki keimanan tersendiri. Sekelompok kecil dari mereka masih tetap
ada di Desa Nablus, dekat lokasi Sikhem kuno. Dalam ayat ini tidak diketahui
dari mana dan ke mana tujuan orang Samaria itu. Terjemahan TB dapat
memberi kesan yang salah bahwa tempat perampokan itu adalah tempat yang
dituju oleh orang Samaria itu. Yang hendak dikatakan dalam ayat ini adalah :

1. Orang Samaria itu sedang dalam perjalanan (ke suatu tempat tertentu)
2. Lalu ia juga lewat/tiba di tempat itu
3. Ia melihat orang yang dirampok itu
4. Ia kasihan melihatnya.

Kemudian di sini dikatakan tergeraklah hatinya oleh kasihan atau “Ia


merasa kasihan kepadanya”.93 Dalam teks Yunani dipakai kata evsplagcni,sqh
esplagkhnisthe (kata kerja orang ke-3 aorist pasif indikatif tunggal, dari kata
splagcni,zomai splagkhnizomai) yang berarti tergeraklah hati oleh belas
kasihan, yang berkonotasi dengan terjungkirbaliknya usus-usus dengan gelora
perasaan iba yang sangat mendalam.94 Kata Yunani untuk belas kasihan
secara literal ini menunjukkan tergerak bagian dalam tubuhnya. Di sini

91
Leon Morris, 207.
92
Samaria ini adalah nama sebuah daerah yang terletak di antara Galilea dan Judea.
93
LAI, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, 368.
94
Stefan Leks, 302.

Fakultas Teologi UKIT


67

terdapat intensitas dari suatu respons emosional yang kuat dan tindakan yang
dramatis yang merupakan dimensi sentral dari kasih seperti yang sering
terjadi.95

Ayat 34

Naskah Asli : kai. proselqw.n kate,dhsen ta. trau,mata auvtou/ evpice,wn


e;laion kai. oi=non( evpibiba,saj de. auvto.n evpi. to. i;dion kth/noj
h;gagen auvto.n eivj pandocei/on kai. evpemelh,qh auvtou/Å

LAI (TB) : Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah


ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia
menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri
lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

Ia pergi kepadanya. Andaikata para perampok masih mengintai di


dekat situ, maka orang-orang Samaria ini mempertaruhkan nyawanya. Yesus
menunjukkan bahwa orang Samaria itu memiliki sikap kasih yang
diperintahkan oleh Taurat. Tidak diragukan lagi bahwa orang Samaria itu
menanyakan bagaimana sampai ia berada dalam keadaan yang menyedihkan
itu, dan turut merasa prihatin terhadapnya. Tidak sampai di situ saja, ia
kemudian melakukan tugas seorang tabib, karena tidak ada lagi siapa-siapa di
situ. Ia membalut luka-lukanya, mungkin memakai kain lenannya sendiri, lalu
menyiraminya dengan minyak dan anggur, yang mungkin dibawah olehnya.
Anggur untuk membersihkan luka dan minyak untuk meredakan rasa sakit dan
setelah itu ia membalutnya. Dia berbuat sebisanya untuk meredakan rasa sakit
dan mencegah bahaya yang disebabkan oleh luka-luka itu, sebagai seorang
yang turut merasakan kepedihan. Selanjutnya, Ia menaikkan orang itu keledai
tunggangannya sendiri, sementara ia sendiri berjalan kaki, dan membawanya
ke tempat penginapan dan merawatnya (kata ini tidak saja berarti “merawat”,
tetapi juga memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan).

Wine would have been used for cleaning the wounds (the alcohol in it
would have had an antiseptic effect though, of course, the man could not know

95
Glen Stassen, David Gushee, Etika Kerajaan : Mengikut Yesus dalam Konteks Masa
Kini, (Surabaya : Momentum, 2013), 432.

Fakultas Teologi UKIT


68

that; he only knew that it helped ). Oil, olive oil, would have eased the pain.
The two appear to have been widely used by both Jews and Greeks. The
wounded man was too weak to walk, so the Samaritan set him on his own
beast (which meant that he himself had to walk), and so bought him to an inn.
There he took care of him. What this meant is not spelt out, but the Samaritan
to shelter. He continued to look after him. Artinya Anggur dapat digunakan
untuk membersihkan luka (alcohol di dalamnya dapat menimbulkan efek
antiseptic, tentu saja, pria itu tidak dapat mengetahuinya; Dia hanya tahu
bahwa itu membantu). Minyak zaitun, akan meredakan rasa sakitnya.
Keduanya tampaknya telah digunakan secara menyeluruh oleh orang Yahudi
maupun orang Yunani. Pria yang terluka itu terlalu lemah untuk berjalan,
sehingga orang Samaria itu menaruh dia pada hewan tunggangannya (yang
berarti bahwa dia sendiri harus berjalan), dan membawanya ke sebuah
penginapan. Di sana, dia merawatnya. Apa artinya ini tidak terbongkar, tetapi
orang Samaria itu memberikan perlindungan. Dia terus menjaganya.96

Ayat 35

Naskah Asli : kai. evpi. th.n au;rion evkbalw.n e;dwken du,o dhna,ria tw/|
pandocei/ kai. ei=pen, evpimelh,qhti auvtou/( kai. o[ ti a'n
prosdapanh,sh|j evgw. evn tw/| evpane,rcesqai, me avpodw,sw soiÅ

LAI (TB) : Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada


pemilik penginapan itu, katanya : Rawatlah dia dan jika
kaubelanjakan lebih dari ini,aku akan menggantinya,waktu
aku kembali.

Menyerahkan dua dinar. Dalam BIMK mengambil dua keping perak


dan memberikannya. Dalam ayat ini digambarkan bahwa orang Samaria yang
murah hati ini menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan. Dua dinar
du,o denarion duo denarion (satu dinar adalah upah kerja sehari seorang buruh

96
Leon Morris, 207-208

Fakultas Teologi UKIT


69

petani).97 Seolah-olah dalam ayat ini, orang Samaria ini menganggap orang
yang kena rampok adalah saudaranya sendiri yang ada dalam asuhannya. 98

Nor was that all, for whatever more the innkeeper might have to spend
the Samaritan undertook to refund on his way back. It is a most attractive
picture of a man in need and did all he could. Artinya Begitu juga dengan
semua itu, untuk apapun pemilik penginapan mungkin harus menghabiskan
lebih, orang Samaria itu akan mengembalikan uang. Ini adalah gambaran yang
paling menarik dari seorang pria yang membutuhkan dan melakukan semua
yang dia bisa.99

Ayat 36

Naskah Asli : ti,j tou,twn tw/n triw/n plhsi,on dokei/ soi gegone,nai tou/
evmpeso,ntoj eivj tou.j lh|sta,jÈ

LAI (TB) : Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu,


adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan
penyamun itu?”

Jesus did not answer the lawyer’s question but asked him which of
these three… proud neighbor to the man who fell among the robbers? The
answer, of course, is not in doubt. Artinya Yesus tidak menjawab pertanyaan
ahli Hukum tapi bertanya yang mana dari tiga …. Sesama bagi pria yang jatuh
di antara para perampok ? Jawabannya, tentunya tidak diragukan lagi. 100

Untuk menandai bahwa pada ayat ini Tuhan Yesus telah mengakhiri
ceritaNya, dan mulai bertanya kepada “ahli Taurat” itu, maka BIMK
menambahkan kata-kata : kemudian Yesus mengakhiri cerita itu dengan
pertanyaan ini : “Siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia
dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu? (dalam naskah asli ti,j tou,twn
tw/n triw/n plhsi,on dokei/ soi gegone,nai tou/ evmpeso,ntoj eivj tou.j lh|sta,j ” tis

97
Stefan Leks. 302.
98
Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry: Injil Lukas 1-12, 371.
99
Leon Morris, 208
100
Leon Morris, 208

Fakultas Teologi UKIT


70

touton ton trion plesion dokei soi gegonenai tou emtesontos eis tous leistas)
imam, orang Lewi, ataukah orang Samaria? Siapakah di antara mereka yang
berlaku sebagai sesama manusia? Siapakah …… sesama manusia. Pertanyaan
ini membuat malu si ahli Taurat karena harus mengakui bahwa sesama
manusia yang sesungguhnya bukan para pejabat imam di Yerusalem,
melainkan si orang Samaria.101 Sesama manusia (tafsiran ayat 27). Pertanyaan
ahli Taurat memang terjawab dalam perumpamaan ini : Sesama anda ialah
setiap orang yang sedang butuh bantuan. Namun, Yesus tidak memberi
jawaban semudah ini. Ia mengharapkan pernyataan ahli Taurat tentang siapa
yang telah menjadi sesama dari ketiga orang yang diceritakannya itu. Dengan
demikian pemikirannya menjadi luas. Yang menjadi masalah bukannya
apakah si imam itu atau si Lewi atau malah si Samaria itu memandang orang
yang dirampok itu sebagai sesama, melainkan siapa dari mereka berlaku
sebagai sesama terhadap orang yang terluka itu. Lewat teks ini Lukas
menegaskan pula universalisme keselamatan. Orang Samaria pun dapat
mewarisi kehidupan kekal. Imam dan dan Lewi pasti mengasihi Allah. Hal ini
nyata tetapi pada saat diperhadapkan dengan bagaimana kasih mereka
diberlakukan, mereka ternyata gagal.102

Ayat 37

Naskah Asli : o` de. ei=pen o` poih,saj to. e;leoj metV auvtou/Å ei=pen de. auvtw/|
o` VIhsou/j\ poreu,ou kai. su. poi,ei o`moi,wjÅ

LAI (TB) : Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas
kasihan kepadanya. “Kata Yesus kepadanya: “Pergilah ,
dan perbuatlah demikian!‟

Dalam ayat ini, ahli Taurat tidak menjawab “Orang Samaria itu !”,
melainkan, “Dia yang telah menunjukkan belas kasihan”. Telah menunjukkan
belas kasihan, bahasa Yunaninya dapat juga diterjemahkan sebagai : “telah
melakukan perbuatan belas kasihan”. Belas Kasih evsplagcni,sqh
(esplagkhnisthe).Kata kerja orang ke-3 aorist pasif indikatif tunggal, dari kata
101
Charles F.Pfeiffer,Everett F,Harrison, 322.
102
Stefan Leks, 302.

Fakultas Teologi UKIT


71

splagcni,zomai (splagkhnizomai) yang berarti tergeraklah hati oleh belas


kasihan. Sebuah situasi yang menunjukkan perasaan yang begitu bergejolak
dan sangat menyayat hati sedalam-dalamnya, sebuah kegiatan dalam tubuh
seperti usus yang terjungkir balik.

Jadi ungkapan tersebut dapat diterjemahkan menjadi : “telah


menunjukkan belas kasihan dengan menolong orang itu”. 103 Tidak diragukan
lagi dialah yang menjadi sesama yang baik. Ahli Taurat itu tidak bersedia
menjawab pertanyaan ini seperti yang seharusnya dilakukan olehnya, yakni
“Tidak bisa diragukan lagi, orang Samaria itulah”. Sebaliknya, ia hanya
berkata, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya. Tidak
diragukan lagi , dialah yang menjadi sesama yang baik.104 Perbuatlah
demikian , ini menunjuk kepada perbuatan baik yang dilakukan oleh orang
Samaria dalam cerita yang disampaikan oleh Tuhan Yesus. Ini dapat juga
diterjemahkan menjadi : “lakukanlah seperti yang dilakukan orang itu”.

Pengakuan Ahli Taurat dalam ayat ini mengenai siapa yang


menunjukkan belas kasihan, ketika Yesus bertanya dalam ayat 36.
Menunjukkan bahwa Ahli Taurat tidak mau menyebutkan secara langsung
orang Samaria sebagai orang yang baik hati, berdasarkan latar belakang
permusuhan yang terjadi antara orang Yahudi menganggap orang Samaria
rendah. Dengan demikian, fakta bahwa Tuhan Yesus menjadikan seorang
Samaria sebagai teladan sangat mengejutkan para pendengar Yahudi pada
waktu itu.105

Throughout the centuries some have delighted to see in the good


Samaritan a picture of Jesus. Undoubtedly a moving devotional study can be
made centring on Jesus as the good Samaritan of people’s souls. It is even
possible that Luke himself thought of Jesus in this way. But it is another thing
altogether to see the this as meaning Jesus intended. That seems impossible to
maintain. Artinya Selama berabad-abad, beberapa orang senang melihat

103
LAI, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas, 370.
104
Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry: Injil Lukas 1-12, 373.
105
Rainer Scheunemann, Kingdom of God Tafsiran Perumpamaan Tuhan Yesus
Membangun Karakter Kehidupan Anak-anak Kerajaan Allah, (Yogyakarta :ANDI, 2012), 98.

Fakultas Teologi UKIT


72

orang Samaria yang baik menggambarkan Yesus. Tidak diragukan, pelajaran


kebaktian yang menggugah dapat dipusatkan pada Yesus sebagai orang
Samaria yang baik jiwa orang-orang. Bahkan ada kemungkinan Lukas sendiri
memikirkan Yesus dengan cara ini. Tetapi hal lain sama sekali untuk melihat
hal ini sebagai makna yang dimaksudkan Yesus. Yang tampaknya mustahil
untuk dipertahankan.106

Dari pokok pikiran yang kedua “kasih yang diwujudkan secara nyata”
(dalam Lukas 10:30-37), dapat disimpulkan dalam bagian ini Yesus
menceritakan kepada Ahli Taurat bahwa untuk memperoleh hidup yang kekal
haruslah melakukan kasih itu. Dan pernyataan Yesus mengenai hal ini
ditunjukkan lewat penggambaran kisah orang Samaria yang murah hati dan
juga tokoh yang diperankan oleh Imam dan juga seorang Lewi. Di mana orang
Samarialah yang menunjukkan belas kasihannya kepada orang yang disamun
itu. Kasih diwujudnyatakan secara nyata melalui kisah ini. Yesus benar-benar
menekan pola pikir dari Ahli Taurat untuk memberlakukan kasih yang nyata
dalam kehidupan keberimanan orang percaya.

2.2.3.5 Kesimpulan Tafsiran

Dari berbagai perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus dalam Injil


Lukas ini, bagian Lukas 10:25-37 adalah salah satu perumpamaan yang
menarik. Di mana Perumpamaan mengenai “Orang Samaria yang Murah
Hati” ini disebut sebagai cerita dalam cerita. Mengapa disebutkan demikian,
alasannya adalah Yesus melakukan pengajaran kepada seorang ahli Taurat
dengan cara menceritakan mengenai perumpamaan ini. Pengajaran ini
dimaksudkan Yesus untuk kembali menegaskan bahwa siapa saja yang
membutuhkan pertolongan hendaklah ditolong. Dengan suatu pandangan
bahwa pada saat Tuhan Yesus mengajar di depan banyak orang, orang-orang
Yahudi biasa menghafalkan ratusan peraturan agama, yang harus mereka
pahami dan mereka tentunya harus taati. Selain itu, mereka juga tidak tahu
tentang inti dan landasan dari semua aturan agama tersebut. Mengingat hal
itulah maka Tuhan Yesus menyampaikan suatu koreksi atau kritikan yang
106
Leon Morris, 208-209.

Fakultas Teologi UKIT


73

mendasar. menurutNya, inti dari semua peraturan itu ialah kasih kepada Allah
dan tentunya juga terhadap sesama. Sesama disini bukan hanya berarti yang
sebangsa dan seagama, melainkan semua “semua orang”, terutama bagi
mereka yang membutuhkan perhatian dan pertolongan.

Bagian Lukas 10-25-37 merupakan perumpamaan yang paling


sederhana dan indah dalam segala kesusasteraan mengenai kebaikan hati
manusia. Dalam perikop sebelumnya diceritakan mengenai Yesus yang
ditolak oleh orang-orang Samaria (Lukas 9:52). Dan inilah reaksi Yesus yakni
meninggikan seorang Samaria sehingga dikasihi dalam segala abad yang akan
datang. Yesus sendiri adalah orang yang paling baik hati, itu tidak dapat
ditentang dan dapat dibantah oleh siapapun. Yesus kemudian sering berbicara
dan menyampaikan mengenai kebaikan hati yaitu perbuatan-perbuatan
kebajikan yang biasa, sehari-hari, sederhana dan juga sering didengar atau
dilakukan. Karena Yesus dalam setiap perkataanNya lebih menitik beratkan
pada sikap kemurahan dan kebaikan hati.

2.3 Makna Teologis atau Berita Bagi Pembaca Mula-Mula


a) Berbicara tentang kebenaran tidak menjamin seseorang
memiliki hati yang benar.

Sangat menarik kemudian ketika memperhatikan bahwa kisah


perumpamaan orang Samaria yang murah hati ini ternyata merupakan
perumpamaan yang diceritakan oleh Yesus sendiri kepada seorang ahli Taurat
yang berdalih untuk menjebak Yesus, yang kemudian dianggap anggap Yesus
jawaban atas “pertanyaan tidak tulus” dari seorang ahli Taurat (Lukas 10:25 ).
Ahli Taurat sesungguhnya benar-benar tidak ingin sama sekali mengetahui
kebenaran, ia hanya ingin menguji Yesus di depan banyak orang. Sehingga
kemudian muncullah pandangan bahwa seseorang yang dikenal selalu
menyuarakan kebenaran dalam kuantitas dan kualitas kehidupan belum tentu
memiliki hati yang benar-benar tahu akan kebenaran itu sendiri.

Fakultas Teologi UKIT


74

b) Aktif melayani tidak sama dengan menaati Firman Tuhan.

Sang ahli Taurat terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Yesus
kepadanya dan dia tidak bisa mengelak akan hal itu. Dua tokoh dalam
perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus adalah orang-orang terkemuka,
orang-orang yang bisa dikatakan tahu akan hal keagamaan dalam komunitas
Yahudi, mereka adalah seorang imam, dan seorang Lewi, suku yang
dikhususkan untuk melayani Bait Allah dan melakukan pelayanan
berdasarkan hukum Taurat dan tradisi orang Yahudi. Mereka adalah orang-
orang yang tahu betul tentang hukum-hukum Allah, bahkan selalu
memperkatakan kebenaran di depan umat Allah. Tetapi sayangnya
keterlibatan aktif dalam pelayanan dan orang-orang yang mengatakan dapat
melayani tidak berarti seseorang menaati Firman Tuhan dalam kenyataannya.
Ketika diperhadapkan pada kebutuhan sesamanya yang sungguh sangat
membutuhkan pertolongan, baik sang imam maupun orang Lewi, sama-sama
tidak mau mempraktikkan kebenaran yang mereka ketahui dan beritakan,
tetapi mereka hanya mengelak dari kebenaran itu sendiri, tanpa menunjukkan
sedikit saja yang bisa mereka lakukan sebagai orang yang tahu dan paham
akan hal keagamaan untuk membantu orang lain. Kemungkinan saja mereka
takut untuk mengambil risiko menolong orang yang belum mereka kenal.
Lagipula, mungkin mereka sangat sibuk dan sedang terburu-buru.

c) Tuhan menghendaki untuk mengasihi sesama manusia.

Perumpamaan ini merupakan jawaban yang diberikan oleh Yesus atas


pertanyaan dari sang ahli Taurat atau ahli hukum mengenai : “ Siapakah
sesamaku manusia? ”, ahli Taurat kemungkinan memiliki harapan bahwa
Yesus akan menyampaikan kriteria atau syarat yang akan bertentangan
dengan konsep yang selama ini Yesus pertahankan, tetapi Yesus kemudian
memberikan atau menyampaikan perumpamaan yang membuat ahli Taurat
terkejut dengan hal itu, dimana Yesus menceritakan mengenai Orang Samaria
yang adalah keturunan Yahudi yang sudah berdarah campuran, sehingga
dihindari oleh orang Yahudi asli. Namun, ketika mendapati seorang Yahudi
yang sekarat dan membutuhkan pertolongan, justru orang Samaria lah yang

Fakultas Teologi UKIT


75

memberikan pertolongan. Sungguh sebuah contoh yang sangat mendalam dan


tidak bisa ditebak oleh ahli Taurat. Orang yang ditolongnya bukan hanya
berasal dari kaum yang berbeda, tetapi yang selama ini juga menghina dan
mengasingkan kaumnya. Sebagai pengikut Kristus dipanggil melakukan hal
yang sama. Mengasihi sesama manusia bukan karena mereka sama (dengan
kata lain satu suku,agama,ras,dsb) tetapi karena Tuhan menghendaki
umatNya untuk menyatakan kasih-Nya kepada setiap umatNya.

d) Kasih karunia Tuhan untuk memampukan umatNya


mengasihi orang lain.

Yesus meminta sang ahli Taurat meneladani perbuatan orang Samaria


yang murah hati (ayat 37). Sebuah perintah yang tidak mudah. Setiap
umatNya dituntut untuk mampu mengasihi orang , dan itu semua
membutuhkan kasih karunia dari Tuhan untuk dapat melakukan tugasnya
dalam menaati perintah Tuhan. Ketika mengingat kasih Allah kepada
umatNya yang berdosa Kristus mati menggantikan umat yang seharusnya
mendapat hukuman kekal, disitupun manusia digerakkan dan dimampukan
untuk mengasihi sesama dengan tidak tanggung-tanggung, termasuk mereka
yang dalam pandangan dunia tidak layak untuk dikasihi.

Fakultas Teologi UKIT


76

BAB III

MAKNA TEKS LUKAS 10:25-37

BAGI JEMAAT GMIM MARKUS KINILOW

3.1 Sejarah Jemaat GMIM Markus Kinilow107

Eksistensi Jemaat GMIM Markus Kinilow, tidak dapat di pisahkan


dari perjalanan Pelayanan di Jemaat GMIM Petra Kinilow yang didalamnya
telah dilewati dengan 2 Tahapan proses penting yaitu; Tahap Pembangunan
Gedung Gereja (sebelumnya dinamakan Kanisah) dan Tahap Pemekaran
Jemaat.

 Pembangunan Gedung Gereja

Sejak tapak penginjilan dijejakkan di tanah Minahasa dan terlebih


khusus di Kinilow oleh Zending Leraar Nicolaus Phillep Wilken utusan dari
NZG (Nederlandsch Zendeling Genootschap) terhitung sejak 31 Mei 1863
yaitu tanggal ditetapkan berdirinya jemaat Kristen Protestan di Kinilow,
hingga kini Jemaat GMIM Petra Kinilow telah mengalami perkembangan
yang sangat pesat, baik dari segi penatalayanan maupun pertumbuhan
jemaatnya. Hingga akhirnya kondisi ini cukup membawa dampak dan
berimbas kepada penjangkauan pelayanan kepada warga jemaat yang tidak
dapat berjalan secara maksimal, karena keterbatasan tenaga Pelayan Gereja
khususnya para Pendeta dan Vikaris yang ditempatkan oleh Badan Pekerja
Majelis Sinode yang masih kurang dan jangkauan wilayah pelayanan yang
semakin besar. Guna menjawab permasalahan ini, maka dipandang perlu
untuk dilakukan penambahan atau pengadaan sarana peribadatan yang
memadai, sehingga sejak tahun 2000 rencana pembangunan Kanisah akhirnya
dicetuskan dalam suatu persidangan Majelis Jemaat.

107
Dokumen Pribadi Bapak Donny Fehr dan Dokumen Jemaat GMIM Markus Kinilow

Fakultas Teologi UKIT


77

Setahun kemudian yaitu tahun 2001, Drs. Markus Polii (Kel. Polii-
Palit) menghibahkan kepada Gereja sebidang tanah yang berlokasi di
“Nawanua” (sebelah barat Kinilow), dengan luas tanah yaitu 12m x 24m. Pada
tahun itu juga dibentuklah Panitia Pembangunan Kanisah dengan Surat
Keputusan No.26/SKEP/BPMJ/K/2001 yang diketuai oleh Drs. Markus Polii.
Panitia ini dilantik pada tanggal 31 Mei 2001 oleh Pdt. A. W. Tampemawa,
S.Th yang kemudian dilanjutkan peletakan batu pertama. Setelah Drs. Markus
Polii wafat, maka pada tanggal 15 Agustus 2003 Sidang Majelis Jemaat
memutuskan untuk merevisi komposisi Kepanitiaan. Panitia ini ditetapkan
dengan SK No.35/SKEP/BPMJ/K/VIII/03 dan dilantik pada tanggal 24
Agustus 2003 dengan ketua Nico Pelealu, SH., M.Si. Berbagai upaya telah
dilakukan agar pembangunannya dapat diselesaikan dengan baik, dan hal ini
direspon secara positif oleh seluruh warga jemaat serta simpatisan / donatur.
Salah satu bentuk respon positif lainnya yaitu pada tahun 2005, panitia
menerima sebidang tanah yang dihibahkan oleh Keluarga Polakitan-Polii
seluas 30 m2 dan dari Kel. Musak-Kapoh seluas 7,5 m2 untuk perluasan lahan
samping utara. Selain itu Panitia Pembangunan juga menerima hibah dari
keluarga besar Lasut-Lumi untuk perluasan lahan samping kanan / sisi sebelah
selatan bangunan seluas 12 m2.

Melihat perkembangan Pembangunan Kanisah yang telah rampung


lebih dari 90%, maka Majelis Jemaat GMIM Petra Kinilow sejak awal periode
pelayanan 2010-2013 memprogramkan pentahbisan gedung kanisah ini,
supaya kedepannya dapat digunakan secara maksimal. Proses
pembangunanpun dipacu dengan giat, hingga saat diresmikan tanggal 5
Agustus 2012 hari ini, pembangunan fisik telah rampung 96% dan menyerap
dana total sebesar Rp. 630 juta. Dari rencana pembangunan yang ada Panitia
masih menyisakan 4% pekerjaan fisik yaitu penyelesaian pembangunan rest
room dan konsistori di bagian belakang gedung gereja.

 Pemekaran Jemaat

Aspirasi warga jemaat yang positif agar Pentahbisan Gedung Kanisah


segera dilaksanakan sekaligus dengan pemekaran jemaat, memacu semangat

Fakultas Teologi UKIT


78

BPMJ dan seluruh komponen pelayanan Jemaat GMIM Petra Kinilow guna
berusaha lebih keras agar kerinduan ini dapat terwujud. Berdasarkan hal itu,
maka segera dibentuk dan dilantik Panitia Pemekaran Jemaat dan Pentahbisan
/ Pengresmian Gedung Gereja/Jemaat Baru sesuai SK No.03 tahun 2011
tanggal 20 Nopember 2011 yang diketuai Pnt. Ferdinand F. Rompas, SE.

Setelah dilantik, Panitia langsung bekerja dengan melaksanakan


pendataan/sensus jemaat dan pemetaan wilayah, sesuai dengan rekomendasi
Sidang Majelis Jemaat tgl 11 Nopember 2011 tentang 7 Kolom yang akan
dimekarkan yaitu Kolom 20 s/d 26. Hasil pendataannya sebagai berikut :

Jumlah KK : 201 KK

Jumlah Jiwa : 755 orang

Laki-laki : 383 orang

Perempuan : 372 orang

Mengingat jumlah tersebut sudah memadai serta sesuai dengan Tata


Gereja GMIM tahun 2007, Peraturan Tentang Jemaat BAB XI Pasal 41 ayat 2
yaitu “Kolom terdiri dari 15 sampai dengan 25 Kepala Keluarga”, maka
langkah selanjutnya dilakukan perumusan nama jemaat baru tersebut melalui
seminar yang dilaksanakan tanggal 7 Maret 2012. Hasil Seminar tersebut
dibawa ke Sidang Majelis Jemaat yang kemudian diputuskan dan ditetapkan
bahwa nama yang digunakan untuk jemaat baru adalah “MARKUS” pada
tanggal 16 Maret 2012 dengan dasar pertimbangan sebagai berikut: Markus
berasal dari bahasa latin “MARCUS” yang berarti “Palu atau Martil” (alat
pertukangan). Makna kata ini sangat berkaitan erat dengan kehidupan jemaat
karena sebagian warga jemaat berprofesi sebagai tukang dan notabenenya
adalah jemaat Markus memiliki latar belakang pekerjaan sebagai “tukang toki
batu” sebab di lingkungan jemaat ini ada sebuah lokasi batu sebagai tempat
untuk masyarakat Kinilow mencari nafkah. Dasar Alkitabiah :

i. Diambil dari nama salah satu Injil Sinoptis (Matius, Markus,


Lukas) yang adalah salah satu Kitab dalam Perjanjian Baru.

Fakultas Teologi UKIT


79

ii. Markus adalah penulis dari Injil Markus. Meskipun ia dibesarkan


di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama orang Kristen (Kisah
12:12), namun Markus bukanlah salah satu dari ke-12 murid Yesus
secara langsung. Markus memiliki kesempatan yang unik karena
berhubungan dengan pelayanan tiga orang rasul yaitu Petrus,
Paulus, dan Barnabas (Kisah 13:1-13; Kisah 15:39; Kolose 4:10;
Filemon 1:24). Menurut catatan gereja mula-mula, Markus menulis
Injilnya berdasarkan penuturan Rasul Petrus (catatan Eusebius yg
mengutip tulisan Papias-uskup Hierapolis sekitar tahun 120 M).
Walaupun injil Markus ditempatkan pada urutan ke-2 setelah injil
Matius dalam Perjanjian Baru, namun Injil Markus diyakini oleh
sebagian besar teolog sebagai Kitab Injil yang pertama kali ditulis,
yaitu antara thn 55 – 65 Masehi, sebelum bait Allah di Yerusalem
diruntuhkan oleh pasukan Sultan Saladin raja Persia.
iii. Injil Markus juga dipakai oleh Matius dan Lukas sebagai referensi
atau sumber pemberitaan kabar baik tentang Yesus Kristus.
iv. Rasul Petrus menyebut Markus sebagai anaknya atau anak Rohani
(1 Petrus 5:13). Markus dibina oleh Rasul Petrus secara rohani,
bahkan ia sering diajak dalam berbagai pelayanan pemberitaan
kabar baik tentang Kristus dimanapun Rasul Petrus pergi dan
melayani. Dalam beberapa catatan sejarah penginjilan
menyebutkan bahwa Markus juga sering bertindak sebagai
penterjemah bagi Rasul Petrus ketika melayani orang-orang diluar
bangsa Israel atau kaum Yahudi.
v. Sesuai dengan Poin 4 diatas kita melihat suatu gambaran bahwa
Jemaat induk sekarang ini menggunakan nama PETRA yang
artinya batu karang karena nama PETRA identik dengan nama
Petrus, dimana Yesus pernah berkata; “diatas batu karang inilah
aku akan mendirikan jemaat-Ku” sementara disisi lain Petrus
menyebutkan Markus sebagai anaknya. Bila ditarik benang merah
dari gambaran diatas, disimpulkan bahwa nama Markus yang
digunakan sebagai identitas jemaat baru, memiliki makna yaitu:

Fakultas Teologi UKIT


80

Jemaat GMIM Markus Kinilow adalah anak rohani yang dilahirkan


atau dimekarkan dari Jemaat GMIM Petra Kinilow.

Inilah hal positif yang ditonjolkan bahwa pemekaran ini terjadi,


bukanlah karena suatu sebab negatif atau karena perpecahan, namun karena
adanya kebutuhan keterjangkauan dalam pelayanan yang lebih maksimal
dalam kerangka proses pendewasaan rohani jemaat menuju kemandirian
sebagaimana diamanatkan Kristus.

Selanjutnya BPMJ GMIM Petra Kinilow mengusulkan pemekaran


jemaat ke Sinode melalui BPMW Kakaskasen dgn surat No.14/Jem-
K/III/2012 tgl 22 Maret 2012.Usulan ini direspon positif oleh BPMW
Kakaskasen dan Sinode GMIM, sehingga terbitlah Surat Keputusan Badan
Pekerja Majelis Sinode GMIM No.40 tanggal 12 Juli 2012 tentang
Pemekaran Jemaat GMIM Petra Kinilow menjadi 2 jemaat yaitu Jemaat
GMIM Petra Kinilow dan Jemaat GMIM Markus Kinilow.

Hari Minggu tanggal 5 Agustus 2012 bersama-sama kita menyaksikan


Acara Pentahbisan/Peresmian Gedung Gereja dan Jemaat GMIM “Markus”
Kinilow yang dipimpin Pdt. Piet M. Tampi, STh, M.Si dan dihadiri Walikota
Tomohon Jimmy F. Eman, SE Ak dan Jajaran Pemerintah Kota Tomohon.
Atas kasih dan kemurahan Tuhan Yesus Kristus. Pada tahun 2012 kita juga
dianugerahi perkenanan-Nya untuk menyaksikan pelantikan & penerimaan
Pdt.Riedel Christian Gosal, M.Th sebagai Ketua BPMJ dan menerima
Pdt.Yunita Chresti Kapoh Tulung, S.Th (Ny. Gosal-Tulung) sebagai Pendeta
Jemaat.

Kedepannya sangat diharapkan tali persaudaraan dan kebersamaan


dalam melayani bagi kemuliaan namaNya bisa tetap terjaga dan terjalin
dengan baik. Meskipun secara kelembagaan pelayanan gereja, Jemaat GMIM
di Kinilow telah dipisahkan menjadi 2 Jemaat namun masih tetap berada di
wilayah pelayanan yang sama yakni “Wilayah Kakaskasen”, selain itu juga
ikatan emosional serta kekerabatan sebagai Tou Kinilow yang masih melekat
sangat erat merupakan wahana pemersatu bagi kedua Jemaat ini. Jumlah

Fakultas Teologi UKIT


81

Kolom yang ada di Jemaat GMIM “Markus” Kinilow pada awal pemekaran
adalah sebanyak 7 kolom. Dan kemudian seiring perkembangan dan
pertumbuhan jemaat pada tahun 2018 dimekarkan kembali menjadi 12 kolom.

Seiring berjalan waktu karena Pdt. Riedel Ch. Gosal telah menjadi
dosen tetap di Fakultas Teologi UKIT Yayasan Ds. A.Z.R Wenas maka pada
tahun 2015 sesuai dengan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Badan
Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM kemudian mengangkat Pdt. Yunita
Ch.K. Tulung (Ny. Gosal) menjadi Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat
GMIM “Markus” Kinilow. Selanjutnya pada 13 Mei 2016, karena dipandang
perlu untuk diadakan seorang Vikaris Pendeta, maka Vic. Pdt Maria E.
Tulangouw, S.Teol, MA menjadi Vikaris Pendeta pertama di Jemaat GMIM
“Markus” Kinilow ini hingga akhirnya diteguhkan menjadi Pendeta dan
melayani jemaat pada tanggal 17 Juli 2016 sebagai Pendeta Pelayan. Dalam
pelayanan tentunya terjadi perputaran dan roda pertukaran, kemudian pada 10
Juli 2018 Pdt. Seska N. Kaparang, M.Teol ditetapkan menjadi Ketua Badan
Pekerja Majelis Jemaat GMIM “Markus” Kinilow Periode 2018-2021 diikuti
dengan dialih tugaskan Pdt. Maria E. Tulangouw, S.Teol, MA menjadi dosen
tetap di Fakultas Teologi UKIT Yayasan GMIM Ds. A.Z.R Wenas. Sesaat
dikeluarkannya Surat Keputusan tugas Pdt. Maria, kemudian digantikan oleh
Pdt. Jonny Panto, S.Th sebagai Pendeta Pelayan di Jemaat GMIM “Markus”
Kinilow sampai saat ini.

NAMA KETUA JEMAAT GMIM “MARKUS” KINILOW


MENURUT PERIODIK PELAYANAN

NAMA PERIODE PELAYANAN


Pdt. Riedel Ch. Gosal, M.Th 2012-2015
Pdt. Yunita Ch. K. Tulung 2015-2018
Pdt.Seska N.Kaparang, M.Th 2018-2022

Fakultas Teologi UKIT


82

3.2 Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ GMIM Markus Kinilow)

Berikut ini merupakan struktur Badan Pekerja Majelis Jemaat GMIM


Markus Kinilow periode pelayanan 2018-2021 :

Ketua Jemaat : Pdt. Seska N. Kaparang, M.Th

Wakil Ketua : Sym. Dapson B. Y. Bilalu, S.Pd

Sekretaris : Pnt. Stevano R.D. Kaunang, Amd

Bendahara : Sym. Susana M. Pangalila

Anggota :

Komisi Pelayanan Kategorial : Pnt. Jedry F. Pangalila, S.T (PKB)

Pnt. Agustin Pangalila (WKI)

Pnt.Chendy D.Polakitan, SE,MM (Pemuda)

Pnt. Deyce M. Pangalila, ST, MT (Remaja)

Pnt. Mahrita Sondakh, S.Psi (ASM)

Berikut ini adalah nama-nama Pendeta dan pelayan khusus yang


melayani di GMIM Markus Kinilow :

Pendeta
Pdt. Seska Norma Kaparang, M.Teol
(Ketua Jemaat)
Pdt. Jonny Panto, S.Th
(Pendeta Pelayan)

Nama Keterangan
Sym. Youke G. Kaseger, A.MSpk Syamas Kolom1
Pnt. Masye M. Wowor, S.Pd Penatua Kolom 1
Sym. Dapson B.Y. Bilalu, S.Pd Syamas Kolom 2

Fakultas Teologi UKIT


83

Pnt. James F. Kowaas Penatua Kolom 2


Sym. Susana M. Pangalila Syamas Kolom 3
Pnt. Piet I. Runtulalo Penatua Kolom 3
Sym. Noldy D. Runtulalo, S.Pd Syamas Kolom 4
Pnt. Susana C. Rawung, S.Pd Penatua Kolom 4
Sym. Indira N. Polakitan, S.Pd, M.Pd Syamas Kolom 5
Pnt. Stevano R.D. Kaunang, Amd Penatua Kolom 5
Sym. Santi S. Runtuwene Syamas Kolom 6
Pnt. Jetje W. Kapoh Penatua Kolom 6
Sym. Jandri Runtulalo, S.Kom Syamas Kolom 7
Pnt. Ronald F. Parengkuan, ST Penatua Kolom 7
Sym. Lusye J. Lantu Syamas Kolom 8
Pnt. Siska L.D. Mangundap, AMKep Penatua Kolom 8
Sym. Sulistia O. Barakati Syamas Kolom 9
Pnt. Margareth A.N. Lumi, SE Penatua Kolom 9
Sym. Neltje N. Lumanauw Syamas Kolom 10
Pnt. Henny D. Lalawi Penatua Kolom 10
Sym. Santi R. Salea Syamas Kolom 11
Pnt. Jemmy N. Hehamony Penatua Kolom 11
Sym. Septhini M. Tombokan Syamas Kolom 12
Pnt. Meiske M. Kaunang Penatua Kolom 12

3.3 Analisis Situasi Jemaat GMIM Markus Kinilow

Penulis telah menjadi anggota jemaat sejak tahun 2012 atau sekitar 7
tahun karena sebelumnya penulis berjemaat di GMIM Petra Kinilow sampai
pada tahun 2012, dan ketika itupun jemaat mengalami pemekaran dengan
jumlah kolom yang terpisah sebanyak 7 kolom. Dengan keberadaan selama 7
tahun berjemaat di GMIM Markus Kinilow, sehingga penulis kemudian dapat
mengetahui dan mengamati berbagai dinamika pelayanan yang ada. Jemaat
GMIM Markus Kinilow merupakan jemaat yang berdiri dalam
keanekaragaman mulai dari latarbelakang profesi serta strata sosial . Jemaat

Fakultas Teologi UKIT


84

ini dalam kurun waktu 7 tahun memiliki pertumbuhan baik kualitas dan
kuantitas yang cukup pesat, dari segi kuantitas : terbukti saat ini jemaat
Markus Kinilow terdiri dari 12 kolom yang tadinya pada awal pemekaran
hanya 7 kolom, dari segi kualitas : banyak jemaat yang mulai sadar akan
pentingnya persekutuan bersama dengan Tuhan walaupun di tengah tugas dan
tanggung jawab yang ada. Menurut data sensus terakhir pada awal tahun 2019
jumlah anggota Jemaat GMIM “Markus” Kinilow adalah 938 jiwa dengan
perincian laki-laki 482 orang dan perempuan 456 orang. Namun dengan
jumlah kenaikan yang signifikan dari awal pemekaran 755 jiwa tidak
menjamin bahwa jemaat memahami dan memaknai dengan benar tentang
“kasih terhadap sesama manusia”.

Dari wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh penulis


ditemui bahwa Jemaat GMIM “Markus” Kinilow, dari segi kuantitas dan juga
kualitas telah mengalami perkembangan dan pertumbuhan dalam suatu
persekutuan berjemaat tentunya. Berbagai usaha sudah dilakukan oleh para
pelayan khusus dan juga BPMJ baik dari segi pelayanan maupun
pembangunan fisik lainnya dalam rangka terwujudnya suatu persekutuan yang
baik dan semuanya itu sudah dicantumkan dalam program jemaat. Untuk itu
berdasarkan setiap program yang sudah disusun oleh Badan Pekerja dan
Majelis Jemaat GMIM Markus Kinilow telah memberi wadah bagi jemaat
untuk sebenarnya dapat memahami dan memaknai kehadiran sebagai suatu
kesatuan anggota tubuh Kristus dalam hidup bersama baik dalam lingkungan
berjemaat maupun bermasyarakat untuk dapat menerapkan dan
mengejawantakan kasih terhadap sesama manusia tanpa membeda-bedakan.

Berbicara mengenai kasih terhadap sesama manusia adalah suatu hal


yang sebenarnya menjadi persoalan dan tantangan tersendiri dalam kehidupan
orang percaya yang terkadang gagal dan tak mampu melakukan perintah ini.
Jemaat menyadari bahwa sebagai orang Kristen kembali menggumuli dan
merenungkan apakah sudah benar-benar mengasihi dan melakukan kebaikan
kepada setiap orang. Hal itu pun menjadi tantangan tersendiri bagi umat
Tuhan untuk melakukan perintah untuk saling mengasihi ini. Maka dengan

Fakultas Teologi UKIT


85

melihat konteks yang ada, maka perlu untuk melihat dan mendalami kembali
kasih terhadap sesama ini, sebagai wujud penginterpretasian kasih Yesus
Kristus kepada umatNya yang akan dijadikan sebagai landasan atau kerangka
berpikir manusia dalam hal mengasihi sesama. sebagai satu keutuhan
berjemaat dan bermasyarakat perintah “kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri” adalah sebuah perintah yang menjangkau keluar melampaui
lingkaran teman-teman sebangsa dan sesama orang Kristen yang sering
dijumpai menjadi semua orang yang membutuhkan pertolongan. Perintah ini
merupakan panggilan untuk menunjukkan belas kasihan kepada semua orang.
Kasih dan sesama menjadi kedua hal yang saling berkaitan satu dengan yang
lain. Namun ketika kasih tidak mampu diwujudkan dan dinyatakan dalam
kehidupan bersama sebagai sesama manusia, maka hal itupun perlu untuk
dipertanyakan.

Berdasarkan data deskriptif yang telah diuraikan oleh penulis,


selanjutnya penulis menganalisa data dan informasi yang sudah didapatkan
agar benar-benar dapat menemukan hubungan yang jelas antara hasil kerja
hermeneutik dari Lukas 10:25-37 tentang “Kasih Terhadap Sesama Manusia”
bagi jemaat GMIM Markus Kinilow Wilayah Kakaskasen. Maka langkah-
langkah untuk mendapatkan data telah penulis lakukan sesuai dengan apa
yang telah dicantumkan pada BAB I.

3.4 Hasil Penelitian di Jemaat GMIM Markus Kinilow Wilayah


Kakaskasen

Dalam penelitian lapangan yang dilakukan oleh penulis, maka diambil


15 orang sebagai sampel informan yang didalamnya terdiri dari beberapa
pelayan khusus dan juga anggota jemaat. Adapun pertanyaan jawaban dari
interview/ wawancara yang dilakukan oleh penulis.

1. Pernahkah kamu membaca teks Lukas 10:25-37 tentang kasih terhadap


sesama manusia ? Jika pernah, apa kesanmu saat membacanya?

Fakultas Teologi UKIT


86

- Sudah, teks ini sangat-sangat memberikan pengajaran


tentang dasar hidup seorang yang mau mengikut Yesus.
Teks ini membawa pada pemahaman bahwa setiap orang
harus selalu menyatakan kasih kepada sesama manusia
(semua orang). 108
- Sudah . Mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri
kita sendiri. 109
- Pernah mendengar. Kesan yang kita bisa ambil yakni sebisa
mungkin selama torang masih bisa bernapas harus menjadi
berkat bagi orang lain, seperti contoh torang harus
menolong sesama, ketika torang bisa menolong ada berkat
terindah yang akan Tuhan kase. 110
- Pernah bahkan pernah mengikuti PA tentang Orang
Samaria yang murah hati, sangat terkesan menggugah dan
dapat merubah pola pikir selama ini tentang sesama
manusia. Lukas 10 menceritakan bagaimana manusia
mengasihi sesama sedangkan pada Lukas 17 cerita tentang
kesepuluh kusta menceritakan bagaimana manusia
mengasihi Allah setelah dia mendapat pertolongan dari
Tuhan, itu dipraktekkan oleh salah seorang yang datang
balik kepada Tuhan Yesus dan sujud di hadapan Tuhan
Yesus sebagai satu bentuk ucapan syukur dia, bukan seperti
seorang kusta yang tidak balik lagi kepada Tuhan.
(demikian terimakasih)111
- Pernah. Ya tentunya sangat tergugah karena mencontohkan
yang baik dalam hal mengasihi sesama. 112
- Pernah. Kesanku sangat bagus ini menegur sekali kepada
pribadi-pribadi yang tidak terlalu mengerti mengenai
konteks kasih. 113

108
Wawancara dengan Informan DB, AK. 30 Mei 2019; 15 Juni 2019
109
Wawancara dengan Informan YK . 15 Juni 2019
110
Wawancara dengan Informan ML. 18 Juni 2019
111
Wawancara dengan Informan JN. 18 Juni 2019
112
Wawancara dengan Informan PR, DR, MS. 28 Mei 2019; 19 Juni 2019; 21 Juni 2019

Fakultas Teologi UKIT


87

- Pernah. Kesan saya mengasihi sesama itu adalah suatu


perintah yang harus kita lakukan sebab kita hidup
membutuhkan orang lain.114
- Pernah. Allah adalah kasih maka kasih itu sangat mulia.115
- Pernah. Kesannya, ketulusan orang Samaria yang dengan
sungguh-sungguh mengasihi/ menolong orang bukan
karena paksaan tetapi panggilan hati untuk menolong orang
itu.116
2. Apa yang saudara pahami tentang kasih terhadap sesama manusia?
- Berbicara mengenai kasih, maka semuanya berdasar pada
kasih Allah terhadap manusia. Kasih terhadap sesama
manusia. Kasih terhadap sesama manusia berdasar pada
kasih Allah yang tulus dan tidak menuntut balas. Begitu
juga dengan kasih terhadap sesama manusia, haruslah tulus.
Banyak orang hanya berkata-kata tentang kasih tapi tidak
ada penyataannya dalam perbuatan. Kasih terhadap sesama
bukanlah sebatas perkataan tetapi harus tindakan nyata.
Kasih terhadap sesama adalah dengan mengesampingkan
kepentingan pribadi demi kepentingan orang lain. 117
- Saling membantu sesama manusia. 118
- Menurut saya pribadi kasih terhadap sesama manusia yaitu
sebuah perasaan yang timbul dari panggilan hati yang
berkata bahwa torang itu harus membantu sesama torang
dan itu ibaratkan musti dilakukan sama dengan mo bantu pa
torang pe diri sendiri jadi nda stengah-stengah melainkan
tulus. Jadi kasih itu menurut saya adalah panggilan hati
yang tulus. 119

113
Wawancara dengan Informan CB, FM, KK. 29 Mei 2019; 01 Juni 2019; 02 Juni 2019
114
Wawancara dengan Informan NL, AW. 04 Juni 2019; 10 Juni 2019
115
Wawancara dengan Informan EK. 18 Juni 2019
116
Wawancara dengan Informan PA. 21 Juni 2019
117
Wawancara dengan Informan DB, NL, FM, PA
118
Wawancara dengan Informan YK, AK
119
Wawancara dengan Informan ML, MS

Fakultas Teologi UKIT


88

- Karena mengasihi sesama adalah mengasihi sesama


mahkluk ciptaan Tuhan, manusia yang adalah serupa dan
segambar dengan Allah.. haa itu. Tanpa melihat status,
kedudukan , ras dan golongan, dan sebagainya. 120
- Ya kasih kepada semua orang. 121
- Kasih terhadap sesama adalah sesuatu hal yang wajib
dilakukan, kenapa kita mengasihi manusia karena Tuhan
lebih dahulu mengasihi kita.122
- Kasih terhadap sesama manusia itu adalah hal yang
gampang diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan. 123
3. Menurutmu siapakah sesamaku manusia menurut Lukas 10:25-37?
- Sesama manusia adalah semua orang yang dikasihi Yesus.
Karena semua orang dikasihi Yesus maka semuanya adalah
sesama manusia. 124
- Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepada yang
membutuhkan (orang Samaria). 125
- Menurut saya yaitu yang saya baca cuma sekilas tapi yang
sama pahami yaitu yakni yang menjadi sesamaku manusia
ibaratkan diri kita sendiri jadi orang lain dianggap bagian
dari kita. 126
- Sesama manusia adalah orang yang dapat kita bantu tanpa
melihat asal usul pangkat, kedudukan, golongan dengan
memberikan bantuan dan mendahulukan kepentingan orang
yang sangat membutuhkan saat itu (itu tu pernah kita da
bahas waktu itu).127
- Semua orang di sekitar kita.128

120
Wawancara dengan Informan JN, AW
121
Wawancara dengan Informan PR
122
Wawancara dengan Informan CB, KK, EK
123
Wawancara dengan Informan DR
124
Wawancara dengan Informan DB
125
Wawancara dengan Informan YK, FM, PA
126
Wawancara dengan Informan ML, MS
127
Wawancara dengan Informan JN, NL
128
Wawancara dengan Informan PR, CB, DR, AK

Fakultas Teologi UKIT


89

- Sesamaku manusia ialah umat manusia yang selalu luput


akan kesalahan dan dosa. 129
- Orang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.130
4. Dari tiga contoh sifat manusia yang disampaikan dalam perumpamaan
“Orang Samaria yang Murah Hati” manakah yang benar-benar menjadi
sesama bagi orang yang disamun itu?
- Orang yang memiliki kasih dan menyatakan kasih terhadap
sesama manusia. 131
- Kalau menurut saya seorang Samaria karena dia telah
menunjukkan belas kasihnya kepada orang yang
membutuhkan pertolongan. 132
5. Apa respon saudara mengenai kasih yang ditonjolkan dalam Lukas
10:25-37 ?
- Kasih dalam teks ini ingin menunjukkan juga bagaimana
kasih Allah terhadap manusia yang tidak memandang
apakah manusia itu bersih ataupun sangat berdosa. Kasih
yang ditonjolkan adalah kasih yang Allah mau nyatakan
dalam kehidupan seluruh umat manusia. 133
- Orang yang mampu memberi sesuatu yang tidak pernah
diduga dan dianggap musuh dalam kehidupan kita. 134
- Karena tadi saya sempat membaca sejenak dan menjadi
respon saya terhadap kasih yang ditonjolkan dalam Lukas
yakni kasih yang berasal dari keterpanggilan hati. 135
- Kasih yang tulus, yang tanpa mengharapkan balas jasa dan
mengorbankan kepentingan dan milik pribadi untuk
menyelamatkan nyawa orang lain.136

129
Wawancara dengan Informan AW
130
Wawancara dengan Informan KK, EK
131
Wawancara dengan Informan DB
132
Wawancara dengan Informan YK. ML, JN, PR, CB, NL, FM, AW, KK, EK, PA, AK,
MS
133
Wawancara dengan Informan DB
134
Wawancara dengan Informan YK
135
Wawancara dengan Informan ML
136
Wawancara dengan Informan JN, DR, FM, AW, EK, AK, MS

Fakultas Teologi UKIT


90

- Respon saya ya, kasih nyanda cuman mo bilang tetapi


musti kase bukti. 137
- Dalam segala kondisi apapun, misalnya ada seseorang yang
sedang membutuhkan pertolongan kepada kita seperti orang
Samaria, dia tidak memandang itu buruk ato dia
menyusahkan tetapi dia benar-benar menolong. 138
- Kasih yang sungguh-sungguh tidak setengah-setengah. 139
6. Menurutmu siapakah sesamaku manusia?
- Sama dengan nomor dua so mencakup. 140
- Siapa saja (orang yang jauh dan dekat dalam kehidupan
kita). 141
- Semua orang yang percaya kepada Tuhan.142
7. Mengapa kita harus mengasihi sesama?
- Karna Allah telah mengasihi kita maka kita pun harus
mengasihi sesama. Allah datang ke dunia dengan
menunjukkan kasihNya terhadap seluruh manusia jadi kita
pun harus menyatakan kasih itu terhadap sesama karena
dasar hidup orang Kristen adalah kasih. 143
- Karena itu torang hidup butuh orang lain jadi torang harus
mengasihi sesama. 144
- Karena itu perintah Tuhan Yesus bandingkan dengan
Yohanes 13:34 (sambil membaca Alkitab). 145
- Karena tanpa kasih semuanya takkan berarti apa-apa.146
8. Bagaimana cara mengasihi menurutmu?
- Menurut saya mengasihi dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Pertama seperti Yesus yaitu mengajar orang banyak

137
Wawancara dengan Informan PR
138
Wawancara dengan Informan CB, NL, KK
139
Wawancara dengan Informan PA
140
Wawancara dengan Informan DB
141
Wawancara dengan Informan YK, ML, JN, PR, DR, NL, FM, AW, KK, AK
142
Wawancara dengan Informan EK, PA, MS
143
Wawancara dengan Informan DB, YK, CB, FM, AW, KK, AK, MS
144
Wawancara dengan Informan ML, DR, NL, PA
145
Wawancara dengan Informan JN
146
Wawancara dengan Informan EK

Fakultas Teologi UKIT


91

tentang kebenaran supaya setiap orang dapat mengerti


kebenaran. Kedua adalah melayani sesama seperti dalam
teks yang dimaksud. Kasih tidak memandang ras, suku,
budaya. 147
- Melakukan apa yang baik dan benar terhadap sesama.148
- Simpel saja kalau menurut saya itu mengasihi sesama
dengan cara menghargai orang lain. 149
- Memberikan segala sesuatu kepada orang lain tanpa harus
memperhitungkan untung rugi terhadap diri sendiri alias
tanpa pamrih (imbalan). 150
- Harus sungguh-sungguh jangan pilih-pilih orang. 151
9. Apakah kamu sudah mengasihi sesama ?
- Ya sudah, tetapi belum sesempurna kasih Yesus. 152
- Sudah. 153
- Jawabannya yaitu secara manusiawi jujur saya masih jauh
dari kata sempurna, tetapi sebagai manusia yang tidak
sempurna saya sebagai pribadi berusaha untuk mengasihi
sesama. 154
- Sudah dan akan berusaha terus mengasihi sesama. Contoh
memberi motivasi atau dorongan, pengharapan bagi mereka
yang dalam pergumulan. 155
- Pastinya sudah. 156
- Sedang belajar untuk mengasihi sesama karena ini hal ini
sebenarnya gampang untuk diucapkan tetapi sulit untuk
dilakukan.157

147
Wawancara dengan Informan DB, NL
148
Wawancara dengan Informan YK, KK,AK, MS
149
Wawancara dengan Informan ML
150
Wawancara dengan Informan JN, PR, CB, DR, FM, AW, PA
151
Wawanacara dengan Informan EK
152
Wawancara dengan Informan DB, NL, EK,KK
153
Wawancara dengan Informan YK, PA, AK
154
Wawancara dengan Informan ML
155
Wawancara dengan Informan JN, DR
156
Wawancara dengan Informan PR, AW
157
Wawancara dengan Informan CB, FM, MS

Fakultas Teologi UKIT


92

10. Setuju atau tidakkah saudara bahwa sesama itu bukan hanya orang
yang “sama” dengan kita tetapi semua orang yang membutuhkan
pertolongan. Berikanlah pendapat!
- Seperti jawaban atas pertanyaan sebelumnya bahwa sesama
bukan hanya orang yang sama jadi saya setuju tetapi
berbicara mengenai sesama bukan hanya sebatas orang
yang membutuhkan pertolongan. Hanya konteks dalam teks
ini yang menyatakan tentang salah satu cara mengasihi
yaitu dengan menolong orang yang berbeda. Tapi Yesus
mau supaya semua orang belajar dan mampu menyatakan
kasih itu. Karena untuk itulah Yesus datang. Ia yang suci
harus bergaul dengan orang-orang berdosa untuk menolong
mereka.158
- Setuju. Karena siapapun yang membutuhkan pertolongan
baik dia yang sama dengan kita ataupun berbeda dengan
kita adalah sesama yang kedua-duanya memiliki hak untuk
ditolong. 159
- Menurut saya pribadi saya setuju bahwa sesama itu bukan
cuman orang yang sama karena torang bisa dikatakan
adalah sesama ciptaan Tuhan karena Tuhan saja itu tidak
melihat torang pe perbedaan apalagi torang manusia.
Belajar dari kata yang pernah kira dengar itu agama tidak
menyelamatkan tetapi iman, jadi kalau ada orang yang
membutuhkan pertolongan biarpun berbeda agama,ras
dengan kita tetap harus kita tolong berdasarkan
keterpanggilan hati. 160
- Sesama manusia adalah orang yang membutuhkan
pertolongan tanpa melihat latar belakang suku, kedudukan,
dan perbedaan yang lain itu saja.161

158
Wawancara dengan Informan DB
159
Wawancara dengan Informan YK, FM, AW, EK, AK, MS
160
Wawancara dengan Informan ML, NL
161
Wawancara dengan Informan JN, PR, CB, DR

Fakultas Teologi UKIT


93

- Tidak setuju, karena orang-orang yang hanya mau ditolong


itu, harus juga menolong orang lain agar menjadi sesama
yang saling membutuhkan atau menghidupkan. 162
- Setuju, karena semua orang di mata Tuhan sama. 163

3.5 Analisis Data Penelitian

Melalui proses wawancara yang sudah dilakukan dengan menganalisa


setiap jawaban yang diberikan oleh para informan atau yang juga disebut
dengan narasumber dalam setiap pertanyaan yang sudah diberikan oleh
penulis, berdasarkan wawancara tersebut didapati bahwa hampir semua
informan ternyata telah tahu, mengenai bagaimana kasih terhadap sesama
manusia itu. Akan tetapi dalam perwujudannya masih banyak yang belum
mampu mempraktekkan mengenai kasih terhadap sesama. Kasih hanya
menjadi sebatas kata yang hanya gampang untuk diucapkan tetapi sulit untuk
direalisasikan.

Sebenarnya pemahaman mengenai mengasihi sesama manusia dalam


ruang lingkup jemaat GMIM Markus Kinilow bukanlah hal yang baru.
Namun, berdasarkan hasil penelitian melalui observasi dan wawancara yang
didapati oleh penulis jemaat masih sulit dan belum terbiasa menerapkan kasih
kepada orang yang ada di sekitar terutama yang “berbeda” dengan ruang
lingkup bersosialisasi sama seperti beberapa responden yang menjawab
dengan masih berusaha untuk melakukan dan menerapkan kasih itu kepada
semua orang baik bagi mereka yang”jauh” maupun bagi mereka yang “dekat”.
Padahal pengajaran-pengajaran mengenai kasih terhadap sesama ini, berulang-
ulang disampaikan oleh para hamba Tuhan kepada jemaat tetapi kembali lagi
jemaat belum mampu mengambil makna yang mendalam mengenai
pengajaran ini, mulai dari ibadah-ibadah di Rumah Gereja maupun dalam
ibadah-ibadah lainnya termasuk kategorial BIPRA.

162
Wawancara dengan Informan KK
163
Wawancara dengan Informan PA

Fakultas Teologi UKIT


94

Penulis merasa tertarik mengenai jawaban dan tanggapan yang


diberikan oleh para informan yang ada di Jemaat GMIM Markus Kinilow ini,
mereka banyak tahu mengenai kasih, bagaimana harus mengasihi, mengapa
harus mengasihi. Hampir semua diantara informan ini menjawab dengan
penuh percaya diri terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh
penulis seakan-akan mereka sudah memahami benar tentang konsep kasih
terhadap sesama ini. Akan tetapi, GMIM Markus Kinilow belum memiliki
pemaknaan dan penafisiran yang benar mengenai kasih terhadap sesama
manusia ini.

Muncul keraguan dan kebingungan di antara para informan ketika


penulis menanyakan bahwa apakah mereka sudah mengasihi sesama ? Ada
yang langsung menjawab bahwa sudah mengasihi, ada juga yang menjawab
sementara dan dalam proses untuk mengasihi sesama. Ternyata muncul
dilematik dalam perasaan seseorang ketika ditanya mengenai hal seperti ini.
Apalagi hal yang krusial tentang kasih terhadap sesama ini. Penulis juga
memperhatikan bahwa GMIM Markus Kinilow berdiri dalam ruang lingkup
pelayanan yang memiliki keanekaragaman mulai dari status sosial, pekerjaan
yang tentunya berbeda dan memiliki cara tersendiri untuk menanggulangi
setiap pergumulan jemaat terutama pemahaman-pemahaman yang keliru
mengenai kehidupan bersama sebagai ciptaan Tuhan yang harus hidup
berdampingan.

Kasih harus benar-benar menjadi dasar hidup orang percaya dan


terutama kasih harus bertumbuh, berakar dan berbuah dalam pertumbuhan
iman jemaat. Pemahaman mengenai sesamaku manusia, sebenarnya sudah
mendarat dalam kehidupan jemaat melihat dan menyimak jawaban dari 6
informan tentang siapakah sesamaku manusia adalah mereka yang
“membutuhkan” pertolongan. Hal ini menjelas bahwa jemaat mempunyai
kepekaan terjadap hal mengasihi, tetapi mereka belum mampu
mempraktekkan kasih itu dalam kehidupan bersama.

Berdasarkan jawaban dari informan penulis dapat menyimpulkan


bahwa jemaat benar-benar sudah tahu tentang kasih terhadap sesama manusia

Fakultas Teologi UKIT


95

itu seperti apa, tetapi maknanya belum menembus sampai pada jemaat supaya
benar-benar melakukan dan merealisasikan kasih itu dalam kehidupan
bersama. Sangat jelas bahwa dalam Lukas 10:25-37 maksud perkataan Yesus
ketika sedang menjawab pertanyaan Ahli Taurat tentang siapakah manusia ?
Yesus langsung menyampaikan perumpamaan yang mengubah pola pikir yang
salah dari Ahli Taurat tentang siapakah yang harus dikasihi. Yesus ingin
menembus pola pikir yang keliru dari Ahli Taurat supaya dapat mengerti dan
menganalisa bahwa kasih itu harus benar-benar direalisasikan kepada
siapapun tanpa memandang latar belakang suku, ras, dan apapun itu.

3.6 Makna Teks Bagi Pembaca Masa Kini

Yesus memberikan pengajaran yang luar biasa dalam Lukas 10:25-37


ini kepada Ahli Taurat mengenai kaidah kasih, yang mana ditekankan disini
orang Samaria tersebut tidak melakukan perbuatan kasih dan kemurahan atas
dasar timbal balik. Dia dapat saja meminta “orang yang disamun” ini
membayar kembali jumlah uang yang telah dia keluarkan untuk
kesembuhannya. Dia bahkan tidak tahu apakah ini “orang ini” akan
mengungkapkan terimakasih atas bantuan yang sudah diberikan dengan tulus
ini sesudah melihat siapa yang merawatnya. Perbuatan orang Samaria ini
menggambarkan pengorbanan yang tulus dalam hal uang, harta milik, resiko
kesehatan, keamanan, dan banyak waktu untuk menunjukkan kasih dan
perhatian yang sungguh-sungguh. Dia memenuhi hukum emas.Kutipan dalam
buku Preaching the Parables :

Clearly a central lesson of the parable of the good Samaritan is


that believers are called to show compassion to anyone who is in
need. Artinya Jelas sekali pelajaran penting dari perumpamaan
tentang orang Samaria yang murah hati adalah orang-orang yang
percaya dipanggil untuk memperlihatkan kasih sayang kepada
siapapun yang membutuhkan. 164

164
Craig L. Blomberg,Preaching the Parables, (America: Grand Rapids, 2004), 58

Fakultas Teologi UKIT


96

Sungguh sebuah contoh yang sangat mendalam mengenai kasih


terhadap sesama manusia dalam teks ini .Orang yang ditolongnya bukan hanya
berasal dari kaum yang berbeda, tetapi yang selama ini juga menghina dan
mengasingkan kaumnya. Sebagai pengikut Kristus dipanggil melakukan hal
yang sama. Mengasihi sesama manusia bukan karena mereka sama (dengan
kata lain satu suku,agama,ras,dsb) tetapi karena Tuhan menghendaki umatNya
untuk menyatakan kasih-Nya kepada setiap umatNya. Kasih dan sesama
menjadi kedua hal yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Namun ketika
kasih tidak mampu diwujudkan dan dinyatakan dalam kehidupan bersama
sebagai sesama manusia, maka hal itupun perlu untuk dipertanyakan.

Siapakah sesamaku manusia? Dalam konteks zaman sekarang ini


adalah mereka yang tentunya membutuhkan pertolongan, mereka yang
tertindas, mereka yang terpinggirkan, mereka yang tidak dianggap, mereka
yang ditelantarkan, mereka yang mungkin tidak sama , mereka yang belum
seberuntung. Sesamaku manusia bukan hanya mereka yang sepaham dengan,
yang sebangsa, yang segolongan, yang seagama, yang sepemikiran tetapi
mereka semua, baik yang masih “jauh” ataupun mereka yang “dekat” dengan
kita, tatkala semua aspek kehidupan tercampur dan menjadi satu kesatuan
sebagai kesatuan tubuh Kristus yang saling memberi, menerima, memahami,
dan tentunya mengasihi tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan suatu imbalan.

Harus dipahami bahwa, perintah “kasihilah sesamamu manusia seperti


dirimu sendiri” adalah sebuah perintah yang menjangkau keluar melampaui
lingkaran keluarga sedarah maupun keluarga gereja. Perintah ini merupakan
panggilan untuk menunjukkan belas kasihan kepada semua orang yang tidak
beruntung, teraniaya, tersakiti. Sebagaimana orang Samaria yang murah hati
itu menolong orang yang sekarat yang ia temukan dalam perjalanannya
tersebut, demikian juga gereja diajak dan diajar untuk mampu menolong
orang-orang yang ada disekitar dan dijumpai. Dalam perumpamaan ini Yesus
jelas mendefinisikan sesama manusia dengan orang-orang manapun yang
ditemui dan memerlukan pertolongan. Sebagaimana orang Samaria
mengupayakan untuk mengasihi sesama dengan segenap kemampuan yang

Fakultas Teologi UKIT


97

ada dan melihatnya dari sudut pandang dalam ajaran yang disampaikan oleh
Yesus.

Setiap umatNya dituntut untuk mampu mengasihi orang , dan itu


semua membutuhkan kasih karunia dari Tuhan untuk dapat melakukan
tugasnya dalam menaati perintah Tuhan. Ketika mengingat kasih Allah kepada
umatNya yang berdosa Kristus mati menggantikan umat yang seharusnya
mendapat hukuman kekal, disitupun manusia digerakkan dan dimampukan
untuk mengasihi sesama dengan tidak tanggung-tanggung, termasuk mereka
yang dalam pandangan dunia tidak layak untuk dikasihi.

Selanjutnya mengenai “orang Samaria” di zaman sekarang. “orang


Samaria di saat ini adalah gereja yang adalah satu keutuhan tubuh Kristus
yang mampu menjadi teladan, panutuan bagi semua orang. Orang Samaria
seperti yang telah digambarkan menemukan tempat yang hangat di hati setiap
orang. Dia menjadi orang yang paling disukai di dalam kisah ini. Dia tahu apa
yang dia lakukan dan dia melakukannya dengan baik. Perbedaan-perbedaan
suku, agama, dan derajat tidak penting baginya. Dia melihat sesamanya yang
membutuhkan pertolongan dan dia membantunya. Orang Samaria tersebut
tidak melakukan perbuatan kasih dan kemurahan atas dasar timbal balik. Sikap
yang ditunjukkan oleh orang Samaria adalah tindakan dari rasa keprihatinan
terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memikirkan kepentingan pribadi dan
seringkali melibatkan pengorbanan yang tidak sedikit, bisa dikatakan penuh
dengan kesungguhan dan kerelaan iman, gejolak hati untuk memberi dan
menolong tergambar jelas dalam sikap dan karakter orang Samaria.

Di zaman sekarang ini “orang Samaria” adalah mereka yang mau


memberikan pertolongan, bantuan kepada siapapun, dimanapun dalam kondisi
apapun dengan sukarela, ikhlas, tulus tanpa mengharapkan imbalan dari orang
yang ditolong. Singkat saja “orang Samaria” memiliki keterpanggilan hati
untuk menolong semua orang dan menjadi berkat bagi banyak orang dengan
apa yang dimiliki. Itu harus hadir dalam kehidupan berjemaat dan
bermasyarakat. Karakter “orang Samaria” inilah yang panutan dan contoh bagi
setiap umat Tuhan untuk melakukan kebaikan.

Fakultas Teologi UKIT


98

Pembaca kitab Lukas di masa kini dapat melihat bagaimana kisah


yang menakjubkan yang diangkat oleh Injil Lukas ini menjadi pedoman bagi
umat Kristen dalam menjalani kehidupan kekristenan yang menanamkan kasih
terhadap sesama manusia, bukan hanya sebatas paham tetapi juga
merealisasikannya dalam kehidupan bersama. Firman Tuhan berkata, “Anak-
anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah,
tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (1 Yohanes 3:18). Hal ini
menandakan kasih adalah suatu bentuk nyata dan konkret dan itus harus
berlaku dalam kehidupan orang Kristen.

Fakultas Teologi UKIT


99

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kasih memanglah hal yang mudah untuk dipahami tetapi kasih adalah
hal yang sebenarnya sulit untuk diwujudkan. Mengapa demikian? Pada
realitasnya semua orang kadang kala sering melalaikan akan perintah Tuhan
untuk saling mengasihi apalagi dikatakan di sini kasih terhadap sesama
manusia. Untuk itu berdasarkan apa yang sudah diteliti, dikaji, digali melalui
praktik, analisa dan juga teori khususnya di dalam teks Lukas 10:25-37 ini
bahwa kasih itu bukan hanya sebatas kepada orang yang dikenal saja tetapi
semua orang artinya kasih bersifat universal atau menyeluruh pada setiap
lapisan golongan. Yesus menghendaki umatNya untuk hidup dalam kasih dan
kasih itu tidak terbatas kepada siapapun itu. Dalam teks ini Yesus memberi
penekanan pada kelemahan dan ketidakberdayaan bukan hanya perihal
kebutuhan tetapi ketidaksanggupan untuk menolong diri sendiri dari orang
yang ditinggal dalam keadaan setengah mati.

Dalam teks Lukas ini Yesus berusaha menggali kembali sebenarnya


makna kasih itu, dengan mulai mengangkat cerita perumpamaan orang
Samaria yang hati ini dan mencoba memberikan pemahaman kepada ahli
Taurat tentang siapakah sesamaku manusia. Di mulai dari orang-orang yang
dipandang memiliki pengetahuan agama yang bukan main-main yakni : Imam
dan seorang Lewi yang keduanya adalah orang-orang yang bekerja dalam
pelayanan di bait Suci dan kemudian ada seorang Samaria yang dalam tatanan
kehidupan di saat itu sangat ditolak dan dibenci oleh golongan Yahudi. Tetapi
Yesus menggambarkannya sebagai sosok yang harus dan patut dicontohi.
Yesus dalam teks ini tidak langsung menjawab pertanyaan si ahli Taurat yang
berniat untuk mengujiNya tetapi Dia kembali bertanya kepada ahli Taurat
tentang siapa yang melakukan kasih terhadap sesama.

Fakultas Teologi UKIT


100

Perbedaan suku, budaya, keyakinan menjadi faktor yang


mempengaruhi seseorang untuk membantu, menolong serta mengasihi orang
lain. Kebanyakan manusia cenderung memilih-milih siapa yang harus dikasihi
ataupun siapa yang harus ditolong. Salah persepsi dan kurangnya memaknai
eksistensi mengenai kasih terhadap sesama ini sulit untuk dilakukan dan
direalisasikan dalam kehidupan Jemaat GMIM Markus Kinilow. Umat Tuhan
dituntut bukan hanya sekedar memahami dan mengerti akan perintah Tuhan,
tetapi diajak untuk melakukan dan memberlakukannya dalam kehidupan
sebagai satu keutuhan tubuh Kristus yang tidak dapat tercerai berai.

4.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis baik penelitian


literature dan penelitian lapangan, maka penulis hendak memberikan saran
yakni sebagai berikut :

1) Bagi Jemaat GMIM Markus Kinilow harus lebih mendalami teks


Lukas 10:25-37 mengenai “Perumpamaan Orang Samaria Yang Murah
Hati” yang menyoroti akan kasih terhadap sesama manusia. Hal ini
dipandang perlu untuk dihayati dan dimengerti oleh seluruh pelayan
khusus dan juga jemaat agar dapat hidup dalam kasih dan
melakukannya dalam kehidupan pribadi, maupun berkelompok. Hal ini
dilakukan guna untuk jangan sampai sebagai jemaat belum benar-
benar mewartakan kasih ini. Karena masih ditemui jemaat yang belum
mempraktekkan dengan baik kasih terhadap sesama ini. Sebagai umat
Tuhan jangan sampai tidak mampu mencontohkan yang baik dalam
kehidupan pergaulan apalagi tentang hal mengasihi. Pemberlakuan
kasih harus mendasar dan merembet dalam setiap aspek kehidupan
jemaat, agar jangan sampai terjadi penyelewengan kasih dan salah
tanggap terhadap kasih yang seharusnya menjadi milik setiap umat
Tuhan terlebih dalam hal mengasihi sesama yang notabenenya banyak
yang salah mengartikan dengan penggunaan kata “sesama” hanya pada
satu kelompok atau orang yang dekat saja, melainkan kasih ini harus

Fakultas Teologi UKIT


101

bersifat universal atau menyeluruh pada kalangan apa saja, situasi apa
saja, dan siapa saja.
2) GMIM di sini perlu untuk melaksanakan pengajaran-pengajaran dan
kegiatan-kegiatan dalam membangun pemahaman yang mendasar bagi
jemaat tentang kasih terhadap sesama ini. Karena tidak sedikit jemaat
yang belum merealisasikan kasih ini. Masih ada yang ragu-ragu dan
bimbang ketika dimintai pendapat mengenai kasih. Apalagi
perwujudan kasih ini. Apakah juga perlu dilakukan seminar-seminar
untuk memperdalam teks Lukas 10:25-37 agar dapat menerobos
pemahaman bahwa kasih itu hanya kepada orang yang seagama, atau
segolongan tetapi kasih itu menembus setiap sekat-sekat pemisah yang
ada dalam setiap aspek kehidupan. Pemahaman yang salah dalam
ruang lingkup berjemaat dan bermasyarakat harus disiasati oleh GMIM
sebagai suatu institusi dalam rangka menciptakan pemahaman yang
benar pada opini-opini yang keliru.
3) GMIM dalam hal ini pembuatan MTPJ, perlu untuk memperbanyak
tema-tema ataupun topik-topik mengenai kasih terhadap sesama
manusia ini. Hal ini perlu untuk dilakukan agar jemaat benar-benar
memahami dan semakin sadar pada perintah Tuhan dalam hal kasih
terhadap sesama manusia ini.
4) Para hamba Tuhan (Pendeta bersama dengan perangkat pelayanan)
harus lebih peka lagi terhadap masalah-masalah dalam kehidupan
jemaat, apakah ada ajaran-ajaran dan pemahaman-pemahaman yang
keliru, untuk itulah diadakanlah perkunjungan ke rumah-rumah
sebagai suatu bentuk keterlibatan Gereja dalam pertumbuhan iman
jemaat.

Fakultas Teologi UKIT


102

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab :

Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab dengan Kidung Jemaat. Jakarta. 2012.

______________________. Perjanjian Baru Indonesia-Yunani. Jakarta. 2010.

______________________. New International Version. Jakarta. 2011.

______________________. New King James Version. Jakarta. 2010.

______________________. Alkitab Edisi Studi. Jakarta. 2011.

Literatur :

Adi S, Lukas. Smart Book of Christianity : Perjanjian Baru. Yogyakarta:


Penerbit ANDI. 2012.

Barclay,William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Markus. Jakarta: BPK


Gunung Mulia. 2009.

Bartlett, David L.Pelayanan dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung


Mulia.2011.

Baxter, J. Sidlow .Menggali Isi Alkitab. Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina


Kasih.1996.

B.F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2016.

Benyamin Hakh, S. Perjanjian Baru. Bandung: Media Informasi. 2010.

Bergant, D. K. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. 2002.

Blomberg, Craig L. Preaching the Parables.America: Grand Rapids.2004.

Boice, J. M. Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus "The Parables of


Jesus". Surabaya: Yakin. 1983.

Fakultas Teologi UKIT


103

Bolland, B. Tafsiran Alkitab Lukas. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2015.

Burridge, Richard A. Four Gospels One Jesus?.London: Society for Promoting


Christian Knowledge. 2005.

Corbin, A. S. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah dan Teknik-teknik


Teoritisasi data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Drane, J. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis Teologis. Jakarta:


BPK Gunung Mulia. 2015.

Dunnet, Walter M. Pengantar Perjanjian Baru. Malang : Gandum Mas.2013.

Duyverman, E. Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung


Mulia. 2003.

Evans, C. A. Understanding The Bible Commentary Series Luke . Grand


Rhapids, Michigan: Baker Books. 2011.

Fokkelman,Jan. Di Balik Kisah-kisah Alkitab.Jakarta:BPK Gunung Mulia.2012.

Grannt, Robert M. dan Bavid Tracy. Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab.


Jakarta: BPK Gunung Mulia.1988.

Groenen, C. Pengantar "Berita Untuk Manusia". Nusa Indah: Ende. 1973.

Guthrie, Donald. Pengantar Perjanjian Baru Volume 1.Surabaya:


Momentum.2012.

Henry, M. Tafsiran Matthew Henry: Injil Lukas 1-12. Surabaya: Momentum.


2009.

Hendrickx , Herman. Satu Yesus Empat Injil. Jakarta: Penerbit Obor, 1994.

Hunter, A.M. Menafsirkan Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Jakarta:BPK


Gunung Mulia.2001.

Kii, J. Panduan Membaca Injil Lukas. Yogyakarta: Kanisius. 1993.

Fakultas Teologi UKIT


104

Kistemaker, Simon. Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Malang : Literatur


SAAT. 2010.

Knight, G. W. The Illustrates Bible Handbook:Pendamping Studi Alkitab


Sehari-hari. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2016.

LAI. Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Lukas. Jakarta: Lembaga Alkitab


Indonesia. 2015.

Leks, S. Tafsir Injil Lukas. Yogyakarta: Kanisius. 2002.

Lukas,Tjandra. Latar Belakang Perjanjian Baru (3)-SASTRA. Malang :Literatur


SAAT.2010.

Mardilis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal . Jakarta: Bumi Aksara.


1990.

Marxsen, W. Pengantar Perjanjian Baru : Pendekatan Historis Terhadap


Masalah-masalahnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2015.

Morris, Leon. The Gospel According to Luke. Surabaya: Momentum.2007.

Napel, T. H. Jalan Yang Lebih Utama Lagi: Etika Perjanjian Baru. Jakarta:
BPK Gunung Mulia. 2006.

Pfeiffer, C. Tafsiran Alkitab Wycliffe. Malang: Gandum Mas. 2013.

R.Holladay, J. H. Biblical Exegesis. Atlanta: Jhon Knox Press. 1982.

Santoso, D.I. Theologi Lukas. Malang:Literatus SAAT. 2010.

Saragih, A. J. Exegese Naratif. Medan: P3M STT.AS. 2006.

Scheunemann, D. R. Kingdom of God Tafsiran Perumpamaan-perumpamaan


Tuhan Yesus. Yogyakarta: ANDI. 2012.

Stassen, Glen dan David Gushee. Etika Kerajaan : Mengikut Yesus dalam
Konteks Masa Kini. Surabaya : Momentum. 2013

Fakultas Teologi UKIT


105

Subandrijo. Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru I. Bandung: Bina Media


Informasi. 2010.

Tenney, M.C. Survey Perjanjian Baru. Malang : Gandum Mas. 2013.

Tracy, R. M. Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia.


1988.

Wahono, W. Disini Kutemukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2016.

Referensi :

Lembaga Alkitab Indonesia. Ensiklopedia Masa Kini Jilid 1 A-L. Jakarta. 2013.

Lembaga Alkitab Indonesia. Ensiklopedia Masa Kini Jilid 1 M-Z. Jakarta. 2013.

Browning, F. R. W. Kamus Alkitab; A Dictionary of The Bible; Panduan Dasar


ke dalam Kitab-Kitab, Tema, Tempat, Tokoh dan Istilah Alkitabiah.
Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2007.

Kamus Besar bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: PT Media Pustaka Phoenix
Jakarta. 2008.

M, Barclay,.Newman Jr. Kamus Yunani-Indonesia Untuk Perjanjian Baru.


Jakarta : BPK Gunung Mulia. 2015.

Sutanto, Hasan. Perjanjian Baru Interlinear Yunani – Indonesia dan


Konkordansi Jilid I. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. 2010.

_____________ Perjanjian Baru Interlinear Yunani – Indonesia dan


Konkordansi Jilid II. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. 2010.

Fakultas Teologi UKIT


106

Program Komputer :

Bible Works 7. Version 7.0.012g. Copyright 2006 Bibleoworks, LLC. All


Rights Reserved.

Arsip :

Dokumen Pribadi Bapak Donny Fehr. Diperoleh dari website Bpk. Donny pada
Kamis, 20 Juni 2019 jam 18.00 WITA

Arsip Jemaat GMIM Markus Kinilow. Diperoleh dari Sdr. Richard Nangka
(Pegawai Gereja) pada Kamis, 20 Juni 2019 jam 19.00 WITA

Web :

Kbbi.we.id diakses : Senin, 23 Maret 2019/19.00 WITA

https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis_dua_sumber, diakses Sabtu, 15 Juni


2019/Pukul: 11:00 WITA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Orang_Samaria , diakses Jumat, 2 Agustus 2019/


Pukul 19:00 WITA

Fakultas Teologi UKIT


107

LAMPIRAN 1

Uraian Teks Bahasa Yunani Lukas 10:25-37

Ayat 25

Kai. ivdou. nomiko,j tij avne,sth evkpeira,zwn auvto.n le,gwn , Dida,skale( ti, poih,saj zwh.n
aivwn, ion klhronomh,swÈ
Kai idou nomikos tis anesten ekperirazon auton legon didaskale, ti poiesas zoen aionion
kleronomeso

Kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang


Kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, atau, dari.
Terjemahan : Adapun
ivdou. Kata penekanan/kata seru dari akar kata ivdou.,
Idou yang memiliki arti = lihatlah, perhatikanlah,
namun, memang, ingatlah, ada, di sini, ada.
Terjemahan : Perhatikanlah
nomiko,j Kata benda maskulin nominative tunggal dari
nomikos akar kata nomiko,j, yang memiliki arti : yang
berhubungan dengan hukum, ahli hukum (agama
Yahudi), ahli hukum (Romawi).
Terjemahan : Ahli hukum (agama Yahudi)
tij Kata ganti maskulin nominative tunggal dari
tis akar kata tij, yang memiliki arti = siapa,
sesuatu, yang mana, apakah, jenis apakah, orang
yang bagaimana, mengapa, betapa, mungkin,
tertentu, ada seseorang.

Fakultas Teologi UKIT


108

Terjemahan : Ada seseorang


avne,sth Kata kerja indicative aorist aktif orang ke-III
aneste tunggal dari akar kata avni,sthmi, yang memiliki
arti = berdiri, meninggalkan, bangun, bangkit
(dari kematian), membangunkan,
membangkitkan, memberi keturunan, datang,
melawan, bersiap-siap, mulai bergerak.
Terjemahan : Dia telah datang
evkpeira,zwn Kata kerja partisip present aktif maskulin
ekpeirazon nominative tunggal dari akar kata evkpeira,zw
yang memiliki arti = menguji, menggoda (agar
jatuh dalam dosa), menjebak.
Terjemahan : Orang yang sedang
menguji/menjebak
auvto.n Kata ganti orang ke-III maskulin akusatif
auton tunggal dari akar kata auvto,j yang memiliki arti
= diri(nya) sendiri, dia, sendiri, yang sama,
itulah.
Terjemahan : Dia
le,gwn Kata kerja partisip present aktif maskulin
legon nominative tunggal dari akar kata le,gw yang
memiliki arti = berkata, mengucapkan,
menceritakan, mengungkapkan (secara lisan atau
tertulis), dimaksudkan, sebagai berikut,
berpesan, menanyakan, menjawab, memerintah,
menegaskan, menyatakan, memberitakan,
membertahukan, melaporkan, memanggil,
menyebut, berarti.
Terjemahan : Sedang berkata
Dida,skale Kata benda maskulin vocative tunggal dari akar
Didaskale kata dida,skaloj yang memiliki arti = pengajar,
guru

Fakultas Teologi UKIT


109

Terjemahan : Guru
ti, Kata ganti (bentuk tanya) netral akusative
ti tunggal dari akar kata ti,j yang memiliki arti =
seseorang, setiap orang, beberapa orang, orang
tertentu, seorang penting, apa, sesuatu, beberapa,
tertentu, ada, suatu jenis, sedikit, sebentar, apa.
Terjemahan : Apa
poih,saj Kata kerja partisip aorist aktif maskulin
poiesas nominative tunggal dari akar kata poie,w yang
memiliki arti = melakukan, membuat, mencipta,
menyebabkan, menghasilkan, bertindak, berlaku,
(dengan) berbuat, merayakan, mulai
mengadakan, menjadikan, bekerja, berusaha,
mengeluarkan, membawa, menetapkan,
memakai, tinggal, berada, menunjukkan,
menganggap, mendapat.
Terjemahan : orang yang telah berbuat
zwh.n Kata benda feminim akusatif tunggal dari akar
zoen kata zwh, yang memiliki arti = hidup
(jasmaniah), hidup (baru), hidup (kebangkitan),
hidup (kekal).
Terjemahan : Hidup
aivwn, ion Kata sifat feminim akusative tunggal dari akar
aionion kata aivwn, ioj yang memiliki arti = kekal berarti
yang tiada awal, yang tiada awal dan akhir, atau
yang tiada akhir.
Terjemahan : Kekal
klhronomh,sw Kata kerja future aktif indicative orang ke-1
kleronomeso tunggal dari akar kata klhronome,w yang
memiliki arti = menjadi ahli waris, menerima
Terjemahan : saya akan menerima
Terjemahan : Perhatikanlah adapun telah datang seorang ahli hukum (agama Yahudi)

Fakultas Teologi UKIT


110

orang yang menjebak, dia sedang berkata, Guru, apa orang yang telah berbuat akan
menerima hidup kekal ?

Ayat 26

o` de. ei=pen pro.j auvto,n, evn tw/| no,mw| ti, ge,graptaiÈ pw/j avnaginw,skeijÈ
ho de eimen pros auton en toi nomoi ti gegraptai ; pos anaginoskeis
o. Kata sandang maskulin nominative tunggal
ho dari akar kata o` yang memiliki arti = ini,
itu, nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
Terjemahan : Ia
de. Kata penghubung dari akar akar kata de.
de yang memiliki arti = tetapi, dan, adapun,
lalu, maka, sebab, yakni, melainkan,
walaupun, kini, pada waktu itu.
Terjemahan : Lalu
ei=pen Kata kerja aorist aktif indicative orang ke-
eimen III tunggal le,gw yang memiliki arti =
berkata, bertanya, menyuruh, memanggil,
meramal.
Terjemahan : Dia telah berkata
pro.j Kata depan akusative dari akar kata pro,j
pros yang memiliki arti = untuk, demi, dekat,
pada, di, kepada, menuju, menjelang,
terhadap, melawan, bersama, di tepi, di
depan, menghadap, berhubung dengan,
mengenai, menurut, dengan, di antara,
supaya, sehingga, mengakibatkan.
Terjemahan : Kepada
auvto,n Kata ganti orang ke-III maskulin akusative
auton tunggal dari akar kata auvto,j yang memiliki
arti = diri, sendiri, itulah, bahkan, yang

Fakultas Teologi UKIT


111

sama, ia.
Terjemahan : Dia
Evn Kata depan dative dari akar kata evn yang
En memiliki arti = di, di dalam, ke dalam,
pada, dekat, untuk, dengan, bersama,
terdiri dari, dalam jumlah, maka, dalam
kurun waktu, oleh, di depan, di antara ,
kepada, ketika, sementara, selama, karena,
melalui, di mana, demi, atas (nama).
Terjemahan : Dalam
tw/| Kata sandang maskulin dative tunggal dari
toi akar kata o` yang memiliki arti = ini, itu,
nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
Terjemahan : Itu
no,mw Kata benda maskulin dative tunggal dari akar
ada kata no,moj yang memiliki arti = hukum,
kaidah, peraturan, hukum Taurat, kitab
Taurat, Alkitab.
Terjemahan : Kitab Taurat
ti, Kata ganti (bentuk tanya) netral
ti nominative tunggal dari akar kata ti,j yang
memiliki arti = apa yang, seseorang, setiap
orang, beberapa orang, orang tertentu,
seorang penting, apa, sesuatu, beberapa,
tertentu, ada, suatu jenis, sedikit, sebentar.
Terjemahan : Apa yang
ge,graptaiÈ Kata kerja perfect pasif indicative orang
gegraptai ke-III tunggal dari akar kata gra,fw yang
memiliki arti = menulis, menuliskan,
tertulis.
Terjemahan : Tertulis
pw/j Kata keterangan dari akar kata pw/j yang

Fakultas Teologi UKIT


112

pos memiliki arti = bagaimana, dengan cara


bagaimana, bagaimana mungkin,
bagaimana dapat, apa yang, alangkah.
Terjemahan : Bagaimana
avnaginw,skeij Kata kerja present active indicative orang
anaginoskeis ke-II tunggal dari akar kata avnaginw,skw
yang memiliki arti = membaca,
membacakan (di depan umum).
Terjemahan : Engkau membaca.
Terjemahan : Ia lalu telah berkata kepada dia, dalam kitab Taurat apa yang
tertulis? Bagaimana engkau membaca?

Ayat 27

o` de. avpokriqei.j ei=pen, avgaph,seij ku,rion to.n qeo,n sou evx o[lhj Îth/jÐ kardi,aj sou
kai. evn o[lh| th/| yuch/| sou kai. evn o[lh| th/| ivscu,i? sou kai. evn o[lh| th/| dianoi,a| sou( kai.
to.n plhsi,on sou w`j seauto,nÅ
ho de apokritheis eimen, agapeseis kurion ton Theon sou ek holes tes kardias sou
kai en olei tei psukhe sou kai en holei iskui sou kai en holei tei dianoia sou, kai
ton plesion sou os seauton.
o` Kata sandang maskulin nominative tunggal
ho dari akar kata o` yang memiliki arti = ini,
itu, nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
Terjemahan : Ia
de. Kata penghubung dari akar kata de, yang
de memiliki arti = tetapi, dan, adapun, lalu,
maka, sebab, yakni, melainkan, walaupun,
kini, pada waktu itu.
Terjemahan : Lalu
avpokriqei.j Kata kerja partisip aorist pasif maskulin
apokriteis nominative maskulin tunggal dari akar kata
avpokri,nomai yang memiliki arti =

Fakultas Teologi UKIT


113

menjawab, berkata.
Terjemahan : Menjawab
ei=pen Kata kerja indikatif aorist aktif orang ke-III
eimen tunggal dari akar kata le,gw yang memiliki
arti berkata, bertanya, menyuruh,
memanggil, meramal.
Terjemahan : Dia telah berkata
avgaph,seij Kata kerja indikatif future aktif orang ke-II
agapeseis tunggal dari akar kata avgapa,w yang
memiliki arti = mengasihi, menunjukkan
kasih, menyukai, kasihilah.
Terjemahan : kamu akan menunjukkan
kasih
ku,rion Kata benda akusatif maskulin tunggal dari
kurion akar kata ku,rioj yang memiliki arti =
pemilik, tuan, Tuhan, tuhan.
Terjemahan : Tuhan
to.n Kata sandang akusatif maskulin tunggal
ton dari akar kata o` yang memiliki arti = ini,
itu, nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
Terjemahan : Itu
qeo,n Kata benda akusatif maskulin tunggal dari
Theon akar kata qeo,j yang memiliki arti = Allah,
ilah, dewa.
Terjemahan : Allah
Sou Kata ganti orang ke-II genetif tunggal dari
Sou akar kata ou, yang memiliki arti = engkau,
mu, kamu, kamu sendiri.
Terjemahan : Mu
Evx Kata depan (genetif) dari akar kata evk yang
Ex memilki arti = dari, berasal dari, pergi dari,

Fakultas Teologi UKIT


114

di antara, karena, berdasarkan, oleh,


dengan, sesuai dengan, menurut, dari
(bahan tertentu), (sebagian) dari, milik,
ketika, sejak, (hari) demi (hari), untuk,
sebelum, dalam, terhadap, dari pihak.
Terjemahan : Dari
o[lhj Kata sifat genetif feminim tunggal dari akar
holes kata o[loj yang memiliki arti = utuh,
seluruh, semua, segenap, sepanjang.
Terjemahan : Segenap
Îth/jÐ Kata sandang genetif feminim tunggal dari
Tes akar kata o` yang memiliki arti = ini, itu,
nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja
kardi,aj Kata benda genetif feminim tunggal dari
kardias akar kata kardi,a yang memiliki arti = hati,
pusat.
Terjemahan : Hati
Sou Kata ganti orang ke-II genetif tunggal dari
Sou akar kata ou, yang memiliki arti = engkau,
mu, kamu, kamu sendiri.
Terjemahan : Mu
kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, atau, dari.
Terjemahan : Dan
Evn Kata depan (datif) dari akar kata evn yang
En memiliki arti = di, di dalam, ke dalam,
pada, dekat, untuk, dengan, bersama, terdiri
dari, dalam jumlah, maka, dalam kurun

Fakultas Teologi UKIT


115

waktu, oleh, di depan, di antara , kepada,


ketika, sementara, selama, karena, melalui,
di mana, demi, atas (nama).
Terjemahan : Dengan
o[lh Kata sifat datif feminim tunggal dari akar
hole kata o[loj yang memiliki arti = utuh,
seluruh, semua, segenap, sepanjang.
Terjemahan : Segenap
th/| Kata sandang datif feminim tunggal dari
tei akar kata o` yang memiliki arti = ini, itu,
nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
yuch/| Kata benda datif feminim tunggal dari akar
psukei kata yuch, yang memiliki arti =jiwa, nyawa,
hidup, hati, orang, budak, makhluk.
Terjemahan : Jiwa
Sou Kata ganti orang ke-II genetif tunggal dari
Sou akar kata ou, yang memiliki arti = engkau,
mu, kamu, kamu sendiri.
Terjemahan : Mu
kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, atau, dari.
Terjemahan : Dan
Evn Kata depan (datif) dari akar kata evn yang
En memiliki arti = di, di dalam, ke dalam,
pada, dekat, untuk, dengan, bersama, terdiri
dari, dalam jumlah, maka, dalam kurun
waktu, oleh, di depan, di antara , kepada,
ketika, sementara, selama, karena, melalui,

Fakultas Teologi UKIT


116

di mana, demi, atas (nama).


Terjemahan : Dengan
o[lh| Kata sifat datif feminim tunggal dari akar
holei kata o[loj yang memiliki arti = utuh,
seluruh, semua, segenap, sepanjang.
Terjemahan : Segenap
th/| Kata sandang datif feminim tunggal dari
tei akar kata o` yang memiliki arti = ini, itu,
nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
ivscu,i? Kata benda datif feminim tunggal dari akar
ischui kata ivscu,j yang memiliki arti = kekuatan,
kesanggupan, kuasa.
Terjemahan : Kekuatan
Sou Kata ganti orang ke-II genetif tunggal dari
Sou akar kata ou, yang memiliki arti = engkau,
mu, kamu, kamu sendiri.
Terjemahan : Mu
kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, atau, dari.
Terjemahan : Dan
Evn Kata depan (datif) dari akar kata evn yang
En memiliki arti = di, di dalam, ke dalam,
pada, dekat, untuk, dengan, bersama, terdiri
dari, dalam jumlah, maka, dalam kurun
waktu, oleh, di depan, di antara , kepada,
ketika, sementara, selama, karena, melalui,
di mana, demi, atas (nama).
Terjemahan : Dengan

Fakultas Teologi UKIT


117

o[lh| Kata sifat datif feminim tunggal dari akar


holei kata o[loj yang memiliki arti = utuh,
seluruh, semua, segenap, sepanjang.
Terjemahan : Segenap
th/| Kata sandang datif feminim tunggal dari
tei akar kata o` yang memiliki arti = ini, itu,
nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
dianoi,a| Kata benda datif feminim tunggal dari akar
dianoia kata dia,noia yang memiliki arti = daya
pikir, jalan pikiran, apa yang dipikir,
dorongan hati.
Terjemahan : Daya pikir
Sou Kata ganti orang ke-II genetif tunggal dari
Sou akar kata ou, yang memiliki arti = engkau,
mu, kamu, kamu sendiri.
Terjemahan : Mu
Kai Kata penghubung dari akar kata kai, yang
Kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, atau, dari.
Terjemahan : Dan
to.n Kata sandang akusatif maskulin tunggal
ton dari akar kata o` yang memiliki arti = ini,
itu, nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
plhsi,on Kata keterangan dari akar kata plhsi,on
plesion yang memiliki arti = dekat, tetangga,
sesama, sesama bangsa.
Terjemahan : Sesama
Sou Kata ganti orang ke-II genetif tunggal dari
Sou

Fakultas Teologi UKIT


118

akar kata ou, yang memiliki arti = engkau,


mu, kamu, kamu sendiri.
Terjemahan : Mu
w`j Kata penghubung dari akar kata w`j yang
os memiliki arti = seperti, karena, ketika,
sementara, supaya, tentang.
Terjemahan : Seperti
seauto,n Kata ganti refleksif akusatif maskulin
seauton tunggal dari akar kata seautou/ yang
memiliki arti = dirimu, dirimu sendiri.
Terjemahan : dirimu sendiri
Terjemahan : Ia lalu menjawab berkata, kasihilah Tuhan Allahmu itu dari
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu pikirmu dan dengan segenap
kesanggupanmu dan dengan segenap daya pikirmu dan sesamamu seperti
dirimu sendiri.

Ayat 28

ei=pen de. auvtw/| , ovrqw/j avpekri,qhj , tou/to poi,ei kai. zh,sh|Å


eimen de autoi, hortos apekrithes, touto poiei ka zesei.
ei=pen Kata kerja indikatif aorist aktif orang ke-III
eimen tunggal dari akar kata le,gw yang memiliki
arti = berkata, bertanya, menyuruh,
memanggil, meramal.
Terjemahan : Dia telah berkata
de. Kata penghubung dari akar kata de, yang
de memiliki arti = tetapi, dan, adapun, lalu,
maka, sebab, yakni, melainkan, walaupun,
kini, pada waktu itu.
Terjemahan : Lalu
auvtw/| Kata ganti orang ke-III datif maskulin
autoi tunggal dari akar kata auvto,j yang memiliki

Fakultas Teologi UKIT


119

arti = diri, sendiri, itulah, bahkan, kepada


dia, yang sama, ia.
Terjemahan : Kepada dia
ovrqw/j Kata keterangan dari akar kata ovrqw/j yang
orthos memiliki arti = dengan benar, dengan
normal.
Terjemahan : Dengan benar.
avpekri,qhj Kata kerja indikatif aorist pasif orang ke-II
apekrithes tunggal dari akar kata avpokri,nomai yang
memiliki arti = menjawab, berkata.
Terjemahan : Engkau telah menjawab
tou/to Kata ganti akusatif netral tunggal dari akar
touto kata ou-toj yang memiliki arti = ini, inilah.
Terjemahan : Ini
poi,ei Kata kerja imperative present aktif orang ke-
poiei II tunggal dari akar kata poie,w yang
memiliki arti = melakukan, membuat,
mencipta, menyebabkan, menghasilkan,
bertindak, berlaku, berbuat, merayakan,
mulai mengadakan, menjadikan, bekerja,
berusaha, mengeluarkan, membawa,
menetapkan, memakai, tinggal, berada,
menunjukkan, menganggap, mendapat.
Terjemahan : Melakukan/lakukanlah
kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, atau, dari.
Terjemahan : Maka
zh,sh Kata kerja indikatif future middle orang ke-

Fakultas Teologi UKIT


120

zese II tunggal dari akar kata za,w yang memiliki


arti = hidup, hidup (kembali), memberi
hidup, ada hidup.
Terjemahan : Engkau akan hidup
Terjemahan : Ia berkata lalu kepada dia, Dengan benar engkau telah
menjawab; ini lakukanlah maka engkau akan hidup.

Ayat 29

o` de. qe,lwn dikaiw/sai e`auto.n ei=pen pro.j to.n VIhsou/n, kai. ti,j evsti,n mou plhsi,onÈ
ho de telon dikaiosai eauton eimen pros ton Iesoun, kai tis estin mou plesion
o` Kata sandang maskulin nominative tunggal
ho dari akar kata o` yang memiliki arti = ini,
itu, nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
Terjemahan : Ia
de. Kata penghubung dari akar kata de, yang
de memiliki arti = tetapi, dan, adapun, lalu,
maka, sebab, yakni, melainkan, walaupun,
kini, pada waktu itu.
Terjemahan : Tetapi
qe,lwn Kata kerja partisip present aktif nominative
Thelon maskulin tunggal dari akar kata qe,lw yang
memiliki arti = menghendaki,
menginginkan, menyukai, mempertahankan,
ingin.
Terjemahan : sedang ingin
dikaiw/sai Kata kerja infinitive aorist aktif dari akar
dikaiosai kata dikaio,w yang memiliki arti = mengaku
keadilan, menaati ketentuan Allah,
membuktikan benar, membenarkan,
membebaskan.
Terjemahan : Membuktikan benar

Fakultas Teologi UKIT


121

e`auto.n Kata ganti refleksif akusatif maskulin


eauton tunggal dari akar kata e`autou/ yang memiliki
arti = diri sendiri, sendiri, nya, saling.
Terjemahan : Dirinya
ei=pen Kata kerja indikatif aorist aktif orang ke-III
eimen tunggal dari akar kata le,gw yang memiliki
arti = berkata, bertanya, menyuruh,
memanggil, meramal.
Terjemahan : Dia telah berkata
pro.j Kata depan (akusatif) dari akar kata pro,j
pros yang memiliki arti = untuk, demi, dekat,
pada, di, kepada, menuju, menjelang,
terhadap, melawan, bersama, di tepi, di
depan, menghadap, berhubung dengan,
mengenai, menurut, dengan, di antara,
supaya, sehingga, nengakibatkan.
Terjemahan : Kepada
to.n Kata sandang akusatif maskulin tunggal dari
ton akar kata o` yang memiliki arti ini, itu, nya,
ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
VIhsou/n Kata benda nominative maskulin tunggal
Iesoun dari akar kata VIhsou/j yang memiliki arti =
Yesus, Yosua.
Terjemahan : Yesus
kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, atau, dari.
Terjemahan : Dan
ti,j Kata ganti (bentuk tanya) nominative

Fakultas Teologi UKIT


122

tis maskulin tunggal dari akar kata ti,j yang


memiliki arti = siapa, sesuatu, yang mana,
apakah, jenis apakah, orang yang
bagaimana, mengapa, betapa, mungkin.
Terjemahan : Siapakah
evsti,n Kata kerja indikatif aorist aktif orang ke-III
estin tunggal dari akar kata eivmi, yang memiliki
arti = ada, adalah, berada, terdapat, tinggal,
terjadi, menjadi, mungkin, melambangkan,
sama seperti, artinya, yaitu.
Terjemahan : Dia telah menjadi
mou Kata ganti (pribadi) genetif tunggal dari
mou akar kata evgw, yang memiliki arti = aku,
akulah, ku, kami, kita.
Terjemahan : Ku
plhsi,on Kata keterangan dari akar kata plhsi,on
plesion yang memiliki arti = dekat, tetangga,
sesama, sesama bangsa.
Terjemahan : Sesama
Terjemahan : Ia tetapi ingin membuktikan benar dirinya berkata kepada
Yesus, Dan siapakah sesama ku?

Ayat 30

~Upolabw.n o` VIhsou/j ei=pen, a;nqrwpo,j tij kate,bainen avpo. VIerousalh.m eivj VIericw.
kai. lh|stai/j perie,pesen( oi] kai. evkdu,santej auvto.n kai. plhga.j evpiqe,ntej avph/lqon
avfe,ntej h`miqanh/Å
Hupolabon ho Iesous eimen, anthropos tis katebainen apo Ierousalem eis Ieriko
kai leistais periepesen, oi kai ekdusantes auton kai plegas epithentes apelthon
aphentes emithane
~Upolabw.n Kata kerja partisip aorist aktif nominative

Fakultas Teologi UKIT


123

Hupolabon maskulin tunggal dari akar kata u`polamba,nw


yang memiliki arti = membawa ke atas,
menjawab, mengira, menolong, menerima
sebagai tamu.
Terjemahan : apa yang dikatakan
o` Kata sandang nominative maskulin tunggal
ho dari akar kata o` yang memiliki arti = ini,
itu, nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
VIhsou/j Kata benda nominative maskulin tunggal
Iesous dari akar kata VIhsou/j yang memiliki arti =
Yesus, Yosua.
Terjemahan: Yesus
ei=pen Kata kerja indikatif aorist aktif orang ke-III
eimen tunggal dari akar kata le,gw yang memiliki
arti = berkata, bertanya, menyuruh,
memanggil, meramal.
Terjemahan : Dia telah berkata
a;nqrwpo,j Kata benda nominative maskulin tunggal
anthropos dari akar kata a;nqrwpoj yang memiliki arti
= manusia, umat manusia (pluralis), saudara
atau teman, orang, laki-laki (dewasa),
suami, anak (laki-laki), hamba, seorang,
manusia (Allah), warga Negara.
Terjemahan : Seorang
Tij Kata sifat nominative maskulin tunggal dari
Tis akar kata ti.j yang memiliki arti =
seseorang, setiap orang, beberapa orang,
orang tertentu, seorang penting, sesuatu,
beberapa, tertentu, ada, suatu jenis, sedikit,
sebentar.
Terjemahan : Ada
kate,bainen Kata kerja indikatif imperfek aktif orang ke-

Fakultas Teologi UKIT


124

katebainen III tunggal dari akar kata katabai,nw yang


memiliki arti = turun.
Terjemahan : Turun
avpo. Kata depan (genetif) dari akar kata avpo,
Apo yang memiliki arti = terpisah dari, mulai
dari, berasal dari, dari berarti sebagian, dari
(menyatakan bahan suatu barang), jauh dari,
terhadap, sejak, oleh karena, melalui,
dengan, oleh, berdasarkan, di.
Terjemahan : Dari
VIerousalh.m Kata benda genetif feminim tunggal dari
Ierousalem akar kata VIerousalh,m yang memiliki arti =
Yerusalem, penduduk Yerusalem.
Terjemahan : Yerusalem
Eivj Kata depan (akusatif) dari akar kata eivj
Eis yang memiliki arti = ke dalam, ke, kepada,
pada, di, di dalam, di antara, dekat,
bersama, sampai, selama, ketika, untuk,
sebagai, maka, supaya, menjadi,
menghasilkan, terhadap, tentang, bahwa,
karena, demi, atas, melalui, dengan, oleh.
Terjemahan : Ke
VIericw Kata benda akusatif feminim tunggal dari
Ieriko akar kata VIericw, yang memiliki arti =
Yerikho.
Terjemahan : Yerikho
kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, atau, dari.

Fakultas Teologi UKIT


125

Terjemahan : Dan
lh|stai/j Kata benda datif maskulin jamak dari akar
leistais kata lh|sth,j yang memiliki arti =
penyamun, pemberontak.
Terjemahan : Penyamun-penyamun
perie,pesen Kata kerja indikatif aorist aktif orang ke-III
periemesen tunggal dari akar kata peripi,ptw yang
memiliki arti = jatuh ke antara, jatuh ke
dalam, melanggar.
Terjemahan : Dia telah jatuh ke dalam
oi] Kata ganti nominative maskulin jamak dari
hoi akar kata o[j yang memiliki arti = siapa, ia,
yang, apa, mana, yang dimiliki, ini, dia,
ketika, pada, yaitu, yang berarti, supaya.
Terjemahan : Yang
kai. Kata penghubung dari akar kata kai. yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, atau, dari.
Terjemahan : Bukan saja
evkdu,santej Kata kerja partisip aorist aktif nominative
ekdusantes maskulin jamak dari akar kata evkdu,w yang
memiliki arti = menanggalkan,
menelanjangi berarti merampok habis-
habisan.
Terjemahan : Menelanjangi
auvto.n Kata ganti akusatif maskulin tunggal dari
auton akar kata auvto,j yang memiliki arti = diri,
sendiri, itulah, bahkan, yang sama, ia.
Terjemahan : Dia

Fakultas Teologi UKIT


126

kai. Kata penghubung dari akar kata kai. yang


kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, atau, dari.
Terjemahan : Tetapi juga
plhga.j Kata benda akusatif feminim jamak dari
plegas akar kata plhgh, yang memiliki arti =
pukulan, luka, luka fatal, malapetaka.
Terjemahan : Pukulan-pukulan
evpiqe,ntej Kata kerja partisip aorist aktif nominative
epithentes maskulin jamak dari akar kata evpiti,qhmi
yang memiliki arti = meletakkan, memberi,
menambahkan, menyerang.
 Setelah memberikan
avph/lqon Kata kerja indikatif aorist aktif orang ke-III
apelthon jamak dari akar kata avpe,rcomai yang
memiliki arti = pergi, meninggalkan,
berangkat, datang, menyebarkan (kabar).
Terjemahan : Mereka telah pergi
avfe,ntej Kata kerja partisip aorist aktif nominative
aphentes maskulin jamak dari akar kata avfi,hmi yang
memiliki arti = menyuruh pergi,
membiarkan, meninggalkan, mengampuni,
menghapuskan, menyerahkan, menceraikan,
memaafkan, melalaikan.
Terjemahan : Mereka telah meninggalkan
(dia)
h`miqanh Kata sifat akusatif maskulin tunggal dari
emithane akar kata h`miqanh,j yang memiliki arti =
setengah mati.

Fakultas Teologi UKIT


127

Terjemahan : Setengah mati


Terjemahan : Menjawab apa yang dikatakan Yesus berkata, ada seorang
turun dari Yerusalem ke Yerikho dan jatuh ke antara penyamun-penyamun
yang bukan saja menelanjangi dia tetapi juga setelah memberikan pukulan-
pukulan mereka telah pergi meninggalkan dia setengah mati.

Ayat 31

kata. sugkuri,an de. i`ereu,j tij kate,bainen evn th/| o`dw/| evkei,nh| kai. ivdw.n auvto.n
avntiparh/lqen.
Kata sugkurian de iereus tis katebainen en tei hodoi ekeinei kai idon auton
antiparelthen
kata. Kata depan akusatif dari akar kata kata,
Kata
sugkuri,an Kata benda akusatif feminim tunggal dari
sugkurian akar kata sugkuri,a yang memiliki arti =
kesempatan, kebetulan.
Terjemahan : Kebetulan
de. Kata penghubung dari akar kata de. yang
de memiliki arti = tetapi, dan, adapun, lalu,
maka, sebab, yakni, melainkan, walaupun,
kini, pada waktu itu.
Terjemahan : Lalu
i`ereu,j Kata benda nominative maskulin tunggal
iereus dari akar kata i`ereu,j yang memiliki arti =
imam.
Terjemahan : Imam
Tij Kata sifat nominative maskulin tunggal dari
Tis akar kata ti.j yang memiliki arti =
seseorang, setiap orang, beberapa orang,
orang tertentu, seorang penting, sesuatu,
beberapa, tertentu, ada, suatu jenis, sedikit,

Fakultas Teologi UKIT


128

sebentar.
Terjemahan : Ada
kate,bainen Kata kerja indikatif imperfek aktif orang ke-
katebainen III tunggal dari akar kata katabai,nw yang
memiliki arti = turun, jatuh, datang, pulang,
pergi, menetes.
Terjemahan : Dia turun
Disini menandakan suatu inisiasi
turun dari Yerusalem.
Evn Kata depan dari akar kata evn yang memiliki
En arti = di, di dalam, dengan, di antara.
Terjemahan : Di
th/| Kata sandang datif feminim tunggal dari
tei akar kata o` yang memiliki arti = ini, itu,
nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
o`dw/| Kata benda datif feminim tunggal dari akar
hodoi kata o`do,j yang memiliki arti = jalan,
perjalanan, jalan (=hidup Kristen).
Terjemahan : Jalan
evkei,nh| Kata ganti datif feminim tunggal dari akar
ekeinei kata evkei/noj yang memiliki arti = itu, dia,
hal itu.
Terjemahan : Itu
kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, atau, dari.
Terjemahan : Namun
ivdw.n Kata kerja partisip aorist aktif nominative
idon

Fakultas Teologi UKIT


129

maskulin tunggal dari akar kata o`ra,w yang


memiliki arti = melihat, memperhatikan,
mengalami, memahami, mengunjungi.
(menandakan suatu kegiatan “ketika”)
Terjemahan : telah/ketika melihat
auvto.n Kata ganti orang akustatif maskulin tunggal
auton dari akar kata auvto,j yang memiliki arti =
diri, sendiri, itulah, bahkan, yang sama, ia.
Terjemahan : Dia
avntiparh/lqen Kata kerja indikatif aorist aktif orang ke-III
antiparelthen tunggal avntipare,rcomaiyang memiliki arti =
lewat dari seberang jalan.
Terjemahan : Dia telah lewat dari seberang
jalan
Terjemahan : Secara kebutulan lalu Imam ada seorang turun dari
Yerusalem di jalan itu namun ketika melihat dia telah lewat dari seberang
jalan.

Ayat 32

o`moi,wj de. kai. Leui,thj Îgeno,menojÐ kata. to.n to,pon evlqw.n kai. ivdw.n avntiparh/lqenÅ
homoinos de kai Levites genomenos kata ton topon elthon kai idon antiparelthen
o`moi,wj Kata keterangan dari akar kata o`moi,wj yang
homoios memiliki arti = demikian juga, dengan
serupa, dengan cara yang sama.
Terjemahan : Demikian juga
de. Kata penghubung dari akar kata de. yang
de memiliki arti = tetapi, dan, adapun, lalu,
maka, sebab, yakni, melainkan, walaupun,
kini, pada waktu itu.
Terjemahan : Lalu

Fakultas Teologi UKIT


130

kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang


kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, juga, atau,
dari.
Terjemahan : Juga
Leui,thj Kata benda nominative maskulin tunggal
Levites dari akar kata Leui,thj yang memiliki arti =
orang Lewi (dari keturunan Lewi; pembantu
imam).
Terjemahan : Seorang Lewi
Îgeno,menojÐ Kata kerja partisip aorist middle nominative
Genomenos maskulin tunggal dari akar kata gi,nomai
yang memiliki arti = menjadi, lahir, muncul,
dibuat, terjadi, datang, pergi.
Terjemahan : telah muncul
kata. Kata depan akusatif dari akar kata kata,
Kata yang memiliki arti = menurut, ke, terhadap,
melawan.
Terjemahan : Ke
to.n Kata sandang akusatif maskulin tunggal
ton dari akar kata o` yang memiliki arti = ini, itu,
nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
Terjemahan : Itu
to,pon Kata benda akusatif maskulin tunggal dari
topon akar kata to,poj yang memiliki arti =
tempat, letaknya, daerah, lokasi,
kesempatan.
Terjemahan : Tempat
evlqw.n Kata kerja partisip aorist aktif nominative

Fakultas Teologi UKIT


131

elthon maskulin tunggal dari akar kata e;rcomai


yang memiliki arti = datang, tiba, kembali,
sampai, pergi.
Terjemahan : Datang
kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, juga, atau,
dari.
Terjemahan : Dan
ivdw.n Kata kerja partisip aorist aktif nominative
idon maskulin tunggal dari akar kata o`ra,w yang
memiliki arti = melihat, memperhatikan,
mengalami, memahami, mengunjungi.
Terjemahan : (ketika) melihat
avntiparh/lqen Kata kerja indikatif aorist aktif orang ke-III
antiparelthen tunggal avntipare,rcomaiyang memiliki arti =
lewat dari seberang jalan.
Terjemahan : telah lewat dari seberang jalan
Terjemahan : demikian lalu juga seorang Lewi muncul ke tempat itu datang
dan ketika melihat dia telah lewat dari seberang jalan.

Ayat 33

Samari,thj de, tij o`deu,wn h=lqen katV auvto.n kai. ivdw.n evsplagcni,sqh(
Samarites de tis odeuon elthen kat auton kai idon esplagkhnisthe
Samari,thj Kata benda nominative maskulin tunggal
Samarites dari akar kata Samari,thj yang memiliki
arti = orang Samaria.
Terjemahan : Seorang Samaria

Fakultas Teologi UKIT


132

de, Kata penghubung dari akar kata de, yang


de memiliki arti = tetapi, dan, adapun, lalu,
maka, sebab, yakni, melainkan, walaupun,
kini, pada waktu itu.
Terjemahan : Lalu
tij (Kalimat Tanya) Kata ganti nominative
tis maskulin tunggal dari akar kata ti.j yang
memiliki arti = seseorang, barangsiapa,
siapapun, sesuatu, apa yang.
Terjemahan : Ada seseorang
o`deu,wn Kata kerja present partisip aktif nominative
odeuon maskulin tunggal dari akar kata o`deu,w yang
memiliki arti = bepergian, mengadakan,
perjalanan.
Terjemahan : (sedang) mengadakan
perjalanan.
h=lqen Kata kerja aorist indikatif aktif orang ke-III
elthen tunggal dari akar kata e;rcomai yang
memiliki arti = datang, tiba, kembali,
sampai, pergi.
Terjemahan : dia telah tiba
katV Kata depan dari akar kata kata, yang
kat memiliki arti = menurut, kepada, ke,
terhadap, melawan.
Terjemahan : Kepada
auvto.n Kata ganti akusatif maskulin orang ke-III
auton tunggal dari akar kata auvto,j yang memiliki
arti = dia, diri sendiri, yang sama, bahkan.
Terjemahan : Dia
kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,

Fakultas Teologi UKIT


133

demikian juga, demikian, sehingga, malah,


namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, juga, atau,
dari.
Terjemahan : Dan
ivdw.n Kata kerja partisip aorist aktif nominative
idon maskulin tunggal dari akar kata o`ra,w yang
memiliki arti = melihat, memperhatikan,
mengalami, memahami, mengunjungi.
Terjemahan : (ketika) melihat
evsplagcni,sqh( Kata kerja indikatif aorist aktif orang ke-III
esplagkhnisthe tunggal splagcvizomai yang memiliki arti =
terharu, berbelas kasihan, merasa kasihan,
berbelas kasih.
Terjemahan : dia telah berbelas kasihan
(hatinya tergerak belas kasihan)
Terjemahan : Lalu ada seorang Samaria sedang mengadakan perjalanan
datang kepada dia dan ketika melihat dia telah berbelas kasihan (hatinya
tergerak belas kasihan).

Ayat 34

kai. proselqw.n kate,dhsen ta. trau,mata auvtou/ evpice,wn e;laion kai. oi=non(
evpibiba,saj de. auvto.n evpi. to. i;dion kth/noj h;gagen auvto.n eivj pandocei/on kai.
evpemelh,qh auvtou/Å
kai proselthon katedesen ta traumata autou epikheon elaion kai onion, epibibasas
de auton epi to idion ktenos hegagen auton eis pandokheion kai epemelethe autou
Kai Kata penghubung dari akar kata kai, yang
Kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,

Fakultas Teologi UKIT


134

karena, bukan saja, tetapi juga, juga, atau,


dari.
Terjemahan : Kemudian
proselqw.n Kata kerja aorist partisip aktif nominative
proselthon maskulin tunggal dari akar kata prose,rcomai
yang memiliki arti = datang, mendekati,
menghadap, pergi, menurut.
Terjemahan : telah datang mendekati
kate,dhsen Kata kerja aorist indikatif aktif orang ke-III
katedesen tunggal dari akar kata katade,w yang
memiliki arti = membalut.
Terjemahan : Membalut
ta. Kata sandang akusatif netral jamak dari akar
Ta kata o` yang memiliki arti = itu, ini, tersebut,
nya, ia.
trau,mata Kata benda akusatif netral jamak dari akar
traumata kata trau/ma yang memiliki arti = luka.
Terjemahan : Luka-luka
auvtou/ Kata ganti genetif maskulin orang ke-III
autou tunggal dari akar kata auvto,j yang memiliki
arti = dia, itu, nya, diri sendiri, yang sama,
bahkan.
Terjemahan : Nya
evpice,wn Kata kerja present partisip aktif nominative
epicheon maskulin tunggal dari akar kata evpice,w
yang memiliki arti = menyirami,
menyiramkan.
Terjemahan : Menyiramkan
e;laion Kata benda akusatif netral tunggal dari akar
elaion kata e;laion yang memiliki arti = minyak
zaitun.

Fakultas Teologi UKIT


135

Terjemahan : Minyak zaitun


kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, juga, atau,
dari.
Terjemahan : Dan
oi=non Kata benda akusatif maskulin tunggal dari
onion akar kata oi=noj yang memiliki arti =
anggur, minuman anggur.
Terjemahan : Anggur
evpibiba,saj Kata kerja aorist partisip aktif nominative
epibibasas maskulin tunggal dari akar kata evpibiba,zw
yang memiliki arti = menaikkan, menolong
orang untuk naik.
Terjemahan : telah menaikkan/menolong
orang untuk naik
de. Kata penghubung dari akar kata de, yang
de memiliki arti = tetapi, akan tetapi, maka,
dan, lalu, yaitu, pada satu pihak, sekarang.
Terjemahan : Lalu
auvto.n Kata ganti genetif maskulin orang ke-III
auton tunggal dari akar kata auvto,j yang memiliki
arti = dia, itu, nya, diri sendiri, yang sama,
bahkan.
Terjemahan : Dia
Evpi Kata depan (akusatif) dari akar kata evpi,
Epi yang memiliki arti = ke atas, dekat,
melawan, di, atas, pada, kepada, terhadap,
untuk, selama, pada waktu.

Fakultas Teologi UKIT


136

Terjemahan : Ke atas
to. Kata sandang akusatif netral tunggal dari
To akar kata o` yang memiliki arti = itu, ini,
tersebut, nya, ia.
i;dion Kata sifat akusatif netral tunggal dari akar
idiom kata i;dioj yang memiliki arti = milik
sendiri, nya sendiri.
Terjemahan : Nya sendiri
kth/noj Kata benda akusatif netral tunggal dari akar
ktenos kata kth/noj yang memiliki arti = binatang,
keledai tunggang, jamak ternak.
Terjemahan : Hewan tunggangan (keledai
tunggang)
h;gagen Kata kerja aorist indikatif aktif orang ke-III
hegagen tunggal dari akar kata a;gw yang memiliki
arti memimpin, membawa, menggiring,
menuntun, pergi, lewat.
Terjemahan : dia telah membawa
auvto.n Kata ganti genetif maskulin orang ke-III
auton tunggal dari akar kata auvto,j yang memiliki
arti = dia, itu, nya, diri sendiri, yang sama,
bahkan.
Terjemahan : Dia
eivj Kata depan (akusatif) dari akar kata eivj
eis yang memiliki arti = ke dalam, ke, kepada,
pada, sampai, untuk, menjadi, di dalam, di,
di tengah-tengah.
Terjemahan : Ke
pandocei/on Kata benda akusatif netral tunggal dari akar
pandocheion kata pandocei/on yang memiliki arti =
tempat penginapan.

Fakultas Teologi UKIT


137

Terjemahan : Tempat penginapan.


kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, juga, atau,
dari.
Terjemahan : Dan
evpemelh,qh Kata kerja aorist indikatif pasif orang ke-III
epemelethe tunggal dari akar kata evpimele,omaiyang
memiliki arti = memelihara, merawat.
Terjemahan : dia telah dirawat
auvtou Kata ganti personal genetif maskulin orang
autou ke-III tunggal dari akar kata auvto,j yang
memiliki arti = dia, itu, nya, diri sendiri,
yang sama, bahkan.
Terjemahan : Dia
Terjemahan : Kemudian datang mendekati membalut luka-lukanya
menyiramkan minyak zaitun dan anggur, menaikkan lalu dia ke atas hewan
tunggangannya sendiri membawa dia ke rumah penginapan dan dia telah
dirawat.

Ayat 35

kai. evpi. th.n au;rion evkbalw.n e;dwken du,o dhna,ria tw/| pandocei/ kai. ei=pen,
evpimelh,qhti auvtou/( kai. o[ ti a'n prosdapanh,sh|j evgw. evn tw/| evpane,rcesqai, me
avpodw,sw soiÅ
kai epi ten aurion ekbalon edoken duo denaria toi pandokhei kai eimen
epimeletheti autou, kai ho ti an prosdapaneseis ego en toi epanerkhesthai me
apodoso soi
kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang

Fakultas Teologi UKIT


138

kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan


khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, juga, atau,
dari.
Terjemahan : Lalu
evpi. Kata depan (akusatif) dari akar kata evpi,
Epi yang memiliki arti = ke atas, dekat,
melawan, di, atas, pada, kepada, terhadap,
untuk, selama, pada waktu.
Terjemahan : Pada
th.n Kata sandang akusatif feminim tunggal dari
ten akar kata o` yang memiliki arti = ini, itu,
nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
au;rion Kata keterangan
aurion Terjemahan : Hari (esok)
evkbalw.n Kata kerja aorist partisip aktif nominative
ekbalon maskulin tunggal dari akar kata evkba,llw
yang memiliki arti = mengeluarkan,
mengusir, menolak, mengirimkan,
membawa keluar, mencampakkan,
membuang, melemparkan.
Terjemahan : (setelah) mengeluarkan
e;dwken Kata kerja aorist indikatif aktif orang ke-III
edoken tunggal dari akar kata di,dwmi yang
memiliki arti = memberikan,
mengaruniakan, mempersembahkan,
menyerahkan, mengadakan.
Terjemahan : (ia) telah memberikan
du,o Kata sifat akusatif netral jamak dari akar
duo kata du,o yang memiliki arti = dua

Fakultas Teologi UKIT


139

Terjemahan : Dua
dhna,ria Kata benda akusatif netral jamak dari akar
denaria kata dhna,rion yang memiliki arti = dinar
Terjemahan : Dinar
tw/| Kata sandang datif maskulin tunggal dari
toi akar kata o` yang memiliki arti = ini, itu,
nya, ia, yang lain, siapa saja, apa saja.
Terjemahan : Itu
pandocei/ Kata benda datif maskulin tunggal dari akar
pandokei kata pandoceu,j yang memiliki arti =
pemilik penginapan.
Terjemahan : Pemilik penginapan
kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, juga, atau,
dari.
Terjemahan : Dan
ei=pen, Kata kerja aorist indikatif aktif orang ke-III
eimen tunggal dari akar le,gw yang memiliki arti =
berkata, berbicara,bertanya, menjawab,
menyatakan.
Terjemahan : Dia telah berkata
evpimelh,qhti Kata kerja aorist imperative pasif orang ke-
epimeletheti II tunggal dari akar kata evpimele,omaiyang
memiliki arti = memelihara, rawatlah,
merawat.
Terjemahan : Rawatlah
Auvtou Kata ganti personal genetif maskulin orang
autou

Fakultas Teologi UKIT


140

ke-III tunggal dari akar kata auvto,j yang


memiliki arti = dia, itu, nya, diri sendiri,
yang sama, bahkan.
Terjemahan : Dia
kai. Kata penghubung dari akar kata kai, yang
kai memiliki arti = dan, juga, bahkan, dan
khususnya, yaitu, ketika, maka, adapun,
demikian juga, demikian, sehingga, malah,
namun, walaupun, padahal, kemudian, lalu,
karena, bukan saja, tetapi juga, juga, atau,
dari.
Terjemahan : Dan
o[ Kata ganti (penghubung) akusatif netral
ho tunggal dari akar kata o[j yang memiliki arti
= yang, apa yang, yang ini, dia,
barangsiapa.
Terjemahan : Apa yang
Ti Kata ganti akusatif netral tunggal dari akar
Ti kata ti.j yang memiliki arti = seseorang,
barangsiapa, siapapun, sesuatu, apa yang.
a'n Kata sandang dari akar kata a'n
an
prosdapanh,sh|j Kata kerja aorist subjungtif aktif orang ke-
prosdapaneseis II tunggal dari akar kata prosdapanaw yang
memiliki arti = menambah pengeluaran
uang.
Terjemahan : kamu boleh menambah
pengeluaran uang
evgw. Kata ganti nominative orang ke- I tunggal
ego dari akar kata evgw. yang memiliki arti =
saya, aku, kami.
Terjemahan : Aku

Fakultas Teologi UKIT


141

Evn Kata depan (datif) dari akar kata evn yang


En memiliki arti = ketika, di, di dalam, dengan,
di antara.
Terjemahan : Ketika
tw/| Kata sandang darif netral tunggal dari akar
toi kata o. yang memiliki arti = itu, ini,
tersebut, nya, ia.
evpane,rcesqai Kata kerja present infinitive middle/pasif
epanerkesthai dari akar kata evpane,rcomai yang memiliki
arti = kembali, kembali lagi.
Terjemahan : sedang kembali lagi
me Kata ganti akusatif orang ke-I tunggal dari
me akar kata evgw yang memiliki arti = saya,
aku, kami.
Terjemahan : Aku
avpodw,sw Kata kerja future indikatif aktif orang ke-I
apodoso tunggal dari akar kata avpodidw,mi yang
memiliki arti = menyerahkan, membayar,
embalas, memegang, menjual.
Terjemahan : aku (akan) membayar
Soi Kata ganti datif orang ke-II tunggal dari
Soi akar kata su yang memiliki arti = engkau,
kamu.
Terjemahan : pada engkau
Terjemahan : Lalu pada hari esok setelah mengeluarkan ia memberikan dua
dinar itu kepada pengurus penginapan dan dia telah berkata, rawatlah dia,
dan apa saja yang engkau membelanjakan lebih banyak dari ini ketika
kembali lagi aku akan membayar kepada engkau.

Fakultas Teologi UKIT


142

Ayat 36

ti,j tou,twn tw/n triw/n plhsi,on dokei/ soi gegone,nai tou/ evmpeso,ntoj eivj tou.j
lh|sta,jÈ
tis touton ton trion plesion dokei soi gegonenai tou empesontos eis tous leistas
ti,j Kata ganti (bentuk Tanya) nominative
tis maskulin tunggal dari akar kata ti,j yang
memiliki arti = siapa, apa, yang mana,
mengapa.
Terjemahan : Siapakah
tou,twn Kata ganti (penunjuk) genetif maskulin
touton jamak dari akar kata ou,toj yang memiliki
arti = ini, inilah, dia, yaitu artinya, itu.
Terjemahan : Ini
tw/n Kata sandang genetif maskulin jamak dari
ton akar kata o, yang memiliki arti = itu, ini,
tersebut, nya, ia.
triw/n Kata sifat genetif maskulin tunggal dari
trion akar kata treij yang memiliki arti = tiga.
Terjemahan : Tiga
plhsi,on Kata keterangan dari akar kata plhsi,on
plesion yang memiliki arti = sesama manusia,
tetangga, teman, di dekat.
Terjemahan : Sesama
dokei/ Kata kerja present aktif indikatif orang ke-
dokei III tunggal dari akar kata dokew yang
memiliki arti = mengira, menyangka,
pendapat, terpandang, tampaknya.
Terjemahan : dia sedang berpendapat
Soi Kata ganti datif orang ke-II tunggal dari
Soi akar kata su yang memiliki arti = engkau,
kamu.

Fakultas Teologi UKIT


143

Terjemahan : kepada kamu


gegone,nai Kata kerja perfect aktif infinitive dari akar
gegonemai kata ginomai yang memiliki arti = menjadi,
lahir, dibuat, terjadi, datang, pergi.
Terjemahan : (telah) menjadi
tou/ Kata sandang genetif maskulin tunggal dari
tou akar kata o, yang memiliki arti = itu, ini,
tersebut, nya, ia.
Terjemahan : Ia
evmpeso,ntoj Kata kerja aorist partisip aktif genetif
emtesontos maskulin tunggal dari akar kata evmpiptw
yang memiliki arti = jatuh ke dalam, di
antara.
Terjemahan : Jatuh di antara
Eivj Kata depan dari akar kata eivj yang
Eis memiliki arti = ke, ke dalam, di, terhadap,
dekat.
Terjemahan : Ke dalam (tengah-tengah)
tou.j Kata sandang akusatif maskulin jamak dari
tous akar kata o, yang memiliki arti = itu, ini,
tersebut, nya, ia.
Terjemahan : itu
lh|sta,j Kata benda akusatif maskulin jamak dari
leistas akar kata lhsthj yang memiliki arti =
perampok, penyamun.
Terjemahan : Penyamun-penyamun
Terjemahan : Siapakah ini dari tiga menurut pendapatmu telah menjadi
sesama dari orang yang jatuh ke tengah-tengah penyamun-penyamun itu ?

Fakultas Teologi UKIT


144

Ayat 37

o` de. ei=pen o` poih,saj to. e;leoj metV auvtou/Å ei=pen de. auvtw/| o` VIhsou/j\ poreu,ou kai.
su. poi,ei o`moi,wjÅ
ho de eimen ho poiesas to heleos met autou eimen de autoi ho Iesous poreuou kai
su poiei homoios
o` Kata sandang nominative maskulin tunggal
ho dari akar kata o, yang memiliki arti = itu,
ini, tersebut, nya, ia.
Terjemahan : Ia
de. Kata penghubung dari akar akar kata de.
de yang memiliki arti = tetapi, akan tetapi,
maka, dan, lalu, yaitu, sekarang.
Terjemahan : Lalu
ei=pen Kata kerja aorist indikatif aktif orang ke-III
eimen tunggal dari akar kata legw yang memiliki
arti = berkata, berbicara, bertanya,
menjawab, menyatakan.
Terjemahan : Dia telah berkata
o` Kata sandang nominative maskulin tunggal
ho dari akar kata o, yang memiliki arti = itu,
ini, tersebut, nya, ia.
Terjemahan : Ia (orang yang)
poih,saj Kata kerja aorist partisip aktif nominative
poiesas maskulin tunggal dari akar kata poiew yang
memiliki arti = melakukan, membuat,
menunjukkan, menghasilkan, menjadikan,
mengadakan, menetapkan.
Terjemahan : (telah) menunjukkan
to. Kata sandang akusatif netral tunggal dari
To akar kata o, yang memiliki arti = itu, ini,
tersebut, nya, ia.

Fakultas Teologi UKIT


145

e;leoj Kata benda akusatif netral tunggal dari akar


heleos kata e;leoj yang memiliki arti = rahmat,
belas kasihan.
Terjemahan : Belas kasihan
MetV Kata depan (genetif) dari akar kata meta
met yang memiliki arti = dengan, kepada, di
antara, serta, bersama-sama, dengan,
melawan.
Terjemahan : Kepada
Auvtou Kata ganti personal genetif maskulin orang
Autou ke-III tunggal dari akar kata auvto,j yang
memiliki arti = dia, itu, nya, diri sendiri,
yang sama, bahkan.
Terjemahan: Dia
ei=pen Kata kerja aorist indikatif aktif orang ke-III
eimen tunggal dari akar kata legw yang memiliki
arti = berkata, berbicara, bertanya,
menjawab, menyatakan.
Terjemahan : Dia telah berkata
de. Kata penghubung dari akar akar kata de.
de yang memiliki arti = tetapi, akan tetapi,
maka, dan, lalu, yaitu, sekarang.
Terjemahan : Lalu
auvtw/| Kata ganti personal datif maskulin orang
autoi ke-III tunggal dari akar kata auvto,j yang
memiliki arti = dia, itu, nya, diri sendiri,
yang sama, bahkan.
Terjemahan : (kepada) dia
o` Kata sandang nominative maskulin tunggal
ho dari akar kata o, yang memiliki arti = itu,
ini, tersebut, nya, ia.
VIhsou/j Kata benda nominative maskulin tunggal

Fakultas Teologi UKIT


146

Iesous dari akar kata VIhsou/j yang memiliki arti =


Yesus, Yosua
Terjemahan : Yesus
poreu,ou Kata kerja present imperative middle/pasif
poreuou orang ke-II tunggal dari akar kata poreu,omai
yang memiliki arti = pergi, bepergian,
berjalan, berangkat, hidup, mengurus
kehidupan, meninggal, hidup menuruti,
naik.
Terjemahan : Engkau harus pergi
kai. Kata penghubung dari akar kata kai. yang
kai memiliki arti = dan, tetapi, juga, baik,
maupun, bukan hanya, melainkan juga, lalu,
namun, yakni.
Terjamahn : Dan
su. Kata ganti nominative orang ke-II tunggal
Su dari akar kata su yang memiliki arti =
engkau, kamu.
Terjemahan : Engkau
poi,ei Kata kerja present imperative aktif orang
poiei ke-II tunggal dari akar kata poi,ew yang
memiliki arti = melakukan, membuat,
menghasilkan, menjadikan, mengadakan,
menetapkan.
Terjemahan : engkau (harus) berbuat
o`moi,wj Kata keterangan dari akar kata o`moi,wj yang
homoios memiliki arti = dengan serupa, dengan cara
yang sama, demikian juga.
Terjemahan : Demikian juga
Terjemahan : Ia lalu berkata, orang yang telah menunjukkan belas kasihan
kepada dia, lalu Yesus berkata kepada dia, pergilah dan engkau harus
berbuat demikian juga.

Fakultas Teologi UKIT


147

LAMPIRAN II

Daftar Informan

1. DB 6. PR 11. KK

2. AK 7. DR 12. NL

3. YK 8. MS 13.AW

4. ML 9. CB 14. EK

5. JN 10. FM 15. PA

Fakultas Teologi UKIT


148

LAMPIRAN III

Daftar Pertanyaan

1. Pernahkah kamu membaca teks Lukas 10:25-37 tentang kasih terhadap


sesama manusia ? Jika pernah, apa kesanmu saat membacanya?
2. Apa yang saudara pahami tentang kasih terhadap sesama manusia?
3. Menurutmu siapakah sesamaku manusia menurut Lukas 10:25-37?
4. Dari tiga contoh sifat manusia yang disampaikan dalam perumpamaan
“Orang Samaria yang Murah Hati” manakah yang benar-benar menjadi
sesama bagi orang yang disamun itu?
5. Apa respon saudara mengenai kasih yang ditonjolkan dalam Lukas 10:25-
37 ?
6. Menurutmu siapakah sesamaku manusia?
7. Mengapa kita harus mengasihi sesama?
8. Bagaimana cara mengasihi menurutmu?
9. Apakah kamu sudah mengasihi sesama ?
10. Setuju atau tidakkah saudara bahwa sesama itu bukan hanya orang yang
“sama” dengan kita tetapi semua orang yang membutuhkan pertolongan.
Berikanlah pendapat!

Fakultas Teologi UKIT


149

LAMPIRAN IV

Gambar 1.1

Orang Samaria yang Murah Hati dan Seseorang yang Disamun

Gambar 1.2

Orang Samaria yang Murah Hati165

165
Gambar “Orang Samaria yang Murah Hati ini adalah hasil sebuah karya lukisan yang
luar biasa dari karya Domenico Fetti- Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Perumpamaan
_orang_Samaria_yang_murah_hati (diakses tanggal 27 Juni 2019; Pukul 21:00 WITA).

Fakultas Teologi UKIT


150

Gambar 1.3

Peta Alkitab, Dunia Perjanjian Baru

Gambar 1.4

Peta Pelayanan Yesus

Fakultas Teologi UKIT


151

Gambar 1.5

Gedung GMIM Markus Kinilow

Fakultas Teologi UKIT


152

LAMPIRAN V

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mercy Gloria Kalalo


Tempat, tanggal lahir : Langowan, 27 Mei 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Jemaat : GMIM Markus Kinilow Wilayah Kakaskasen
Alamat :Kelurahan Kinilow 1, Lingkungan X. Kecamatan
Tomohon Utara. Kota Tomohon
Pekerjaan : Mahasiswi

PENDIDIKAN

- TK MARANATHA KINILOW, berijazah tahun 2003


- SD GMIM KINILOW, berijazah tahun 2009
- SMP Negeri 1 Tomohon, berijazah tahun 2012
- SMA Kristen 1 Tomohon, berijazah tahun 2015
- Fakultas Teologi UKIT Yayasan GMIM Ds. A. Z. R. Wenas tahun
2015 s/d sekarang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ORANG TUA


Nama Ayah : Arni Kalalo
Tempat, tanggal lahir : Winebetan, 11 April1968
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tukang Bangunan

Nama Ibu : Ns. Selfie S.Hasibuan,S.Kep


Tempat, tanggal lahir : Kinilow, 20 September 1973
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : PNS (Bidan)

Fakultas Teologi UKIT

Anda mungkin juga menyukai