SPLN t5012 Pembumian Pada Gardu Induk Dan Jaringan Transmisi Tanggapan Unit April 2020 PDF Free
SPLN t5012 Pembumian Pada Gardu Induk Dan Jaringan Transmisi Tanggapan Unit April 2020 PDF Free
012: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) No. .P/DIR/2020
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN T5.012: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) No. .P/DIR/2020
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PEMBUMIAN PADA GARDU INDUK
DAN JARINGAN TRANSMISI
R
UA
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Standardisasi Transmisi
Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
No. 0013.K/DIR/2020
Narasumber:
- Imam Agus Prayitno
SPLN T5.012: 2020
Daftar Isi
Daftar Gambar ....................................................................................................................... ii
Daftar Tabel ........................................................................................................................... ii
Prakata.................................................................................................................................. iii
1 Ruang Lingkup ................................................................................................................. 1
2 Tujuan .............................................................................................................................. 1
3 Acuan Normatif ................................................................................................................ 1
4 Istilah dan Definisi ............................................................................................................ 1
Pembumian ............................................................................................................ 1
Ground potential rise (GPR) ................................................................................... 2
Tegangan langkah (Estep) ........................................................................................ 2
Tegangan sentuh (Etouch) ........................................................................................ 2
Arus hubung-singkat (symmetrical ground fault current) (If) .................................... 2
Faktor pembagi arus hubung-singkat (fault current division factor) (Sf) ................... 3
Grid pembumian (mesh grounding) ........................................................................ 3
Elektroda pembumian (ground electrode/ground rod) ............................................. 3
Konduktor pembumian (down/downlead conductor) ............................................... 3
Equipotential bonding bar ....................................................................................... 3
Sistem pembumian (grounding system).................................................................. 3
Sistem yang ditanahkan (grounded system) ........................................................... 3
Tahanan tanah (soil resistance) ............................................................................. 3
Tahanan jenis tanah (soil resistivity) ....................................................................... 4
Tahanan pembumian (ground resistance) .............................................................. 4
Kawat tanah (shield wire) ....................................................................................... 4
Lightning rod........................................................................................................... 4
Exothermic welding ................................................................................................ 4
Earthing clamp ....................................................................................................... 4
Bonding pada kabel ................................................................................................ 4
5 Pembumian pada Gardu Induk ........................................................................................ 5
Grid pembumian ..................................................................................................... 5
5.1.1 Persyaratan desain grid pembumian ............................................................. 5
5.1.2 Kriteria desain konstruksi grid pembumian .................................................... 6
Koneksi ke grid pembumian ................................................................................... 7
5.2.1 Koneksi struktur baja ke grid pembumian ..................................................... 7
5.2.2 Koneksi peralatan ke grid pembumian .......................................................... 7
5.2.3 Koneksi pondasi ke grid pembumian............................................................. 7
5.2.4 Koneksi pembumian GIS ke grid pembumian ............................................... 7
5.2.5 Koneksi bangunan pusat kontrol ke grid pembumian .................................... 8
5.2.6 Koneksi common facilities ke grid pembumian .............................................. 8
5.2.7 Koneksi antar grid pembumian...................................................................... 8
5.2.8 Koneksi kawat tanah dan lightning rod ke grid pembumian ........................... 8
i
SPLN T5.012: 2020
Daftar Gambar
Daftar Tabel
ii
SPLN T5.012: 2020
Prakata
Standar SPLN T5.012: 2020 dibuat sebagai pedoman dalam perencanaan dan pembangunan
pembumian pada gardu induk dan jaringan transmisi untuk mendapatkan keandalan sistem
yang baik dan menjamin keamanan peralatan dan keselamatan personil.
Di dalam standar ini mencakup persyaratan pembumian pada gardu induk yang secara umum
mengatur konstruksi dan persyaratan desain grid pembumian, ketentuan koneksi-koneksi
pembumian, dan spesifikasi material pada pembumian yang digunakan; serta pembumian
pada jaringan transmisi yang secara umum mengatur persyaratan pembumian pada tower dan
saluran kabel.
Dengan ditetapkannya standar ini, maka segala ketentuan terkait pembumian pada gardu
induk dan jaringan transmisi tidak boleh bertentangan dengan standar ini.
iii
SPLN T5.012: 2020
1 Ruang Lingkup
Standar ini memberikan pedoman untuk menentukan kriteria desain pembumian pada
gardu induk dan jaringan transmisi.
Pembumian yang dimaksud dalam standar ini mengacu pada istilah Grounding.
2 Tujuan
Tujuan standarisasi pembumian pada sistem tenaga listrik ini adalah untuk memberikan
pedoman yang terarah dalam perencanaan dan pembangunan pembumian pada gardu
induk dan jaringan transmisi untuk mendapatkan keandalan sistem yang baik dan menjamin
keamanan peralatan dan keselamatan personil.
3 Acuan Normatif
Dokumen-dokumen berikut terkait dengan standar ini. Dalam hal terjadi perubahan pada
dokumen tersebut, maka ketentuan dapat mengikuti edisi terakhir.
Pembumian
1
SPLN T5.012: 2020
Tegangan listrik maksimum yang mungkin timbul pada suatu sistem grid pembumian, relatif
terhadap suatu titik pembumian yang diasumsikan sebagai tegangan nol bumi.
Tegangan yang timbul diantara dua kaki seseorang yang melangkah dengan jarak 1 meter
tanpa menyentuh objek yang ditanahkan. Pengertian tegangan langkah sesuai Gambar 1
(step voltage).
Beda tegangan antara GPR dengan tegangan permukaan pada suatu titik dimana
seseorang berdiri dan menyentuh objek yang ditanahkan.
Nilai maksimum rms arus hubung-singkat sesaat setelah gangguan tanah terjadi.
2
SPLN T5.012: 2020
Faktor yang menunjukkan perbandingan terbalik antara besaran arus hubung-singkat yang
terjadi dengan arus hubung-singkat yang mengalir ke bumi melalui grid pembumian.
Sistem pembumian yang disusun dari beberapa elektroda pembumian yang saling
terhubung dengan pola tertentu dan ditanam di bawah tanah suatu area yang diamankan.
Konduktor yang ditanam di dalam tanah yang berfungsi sebagai terminal pembumian
(mengumpulkan arus pembumian dari bumi, atau menghilangkan arus pembumian ke
bumi).
Plat berupa busbar yang berfungsi sebagai terminal hubung beberapa konduktor
pembumian sebelum dihubungkan ke grid pembumian.
Gabungan seluruh fasilitas pembumian yang saling terhubung dalam suatu area tertentu.
Sebuah sistem dimana setidaknya terdapat satu konduktor atau titik (node) yang
ditanahkan baik secara solid ataupun menggunakan resistans.
Nilai resistansi tanah dalam ohm (Ω) yang didapat melalui pengukuran menggunakan earth
tester.
3
SPLN T5.012: 2020
Nilai yang menunjukan resistansi spesifik tanah, dinyatakan dalam satuan ohm.meter
(Ω.m). Tahanan jenis tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: tipe tanah,
kelembaban tanah, komposisi kimia dan konsentrasi garam terkandung dalam air pada
tanah, dan juga dipengaruhi oleh temperatur, ukuran butiran, dan kepadatan tanah.
Nilai resistansi dalam ohm (Ω) antara elektroda pembumian dengan ‘remote’ elektroda
pembumian. Remote diartikan suatu jarak dimana resistansi mutual antara dua elektroda
dengan jarak tersebut sama dengan nol.
Konduktor atau kawat yang dipasang melintang pada gardu induk pada titik tertinggi
serandang untuk melindungi gardu induk dari sambaran petir langsung.
Lightning rod
Batang konduktor yang dipasang pada serandang gardu induk yang mampu melindungi
peralatan di dalam sudut lindungnya dari sambaran petir langsung.
Exothermic welding
Proses pengelasan dua konduktor listrik atau lebih dengan menggunakan bahan campuran
tembaga yang dicairkan dengan panas tinggi untuk menggabungkan konduktor secara
permanen.
Earthing clamp
Menghubungkan selubung metal (sheath) suatu segmen kabel ke selubung segmen kabel
yang lain; aksesori kabel, seperti casing sambungan (joint), termination bell, atau link box;
atau sistem pembumian, seperti bus, elektroda, atau konduktor pembumian.
4
SPLN T5.012: 2020
Pembumian pada gardu induk yang diatur di dalam SPLN ini mengatur konstruksi dan
persyaratan desain grid pembumian, ketentuan koneksi-koneksi pembumian, dan
spesifikasi material pada pembumian yang digunakan.
Grid pembumian
Grid pembumian pada gardu induk berfungsi untuk menghilangkan beda potensial di
seluruh area gardu induk serta sebagai pengaman terhadap tegangan langkah dan
tegangan sentuh.
Desain grid pembumian mengacu pada standar IEEE Std 80-2013 dengan tambahan
persyaratan yang ada di dalam standar ini.
Desain grid pembumian harus dibuat sehingga memenuhi batasan toleransi Estep dan Etouch
pada tubuh dan memenuhi parameter pada Tabel 1. Batasan toleransi pada tubuh
menggunakan asumsi berat badan 50 kg dengan material permukaan (surface material)
dan ketebalannya sesuai dengan rencana pelaksanaan.
Tegangan langkah (Es) adalah tegangan langkah maksimum yang timbul pada grid
pembumian.
Tegangan mesh (Em) adalah tegangan sentuh maksimum yang timbul pada jejaring
(mesh) grid pembumian.
Tahanan pembumian grid (Rg) adalah nilai keseluruhan tahanan pembumian pada grid
pembumian.
No Parameter Batasan
CATATAN
*) Dasar batasan mengikuti Lampiran A.
**) Pengambilan titik pengukuran dilakukan di luar area gardu induk dengan minimal 2 sampel
pengukuran.
5
SPLN T5.012: 2020
No Parameter Kriteria
Asumsi minimal 50 kA.
Pada kondisi sistem dengan short-circuit level
1 Arus hubung-singkat (If)
>50 kA, maka nilai menyesuaikan kebutuhan
sistem.
2 Faktor pembagi arus hubung-singkat (Sf) Asumsi minimal 60%.
3 Durasi hubung singkat (tf) Asumsi minimal 1 s.
4 Tahanan jenis tanah (ρ) Nilai ini diukur sebelum pekerjaan konstruksi
dimulai, umumnya dicari pada saat pekerjaan
penyelidikan tanah. Nilai tahanan jenis tanah
diperlukan dalam perhitungan desain
pembumian.
5 Tahanan jenis material permukaan (ρs) Untuk gardu induk luar ruangan harus
menggunakan hamparan kerikil dengan material
granit yang melalui proses pencucian (washed
granite) dengan ρs ≥ 5000 Ω.m.
6 Ketebalan material permukaan (hs) Minimal 15 cm.
7 Konduktor penyusun grid pembumian Bare Copper Conductor (BCC) dari tembaga
murni.
8 Luas penampang konduktor grid Ukuran grid ditentukan dengan melakukan
pembumian (A) perhitungan terkait dengan arus hubung singkat
yang dapat dialirkan.
Minimal 150 mm2
9 Ukuran grid (D1, D2) Ukuran grid ditentukan dengan melakukan
perhitungan untuk mendapatkan desain grid
pembumian yang efisien serta aman terhadap
tegangan langkah dan tegangan sentuh yang
terjadi.
Maksimal 5 m x 5 m
10 Kedalaman penanaman grid pembumian (h) Minimal 0,5 m
11 Jumlah elektroda pembumian (N) Kebutuhan jumlah elektroda pembumian dan
panjangnya diestimasi pada saat mendesain
grid pembumian. Nilai ini disesuaikan untuk
mendapatkan desain grid pembumian yang
optimal.
Elektroda pembumian dipasang setiap jarak
maksimal 15 m pada grid pembumian atau
mengikuti jarak antar bay.
12 Luas area grid pembumian (L1 x L2) Dilebihkan 1,5 – 2 m dari pagar keliling.
6
SPLN T5.012: 2020
Setiap struktur baja serandang pada gardu induk harus terkoneksi ke grid pembumian
melalui jarak terdekat sebagai pengaman terhadap tegangan sentuh. Koneksi
menggunakan konduktor pembumian dengan ukuran disesuaikan dengan ukuran shield
wire yang terpasang pada serandang.
Seluruh selungkup peralatan yang terbuat dari metal dihubungkan ke grid pembumian
melalui jarak terdekat sebagai pengaman terhadap tegangan sentuh. Koneksi
menggunakan konduktor pembumian.
Lightning arrester dipasang sedekat mungkin dengan peralatan yang dilindungi dan
terminal pembumiannya terhubung langsung ke grid pembumian yang ada di bawahnya.
Penempatan lightning arrester mengikuti persyaratan pada SPLN konstruksi gardu induk.
Khusus untuk pembumian lightning arrester dan netral transformator tenaga, selain
terhubung ke grid pembumian melalui jarak terdekat, ditambahkan satu elektroda
pembumian yang ditanam dekat peralatan tersebut.
Rangka besi pondasi dari struktur baja atau penopang peralatan yang terhubung secara
elektris dapat berfungsi sebagai tambahan elektroda pembumian. Sehingga rangka besi
pondasi dapat dihubungkan ke grid pembumian.
Setiap kubikel local control cabinet (LCC) dihubungkan ke sistem pembumian. Koneksi
dapat dilakukan dengan menggunakan konduktor pembumian melalui equipotential
bonding bar. Equipotential bonding bar dihubungkan ke grid pembumian pada jarak
terdekat.
7
SPLN T5.012: 2020
Pembumian pada bangunan pusat kontrol harus terhubung ke grid pembumian dan
dilengkapi dengan ring grounding yang ditanam mengelilingi bangunan.
Peralatan common facilities di gardu induk seperti pagar, rak baterai, transformator
pemakaian sendiri, genset, panel hubung bagi, dan peralatan metal lainnya harus
terhubung ke sistem pembumian. Koneksi dilakukan dengan menggunakan konduktor
pembumian melalui equipotential bonding bar. Equipotential bonding bar dihubungkan ke
grid pembumian pada jarak terdekat.
Pada kondisi dalam satu sistem terdapat dua atau lebih grid pembumian, harus dilakukan
penghubungan antar grid pembumian. Penghubung antar grid dilakukan pada sisi-sisi yang
berhadapan pada banyak titik setiap maksimal 15 m (Gambar 2). Konduktor penghubung
menggunakan tembaga dengan luas penampang minimal 150 mm2.
Dalam hal daerah di antara kedua area grid pembumian merupakan lahan yang digunakan
untuk aktivitas manusia, maka ketentuan pembumian mengikuti persyaratan grid
pembumian.
Konduktor
Penghubung
≤ 15 m
Kawat tanah atau lightning rod dipasang untuk mengamankan serandang gardu induk
terhadap sambaran petir langsung pada batasan nilai arus petir yang ditentukan. Kawat
tanah atau lightning rod terhubung ke grid pembumian yang ada di bawahnya melalui
struktur baja.
8
SPLN T5.012: 2020
Konduktor pembumian berupa bare conductor (BC) yang dapat terbuat dari baja galvanis
atau tembaga. Ukuran disesuaikan sehingga mampu mengalirkan arus hubung singkat
sistem.
Elektroda pembumian terbuat dari tembaga dengan panjang minimal 2 m dan memenuhi
kriteria desain grid pembumian.
Equipotential bonding bar terbuat dari tembaga dengan dimensi lebar dan ketebalan
minimal 100 mm × 10 mm (Gambar 3).
≥ 100
CATATAN:
5.3.4 Sambungan-sambungan
9
SPLN T5.012: 2020
Pembumian pada jaringan transmisi yang diatur di dalam SPLN ini mencakup persyaratan
pembumian pada tower dan saluran kabel.
Pembumian pada tower transmisi pada Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi
(SUTT/SUTET) bertujuan untuk menjamin keamanan personil dari tegangan sentuh dan
tegangan langkah pada tower, mengalirkan impuls petir, dan mengalirkan arus gangguan
ke bumi.
Metode pembumian pada tower dilakukan dengan kombinasi metode driven rod dan
metode counterpoise, dan dapat ditambahkan dengan pembumian pondasi sehingga nilai
tahanan pembumian pada tower tercapai maksimal 10 ohm, diukur tanpa dihubungkan
dengan kaki tower.
Jika material yang digunakan berbeda, titik sambung kaki tower ke konduktor pembumian
menggunakan earthing clamp jenis bimetal.
Metode driven rod dilakukan dengan menanam kawat konduktor dan elektroda pembumian
tegak lurus permukaan tanah.
Kawat yang digunakan terbuat dari tembaga dengan luas penampang minimal 38 mm2 atau
baja galvanis dengan luas penampang minimal 55 mm2. Pada ujungnya dipasang elektroda
pembumian yang terbuat dari tembaga dengan panjang minimal 2 m (Gambar 4).
Jumlah driven rod disesuaikan sehingga didapat nilai pembumian yang dibutuhkan.
Masing-masing kaki tower harus dihubungkan pada minimal salah satu elektroda
pembumian.
10
SPLN T5.012: 2020
Kaki Tower
Kawat
konduktor
Elektroda
pembumian
Kawat yang digunakan terbuat dari tembaga dengan luas penampang minimal 38 mm2 atau
baja galvanis dengan luas penampang minimal 55 mm2.
Kaki Tower
Kawat
konduktor
Penggelaran kawat di dalam tanah dilakukan menjauhi kaki tower dengan arah sejajar
konduktor (Gambar 6).
Pola penggelaran counterpoise dan panjang konduktor disesuaikan sehingga didapat nilai
pembumian yang dibutuhkan.
11
SPLN T5.012: 2020
Menuju terminal
pembumian pondasi dan
Struktur baja dihubungkan ke kaki/
pondasi struktur tower
Pembumian peralatan pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) bertujuan untuk
mengamankan peralatan dan personil saat terjadi arus petir atau gangguan hubung singkat.
Pembumian pada SKTT terdiri dari pembumian pada terminasi dan jointing, serta bonding
kabel.
Dalam hal ujung kabel berada di gardu induk, maka pembumian pada terminasi harus
dihubungkan ke sistem pembumian yang ada pada gardu induk.
Dalam hal ujung kabel berada di tower, maka pembumian pada terminasi harus
dihubungkan ke sistem pembumian yang ada pada tower.
Pembumian pada jointing harus dihubungkan pada sistem pembumian pada joint hole.
Konduktor ujung pada terminasi kabel SKTT harus terhubung ke lightning arrester untuk
mereduksi impuls petir akibat adanya perubahan impedansi. Pembumian arrester
dihubungkan pada jarak terdekat ke selubung (sheath) kabel dan dihubungkan ke sistem
pembumian.
12
SPLN T5.012: 2020
6.2.2 Bonding
Bonding pada kabel SKTT inti tunggal (single-conductor power cables) mengacu pada
metode bonding khusus (special bonding techniques) pada standar IEEE 575-2014 dengan
batasan tegangan standing-sheat voltage pada selubung ujung tidak melebihi dari 150 V.
13
SPLN T5.012: 2020
Lampiran A
Perhitungan Batasan Tegangan Langkah dan Tegangan Sentuh
Lampiran ini memberikan dasar perhitungan terkait batasan tegangan langkah dan
tegangan sentuh maksimum yang diizinkan timbul pada grid pembumian.
Perhitungan batasan aman tegangan langkah dan sentuh bagi manusia didasarkan pada
nilai arus pada durasi tertentu yang masih dapat ditoleransi oleh manusia tanpa terjadi
ventricular fibrillation.
Mengacu pada IEEE Std 80-2013, pada studi Dalziel dkk., besar arus IB yang tidak
menyebabkan fibrilasi pada durasi 0,03 s hingga 3,0 s adalah sebanding dengan energi
yang diserap tubuh sesuai persamaan berikut:
dimana
IB : besar arus rms yang mengalir ke tubuh (A)
ts : durasi mengalirnya arus (s)
SB : konstanta empiris yang sebanding dengan energi kejut yang dapat ditoleransi tubuh
oleh sejumlah persen populasi
Dalziel menyimpulkan bahwa energi kejut maksimal yang dapat diterima oleh 99,5% orang
dengan berat 50 kg adalah SB = 0.0135. Sehingga formula arus yang diperbolehkan
mengalir di tubuh adalah sebagai berikut:
Merujuk pada IEEE Std 80: 2013, batasan maksimal tegangan langkah dan tegangan
sentuh didefinisikan sebagai persamaan berikut:
𝑹𝒇 Persamaan A.4
𝑬𝒕𝒐𝒖𝒄𝒉 = (𝑹𝑩 + )𝑰
𝟐 𝑩
dimana
Estep : tegangan langkah (V)
Etouch : tegangan sentuh (V)
RB : tahanan tubuh yang diasumsikan 1000 Ω
Rf : resistansi tanah pada lapisan permukaan di bawah kaki (Ω)
14
SPLN T5.012: 2020
dimana
Cs : Faktor reduksi nilai resistivitas permukaan tanah
ρs : Tahanan jenis permukaan material (lapisan batu koral), (Ohm-m)
Dengan memasukkan asumsi tahanan tubuh 1000 Ω pada persamaan A.3 dan A.4 dan
subtitusi menggunakan persamaan A.5, didapat definisi sebagai berikut:
𝟎, 𝟏𝟏𝟔
𝑬𝒔𝒕𝒆𝒑𝟓𝟎 = (𝟏𝟎𝟎𝟎 + 𝟔𝑪𝒔 × 𝝆𝒔 ) Persamaan A.6
√𝒕𝒔
𝟎, 𝟏𝟏𝟔
𝑬𝒕𝒐𝒖𝒄𝒉𝟓𝟎 = (𝟏𝟎𝟎𝟎 + 𝟏, 𝟓𝑪𝒔 × 𝝆𝒔 ) Persamaan A.7
√𝒕𝒔
dimana
Estep50 : Tegangan langkah untuk berat badan manusia 50 kg
Etouch50 : Tegangan sentuh untuk berat badan manusia 50 kg
Cs : Faktor reduksi nilai resistivitas permukaan tanah
ρs : Tahanan jenis permukaan material (lapisan batu koral), (Ohm-m)
tf : Durasi/lama gangguan (waktu pemutusan), (s)
Merujuk pada persamaan A.6 dan A.7 tersebut, dihitung tegangan sentuh dan tegangan
langkah yang menjadi batasan standar SPLN menggunakan asumsi sebagai berikut:
Tabel A.1 Asumsi Batasan Perhitungan Tegangan Sentuh dan Tegangan Langkah
1 Berat badan 50 kg
IEEE Std 80: 2013, Table 9
2 Tahanan Jenis Tanah ρ 28 ohm.m
soil and clay
15
SPLN T5.012: 2020
𝝆
𝟎, 𝟎𝟗 (𝟏 − 𝝆 )
𝑪𝑺 = 𝟏 − 𝒔 Persamaan A.8
𝟐𝒉𝒔 + 𝟎, 𝟎𝟗
Sehingga menggunakan Persamaan A.6, A.7, dan A.9 dapat dihitung batasan maksimum
tegangan langkah dan tegangan sentuh sebagai berikut:
Dari Persamaan A.10 dan A.11, dalam SPLN ini, dijadikan batasan tegangan langkah
(Es) dan tegangan mesh (Em) sistem grid pembumian (Tabel 2) sebagai berikut:
𝑬𝒔 = 𝟐𝟖𝟎𝟎 𝑽
𝑬𝒎 = 𝟕𝟖𝟕 𝑽
16