Anda di halaman 1dari 2

Nama : Inayah Zahra Dalimunthe

Kelas : XII MIPA 5


Absen : No. 19

ABDUL MOEIS
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua, saya Inayah Zahra Dalimunthe dari kelas 12 MIPA 5
dan pada kesempatan kali ini saya ingin bercerita tentang tokoh sastrawan yang menjadi
pahlawan nasional pertama di Indonesia.
Abdoel Moeis adalah tokoh pergerakan minang yang lahir pada 3 Juli 1883, di Sungai
Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat. Beliau merupakan putra dari Datuk Tumangguang Sutan
Sulaiman. Ayahnya merupakan seseorang yang keras menentang kebijakan Belanda di
dataran tinggi Agam.
Sekitar tahun 1903-1905, Abdoel Moeis bekerja di Departemen Pengajaran dan
Keagamaan dan ditempatkan di Bank Rakyat. Rasa kerakyatan Abdul Moeis mulai timbul
karena Abdul Moeis geram melihat kasus pungutan liar yang dilakukan oleh lurah dan kaum
priyayi dan oleh karena itu juga beliau keluar dari pekerjaan tersebut. Padahal, pekerjaan
tersebut sudah dapat dikatakan mapan.
Pada 1905, beliau diterima sebagai anggota dewan redaksi majalah Bintang Hindia,
sebuah majalah yang memuat berita politik di Bandung. Nama Abdul Moeis dikenal karena
artikelnya banyak dimuat di harian De Express dan tulisannya banyak mengecam orang-
orang kolonialis Belanda. Hingga karirnya berakhir karena De Express tidak diperbolehkan
lagi terbit akibat suatu artikel yang dianggap berbahaya bagi Belanda.
Barulah pada tahun 1917, Abdoel Moeis bergabung sebagai anggota Serikat Islam
pimpinan Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Beliau menjadi pemimpin redaksi surat kabar
Kaum Muda, terbitan Serikat Islam di Bandung. Surat kabar yang diterbitkan oleh beliau
bertujuan untuk mencapai otonomi yang lebih luas bagi Hindia Belanda.

Berkat Datuk Tumenggung di Jakarta, Serikat Islam bisa menerbitkan harian Neratja
dan Abdul Moeis lah yang memimpin harian Neratja tersebut. Abdul Moeis dilantik menjadi
anggota Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat) pada tanggal 18 Mei 1918. Namun, karena
terjadi pertentangan pada Serikat Islam, beliau meninggalkan Jakarta dan kembali ke
Sumatera Barat pada tahun 1923.

Di Sumatra Barat beliau meneruskan gerakan politiknya. Abdoel Moeis memimpin


harian Utusan Melaju dan harian Perobahan yang dengan gigih melawan Belanda. Akan
tetapi, pada tahun 1927, perlawanannya terhadap politik pajak tanah dan perpanjangan waktu
erfpacht mengakibatkan Abdul Moeis tidak bebas lagi dalam berpolitik. Beliau diasingkan ke
Pulau Jawa. Beliau tidak muncul dalam Serikat Islam. Sejak itu beliau menulis novel dan
mendalami sastra asing sampai akhir hayat.
Selama hidupnya, Abdul Moeis dikenal pembela rakyat kecil. Beliau tidak jarang
melakukan kunjungan ke daerah untuk kepentingan rakyat dan juga menyebarkan semangat
bagi para pemuda agar giat dalam usaha pencapaian kemrdekaan. Beliau tidak pernah patah
semangat karena impian tersebasarnya adalah kemerdakaan Indonesia.

Sekian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila ada kesalahan dalam berkata-
kata. Semoga pengetahuan i05[ni bermanfaat, karena mengenang jasa para pahlawan
merupakan salah satu bentuk apresiasi dan penghargaan atas jasa yang telah mereka toreh di
masa lalu.

Wassalamualaikum. Wr Wb

Sumber :

https://www.merdeka.com/abdoel-moeis/profil/

https://www.liputan6.com/news/read/2360501/abdul-muis-sastrawan-yang-jadi-pahlawan-
nasional-pertama

http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Abdoel_Moeis

http://biografiplus.blogspot.com/2009/04/biografi-abdoel-moeis.html

https://idwriters.com/writers/abdul-muis/#:~:text=Abdul%20Muis%20(also%20spelt
%20Abdoel,Indonesia's%20independence%20from%20the%20Netherlands.&text=He%20became
%20known%20for%20his,of%20Dutch%20involvement%20in%20Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai