Anda di halaman 1dari 8

3 CARA MIX WARNA

Di bangku sekolah, kita sering mendapat pelajaran soal seni, di mana kita belajar
tentang warna. Namun hingga saat ini warna yang tidak 'match' seringkali kita temui
dalam kehidupan sehari-hari.

Mulai dari baju yang tidak 'matching,' warna tembok rumah dan pagar rumah yang tidak
senada, hingga pemilihan warna dalam desain baliho iklan yang bikin mata mengernyit.
Hal ini membuat kita sering berpikir bahwa sepertinya ada kaidah dalam mencocok-
cocokkan warna, agar untuk melihatnya tak membuat mata sakit. Jika kita mengerti
dasar teorinya, tentu kita bisa mengaplikasikannya dengan baik ke pemilihan warna
pakaian, rumah, serta proyek kreatif yang sedang kita kembangkan.

Benar adanya, untuk sekedar mencocokkan warna ternyata ada teorinya. Dilansir dari
Business Insider, dua orang pakar yakni Jill Morton, seorang dosen di Hawaii School of
Architecture, serta Maria Killam, seorang stylist dan desainer interior yang yang juga
penulis buku "how To Choose Paint Colours: It's All in the Undertones," akan
menjelaskannya.

Menurut Morton, segala sesuatu dalam hidup kita memiliki warna dan warna tersebut
menyampaikan sebuah pesan. Oleh karena itu mengapa warna itu penting.

Untuk menjelaskannya, ada beberapa bagian dan langkah-langkah yang harus


dipahami. Berikut penjelasannya.

1. Mengerti soal diagram warna


Sebuah diagram yang didesain oleh Sir Isaac Newton pasca dia menemukan bahwa
sinar matahari mengandung warna pelangi ini, pada dasarnya adalah gabungan dari
warna primer, warna sekunder dan warna tersier.
Diagram warna ©2016 businessinsider.com

Warna primer, sekunder dan tersier ©2016 businessinsider.com


Warna primer adalah merah, kuning, dan biru. Warna sekunder adalah hijau, jingga,
dan ungu, di mana warna ini didapat dari mencampur warna primer. Sedangkan warna
tersier sudah berupa warna kompleks yang dihasilkan dari campuran antara warna
primer dan sekunder.

2. Cara mencocokkan warna


Pada dasarnya, mencocokkan warna adalah bagaimana membuat perpaduan warna
terasa nyaman dipandang mata. Kombinasi tentu tak boleh melibatkan terlalu banyak
warna, karena secara psikologis, melihat terlalu banyak warna ternyata meresahkan.
Hal inilah yang dilakukan orang yang belum mengerti soal perpaduan warna, yakni
menggunakan terlalu banyak warna.
Ada tiga cara yang bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan yang bukan pakar warna
sekalipun. Pertama, padukan warna hitam atau putih serta warna lain apapun; padukan
3 warna terdekat dalam diagram warna atau 'warna harmonis;' atau perpaduan dua
warna yang bertolak belakang dalam diagram warna, atau disebut 'warna
komplementer.'
Tips mencocokkan warna ©2016 businessinsider.com
Hal ini bisa diterapkan dengan memisahkan antara warna yang cerah, serta warna yang
gelap. Warna gelap seperti hitam atau abu-abu, serta warna netral seperti putih, bisa
jadi dasar untuk dipadukan dengan warna apapun.

Selain itu, teori warna komplementer bisa sangat diterapkan. Seperti memadukan
warna biru dan kuning, atau warna hijau dengan jingga. Akan lebih baik lagi, warna
komplementer juga dipadukan dengan warna netral atau warna-warna gelap, agar
warnanya lebih terkesan keluar.

3. Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari


Ketika sudah memahami dasar dari teori warna, hal ini dapat membantu berbagai
aspek mulai dari desain rumah hingga apa yang harus dipakai ketika interview kerja.
Dalam berpakaian misalnya, hal ini bisa diterapkan dengan memadukan warna netral
dan warna biasa. Seperti contohnya dengan memadukan kaus berwarna abu-abu
dengan celana jeans berwarna biru gelap.
Tips mencocokkan warna ©2016 gqindia.com

Tips mencocokkan warna ©2016 merdeka.com


Selain itu 'nilai warna' juga harus diperhatikan, di mana warna gelap, warna gelap, dan
warna mati juga jadi acuan. Seperti contohnya ketika kita memakai warna pastel cerah
untuk kaus, gunakan celana berwarna gelap. Baik itu biru gelap, abu-abu gelap, atau
hitam.
Di luar soal berpakaian, warna komplementer seperti biru dan kuning, juga bisa
digunakan sebagai perpaduan pas. Misalnya kita ingin membuat poster, gunakan dasar
warna netral seperti putih dan abu-abu terang, lalu gunakan aksen-aksen warna
komplementer berwarna kuning dan biru dalam aspek poster tersebut.

Dalam interview kerja, teori warna juga berlaku. Hal ini dikarenakan warna dapat
menyampaikan pesan tertentu. Seperti dalam sebuah wawancara kerja di perusahaan
multinasional, gunakan warna yang lebih gelap, karena menyampaikan kesan serius.
Namun warna terang dan mencolok bisa lebih digunakan di wawancara kerja di bidang
kreatif.

Anda mungkin juga menyukai