Anda di halaman 1dari 3

Pengertian skema warna

Banyak orang beranggapan bahwa skema warna untuk konsep kombinasi sangat dibutuhkan untuk
memenuhi seluruh ide dalam pembuat desain grafis. Namun, sebelum melakukan skema warna
sebaiknya terlebih dahulu kamu mengetahui defenisi dari skema warna itu sendiri. Menurut beberapa
sumber, skema warna merupakan proses penggabungan dua jenis warna atau lebih yang memiliki
karakter berbeda ke dalam komposisi yang sudah ditentukan. Penerapan skema warna seperti itu
dianggap akan memberikan pengaruh besar terhadap tampilan gambar. Salah satu contoh yang bisa
kamu lihat adalah berbagai poster yang memiliki warna background, tulisan dan gambar yang berbeda.
Kolaborasi warna itu dianggap menjadi bagian skema warna yang ideal.

Fungsi dari skema warna

Skema warna yang diberlakukan memiliki fungsi utama. Hal ini selalu memberikan pengaruh terhadap
hasil atau desain grafis yang dibuat. Fungsi utama dari skema warna itu sendiri adalah untuk
mendapatkan efek berbeda dari metode pencampuran dua warna atau lebih. Efek yang ditimbulkan itu
biasanya akan menghasilkan kontras atau warna baru yang sesuai dengan keinginan. Semakin banyak
warna dasar yang digunakan dalam metode skema itu biasanya akan menghasilkan lebih banyak efek
dan kontras. Hal ini akan memudahkan kamu untuk mendapatkan pilihan warna ideal dalam sebuah
karya desain grafis.

Jenis skema warna untuk konsep kombinasi


Hingga kini ada beberapa rekomendasi dari skema warna untuk konsep kombinasi. Masing-masing
dari penerapan itu akan melibatkan warna dasar yang berbeda. Skema seperti itu juga akan
menghasilkan warna baru dengan detail yang berbeda. Bahkan, beberapa jenis dari skema selalu
diterapkan sesuai dengan konsep yang dibutuhkan. Hal ini yang membuat kamu harus melakukan
perbandingan terhadap seluruh rekomendasi dari warna dasar. Berikut ini ada 7 skema warna yang
bisa dipertimbangkan, seperti:

1. Skema monokromatik
Ini adalah salah satu jenis dari skema warna untuk konsep kombinasi yang sering digunakan.
Skema monokromatik akan melibatkan satu warna dasar yang memiliki beberapa elemen. Beberapa
elemen itu terdiri dari shades atau warna gelap, tints atau warna terang hingga tones. Elemen seperti
ini yang akan menghasilkan kombinasi warna berbeda-beda. Elemen yang menjadi bagian penting dari
skema ini akan mewakili beberapa warna dasar. Shades dianggap sebagai bagian warna murni yang
mendapatkan campuran dari hitam. Tints merupakan warna murni yang akan mendapatkan campuran
konsep putih. Tones sendiri adalah campuran warna murni dengan tambahan abu-abu. Seluruh bagian
dari elemen ini memang sering digunakan untuk grafis tertentu.
2. Skema analog

Pilihan dari skema yang bisa digunakan yaitu Skema Analog. Skema warna seperti ini akan
menggunakan penggabungan satu hingga dua warna tambahan yang berada di sebelah dari warna
murni. Beberapa contoh dari penerapan skema ini akan menghasilkan konsep hangan dan dingin.
Skema hangat biasanya akan melibatkan warna merah, kuning hingga oranye. Selain itu, skema dingin
akan melibatkan warna dengan kontras cukup gelap seperti biru, hijau hingga ungu. Bagian dari konsep
warna seperti ini sering digunakan untuk beberapa umpan pancing Firetiger yang memiliki skema unik
bagi banyak ikan. Konsep kolaborasi warna ini memang memberikan pengaruh terhadap lingkungan
sekitar.

3. Skema tetradic

Penggabungan atau skema warna lain yang sering digunakan adalah Tetradic. Skema warna ini akan
melibatkan 2 pasangan warna yang berbeda. Masing-masing dari pasangan itu dianggap saling
melengkapi satu dengan lainnya. Beberapa orang sering menyebut skema Tetradic sebagai skema
yang sangat kompleks karena melibatkan banyak pilihan warna berbeda sekaligus. Bahkan, skema
warna ini akan menghasilkan sudut pandang sebagai ganda komplementer yang akan memberikan
kontras berbeda. Namun, pada penerapan skema warna seperti ini biasanya akan
menggunakan warna standar yang berfungsi sebagai penyeimbang.

4. Skema split komplementer

Biasanya skema dengan konsep split komplementer seperti ini akan menggunakan kombinasi yang
saling bertentangan satu dengan lainnya. Bahkan, kontras yang digunakan pada bagian warna itu juga
dianggap terlihat sangat berbeda. Skema seperti ini melibatkan satu warna dasar dan dua tambahan
warna yang berada di sebelah atau sisi dari warna dasar. Masing-masing dari sisi objek itu disebut
dengan warna primer, sekunder dan tersier. Warna primer yang sering kamu lihat seperti merah, biru
dan kuning. Pada warna sekunder biasanya terdiri dari hijau, ungu dan oranye. Selain itu, sebutan
untuk warna tersier adalah warna yang berada diantara dari warna primer dan sekunder.

5. Skema triadic

Kolaborasi yang melibatkan skema warna ini biasanya akan menggunakan 3 warna dasar berbeda.
Pada lingkaran skema warna yang bisa kamu gunakan akan terdapat jarak yang berbeda antara satu
warna dasar dengan warna dasar lainnya. Salah satu skema warna dengan konsep Triadic yang sering
digunakan adalah kombinasi merah, biru dan kuning. Beberapa orang sering menyebut skema warna
ini sebagai primer. Kolaborasi warna itu memiliki karakter yang berbeda. Merah akan mewakili karakter
panas, kuning dengan sifat lembut dan biru yang tampil dengan karakter dingin.

6. Skema komplementer

Penggabungan warna melalui skema komplementer sering menggunakan karakter yang saling
berlawanan satu dengan lainnya. Penerapan ini menjadi dasar karena penglihatan yang dimiliki
manusia memiliki persepsi yang berbeda terhadap konsep warna itu. Biasanya terdapat dua warna
dasar dengan kecenderungan karakter yang saling berhadapan. Misalnya saja skema ini akan
menggabungkan merah dan hijau, kuning dan ungu dan lainnya. Konsep seperti ini sering diterapkan
untuk mendapatkan kontras atau tingkat kecerahan yang lebih baik. Bahkan, hal ini dilakukan agar
terhindari dari warna yang terlihat sangat jenuh.

Anda mungkin juga menyukai