KTO Senin - Kelompok 8
KTO Senin - Kelompok 8
M. Farros Azmi F*) (E34180018), Perwita M (E34180001), Seno Nur Rohman (E34180036),
Silvia Nur Azizah (E34180070), Nur Adha Mutiaradita (E34180104), Yostania Ariel B
(E24190045)
Kelompok 8
*Email : farros_azmi@apps.ipb.ac.id
ABSTRAK
ABSTRACT
The increase in types of traditional medicines, herbal medicines and medicinal plants
derived from plants on the market is proportional to the large demand that occurred during
this pandemic. This is also influenced by the development of the herbal medicine industry,
herbal medicine, phytopharmaca, and traditional cosmetics. Practicum aims to inventory
and identify the types of simplicia and traditional medicinal products that are traded in
markets and traditional drug stores in the domicile area. The methods used in practicum are
market survey methods, field observations, interviews, and literature studies. The diversity of
simplicia types that are traded in herbal medicine shops are still deficient.
Latar Belakang
Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan obat (Rini 2019). Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat telah dilakukan
secara turun-temurun sejak dahulu sebagai warisan keluarga. Potensi simplisia dan produk
obat tradisional pada masa pandemi ini semakin meningkat. Banyak masyarakat melakukan
berbagai cara agar dapat meningkatkan daya tahan tubuh salah satunya adalah mengkonsumsi
obat herbal. Meningkatnya jenis obat tradisional, obat-obatan herbal maupun obat-obatan
yang berasal dari tumbuhan di pasaran sebanding dengan banyaknya permintaan yang terjadi
pada masa pandemi Covid 19. Hal ini juga dipengaruhi juga dengan berkembangnya industri
jamu, obat herbal, fitofarmaka, serta kosmetika tradisional (Swari 2015). Dewoto (2007)
menyatakan bahwa jenis obat tradisional yang dimanfaatkan tidak hanya berupa obat
tradisional racikan sendiri atau jamu buatan rumahan namun juga termasuk obat tradisional
hasil industri pabrik. Salah satu contoh obat tradisional hasil industri pabrik pada penelitian
Wahyuningsih (2010) yakni PT. Jamu Air Mancur yang berada di Surakarta melakukan
serangkaian prosedur produksi jamu dengan melakukan pengawasan mutu sebagai tahap
akhir produksi serta penanganan limbah yang cukup advance. Hal ini menunjukkan bahwa
industri jamu telah mengikuti perkembangan zaman.
Penggunaan simplisia dan obat tradisional tidak hanya di daerah pedesaan saja
melainkan juga berlangsung pada kota-kota besar meskipun banyak tersedia fasilitas
kesehatan dan obat modern yang mudah diperoleh dan memberikan efek penyembuhan yang
lebih cepat dibandingkan dengan mengkonsumsi obat tradisional (Dewoto 2007).
Pemanfaatan tumbuhan obat merupakan salah satu nilai penting untuk kegiatan pelestarian
tumbuhan obat. Nilai tersebut dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang memanfaatkan
atau mengkonsumsi tumbuhan obat. Nilai pemanfaatan tumbuhan obat dalam bentuk
simplisia nabati juga dapat diketahui melalui tata niaga perdagangan simplisia nabati pada
suatu daerah (Oktaviani 2016). Semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan serta
mengkonsumsi tumbuhan obat maka terjadi pula proses jual beli yang pesat. Sehingga dapat
ditafsirkan bila nilai pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat tersebut cenderung tinggi.
Tujuan
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam praktikum ini adalah mahasiswa mampu melakukan
survei pemasaran simplisia dan produk-produk obat tradisional, mengidentifikasi jenis-jenis
tumbuhan yang digunakan sebagai bahan baku simplisia yang diperjualbelikan di pasar, dan
mampu mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan obat yang digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional.
METODE
Bahan dan alat yang digunakan pada saat wawancara yaitu panduan wawancara, tally
sheet, alat tulis, kamera sebagai dokumentasi, serta penjual simplisia dan produk obat
tradisional sebagai responden. Bahan dan alat yang digunakan pada saat penyusunan laporan
yaitu hasil wawancara dan laptop.
Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi
informasi mengenai karakteristik responden, jenis simplisia, dan produk obat tradisional.
Data sekunder meliputi data pelengkap data primer berupa penggunaan simplisia dan produk
obat tradisional.
1 Karakter Nama pedagang/ nama toko, alamat toko Observasi lapang dan
responden wawancara
Pengambilan Data
Analisis Data
Karakteristik responden
Karakteristik simplisia
jumlah simplisia x
● Persentase bentuk simplisia = x 100 %
jumlah seluruh bentuk simplisia
jumlah spesies dari famili x
● Persentase famili = x 100 %
jumlah seluruh spesies
jumlah kondisi simplisia x
● Persentase kondisi simplisia = x 100 %
jumlah seluruh kondisi simplisia
Data mengenai produk obat tradisional dianalisis secara tabulasi dan disajikan secara
deskriptif kuantitatif. Data yang dianalisis meliputi jenis tumbuhan obat yang digunakan
dalam suatu produk, nama perusahaan yang memproduksi, klasifikasinya, serta komposisi
simplisia dalam produk obat tradisional.
1 Gangguan peredaran Darah kotor, kanker darah, kurang darah, pembersih darah,
darah penasak, dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan
darah
4 Pengobatan luka Luka, luka bakar, luka baru, luka memar, luka bernanah,
infeksi luka, dan penggunaan lainnya yang berhubungan
dengan luka
5 Penyakit diabetes Kencing manis (diabetes), menurunkan kadar gula darah, sakit
gula, dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan penyakit
diabetes
6 Penyakit gangguan Lemah urat syaraf, susah tidur (insomnia), dan penggunaan
urat syaraf lainnya yang berhubungan dengan gangguan urat syaraf
7 Penyakit gigi Gigi rusak, penguat gigi, sakit gigi, dan penggunaan lainnya
yang berhubungan dengan gigi
8 Penyakit ginjal Ginjal, sakit ginjal, gagal ginjal, batu ginjal, kencing batu, dan
penggunaan lainnya yang berhubungan dengan ginjal
12 Penyakit khusus Keputihan, terlambat haid, haid terlalu banyak, tidak datang
wanita haid, dan penggunaan lainnya
13 Penyakit kulit Koreng, bisul, panu, kadas, kurap, eksim, cacar, campak,
borok, gatal, bengkak, luka bernanah, kudis, kutu air, dan
penggunaan lainnya yang berhubungan dengan kulit
14 Penyakit kuning Liver, sakit kuning, heoatitis, penyakit hati, hati bengkak, dan
penggunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit
kuning
16 Penyakit mata Radang mata, sakit mata, trakoma, rabun senja, dan
penggunaan lainnya yang berhubungan dengan penyakit mata
17 Penyakit mulut Gusi bengkak, gusi berdarah, mulut bau dan mengelupas,
sariawan, dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan
penyakit mulut
18 Penyakit otot dan Asam urat, bengkak kelenjar, kejang perut, kejang-kejang,
persendian keseleo, nyeri otot, rematik, sakit otot, sakit persendian, sakit
pinggang, terkilir, dan penggunaan lainnya yang berhubungan
dengan otot dan persendian
19 Penyakit telinga Congek, radang anak telinga, radang telinga, radang telinga
tengah (otitis media), sakit telinga, telinga berair, telinga
berdenging, telinga merasa gatal, dan penggunaan lainnya
yang berhubungan dengan telinga.
20 Penyakit tulang Patah tulang, sakit tulang, dan penggunaan lainnya yang
berhubungan dengan tulang
22 Penyakit saluran Maag, kembung, masuk angin, sakit perut, cacingan, mules,
pencernaan murus, peluruh kentut, karminatif, muntah, diare, mencret,
disentri, sakit usus, kolera, muntaber, berak darah, berak
lendir, usus buntu, dan penggunaan lainnya yang berhubungan
dengan saluran pencernaan
23 Pernafasan/THT Asma, batuk, flu, influensa, pilek, pilek, sesak nafas, Sakit
tenggorokan, TBC, TBC paru, dan penggunaan lainnya yang
berhubungan dengan saluran pernafasan/THT
27 Sakit kepala dan Sakit kepala, pusing, pening, demam, demam pada anak-
demam anak, demam pada orang dewasa, demam menggigil, penurun
panas, dan penggunaan lainnya yang berhubungan dengan
sakit kepala dan demam
29 Lain-lain Limpa bengkak, beri-beri, sakit kuku, sakit sabun, obat tidur,
obat gosok, penenang, dan penggunaan lainnya yang tidak
tercantum di atas
Data mengenai perdagangan jenis simplisia dan produk obat tradisional dianalisis
secara tabulasi dan disajikan secara deskriptif kuantitatif. Data yang dianalisis meliputi harga
jual dan harga beli, asal simplisia, volume jual, frekuensi pengiriman.
Karakteristik Simplisia
Simplisia yang dijual pada ketiga toko berupa simplisia kering maupun yang sudah
berupa kemasan ramuan jamu godog. Setelah diidentifikasi jenis tumbuhan obat yang
ditemukan baik berupa simplisia kering maupun yang sudah berupa kemasan ramuan jamu
godog dapat dilihat pada tabel berikut.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terdapat 22 jenis tumbuhan obat yang
digunakan sebagai komposisi ramuan. Bagian yang paling banyak digunakan adalah daun
yaitu dengan persentase 45% dan bagian yang paling sedikit digunakan yaitu batang dengan
persentase 3%. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Irwanta et al. (2015) yang menyatakan
bahwa jenis simplisia nabati yang paling banyak digunakan sebagai obat adalah daun
(folium) dengan persentase 19,55 %. Daun merupakan tempat utama terjadinya proses
metabolisme tumbuhan sehingga daun relatif lebih banyak mengandung senyawa kompleks
(Umar 2006). Daun juga salah satu bagian tumbuhan yang mudah dalam segi pengolahan
dibandingkan dengan bagian yang lain.
Komposisi famili
Berdasarkan survey pada ketiga toko terdapat 18 famili dari total 22 jenis tumbuhan
obat. Jenis tumbuhan obat yang paling banyak digunakan yaitu dari famili fabaceae, jenis
tersebut meliputi jati cina (Senna Alexandrina), separantu (Sindora Sumatrana), dan secang
(Caesalpinia sappan). Kemudian dari famili acanthaceae dengan jenis tumbuhan obat
sambiloto (Andrographis paniculata) dan keji beling (Strobilanthes crispa), lalu dari famili
clusiaceae dengan jenis tumbuhan cerapu (Garcinia prainiana) dan manggis (Garcinia
mangostana).
Kondisi simplisia yang diperjualbelikan di toko jamu berada dalam kondisi kering
semua, hanya satu jenis yang dijual dalam kondisi basah yaitu daun sirih (Piper betle).
Simplisia kering dibuat ramuan atau dicampur dalam satu bungkus yang kemudian digunakan
sebagai godogan jamu. Simplisia kering lebih awet dibandingkan dengan simplisia basah
karena kadar air di dalam simplisia kering lebih rendah daripada simplisia basah sehingga
dapat mencegah pembusukan. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan
sampai batas perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan terhambat atau bahkan terhenti sama sekali (Morgan et al. 2006; Fadilah et al.
2010; Lorentzen et al. 2015). Sehingga bahan yang dikeringkan memiliki waktu simpan lebih
lama (Adawyah 2008; Sangwan et al. 2012; Chan et al. 2013).
Tumbuhan obat tradisional merupakan obat alamiah yang dipercaya secara turun-
temurun mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Swari (2015) menyatakan bahwa
setiap jenis tumbuhan obat yang dijadikan simplisia tidak selalu memiliki khasiat yang
berbeda-beda, karena banyak ditemukan beberapa jenis tumbuhan obat yang memiliki khasiat
yang sama untuk mengobati penyakit yang sama. Selain itu, beberapa penyakit juga dapat
diobati dengan spesies tumbuhan obat yang sama. Jenis penyakit otot dan persendian pada
label produk paling banyak ditemukan sebagai obat untuk mengatasi pegal linu, encok, sakit
pinggang, dan rematik. Serta jenis penyakit yang paling ditekankan pada jenis ramuan ini
adalah jenis penyakit diabetes yaitu kencing manis.
Perdagangan Simplisia
Para pedagang simplisia mendapatkan pasokan dari Wonogiri, Kediri, dan Banten.
Pasokan simplisia dikirim dalam jangka waktu yang beragam, misal pemilik Toko Gian
menerima pasokan dalam jangka waktu 1 minggu sekali, pemilik Toko Yeti 1 bulan sekali,
sedangkan pada Toko Rampe dalam jangka waktu 2 bulan sekali. Harga simplisa bervariasi
tergantung dari jenis obat dan ketersediaan bahan yang mempengaruhi harga pasar. Simplisia
nabati ada yang dijual per ikat dengan harga Rp 1.000,00 seperti Sirih (Piper batle). Adapula
pedagang yang menjual simplisia per kg dengan kisaran harga Rp 10.000,00 – Rp 35.000,00
seperti jahe, kunyit, kencur, kunir putih, temulawak, lengkuas, dan temu kunci. Harga beli
simplisia tersebut berkisar Rp 3.000,00 sampai Rp 10.000,00. Jumlah volume simplisia yang
di jual per bulan di tiga toko berbeda-beda misalnya Toko Rampe menjual 50 kg/bulan, Toko
Yeti sebanyak 20 kg/bulan, dan Toko Gian sebanyak 100 kg/bulan.
Menurut Irwanta (2015), industri skala besar yang memproduksi produk obat
tradisional sebagian besar sudah teruji secara klinis terutama mengenai simplisia yang
digunakan dalam komposisi produk. Produk obat tradisional yang ditemukan sebanyak 7
produk, yaitu Jamu Godog Tradisional Asam Urat Cap Gatotkaca, Jamu Godog Tradisional
Kondang Waras, Sarang Semut Asli Papua, Mitra Husada Daun Kelor, Jamu Racikan
Tradisional Cap Daun Kumis Kucing, Jamu Jawa Dipa Sarimurni Asli, dan Teh Daun Jati
Cina. Jamu merupakan obat tradisional berdasarkan pendekatan empirik sedangkan obat
herbal terstandar merupakan obat tradisional berdasarkan pada pendekatan ilmiah melalui uji
praklinik (Departemen Kesehatan RI 2007). Wijayakusuma (2002) mengklasifikasikan jamu
yang dapat dibedakan menjadi 6 kelompok yaitu jamu kuat, jamu kewanitaan, jamu
perawatan tubuh atau kecantikan, jamu tolak angin, jamu pegal linu, dan jamu lainnya. Jamu
lain-lain diantaranya yaitu jamu batuk, pilek, sariawan, sakit kepala, dan demam. Berikut
merupakan klasifikasi obat tradisional berdasarkan manfaatnya.
Tabel 5 Pengelompokan obat tradisional berdasarkan manfaatnya
1 Jamu Godog Tradisional Jamu kuat, Jamu pegal Mengatasi sakit pinggang,
Asam Urat Cap Gatotkaca linu pegal linu, encok, reumatik,
nyeri lambung, perut mules,
muka pucat, kesemutan, gatal-
gatal, darah tinggi, kencing
manis, peredaran darah
terganggu, serta menambah,
nafsu makan dan juga baik
untuk pekerja berat atau
olahragawan.
4 Mitra Husada Daun Kelor Jamu pegal linu, Mengobati anemia, mata
minus, plus, dan silinder, sakit
jantung, menurunkan
kolestrol, mengatasi gizi
buruk, anti inflamasi,
mengatasi nyeri, letih, linu.
6 Jamu Jawa Dipa Sarimurni Jamu pegal linu, Jamu Menghilangkan cape, gatal-
Asli tolak angin, gatal, asam urat, pegal linu,
reumatik, perut kembung,
kencing manis, masuk angin,
darah tinggi pusing-pusing.
Harga jamu atau obat tradisional selain dipengaruhi oleh merk juga dipengaruhi oleh
komposisi simplisia didalamnya. Obat tradisional yang ditemukan dengan komposisi 1 jenis
simplisia yaitu Sarang Semut Asli Papua, Mitra Husada Daun Kelor, dan Teh Daun Jati Cina.
Sedangkan obat tradisional dengan komposisi paling banyak yaitu Jamu Godog Tradisional
Asam Urat Cap Gatotkaca dengan 12 jenis simplisia yang didominasi oleh bagian daun.
Selain itu terdapat Jamu Godog Tradisional Kondang Waras dengan 6 jenis simplisia, Jamu
Racikan Tradisional Cap Daun Kumis Kucing dengan 4 jenis simplisia, dan Jamu Jawa Dipa
Sarimurni Asli yang terdiri dari 6 jenis simplisia.
1 Jamu Godog Tradisional Asam Urat Cap UD. Seninjon Putra Kediri Rp 5.000
Gatotkaca
5 Jamu Racikan tradisional Cap Daun UD. Seninjon Putra Kediri Rp 5.000
Kumis Kucing
6 Jamu Jawa Dipa Sarimurni Asli Bakti Husodo Putra Kediri Rp 15.000
SIMPULAN
Jenis simplisia yang diperdagangkan pada toko pedagang obat herbal yaitu
Andrographis folium, Curcumae rhizoma, Sappan lignum, Melaleucae folium, Myristica
fragransis semen, Eucalyptus deglupta folium, dan Orthosiphonis folium. Harga simplisia
dijual dalam satu ramuan seharga Rp 6.000 sampai Rp 15.000. Sedangkan produk obat
tradisional yang diperdagangkan antara lain Jamu Godog Tradisional Asam Urat Cap
Gatotkaca, Jamu Godog Tradisional Kondang Waras, Sarang Semut Asli Papua, Mitra
Husada Daun Kelor, Jamu Racikan Tradisional Cap Daun Kumis Kucing, Jamu Jawa Dipa
Sarimurni Asli, dan Teh Daun Jati Cina. Harga produk obat tradisional per bungkusnya
bervariasi mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 15.000.
SARAN
Diperlukan penelitian lebih lanjut pada masing-masing kalangan produsen, konsumen,
serta produk-produk obat tradisional untuk lebih dapat mengetahui nilai manfaat dari
tumbuhan obat tersebut. Diperlukan kajian lebih lanjut dalam segmentasi pasar produk obat
tradisional untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana siklus ekonomi produk tumbuhan obat
pada daerah pasar Leuwiliang.
DAFTAR PUSTAKA
Chan EWC, Lye PY, Eng SY, Tan YP. 2013. Antioxidant properties of herbs with
enhancement effects of drying treatments: a synopsis. Free Radicals and Antioxidants.
3(1): 2-6.
Dewoto HR. 2007. Pengembangan obat tradisional Indonesia menjadi fitofarmaka. Majalah
Kedokteran Indonesia. 57(7): 205-2011.
Fadilah, Distantina S, Pratiwi DB, Muliapakarti R, Danarto YC, Wiratni, Fahrurrozi M.
2010. Pengaruh metode pengeringan terhadap kecepatan pengeringan dan kualitas
karagenan dari rumput laut Eucheuma cottonii. Rekayasa Kimia dan Proses.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Irwanta E. 2015. Keanekaragaman simplisia nabati dan produk obat tradisional yang
diperdagangkan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Lorentzen G, Breiland MSW, Ostli J, Wang Andersen J, Olsen, RL. 2015. Growth of
halophilic microorganisms and histamine content in dried saltcured cod (Gadus
morhua L.) stored at elevated temperature. LWT-Food Science and Technology. 60(1):
598-602.
Metananda AA. 2012. Etnobotani pangan dan obat masyarakat sekitar Taman Nasional
Gunung Rinjani (studi kasus pada Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur,
Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat) [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Oktaviana LM. 2008. Pemanfaatan tradisional tumbuhan obat oleh masyarakat di sekitar
kawasan Cagar Alam Gunung Tilu, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Oktaviani IN. 2016. Keanekaragaman simplisia nabati dan produk obat tradisional yang
diperdagangkan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Rini PE. 2019. Pasokan dan Permintaan Tanaman Obat Indonesia serta Arah Penelitian
dan Pengembangannya. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
Indonesia.
Swari E. 2015. Inventarisasi simplisia nabati dan produk obat tradisional yang
diperdagangkan di Kota Magelang, Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor.
Wahyuningsih R. 2010. Proses produksi jamu di PT. Jamu Air Mancur [tugas akhir].
Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Gambar 11 Ramuan obat Toko Rampe Gambar 12 Ramuan obat Toko Rampe
Gambar 13 Ramuan obat Toko Rampe Gambar 14 Ramuan obat Toko Rampe
Gambar 15 Ramuan obat Toko Rampe Gambar 16 Ramuan obat Toko Gian
Lampiran 3. Tallysheet wawancara
Nama Nama Bagian Kondisi Harga jual Harga beli*) Asal Volume Frekuensi
Toko Simplisia (Rupiah/kg) (Rupiah/kg) simplisia jual pengiriman
(kg/bulan)