Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN FENDER DERMAGA

(Studi kasus Dermaga Pengangkut Minyak, Luwuk Banggai Provinsi Sulawesi


Tengah)
Oleh :
Masagus zainal abidin¹, Puji Wiranto², Hikmad Lukman³

ABSTRAK
Fender merupakan sebagai bantalan yang di tempatkan di depan dermaga, sehingga fender
tersebut akan berfungsi menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga.Lokasi dermaga
ini berada pada tepi pantai, dengan teknis dermaga yang dipilih yaitu jetty. Sedangkan jetty
adalahdermaga untuk merapat kapal tanker atau kapal pengangkut gas alam, yang mempunyai
ukuran sangat besar, sisi muka jetty ini biasanya sejajar dengan pantai dan dihubungkan
dengan daratan oleh jembatan yang membentuk sudut tegak lurus dengan jetty.Pada
perencanaan fender dermaga kapal pengangkut minyak di Luwuk Banggai, digunakan untuk
kapal-kapal tangker dengan kapasitas (maksimum 5000 DWT). Berdasakab pada dua
percobaan, fender seibu V 1300H, dan fender type seibu V 600H, Digunakan fender seibu V
600H. dengan nilai h = 550 m dan r = 26,378 m, sehinggajarak antar fender pada dermaga
pengangkut minyak Luwuk Banggai berjarak 23 m. dipasang vertikal pada sisi depan dermaga
karena memperhitungkan perubahan elevasi muka air laut yang berubah pada saat pasang
surut.

Kata kunci : Fender, Jetty, Jarak Fender, Pasang Surut.

I. PENDAHULUAN 1. Merencanakan fender yang sesuai


terhadap energi benturan kapal,
yang akan bersandar pada
1.1 Latar belakang
dermaga.
Dalam perencanaan fender ini
2. Merencanakan dimensi fender
harus memperhitungkan bobot kapal
seibuV yang sesuai dengan bobot
yang akan bersandar, frekuensi dari
kapal, yang merapat.
kapal dengan bobot kapal yang berbeda-
3. Merenecanakan jarak antar
beda tetapi dapat bersandar pada
fender yang akan dipasang dalam
dermaga yang sama dan dengan kondisi
hubungannya dengan bobot dan
pasang surut yang berbeda-beda pada
jenis kapal.
daerah kolam pelabuhan. Setelah
b. Tujuan :
diketahui karakteristik kapal yang akan
Mengetahui fender yang efisien
bersandar dan kondisi pasang surut pada
dalam kaitannya dengan bobot kapal,
daerah kolam pelabuhan, maka dapat
ukuran kapal, ukuran dermaga,
direncanakan suatu fender yang efisien
kondisi pasang surut dan jarak antar
dan ekonomis.
fender pada dermaga kapal
1.2 Latar belakang pengangkut minyak di luwuk
Pentingnya fender di dermaga banggai Sulawesi tengah
diperlukan pada perencanaan dermaga .
untuk kapal pengangkut minyak, 1.3 Batasan Masalah
dengan maksud dan tujuan sebagai Fender yang dimaksud adalah fender
berikut : yang digunakan untuk kapal-kapal
a. Maksud : tanker, yang memiliki kemampuan

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 1


menyerap energi yang besar, dan penempatan fender tanpa
pengaruh kondisi pasang surut terhadap memperhitungkan pembautan atau
sistem fender, diantaranya meliputi pengangkuran.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi kapal


Kapal merupakan kendaraan
pengangkut penumpang dan barang di
laut, sungai dan sebagainya. Kapal Tabel 2 Karakteristik kapal
sebagai sarana pengangkut muatan
mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam
menangani muatannya. Muatan ini
dapat berbentuk gas, cair dan padat.
Sesuai dengan jarak dan besarnya
muatan, menentukan bentuk teknis
kapalnya. Penanganan muatan pun
(cargo handling) menentukan ciri
khas dari pelayanan terhadap kapal di
dermaga serta alat peralatan yang
membantu bongkar atau muat.
Gambar 1 Dimensi utama kapal
2.2 Karakteristik Kapal
Secara umum bentuk badan kapal 2.3 Jenis Dermaga
dapat dibagi sebagai berikut : Jenis dermaga dibedakan menurut
a. Dasar rata (flat bottom), biasa orientasinya terhadap garis pantai dan
terdapat pada kapal-kapal dengan menurut jenis stukturnya. Menurut
ukuran besar. orientasinya, dermaga dibedakan
b. Dasar semi rata (Semi flat bottom), menjadi tipe wharf, pier dan jetty.
biasa terdapat pada kapal dengan Menurut strukturnya, dermaga
ukuran sedang/kecil. dibedakan menjadi dermaga dengan
c. Dasar landai (feep bottom), kapal struktur terbuka dan tertutup.
dengan kecepatan tinggi Wharf dapat berfungsi sebagai
penahan tanah yang ada
Tabel 1 Dimensi tipikal kapal dibelakangnya, Berbeda dengan
wharf yang digunakan untuk merapat
pada satu sisinya, pier bias digunakan
pada satu sisi atau dua sisinya,
sehingga dapat digunakan untuk
merapat lebih banyak kapal

Gambar 2 jenis dermaga.

2.4 Ukuran Dermaga

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 2


Ukuran dermaga dan perairan
untuk bertambat tergantung pada
dimensi kapal terbesar dan jumlah
kapal yang menggunakan dermaga,
Tata letak dermaga dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti ukuran perairan
pelabuhan, kemudahan kapal yang
merapat dan meninggalkan dermaga, Gambar 4 Tipe Pasang Surut
ketersediaan/penggunaan kapal tunda
2.7 Kolam Pelabuhan
untuk membantu kapal bertambat,
Perairan yang menampung
arah dan besarnya angin, gelombang
kegiatan kapal untuk bongkar muat,
dan arus.
naik turun penumpang, berlabuh dan
memutar kapal dinamakan kolam
pelabuhan. Kolam pelabuhan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
 Cukup luas sehingga dapat
menampung kapal yang datang
berlabuh dan masih dapat bergerak
dengan bebas.
 Cukup lebar sehingga dapat
Gambar 3 Dermaga satu kapal bermanuver dengan bebas, sedapat
mungkin merupakan gerak
2.5 Kondisi Alam melingkar yang tidak terputus.
Dalam merencanakan suatu  Cukup dalam sehingga kapal
pelabuhan perlu diketahui rencana terbesar masih bisa masuk
pendalaman aspek-aspek lingkungan kedalam kolam pelabuhan pada
alam, antara lain: saat air surut
1. Bumi dalam sistem tata surya,
radiasi matahari dan temperatur 2.8 Gaya Yang Bekerja Pada Dermaga
2. Laut, salinitas, dan arus samudra Gaya-gaya yang bekerja pada
3. Atmosfer dan angin dermaga dapat dibedakan menjadi
4. Gelombang laut. dua, antara lain :
5. Gempa dan vulkanologi 1. Gaya vertikal meliputi :
6. Gelombang elektromagnetik  Berat sendiri bangunan
7. Aspek geoteknik tanah dasar laut. dermaga,
 Beban hidup,
2.6 Pasang Surut  Beban peralatan bongkar muat
Secara umum pasang surut di 2. Gaya horisontal dapat dibedakan
berbagai daerah dapat dibedakan meliputi :
dalam empat tipe, yaitu sebagai  Gaya Sandar
berikut :
 Gaya Tambat
1. Pasang susut harian ganda (semi
diurnal tide)
2.9 Perencanaan Sistem Fender
2. Pasang surut harian tunggal
Fungsi utama dari sisitem fender
(diurnal tide).
adalah untuk mencegah kerusakan
3. Pasang surut campuran condong
pada kapal dan dermaga pada waktu
ke harian ganda (mixed tide
kapal merapat ke dermaga. Pada
prevailing semidiurnal)
waktu kapal merapat dan bertambat di
4. Pasang surut campuran condong
dermaga terjadi benturan, gesekan
ke harian tunggal (mixed tide
dan tekanan antara kapal dan
prevailing diurnal).
dermaga. Adapun tahapan dalam
merencanakan fender sebagai berikut:

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 3


1. Prosedur Perencanaan fender 4. Perhitungan Jarak Antara Fender
2. Hubungan Gaya dan Energi 5. Posisi Daerah Yang Dilindung
3. Fender

III. PENGUMPULAN DAN Tabel 3.1 Elevasi Kondisi Air


PENGOLAHAN DATA

3.1 Data Administrasi


 Kondisi Administrasi
 Sebelah Utara berbatasan
dengan Teluk Tomini.
 Sebelah Timur berbatasan
dengan laut Maluku.
 Sebelah Selatan berbatasan
dengan Kabupaten Banggai
kepulauan.
 Sebelah barat berbatasan
dengan kabupaten Toyo Una-
Una dan Morowali.

Gambar 7 Grafik Pasang Surut.

3.3 Kondisi Arus


Hasil pengukuran arus di lapangan
diperoleh kecepatan arus 0.394 m/sec
ke segala arah.
Gambar 5 Peta Wilayah Sulawesi tengah
3.4 Kondisi angin
Gambaran kondisi angin di
wilayah luwuk banggai. angin
dominan datang dari arah utara dan
kecepatan angin maksimum adalah
sebesar 16.67 m/sec.

3.5 Tipe Dermaga


Lokasi dermaga ini berada pada tepi
pantai, dengan teknis dermaga yang
dipilih yaitu jetty. dimana jetty adalah
Gambar 6 lokasi proyek pelabuhan. dermaga untuk merapat kapal tanker
atau kapal pengangkut gas alam,
3.2 Kondisi Pasang Surut yang mempunyai ukuran sangat
Peristiwa gaya tarik bumi dengan besar.
bulan menyebabkan pasang surut air Sisi muka jetty ini biasanya sejajar
laut, seperti banyak terjadi di perairan dengan pantai dan dihubungkan
Asia teggara. Di daerah kabupaten dengan daratan oleh jembatan yang
banggai terdapat jenis pasang surut membentuk sudut tegak lurus dengan
prevaling diurnal, yaitu Dua kali jetty. Pada perairan yang dangkal
pasang dan Dua kali surut dengan hingga dalam yang berada cukup
tinggi permukaan yang berbeda. jauh dari daratan, penggunaan jetty

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 4


akan lebih ekonomis karena tidak
diperlukan pengurukan yang besar.

3.6 Elevasi Deck Dermaga Berdasarkan


Data Pasang Surut
Pada daerah lokasi dermaga,
kedalaman air 65.30 cm dari
permukaan air sampai ke dasar. Pada
umumnya elevasi dermaga ditentukan
antara ( 0.5 – 1.5 ) m diatas High
Water Level (HWL) maka ketinggian
elevasi deck adalah (1.35 m + 1.5 m )
= 2.85 m.
Tabel 4 Dimensi fender Seibu V
3.7 Menentukan tipe fender yang akan
direncanakan
Dalam perencanaan sistem fender,
di Dermaga Luwuk Banggai. dipilih
berdasarkan energi yang ditimbulkan
oleh benturan kapal. pada dermaga
kapal pengangkut minyak, yang
digunakan untuk kapal-kapal tangker
dengan kapasitas (maksimum 5000
DWT). Digunakan sistem fender
seibu V 600H.

Gambar 9 fender Seibu V 1300H

Tabel 5 Kapasitas Fender Karet Seibu


Tipe V

Gambar 8 Fender Seibu Tipe V

IV. PERENCANAAN FENDER kapal tersebut adalah sebagai berikut :


4.1 Perencanaan kapal ( lihat halaman II-5 )
Direncanakan kapal yang akan
bertambat pada dermaga Luwuk Tabel 4.1 Karakteristik kapal 5000 DWT
Banggai memiliki bobot kapal
maksimum sebesar 5000 DWT dan
akan merapat di dermaga yang
dilindungi system fender. Parameter

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 5


meliputi berat sendiri bangunan
dermaga, beban hidup, beban peralatan
bongkar muat, dan sebagainya. Gaya
horisontal dapat dibedakan meliputi
gaya benturan kapal, ketika kapal
Gambar 10 Dimensi Kapal merapat ke dermaga (gaya sandar) dan
gaya tambat, yaitu gaya yang
4.2 Perencanaan Dermaga dan Kolam ditimbulkan ketika kapal bertambat di
Pelabuhan dermaga yang disebabkan oleh angin,
4.2.1 Panjang Dermaga arus dan gelombang.

4.3.1 Gaya Sandar


Langkah awal dalam
perencanaan fender adalah
menghitung energi benturan
kapal dan dermaga. Energi
benturan dihitung dengan
Gambar 11 perencanaan panjang menggunakan persamaan
demaga berikut :
Untuk mengetahui panjang 𝑤𝑣²
E= 𝐶𝑚. 𝐶𝑒. 𝐶𝑠. 𝐶𝑐
dermaga maka dihitung dengan 2𝑔
menggunakan rumus sebagai berikut :

Lp = n.Loa+(n+1)x10% x Loa Keterangan :


Lp = 1 x 109 + (1+1) x 10% x109 E = energi benturan (ton m)
Lp = 109 m W = displacement/berat kapal
(ton)
V = komponen kecepatan dalam
arah tegak lurus sisi dermaga
(m/d)
Keterangan : g = percepatan grafitasi (m/d²)
Lp = panjang dermaga (m) Cm = koefisien massa
Loa = panjang kapal (m) Ce = koefisien eksentrisitas
n = jumlah kapal. Cs = koefisien kekerasan
Cc = koefisien tekana arus
Maka panjang dermaga adalah 109 m.

4.2.2 Kedalaman Kolam Pelabuhan

Kedalaman kolam = 1,1 x d 1) Menghitung nilai V :


= 1,1 x 6,2 m Kecepatan merapat kapal dapat
= 6,82 m ≈ 7 m dilihat dalam tabel : 2.3 halaman II-19.
Keterangan : Dari tabel tersebut didapat bahwa
d : draft kapal (m) kecepatan merapat kapal pada
pelabuhan dengan ukuran kapal 5000
maka kedalaman kolam dermaga DWT adalah sebesar 0,20m/d.
adalah 7 m komponen kecepatan merapat dalam
arah tegak lurus kapal adalah :
4.3 Perhitungan Gaya Yang Bekerja
V = v. sin 10º
Pada Dermaga
= 0,20.sin 10º
Gaya-gaya yang bekerja pada
= 0,034 m/dtk
dermaga dibedakan menjadi gaya
vertikal dan horizontal. Gaya vertikal
Keterangan :

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 6


V = komponen kecepatan dalam arah r = 0,242x109
tegak lurus sisi dermaga (m/d) r = 26,378 m
v = kecepatan merapat kapal (m/d)
Untuk kapal yang bersandar di dermaga
2) Menghitung nilai Cm : (lihat halaman II-21) :
Nilai Cm dapat dihitung dengan 1
Ɩ = x Loa
4
menggunakan persamaan berikut ini
 𝑑 1
Cm = 1 + 𝑥 Ɩ = x 109
2.𝐶𝑏 𝐵 4
𝑊
Cb =
𝐿𝑝𝑝.𝐵.𝑑.𝛾̥
6920 Ɩ = 27,25 m
Cb =
101𝑥15,5𝑥6,2𝑥1,025
Cb = 0,695 Keterangan :
r = jari-jari kelengkungan sisi
Maka : haluan kapal (m)
 𝑑 Ɩ = jarak sepanjang permukaan air
Cm =1 + 𝑥 dermaga dari pusat berat kapal
2.𝐶𝑏 𝐵
pada permukaan air (m)
3,14 6,2
Cm = 1+ 𝑥 Loa = panjang kapal (m)
2𝑥0,695 15,5
Cm = 1,903
Maka, nilai koefisien Ce dihitung
Keterangan :
dengan persamaan berikut :
Cm = koefisien massa.
Cb = koefisien blok 1
Ce =
γ̥ = massa jenis air laut = 1,025 t/m³ 1+(Ɩ/𝑟)²
Lpp = length between perpendicular 1
(m) Ce =
1+(27,25/26,378)²
B = lebar kapal (m)
d = draft kapal (m) Ce = 0,483

3) Menghitung nilai Ce : 4) Menghitung nilai E :


Energi benturan kapal adalah sebagai
berikut (dengan nilai Cs = 1 dan Cc = 1)

𝑊𝑉²
E= 𝐶𝑚. 𝐶𝑒. 𝐶𝑠. 𝐶𝑐
2𝑔
6920𝑥0,026²
= 𝑥1,903 x 0,483x1x1
2𝑥9,81
= 0,238 x 1,903 x 0,483 x 1 x 1
= 0,218 tm

Sumber : perencanaan Pelabuhan, Energi yang membentur dermaga


Bambang Triatmodjo, 2009 adalah 1/2𝐸, maka energi benturan yang
disebabkan oleh kapal yang diserap
Gambar 12 jari-jari putaran di fender adalah E 1⁄2 0,218 = 0,109 tm.
sekeliling pusat berat kapal.
Dicoba menggunakan 2 fender seibu
Dengan menggunakan gambar 4.3 . V.
untuk cb = 0, 695 maka : 1. fender seibu V1300H.
𝑟 2. fender seibu V600H.
= 0,242
𝐿𝑜𝑎

Sehingga di dapat : Karena biasa digunakan untuk kapal-


r = 0,242xLoa kapal tanker pengangkut minyak dan gas

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 7


alam, yang mempunyai ukuran/bobot yang V = komponen kecepatan dalam arah
besar. tegak lurus sisi dermaga (m/d)
W = displacement / berat kapal (ton)
Tabel 4.2 Dimensi fender seibu V g = percepatan grafitasi (m/d²)
1300H. dan Tabel 4.3 Kapasitas fender
seibu V 1300H. Percobaan (1): 4.3.2. Gaya Tambat
Kapal yang merapat di dermaga
Tabel 4.2 dimensi fender seibu tipeV akan ditambatkan dengan,
menggunakan tali ke alat penambat
yang di sebut bollard. Pengikatan ini
dimaksudkan untuk menahan
gerakan kapal yng disebabkan oleh
angin dan arus. Gaya tarikan kapal
pada alat penambat yang disebabkan
oleh tiupan angin dan arus pada
badan kapal disebut dengan gaya
tambat. Bollard ditanam pada
dermaga dan harus mampu menahan
gaya tarikan kapal

4.3.2.1. Gaya Akibat Angin


Tabel 4.3 Kapasitas Fender Karet Seibu Angin yang berhembus ke
Tipe V badan kapal yang ditambatkan akan
menyebabkan gerakan kapal yang
bisa menimbulkan gaya pada
dermaga. Apabila arah angin
menuju ke dermaga, maka gaya
tersebut berupa gaya benturan ke
dermaga. Sedangkan jika arahnya
meninggalkan dermaga akan
menyebabkan gaya tarik kapal pada
alat penambat. Besar gaya angin
tergantung pada arah dan kecepatan
hembus angin, dan dihitung dengan
rumus berikut :
𝑤
Maka : F = 𝑥v²
2.𝑔.𝑑𝑓𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟
1) Gaya longitudinal apabila
6920 angin datang dari arah
F= 0,034² haluan ( ά = 0º) : (lihat
2𝑥9,81𝑥0,585
halman II-23)
F = 0,696 ton.
𝑅𝑤 = 0,42.𝒬ɑ.Aw
Cek gaya bentur yang diserap fender (F) 𝒬ɑ = 0,063.𝑉𝑤 ²
terhadap gaya reaksi fender ( R) :
Keterangan
F<R 𝑅𝑤 = gaya akibat angin
0,696 ton < 97,5 ton. (kg)
𝑄𝑎 =tekanan angin (kg/m²)
Keterangan : Vw = kecepatan angin (m/d)
= 16,67m/d.
F = gaya bentur yang di serap fender Aw = proyeksi bidang yang
(ton) tertiup angin (m²)
𝑑𝑓𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟 = defleksi fender (m)

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 8


Mencari nilai Qa : Rw = 1,1.Qa.Aw
Qa = 0,063. Vw² Rw = 1,1x17,507x656,18
Qa = 0,063x16,67² Rw = 12636,5 kg = 12,63ton
Qa = 17,507 kg/m²
Keterangan :
Mencari nilai Aw : Loa = panjang kapal = 109 m
Aw = 70%(Bx𝐷𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 )
Aw = 70%(15,5x8,6) Gaya akibat angin dari arah lebar
Aw = 93,31m² sebesar 12,63 ton, masih lebih kecil
terhadap gaya reaksi fender (R)
Keterangan : Rw lebar kapal < R
B = lebar kapal = 15,5 m 12,63 ton < 97,5 ton
𝐷𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 = tinggi kapal = 8,6 m 4.3.2.2. Gaya Akibat Arus
Arus yang bekerja pada bagian kapal
Mencari nilai Rw : yang terendam air juga akan menyebabkan
Rw = 0,42.Qa.Aw terjadinya gaya pada kapal yang kemudian
Rw = 0,42x17,507x93,31 diteruskan pada alat penambat dan
Rw = 686,10 kg = 0,686 ton dermaga. Besar gaya yang ditimbulkan oleh
arus diberikan oleh persamaan berikut :
Gaya akibat angin dari arah haluan (lihat halam II-24)
𝑉𝑐2
sebesar 0,686 ton, masih lebih kecil 𝑅ɑ = Cc.𝛾○ .𝐴𝑐 ( )
2.𝑔
terhadap gaya reaksi fender (R)
𝐴𝑐 = B x d
Rw haluan< R
0,686 ton < 97,5 ton
Keterangan :
Ra = gaya akibat arus (kg)
2) Gaya longitudinal apabila angin
𝛾○ = massa jenis air laut (1025kg/m)
datang dari arah buritan (ά = 180º)
𝐴𝑐 = luas tampang kapal yang terendam
:
air (m²)
Rw = 0,5.Qa.Aw
Vc = kecepatan arus (m/d) =0,394m/d.
Aw = 70%(Bx𝐷𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 )
B = lebar kapal (m) =15,5m
Aw = 70%(15,5x8,6) d = draft kapal (m) =6,2m
Aw = 93,31m²
Mencari nilaiAc :
Maka : Ac = B x d
Rw = 0,5.Qa.Aw Ac = 15,5 x 6,2
Rw =0,5x17,507x93,31 Ac = 96,1 m²
Rw = 816,78 kg = 0,816 ton
Mencari nilai Ra :
Gaya akibat angin dari arah buritan 𝑉𝑐2
sebesar 0,816 ton, masih lebih kecil Ra = Cc.𝛾○ .𝐴𝑐 ( )
2.𝑔
terhadap gaya reaksi fender (R) : 0,394²
Ra = 1x1025x96,1( )
Rw buritan < R 2.9,81
0,816 ton < 97,5 ton Ra = 779,36 kg = 0,779 ton

3) Gaya longitudinal apabila angin Gaya akibat arus adalah sebesar 0,779
datang dari arah lebar kapal (ά 90º) ton, masih lebih kecil terhadap gaya reaksi
: fender (R)
Rw = 1,1.Qa.Aw Ra < R
Aw = 70%(Loax𝐷𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 ) 0,779 ton < 97,5 ton
Aw = 70%(109x8,6)
Aw = 656,18 m² Sehingga fender pada Dermaga Luwuk
Maka : Banggai yang direncanakan menggunakan

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 9


fender karet seibu V karena memenuhi
pesyaratan spesifikasi.

4.4 Perhitungan Jarak Antar Fender


Untuk menentukan jarak fender
maksimum yang akan dipasang pada
dermaga, maka dalam perhitungannya
ditentukan oleh jenis kapal yang akan
merapat pada dermaga, yaitu salah
satunya adalah bobot mati dari kapal
yang akan merapat.

Dalam arah horisontal, jarak antar


fender harus ditentukan sedemikian Tabel 10 Kapasitas Fender Karet Seibu
rupa sehingga dapat menghindari Tipe V
kontak antar kapal dan dinding
dermaga. Pada dermaga inijarak
fender yang direncanakan adalah
sebagai berikut : (lihat halaman II-37)

L = 2 √𝑟 2 − (𝑟 − ℎ)2

Keterangan :

L :jarak maksimum antar fender


(m)
r :jari – jari kelengkungan sisi 𝑤
haluan kapal (m) Maka : F = 𝑥v²
2.𝑔.𝑑𝑓𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟
h : tinggi fender (m)
6920
F= 0,034²
2𝑥9,81𝑥0,27
Fender yang direncanakan adalah
fender karet seibu V dengan nilai h = F = 1,51 ton.
1,235 m dan r = 26,378 m, maka :
L = 2 √𝑟 2 − (𝑟 − ℎ)2 Cek gaya bentur yang diserap fender (F)
terhadap gaya reaksi fender ( R) :
=2√26,3782 − (26,378 − 1,235)2
F<R
=11,280 m ≈11 m
1,51 ton < 45,0 ton.
Jadi jarak antar fender pada
dermaga pengangkut minyak Luwuk Keterangan :
Banggai berjarak 11 m. hal ini karena
ukuran/bobot kapal tangker yang F = gaya bentur yang di serap
besar. fender (ton)
𝑑𝑓𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟 = defleksi fender (m)
Tabel 4.4 Dimensi fender seibu V
V = komponen kecepatan dalam
600H. dan Tabel 4.5 Kapasitas fender arah tegak lurus sisi dermaga
seibu V 1300H. Percobaan (2): (m/d)
Tabel 9 dimensi fender seibu tipeV W = displacement / berat kapal
(ton)
g = percepatan grafitasi (m/d²)

4.3.2. Gaya Tambat

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 10


Kapal yang merapat di Aw = 93,31m²
dermaga akan ditambatkan dengan,
menggunakan tali ke alat penambat Keterangan :
yang di sebut bollard. Pengikatan B = lebar kapal = 15,5 m
ini dimaksudkan untuk menahan 𝐷𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 = tinggi kapal = 8,6 m
gerakan kapal yng disebabkan oleh
angin dan arus. Gaya tarikan kapal Mencari nilai Rw :
pada alat penambat yang Rw = 0,42.Qa.Aw
disebabkan oleh tiupan angin dan Rw = 0,42x17,507x93,31
arus pada badan kapal disebut Rw = 686,10 kg = 0,686 ton
dengan gaya tambat. Bollard
ditanam pada dermaga dan harus Gaya akibat angin dari arah haluan sebesar
mampu menahan gaya tarikan 0,686 ton, masih lebih kecil terhadap gaya
kapal reaksi fender (R)
Rw haluan< R
4.3.2.1. Gaya Akibat Angin
Angin yang berhembus ke 0,686 ton < 45,0 ton
badan kapal yang ditambatkan akan
menyebabkan gerakan kapal yang 5) Gaya longitudinal apabila angin
bisa menimbulkan gaya pada datang dari arah buritan (ά = 180º) :
dermaga. Apabila arah angin Rw = 0,5.Qa.Aw
menuju ke dermaga, maka gaya Aw = 70%(Bx𝐷𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 )
tersebut berupa gaya benturan ke Aw = 70%(15,5x8,6)
dermaga. Sedangkan jika arahnya Aw = 93,31m²
meninggalkan dermaga akan
menyebabkan gaya tarik kapal pada Maka :
alat penambat. Besar gaya angin Rw = 0,5.Qa.Aw
tergantung pada arah dan kecepatan Rw =0,5x17,507x93,31
hembus angin, dan dihitung dengan Rw = 816,78 kg = 0,816 ton
rumus berikut :
Gaya akibat angin dari arah buritan
4) Gaya longitudinal apabila sebesar 0,816 ton, masih lebih kecil
angin datang dari arah haluan terhadap gaya reaksi fender (R) :
( ά = 0º) Rw buritan < R
0,816 ton < 45,0 ton
𝑅𝑤 = 0,42.𝒬ɑ.Aw
𝒬ɑ = 0,063.𝑉𝑤 ² 6) Gaya longitudinal apabila angin
Keterangan datang dari arah lebar kapal (ά 90º) :
𝑅𝑤 = gaya akibat angin (kg) Rw = 1,1.Qa.Aw
𝑄𝑎 = tekanan angin (kg/m²) Aw = 70%(Loax𝐷𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 )
Vw = kecepatan angin (m/d) = Aw = 70%(109x8,6)
16,67m/d. Aw = 656,18 m²
Aw = proyeksi bidang yang tertiup
angin (m²) Maka :
Rw = 1,1.Qa.Aw
Mencari nilai Qa : Rw = 1,1x17,507x656,18
Qa = 0,063. Vw² Rw = 12636,5 kg = 12,63ton
Qa = 0,063x16,67²
Qa = 17,507 kg/m² Keterangan :
Loa = panjang kapal = 109 m
Mencari nilai Aw :
Aw = 70%(Bx𝐷𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 )
Aw = 70%(15,5x8,6)

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 11


Gaya akibat angin dari arah lebar sebesar Sehingga fender pada Dermaga
12,63 ton, masih lebih kecil terhadap gaya Luwuk Banggai yang direncanakan
reaksi fender (R) menggunakan fender karet seibu V
Rw lebar kapal < R karena memenuhi pesyaratan
12,63 ton < 45,0 ton spesifikasi.

4.3.2.2. Gaya Akibat Arus 4.4 Perhitungan Jarak Antar Fender

Arus yang bekerja pada bagian kapal Untuk menentukan jarak fender
yang terendam air juga akan menyebabkan maksimum yang akan dipasang pada
terjadinya gaya pada kapal yang kemudian dermaga, maka dalam perhitungannya
diteruskan pada alat penambat dan ditentukan oleh jenis kapal yang akan
dermaga. Besar gaya yang ditimbulkan oleh merapat pada dermaga, yaitu salah
arus diberikan oleh persamaan berikut : satunya adalah bobot mati dari kapal
(lihat halam II-24) yang akan merapat.
𝑉𝑐2
𝑅ɑ = Cc.𝛾○ .𝐴𝑐 ( ) Dalam arah horisontal, jarak antar
2.𝑔
𝐴𝑐 = B x d fender harus ditentukan sedemikian
rupa sehingga dapat menghindari
Keterangan : kontak antar kapal dan dinding
Ra = gaya akibat arus (kg) dermaga. Pada dermaga ini jarak
𝛾○ = massa jenis air laut (1025kg/m) fender yang direncanakan adalah
𝐴𝑐= luas tampang kapal yang terendam sebagai berikut : (lihat halaman II-37)
air (m²)
Vc = kecepatan arus (m/d) =0,394m/d. L = 2 √𝑟 2 − (𝑟 − ℎ)2
B = lebar kapal (m) =15,5m
d = draft kapal (m) =6,2m
Keterangan :
Mencari nilai Ac : L : jarak maksimum antar fender (m)
Ac = B x d r : jari – jari kelengkungan sisi haluan
Ac = 15,5 x 6,2 kapal (m)
Ac = 96,1 m² h : tinggi fender (m)

Mencari nilai Ra : Fender yang direncanakan adalah


fender karet seibu V dengan nilai h =
𝑉𝑐2
Ra = Cc.𝛾○ .𝐴𝑐 ( ) 5,50 m dan r = 26,378 m, maka :
2.𝑔
0,394² L = 2 √𝑟 2 − (𝑟 − ℎ)2
Ra = 1x1025x96,1( )
2.9,81
Ra = 779,36 kg = 0,779 ton = 2
2
√26,378 − (26,378 − 5,50) 2
Gaya akibat arus adalah sebesar 0,779
ton, masih lebih kecil terhadap gaya reaksi =22,7 m ≈23 m
fender (R)
Ra < R Jadi jarak antar fender pada dermaga
pengangkut minyak Luwuk Banggai
0,779 ton < 45,0 ton berjarak 23 m. hal ini karena ukuran/bobot
kapal tangker yang besar.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 12


V. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTARPUSTAKA :

5.1 Kesimpulan 1) http://www.mongabay.co.id/2015/0


1. Dari 2 percobaan : fender Seibu 5/09/berapa-jumlah-pulau-yang-
V1300H Dan fender seibu V600H, dimiliki-indonesia-sebenarnya/
yang digunakan pada dermaga Di Akses tanggal 26-Oktober-2017
pengangkut minyak di luwuk 2) https://www.scribd.com/doc/56697
banggai adalah fender seibu V 343/Perencanaan-pelabuhan Di
600H. karena lebih efisien. Akses tanggal 26-Oktober-2017
2. Hasil perhitungan jarak antar 3) http://www.maritimeworld.web.id/
fender pada dermaga adalah 23 2013/07/Apa-Yang-Di-Maksud-
meter, di pasang vertical pada sisi Dengan-GRT-NRT-TPC-FWA-
depan dermaga karena DWA-LOA-LBP.html
memperhitungkan perubahan Di Akses Tanggal 26-Oktober-
elevasi muka air laut yang berubah 2017)
pada saat pasang surut 4) Kramadibrata, S. “Perencanaan
3. Kedalam pelabuhan adalah 7 Pelabuhan”. Penerbit ITB,
meter, kondisi pasang surut Bandung, 2002.
berkisar antara -0,30 cm pada 5) Triatmodjo, B. “Perencanaan
kondisi Low Water Level ( LWL ) Pelabuhan”. Beta Offset,
sampai 65,30 cm pada kondisi Yogyakarta, 2009.
Mean Sea Level ( MSL ) dan 6) Lampiran E Curah Kering. Standar
135,50 cm pada kondisi High Design Criteria for Ports in
Water Level ( HWL ) indonesia, Direktorat Jenderal
4. Dalam perencanaan fender karet perhubungan laut, Departemen
seibu tipe V, harus memperhatikan Perhubungan, 1984.
kapasitas fender. Seperti : tipe, Di Akses tanggal 11-April-2017
reaksi, dan defleksi. Agar
mendapat fender karet seibu tipe V PENULIS :
yang maksimal 1) Masagus Zainal Abidin, ST.
Alumni (2018) Program Studi
5.2. Saran Teknik Sipil Fakultas Teknik
1. Pengamatan kondisi pasang surut, Universitas Pakuan)
kecepatan arus dan kecepatan mgsabidin@gmail.com
angin sebaiknya dilakukan 2) Ir. Puji Wiranto, MT. Staf Dosen
sepanjang tahun agar diketahui Program Studi Teknik Sipil Fakultas
data maksimum pada saat pasang Teknik Universitas Pakuan
surut, kecepatan arus dan 3) Ir. Hikmad Lukman, MT. Staf
kecepatan angin Dosen Program Studi Teknik Sipil
2. Tipe dan dimensi fender bisa Fakultas Teknik Universitas Pakuan
berubah disesuaikan dengan
karakteristik kapal yang berlabuh
agar kemampuan menyerap energi
benturan yang terjadi pada saat
kapal merapat ke dermaga mampu
diserap dengan baik oleh fender
3. Dalam perencanaan fender harus
memperhatikan banyaknya jumlah
kapal dan bobot maksimum kapal.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas pakuan 13

Anda mungkin juga menyukai