Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH INTEGUMEN KULIT

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Penyusun:
Annahaa Urfasari 201901166

PROGRAM S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2021/2022
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Integumen Kulit" dengan tepat waktu.Makalah
disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Keperawatan Medikal Bedah. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Medefinisikan dan mengetahui fisiologis dari kulit bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Achwandi
selaku dosen Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Mojokerto, 13 Agustus 2021
Penulis

Daftar isi
2
BAB I...............................................................................................................................................................4
Pendahuluan...............................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................................5
Isi.................................................................................................................................................................5
Struktur kulit.............................................................................................................................................5
Epidermis.................................................................................................................................................5
FISIOLOGI KULIT..................................................................................................................................5
PEMERIKSAAN DERMATOLOGI INSPEKSI......................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................................27
Penutup.....................................................................................................................................................27
Daftar Pustaka..............................................................................................................................................28

BAB I
Pendahuluan
Kulit, kadang-kadang disebut sebagai sistem yang menutupi, melindungi tubuh dalam beberapa hal
cara; tanpa kulit dan mekanisme perlindungannya, manusia tidak akan bertahan hidup. Kulit
3
seringkali menjadi satu-satunya organ tubuh yang selalu dipamerkan, dan karena ini kulit dapat
mengungkapkan bagaimana perasaan kita secara emosional; misalnya, kita mungkin tersipu. Itu
juga bisa mengungkapkan bagaimana kita dari perspektif fisiologis; misalnya, dapat tampak
sianosis. Kulit merupakan organ yang paling sering terkena penyakit atau infeksi. Kulitnya hamper
seluruhnya tahan air. Kulit memiliki sejumlah elemen homeostatis; misalnya, dapat mengatur suhu
tubuh dan sering disebut sebagai kulit dengan pelengkap. Apendiks adalah modifikasi dari kulit.
LeMone dan Burke (2011) menunjukkan bahwa rata-rata orang dewasa memiliki kulit 2 m2, yang
beratnya kurang lebih 4,1kg. Kulit dua kali lebih berat dari otak. Ada sekitar 4,5 m darah pembuluh
darah, 3,6 m saraf, 2,6 juta kelenjar keringat, 1500 reseptor sensorik, dan lebih dari 3 juta sel yang
terus menerus mati dan tergantikan. Kulit menerima hampir sepertiga dari semua darah yang
mengalir melalui tubuh (Rizzo, 2006). Kulit memainkan peran penting dalam kesehatan dan
kesejahteraan. Setiap gangguan pada kulit dapat menyebabkan masalah fisik dan atau psikologis,
dan ini pada gilirannya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi seseorang kualitas hidup. Sama
seperti sebuah rumah membutuhkan batu bata dan mortar untuk bertindak sebagai kerangka, rumah
itu akan bernilai kecil jika tidak tahan air. Menggunakan analogi ini, rumah juga membutuhkan
tempat berteduh dari lingkungan, dan pada manusia pekerjaan ini dilakukan oleh kulit. Kulit
menyediakan penghalang defensif, mempertahankan tubuh dari unsur-unsur dan melindungi
terhadap patogen. Ini juga menawarkan sejumlah fungsi lainnya. Kulit terdiri dari epidermis
superfisial dan struktur yang lebih dalam yang disebut dermis. (European Environment Agency
(EEA), 2019)

4
BAB II
Isi
Struktur kulit
Menurut Shier et al. (2013), kulit merupakan salah satu organ tubuh yang serba guna. Kulit terdiri
dari dua daerah yang berbeda: dermis dan epidermis. Facia subkutan (kadang-kadang disebut
sebagai hipodermis) terletak di bawah dermis (Colbert et al., 2012); massa jaringan ikat longgar dan
jaringan adiposa ini menempel pada kulit dan organ di bawahnya; mereka bukan bagian dari kulit.

Epidermis
Bagian kulit yang superfisial dan tertipis, epidermis adalah area kulit yang paling sering terlihat.
Sementara kulit menutupi seluruh tubuh, ada beberapa perbedaan regional, dan ini terkait dengan
fleksibilitas, distribusi dan jenis rambut, kepadatan dan jenis kelenjar, pigmentasi, vaskularisasi,
persarafan dan ketebalan (Jenkins et al., 2013) .

Bagian tertipis dari kulit dapat ditemukan di kelopak mata; di sini ketebalannya hanya 0,5 mm,
sedangkan di bagian tumitnya setebal 4,0 mm.

Epidermis terdiri dari epitel, yang disebut epitel skuamosa berlapis keratin, dan mengandung empat
jenis sel kunci

• keratinosit

• melanosit

• Sel Langerhans

• Sel Merkel.

Keratinosit

Sel-sel ini diatur dalam empat lapisan. Mereka bertanggung jawab untuk memproduksi protein yang
disebut keratin. Keratin adalah protein berserat keras yang membantu melindungi kulit dan jaringan
di bawahnya dari panas, mikroorganisme, dan bahan kimia. Keratinosit juga bertanggung jawab
untuk produksi sifat tahan air dari kulit, dan bertindak sebagai jenis sealant yang mengurangi
masuknya air serta kehilangan air; mereka juga mencegah masuknya benda asing.

FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang aktif secara metabolik dan mempunyai fungsi-fungsi
penting, yaitu:
1. Barier terhadap pengaruh fisik
5
2. Melindungi terhadap kerusakan mekanik
3. Mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh
4. Mencegah kehilangan cairan tubuh
5. Melindungi terhadap radiasi ultraviolet
6. Membantu pengaturan suhu tubuh
7. Berfungsi sebagai organ sensorik
8. Berperan dalam produksi vitamin D
9. Berfungsi sebagai sistem imun
10. Kosmetik
Lesi Primer
Sebagian besar penyakit dimulai dengan lesi dasar yang disebut sebagai lesi primer. Identifikasi lesi
primer merupakan kunci untuk mengakuratkan interpretasi dan deskripsi penyakit kulit. Lesi primer
memberikan petunjuk awal yang dapat digunakan untuk menentukan diagnosis banding.
Lesi sekunder
Lesi sekunder yaitu lesi yang berkembang selama proses perkembangan penyakit kulit atau akibat
dari garukan/ infeksi. Pada pemeriksaan bisa juga hanya ditemukan lesi sekunder, yang dapat
menutupi lesi primer. (Sutaryo, 2016)
PEMERIKSAAN DERMATOLOGI
INSPEKSI
Kelainan kulit
1. Lokasi : tempat di mana ada lesi
2. Efloresensi/ ujud kelainan kulit (UKK) :
- Primer (terjadi pada kulit yang semula normal/ kelainan yang pertama muncul) :
- Makula : perubahan warna pada kulit tanpa perubahan bentuk

(Fixed drug eruption)


Papula : penonjolan padat di atas permukaan kulit, diameter < 0.5 cm

6
Nodul : penonjolan padat di atas permukaan kulit, diameter > 0.5 cm

Plakat : peninggian diatas permukaan kulit seperti dataran tinggi atau mendatar (plateau-like) yang
biasanya terbentuk dari bersatunya (konfluen) beberapa papul, diameter lebih dari > 0.5 cm

7
Urtika : penonjolan yang ditimbulkan akibat edema setempat yang timbul mendadak dan hilang
perlahan

Vesikel : lepuh berisi cairan serum, diameter <0.5 cm

Bula : vesikel yang berukuran > 0,5 cm

8
Pustula : vesikel berisi nanah

Kista : ruangan/ kantong berdinding dan berisi cairan atau material semi
solid (sel atau sisa sel), biasanya pada lapisan dermis

Purpura : warna merah dengan batas tegas yang tidak hilang jika ditekan, terjadi
karena adanya ekstravasasi dari pembuluh darah ke jaringan

9
Sekunder (akibat perubahan yang terjadi pada efloresensi primer) :
 Skuama : sisik berupa lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit

Krusta : kerak atau keropeng yang menunjukkan adanya cairan serum atau
darah yang mongering

Erosi : lecet kulit yang diakibatkan kehilangan lapisan kulit sebelum stratum basalis,
bisa ditandai dengan keluarnya serum

(Impetigo bulosa)
10
Ekskoriasi : lecet kulit yang disebabkan kehilangan lapisan kulit melampaui stratum
basalis (sampai stratum papilare) ditandai adanya bintik perdarahan dan bisa juga serum

(Ekskoriasi neurotik)

Ulkus : tukak atau borok, disebabkan hilangnya jaringan lebih dalam dari
ekskoriasi, memiliki tepi, dinding, dasar dan isi

(Pioderma gangrenosum)
Likenifikasi : Penebalan lapisan epidermis disertai guratan garis kulit yang makin jelas,
akibat garukan atau usapan yang bersifat kronis.

(Liken simpleks kronis)

Fisura : hilangnya epidermis dan dermis yang berbatas tegas berbentuk linier

11
(Dermatitis kontak iritan kronis)

Atropi : penipisan lapisan epidermis ataupun dermis

(Liken sklerosus)

Skar : digantinya jaringan normal kulit dengan jaringan fibrotik pada tempat
penyembuhan luka, contoh : skar hipertrofi, skar atrofi, keloid

(Skar hipertrofi)

Komedo : infundibulum folikel rambut yang melebar dan


tersumbat keratin dan lipid.
Komedo terbuka (open comedo/ blackhead): unit pilosebasea terbuka pada permukaan kulit dan
terlihat sumbatan keratin berwarna hitam.
Komedo tertutup (close comedo/ whitehead): unit pilosebasea tertutup pada permukaan kulit
dan terlihat berwarna putih

12
Komedo tertutup Komedo terbuka
(Akne vulgaris) (Akne vulgaris)

Poikiloderma : kombinasi dari atropi, hiperpigmentasi, hipopigmentasi dan teleangiekstasi,


yang memberikan gambaran belang (mottled)

(Mikosis fungoides)
Teleangiektasi : dilatasi pembuluh darah superfisialis

(Rosasea)
1. Ukuran lesi :
- Milier : sebesar kepala jarum pentul

(Milia)
- Lentikular : sebesar biji jagung

13
(Prurigo nodularis)
- Numular : sebesar uang logam, diameter 3-5 cm.

(Dermatitis numularis)
- Plakat : lebih besar dari nummular

2. Bentuk/ susunan lesi :


a. Bentuk :
1) Teratur : bulat, oval dan sebagianya

14
Bentuk oval (Pitiriasis rosea) Bentuk bulat (Dermatitis numularis)

2) Tidak teratur: tidak mempunyai bentuk teratur


b. Susunan/ konfigurasi :
1) Linier : seperti garis lurus

Liken planus (Fenomena Koebner)


2) Sirsinar/ anular : seperti lingkaran/ melingkar seperti
cincin

(Granuloma anulare)
3) Arsinar : berbentuk bulan sabit
4) Polisiklik : tepi lesi sambung menyambung membentuk
gambaran seperti bunga

15
(Pitiriasis versikolor)
5) Korimbiformis : susunan seperti induk ayam yang dikelilingi anak - anaknya

(Kandidiasis intertriginosa)

Irisformis/ lesi target : lesi berbentuk bulat atau lonjong yang terdiri dari 3 zona:
 bagian sentral berupa papul/ vesikel/ bula,
 bagian tengah berupa edema berwarna putih/ pucat,
 bagian paling luar berupa eritem, yang menyerupai iris mata/ membentuk
gambaran seperti target anak panah

(Eritema multiforme)
6) Herpetiformis : vesikel yang berkelompok/ bergerombol

16
(Herpes zoster)
7) Serpiginosa : lesi berbentuk seperi ular

(Kutaneus larva migran)


3. Distribusi lesi :
- Bilateral : mengenai kedua sisi tubuh

(Vitiligo)

- Unilateral : mengenai salah satu sisi tubuh

17
(Herpes zoster)
- Simetris : mengenai kedua sisi tubuh pada area yang sama

(Vitiligo)
- Soliter : hanya satu lesi

(Granuloma anulare)
- Multipel : lesi banyak

18
(Dermatitis numularis)
- Herpetiformis : vesikel berkelompok/ bergerombol

19
(Herpes zoster)
- Konfluen : dua lesi atau lebih menjadi satu

(Psoriasis pustulosa)
- Diskrit : beberapa lesi terpisah satu sama lain

(Prurigo nodularis)

20
- Lokalisata : lesi terlokalisir pada satu lokasi tubuh

(Erisipelas)

- Regional : mengenai regio/ area tertentu dari tubuh

(Hand-foot-and-mouth disesase)
- Generalisata : tersebar luas pada sebagian besar tubuh

(Pemfigoid bulosa)

21
- Universal : lesi tersebar di seluruh/ hampir seluruh permukaan tubuh

(Eritroderma)

- Dermatomal : mengikuti distribusi serabut saraf aferen spinal


tunggal (dermatom)

(Herpes zoster)

- Sun exposed : pada tempat yang terpajan sinar matahari

(sunburn)

22
- Sun protected : pada tempat yang tertutup oleh baju

(Pitiriasis rosea)

- Akral : pada lokasi distal, seperti tangan, kaki, pergelangan


tangan, pergelangan kaki

(Dishidrosis/ pomfoliks)
- Trunkal : pada
badan

23
(Psoriasis vulgaris)

24
- Ekstensor : pada daerah dorsal ekstremitas diatas otot ekstensor, lutut dan siku

(Dermatitis asteatotik)

- Fleksor : pada daerah ventral ekstremitas diatas otot fleksor, lipat siku,
lipat lutut

(Dermatitis atopik)

- Intertriginosa : terjadi pada lipatan kulit dimana dua permukaan kulit


bersentuhan, seperti axilla, lipat paha (inguinal), paha bagian dalam, lipatan
payudara, intergluteal

(Kandidiasis intertriginosa)

25
4. Batas lesi :
- Tegas (sirkumskripta) dengan kulit di sekitarnya

(Erisipelas)

- Tidak tegas (difus) dengan kulit di sekitarnya

(Selulitis) (Sorensen, 2019)

26
BAB III
Penutup
Kesimpulan

Bagian kulit yang superfisial dan tertipis, epidermis adalah area kulit yang paling sering terlihat.
Sementara kulit menutupi seluruh tubuh, ada beberapa perbedaan regional, dan ini terkait dengan
fleksibilitas, distribusi dan jenis rambut, kepadatan dan jenis kelenjar, pigmentasi, vaskularisasi,
persarafan dan ketebalan (Jenkins et al., 2013) . Bagian tertipis dari kulit dapat ditemukan di
kelopak mata; di sini ketebalannya hanya 0,5 mm, sedangkan di bagian tumitnya setebal 4,0 mm.
Epidermis terdiri dari epitel, yang disebut epitel skuamosa berlapis keratin, dan mengandung
empat jenis sel kunci

• keratinosit

• melanosit

• Sel Langerhans

• Sel Merkel.

27
Daftar Pustaka

European Environment Agency (EEA). (2019). Fundamental of Anatomy and Physiology For
Nursing and Healtcare Students (2nd ed., Vol. 53, Issue 9). John Wiley & Sons, Ltd.

Sorensen, G. (2019). BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TOPIK CLINICAL


SKILLS INTEGRATION – 3.1. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.

Sutaryo. (2016). BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TOPIK KETERAMPILAN


PEMERIKSAAN KULIT. 7(36), 1–3.

28

Anda mungkin juga menyukai