Dosen Pengampu :
Puji syukur panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala taufik, hidayah, serta inayahnya
yang senantiasa tercurah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Penyakit kulit atau biasa disebut kudis”. Penulisan makalah dilakukan sebagai bagian dari
tugas mata kuliah Survaylance Epidemiologi. Makalah ini sudah kami susun dengan
maksimal dan berkat kerja sama kelompok sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah
ini. Tanpa adanya halangan dan hambatan yang berarti. Sholawat serta salam tidak lupa juga
kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi gambaran
bagi pembaca. Kami hanya berharap agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua pihak
serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha kami. Dalam proses penyusunan makalah ini,
penulis banyak menemui hambatan dan juga kesulitan namun, berkat bimbingan, arahan,
serta bantuan dari banyak pihak. Akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan
tanpa melampaui batas waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih sempurnanya
hasil makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Simpulan.................................................................................................................11
B. Saran ......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
SOAL..................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Penyakit menular merupakan masalah kesehatan besar di hampir semua Negara berkembang,
Negara yang termasuk salah satunya yaitu Indonesia. Meningkatnya kasus terkait penyakit
menular, di karenakan angka kejadian dan kematiannya relatif cukup tinggi dalam waktu
yang singkat. Berbagai macam penyakit menular salah satunya penyakit kudis atau scabies.
Penyakit kudis atau skabies adalah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit tungau
Sarcoptes scabei yang berupaya membentuk terowongan dibawah kulit dan ditularkan lewat
kontak langsung manusia. Parasit tungau Sarcoptes scabei merupakan parasit obligat yang
semua siklus hidupnya berproses pada manusia. Masa inkubasi pajanan pertama berlangsung
tiga sampai enam minggu, sedangkan masa inkubasi pajanan berikutnya terjadi lebih cepat,
yaitu satu sampai tiga hari.
Tanda gejala yang langsung dirasakan oleh penderita skabies adalahgatal.Rasa gatal semakin
hebat pada waktu malam hari atau ketika cuaca panas serta penderita berkeringat.Hal ini
berlangsung akibat meningkatnya aktivitas tungau bila suhu tubuh meningkat. Penyakit
skabies bukan merupakan penyakit yang mematikan akan tetapi penyakit skabies ini dapat
mempengaruhi kenyamanan aktifitas dalam menjalani kehidupan sehari-hari diantaranya
penderita mudah lelah dan gelisah karena rasa gatal pada malam hari sehingga tidur menjadi
terganggu, perasaan malu karena timbulnya skabies dapat mempengaruhi penampilannya,
penderita merasa terganggu dalam proses belajar, prestasi belajar menurun(Afraniza, 2011).
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan dalam latar belakang masalah maka kami akan
merumuskan pemasalahan yang diajukan antara lain sebagai berikut :
III. Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Survaylance Epidemiologi tentang penyakit tidak
menular.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut hasil penelitian (Maharani, 2015), untuk mendiagnosis penyakit kulit dan
untuk melakukan penanganan terapeutik, makan harus dapat dikenali perubahan pada
kulit yang dapat diamati secara klinis yaitu efloresen. Efloresensi kulit dapat berubah
pada waktu berlangsungnya penyakit. Untuk mempermudah diagnosis, ruam kulit
dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu efloresen primer dan sekunder. Efloresen
primer terdapat pada kulit normal, sedangkan efloresen sekunder berkembang pada
kulit yang berubah.
a) Eflorsen primer
1) Bercak (macula), adalah perubahan warna kulit
2) Urtica, adalah bentol-bentol pada kulit yang berwarna merah muda
sampah putih dan disebabkan oleh udem.
3) Papula, bentuknya sebesar kepala jarum pentul sampai sebesar kecang
hujau terjadi karena penebalan epidermis secara lokal.
4) Tuber (nodus), mirip dengan papula, akan tetapi tuber jauh lebih besar.
5) Vesikel, memiliki ukuran sebesar kepala jarum pentul sampai sebesar
biji kapri merupakan rongga beruang satu atau banyak yang berisi
cairan.
6) Bulla, mirip dengan vesikel tetapi agak besar dan biasanya beruang
satu.
7) Pustule, merupakan vesikel yang berisi nanah, biasanya terdapat pada
kulit yang berubah karena radang.
Dari empat unsur diatas faktor lingkungan sangat besar kaitnya dengan kesehatan manusia.
Lingkungan yang bersih dan sehat akan menjadi penghalang tumbuhnya bibit penyakit yang
dapat menjadi penyebab manusia terjengkitnya penyakit. Mengacu pada teori simpul,(7)
maka masalah kesehatan kulit dapat dijelaskan sebagai interaksi simpul 2 yaitu komponen
lingkungan yang menjadi media transmisi dengan simpul 3 yaitu karakteristik kependudukan
yaitu perilaku manusia. Interaksi ini akan menimbulkan outcome sakit atau tidak sakit pada
suatu individu (simpul 4). Kondisi sanitasi lingkungan yang tidak sehat dapat menjadi pemicu
timbulnya masalah kesehatan kulit.
PENUTUP
IV. SIMPULAN
Penyakit kulit adalah kelainan kulit yang diakibat adanya jamur, kuman, parasit, virus
maupun infeksi yang dapat menyerang siapa saja. Salah satu contoh penyakit kulit adalah
Skabies atau kudis. Faktor yang mempengaruhi penyakit kulit ada 4 yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Pencegahan penyakit kulit berbasis lingkungan
dapat dilakukan dengan cara personal hygine dan peningkatan sanitasi permukiman
V. SARAN
Setelah mengetahui tentang penyakit kulit dan apa penyebabnya, bisa dilihat bahwa
penegasan tentang pentingnya hidup sehat itu sangat penting untuk diterapkan bukan hanya
disampaikan saja. Bagaimana kita menjaga kesehatan diri kita sendiri lalu meningkatkan
kesehatan lingkungan tempat tinggal kita. Agar bisa menciptakan kondisi yang sehat aman
dan layak huni.
DAFTAR PUSTAKA
http://p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/buku-pedoman-manajemen-ptm
repository.uinsu.ac.id/8753/1/DIKTAT EPTM dr.NOFI SUSANTI%2C M.Kes.pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli/article/view/37072
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/880/4/4.%20Chapter-2.pdf https://repository.poltekkes-
smg.ac.id/repository/BAB%20II%20P1337420517021.pdf
SOAL
4. Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes Scabiei
varian hominis yang menyerang kulit, parasit ini menggali parit-parit di dalam
epidermis sehingga menimbulkan gata-gatal dan merusak kulit penderita. Merupakan
penyakit?
a. Scabies
b. Bisul
c. Kurap
d. Cacar air
e. Herpes
5. Pencegahan penyakit kulit atau kudis berbasis lingkungan di bawah ini adalah?
a. Pesonal hygiene
b. Tidak mencuci tangan
c. Sosial distancing
d. Tidak mandi
e. Semua benar