Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SISTEM INTEGUMEN
SCABIES

Disusun oleh : Kelompok 4


Dede Pipin
M. Fachriza N
Moh. Abdul Ajid
Resa Asri S
Oki Tri Laksono
Yuni Sriwahyuni
Ay Mustika

PROGRAM STUDI
STIKes MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
Jln. Tamansari Gobras No. 201 Kota Tasikmalaya
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah ini alhamdulillah tepat
pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada rasul yang mulia,
Muhammad shallaullahu alaihi wasallam.
Penyusunan makalah ini dilakukan dengan mengambil referensi dari berbagai sumber,
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempuruna.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk hasil
yang lebih baik. Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat terutama bagi penulis dan
untuk semua yang membaca.

Tasikmalaya, 15 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................
1.3 Tujuan ..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian scabies ........................................................................................
2.1 Etiologi scabies ............................................................................................
2.3 Manifestasi klinis scabies ............................................................................
2.4 Patofisiologi scabies .....................................................................................
2.5 Penatalaksanaan scabies ...............................................................................
2.6 Asuhan keperawatan ....................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................
3.2 Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensititsasi

terhadap sarcoptes scabies var huminis dan produknya. Sinonim dari penyakti ini adalah
kudis.
Penyakti scabies merupakan penyakti menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabiei
tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum membentuk kanalikuli atau
terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 cm.
Akibatnya, penyakti ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan udem yang
disebabakan oleh garukan.
1.2

Rumusan Masalah
1. Bagaiman tinjauan teori pada Scabies ?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada Scabies ?

1.3

Tujuan
1. Mampu mendefinisikan tinjauan teori pada Scabies.
2. Mampu mengetahui konsep asuhan keperawatan pada Scabies.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh sarcoptes scabiei yang

menyebabkan iritasi kulit. Parasit ini menggali parit-parit didalam epidermis sehingga
menimbulkan gatal-gatal dan merusak kulit penderita. (Soedarto, 1992).
Scabies adalah penyakit kulit yang mudah menular dan ditimbulkan oleh investasi
kutu sarcoptes scabiei var homini yang membuat terowongan pada stratum korneum kulit,
terutama pada tempat predileksi (Wahidayat, 1998).
Scabies merupakan investasi kulit oleh kutu sarcoptes scabiei yang menimbulkan
gatal. Penyakit ini dapat ditemukan pada orang-orang miskin yang hidup dengan kondisi
higiene dibawah standar sekalipun juga sering tedapat diantara orangorang yang sangat
bersih. Scabies sering dijumpai pada orang-orang yang seksual-aktif. Namun demikian,
infestasi parasit ini tidak bergantung pada aktivitas seksual karena kutu tersebut sering
menjangkiti jari-jari tangan, sentuhan tangan dan menimbulkan infeksi. Pada anak-anak,
tinggal semalaman dengan teman yang terinfeksi atau atau saling berganti pakaian dengannya
dapat menjadi sumber infeksi. Petugas kesehatan yang melakukan kontak fisik yang lama
dengan pasien scabies dapat pula terinfeksi.
2.2

Etiologi
Penyebab dari scabies adalah sarcoptes scabiei var homini. Kutu betina yang dewasa

akan membuat terowongan pada lapisan superfisial kulit dan berada disana selama sisa
hidupnya. Dengan rahang dan pinggir dan tajam perluas dari persendian kaki depannya, kutu
tersebut akan memperluas terowongan dan mengeluarkan telurnya 2 hingga 3 butir sehari
sampai selama 2 bulan. Kemudian kutu betina itu mati. Larva (telur) menetas dalam waktu 3
hingga 4 hari dan berlanjut hingga stadium larva serta nimfa menjadi bentuk kutu dewasa
dalam tempo sekitar 10 hari.
Cara penularan (transmisi) penyakit penyakit ini ada dua macam, yaitu secara
langsung dan tidak langsung :
1. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan
hubungan sekseual.
2. Kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dll.

2.3

Manifestasi Klinik
Pasien dengan skabies memiliki gejala-gejala yang sangat khas. Ini berbeda dengan

penyakit kulit yang lain. Oleh karena itu perawatan harus memahami secara benar gejala
tersebut :
1. Pruritus nokturna, yakni gatal pada malam hari. Ini terjadi karena aktivitas tungau lebih
tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas, dan pada saat hospes dalam keadaan tenang
atau tidak beraktvitas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok. Misalnya, dalam sebuah keluarga,
biasanya seluruh anggota keluarga dapat terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah
perkampungan yang padat penduduknya, misalnya asrama atau penjara.
3. Adanya lesi yang khas, berupa terowongan (kurnikulus) pada tempat predileksi; berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm. Pada
ujung terowongan ditemukan papulatau vesikel. Tempat predileksinya adalah kulit
dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku
bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mamae (wanita), umbilikus, bokong, genitalia
eksterna pria (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi, dapat mengenai telapak tangan dan
kaki.
4. Ditemukannya tungau merupakan penentu utama diagnosis.
2.4

Patofisiologi
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh

penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi
kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi
disebabkan leh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kirakira sebulan setelah infestasi. Pada saat it kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemuannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi,
krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi
tungau.
2.5

Penatalaksanaan
Kepada pasien agar diminta mandi dengan air yang hangat dan sabun guna

menghilangkan debris yang mengelupas dari krusta dan kemudian kulit dibiarkan kering
benar serta menjadi dingin.

Preparat skabisida, seperti lindane (Kwell) atau krotamiton (krim dan lotion Eurax),
dioleskan tipis-tipis pada seluruh permukaan kulit mulai dari leher kebawah dengan hanya
meninggalkan daerah muka dan kulit kepala (yang pada scabies tidak terkena). Obat itu
dibiarkan selama 12 hingga 24 jam dan sesudah itu, pasien diminta untuk membasuh dirinya
sampai bersih. Aplikasi obat satu kali sudah dapat memberikan efek kuratif, tetapi disarankan
agar terapi tersebut diulang sesudah 1 minggu kemudian.
Pasien perlu mengetahui petunjuk pemakaian ini karena pengolesan skabisida segera
sesudah mandi dan sebelum kulit mengering serta menjadi dingin dapat meningkatkan
absorbsi perkuatan skabisida sehingga berpotensi untuk menimbulkan gangguan sistem saraf
pusat seperti serangan kejang.
2.6

Asuhan Keperawatan

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh sarcoptes scabiei yang

menyebabkan iritasi kulit. Parasit ini menggali parit-parit didalam epidermis sehingga
menimbulkan gatal-gatal dan merusak kulit penderita. (Soedarto, 1992). Penyebab dari
scabies adalah sarcoptes scabiei var homini.
Cara penularan (transmisi) penyakit ini ada dua macam, yaitu secara langsung dan
tidak langsung :
1. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan
hubungan sekseual.
2. Kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dll.
3.2

Saran
Semoga dengan makalah yang kami susun ini mampu memberikan pengetahuan

kepada pembaca mengenai Hepatitis dan Sirosis Hepatis. Selanjutnya penyusun


mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, dan penyusun juga meminta maaf apabila didalam makalah terdapat kesalahan
dalam penulisanya.
.

DAFTAR PUSTAKA
Loetifa Dwi Rahariyani. 2008. Buku sjsr asuhan keperawatan dengan sisitem integumen.
Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan medikal bedah edisi 8. Jakarta : EGC
http://muhsakirm.blogspot.com/2013/02/makalah-skabies_7852.html

Anda mungkin juga menyukai