Anda di halaman 1dari 14

RENCANA CAMPURAN

( MIX DESIGN )

1. Maksud dan tujuan


a. Mendapatkan proporsi bahan penyusun sesuai tuntutan kualitas
b. Penghematan aspal yang merupakan bahan yang mahal dan terbatas
c. Optimalisasi  penggunaan aspal yang meluas
2. Jenis campuran
a. Kelompok beton aspal (asphalt concrete/AC)
o Gradasi baik/ well gradation
o Stabilitas tinggi
o Kekuatan utama  komposisi butiran
b. Kelompok mastik aspal ( split/stone mastic asphalt / SMA)
o Gradasi senjang / gap gradation
o Mastic (dibutuhkan serat/ fibre)  penyokong utama stabilitas
o Stabilitas dipengaruhi mastic  lebih kenyal
3. Metode
a. Cara Marshall
b. Cara Hubbard Field
c. Cara H Veem
d. Cara Smith triaxial
4. Pengertian / Batasan
campuran agregat dan aspal Dalam
Dipanaskan dahulu asphalt

Hot mix Ditakar/ditimbang, dicampur mixing plant


Diangkut Secara mekanis, alat : dump truck (DT),
Dihampar asphalt finisher, tandem roller(TR),
dipadatkan pneumatic tire roller(PTR),

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


5. Kriteria umum
a. cukup aspal, seluruh butiran agregat dapat terselimuti dengan baik
 agar antara butir butir agregat dapat saling mengikat dan
terlindung dari air
b. cukup stabil, mampu menahan gaya tanpa mengalami perubahan
bentuk (kenyal)  tidak terjadi deformasi pemanen
c. cukup rongga [void in mix/ VIM], tersedia tempat bagi
pengembangan aspal saat perubahan temperatur atau akibat beban
lalu-lintas
d. cukup workability, campuran mudah dikerjakan saat pengadukan/
pencampuran, penghamparan dan pemadatan.
6. Petunjuk umum untuk mengevalusi hasil percobaan
Stabilitas baik Stabilitas rendah
Rongga (voids) o Perbaiki komposisi o Tambah agregat
terlalu lecil gradasi kasar
o Kurangi debu o Tambah debu
mineral/ filler mineral
o Kurangi kadar aspal o Kurangi kadar aspal
Rongga cukup o Komposisi baik o Tamabah agregat
kasar
o tambah debu
mineral/ filler
o Kurangi kadar aspal
Rongga terlalu bersar o Tambah aspal o Tambah debu
o Tambah debu mineral
mineral o Tambah aspal
o Perbaiki komposisi o Perbaiki gradasi
gradasi

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


7. Rangkaian rencana campuran
a. Pemerikasaan sumber bahan
o Bahan baku sesuai syarat kualitas
o Stock pile mencukupi dengan kualitas sama
b. Rencana pendahuluan
o Gradasi campuran agregat mendekati nilai tengah dari batas
spesifikasi
o Komposisi yang didapat dijadikan dasar perhitungan harga/ biaya
produksi  pengajuan penawaran
c. Pemeriksaan atas hasil mix design
o Hasil point (b), sebagai dasar trial pelaksanaan di lapangan
o Hasil trial dianalisa sesuai spesifikasi  memenuhi criteria tidak
o Pemeriksaan (rutin) dilakukan terhadap
- bahan baku (sesuai kuantitas tertentu)
- pemeriksaan saat produksi campuran
- pemeriksaan sebelum dan sesudah campuran
dihampar dan dipadatkan.

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


8. Sifat sifat campuran

Sifat sifat yang ditinjau AC SMA


AC ATB ATSB/ HRS HRA
ATBL

Tahan terhadap keausan x

Open graded x x

Kedap x x x

Nilai structural x x x x

Stabilitas tinggi x x x x

Kekenyalan tinggi x x

Peka terhadap penyimpangan x

Keawetan/ durabilitas x x x

Gradasi menerus x x x

Kadar aspal cukup sedang kecil tinggi tinggi

Persyaratan Umum

Kepadatan lalu lintas


Jenis pemeriksaan
berat sedang ringan

Stabilitas (kg) 750 650 460

Flow (mm) 2-4 2 – 4,5 2–5

VIM ( % ) 3 -5 3-5 3–5

VFWA ( % ) 75 - 82 75 - 85 75 -82

Tumbukan (kali) 2 x 75 2 x 50 2 x 35

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


9. Persyaratan bahan
a. Agregat
o Kekerasan, keausan
- tidak mudah pecah dan berubah bentuk
- tahan terhadap pengaruh cuaca
- tahan terhadap pengaruh lalu lintas
- stabilitas konstruksi
o Kebersihan
- berssih dari tanah, debu dan bahan organic
- berpengaruh terhadap kelekatan (adesi & kohesi)
- berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas filler (plastisitas,
γ, volume)
o Bentuk dan tekstur permukaan
- berpengaruh terhadap stabilitas
- berpengaruh terhadap rongga dalam campuran
- kemudahan dalam pelaksanaan (workability)
- perubahan gradasi akibat pelaksanaan
o Porositas
 berpengaruh terhadap peresapan air pada pori agregat 
agregat sukar kering, , kebutuhan energi untuk pengeringan
 dapat menyebabkan bahaya floating aspal & material halus
pada permukaan surface course
 bahaya kondensasi uap air  berpengaruh pada adesi
 bertambahnya kebutuhan aspal
o Gradasi, akan berpengaruh langsung terhadap
 Rongga dalam campuran VIM
 Rongga dalam campuran terisi aspal (VFWA)
 Kepadatan (density)
 Stabilitas (stability)

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


b. Aspal
o Aspal berfungsi sebagai pengisi
 Selain sebagai pengikat/ binder aspal juga mengisi pori dalam
campuran, berpengaruh terhadap rongga terisi aspal
o Aspal berpengaruh terhadap
 Umur rencana,  adesi dan kohesi [tebal selimut aspal / film
asphalt ]
 Stabilitas  titik lembek, penetrasi, daktilitas.
 Kepadatan  berat jenis
 Workability  titik nyala-bakar, penetrasi, titik lembek
o Pemilihan jenis aspal
 Kondisi iklim
 Kepadatan lalu lintas
 Komposisi lalu lintas

10. Penentuan kadar aspal permulaan


a. asphalt institute formula
p : % aspal terhadap berat campuran

p = 0,035 A + 0,045 B + 0,18 C

A : % agregat tertahan # No. 8


B : % agregat lolos # No. 8 tertahan # No. 200
C : % agregat lolos # No. 200
b. Japan road association

p = 0,02 A + 0,065 B1 + 0,013 B2 + 0,11 C + 1,13

A : % agregat tertahan # No. 8 (2,38 mm)


B1 : % agregat lolos # No. 8 tertahan # No. 50 (0,279 mm)
B2 : % agregat lolos # No. 50 tertahan # No. 200 (0,074 mm)
C : % agregat lolos # No. 200

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


c. digunakan aspal cair/ cut back asphalt

p = 0,02 A + 0,07 B + 0,13 C + 0,2 D

A : % agregat tertahan # No. 50 (0,279 mm)


B : % agregat lolos # No. 50 tertahan # No. 100 (0,149 mm)

C : % agregat lolos # No. 100, tertahan # No. 200

D : % agregat lolos # No. 200

d. digunakan aspal emulsi

p = 0,05 A + 0,10 B + 0,50 C

A : % agregat tertahan # No. 8 (2,38 mm)


B : % agregat lolos # No. 50 tertahan # No. 200

C : % agregat lolos # No. 200

11. Suhu ( 0C ) penghamparan menurut tebal lapisan

Suhu Tebal Lapisan ( cm )


Konstruksi 0C
2 2,5 4 5 7,5 9 ≥ 10

15 – 20 149 143 141 135 129 124 121

20 – 27 143 141 138 132 129 124 121

27 – 32 138 135 132 129 127 121 121

> 32 135 132 129 127 124 121 121

break down 6 8 12 15 15 15 15
rolling

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


12. Kecepatan pemadatan (km/jam)

Jenis alat pemadat BR IR FR

Tandem roller ( TR ) 3 - 5

Pneumatic tire roller (PTR) - 5 -

note : BR: break down rolling, IR : intermediate rolling, FR : finished


rolling

13. Hasil akhir akan dipengaruhi

o Suhu  pencampuran  delivery  penghamparan  pemadatan


o Jenis alat pemadat  jenis konstruksi
o Berat alat pemadat  harus tepat sesuai kualitas bahan
o Skill operator
o Trial compaction
o Quality qontrol

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


14. TATA CARA PERHITUNGAN PARAMETER MARSHALL TEST

A. Sketsa hubungan berat dan volume specimen benda uji

Perbandingan Volume
Perbandingan Berat
Void /pori Vv Vv

Pac Wac AC : aspal Vac

100%
Pca Wca CA : ag kasar Vag
100%

Vag
Pfa Wfa FA : ag halus Vfa

Pfl Wfl Fl : filler Vfl

Catatan : V : volume/ isi W : weight/ berat, P : prosen %

W = Wac + Wca + Wfa + Wfl  dalam berat

= berat total

W = Pac + Pca + Pfa + Pfl  dalam prosen

= prosen total (100 %)

B. Pengertian rongga dalam campuran


o Campuran yang dipadatkan dalam kondisi yang bagaimanpun
tetap akan mempunyai pori yang terbentuk karena susunan
gradasi penyusunya.
o Rongga yang terbentuk  rongga dalam campuran/ void in mix
/ VIM

C. Blending proportion

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


D. Data yang diperlukan untuk perhitungan
a. Specific gravity masing masing unsur penyusun
i) Specific gravity aspal/bitumen  Gac
ii) Specific gravity coarse agregat  Gca
iii) Specific gravity fine agregat  Gfa
iv) Specific gravity filler  Gfl
v) Catatan : jumlahnya tergantung fraksi penyusunya.
b. Volume  merupakan volume benda dengan kondisi specimen
merupakan benda dalam kategori demensi tidak teratur 
specimen bagian tepi berupa bidang yang tidak rata, dan juga
specimen kadang mempunyai ukuran yang tidak simetris (akibat
penyimpanan)
o Volume bulk : yaitu volume yang diperhitungkan termasuk
volume pori yang ada pada agregat/campuran.
o Volume apparent : yaitu volume yang diperhitungkan tidak
termasuk pori yang mungkin ada pada agregat.
W
o Volume teoritis V 
G
Vbulk  Vv  Vac  Vca  Vfa  Vfl
Wac Wca Wfa Wfl
o Volume bulk   Vv    
Gac Gca Gfa Gfl
Pac Pca Pfa Pfl
 Vv    
Gac Gca Gfa Gfl

c. Berat jenis ( bulk density ) campuran


W W
o G  Gbulk 
V Vbluk

W
o  Gapp 
Vapp

o Catatan  Gbulk < Gapp


o Jumlah air yang diserap oleh pori butiran akan > dibanding
jumlah bitumen yang dapat diserap oleh agregat yang sama.

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


d. Specific gavity campuran agregat
100
Gag 
P1 P P
 2  3
G1 G2 G3

Wa
e. Bulk density ( Dbulk )  Db  Db 
Vb

f. Cara mencari Volume bulk : Vb

i) Permukaan benda uji rapat dan padat


Vb  Wssd  Ww  Wssd : berat benda uji ssd
Wa : berat benda uji di udara
Ww : berat benda uji di air
ii) Permukan benda uji banyak lobang dan atau berpori 
benda uji dilapisi dengan parafin
 W Wa 
Vb Wac  Wwc   ac 
 G 
 p 
Wac : berat benda uji + paraffin di udara
Wwc : berat benda uji + paraffin di air
Gp : berat jenis parafin
iii) Permukaan benda uji mempunyai permukaan halus dan
ukurannya tepat (presisi  tinggi dan ø)
Vb  1  D 2 t
4

g. Maximum teorical density (Dm)


Kepadatan maksimum teoritis (Dm) adalah kepadatan yang
diperoleh jika contoh dipadatkan sampai tidak terdapat lagi
rongga di dalam campuran.

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


W
Dm 
V
Wa
Dm  atau
Wac Wca W fa W fl
  
Gac Gca G fa G fl
100
Dm  atau
P1 P P P
 2  3  4
G1 G 2 G3 G 4
100
Dm 
Pac Pag

Gac Gag

h. Prosentase volume aspal terhadap campuran ( Vac )

Pac
Vac   Db
Gac

i. Prosentase volume agregat terhadap campuran ( Vag )

Wag 
100  Pac   D
b
Gag

j. Prosentase voids ( Vv ) voids in mix ( VIM )

Vv 100  Vac  Vag atau


 D  Db 
Vv   m   100
 Dm 

k. Prosentase voids terisi aspal voids filled with asphalt (VFWA)

Vac
VFWA 
Vv  Vac

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


E. Contoh hitumgan

Specific Komposisi agregat


Bahan gravity (G)

.gr/cc % thdp berat % thdp berat


total camp. total agregat
Bitumen - AC 1,02 6 -
Ag. Kasar - CA 2,58 52,0 55,3
Ag. Halus – FA 2,72 34,6 36,8
Filler - Fl 2,70 7,4 7,9
Total (%) - 100 100

Benda uji – campuran agregat + aspal  dipadatkan


o Tinggi : 2,44 inc.
o Diameter : 4,00 inc.
o Berat di udara :  Wa : 1174,7 gr.
o Berat di air :  Ww : 679,8 gr.
o Berat di udara ssd :  Ws : 1179,9 gr.

i) Specific gravity campuran agregat


100
Gag 
55,3 36,8 7,9
 
2,58 2,72 2,70
Gag  2,64

ii) Bulk density (Db )


Wa
Db 
W Ww
1174,7
Db 
1179,9  679,8
Db  2,349

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono


iii) Kepadatan maksimum teoritis (Dm )

100
Dm 
6,0 94

1,02 2,64
D  2,41

6
Vac 
iv) . 1,02
Vac  13,65%

Vag 
100  6  2,32
v) . 2,64
Vag  82,61%

Vv 
2,41 2,32
vi) . 2,42
Vv  3,73%  VIM

13,65
VFWA 
vii) . 13,65  3,73
VFWA  78,54%

F. Pembacaan data laboratorium


o Stabilitas  Q : pembacaan dial
Q’ = Q x kalibrasi alat x koreksi tebal
o Flow  pembacaan dial (dalam mm atau 0,01” )
o Marshall quotient  MQ
Q i  9,8
MQ  kn / mm
100F
o Penggambaran  penentuan hasil JMF

PJR - Rancangan Campuran djoko sarwono

Anda mungkin juga menyukai